Teori belajar kognitif menekankan proses internal dalam belajar seperti persepsi dan pemahaman. Tokoh utamanya antara lain Piaget, Bruner, dan Ausubel yang membahas perkembangan kognitif dan implikasinya dalam pembelajaran.
1. METODE BELAJAR
KOGNITIVISTIK
Disusun Oleh : SHANDY ALVIANO JUFRI (2323010109)
Program Studi S2 Pendidikan Matematika
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA)
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
METODE PEMBELAJARAN
KOGNITIVISTIK
2. PENDAHULUAN
• Definisi Teori Belajar Kognitif
• Prinsip Dasar Teori Belajar
Kognitif
TOKOH - TOKOH
• Jean Piaget
• Jerome Bruner
• David Ausubel
IMPLIKASI
Aplikasi Teori Belajar Kognitif
Dalam Pembelajaran.
KELEBIHAN DAN
KELEMAHAN
• Kelebihan Teori Belajar Kognitif
• Kelemahan Teori Belajar Kognitif
DAFTAR ISI
3. Definisi Belajar Menurut Teori Belajar Kognitivistik
satu teori diantara teori-teori
belajar dimana belajar
adalah pengorganisasian
aspek-aspek kognitif dan
persepsi untuk memperoleh
pemahaman.
TEORI BELAJAR
tingkah laku seseorang ditentukan
oleh persepsi dan pemahamannya
tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan, dan perubahan
tingkah laku, sangat dipengaruhi oleh
proses belajar berfikir internal yang
terjadi selama proses belajar.
MELIBATKAN PROSES INTERNAL
Berasal dari Bahasa latin “Cogitare”
yang artinya BERFIKIR
KOGNITIF
Kognitif populer sebagai salah
satu wilayah psikologi
manusia/satu konsep umum yang
mencakup semua bentuk
pengenalan yang meliputi setiap
perilaku mental yang
berhubungan dengan masalah
pemahaman, memperhatikan,
memberikan, menyangka,
pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah,
kesengajaan, pertimbangan,
membayangkan,memperkirakan,
berpikir dan keyakinan.
PSIKOLOGI
SECARA
BAHASA
SECARA
ISTILAH
4. PRINSIP DASAR KOGNITIVISTIK
PEMBELAJAR
AKTIF DALAM
UPAYA UNTUK
MEMAHAMI
PENGALAMAN
BELAJAR
MEMBANGUN
PEMAHAMAN
DARIPADA
HAFALAN
PEMAHAMAN
BAHWA
PELAJAR
MENGEMBANG
KAN
PENGETAHUAN
TERGANTUNG
PADA APA
YANG TELAH
MEREKA
KETAHUI
BELAJAR
ADALAH
PERUBAHAN
DALAM
STRUKTUR
MENTAL
SESEORANG
HAKEKAT BELAJAR MENURUT TEORI KOGNITIF DIJELASKAN SEBAGAI SUATU
AKTIVITAS BELAJAR YANG BERKAITAN DENGAN PENATAAN INFORMASI,
REORGANISASI PERSEPTUAL, DAN PROSES INTERNAL.
5. TEORI
BELAJAR
KOGNIVISTIK
TEORI BELAJAR KOGNITIVISTIK
LEBIH MEMENTINGKAN PROSES
DIBANDINGKAN HASIL
TEORI INI
DISEBUT
JUGA MODEL
PERSEPTUAL
Model belajar kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh
persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya. Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu
dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
6. 1896 - 1980
JEAN PIAGET
1915 - 2016.
JEROME BRUNER
1918 - 2008
DAVID AUSUBEL
TOKOH TEORI BELAJAR KOGNITIF
7. J E A N
1 8 9 6 - 1 9 8 0
K O G N I T I F
T O K O H T E O R I B E L A J A R
P I A G E T
8. PERKEMBANGAN KOGNITIF
SUATU PROSES GENETIK
suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis
perkembangan sistem syaraf manusia,
BERSKALA DENGAN USIA
Dengan makin bertambahnya umur seseorang, maka makin
komplekslah susunan sel syarafnya dan makin meningkat pula
kemampuannya.
DAYA PIKIR ANAK BERBEDA USIA
daya pikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan
berbeda pula secara kualitatif
TIDAK TERUKUR SECARA KUANTITATIF
Karena proses belajar juga melibatkan perkembangan dan
mekanisme biologi, maka perkembangan kognitif murid tidak
dapat dinyatakan secara Kuantitatif
9. PROSES PERKEMBANGAN KOGNITIF
ASIMILASI AKOMODASI EKUILIBRASI
Proses penyesuaian struktur kognitif ke
dalam situasi yang baru.
Akomodasi Adalah :
Proses pengintegrasian atau penyatuan
informasi baru ke dalam struktur
kognitif yang telah dimiliki oleh individu
Asimilasi Adalah :
Penyesuaian berkesinambungan antara
asimilasi dan akomodasi
Ekuilibrasi Adalah :
10. PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
01
02
03
04
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari
kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana.
TAHAP SENSORIMOTOR (USIA 0 – 2 TAHUN)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah
pada penggunaan simbol atau bahasa tanda, dan
mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap
ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan
intuitif. .
TAHAP PRA OPERASIONAL (USIA 2-7/8 TAHUN)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan
ditandai adanya reversible dan kekekalan.
Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan
tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit
TAHAP OPERASIONAL KONKRIT (USIA 7/8 – 11/12 TAHUN)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak
sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan
menggunakan pola berpikir “kemungkinan”.
Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan
kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan
mengembangkan hipotesa.
TAHAP OPERASIONAL FORMAL (USIA 11/12 – 18 TAHUN)
Secara umum, semakin tinggi tahap perkembangan kognitif seseorang akan semakin
teratur dan semakin abstrak cara berpikirnya.
Guru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangan kognitif para muridnya agar
dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajarannya sesuai dengan tahap-
tahap tersebut.
11. IMPLIKASI TEORI PIAGET
01
03
05
02
04
06
#6
Guru seharusnya memahami
tahap-tahap perkembangan kognitif para
muridnya agar dalam merancang dan
melaksanakan proses pembelajarannya
sesuai dengan tahap-tahap tersebut.
#1
Bahasa dan Cara Berpikir Anak berbeda
dengan orang dewasa
#4
Berikan Anak Peluang Belajar sesuai
dengan tahap perkembangannya
#2
Anak – Anak akan belajar lebih baik bila
dapat menghadapi lingkungan dengan
baik
#3
Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan
sebagai bahan baru tetapi tidak asing
#5
Didalam kelas, anak – anak hendaknya diberi
peluang untuk saling berdiskusi dengan teman
– teman nya
12. AKTIVITAS PEMBELAJARAN PIAGET
PROSES BELAJAR
PIAGET
Mengembangkan
Metode
Pembelajaran Untuk
Merangsang
Kreativitas dan Cara
Berpikir Siswa
#5
Menentukan Topik –
Topik Yang Dapat
Dipelajari Siswa
Secara Aktif
#3
Menentukan Tujuan
Pembelajaran
#1
Melakukan Penilaian
Proses Dan Hasil
Belajar Siswa
#6
Menentukan
Kegiatan Belajar
Yang Relevan
Dengan Topik - Topik
#4
Memilih Materi Yang
Relevan
#2
13. J E R O M E
1 9 1 5 - 2 0 1 6
K O G N I T I F
T O K O H T E O R I B E L A J A R
B R U N E R
14. PERKEMBANGAN KOGNITIF
ditandai dengan adanya kemajuan
dalam menanggapi suatu rangsangan
1. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
tergantung pada perkembangan sistem
penyimpanan informasi secara realis.
2. PENINGKATAN PENGETAHUAN
secara sistematis antara pembimbing,
guru atau orang tua dengan anak
diperlukan bagi perkembangan
kognitifnya
4. INTERAKSI
adalah kunci perkembangan kognitif,
karena bahasa merupakan alat
komunikasi antara manusia. Untuk
memahami konsep-konsep yang ada
diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan
untuk mengkomunikasikan suatu
konsep kepada orang lain
5. BAHASA
meliputi perkembangan kemampuan
berbicara pada diri sendiri atau pada
orang lain melalui kata-kata atau
lambang tentang apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan
dilakukan. Hal ini berhubungan dengan
kepercayaan pada diri sendiri
3. PERKEMBANGAN INTELEKTUAL
ditandai dengan kecakapan untuk
mengemukakan beberapa alternatif
secara simultan, memilih tindakan yang
tepat, dapat memberikan prioritas yang
berurutan dalam berbagai situasi.
6. PERKEMBANGAN KOGNITIF
15. FREE DISCOVERY LEARNING
DALAM MEMANDANG PROSES BELAJAR, BRUNER MENEKANKAN ADANYA
PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP TINGKAH LAKU SESEORANG.
PANDANGAN
Jika PIAGET menyatakan
bahwa perkembangan
kognitif sangat
berpengaruh terhadap
perkembangan bahasa
seseorang, maka
BRUNER menyatakan
bahwa perkembangan
bahasa besar
pengaruhnya terhadap
perkembangan kognitif.
ASUMSI DASAR
Asumsi dasar teori kognitif
ini adalah setiap orang telah
memiliki pengetahuan dan
peng- alaman dalam dirinya.
Pengalaman dan
pengetahuan ini tertata
dalam bentuk struktur
kognitif
CONTOH
Untuk memahami konsep
KEJUJURAN, siswa pertama-
tama tidak menghafal definisi kata
tersebut, tetapi mempelajari
contoh-contoh konkret tentang
kejujuran.
Dari contoh-contoh itulah siswa
dibimbing untuk mendefinisikan
kata "KEJUJURAN"
Dengan teorinya yang disebut Free Discovery Learning, bertitik tolak pada teori belajar kognitif, yang
menyatakan belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan ini tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang dapat diamati.
ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui
contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
16. ENAKTIF (0-2 Tahun) IKONIK (2-4 Tahun) SIMBOLIK (5-7 Tahun)
Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya
melihat lingkungan, yaitu :
1. TAHAP ENAKTIF, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami
lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan
motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya.
2. TAHAP IKONIK, seseorang memahami obyek-obyek atau dunianya melalui gambar-gambar dan
visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3. TAHAP SIMBOLIK, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasangagasan abstrak yang
sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia
sekitarnya anak belajar melalui symbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya
"Learners are encouraged to discover
facts and relationships for themselves."
JEROME BRUNER
17. KURIKULUM SPIRAL
KURIKULUM SPIRAL
Memakan Waktu Bagi Desainer
Pendidikan, Tidak Relevan Untuk
Kursus Singkat, Beresiko ‘Teacher-
Centered”
KEKURANGAN
• SIKLUS
• MENINGKATKAN KEDALAMAN
• PENGGUNAAN PENGETAHUAN
SEBELUMNYA
PRINSIP UTAMA
Materi yang dibahas sama dan
berulang tetapi dengan cakupan
yang lebih rinci dan mendalam
KARAKTERISTIK
Materi Pelajaran diberikan setahap demi setahap dari yang
sederhana hingga kompleks, dimana materi yang telah diberikan
sebelumnya dapat muncul kembali secara terpadu di dalam suatu
materi baru yang dikembangkan
DEFINISI
Terjadi Integrasi dan Kolaborasi
Pengetahuan, Pembelajaran
menjadi dalam dan logis
KELEBIHAN
18. AKTIVITAS PEMBELAJARAN BRUNER
#7
Melakukan Penilaian
Proses dan Hasil
Belajar Siswa
Mengembangkan
Bahan – Bahan
Pembelajaran
#5
Memilih Materi
Pelajaran Yang
Sesuai
#3
Menentukan Tujuan
Pembelajaran
#1
Mengatur Topik
Pelajaran Dari Yang
Sederhana ke
Kompleks.
Dari Yang Konkret
ke Abstrak, Dari
Enaktif, Ikonik dan
Simbolik
#6
Menentukan Topik –
Topik Yang Dapat
Dipelajari Siswa
Secara Induktif
#4
Melakukan Identifikasi
Karakteristik Siswa
#2
19. D A V I D
1 9 1 8 - 2 0 0 8
K O G N I T I F
T O K O H T E O R I B E L A J A R
AUSUBEL
20. DIMENSI BELAJAR
tentang cara siswa mengkaitkan materi yang
diberikan dengan struktur kognitif yang telah
dimilikinya. Jika siswa dapat menghubungkan atau
mengkaitkan informasi itu pada pengetahuan yang
telah dimilikinya maka dikatakan terjadi belajar
bermakna. Tetapi jika siswa menghafalkan informasi
baru tanpa menghubungkan pada konsep yang telah
ada dalam struktur kognitifnya maka dikatakan
terjadi belajar hafalan
DIMENSI 2
DIMENSI 1
tentang cara penyajian informasi atau materi kepada
siswa. Demensi ini meliputi belajar penerimaan yang
menyajikan informasi itu dalam bentuk final dan
belajar penemuan yang mengharuskan siswa untuk
menemukan sendiri sebagian atau seluruh materi
yang diajarkan
Setiap pengetahuan yang dimiliki oleh pembelajar disimpan dalam memori. Namun, pengetahuan yang tersimpan
kadang bertahan lama kadang tidak. Pengetahuan dapat disimpan dalam bentuk hafalan dan pengetahuan yang
bermakna. Menurut Ausubel, penyimpanan pengetahuan bermakna dan pengetahuan menghafal adalah berbeda.
Menurut David P. Ausubel, ada dua Dimensi belajar yaitu :
Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal.
Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi
siswa. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam
bentuk struktur kognitif.
21. TIPE BELAJAR MENURUT AUSUBEL
Belajar Dengan Penemuan Yang Bermakna
Informasi yang dipelajari, ditentukan secara bebas oleh
peserta didik. Peserta didik itu kemudian
menghubungkan pengetahuan yang baru itu dengan
struktur kognitif yang dimiliki
1
Belajar Dengan Penemuan Tidak Bermakna
Informasi yang dipelajari, ditentukan secara bebas oleh
peserta didik, kemudian ia hanya menggunakan panca
indra untuk menghafalnya
2
Belajar Menerima Yang Bermakna
Informasi yang telah tersusun secara logis disajikan
kepada peserta didik dalam bentuk final/ akhir, peserta
didik kemudian menghubungkan pengetahuan yang
baru itu dengan struktur kognitif yang dimiliki.
3
Belajar Menerima Yang Tidak Bermakna
Dari setiap tipe bahan yang disajikan kepada peserta
didik dalam bentuk final. Peserta didik tersebut
kemudian menghafalkannya. Bahan yang disajikan tadi
tanpa memperhatikan pengetahuan yang dimiliki peserta
didik.
4
22. SYARAT BELAJAR BERMAKNA
MATERI
PELAJARAN
LOGIS
SISWA NIAT
UNTUK BELAJAR
BERMAKNA
STRUKTUR KOGNITIF
YANG RELEVAN
merupakan materi yang nonarbitrar dan substantif
Materi yang nonarbitrar adalah materi yang
konsisten dengan yang telah diketahui, sedangkan
materi yang substantive adalah materi yang dapat
dinyatakan dalam berbagai cara tanpa mengubah
artinya
Gagasan-gagasan yang relevan harus
terdapat dalam struktur kognitif siswa.
Dalam hal ini harus diperhatikan
pengalaman anak-anak, tingkat
perkembangan intelektual mereka,
intelegensi dan usia.
Dengan demikian siswa
mempunyai kesiapan dan
niat untuk belajar
bermakna. Jadi
tujuan siswa merupakan
faktor utama dalam belajar
bermakna
23. PRINSIP TEORI AUSUBEL
DIFERENSIASI
PROGRESIF
#2
Selama belajar
bermakna berlangsung
perlu terjadi
pengembangan konsep
dari umum ke
khusus.
BELAJAR
SUPERORDINAT
#3
Belajar superordinat
terjadi apabila konsep-
konsep yang telah
dipelajari sebelumnya
dikenal sebagai unsur-
unsur dari suatu
konsep yang lebih luas
ADVANCE
ORGANIZER
#1
Mengarahkan para
siswa ke materi yang
akan dipelajari dan
mengingatkan siswa
pada materi
sebelumnya yang dapat
digunakan
REKONSILIASI
INTEGRATIF
#4
Proses Integrasi
pengetahuan dari
Diferensiasi Progresif
dan Konsep – Konsep
Superordinatnya
24. APLIKASI PEMBELAJARAN KOGNITIF
Siswa bukan sebagai orang dewasa yang
muda dalam proses berpikirnya.
Mereka mengalami perkembangan kognitif
melalui tahap-tahap tertentu
#1
Untuk menarik minat dan meningkatkan
retensi belajar perlu mengkaitkan
pengalaman atau informasi baru dengan
setruktur kognitif yang telah dimiliki
si belajar.
#4
Keterlibatan siswa secara aktif dalam
belajar amat dipentingkan, karena hanya
dengan mengaktifkan siswa maka proses
asimilasi dan akomodasi pengetahuan
dan pengalaman dapat terjadi dengan baik
Adanya perbedaan individual pada diri
siswa perlu diperhatiakan, karena faktor
ini sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa. Perbedaan tersebut
misalnya pada motivasi, persepsi,
kemampuan berpikir, pengetahuan awal,
dan sebagainya
#3
Pemahaman dan retensi akan meningkat
jika materi pelajaran disusun dengan
menggunakan pola atau logika tertentu,
dari sederhana ke kompleks.
#5
Belajar memahami akan lebih bermakna
dari pada belajar menghafal. Agar
bermakna, informasi baru harus
disesuaikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa.
Tugas guru adalah menunjukkan
hubungan antara apa yang sedang
dipelajari dengan apa yang telah diketahui
siswa.
#6
Anak usia pra sekolah dan awal sekolah
dasar akan dapat belajar dengan baik,
terutama jika menggunakan benda-benda
kongkrit.
#2
Main
25. S W
s
Teori kognitif ini dapat meningkatkan
kemampuan siswa untuk memecahkan
masalah (problem solving) karena siswa
dilatih untuk berfikir secara kritis
MELATIH PROBLEM SOLVING
Siswa tidak hanya menanggapi dan
menerima rangsangan, tetapi mengolah
informasi dan berpikir untuk menghasilkan
ide dan mengembangkan pengetahuan
SISWA KREATIF DAN MANDIRI
Karena berfokus pada daya ingat, Teori kognitif menganggap
semua siswa memiliki kemampuan daya ingat yang sama dan
itu tidak dibedakan sama sekali. Teori Kognitif tidak memandang
keunikan dan daya tangkap setiap individu berbeda
ASUMSI BAHWA INDIVIDU MEMILIKI DAYA INGAT SERAGAM
Metode ini kebanyakan hanya relevan pada Pendidikan tingkat dasar dan
menengah, dan kurang relevan pada Pendidikan tingkat lanjut
TIDAK MENYELURUH UNTUK SEMUA LEVEL PENDIDIKAN
W
Siswa memahami materi dan contoh melalui
hasil analisis, observasi dan pemahaman
terhadap aktivitasnya sendiri. Aktivitas yang
dilakukannya memberikan feedback
terhadap perubahan cara pemikirannya yang
lebih luas
MELATIH BERFIKIR KRITIS
Pada Pendidikan vokasi yang mengedepankan pengetahuan
dari praktek, metode kognitif sulit untuk diterapkan tanpa
dibarengi dengan metode pembelajaran lainnya
TIDAK RELEVAN UNTUK PENDIDIKAN VOKASI
Siswa bertanggung jawab atas apa yang
mereka pelajari, melalui teori kognitif mereka
terbiasa dilatih untuk berpikir dengan hati-
hati dan bertanggung jawab
BELAJAR TANGGUNG JAWAB
Teori Kognitif menekankan siswa sebagai individu
aktif dalam pembelajaran, suatu proses yang
menitikberatkan pada bagaimana siswa mengingat,
mencari dan menyimpan informasi dalam
ingatannya
MEMUDAHKAN PEMAHAMAN MATERI
Terkadang teori kognitif ini tidak memperhatikan
bagaimana siswa belajar atau mengembangkan
pengetahuan dan bagaimana siswa mencarinya, karena
pada dasarnya setiap siswa memiliki cara yang berbeda
PERHATIAN DALAM MENGEMBANGKAN
MATERI