SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN
DI INDONESIA
Oleh
Rahma Retno Handayani1. Resi Relista2. Sanawiyah3.
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 2017
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
E-mail: ssanawiyah@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem desentralisasi menunjukkan
karakteristik yakni sebagian kewenangan urusan pemerintahan yang menjadi
kewajiban pemerintah, diberikan kepada pemerintah daerah. Otonomi daerah bisa
diartikan sebagai kewajiban yang dikuasakan kepada daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan juga hasil guna
penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan
pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sistem
penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia berdasarkan pendekatan kesisteman
meliputi sistem pemerintahan pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan
daerah. Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik bahwa semua kewenangan
penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah pusat.
Kata kunci: Desentralisasi, Perundang-undangan, Pemerintahan pusat.
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
REGIONAL AUTONOMY RELATIONS AND GOVERNMENT SYSTEM
IN INDONESIA
ABSTRACT
This study aims to find out the decentralization system shows the characteristics of a
part of the authority of government affairs which is the obligation of the government,
given to local governments. Regional autonomy can be interpreted as an obligation
authorized to autonomous regions to regulate and manage their own government affairs
and the interests of the local community according to the aspirations of the community
to increase the effectiveness and also the results of the administration of government
in the framework of service to the community and implementation of development in
accordance with the legislation. The governance system in Indonesia based on the
systemic approach includes a central government system or called the government and
the regional government system. The concept of centralization shows the
characteristics that all the authorities of governance are in the central government.
Keywords: Decentralization, Legislation, Central Government.
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
PENDAHULUAN
Otonomi daerah merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pemerintah
yang efektif dan efisien. Karena pada dasarnya tidak mungkin pemerintah pusat
mengatur serta mengelola negara dengan segala permasalahan yang kompleks.
Sementara itu, pemerintah daerah juga merupakan training ground serta pengembangan
demokrasi dalam sebuah negara. Disadari atau tidak, sistem pemerintahan daerah
sebenarnya merupakan persiapan untuk karir politik lanjutan yang biasanya terdapat
pada pemerintahan pusat.
Sistem pemerintahan sangat erat kaitannya dengan otonomi daerah yang saat
ini telah berlangsung di Indonesia. Bila sebelum diperkenalkan otonomi daerah, semua
sistem pemerintahan bersifat sentralisasi atau terpusat. Dengan pelaksanaan otonomi
daerah diharapkan daerah mampu mengatur sistem pemerintahannya sendiri dengan
memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki. Walaupun demikian, ada beberapa hal
tetap dikendalikan oleh pemerintah pusat seperti hubungan diplomatik, kerjasama
perdagangan, dan lain-lain.
Sistem Pemerintahan digunakan untuk menjaga kestabilan masyarakat dalam
banyak segi sosial, norma, dan ekonomi, menjaga kestabilan sistem dalam menjaga
kedaulatan negara, menjaga kekuatan dari segi pertahanan, ekonomi, politik dan
keamanan dimata dunia sehingga menjadi suatu sistem pemerintahan yang
berkelanjutan untuk memenuhi tugas esensial dan fakultif Negara.
METODE PENULISAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam rangka untuk menemukan
esensi dari setiap fenomena. Salah satu strategi penelitian kualitatif yang dikembangkan
adalah studi kasus. Studi kasus sangat bermanfaat untuk memahami suatu kasus secara
komprehensif dan untuk mengetahui prospeknya di masa depan. Studi kasus sangat
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
bermanfaat untuk memahami suatu kasus secara komprehensif dan untuk mengetahui
prospeknya di masa depan. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan daerah tingkat
I maupun Tingkat II mampu mengelola daerahnya sendiri. Untuk kepentingan rakyat
dan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara sosial ekonomi yang merata.
PEMBAHASAN
 Otonomi Daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara
harfiah, otonom daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Istilah otonomi
daerah dan desentralisasi pada dasarnya mempersoalkan pembagian kewenangan
kepada organ-organ penyelenggaraan Negara, sedangkan otonomi menyangkut hak
yang mengikuti pembagian wewenang tersebut. Desentralisasi sebagaimana
didefinisikan Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah:
“Desentralisasi terkait dengan masalah pelimpahan wewenang dari
pemerintah pusat yang berada di ibu kota Negara baik melalui cara
dekosentrasi, misalnya pendelegasian, kepada penjabat dibawahnya maupun
melalui pendelegasian kepada pemerintahan atau perwakilan di daerah”
Batasan ini hanya menjelaskan proses kewenangan yang diserahkan pusat
kepada daerah, tetapi belum menjelaskan isi dan keluasan kewenangan serta
konsekuensi penyerahan kewenangan itu bagi badan-badan otonomi daerah.
Tujuan desentralisasi, yaitu:
1. Untuk mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang
masalah-masalah kecil bidang pemerintah di tingkat lokal;
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
2. Meningkatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
kegiatan pemerintah lokal;
3. Melatih masyarakat untuk dapat mengatur urusan rumah tangganya sendiri; dan
4. Mempercepat bidang pelayanan umun pemerintah kepada masyarakat.
Namun demikian, pelaksanaan desentralisasi haruslah dilandasi
argumentasi yang kuat secara teoretis ataupun empiris. Kalangan teoretisi
pemerintahan dan politik mengajukan sejumlah argument yang menjadi dasar
pelaksanaan desentralisasi.
a. Visi otonomi daerah
Otonomi daerah sebagai kerangka penyelenggaraan pemerintah
mempunyai visi yang dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup utama yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya:
a) Politik
Dibidang politik dipahami sebagai proses untuk membuka ruang bagi
lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis,
memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintah yang
responsive terhadap kepentingan masyarakat luas, dan memelihara suati
mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggung
jawaban publik.
b) Ekonomi
Bidang ekonomi, mengandung makna bahwa otonomi daerah menjamin
lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dipihak lain
mendorong terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan
kebijakan lokal kedaerahan untuk mengoktimalkan pendayagunaan potensi
ekonomi di daerahnya.
c) Sosial Budaya
Sosial dan budaya. Memeilhara dan mengembangkan nilai, tradisi, karya
seni, karya cipta, bahasa, dan karya sastra lokal yang dipandang kondusif
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
dalam mendorong masyarakat untuk merespons positif dinamika kehidupan
disekitaenya dan kehidupan global.
b. Sejarah otonomi daerah
Peraturan perundang-undangan yang pertama kali yang mengatur tentang
pemerintahan daerah pasca proklamasi kemerdekaan adalah UU No.1 Tahun
1945. Ditetapkan undang-undang ini merupakan hasil dari berbagai
pertimbangan tentang sejarah pemerintahan dimasa kerajaan-kerajaan serta
pada masa pemerintahan kolonialisme. Perjalanan sejarah otonomi daerah
diindonesia selalu ditandai dengan lahirnya suatu produk perundang-undangan
yang menggantikan produk sebelumnya. Momentum otonomi daerah di
Indonesia semakin mendapat tempatnya setelah MPR RI melakukan
amandemen pada pasal 18 UUD 1945 dalam perubahan kedua yang secara
tegas dan eksplisit menyebutkan bahwa Negara Indonesia memakai prinsip
otonomi dan desentralisasi kekuasaan politik.
c. Prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah
Prinsip-prinsip prmberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam
penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebagai berikut.
a) Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memerhatikan
aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman
daerah.
b) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan
bertanggung jawab.
c) Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah
kabupaten dan daerah kota, sedangkan pada daerah provinsi merupakan
otonomi terbatas.
d) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai konstitusi Negara sehingga tetap
terjamin yang serasi antara pusat dan daerah serta antara daerah.
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
e) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah
otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi
wilayah administrasi.
f) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi
badan legislative daerah, baik fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun
fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah.
g) Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam
kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan
kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagi
wakil pemerintah.
h) Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari
pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada
desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber
daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan
mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan.
 Hak dan Kewajiban Daerah
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak:
a) mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya;
b) memilih pimpinan daerah;
c) mengelola aparatur daerah;
d) mengelola kekayaan daerah;
e) memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f) mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
lainnya yang berada di daerah;
g) mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan
h) mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam Peraturan perundangundangan.
Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban:
a) melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b) meningkatkan kualitas kehidupan, masyarakat;
c) mengembangkan kehidupan demokrasi;
d) mewujudkan keadilan dan pemerataan;
e) meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;
f) menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
g) menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;
h) mengembangkan sistem jaminan sosial;
i) menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;
j) mengembangkan sumber daya produktif di daerah;
k) melestarikan lingkungan hidup;
l) mengelola administrasi kependudukan;
m) melestarikan nilai sosial budaya;
n) membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya; dan
o) kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
d. Asas otonomi daerah
Mengingat banyaknya manfaat dari pelaksanaan otonomi daerah ini, dipelukan
adanya asas yang menjadi dasar bagi pelaksaan otonomi daerah. Terdapat tiga
asas pengertian daerah otonom yang tercantum dalam undang-undang Nomor
32 tahun 2004 tetang pemerintahan daerah, yaitu asas Desentralisasi, asas
Dekosentrasi dan asas Tugas Pembantuan. Brikut uraian asas-asas otonomi
daerah dan penelasan lengkapnya berdasarkan pendapat Dr. Agussalim andi
gajong S.H. dalam bukunya yang berjudul “pemerintahan daerah: kajian
politik dan hukum”
a) Asas Desentralisasi
Menurut UU Nomor 32 tahun 2004 secara lugas menyebutkan bahwa
desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerntah
pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahannya dalam sistem Negara persatuan Republik Indonesia.
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
b) Asas Dekosentrasi
Sama halnya dengan asas desentralisasi, asas dekosentrasi memiliki makna
yaitu pendelegasian wewenang dari pemerintah pusat pada pemerintah
daerah tau dari badan otonom yang memiliki wewenang lebih tinggi ke
badan otonom yang wewenangnya lebih rendah.
c) Asas Tugas Pembantuan
Tugas pembantuan merupakan suatu asas dasar hukum otonomi daerah
yang memiliki sifat membantu pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih
tinggi tingkatannya dalam menyelenggarakan Negara atau daerah melalui
kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah atau badan otonom yang
dimintai bantuannya tersebut.
 Sistem Pemerintahan Daerah
Indonesia merupakan sebuah Negara kesatuan yang menerapkan otonomi
kepada daerah atau desentralisasi yang sedikit mirip dengan Negara serikat/federal.
Namun terdapat perbedaan-perbedaan yang menjadikan keduanya tidak sama. Jika
sebelumnya semua sistem pemerintahan bersifat terpusat atau sentralisasi maka
setelah diterapkannya otonomi daerah diharapkan daerah bisa mengatur kehidupan
pemerintahan daerah sendiri dengan cara mengoktimalkan potensi daerah yang ada.
Meskipun demikian, terdapat beberapa hal tetap diatur oleh pemerintah pusat
seperti urusan keuangan, Negara, agama, hubungan luar negeri, dan lain-lain.
System pemerintahan daerah juga sebenarnya merupakan salah satu wujud
penyelenggaraan pemerintah yang efisien dan efektif.
Sistem Pemerintahan digunakan untuk menjaga kestabilan masyarakat
dalam banyak segi sosial, norma, dan ekonomi, menjaga kestabilan sistem dalam
menjaga kedaulatan negara, menjaga kekuatan dari segi pertahanan, ekonomi,
politik dan keamanan dimata dunia sehingga menjadi suatu sistem pemerintahan
yang berkelanjutan untuk memenuhi tugas esensial dan fakultif dari suatu Negara.
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem
pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat.
Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa
diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem
pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya
hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas
berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga
kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem
pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut
turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini
hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara
menyeluruh. Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok
untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam
waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri.
 Penyelenggaraan Pemerintahan
Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD.
Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan
Negara yang terdiri atas: asas kepastian hukum, asas kepentingan umum, asas tertib
penyelenggara negara, asas proporsionalitas, asas keterbukaan, asas akuntabilitas, asas
efektivitas, asas profesionalitas, dan asas efisiensi.
Daerah Otonom
Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang
meliputi tiga daerah yaitu:
a) Daerah Provinsi
b) Daerah Kota
c) Daerah Kabupaten
Dengan demikian kewenangan daerah otonom sangat luas. Pemerintah
daerah harus berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakatnya,
diantaranya meliputi:
a) Pendidikan
b) Kesejahteraan
c) Kesehatan
d) Penghasilan Dll
Pemerintah pusat menyerahkan sebagian wewenangnya kepada daerah untuk
mengurusi dirinya sendiri. Pemerintah pusat hanya menangani enam urusan,
diantaranya: a) Politik luar negeri, b) Pertahanan dan keamanan, c) Yustisi, d)
Moneter dan fisikal nasional e) Agama
Pengawasan terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah
Pengawasan yang dianut menurut undang-undang No 32 tahun 2004
meliputi dua bentuk pengawasan yakni pengawasan atas pelaksanaan urusan
pemerintah di daerah dan pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan
kepala daerah. Pengawasan ini dilaksanakan oleh aparat pengawas intern
pemerintah. Hasil pembinaan dan pengawasan tersebut digunakan sebagai bahan
pembinaan selanjutnya oleh pemerintah dan dapat digunakan sebagai bahan
pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Pembinaan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau gubernur
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
selaku wakil pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan
penyelenggaraan otonomi daerah. Dalam rangka pembinaan oleh pemerintah,
menteri dan pimpinan lembega pemerintah non-departemen melakukan pembinaan
sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing yang dikoordinasikan oleh
Menteri Dalam Negeri untuk pembinaan dan pengawasan provinsi, serta oleh
gubernur untuk pembinaan dan pengawasan kabupaten / kota.
Dalam hal pengawasan terhadap rancangan peraturan daerah dan
perataturan kepala daerah, pemerintah melakukan dua cara sebagai berikut.
1. Pengawasan terhadap rancangan perda yang mengatur pajak daerah, retribusi
daerah, APBD, dan RUTR, sebelum disyahkan oleh kepala daerah terlebih
dahulu dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri untuk Raperda Provinsi, dan oleh
gubernur terhadap Raperda Kabupaten/Kota. Mekanisme ini dilakukan agar
pengaturan tentang hal-hal tersebut dapat mencapai daya guna dan hasil guna
yang optimal.
2. Pengawasan terhadap semua peraturan daerah di luar yang termuat di atas,
peraturan daerah wajib disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk
provinsi dan gubernur untuk kabuapten/kota, untuk memperoleh klarifikasi
terhadap peraturan daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum
dan/atau peraturan lain yang lebih tinggi dan sebab itu dapat dibatalkan sesuai
mekanisme yang berlaku.
Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan,
pemerintah dapat menerapkan sanksi kepada penyelenggara pemerintahan daerah
apabila ditemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran. Sanksi yang dimaksud
antara lain berupa penataan kembali suatu daerah otonom, pembatalan
pengangkatan pejabat, penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan
yang ditetapkan daerah, sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
PENUTUP
Otonomi Daerah sebenarnya merupakan salah satu bentuk penyelenggara
pemerintahan yang efektif dan efisien. Otonomi Daerah juga membuka peluang bagi
masyarakat daerah untuk meningkatkan kapasitas teknik dan managerial sehingga bisa
meningkatkan pengaruh serta pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
para elit lokal. Dalam sistem pemerintahan daerah juga bisa memungkinkan para
pemimpin daerah untuk menetapkan pelayanan dan fasilitas secara efektif di tengah-
tengah masyarakat, mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan
melakukan evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik bila
dibandingan pengawasan yang dilakukan oleh pejabat dari pusat.
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang
bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan
penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi
empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu,
terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Kajian mengenai hubungan pemerintahan mencakup pembahasan mengenai hubungan
antara pemerintah dan masyarakat sebagai yang diperintah. Bentuk hubungan antara
pemerintah dengan yang diperintah secara konkret dapat dilihat dalam proses
pembuatan kebijakan. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan dan Otonomi Daerah
haruslah lebih ditingkatkan lagi. Mengingat masih banyaknya pelanggaran-
pelanggaran yang banyak diberitakan di media. Oleh karena itu, peran pemerintah
maupun masyarakat sangatlah penting.
DAFTAR PUSTAKA
Azka, Azyumardi, 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani, Jakarta.
Icce UIN Jakarta
Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI
Candra Jaya, Andi, Pendidikan Kewarganegaraan.
Diakses Dari Http://Demokrasiindonesia.Blogspot.Co.Id/2014/10/Sistem-Pemerintahan
Daerah-Otonomi.Html?M=1 Pada Tanggal20 Oktober 2018 Pukul 20.50 WIB
Hidayat, Komaruddin, & Azra, Azyumardi, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta. Icce UIN Jakarta
Huda, Ni’matul, 2005. Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah Perkembangan dan
Problematika, Yogyakarta. Pusaka Pelajar Offset
Sujamto, 1990. Otonomi Daerah Yang Nyata Dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Ghalia
Indonesia

More Related Content

What's hot

Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanNina Muhaemin
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Eva Yusinta
 
Konsep Dasar Ilmu Politik
Konsep Dasar Ilmu PolitikKonsep Dasar Ilmu Politik
Konsep Dasar Ilmu PolitikMuhamad Yogi
 
Etika dan Hukum Administrasi Publik
Etika dan Hukum Administrasi PublikEtika dan Hukum Administrasi Publik
Etika dan Hukum Administrasi PublikTri Widodo W. UTOMO
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)Abdul Rais P
 
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan Inggris
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan InggrisPerbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan Inggris
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan InggrisSiti Sahati
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahDadang Solihin
 
Sistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala DaerahSistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala Daerahsangdamar
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN Sri Suwanti
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Oswar Mungkasa
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tri Widodo W. UTOMO
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Mitha Ye Es
 

What's hot (20)

Pengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahanPengertian pemerintah dan pemerintahan
Pengertian pemerintah dan pemerintahan
 
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
Adapun perbedaan kelembagaan dan tugas kenegaraaan sebelum dan sesudah amande...
 
Konsep Dasar Ilmu Politik
Konsep Dasar Ilmu PolitikKonsep Dasar Ilmu Politik
Konsep Dasar Ilmu Politik
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Etika dan Hukum Administrasi Publik
Etika dan Hukum Administrasi PublikEtika dan Hukum Administrasi Publik
Etika dan Hukum Administrasi Publik
 
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
STRUKTUR PEMERINTAHAN INDONESIA MENURUT UUD 1945 (AMANDEMEN)
 
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem PemerintahanRuang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
Ruang Lingkup Perbandingan Sistem Pemerintahan
 
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan Inggris
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan InggrisPerbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan Inggris
Perbandingan Administrasi Negara Perancis Dengan Inggris
 
Sistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan DaerahSistem Pemerintahan Daerah
Sistem Pemerintahan Daerah
 
Sistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala DaerahSistem Pemilihan Kepala Daerah
Sistem Pemilihan Kepala Daerah
 
Makalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerahMakalah wewenang pemerintah daerah
Makalah wewenang pemerintah daerah
 
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
SRI SUWANTI - PERBANDINGAN PEMERINTAHAN
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik (Good Governance)
 
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesiaPolitik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
Politik Hukum - Pertemuan Kedua - 2. politik hukum di indonesia
 
Makalah semantik
Makalah semantikMakalah semantik
Makalah semantik
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
Konsep dasar politik dan pemerintahan edite(1)
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 

Similar to Otonomi Daerah

Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaindraagus
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahScout Dan
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka Prawita
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomijenis6575
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahAmalia Tania
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasimaneicon22
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4Andi Widya
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaHIA Class.
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatapotek agam farma
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat apotek agam farma
 
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoliNaskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoliYohannes Halawa
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahsyabdan
 
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriKebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriHendra Nugraha
 

Similar to Otonomi Daerah (20)

Presentasi pkn
Presentasi pknPresentasi pkn
Presentasi pkn
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerahPkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
Pkn bab 4 a b harmonisasi pemerintah usat dan daerah
 
Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2Makalah sistem pemerintahan 2
Makalah sistem pemerintahan 2
 
Ika prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemdaIka prawita tugas 1 pemda
Ika prawita tugas 1 pemda
 
Otonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdfOtonomi Daerah.pdf
Otonomi Daerah.pdf
 
Desentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomiDesentralisasi dan otonomi
Desentralisasi dan otonomi
 
Otonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docxOtonomi Daerah.docx
Otonomi Daerah.docx
 
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerahHarmonisasi pemerintah pusat dan daerah
Harmonisasi pemerintah pusat dan daerah
 
Otonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasiOtonomi daerah dan demokrasi
Otonomi daerah dan demokrasi
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
 
Otonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di IndonesiaOtonomi Daerah di Indonesia
Otonomi Daerah di Indonesia
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
 
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoliNaskah akademik perda bumd gunungsitoli
Naskah akademik perda bumd gunungsitoli
 
Ppkn materi 9
Ppkn materi 9Ppkn materi 9
Ppkn materi 9
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkriKebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
Kebijakan otonomi daerah_dalam_kerangka_nkri
 

Recently uploaded

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxBudyHermawan3
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxBudyHermawan3
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxrohiwanto
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasiasaliaraudhatii
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxBudyHermawan3
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxBudyHermawan3
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxBudyHermawan3
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxBudyHermawan3
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxBudyHermawan3
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxBudyHermawan3
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxBudyHermawan3
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxBudyHermawan3
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfdrmdbriarren
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxSusatyoTriwilopo
 

Recently uploaded (16)

PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptxPB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
PB.2 KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDES.pptx
 
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptxLAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
LAPORAN KEPALA DESA. sebagai kewajiban pptx
 
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptxIPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
IPSKelas12BABSMANEGERI1 3 April 2024perikanan.pptx
 
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke IntegrasiPenyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
Penyesuaian AK Jabatan Fungsional Konvensional Ke Integrasi
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptxTata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
Tata Kelola Pengadaan barang dan Jasa di Desa pptx
 
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptxAparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
Aparatur Sipil Negara sebagai Perekat Bangsa.pptx
 
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptxPB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
PB.1 BINA SUASANA DAN ORIENTASI BELAJAR.pptx
 
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptxPengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
Pengantar dan Teknik Public Speaking.pptx
 
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptxMembangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
Membangun Budaya Ber-Integritas ASN.pptx
 
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptxInovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
Inovasi Pelayanan Publik Pemerintah .pptx
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptxKonsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
Konsep Management RisikoRev Pak Budi.pptx
 
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama DesapptxPB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
PB.2.3 KERJA SAMA DESA. Perspektif Kerja sama Desapptx
 
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdfSalinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
Salinan Materi Sosialisasi PEKPPP 2022 - bukti dukung lebih rinci.pdf
 
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptxmars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
mars pkk yang selalu dinyanyikan saat kegiatan PKK.pptx
 

Otonomi Daerah

  • 1. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI HUBUNGAN OTONOMI DAERAH DAN SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA Oleh Rahma Retno Handayani1. Resi Relista2. Sanawiyah3. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 2017 Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang E-mail: ssanawiyah@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem desentralisasi menunjukkan karakteristik yakni sebagian kewenangan urusan pemerintahan yang menjadi kewajiban pemerintah, diberikan kepada pemerintah daerah. Otonomi daerah bisa diartikan sebagai kewajiban yang dikuasakan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan juga hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia berdasarkan pendekatan kesisteman meliputi sistem pemerintahan pusat atau disebut pemerintah dan sistem pemerintahan daerah. Konsep sentralisasi menunjukkan karakteristik bahwa semua kewenangan penyelenggaraan pemerintahan berada di pemerintah pusat. Kata kunci: Desentralisasi, Perundang-undangan, Pemerintahan pusat.
  • 2. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI REGIONAL AUTONOMY RELATIONS AND GOVERNMENT SYSTEM IN INDONESIA ABSTRACT This study aims to find out the decentralization system shows the characteristics of a part of the authority of government affairs which is the obligation of the government, given to local governments. Regional autonomy can be interpreted as an obligation authorized to autonomous regions to regulate and manage their own government affairs and the interests of the local community according to the aspirations of the community to increase the effectiveness and also the results of the administration of government in the framework of service to the community and implementation of development in accordance with the legislation. The governance system in Indonesia based on the systemic approach includes a central government system or called the government and the regional government system. The concept of centralization shows the characteristics that all the authorities of governance are in the central government. Keywords: Decentralization, Legislation, Central Government.
  • 3. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI PENDAHULUAN Otonomi daerah merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pemerintah yang efektif dan efisien. Karena pada dasarnya tidak mungkin pemerintah pusat mengatur serta mengelola negara dengan segala permasalahan yang kompleks. Sementara itu, pemerintah daerah juga merupakan training ground serta pengembangan demokrasi dalam sebuah negara. Disadari atau tidak, sistem pemerintahan daerah sebenarnya merupakan persiapan untuk karir politik lanjutan yang biasanya terdapat pada pemerintahan pusat. Sistem pemerintahan sangat erat kaitannya dengan otonomi daerah yang saat ini telah berlangsung di Indonesia. Bila sebelum diperkenalkan otonomi daerah, semua sistem pemerintahan bersifat sentralisasi atau terpusat. Dengan pelaksanaan otonomi daerah diharapkan daerah mampu mengatur sistem pemerintahannya sendiri dengan memaksimalkan potensi daerah yang dimiliki. Walaupun demikian, ada beberapa hal tetap dikendalikan oleh pemerintah pusat seperti hubungan diplomatik, kerjasama perdagangan, dan lain-lain. Sistem Pemerintahan digunakan untuk menjaga kestabilan masyarakat dalam banyak segi sosial, norma, dan ekonomi, menjaga kestabilan sistem dalam menjaga kedaulatan negara, menjaga kekuatan dari segi pertahanan, ekonomi, politik dan keamanan dimata dunia sehingga menjadi suatu sistem pemerintahan yang berkelanjutan untuk memenuhi tugas esensial dan fakultif Negara. METODE PENULISAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam rangka untuk menemukan esensi dari setiap fenomena. Salah satu strategi penelitian kualitatif yang dikembangkan adalah studi kasus. Studi kasus sangat bermanfaat untuk memahami suatu kasus secara komprehensif dan untuk mengetahui prospeknya di masa depan. Studi kasus sangat
  • 4. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI bermanfaat untuk memahami suatu kasus secara komprehensif dan untuk mengetahui prospeknya di masa depan. Dengan adanya otonomi daerah diharapkan daerah tingkat I maupun Tingkat II mampu mengelola daerahnya sendiri. Untuk kepentingan rakyat dan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat secara sosial ekonomi yang merata. PEMBAHASAN  Otonomi Daerah Otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonom daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Istilah otonomi daerah dan desentralisasi pada dasarnya mempersoalkan pembagian kewenangan kepada organ-organ penyelenggaraan Negara, sedangkan otonomi menyangkut hak yang mengikuti pembagian wewenang tersebut. Desentralisasi sebagaimana didefinisikan Persekutuan Bangsa-Bangsa (PBB) adalah: “Desentralisasi terkait dengan masalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat yang berada di ibu kota Negara baik melalui cara dekosentrasi, misalnya pendelegasian, kepada penjabat dibawahnya maupun melalui pendelegasian kepada pemerintahan atau perwakilan di daerah” Batasan ini hanya menjelaskan proses kewenangan yang diserahkan pusat kepada daerah, tetapi belum menjelaskan isi dan keluasan kewenangan serta konsekuensi penyerahan kewenangan itu bagi badan-badan otonomi daerah. Tujuan desentralisasi, yaitu: 1. Untuk mengurangi beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah-masalah kecil bidang pemerintah di tingkat lokal;
  • 5. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI 2. Meningkatkan dukungan dan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan kegiatan pemerintah lokal; 3. Melatih masyarakat untuk dapat mengatur urusan rumah tangganya sendiri; dan 4. Mempercepat bidang pelayanan umun pemerintah kepada masyarakat. Namun demikian, pelaksanaan desentralisasi haruslah dilandasi argumentasi yang kuat secara teoretis ataupun empiris. Kalangan teoretisi pemerintahan dan politik mengajukan sejumlah argument yang menjadi dasar pelaksanaan desentralisasi. a. Visi otonomi daerah Otonomi daerah sebagai kerangka penyelenggaraan pemerintah mempunyai visi yang dapat dirumuskan dalam tiga ruang lingkup utama yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya: a) Politik Dibidang politik dipahami sebagai proses untuk membuka ruang bagi lahirnya kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis, memungkinkan berlangsungnya penyelenggaraan pemerintah yang responsive terhadap kepentingan masyarakat luas, dan memelihara suati mekanisme pengambilan keputusan yang taat pada asas pertanggung jawaban publik. b) Ekonomi Bidang ekonomi, mengandung makna bahwa otonomi daerah menjamin lancarnya pelaksanaan kebijakan ekonomi nasional di daerah, dipihak lain mendorong terbukanya peluang bagi pemerintah daerah mengembangkan kebijakan lokal kedaerahan untuk mengoktimalkan pendayagunaan potensi ekonomi di daerahnya. c) Sosial Budaya Sosial dan budaya. Memeilhara dan mengembangkan nilai, tradisi, karya seni, karya cipta, bahasa, dan karya sastra lokal yang dipandang kondusif
  • 6. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI dalam mendorong masyarakat untuk merespons positif dinamika kehidupan disekitaenya dan kehidupan global. b. Sejarah otonomi daerah Peraturan perundang-undangan yang pertama kali yang mengatur tentang pemerintahan daerah pasca proklamasi kemerdekaan adalah UU No.1 Tahun 1945. Ditetapkan undang-undang ini merupakan hasil dari berbagai pertimbangan tentang sejarah pemerintahan dimasa kerajaan-kerajaan serta pada masa pemerintahan kolonialisme. Perjalanan sejarah otonomi daerah diindonesia selalu ditandai dengan lahirnya suatu produk perundang-undangan yang menggantikan produk sebelumnya. Momentum otonomi daerah di Indonesia semakin mendapat tempatnya setelah MPR RI melakukan amandemen pada pasal 18 UUD 1945 dalam perubahan kedua yang secara tegas dan eksplisit menyebutkan bahwa Negara Indonesia memakai prinsip otonomi dan desentralisasi kekuasaan politik. c. Prinsip-prinsip pelaksanaan otonomi daerah Prinsip-prinsip prmberian otonomi daerah yang dijadikan pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah sebagai berikut. a) Penyelenggaraan otonomi daerah dilaksanakan dengan memerhatikan aspek demokrasi, keadilan, pemerataan, serta potensi dan keanekaragaman daerah. b) Pelaksanaan otonomi daerah didasarkan pada otonomi luas, nyata, dan bertanggung jawab. c) Pelaksanaan otonomi daerah yang luas dan utuh diletakkan pada daerah kabupaten dan daerah kota, sedangkan pada daerah provinsi merupakan otonomi terbatas. d) Pelaksanaan otonomi daerah harus sesuai konstitusi Negara sehingga tetap terjamin yang serasi antara pusat dan daerah serta antara daerah.
  • 7. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI e) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan kemandirian daerah otonom, dan karenanya dalam daerah kabupaten dan kota tidak ada lagi wilayah administrasi. f) Pelaksanaan otonomi daerah harus lebih meningkatkan peranan dan fungsi badan legislative daerah, baik fungsi legislasi, fungsi pengawasan maupun fungsi anggaran atas penyelenggaraan pemerintah daerah. g) Pelaksanaan asas dekonsentrasi diletakkan pada daerah provinsi dalam kedudukannya sebagai wilayah administrasi untuk melaksanakan kewenangan pemerintah tertentu yang dilimpahkan kepada gubernur sebagi wakil pemerintah. h) Pelaksanaan asas tugas pembantuan dimungkinkan, tidak hanya dari pemerintah kepada daerah, tetapi juga dari pemerintah dan daerah kepada desa yang disertai dengan pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaan dan mempertanggung jawabkan kepada yang menugaskan.  Hak dan Kewajiban Daerah Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai hak: a) mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya; b) memilih pimpinan daerah; c) mengelola aparatur daerah; d) mengelola kekayaan daerah; e) memungut pajak daerah dan retribusi daerah; f) mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang berada di daerah; g) mendapatkan sumber-sumber pendapatan lain yang sah; dan h) mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam Peraturan perundangundangan. Dalam menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban: a) melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan
  • 8. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI nasional, serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia; b) meningkatkan kualitas kehidupan, masyarakat; c) mengembangkan kehidupan demokrasi; d) mewujudkan keadilan dan pemerataan; e) meningkatkan pelayanan dasar pendidikan; f) menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan; g) menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak; h) mengembangkan sistem jaminan sosial; i) menyusun perencanaan dan tata ruang daerah; j) mengembangkan sumber daya produktif di daerah; k) melestarikan lingkungan hidup; l) mengelola administrasi kependudukan; m) melestarikan nilai sosial budaya; n) membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan kewenangannya; dan o) kewajiban lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. d. Asas otonomi daerah Mengingat banyaknya manfaat dari pelaksanaan otonomi daerah ini, dipelukan adanya asas yang menjadi dasar bagi pelaksaan otonomi daerah. Terdapat tiga asas pengertian daerah otonom yang tercantum dalam undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tetang pemerintahan daerah, yaitu asas Desentralisasi, asas Dekosentrasi dan asas Tugas Pembantuan. Brikut uraian asas-asas otonomi daerah dan penelasan lengkapnya berdasarkan pendapat Dr. Agussalim andi gajong S.H. dalam bukunya yang berjudul “pemerintahan daerah: kajian politik dan hukum” a) Asas Desentralisasi Menurut UU Nomor 32 tahun 2004 secara lugas menyebutkan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh pemerntah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya dalam sistem Negara persatuan Republik Indonesia.
  • 9. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI b) Asas Dekosentrasi Sama halnya dengan asas desentralisasi, asas dekosentrasi memiliki makna yaitu pendelegasian wewenang dari pemerintah pusat pada pemerintah daerah tau dari badan otonom yang memiliki wewenang lebih tinggi ke badan otonom yang wewenangnya lebih rendah. c) Asas Tugas Pembantuan Tugas pembantuan merupakan suatu asas dasar hukum otonomi daerah yang memiliki sifat membantu pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih tinggi tingkatannya dalam menyelenggarakan Negara atau daerah melalui kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah atau badan otonom yang dimintai bantuannya tersebut.  Sistem Pemerintahan Daerah Indonesia merupakan sebuah Negara kesatuan yang menerapkan otonomi kepada daerah atau desentralisasi yang sedikit mirip dengan Negara serikat/federal. Namun terdapat perbedaan-perbedaan yang menjadikan keduanya tidak sama. Jika sebelumnya semua sistem pemerintahan bersifat terpusat atau sentralisasi maka setelah diterapkannya otonomi daerah diharapkan daerah bisa mengatur kehidupan pemerintahan daerah sendiri dengan cara mengoktimalkan potensi daerah yang ada. Meskipun demikian, terdapat beberapa hal tetap diatur oleh pemerintah pusat seperti urusan keuangan, Negara, agama, hubungan luar negeri, dan lain-lain. System pemerintahan daerah juga sebenarnya merupakan salah satu wujud penyelenggaraan pemerintah yang efisien dan efektif. Sistem Pemerintahan digunakan untuk menjaga kestabilan masyarakat dalam banyak segi sosial, norma, dan ekonomi, menjaga kestabilan sistem dalam menjaga kedaulatan negara, menjaga kekuatan dari segi pertahanan, ekonomi, politik dan keamanan dimata dunia sehingga menjadi suatu sistem pemerintahan yang berkelanjutan untuk memenuhi tugas esensial dan fakultif dari suatu Negara.
  • 10. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI Namun di beberapa negara sering terjadi tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan mempunyai sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal tersebut. Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan itu secara menyeluruh. Secara sempit, Sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu sendiri.  Penyelenggaraan Pemerintahan Penyelenggara pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan DPRD. Penyelenggaraan pemerintahan berpedoman pada Asas Umum Penyelenggaraan Negara yang terdiri atas: asas kepastian hukum, asas kepentingan umum, asas tertib penyelenggara negara, asas proporsionalitas, asas keterbukaan, asas akuntabilitas, asas efektivitas, asas profesionalitas, dan asas efisiensi. Daerah Otonom Daerah otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut
  • 11. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang meliputi tiga daerah yaitu: a) Daerah Provinsi b) Daerah Kota c) Daerah Kabupaten Dengan demikian kewenangan daerah otonom sangat luas. Pemerintah daerah harus berwenang mengurus sendiri kepentingan masyarakatnya, diantaranya meliputi: a) Pendidikan b) Kesejahteraan c) Kesehatan d) Penghasilan Dll Pemerintah pusat menyerahkan sebagian wewenangnya kepada daerah untuk mengurusi dirinya sendiri. Pemerintah pusat hanya menangani enam urusan, diantaranya: a) Politik luar negeri, b) Pertahanan dan keamanan, c) Yustisi, d) Moneter dan fisikal nasional e) Agama Pengawasan terhadap Pelaksanaan Otonomi Daerah Pengawasan yang dianut menurut undang-undang No 32 tahun 2004 meliputi dua bentuk pengawasan yakni pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintah di daerah dan pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. Pengawasan ini dilaksanakan oleh aparat pengawas intern pemerintah. Hasil pembinaan dan pengawasan tersebut digunakan sebagai bahan pembinaan selanjutnya oleh pemerintah dan dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah atau gubernur
  • 12. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI selaku wakil pemerintah di daerah untuk mewujudkan tercapainya tujuan penyelenggaraan otonomi daerah. Dalam rangka pembinaan oleh pemerintah, menteri dan pimpinan lembega pemerintah non-departemen melakukan pembinaan sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing yang dikoordinasikan oleh Menteri Dalam Negeri untuk pembinaan dan pengawasan provinsi, serta oleh gubernur untuk pembinaan dan pengawasan kabupaten / kota. Dalam hal pengawasan terhadap rancangan peraturan daerah dan perataturan kepala daerah, pemerintah melakukan dua cara sebagai berikut. 1. Pengawasan terhadap rancangan perda yang mengatur pajak daerah, retribusi daerah, APBD, dan RUTR, sebelum disyahkan oleh kepala daerah terlebih dahulu dievaluasi oleh Menteri Dalam Negeri untuk Raperda Provinsi, dan oleh gubernur terhadap Raperda Kabupaten/Kota. Mekanisme ini dilakukan agar pengaturan tentang hal-hal tersebut dapat mencapai daya guna dan hasil guna yang optimal. 2. Pengawasan terhadap semua peraturan daerah di luar yang termuat di atas, peraturan daerah wajib disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri untuk provinsi dan gubernur untuk kabuapten/kota, untuk memperoleh klarifikasi terhadap peraturan daerah yang bertentangan dengan kepentingan umum dan/atau peraturan lain yang lebih tinggi dan sebab itu dapat dibatalkan sesuai mekanisme yang berlaku. Dalam rangka mengoptimalkan fungsi pembinaan dan pengawasan, pemerintah dapat menerapkan sanksi kepada penyelenggara pemerintahan daerah apabila ditemukan adanya penyimpangan dan pelanggaran. Sanksi yang dimaksud antara lain berupa penataan kembali suatu daerah otonom, pembatalan pengangkatan pejabat, penangguhan dan pembatalan berlakunya suatu kebijakan yang ditetapkan daerah, sanksi pidana yang diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • 13. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI PENUTUP Otonomi Daerah sebenarnya merupakan salah satu bentuk penyelenggara pemerintahan yang efektif dan efisien. Otonomi Daerah juga membuka peluang bagi masyarakat daerah untuk meningkatkan kapasitas teknik dan managerial sehingga bisa meningkatkan pengaruh serta pengawasan atas berbagai aktivitas yang dilakukan oleh para elit lokal. Dalam sistem pemerintahan daerah juga bisa memungkinkan para pemimpin daerah untuk menetapkan pelayanan dan fasilitas secara efektif di tengah- tengah masyarakat, mengintegrasikan daerah-daerah yang terisolasi, memonitor dan melakukan evaluasi implementasi proyek pembangunan dengan lebih baik bila dibandingan pengawasan yang dilakukan oleh pejabat dari pusat. Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Kajian mengenai hubungan pemerintahan mencakup pembahasan mengenai hubungan antara pemerintah dan masyarakat sebagai yang diperintah. Bentuk hubungan antara pemerintah dengan yang diperintah secara konkret dapat dilihat dalam proses pembuatan kebijakan. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan dan Otonomi Daerah haruslah lebih ditingkatkan lagi. Mengingat masih banyaknya pelanggaran- pelanggaran yang banyak diberitakan di media. Oleh karena itu, peran pemerintah maupun masyarakat sangatlah penting. DAFTAR PUSTAKA Azka, Azyumardi, 2003. Demokrasi Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani, Jakarta. Icce UIN Jakarta
  • 14. Jurnal Metodologi Pendidikan Kewarganegaraan MI Candra Jaya, Andi, Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses Dari Http://Demokrasiindonesia.Blogspot.Co.Id/2014/10/Sistem-Pemerintahan Daerah-Otonomi.Html?M=1 Pada Tanggal20 Oktober 2018 Pukul 20.50 WIB Hidayat, Komaruddin, & Azra, Azyumardi, 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta. Icce UIN Jakarta Huda, Ni’matul, 2005. Otonomi Daerah Filosofi, Sejarah Perkembangan dan Problematika, Yogyakarta. Pusaka Pelajar Offset Sujamto, 1990. Otonomi Daerah Yang Nyata Dan Bertanggung Jawab. Jakarta: Ghalia Indonesia