2. Pengertian
• Suatu pengujian dari suatu keputusan untuk
mencari seberapa besar ketidaktepatan
penggunaan suatu asumsi yang dapat
ditoleransi tanpa mengakibatkan tidak
berlakunya keputusan tersebut.
• Misalnya: keputusan investasi
3. Tujuan
• Untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa
proyek, jika ada sesuatu kesalahan atau perubahan dalam
dasar perhitungan biaya atau benefit
• Tujuan utama daripada analisa sensitivitas:
1. Untuk memperbaiki cara pelaksanaan proyek yang
sedang dilaksanakan
2. Untuk memperbaiki design daripada proyek sehingga
dapat meningkatkan NPV
3. Untuk mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan
beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil
4. • Dalam sensitivity analysis setiap kemungkinan itu
harus dicoba, yang berarti bahwa tiap kali harus
diadakan analisa kembali.
• Ini perlu sekali, karena analisa proyek didasarkan pada
proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidak-
pastian tentang apa yang akan terjadi di waktu yang
akan datang.
• Ada 3 hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Terdapatnya “cost overrun“, misalnya kenaikan
dalam biaya konstruksi
2. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap
tingkat harga umum, misalnya penurunan harga hasil
produksi
3. Mundurnya waktu/jadwal implementasi
5. Bisnis sangat sensitive terhadap
perubahan akibat beberapa hal:
1. Harga: perubahan harga krn adanya
penawaran yang bertambah
2. Keterlambatan pelaksanaan: terlambat
penerimaan/pemesanan alat baru, kesalahan
administrasi, kurangnya adaptasi alat baru
3. Kenaikan biaya: kenaikan biaya kontruksi pd
saat pelaksanaan
4. Ketidaktepatan dan perkiraan hasil
(produksi): cara produksi baru yang sedang
diusulkan yang dipakai sebagai ukuran atau informasi
agronomis terutama didasarkan pada hasil penelitian.
6. • Perubahan keempat variabel tersebut akan
mempengaruhi komponen Cashflow (inflow
ataupun outflow) yang pada akhirnya akan
mempengaruhi Net benefit dan mengubah
kriteria investasi
7. Cara Melakukan Analisis Sensitivitas
• Kita memilih sejumlah nilai yang dengan nilai
tersebut kita melakukan perubahan terhadap
masalah yg dianggap penting pada analisis
proyek & kemudian menentukan pengaruh
perubahan tsb terhadap daya tarik proyek
8. Contoh Kasus:
Sejumlah nllai berdasarkan data-data yang
tersedia. Misalnya: analisis sensitivitas
kelayakan bisnis budidaya lidah buaya adalah
sbb:
1. Terjadi penurunan produksi lidah buaya
sebesar 30 % karena perubahan iklim dan
cuaca
2. Terjadi kenaikan harga input, yakni pupuk
kimia sebesar 40% akibat kenaikan tarif impor
tsb
12. Berdasarkan Tabel 1, 2,dan 3 dapat diperoleh nilai NPV, Net B/C dan
IRR pada kondisi normal dan dua kondisi yang diukur
sensitivitasnya karena penurunan produksi dan kenaikan harga
pupuk kimia
Perbandingan NPV (i = 17%)
T
abel
T
abel
T
abel
1.
2.
3.
Hasil
Hasil
Hasil
perhitungan
perhitungan
perhitungan
pertama pada kondisi normal: Rp 71.216.000
8.275.000
64.200.000
pada produksi turun 30%
kenaikan pupuk kimia 40%
: Rp
: Rp
Perbandingan Net B/C Ratio (i = 17%)
T
abel 1. Hasil perhitungan pertama pada kondisi normal :
= Rp 134.895.738/Rp.63.679.487 = 2,12
T
abel 2. Hasil perhitungan pada produksi turun 30% :
= Rp 73.103.165/Rp.64.828.205 = 1,13
T
abel 3. Hasil perhitungan kenaikan pupuk kimia 40% :
= Rp. 129.504.980/Rp.65.053.846 = 1,99
13. Perbandingan IRR
I. Hasil perhitungan pada kondisi normal :
71.216.000
71.216.000 − (− 3.581.000)
(55%−17%)=53.5%
IRR =17% +
II. Hasil perhitungan pada kondisi produksi turun 30% :
8.275.000
8.275.000 − (− 19.496.000)
(40% −17%)=24%
IRR=17%+
III. Hasil Perhitungan pada kenaikan biaya pupuk kimia
sebesar 40% :
64.200.000
64.200.000 − (− 6.478.000)
(55%−17%)=52%
IRR =17%+
14. Berdasarkan contoh diatas, maka ;
1. Pada kondisi normal nilai bisnis budidaya ini layak
untuk dijalankan karena telah memenuhi ktriteria
kelayakan investasi.
Pada saat terjadi kondisi (i) terjadi penurunan produksi
sebesar 30%, usaha budidaya juga masih layak
dijalankan walaupun terdapat penurunan perolehan
manfaat bersih yg signifikan
Pada saat peningkatan harga input menunjukkan
bahwa tidak terjadi perubahan yang sangat signifikan
2.
3.
pada bisnis lidah buaya tersebut.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa bisnis budidaya
ini sensitif terhadap perubahan produksi (yakni
penurunan produksi), dan tidak sensitif terhadap
perubahan peningkatan harga pupuk kimia.