Teks tersebut membahas tentang pasar modal dan instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal, seperti saham dan obligasi. Juga dijelaskan lembaga-lembaga terkait seperti bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, serta otoritas jasa keuangan.
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
PasarModal
1. Materi Ujian Tertulis Open Recruitment
GIBEI FEUA 2015
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik surat utang (obligasi),
ekuiti (saham), reksa dana, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan
sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah),
dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal
memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait
lainnya.
Manfaat keberadaan pasar modal:
1. Menyediakan sumber pembiayaan jangka panjang bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal
2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya
diversifikasi
3. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah
4. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai
prospek
5. Keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat
6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan
instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi,
waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures,
dan lain-lain.
Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal
mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan
2. Penawaran umum dan perdagangan efek, Perusahaan publik yang berkaitan dengan
efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.SelainitujugadiaturdalamPP 45 tahun 1995 dan PP 46 tahun 1995.PP 45
mengaturpenyelenggaraanpasar modal dan PP 46
mengaturpengawasanpenyelenggaraanpasar modal.
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU
nomor 21 tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
TUJUAN
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan:
1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel,
2. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan
dan stabil, dan
3. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
FUNGSI
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di
sektor jasa keuangan.
TUGAS
3. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mempunyai tugas melakukan pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar
Modal, dan sektor IKNB.
Bursa Efek
Adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem atau sarana untuk
perdagangan efek. Pada saat ini, di Indonesia ada 1 bursa efek yaitu Bursa Efek
Indonesia.
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP)
Adalah lembaga yang menyelenggarakan jasa kliring dan penjaminan penyelesaian
transaksi Bursa. Lembaga yang memperoleh izin usaha sebagai LKP adalah PT
Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP)
Adalah lembaga yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Bank
Kustodian, Perusahaan Efek dan Pihak lain. Lembaga yang memperoleh izin usaha
sebagai LPP adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
JENIS – JENIS PASAR YANG DIPERDAGANGKAN DI PASAR MODAL
1. Pasar Perdana
Pasar perdana adalah tempat dimana efek-efek diperdagangkan untuk
pertama kalinya sebelum dicatatkan di bursa efek. Di sini, saham dan efek
lainnya untuk pertama kali ditawarkan kepada investor oleh pihak penjamin emisi
(underwriter)melalui perantara pedagang efek (broker). Dengan menjual saham
perusahaan kepada masyarakat atau instansi-instansi terkait baik pemerintah
maupun swasta (nasional dan asing), perusahan dapat memperoleh dana yang
dibutuhkannya. Mekanisme ini dikenal dengan nama penawaran umum atau
sering dikenal dengan istilah go public. Untuk go public, perusahaan perlu
melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai dengan
persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua
persyaratan yang ditetapkan oleh OtoritasJasaKeuangan (OJK).
4. Proses penawaran umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan.
Pada tahap ini, perusahaan yang akan menerbitkan saham terlebih dahulu
melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan
para pemegang saham dalam rangka penawaran umum saham. Setelah
mendapat persetujuan, emiten akan melakukan penunjukkan penjamin emisi
serta lembaga dan profesi penunjang pasar, yaitu:
a. Penjamin Emisi (Underwriter), merupakan pihak yang membantu emiten
menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan
memberikan penjaminan atas penerbitan.
b. Akuntan Publik (Auditor Independen), bertugas melakukan audit atau
pemeriksaan atas laporan keuangan calon emiten.
c. Penilai, untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan
menentukan nilai wajar dari aktiva tersebut.
d. Konsultan Hukum, untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal
opinion).
e. Notaris, untuk membuat akta – akta perubahan Anggaran Dasar, akta
perjanjian – perjanjian dalam rangka penawaran umum dan juga notulen –
notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten
menyampaikan pendaftaran kepada OJK hingga OJK menyatakan Pernyataan
Pendaftaran menjadi Efektif.
3. Tahap Penawaran Saham
Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten
menawarkan saham kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli
5. saham tersebut melalui agen-agen penjual yang telah ditunjuk. Masa
Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja. Perlu diingat pula bahwa
tidak seluruh keinginan investor terpenuhi dalam tahapan ini. Misal, saham
yang dilepas ke pasar perdana sebanyak 100 juta saham sementara yang
ingin dibeli seluruh investor berjumlah 150 juta saham. Jika investor tidak
mendapatkan saham pada pasar perdana, maka investor tersebut dapat
membeli di pasar sekunder yaitu setelah saham dicatatkan di Bursa Efek.
4. Tahap Pencatatan Saham di Bursa Efek
Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut
dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
2. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah pasar dimana efek – efek yang telah dicatatkan di
bursa efek diperjual-belikan. Pasar sekunder memberikan kesempatan kepada
para investor untuk membeli atau menjual efek – efek yang tercatat di bursa
setelah terlaksananya penawaran umum (IPO) di pasar perdana. Di pasar ini, efek
– efek diperdagangkan dari satu investor ke investor lainnya.
INSTRUMEN PASAR MODAL
Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal berbentuk surat-surat berharga
yang dapat diperjual-belikan kembali oleh pemiliknya, baik insrumen pasar modal
yang bersifat kepemilikan maupun yang bersifat hutang. Instrumen pasar modal
yang bersifat kepemilikan diwujudkan dalam bentuk saham, sedangkan yang
bersifat hutang diwujudkan dalam bentuk obligasi. Adapun jenis-jenis instrumen
pasar modal yang dapat dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Saham (Stock)
6. Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan. Artinya, si
pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Semakin besar saham yang
dimilikinya, makin besar pula kekuasaannya di perusahaan tersebut. Saham
(stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan
menyertakan modal tersebut, maka pihak tersebut memiliki hak klaim atas
pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli
atau memiliki saham:
a. Dividen
Dividen merupakan bagi hasil yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen yang dibagikan perusahaan
dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan
dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham,
atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang
saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang
dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
b. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per saham Rp 3.000
kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang berarti
pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap
saham yang dijualnya.
7. Sebagai instrument investasi, saham juga memiliki resiko sebagai berikut:
a. Capital Loss
Merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya saham PT.ABCD yang di
beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga saham tersebut
terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena
takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp
1.400,- tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham
b. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang
saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan
dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat
sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut
dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika
tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan
memperoleh hasil dari likuidasi tersebut. Kondisi ini merupakan risiko yang
terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut
untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.
Jenis – jenis saham:
a. Saham Biasa (Common Stock)
Merupakan jenis efek yang paling sering digunakan oleh emiten untuk
memperoleh dana dari masyarakat, dan juga jenis yang paling populer di
pasar modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti:
8. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahan, jika mengalami likuidasi
Hak suara proporsional dalam RUPS
Hak memperoleh dividen setelah disetujui di RUPS
Hak memesan efek terlebih dahulu (Right Issue)
b. Saham Preferen (Preferred Stock)
Memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pembayaran dividen dalam jumlah tetap
Hak klaim lebih dahulu dibandingkan saham biasa, jika perusahaan
dilikuidasi
Dapat dikonversikan menjadi saham biasa
2. Obligasi (Bond)
Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindah-tangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk
membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok
utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu :
a. Dilihat dari sisi penerbit
b. Dilihat dari sistem pembayaran bunga
c. Dilihat dari hak penukaran / opsi
d. Dilihat dari nilai nominal
e. Dilihat dari perhitungan imbal hasil
Karakteristik Obligasi :
9. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan
diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang
obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap
3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.
Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan
mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang
dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari
sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu
1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang
lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo
dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu
obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.
Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi
merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi.
Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan
pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk)
dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga
pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia.
Harga Obligasi :
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga
obligasi dinyatakan dalam bentuk persentase (%), yaitu persentase dari nilai
nominal.
Ada 3 (tiga) kemungkinan harga pasar dari obligasi yang ditawarkan, yaitu:
10. Par (nilai Pari) : Harga Obligasi sama dengan nilai nominal Misal: Obligasi
dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual pada harga 100%, maka nilai obligasi
tersebut adalah 100% x Rp 50 juta = Rp 50 juta.
at premium (dengan Premi) : Harga Obligasi lebih besar dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal RP 50 juta dijual dengan harga 102%,
maka nilai obligasi adalah 102% x Rp 50 juta = Rp 51 juta
at discount (dengan Discount) : Harga Obligasi lebih kecil dari nilai nominal
Misal: Obligasi dengan nilai nominal Rp 50 juta dijual dengan harga 98%,
maka nilai dari obligasi adalah 98% x Rp 50 juta = Rp 49 juta.
Secara garis besar, ada tiga keuntungan yang diberikan pada investasi obligasi:
1. Bunga
Bunga dibayarkan secara reguler sampai jatuh tempo dan ditetapkan dalam
persentase dari nilai nominal. Misalnya: obligasi dengan kupon 10% akan
membayar Rp. 10 setiap Rp. 100 nilai nominal setiap tahun.
2. Capital Gain
Capital gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan
diskon yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada
saat jatuh tempo ia akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga
nominal.
3. Hak klaim pertama
Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditur
memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan.
Sebagaimana saham, obligasi sebagai instrumen investasi juga memiliki resiko,
yaitu:
1. Gagal bayar (default)
11. Kegagalan dari emiten untuk melakukan pembayaran bunga serta hutang
pokok pada waktu yang telah ditentukan, atau kegagalan emiten untuk
memenuhi ketentuan lain yang telah ditetapkan dalam kontrak obligasi.
2. Capital Loss
Capital loss terjadin ketika penjual obligasi di pasar sekunder menjual
obligasinya dengan diskon atau dengan nilai jual yang lebih rendah dari nilai
nominal.
3. Callability
Sebelum jatuh tempo, emiten mempunyai hak untuk membeli kembali
obligasi yang telah diterbitkan. Obligasi ini biasanya akan ditarik kembali
pada saat tingkat suku bunga secara umum turun. Jadi, pemegang obligasi
yang memiliki persyaratan callability (Callable Bonds) berpotensi merugi
apabila suku bunga menunjukan kecenderungan menurun, dan emiten
membeli kembali obligasi tanpa memberikan premium.
3. Reksadana(mutual fund)
Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan
dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Reksa dana merupakan salah satu
alternatif investasi bagi masyarakat, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atas investasi
mereka.
Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1
ayat (27) didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Ada tiga hal yang
12. terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat
pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga,
dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada
dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer
investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai
peluang keuntungan, Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko,
antara lain:
Risko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh
turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang
masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
Risiko Likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer
Investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali
(redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan
dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
Risiko Wanprestasi. Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini
dapat timbul ketika perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan
Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi atau membayar lebih rendah
dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank
kustodian, agen pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan
penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa Dana.
Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:
1. Reksa Dana Pasar Uang (Moner Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya
melakukan investasi pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang
13. dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan
pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini
melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk
Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko yang relatif lebih besar
dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas.
Karena investasinya dilakukan pada saham, maka risikonya lebih tinggi dari
dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat
pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan
investasi dalam Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
MEKANISME PERDAGANGAN
Di BEI, transaksi dilakukan pada hari-hari tertentu yang disebut Hari Bursa,
yaitu:
14. Hari Bursa Sesi Perdagangan Waktu
Senin s/d Kamis PraOpenning
Sesi I
Sesi II
PraClossing
Jam 08.30 - 09.00
WIB
Jam 09.00 -12.00
WIB
Jam 13.30 -15.30
WIB
Jam 16.00 - 16.15
WIB
Jumat PraOpenning
Sesi I
Sesi II
PraClossing
Jam 08.30 - 09.00
WIB
Jam 09.00 -11.30
WIB
Jam 14.00 -16.00
WIB
Jam16.00-16.15
WIB
KAMUS ISTILAH
Investasi : Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memperoleh keuntungan
Konsumsi : Pembelian pemenuhan kebutuhan hidup yang dipakai dan akan
habis atau mengalami penyusutan sedikit demi sedikit, sehingga akhirnya
tidak dapat digunakan lagi.
Tabungan : Kelebihan dana yang dimiliki setelah menggunakan
pendapatannya untuk kebutuhan konsumsi dalam jangka waktu tertentu.
15. Investor : Pihak yang memiliki kelebihan dana
Investasi Kekayaan Riil (real property) : Investasi yang dilakukan pada aset
yang tampak secara nyata seperti tanah, bangunan, dan yang secara
permanen melekat pada tanah termasuk apartemen, ruko, kondominium dan
sebagainya.
Investasi kekayaan pribadi yang tampak (tangible personal property) :
Investasi yang dilakukan pada benda – benda seperti emas, berlian, barang
antik dan termasuk benda – benda seni seperti lukisan dan lain – lain.
Investasi Keuangan (financial investment) : investasi yang dilakukan
pada surat berharga baik yang ada di pasar uang (money market) seperti
deposito, SBI, SBPU maupun surat berharga di pasar modal (capital market)
seperti saham, obligasi, dan berbagai bentuk surat berharga pasar modal
lainnya.
Investasi Komoditas (commodityinvestment): Investasi yang dilakukan pada
komoditas dalam artian barang seperti kopi, kelapa sawit dan lain – lain.
Investasi langsung (direct investment) : investasi secara langsung kepda
salah satu obyek investasi
Investasi tidak langsung (indirect investment) : investor tidak secara
langsung menginvestasikan dananya ke salah satu obyek investasi.
Issuer : Pihak yang memerlukan dana.
Efek Penyertaan (equity) : efek yang memberikan hak kepada pemegangnya
untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang menerbitkan efek
tersebut. Efek yang termasuk penyertaan antara lain saham biasa dan saham
preferen.
16. Efek Hutang: Efek dimana penerbitnya mengeluarkan atau menjual surat
hutang dengan kewajiban menebus kembali suatu masa nanti sesuai
kesepakatan diantara para pihak. Penerbit memberikan bunga atau kupon
sesuai dengan kesepakatan di awal, pada periode – periode yang sudah
disepakati.
Efek Derivatif : Efek turunan dari efek utama baik yang bersifat penyertaan
maupun utang. Efek yang termasuk penyertaan antara lain : waran, right,
option, futures, forward, SWAP, dan lain – lain.
Limited Risk : Pemegang saham hanya bertanggung jawab sampai jumlah
yang disetorkan ke dalam perusahaan.
Ultimate Control : pemegang saham (secara kolektif) akan menentukan
arah dan tujuan perusahaan.
Dividen : Keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas
keuntungan yang dihasilkan. Dividen diberikan setelah mendapat
persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
HMETD : Hak memesan efek terlebih dahulu
Residual Claim : pemegang saham merupakan pihak terakhir yang mendapat
pembagian hasil usaha perusahaan (dalam bentuk dividen) dan sisa aset
dalam proses likuidasi perusahaan. Pemegang saham memiliki posisi yunior
dibanding pemegang obligasi atau kreditur.
Capital Gain : Selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan
17. GALERI INVESTASI BEI FE UA
GaleriInvestasi BEI memiliki 6 divisi:
1. PenelitiandanPengembangan (Litbang)
Divisi ini mewadahi peningkatan pengetahuan dan kemampuan mengenai pasar
modal.
2. PengembanganSumberDayaManusia (PSDM)
Divisi ini melakukan pengawasan terhadap kinerja anggota serta membina hubungan
intern sesame anggota.
3. HubunganMasyarakat (Humas)
Divisi ini menjalin hubungan baik dengan pihak luar untuk menunjang kinerja Galeri
Investasi BEI.
4. KeuangandanBisnis (Kubis)
Divisi ini mengatur financial serta memfasilitasi kegiatan kewirausahaan di Galeri
Investasi BEI.
5. KesekretariatandanPerpustakaan (Sekrepus)
Divisi ini mengatur surat menyurat, arsip serta kepustakaan di Galeri Investasi BEI.
6. Trading
Divisi ini memfasilitasi anggota maupun pihak luar yang ingin langsung terjun
kedunia pasar modal.