6, kwh, septi hendarwati, hapzi ali, komunikasi dan model kepemimpinan , univ...
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. ARTIKEL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
“ INFORMASI DALAM PRAKTIK “
Oleh :
Septi Hendarwati
NIM : 43218110173
Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen
Dosen : Yananto Mihadi Putra, SE.,M.Si., CMA.
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA
TAHUN 2018 / 2019
2. ABSTRAK
Para manajer sering kali memusatkan perhatian hanya pada beberapa aktivitas penting
saja, yang disebut sebagai faktor keberhasilan kritis (critical success factor-CSF), yang memiliki
pengaruh sangat besar pada keberhasilan dan kegagalan perusahaan. Dengan memusatkan
perhatian pada CSF, manajemen memastikan bahwa ia akan menghabiskan waktunya pada hal-
hal yang benar-benar berarti. Kemampuan sebuah perusahaan untuk mengembangkan sistem
informasi yang efektif adalah salah satu CSF-nya. Sistem pemrosesan transaksi akan memproses
data yang menguraikan operasi perusahaan sehari-hari. Pemrosesan ini akan menghasilkan suatu
basis data yang digunakan oleh sistem-sistem lain di dalam perusahaan. Sistem pemrosesan
transaksi sebuah perushaan yang bergerak dalam bisnis distribusi (seperti produsen,
distributor,atau pedagang eceran) memproses pesanan pelanggan,memesan penggantian
persediaan, dan memelihara buku besar.
3. BAB I
PENDAHULUAN
Sistem informasi di dalam praktik perusahaan di maksudkan untuk mendukung unit - unit
organisasi. Sebagai contoh, sistem informasi pemasaran, sistem informasi sumber daya manusia,
sistem informasi manufaktur, dan sitem informasi keuangan dibuat sesuai dengan kebutuhan
informasi dari masing - masing area bisnis tersebut, dan sistem informasi eksekutif mengakui
adanya kebutuhan - kebutuhan informasi yang unik dari pada pengguna di tingkat atas organisasi.
Meskipun basis data dari sistem pemrosesan transaksi dan sistem organisasi memiliki nilai yang
tinggi, basis data tersebut tidak akan memberikan manfaat ketika pengguna menginginkan catatan
sejarah yang mendalam dari suatu aktivitas tertentu. Kebutuhan ini telah menghasilkan suatu
aplikasi yang saat ini sedang sangat populer-manajemen hubungan pelanggan atau costumer
relationship management (CRM). Data warehouse lama-kelamaan terakumulasi, dan data dapat
diambil dengan cepat untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
4. BAB II
PEMBAHASAN
INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU FAKTOR PENTING PENENTU
KEBERHASILAN
Pada tahun 1961, D. Ronald Daniel dari McKinsey & Company, salah satu perusahaan
konsultan terbesar di Amerika, memperkenalkan istilah Critical Success Factor (CSF) atau faktor
penting penentu keberhasilan. Ia mengungkapkan bahwa terdapat beberapa aktivitas penting
yang akan menentukan keberhasilan atau kegagalan bagi semua jenis organisasi. Aktivitas-
aktivitas penting tersebut adalah CSF, dan faktor-faktor ini dapat berbeda-beda dari satu jenis
organisasi ke jenis organisasi yang lain. Sebagai contoh, dalam industri kendaraan bermotor,
yang diyakini sebagai CSF adalah model, jaringan dealer yang efisien dan pengendalian biaya
produksi yang ketat. Dalam industri asuransi, CSF diidentifikasikan sebagai pengembangan
personel manajemen agen, pengendalian personel administrasi dan inovasi dalam menciptakan
produk-produk asuransi yang baru. Paling tidak, di awal tahun 1960-an semuanya diyakini
sebagai CSF.
Ketika manajemen sebuah perusahaan menjalankan konsep CSF mereka akan memusatkan
perhatian pada pengedintifikasian CSF dan kemudian memonitor sampai seberapa jauh mereka
telah mencapainya.
SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI
Istilah sistem pemrosesan transaksi digunakan untuk menjelaskan sistem informasi
mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi,
dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna terdapat di dalam maupun di luar
perusahaan. Istilah sistem pemrosesan data elektronik (electronic data processing -EDP) dan
sistem informasi akuntansi juga telah dipergunakan, namun saat ini kurang populer. Informasi
yang mengalir ke lingkungan juga memiliki arti penting. Sistem pemrosesan transaksi adalah
satu-satunya sistem informasi yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan
5. informasi di luar perusahaan. Sistem pemrosesan transaksi memiliki tanggung jawab untuk
memberikan informasi kepada setiap unsur lingkungan selain pesaing.
Sebagai contoh, sistem pemrosesan transaksi memberikan faktur dan laporan saldo kepada
pelanggan, pesanan pembelian kepada pemasok, dan data dalam laporan keuangan tahunan
kepada para pemegang saham dan pemilik.
Salah satu contoh yang baik dari sistem pemrosesan transaksi adalah sistem yang digunakan
oleh perusahaan-perusahaan distribusi. Perusahaan yang mendistribusikan produk atau jasa
kepada para pelanggannya. Kita akan menyebut sistem seperti ini sebagai suatu sistem distribusi
(distribution system). Sistem distribusi juga dapat ditemukan pada organisasi - organisasi jasa
seperti united way dan rumah sakit serta pada badan - badan pemerintahan seperti militer dan
perpajakan. semua organisasi, dalam satu bentuk dan lainnya bergerak dalam bidang bisnis
distribusi.
Tinjauan Sistem
Seluruh sistem ditunjukkan oleh kotak yang diberi label "Sistem distribusi" yang berada
ditengah. Unsur - unsur lingkungan yang berinteraksi dengan sistem ditunjukkan oleh kotak -
kotak dan dihubungkan ke sistem oleh panah - panah yang disebut arus data.
Arus data dari sistem distribusi kepada manajemen terdiri atas laporan - laporan akuntansi
standar. Semua kecuali dua arus data seperti gambar di atas terdiri atas sumber - sumber daya
daya maya (virtual).
Subsistem-subsistem Utama dari Sistem Distribusi
1) Sistem yang Memenuhi Pesanan Pelanggan
· Sistem entri pesanan (order entry system) memasukkan pesanan pelanggan ke dalam
sistem.
· Sistem persediaan (inventory system) memelihara catatan persediaan.
· Sistem penagihan (billing system) membuat faktur pelanggan
· Sistem piutang dagang (account receivable system) penagihan uang dari pelanggan.
6. 2) Sistem yang Memesan Persediaan Pengganti
· Sistem Pembelian (Purchasing system) menerbitkan pesanan pembelian kepada
pemasok untuk persediaan yang dibutuhkan.
· Sistem Penerimaan (Receiving system) menerima persediaan.
· Sistem Utang Dagang (Account Payable system) melakukan pembayaran.
3) Sistem yang Menjalankan Proses Buku Besar
· Sistem Buku Besar (General Ledger System) adalah sistem akuntansi yang
menggabungkan data dari sistem-sistem akuntansi yang lain dengan tujuan untuk
menyajikan gambaran keuangan perusahaan secara gabungan.
· Buku Besar (General Ledger) adalah file yang memuat data akuntansi yang telah
digabungkan
· Sistem Memperbaharui buku besar (Updated general ledger system) membukukan
catatan-catatan yang mendeskripsikan berbagai tindakan dan transaksi ke dalam buku
besar
· Sistem Pembuatan laporan Manajemen (Prepare Management report system)
menggunakan isi buku besar untuk pembuatan neraca dan laporan laba rugi serta laporan
lainnya.
SISTEM INFORMASI ORGANISASI
Area-area bisnis perusahaan keuangan, sumber daya manusia, layanan informasi, manufaktur,
dan pemasaran menggunakan basis data yang diproduksi oleh sistem pemrosesan transaksi,
ditambah data dari sumber-sumber yang lain, untuk menghasilkan informasi yang digunakan oleh
para manajer dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Sistem informasi
dikembangkan untuk setiap area bisnis ini. Jenis sistem informasi lainnya yang telah
diimplementasikan di banyak perusahaan-sistem informasi eksekutif.
7. Semua sistem informasi ini merupakan contoh dari sistem informasi organisasi (organizational
information systems). Semua sistem informasi tersebut dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan bagian-bagian tertentu dari organisasi.
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi pemasaran (Marketing Information System – MKIS) memberikan informasi
yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran perusahaan.
Subsistem Output. Setiap subsistem output memberikan informasi mengenai unsur-unsur penting
di dalam bauran pemasaran. Bauran Pemasaran (marketing mix) terdiri atas empat unsur utama
yang dikelola oleh manajemen agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan mendapat
keuntungan. Subsistem Produk (product subsystem) memberikan informasi mengenai produk-
produk perusahaan. Subsistem promosi (promotion subsystem) memberikan informasi mengenai
iklan dan aktivitas penjualan pribadi perusahaan. Subsistem Harga (Price subsystem) membantu
manajer meengambil keputusan harga. Selain itu, masih terdapat subsistem kelima, subsistem
bauran integrasi (integrated mix subsystem). Yang memungkinkan para manajer
mengembangkan strategi yang mempertimbangkan pengaruh gabungan dari unsur-unsur di atas.
Satu contoh dari informasi yang diberikan oleh subsistem bauran terintegrasi adalah ramalan
penjualan, yang memperhitungkan interaksi dariseluruh unsur.
Masing-masing subsistem output terdiri atas program-program yang terdapat di dalam koleksi
peranti lunak. Program-program ini memungkinkan pengguna mendapatkan informasi dalam
bentuk laporan-laporan berkala dan khusus. Hasil dari simulasi matematis, komuniksi elektronik,
dan saran sistem berbasis pengetahuan. Pengguna meliputi manajer-manajer perusahaan yang
memiliki kepentingan dengan aktivitas pemasaran perusahaan.
Basis Data : Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari basis data. Basis data
dipopulasi dengan data yang berasal dari tiga subsistem input.
Subsistem Input : sistem pemrosesan transaksi mengumpulkan data dari sumber-sumber internal
dan lingkungan lalu memasukkannya ke dalam basis data. Kita telah mengamati pengumpulan
8. data ini dalam pembahasan mengenai sistem diatribusi. Subsistem riset pemasaran (marketing
research subsystem) juga mengumpulkan data internal dan lingkungan dengan melakukan studi-
studi khusus. Subsistem Inteligensi Pemasaran (marketing intelligence subsystem)
mengumpulkan data lingkungan yang berfungsi untuk menjaga manajemen tetap terinformasi
mengenai aktivitas para pesaing dan pelanggan perusahaan dan unsur-unsur lain yang dapt
mempengaruhi operasi pemasaran.
Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information subsystem-HRIA)
memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya
manusia perusahaan. Dengan menggunakan format yang sama seperti MKIA. Sistem
pemrosesan transaksi memberikan data input, sama seperti subsistem riset sumber daya manusia
yang melakukan studi-studi khusus dan subsistem intelegensi sumber daya manusia yang
mengumpulkan data lingkungan yang mengandung permasalahan-permasalahan SDM.
Masing-masing subsistem output dari HRIA akan menangani aspek-aspek tertentu dari
manajemen SDM: Perencanaan, rekrutmen, penglolaan tenaaga kerja, kompensasi karyawan,
memberikan tunjangan kepada karyawan, dan membuat banyak laporan SDM yang diminta oleh
lingkungan, terutama badan-badan pemerintah. Ini adalah cara bagaimana subsistem output iklan
ditentukan-mereka mencerminkan area-area kepentingan utama bagi para penggunanya.
Sistem Informasi Manufaktur
Sistem informasi Manufaktur (Manufacturing Information System) memberikan informasi
kepada kepada seluruh manaje perusahaan yang berkaitan dengan operasi manfuaktru
perusahaan. Sebagaimana diilustrasikan sistem informasi manufaktur, dengan mengunakan
format yang sama seperti HRIA dan MKIA. Subsistem rekayasa industry terdiri atas aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh para tekhnisi industry (industrial engineering –IE) yang melakukan
studi atas operasi manufaktur untuk memastikan keefesiensiannya. Empat subsistem output
memberikan laporan atas subjek-subjek yang sangat besar kepentingannya dalam manufacturing-
produksi, persediaan, mutu, dan biaya.
9. Sistem Informasi Keuangan
Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) memeberikan informasi kepada
seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan perusahaan. Dalam
menggunakan format yang sama seperti sistem informasi untuk area-area bisnis yang lain.
subsistem audit internal terdiri atas aktivitas-aktivitas oleh auditor internal perusahaan untuk
menjaga integritas sistem perusahaan. Aktivitas-aktivitas output sering meliputi peramalan tren
perekonomian masa depan, mengelola aliran dana yang melalui perusahaan, dan mengendalikan
keuangan perusahaan.
Sistem Informasi Eksekutif
Sistem informasi eksekutif (executive information system – EIA) adalah suatu sistem yang
memberikan informasi kepada para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Dipergunakan pula istilah sistem pendukung eksekutif (executive support
system-ESS).
EIA perusahaan biasanya terdiri atas stasiun-stasiun kerja eksekutif yang terhubung melalui
jaringan ke komputer pusat. Konfigurasi stasiun kerja terdiri dari atas sebuah komuter pribadi
dengan unit penyimpanan sekunder yang menyimpan basis data eksekutif. Basis data ini dan
informasi yang telah diproses sebelumnya oleh komputer pusat perusahaan. Eksekutif akan
memasukkan permintaan informasi untuk mengeluarkan tampilan informasi format awal atau
untuk menjalankan pemrosesan dalam jumlah minimum. Laporan format awal ini bertindak
sebagai “dashboard” bagi eksekutif untuk memonitor faktor-faktor penting penentu keberhasilan
organisasi.
Model EIS juga menunjukkan komposisi komputer pusat yang berhubungan dengan EIS. Data
dan informasi dapat dimasukkan ke dalam basis data korporat dari sumber-sumber eksternal, dan
berita-berita penjelasan akan peristiwa-peristiwa terbaru akan dapat dimasukkan oleh anggota
staf dengan mempergunakan stasiun kerja mereka masing-masing. Selain basis data korporat.
EIS meliputi kotak surat elektronik para eksekutif dan koleksi pranti lunak yang menghasilkan
informasi eksekutif.
10. Meskipus sudah menjadi pendapat umum bahwa para eksekutif lebih menyukai ringkasan
informasi, terdapat beberapa pengecualian. Beberapa eksekutif lebih menyukai detail. Para
perancang EIS membuat sistem secara fleksibel sehingga ia akan dapat memenuhi keinginan
semua eksekutif, apa pun itu. Salah satu pendekatan adalah dengan memberikan kemampuan
drill-down (perincian). Dengan pendekatan ini, eksekutif dapat mengeluarkan tampilan
ringkasan dan kemudian secara berurutan menampilkan detail dari tingkat yang lebih rendah.
Drill-down ini akan terus dilakukan sampai eksekutif merasa puas bahwa mereka telah
mendapatkan jumlah detail sesuai dengan kebutuhan.
MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM) adalah manajemen
hubungan antara perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari
hubungan ini. Strategi ini menyadari bahwa membina hubungan jangka panjang dengan
pelanggan adalah suatu strategi yang bagus, karena mempertahankan pelanggan yang sudah ada
biasanya akan lebih murah daripada mendapatkan pelanggan baru. Oleh karena itu perusahaan
melakukan upaya-upaya untuk memahami para pelanggannya sehingga kebutuhan mereka akan
dapat dipenuhi dan mereka akan tetap setia kepada perusahaan.
Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi:
Mengidentifikasi faktor-faktor yang penting bagi pelanggan.
Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric)
Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan
Membangun proses ujung ke ujung dalam melayani pelanggan
Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
Menangani keluhan/komplain pelanggan
Mencatat dan mengikuti semua aspek dalam penjualan
Membuat informasi holistik tentang informasi layanan dan penjualan dari pelanggan.
11. Naiknya pendapatan, kepuasan konsumen, dan lebih sedikitnya biaya operasi adalah beberapa
keuntungan dari teknologi pada sebuah perusahaan. Namun implementasi akan turun drastis jika
salah satu dari aspek ini diabaikan:
Perencanaan: Langkah awal akan bisa dengan mudah gagal jika usaha untuk memilih dan
meluncurkan perangkat lunak tidak maksimal.
Integrasi: Integrasi dengan kebutuhan konsumen akan memenuhi kebutuhan yang amat
penting, yaitu peningkatan proses menyangkut klien/konsumen. Perusahaan yang memberi
sedikit atau tidak ada integrasi sama sekali dengan konsumen, akan membuat kepuasan
konsumen menurun secara drastis.
Pemecahan Masalah: menyingkirkan metode pemecahan masalah yang dipusatkan pada satu
pihak. Para ahli menyarakan perusahaan2 agar meningkatkan integrasi dengan konsumen.
Metode pemecahan masalah yang bersifat sentralis harus dibuang demi berbagi informasi
tentang pemasaran, penjualan, dan servis
Model CRM
Model CRM sangat membantu untuk memahami konsep CRM. Ada sejumlah model CRM yang
dikembangkan untuk mengelola customer relationship.
1. The IDIC Model – Identify, Differentiate, Interact and Customize
The IDIC Model diperkenalkan oleh Don Peppers dan Martha Rogers pada tahun 2004.
Konsep utamanya adalah, agar dapat mengelola customer relationship, perusahaan harus
mengidentifikasi customer, membedakan customer, berinteraksi dengan customer, dan
menyesuaikan beberapa aspek dari perilaku perusahaan terhadap customer.
1. Identify
Perusahaan harus mengidentifikasi siapa customer-nya dan membangun pemahaman yang
mendalam tentang customer-nya tersebut.
2. Differentiate
12. Perusahaan harus membedakan customernya untuk mengidentifikasi customer dengan nilai
value tertentu yang berbeda antara setiap customer. Diferensiasinya dapat memungkinkan
perusahaan untuk merumuskan dan mengimplementasikan strategi spesifik terhadap
customer tertentu untuk customer yang berbeda atau dalam kelompok customer.
3. Interact
Perusahaan harus berinteraksi dengan customer-nya untuk memastikan memenuhi harapan
customer tersebut. Interaksi customer yang efektif memberikan wawasan yang lebih
banyak lagi tentang kebutuhan customer.
4. Customize.
Perusahaan harus menyesuaikan penawaran dan komunikasi sesuai dengan harapan
customer-nya. Untuk melibatkan customer dalam suatu hubungan, maka perusahaan juga
harus menyesuaikan beberapa aspek dari perilaku terhadap customer berdasarkan
kebutuhan dan nilai individu setiap customer.
2. The CRM Value Chain
Model ini dikembangkan oleh Francis Buttle. Model CRM Value Chain terdiri atas 5
tahap utama: customer portfolio analysis, customer intimacy, network development, value
proposition development dan managing the customer lifecycle. Dan didukung oleh 4 kondisi:
leadership and culture, data and IT, people, dan processes.
Lima tahap utama membuat dan mengirimkan proporsi value untuk memperoleh dan
mempertahankan customer yang memberi profit. Empat kondisi pendukung memungkinkan
strategi CRM untuk berfungsi secara efektif dan efisien.
13. 3. The QCi Model: The Customer Management Framework
QCi atau Quantity Competitive Index Model dikembangkan oleh persahaan konsultan
The Customer Framework, Inc. Model ini terdiri dari delapan elemen utama: analysis and
planning, proposition, information and technology, people and organization, process
management, customer management activity, measuring the effect dan customer experience.
Model ini memposisikan aktivitas customer management di tengah-tengah model, dengan
people and organisasi sebagai proses pendukung. Yang artinya model ini lebih menekankan
pada bagian relationship dari CRM.
4. The Strategic Framework for CRM: The Five-Process Model
Model ini dikembangkan oleh Profesor Adrian Payne dan Pennie Frow pada tahun 2005
dengan target untuk mengidentifikasi proses generik utama yang relevan dengan CRM.
Model ini dikembangkan setelah melakukan workshop dengan 34 orang praktisi CRM
berpengalaman, interview dengan 20 perwakilan dari perusahaan-perusahaan pengguna
CRM dan 6 orang eksekutif dari perusahaan vendor teknologi CRM.
The Strategic Framework for CRM kemudian dikenal juga sebagai The Five-Process
Model karena merupakan model CRM yang terdiri dari 5 proses yang menjadi inti dari
strategi CRM.
Model The strategic framework for CRM menggambarkan 5 proses inti dalam CRM, yaitu:
1. Strategy Development Process (Proses Pengembangan Strategi)
2. Value Creation Process (Proses Penciptaan Nilai)
3. Multi-Channel Integration Process (Proses Integrasi Multi Saluran)
4. Information Management Process (Proses Manajemen Informasi)
5. Performance Assessment Process (Proses Penilaian Kinerja)
14. DATA WAREHOUSING
Karakteristik Data Warehouse
Istilah data warehouse (gudang data) telah diberikan untuk menjelaskan penyimpanan data yang
memiliki karakteristik sebagai berikut :
Kapasitas penyimpanan sangat besar
Data diakumulasikan dengan menambahkan catatan-catatan baru, bukannya dijaga tetap
paling mutakhir dengan memperbarui catatan-catatan yang sudah ada dengan informasi yang
baru
Data dapat diambil dengan mudah
Data sepenuhnya digunakan untuk pengambilan keputusan, dan tidak digunakan dalam
operasi perusahaan sehari-hari
Membuat suatu data warehouse terdengar seperti sebuah tantangan besar dan memegang
demikian adanya. Bahkan pada kenyataannya, tantangannya begitu besar sehingga beberapa
pakar merekomendasikan untuk mengambil pendekatan yang lebih sederhana-
mengimplementasikan data warehouse dengan cara bertahap. Jika mengikuti pendekatan ini,
akan digunakan istilah data mart (toko data) untuk menguraikan subjek. Data mart adalah suatu
basis data yang berisi data yang hanya menguraikan satu segmen dari operasi perusahaan.
Pembuatan dan penggunaan sebuah data warehouse atau data mart disebut data warehousing dan
akan dilakukan oleh suatu sistem.
Sistem Data Warehousing
Data warehouse adalah bagian utama dari data warehousing yang memasukkan data ke dalam
gudang, mengubah isinya menjadi informasi, dan menyediakan informasi tersebut kepada para
pengguna.
Sumber-sumber data yang utama adalah sistem pemrosesan transaksi, namun tambahan data
dapat diperoleh dari sumber-sumber lain, baik itu internal maupun lingkungan. Ketika data
diidentifikasi memiliki nilai potensial dalam pengambilan keputusan, maka data tersebut akan
ditambahkan ke data warehouse.
15. Area pengumpulan adalah tempat dimana data menjalani ekstraksi, transformasi, dan pemuatan.
Suatu proses yang sering kali disingkat menjadi ETL, proses ekstraksi (extraction)
menggabungkan data dari berbagai macam sumber; proses transformasi (transformation)
membersihkan data, menempatkannya dalam suatu format terstandar, dan membuat ringkasan.
Data akan disimpan dalam format rinci maupun ringkas guna memberikan fleksibilitas maksimal
dalam memenuhi berbagai kebutuhan informasi dari para pengguna. Proses pemuatan (loading)
melibatkan entri data ke dalam tempat penyimpanan data warehouse.
Bagaimana Data Disimpan dalam Tempat Penyimpanan Data Warehouse
Dalam suatu basis data, seluruh data mengenai subjek tertentu disimpan bersama dalam satu
lokais, yang biasanya berbentuk sebuah tabel. Data tersebut meliputi data pengidentifikasi
(seperti nomor pelanggan), data deskriptif (seperti nama pelanggan) dan data kuantitatif (seperti
penjualan bulan ini). Dalam tempat penyimpanan data warehouse, terdapat dua jenis tabel yang
disimpan dalm tabel-tabel terpisah. Tabel data akan digabung untuk menghasil suatu paket
informasi.
Tabel Dimensi, data pengidentifikasi dan deskriptif akan disimpan dalam tabel dimensi
(dimension tabels)
Tabel Fakta, tabel-tabel terpisah yang disebut tabel fakta (fact tables) berisi ukuran-ukuran
kuantitatif sebuah entitas, objek atau aktivitas.
Paket Informasi (information package), mengidentifikasi semua dimensi yang akan digunakan
dalam analisis aktivitas tertentu.
Skema Bintang, karena memiliki kemiripan dengan pola sebuah bintang, maka struktur ini
disebut skema bintang (star schema). Skema bintang ini memungkinkan diperolehnya informasi
seperti ;
Unit penjualan aktual menurut kode pos pada satu bulan tertentu
16. Perbandingan jumlah komisi penjualan menurut wilayah penjualan selama dua kuartal
terakhir.
Penjualan produk berdasarkan pelanggan untuk tahun berjalan samapai dengan saat ini
PENYAMPAIAN INFORMASI
Untuk terakhir dalam sistem data warehousing adalah sistem penyampaian informasi, yang
mendapatkan data dari tempat penyimpanan data, mengubahnya menjadi informasi, dan
menjadikan informasi tersebut bagi para pengguna.
Drill down-proses melakukan navigasi ke bawah melalui tingkatan-tingkatan rincian
Roll up-memungkinkan pengguna memulai dengan tampilan terinci dan kemudian meringkas
rincian-rincian tersebut menjadi tingkat yang lebih tinggi.
Drill across-dengan cepat bergerak dari satu hirarki data ke hirarki yang lainnya.
Drill through-berangkat dari tingkat ringkasan ke tingkat terendah data yang terinci.
OLAP
On-line analytical processing (OLAP) memungkinkan pengguna untuk berkomunikasi dengan
data warehouse melalui GUI ataupun antarmuka Web dan dengan cepat menghasilkan informasi
dalam berbagai bentuk termasuk grafik.
Terdapat dua pendekatan untuk OLAP : ROLAP dan MOLAP. ROLAP (relational on-line
analytical processing) menggunakan suatu sistem manajemen basis data relasional standar.
MOLAP (multidimensional on-line analytical processing) menggunakan suatu sistem
manajemen basis data khusus multidimensional.
DATA MINING
Data mining adalah proses menemukan hubungan dalam data yang tidak diketahui pengguna.
Proses ini sama seperti seorang penambang yang mencari emas di aliran sungai pegunungan.
Data mining membantu pengguna dengan menemukan hubungan dan menyajikannya dengan
17. cara yang dapat dipahami sehingga hubungan tersebut dapat menjadi dasar pengambilan
keputusan. Terdapat dua cara dasar dalam melakukan data mining: verifikasi hipotesis
(hypothesis verification) dan penemuan pengetahuan (knowledge discovery).
Hypothesis verification dimulai dengan hipotesis pengguna mengenai bagaimana data saling
terhubung.
Proses pengambilan akan dipandu sepenuhnya oleh pengguna
Informasi yang terpilih tidak akan dapat lebih baik dari pemahaman pengguna akan data.Cara
tradisional untuk melakukan query atas suatu database.
Knowledge discovery sistem data warehouse menganalisa tempat penyimpanan data
warehouse, mencari kelompok-kelompok dengan karakteristik yang sama.
Pengelola Sistem Informasi
Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia sebagai
pengelola informasi, dan pengguna informasi. Oleh karena itu hubungan antara manusia dan
sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat
tergantung dari kebutuhan pengelolanya, dan baik atau buruk sebuah sistem tergantung dari
pengelola sistem tersebut.
Pengelola sistem informasi atau user terorganisasi dan terintergrasi didalam suatu struktur
manajemen yang telah diatur dialam sebuah organisasi tertentu. Oleh karena itu bentuk atau jenis
sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan level manajemennya.
Manajemen Level Atas untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan keputusan.
Manejemen Level Menengah: untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan.
Manejemen Level Bawah: untuk perencanan dan pengawasan operasi dan pengambilan
keputusan.
Operator: untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.
18. Kemudian setelah dikembangkan dengan semakin besarnya lingkup sebuah informasi yang
memerlukan adanya penataan kembali personel dengan baik terumata pada struktur manajemen
yang mendukung pengambilan sebuah keputusan yang sangat penting didalam sebuah organisasi.
Sangat Perlu juga Manajemen sumber daya manusia yang perlu dilakukan dengan benar agar
sistem informasi dapat berjalan dengan baik. Hal itu dilakukan untuk mengurangi terjadinya
kesalahan-kesalahan yang bersifat manusiawi (Human eror) yang dapat mengurangi mutu
informasi yang dihasilkan sebuah sistem tersebut.
Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi didalam sebuah sistem diantaranya adalah :
Metode pengumpulan dan pengukuran data yang tidak tepat.
Operator sistem tidak mengikuti prosedur pengolahan yang benar sehingga menyebabkan
sistem bejalan dengan tidak benar.
Kehilangan data atau data tidak terolah.
Pemeriksaan atau pencatatan data yang salah.
Salah dalam menggunakan dokumen induk/file induk.
Kesalahan dalam prosedur pengolahan.
Kesalahan yang dilakukan dengan sengaja
Langkah-Langkah Siklus Pengembangan Sistem
Untuk mengembangkan suatu sistem terdapat 6 langkah yang perlu dilaksanakan, berikut
langkah-langkah pengembangkan sistem:
1. Perencanaan Sistem
Dalam fase perencanaan sistem:
Dibentuk suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru
yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pemakai informasi.
Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan prioritasnya. Proyek dengan
prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan.
19. Sumber daya baru direncanakan untuk, dan dana disediakan untuk mendukung
pengembangan sistem.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sebuah sistem:
Faktor-faktor kelayakan yang berkaitan dengan kemungkinan berhasilnya sistem
informasi yang dikembangkan dan digunakan, yaitu kelayakan teknis, ekonomis, legal,
dan operasional.
Faktor-faktor strategis yang berkaitan dengan pendukung sistem informasi dari sasaran
bisnis dipertimbangkan untuk setiap proyek yang diusulkan. Nilai-nilai yang dihasilkan
dievaluasi untuk menentukan proyek sistem mana yang akan menerima prioritas yang
tertinggi.
2. Analisis Sistem
Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan analisis sistem.
Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan timbal-
balik yang terkait dalam pengembangan sistem; definisi masalah, tujuan, kebutuhan,
prioritas dan kendala-kendala sistem; ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan
estimasi jadwal untuk solusi yang berpotensi.
Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan ini berisi
penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui, tim proyek sistem siap
untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila laporan tidak disetujui, tim
proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan sampai semua peserta setuju.
3. Perancangan Sistem secara Umum/Konseptual
Dalam fase perancangan sistem:
Harus berguna, mudah dipahami dan mudah digunakan
Harus dapat mendukung tujuan utama perusahaan
20. Harus efisien dan efektif untuk dapat mendukung pengolahan transaksi, pelaporan
manajemen dan mendukung keputusan yang akan dilakukan oleh manajemen, termasuk
tugas-tugas yang lainnya yang tidak dilakukan oleh komputer
Harus dapat mempersiapkan rancangan sistem yang terinci untuk masing-masing
komponen dari sistem informasi yang meliputi data dan informasi, simpanan data,
metode-metode, prosedur-prosedur, pihak-pihak yang terkait, perangkat keras, perangkat
lunak dan pengendalian internal.
4. Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk keputusan
investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini nilai kualitas sistem dan
pertimbangan cost-benefit dari laporan dengan proyek sistem dinilai secara hati-hati dan
diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi sistem. Jika tak satupun alternatif perancangan
konseptual yang dihasilkan pada fase perancangan sistem secara umum terbukti dapat
dibenarkan, maka semua alternatif akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti
dapat dibenarkan. Bila satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan
rekomendasi untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
5. Fase Perancangan Sistem secara Detail dan Review
Fase perancangan sistem secara detail menyediakan spesifikasi untuk perancangan
secara konseptual. Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan laporan-
laporan yang dicetak. Prosedur ditulis untuk membimbing pemakai dan personel operasi agar
dapat bekerja dengan sistem yang sedang dikembangkan.
-Laporan ini akan berisi semua spesifikasi untuk masing-masing rancangan sistem yang
terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman
yang lengkap untuk merancang, membuat kode dan menguji sistem, instalasi peralatan,
pelatihan, dan tugas-tugas implementasi lainnya.
21. -Tujuan dilakukannya review secara menyeluruh ini adalah untuk menemukan error dan
kekurangan rancangan sebelum implementasi dimulai. Jika error dan kekurangan atau
sesuatu yang hilang ditemukan sebelum implementasi sistem, sumber daya yang bernilai
dapat diselamatkan dan kesalahan yang tidak diinginkan terhindari. Setelah semua review
secara menyeluruh selesai dilaksanakan, perubahan-perubahan dibuat dan pemakai dan
manajer sistem menandatangani laporan perancangan secara detail.
6. Implementasi dan Pemeliharaan Sistem
Pada fase implementasi dan pemeliharaan sistem:
Sistem siap untuk dibuat dan diimplementasi.
Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi sistem baru.
laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu rencana
implementasi dalam bentuk Gant Chart atau Program and Evaluation Review Technique
(PERT) Chart. Setiap system yang telah diimplementasi akan dilakukan evaluasi dan
review untuk keberlangsungan jangka panjang.
22. BAB III
KESIMPULAN
Istilah sistem pemrosesan transaksi digunakan untuk menjelaskan sistem informasi
mengumpulkan data yang menguraikan aktivitas perusahaan, mengubah data menjadi informasi,
dan menyediakan informasi tersebut bagi para pengguna terdapat di dalam maupun di luar
perusahaan. Sebagai contoh, sistem pemrosesan transaksi memberikan faktur dan laporan saldo
kepada pelanggan, pesanan pembelian kepada pemasok, dan data dalam laporan keuangan
tahunan kepada para pemegang saham dan pemilik.
Seluruh sistem ditunjukkan oleh kotak yang diberi label "Sistem distribusi" yang berada
ditengah. Unsur - unsur lingkungan yang berinteraksi dengan sistem ditunjukkan oleh kotak -
kotak dan dihubungkan ke sistem oleh panah - panah yang disebut arus data. Arus data dari sistem
distribusi kepada manajemen terdiri atas laporan - laporan akuntansi standar. Semua kecuali dua
arus data seperti gambar di atas terdiri atas sumber - sumber daya daya maya (virtual).
Sistem informasi dikembangkan untuk setiap area bisnis ini. Jenis sistem informasi
lainnya yang telah diimplementasikan di banyak perusahaan-sistem informasi eksekutif. Semua
sistem informasi ini merupakan contoh dari sistem informasi organisasi (organizational
information systems). Semua sistem informasi tersebut dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan akan informasi yang berhubungan dengan bagian-bagian tertentu dari organisasi.
Sistem informasi pemasaran (Marketing Information System – MKIS) memberikan
informasi yang berhubungan dengan aktivitas pemasaran perusahaan.
23. Sistem informasi sumber daya manusia (human resources information subsystem-HRIA)
memberikan informasi kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan sumber daya
manusia perusahaan. Dengan menggunakan format yang sama seperti MKIA. Sistem
pemrosesan transaksi memberikan data input, sama seperti subsistem riset sumber daya manusia
yang melakukan studi-studi khusus dan subsistem intelegensi sumber daya manusia yang
mengumpulkan data lingkungan yang mengandung permasalahan-permasalahan SDM.
Sistem informasi Manufaktur (Manufacturing Information System) memberikan
informasi kepada kepada seluruh manaje perusahaan yang berkaitan dengan operasi manfuaktru
perusahaan.
Sistem Informasi Keuangan (Financial Information System) memeberikan informasi
kepada seluruh manajer perusahaan yang berkaitan dengan aktivitas keuangan perusahaan.
Sistem informasi eksekutif (executive information system – EIA) adalah suatu sistem yang
memberikan informasi kepada para manajer di tingkat yang lebih tinggi atas kinerja perusahaan
secara keseluruhan.
Manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management-CRM) adalah manajemen
hubungan antara perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari
hubungan ini. Sebuah sistem CRM harus bisa menjalankan fungsi: Mengidentifikasi faktor-faktor
yang penting bagi pelanggan, Mengusung falsafah customer-oriented (customer centric),
Mengadopsi pengukuran berdasarkan sudut pandang pelanggan, Membangun proses ujung ke
ujung dalam melayani pelanggan, Menyediakan dukungan pelanggan yang sempurna
Salah satu perangkat yang paling penting dari sistem informasi adalah manusia sebagai
pengelola informasi, dan pengguna informasi. Oleh karena itu hubungan antara manusia dan
sistem informasi dengan pengelolanya sangat erat. Sistem informasi yang dibutuhkan sangat
tergantung dari kebutuhan pengelolanya, dan baik atau buruk sebuah sistem tergantung dari
pengelola sistem tersebut.
24. DAFTAR PUSTAKA
Amin. 2016. Implementasi Sistem Informasi Manajemen dalam perusahaan.
http://chefproamins.blogspot.com/2016/06/implementasi-sistem-informasi-
manajemen.html (diakses 9 November 2019).
Chandra, Angelina Hutomo. 2015. Langkah-Langkah yang diperlukan dalam siklus
pengembangan sistem informasi. http://www.jtanzilco.com/blog/detail/305/slug/langkah-
langkah-yang-di-perlukan-dalam-siklus-pengembangan-suatu-sistem-informasi (diakses
9 November 2019).
Putra, Y. M., (2018). Informasi Dalam Praktik. Modul Kuliah Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana
https://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen_hubungan_pelanggan