Dokumen tersebut membahas beberapa faktor lingkungan yang perlu diperhatikan dalam perencanaan perumahan seperti kelengkungan tanah, air bersih, pondasi, perkolasi tanah, banjir, prasarana kota, dan jarak ke kawasan urban. Faktor-faktor tersebut penting untuk menentukan tipe permukiman, biaya pembangunan, dan mencegah masalah di masa depan.
2. TAPAK / LINGKUNGAN
YANG HARUS DIPERHATIKAN :
Kelerengan / kemiringan
Air Bersih
Pondasi
Perkolasi (Daya Serap) Tanah
Banjir
Prasarana Kota
Jarak Tempuh ke kawasan urban lainnya
3. KELERENGAN / KEMIRINGAN
Masalah yang dapat terjadi bila tanah
terlalu landai :
Air permukaan tidak mengalir
Persyaratan teknis untuk instalasi air kotor
Masalah Konstruksi
4. KELERENGAN / KEMIRINGAN
3 (Tiga) Klasifikasi Kelerengan Lahan :
0o
6o
- 5o
- 15o
1.
2.
3. Diatas 15o
Untuk perumahan biasanya klasifikasi no 1 & 2
6. KELERENGAN / KEMIRINGAN
Bila bangunan dibangun di atas lahan
dengan kemiringan lebih dari 15o, maka
biaya akan jauh lebih mahal karena adanya
proses cut and fill
Bila kemiringan lahan lebih dari 30o, maka
biasanya tidak ada bangunan dan digunakan
untuk jalur hijau.
7. Cut and Fill atau Gali dan Urug adalah proses
pengerjaan tanah di mana sejumlah massa tanah digali untuk
kemudian ditimbun di tempat lain. Cut and fill cenderung
terencana sehingga jumlah tanah yang dibuang ke atau diambil
dari tempat lain minimal sehingga mengurangi biaya
transportasi.
8.
9. Tanah dengan kemiringan seseuai peta :
6o - 150
0o - 50
J A L A N
6o - 150
16o - 300
Biasa
Lahan Mahal, Untuk
Rumah mahal / Villa
Terlalu curam,
Untuk Jalur Hijau
Untuk permukiman
11. Skor dan bobot pada parameter Morfologi menurut Van Zuidam, 1983.
12. Secara khusus pondasi dan kegunaannya adalah:
-Pondasi telapak untuk rumah panggung
-Pondasi rollag bata untuk bangunan sederhana
-Pondasi batu kali untuk bangunan sederhana 1-2 lantai
-Pondasi batu bata untuk bangunan sederhana
-Pondasi tapak atau ceker ayam untuk bangunan bertingkat 2-3
Lantai
-Pondasi sumuran untuk bangunan bertingkat 3-4 lantai
-Pondasi bored pile atau strauss pile untuk bangunan bertingkat
-Pondasi tiang pancang atau paku bumi untuk bangunan
bertingkat
Pondasi yang paling sering digunakan untuk rumah minimalis
pada lahan yang wajar tidak perlu rekayasa teknis yaitu Pondasi
Batukali
13. PERKOLASI TANAH
Jika Air tanah cukup tinggi, maka
perkolasi tanah tidak baik, misal di Jakarta
Utara.
Air Tanah Tinggi, tidak dapat
mengandalkan sistem resapan air biasa
untuk air kotor
Untuk pembuangan air kotor biasanya
digunakan SISTEM GRAVITASi
14. PERKOLASI TANAH
Bila kemiringan tanah dibanding kelandaian
air kotor jaraknya jauh, maka pipa letaknya
dalam dan digunakan pompa untuk
mengumpulkan air kotor tersebut untuk
dialirkan keluar
PERMUKAAN TANAH
ALIRAN AIR KOTOR
POMPA
PIPA
15. B A N J I R
JENIS BANJIR DIBAGI ATAS :
1. BANJIR TAHUNAN
2. BANJIR 10 TAHUNAN
3. BANJIR 50 TAHUNAN
4. BANJIR 100 TAHUNAN
JAKARTA MASUK KATEGORI MANA ?
16. B A N J I R
Banjir besar dapat disebabkan karena
pasang laut / daya tarik bulan bersamaan
dengan curah hujan yang besar
PETA BANJIR : untuk menentukan
bangunan yang akan dibangun, daerah
mana yang dapat dibangun, serta
bagaimana mempersiapkan infrastrukturnya.
17. PRASARANA KOTA
Yang termasuk
dalam Prasarana
Kota :
Transportasi
Air Bersih
Air Kotor
Sampah
Listrik
Telepon, dsb
Banyaknya macam
prasarana kota
dalam suatu
kawasan
permukiman
tergantung pada
besaran tapak dan
jumlah
penduduknya
18. KETENTUAN PEMBANGUNAN UNTUK GUNA LAHAN PERUMAHAN
PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN PERDESAAN
Guna lahan perumahan dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan kepadatannya, yaitu :
1. perumahan kepadatan tinggi (BPK-1-1),
2. perumahan kepadatan sedang (BPK-1-2), dan
3. perumahan kepadatan rendah (BPK-1-3).
4. Permukiman perdesaan/Perkampungan (BPD)
Ketentuan Pembangunan untuk Guna Lahan Perumahan
PENGGUNAAN LAHAN
KDB
MAKS
(%)
KLB
MAKS
KDH MIN
(%)
GSB
DEPAN
(m)
GSB
SAMPING
(m)
TINGGI
BANGUNAN
(lantai)
BPK-1-1 50 1.0 40.0 R R B
BPK-1-2 60 1.2 28.0 R R B
BPK-1-3 60 2.4 28.0 R R B
BPD 40 0.4 52.0 R R B
B = bergantung pada letak bangunan tersebut, dengan prinsip bahwa tinggi maksimum bangunan
adalah pada bidang kemiringan 450 dari sumbu (as) jalan.
R = dihitung menggunakan rumus yang sesuai.
G U N A L A H A N