SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
TEORI BELAJAR
KOGNITIF
PANDANGAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
•Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah
laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan
dengan tujuan belajarnya.
•Belajar merupakan perubahan persepsi dan
pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak.
•Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses
interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan, proses
yang mengalir, bersambung dan menyeluruh ( Siregar & Hartini,
2010).
•Belajar dipandang sebagai usaha untuk mangerti sesuatu yang
dilakukan secara aktif oleh peserta didik.
•Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari
informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan,
mempratekkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.
•Ilmu pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan
keberhasilan mempelajari informasi/ pengetahuan yang baru.
RUMUSAN DAN AHLI TEORI BELAJAR KOGNITIF
1.Teori Tahap-tahap perkembangan yang
dikemukakan oleh J. Piaget,
2.Teori Advance organizer oleh Ausubel,
3.Teori Pemahaman konsep oleh Bruner,
4.Teori Hirarkhi belajar oleh Gagne, dan
5.Teori Webteaching oleh Norman,
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL MENURUT PIAGET
1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya
yang sederhana.
Kemampuan yang dimilikinya antara lain:
1. Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan obyek di
sekitarnya.
2. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara.
3. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama.
4. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya
5. Memperhatikan obyek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
2. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun)
Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada
penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai
berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini
dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif.
•Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu
menggunakan bahasa dalam mengembangkan
konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
•Karakteristik tahap ini adalah:
1.Self counter nya sangat menonjol.
2.Dapat mengklasifikasikan obyek pada tingkat dasar secara
tunggal dan mencolok.
3.Tidak mampu memusatkan perhatian pada obyek-obyek
yang berbeda.
4.Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria,
termasuk kriteria yang benar.
5.Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak
dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.
•Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah
dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada
kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan
sering tidak diungkapkan dengan kata-kata.
•Karakteristik tahap ini adalah:
1. Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori obyek, tetapi kurang
disadarinya.
2. Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang
lebih kompleks.
3. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide.
4. 4. Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia
mengerti terhadap sejumlah obyek yang teratur dan cara
mengelompokkannya.
Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6
tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami
bahwa jumlah obyek adalah tetap sama meskipun obyek itu
dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
3. TAHAP OPERASIONAL KONKRIT (UMUR 7 ATAU 8-
11 ATAU 12 TAHUN)
• Ciri pokok: anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis,
dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan
berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit.
• Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi obyek atau
gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan
proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih
efektif.
• Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah
dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan
kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya.
•Anak mampu menangani sistem klasifikasi. Namun
sungguhpun anak telah dapat melakukan pengklasifikasian,
pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems)
ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang
terkandung di dalamnya.
•Meskipun demikian, taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan
maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik
perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir
anak perlu diberi gambaran konkrit, sehingga ia mampu
menelaah persoalan.
•Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih memiliki
masalah mengenai berpikir abstrak.
4. TAHAP OPERASIONAL FORMAL (UMUR 11/12-18
TAHUN)
•Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah
mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan
pola berpikir “kemungkinan”.
•Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan
inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan
menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan
hipotesa.
• Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat:
1. Bekerja secara efektif dan sistematis.
2. Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua
kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat
merumuskan beberapa kemungkinan.
3. Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional
tentang C1, C2, dan R misalnya.
4. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini
mula-mula Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai formal operations
paling lambat pada usia 15 tahun.
Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa
banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum
dapat melakukan formal-operations.
TEORI BELAJAR MENURUT JEROME BRUNER
(1915-2016)
Jerome Bruner adalah seorang pengikut setia Teori Belajar
Kognitif, khususnya dalam studi perkembangan fungsi
kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia
sebagai berikut:
•Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan
dalam menanggapi suatu rangsangan.
•Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan
sistem penyimpanan informasi secara realis.
•Perkembangan intelektual meliputi perkembangan
kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain
melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah
dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini
berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
•Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang
tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya.
•Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa
merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami
konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan
untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain.
•Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk
mengemukakan beberapa alternatif secara simultan, memilih
tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang
berurutan dalam berbagai situasi.
•Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan
adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku
seseorang.
•Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia
mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan
baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau
pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam
kehidupannya.
• Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui
tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu;
enactif, ikonik, dan symbolic.
1. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan
motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan
sebagainya.
2. Tahap ikonik, seseorang memahami obyek-obyek atau dunianya
melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam
memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk
perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
3. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh
kemampuannya dalam berbahasa dan logika.
Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui
simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem
simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berpikirnya,
semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak
berarti ia tidak lagi menggunakan sistem enaktif dan ikonik.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu bukti masih diperlukannya sistem enaktif dan ikonik
dalam proses belajar.
•Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat
ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan
menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang
tersebut.
•Gagasannya mengenai kurikulum spiral (a spiral curriculum)
sebagai suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran
tingkat makro, menunjukkan cara mengurutkan materi
pelajaran mulai dari mengajarkan meteri secara umum,
kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang
sama dalam cakupan yang lebih rinci.
• Menurut Bruner, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah
lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis,
kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif.
• Padahal berpikir intuitif sangat penting bagi mereka yang
menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dan sebagainya, sebab
setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang
harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar.
• Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan
hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada
suatu kesimpulan (discovery learning).
TEORI BELAJAR BERMAKNA DAVID
AUSUBEL (1918-2008)
•Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak
menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal.
Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa. Belajar
seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa.
•Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur
kognitif. Struktur kognitif merupakan struktur organisasional
yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan
unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu
unit konseptual.
•Teori Belajar Kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada
konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru
merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki
siswa. Yang paling awal mengemukakan konsepsi ini adalah
Ausubel.
•Dikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan
seseorang dalam struktur hirarkhis. Ini berarti bahwa
pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak
membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan konkrit.
•Demikian juga pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang
diperoleh lebih dulu oleh seseorang, akan dapat memudahkan
perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci.
•Advance organizers yang juga dikembangkan oleh
Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur
kognitif di dalam merancang pembelajaran.
•Penggunaan advance organizers sebagai kerangka isi
akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
mempelajari informasi baru, karena merupakan
kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-
konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan
hubungannya dengan materi yang telah ada dalam
struktur kognitif siswa.
• Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang dikemukakan
oleh Ausubel tersebut, dikembangkanlah oleh para pakar Teori Belajar
Kognitif suatu model yang lebih eksplisit yang disebut dengan skemata.
• Sebagai struktur organisasional, skemata berfungsi untuk
mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau
sebagai tempat untuk mengkaitkan pengetahuan baru. Atau dapat
dikatakan bahwa skemata memiliki fungsi ganda, yaitu:
1. Sebagai skema yang menggambarkan atau merepresentasikan
organisasi pengetahuan. Seseorang yang ahli dalam suatu bidang
tertentu akan dapat digambarkan dalam skemata yang dimilikinya.
2. Sebagai kerangka atau tempat untuk mengkaitkan atau
mencantolkan pengetahuan baru.
PENERAPAN TEORI BELAJAR KOGNITIF
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
•Teori Belajar Kognitif menekankan pada proses
perkembangan siswa. Meskipun proses perkembangan siswa
mengikuti urutan yang sama, namun kecepatan dan
pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda.
•Dalam proses pembelajaran, perbedaan kecepatan
perkembangan mempengaruhi kecepatan belajar siswa, oleh
sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi tidak dapat
dihindarkan. Pertukaan gagasan menjadi tanda bagi
perkembangan penalaran siswa.
•Menurut piaget, anak bukanlah orang dewasa mini, anak
tidak mengetahui sebanyak apa yang diketahui oleh orang
dewasa, akan tetapi anak melihat dunia dengan cara yang
berbeda dan berinteraksi secara berbeda pula.
•Hakekat belajar menurut Teori Belajar Kognitif dijelaskan
sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaian dengan
penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses
internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori
belajar kognitif ini sudah banyak digunakan.
• Kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya.
Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap- tahap tertentu.
2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan
baik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit.
3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena
hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi
pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik.
4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu
mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan setruktur kognitif
yang telah dimiliki si belajar.
5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran
disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari
sederhana ke kompleks.
6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar
menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan
dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas
guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang
dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa.
7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatiakan,
karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa.
Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan
berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya
•Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya,
proses belajar menurut Piaget terjadi melalui tahapan
asimilasi, akomodasi dan equilibirasi.
•Sebagai contoh (www.nblognlife.com) siswa yang telah
memahami prinsip pengurangan, ketika siswa tersebut
mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses
pengintegrasian antara prinsip pengurangan yang sudah
dikuasainya dengan prinsip pembagian (informasi baru).
Inilah yang disebut proses asimilasi.
•Jika siswa tersebut diberikan soal-soal pembagian, maka
situasi ini disebut akomodasi. Hal ini berarti siswa tersebut
sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip
pembagian dalam situasi yang baru dan spesifik.
•Dalam learning and teaching information
(www.funderstanding.com), dijelaskan bahwa Piaget melihat
transisi perkembangan terjadi pada sekitar 18 bulan, 7 tahun
dan 11 atau 12 tahun.
•Hal ini dapat diartikan bahwa sebelum usia ini anak-anak
tidak mampu (seberapa cerdaspun mereka) untuk memahami
hal-hal dengan cara-cara tertentu.
6 TAHAP PEMBELAJARAN DI KELAS
BERDASARKAN TEORI PIAGET
• Gunakan contoh pendukung dan alat-alat visual jika memungkinkan.
• Buat petunjuk pembelajaran yang tidak terlalu panjang, gunakan lebih
banyak contoh daripada kata-kata.
• Jangan berharap siswa melihat dunia dari sudut pandang orang lain,
karena siswa memiliki sudut pandang sendiri.
• Peka terhadap kemungkinan bahwa siswa mungkin memiliki pemahaman
yang berbeda terhadap kata yang sama atau pemahaman yang sama
terhadap kata yang berbeda. Siswa juga seringkali mengharapkan orang
dewasa untuk memahami kata-kata yang mereka ucapkan.
5.Berikan latihan langsung kepada siswa yang berfungsi
untuk membantu siswa membangun pemahaman yang
lebih kompleks seperti pemahaman bacaan.
6.Berikan berbagai pengalaman untuk membangun
landasan bagi pembelajaran yang lebih kompleks.
• Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memililiki pandangan
yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam
belajar.
• Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka
proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi
dengan baik.
• Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa
untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery). Cara
demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk belajar induktif, yang
menuntut banyak dilakukan pengulangan.
• Hal ini tercermin dari model kurikulum spiral yang dikemukakannya.
Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih mementingkan strutur disiplin ilmu.
Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif.
•Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai Advance
Organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi
pelajaran yang akan dipelajari siswa. Penerapan Teori
Belajar Kognitif ini contohnya pada pembelajaran mandiri,
dimana siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat
perkembangannya sendiri dan sesuai dengan kecepatannya
sendiri.

More Related Content

Similar to teori belajar kognitifisme.pptx

Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Agoeng Siswantara
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Agoeng Siswantara
 
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptxPembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptxRozaqFathur
 
Bab 3 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...
Bab 3   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...Bab 3   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...
Bab 3 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...Harry Elson Anderson (IPGK Pulau Pinang)
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajararuna227
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Istna Zakia Iriana
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasanwindarti aja
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaranAdefebrian3
 
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.pptDtyStmrg88
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifkholid harras
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifPriyaRav
 
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaBab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaDikha Wijanarko
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
 

Similar to teori belajar kognitifisme.pptx (20)

Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
Telaah lengkap kisi kisi (materi) ukg matematika smp 2013
 
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
Telaah kisi kisi (materi) ukg kompetensi paedagogik matematika smp 2013
 
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptxPembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
Pembelajaran_IPA_di_SD_modul_1.pptx.pptx
 
Bab 3 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...
Bab 3   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...Bab 3   pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...
Bab 3 pbkk 3193 aplikasi teori pembelajaran kognitif dalam bimbingan dan ka...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
 
Teori kognitif
Teori kognitifTeori kognitif
Teori kognitif
 
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
Modul Perkembangan Peserta Didik KB 3- Perkembangan Proses Dan Keterampilan P...
 
Soal ujian Landasan
Soal ujian LandasanSoal ujian Landasan
Soal ujian Landasan
 
Kognitif
KognitifKognitif
Kognitif
 
Exam ip
Exam ipExam ip
Exam ip
 
Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaranStrategi pembelajaran
Strategi pembelajaran
 
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
2.-Teori-Belajar-dan-Penerapannya-dalam-IPA-SD.ppt
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Cognitive growth
Cognitive growthCognitive growth
Cognitive growth
 
Teori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitifTeori pembelajaran kognitif
Teori pembelajaran kognitif
 
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasaBab iii perkembangan kognitif dan bahasa
Bab iii perkembangan kognitif dan bahasa
 
Teori belajar piaget
Teori belajar piagetTeori belajar piaget
Teori belajar piaget
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
 

Recently uploaded

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 

Recently uploaded (20)

MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 

teori belajar kognitifisme.pptx

  • 2. PANDANGAN TEORI BELAJAR KOGNITIF •Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. •Belajar merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang nampak.
  • 3. •Ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan, proses yang mengalir, bersambung dan menyeluruh ( Siregar & Hartini, 2010). •Belajar dipandang sebagai usaha untuk mangerti sesuatu yang dilakukan secara aktif oleh peserta didik. •Keaktifan itu dapat berupa mencari pengalaman, mencari informasi, memecahkan masalah, mencermati lingkungan, mempratekkan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. •Ilmu pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi/ pengetahuan yang baru.
  • 4. RUMUSAN DAN AHLI TEORI BELAJAR KOGNITIF 1.Teori Tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh J. Piaget, 2.Teori Advance organizer oleh Ausubel, 3.Teori Pemahaman konsep oleh Bruner, 4.Teori Hirarkhi belajar oleh Gagne, dan 5.Teori Webteaching oleh Norman,
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL MENURUT PIAGET 1. Tahap sensorimotor (umur 0-2 tahun) Pertumbuhan kemampuan anak tampak dari kegiatan motorik dan persepsinya yang sederhana. Kemampuan yang dimilikinya antara lain: 1. Melihat dirinya sendiri sebagai mahkluk yang berbeda dengan obyek di sekitarnya. 2. Mencari rangsangan melalui sinar lampu dan suara. 3. Suka memperhatikan sesuatu lebih lama. 4. Mendefinisikan sesuatu dengan memanipulasinya 5. Memperhatikan obyek sebagai hal yang tetap, lalu ingin merubah tempatnya.
  • 9. 2. Tahap preoperasional (umur 2-7/8 tahun) Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah pada penggunaan symbol atau bahasa tanda, dan mulai berkembangnya konsep-konsep intuitif. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu preoperasional dan intuitif. •Preoperasional (umur 2-4 tahun), anak telah mampu menggunakan bahasa dalam mengembangkan konsepnya, walaupun masih sangat sederhana.
  • 10. •Karakteristik tahap ini adalah: 1.Self counter nya sangat menonjol. 2.Dapat mengklasifikasikan obyek pada tingkat dasar secara tunggal dan mencolok. 3.Tidak mampu memusatkan perhatian pada obyek-obyek yang berbeda. 4.Mampu mengumpulkan barang-barang menurut kriteria, termasuk kriteria yang benar. 5.Dapat menyusun benda-benda secara berderet, tetapi tidak dapat menjelaskan perbedaan antara deretan.
  • 11. •Tahap intuitif (umur 4-7 atau 8 tahun), anak telah dapat memperoleh pengetahuan berdasarkan pada kesan yang agak abstraks. Dalam menarik kesimpulan sering tidak diungkapkan dengan kata-kata.
  • 12. •Karakteristik tahap ini adalah: 1. Anak dapat membentuk kelas-kelas atau kategori obyek, tetapi kurang disadarinya. 2. Anak mulai mengetahui hubungan secara logis terhadap hal-hal yang lebih kompleks. 3. Anak dapat melakukan sesuatu terhadap sejumlah ide. 4. 4. Anak mampu memperoleh prinsip-prinsip secara benar. Dia mengerti terhadap sejumlah obyek yang teratur dan cara mengelompokkannya. Anak kekekalan masa pada usia 5 tahun, kekekalan berat pada usia 6 tahun, dan kekekalan volume pada usia 7 tahun. Anak memahami bahwa jumlah obyek adalah tetap sama meskipun obyek itu dikelompokkan dengan cara yang berbeda.
  • 13. 3. TAHAP OPERASIONAL KONKRIT (UMUR 7 ATAU 8- 11 ATAU 12 TAHUN) • Ciri pokok: anak sudah mulai menggunakan aturan-aturan yang jelas dan logis, dan ditandai adanya reversible dan kekekalan. Anak telah memiliki kecakapan berpikir logis, akan tetapi hanya dengan benda-benda yang bersifat konkrit. • Operation adalah suatu tipe tindakan untuk memanipulasi obyek atau gambaran yang ada di dalam dirinya. Karenanya kegiatan ini memerlukan proses transformasi informasi ke dalam dirinya sehingga tindakannya lebih efektif. • Anak sudah tidak perlu coba-coba dan membuat kesalahan, karena anak sudah dapat berpikir dengan menggunakan model “kemungkinan” dalam melakukan kegiatan tertentu. Ia dapat menggunakan hasil yang telah dicapai sebelumnya.
  • 14. •Anak mampu menangani sistem klasifikasi. Namun sungguhpun anak telah dapat melakukan pengklasifikasian, pengelompokan dan pengaturan masalah (ordering problems) ia tidak sepenuhnya menyadari adanya prinsip-prinsip yang terkandung di dalamnya. •Meskipun demikian, taraf berpikirnya sudah dapat dikatakan maju. Anak sudah tidak memusatkan diri pada karakteristik perseptual pasif. Untuk menghindari keterbatasan berpikir anak perlu diberi gambaran konkrit, sehingga ia mampu menelaah persoalan. •Sungguhpun demikian anak usia 7-12 tahun masih memiliki masalah mengenai berpikir abstrak.
  • 15. 4. TAHAP OPERASIONAL FORMAL (UMUR 11/12-18 TAHUN) •Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu berpikir abstrak dan logis dengan menggunakan pola berpikir “kemungkinan”. •Model berpikir ilmiah dengan tipe hipothetico-deductive dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa.
  • 16. • Pada tahap ini kondisi berpikir anak sudah dapat: 1. Bekerja secara efektif dan sistematis. 2. Menganalisis secara kombinasi. Dengan demikian telah diberikan dua kemungkinan penyebabnya, misalnya C1 dan C2 menghasilkan R, anak dapat merumuskan beberapa kemungkinan. 3. Berpikir secara proporsional, yakni menentukan macam-macam proporsional tentang C1, C2, dan R misalnya. 4. Menarik generalisasi secara mendasar pada satu macam isi. Pada tahap ini mula-mula Piaget percaya bahwa sebagian remaja mencapai formal operations paling lambat pada usia 15 tahun. Tetapi berdasarkan penelitian maupun studi selanjutnya menemukan bahwa banyak siswa bahkan mahasiswa walaupun usianya telah melampaui, belum dapat melakukan formal-operations.
  • 17. TEORI BELAJAR MENURUT JEROME BRUNER (1915-2016) Jerome Bruner adalah seorang pengikut setia Teori Belajar Kognitif, khususnya dalam studi perkembangan fungsi kognitif. Ia menandai perkembangan kognitif manusia sebagai berikut:
  • 18. •Perkembangan intelektual ditandai dengan adanya kemajuan dalam menanggapi suatu rangsangan. •Peningkatan pengetahuan tergantung pada perkembangan sistem penyimpanan informasi secara realis. •Perkembangan intelektual meliputi perkembangan kemampuan berbicara pada diri sendiri atau pada orang lain melalui kata-kata atau lambang tentang apa yang telah dilakukan dan apa yang akan dilakukan. Hal ini berhubungan dengan kepercayaan pada diri sendiri.
  • 19. •Interaksi secara sistematis antara pembimbing, guru atau orang tua dengan anak diperlukan bagi perkembangan kognitifnya. •Bahasa adalah kunci perkembangan kognitif, karena bahasa merupakan alat komunikasi antara manusia. Untuk memahami konsep-konsep yang ada diperlukan bahasa. Bahasa diperlukan untuk mengkomunikasikan suatu konsep kepada orang lain. •Perkembangan kognitif ditandai dengan kecakapan untuk mengemukakan beberapa alternatif secara simultan, memilih tindakan yang tepat, dapat memberikan prioritas yang berurutan dalam berbagai situasi.
  • 20. •Dalam memandang proses belajar, Bruner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. •Dengan teorinya yang disebut free discovery learning, ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ia jumpai dalam kehidupannya.
  • 21. • Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu; enactif, ikonik, dan symbolic. 1. Tahap enaktif, seseorang melakukan aktivitas-aktivitas dalam upayanya untuk memahami lingkungan sekitarnya. Artinya, dalam memahami dunia sekitarnya anak menggunakan pengetahuan motorik. Misalnya, melalui gigitan, sentuhan, pegangan, dan sebagainya. 2. Tahap ikonik, seseorang memahami obyek-obyek atau dunianya melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Maksudnya, dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui bentuk perumpamaan (tampil) dan perbandingan (komparasi).
  • 22. 3. Tahap simbolik, seseorang telah mampu memiliki ide-ide atau gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam berbahasa dan logika. Dalam memahami dunia sekitarnya anak belajar melalui simbol-simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya. Komunikasinya dilakukan dengan menggunakan banyak sistem simbol. Semakin matang seseorang dalam proses berpikirnya, semakin dominan sistem simbolnya. Meskipun begitu tidak berarti ia tidak lagi menggunakan sistem enaktif dan ikonik. Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu bukti masih diperlukannya sistem enaktif dan ikonik dalam proses belajar.
  • 23. •Menurut Bruner, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan cara menyusun materi pelajaran dan menyajikannya sesuai dengan tahap perkembangan orang tersebut. •Gagasannya mengenai kurikulum spiral (a spiral curriculum) sebagai suatu cara mengorganisasikan materi pelajaran tingkat makro, menunjukkan cara mengurutkan materi pelajaran mulai dari mengajarkan meteri secara umum, kemudian secara berkala kembali mengajarkan materi yang sama dalam cakupan yang lebih rinci.
  • 24. • Menurut Bruner, pembelajaran yang selama ini diberikan di sekolah lebih banyak menekankan pada perkembangan kemampuan analisis, kurang mengembangkan kemampuan berpikir intuitif. • Padahal berpikir intuitif sangat penting bagi mereka yang menggeluti bidang matematika, biologi, fisika, dan sebagainya, sebab setiap disiplin mempunyai konsep-konsep, prinsip, dan prosedur yang harus dipahami sebelum seseorang dapat belajar. • Cara yang baik untuk belajar adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan (discovery learning).
  • 25. TEORI BELAJAR BERMAKNA DAVID AUSUBEL (1918-2008) •Teori-teori belajar yang ada selama ini masih banyak menekankan pada belajar asosiatif atau belajar menghafal. Belajar demikian tidak banyak bermakna bagi siswa. Belajar seharusnya merupakan asimilasi yang bermakna bagi siswa. •Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Struktur kognitif merupakan struktur organisasional yang ada dalam ingatan seseorang yang mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah ke dalam suatu unit konseptual.
  • 26. •Teori Belajar Kognitif banyak memusatkan perhatiannya pada konsepsi bahwa perolehan dan retensi pengetahuan baru merupakan fungsi dari struktur kognitif yang telah dimiliki siswa. Yang paling awal mengemukakan konsepsi ini adalah Ausubel. •Dikatakan bahwa pengetahuan diorganisasi dalam ingatan seseorang dalam struktur hirarkhis. Ini berarti bahwa pengetahuan yang lebih umum, inklusif, dan abstrak membawahi pengetahuan yang lebih spesifik dan konkrit. •Demikian juga pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu oleh seseorang, akan dapat memudahkan perolehan pengetahuan baru yang lebih rinci.
  • 27. •Advance organizers yang juga dikembangkan oleh Ausubel merupakan penerapan konsepsi tentang struktur kognitif di dalam merancang pembelajaran. •Penggunaan advance organizers sebagai kerangka isi akan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru, karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep- konsep dasar tentang apa yang dipelajari, dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.
  • 28. • Berdasarkan pada konsepsi organisasi kognitif seperti yang dikemukakan oleh Ausubel tersebut, dikembangkanlah oleh para pakar Teori Belajar Kognitif suatu model yang lebih eksplisit yang disebut dengan skemata. • Sebagai struktur organisasional, skemata berfungsi untuk mengintegrasikan unsur-unsur pengetahuan yang terpisah-pisah, atau sebagai tempat untuk mengkaitkan pengetahuan baru. Atau dapat dikatakan bahwa skemata memiliki fungsi ganda, yaitu: 1. Sebagai skema yang menggambarkan atau merepresentasikan organisasi pengetahuan. Seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu akan dapat digambarkan dalam skemata yang dimilikinya. 2. Sebagai kerangka atau tempat untuk mengkaitkan atau mencantolkan pengetahuan baru.
  • 29. PENERAPAN TEORI BELAJAR KOGNITIF DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN •Teori Belajar Kognitif menekankan pada proses perkembangan siswa. Meskipun proses perkembangan siswa mengikuti urutan yang sama, namun kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. •Dalam proses pembelajaran, perbedaan kecepatan perkembangan mempengaruhi kecepatan belajar siswa, oleh sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi tidak dapat dihindarkan. Pertukaan gagasan menjadi tanda bagi perkembangan penalaran siswa.
  • 30. •Menurut piaget, anak bukanlah orang dewasa mini, anak tidak mengetahui sebanyak apa yang diketahui oleh orang dewasa, akan tetapi anak melihat dunia dengan cara yang berbeda dan berinteraksi secara berbeda pula. •Hakekat belajar menurut Teori Belajar Kognitif dijelaskan sebagai suatu aktifitas belajar yang berkaian dengan penataan informasi, reorganisasi perseptual, dan proses internal. Kegiatan pembelajaran yang berpijak pada teori belajar kognitif ini sudah banyak digunakan.
  • 31. • Kegiatan pembelajarannya mengikuti prinsip-prinsip sebagai berikut: 1. Siswa bukan sebagai orang dewasa yang muda dalam proses berpikirnya. Mereka mengalami perkembangan kognitif melalui tahap- tahap tertentu. 2. Anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar akan dapat belajar dengan baik, terutama jika menggunakan benda-benda kongkrit. 3. Keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar amat dipentingkan, karena hanya dengan mengaktifkan siswa maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. 4. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan pengalaman atau informasi baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki si belajar.
  • 32. 5. Pemahaman dan retensi akan meningkat jika materi pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. 6. Belajar memahami akan lebih bermakna dari pada belajar menghafal. Agar bermakna, informasi baru harus disesuaikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Tugas guru adalah menunjukkan hubungan antara apa yang sedang dipelajari dengan apa yang telah diketahui siswa. 7. Adanya perbedaan individual pada diri siswa perlu diperhatiakan, karena faktor ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Perbedaan tersebut misalnya pada motivasi, persepsi, kemampuan berpikir, pengetahuan awal, dan sebagainya
  • 33. •Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, proses belajar menurut Piaget terjadi melalui tahapan asimilasi, akomodasi dan equilibirasi. •Sebagai contoh (www.nblognlife.com) siswa yang telah memahami prinsip pengurangan, ketika siswa tersebut mempelajari prinsip pembagian, maka terjadi proses pengintegrasian antara prinsip pengurangan yang sudah dikuasainya dengan prinsip pembagian (informasi baru). Inilah yang disebut proses asimilasi.
  • 34. •Jika siswa tersebut diberikan soal-soal pembagian, maka situasi ini disebut akomodasi. Hal ini berarti siswa tersebut sudah dapat mengaplikasikan atau memakai prinsip-prinsip pembagian dalam situasi yang baru dan spesifik. •Dalam learning and teaching information (www.funderstanding.com), dijelaskan bahwa Piaget melihat transisi perkembangan terjadi pada sekitar 18 bulan, 7 tahun dan 11 atau 12 tahun. •Hal ini dapat diartikan bahwa sebelum usia ini anak-anak tidak mampu (seberapa cerdaspun mereka) untuk memahami hal-hal dengan cara-cara tertentu.
  • 35. 6 TAHAP PEMBELAJARAN DI KELAS BERDASARKAN TEORI PIAGET • Gunakan contoh pendukung dan alat-alat visual jika memungkinkan. • Buat petunjuk pembelajaran yang tidak terlalu panjang, gunakan lebih banyak contoh daripada kata-kata. • Jangan berharap siswa melihat dunia dari sudut pandang orang lain, karena siswa memiliki sudut pandang sendiri. • Peka terhadap kemungkinan bahwa siswa mungkin memiliki pemahaman yang berbeda terhadap kata yang sama atau pemahaman yang sama terhadap kata yang berbeda. Siswa juga seringkali mengharapkan orang dewasa untuk memahami kata-kata yang mereka ucapkan.
  • 36. 5.Berikan latihan langsung kepada siswa yang berfungsi untuk membantu siswa membangun pemahaman yang lebih kompleks seperti pemahaman bacaan. 6.Berikan berbagai pengalaman untuk membangun landasan bagi pembelajaran yang lebih kompleks.
  • 37. • Ketiga tokoh aliran kognitif di atas secara umum memililiki pandangan yang sama yaitu mementingkan keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. • Menurut Piaget, hanya dengan mengaktifkan siswa secara optimal maka proses asimilasi dan akomodasi pengetahuan dan pengalaman dapat terjadi dengan baik. • Sementara itu, Bruner lebih banyak memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sendiri melalui aktivitas menemukan (discovery). Cara demikian akan mengarahkan siswa pada bentuk belajar induktif, yang menuntut banyak dilakukan pengulangan. • Hal ini tercermin dari model kurikulum spiral yang dikemukakannya. Berbeda dengan Bruner, Ausubel lebih mementingkan strutur disiplin ilmu. Dalam proses belajar lebih banyak menekankan pada cara berfikir deduktif.
  • 38. •Hal ini tampak dari konsepsinya mengenai Advance Organizer sebagai kerangka konseptual tentang isi pelajaran yang akan dipelajari siswa. Penerapan Teori Belajar Kognitif ini contohnya pada pembelajaran mandiri, dimana siswa dapat belajar sesuai dengan tingkat perkembangannya sendiri dan sesuai dengan kecepatannya sendiri.