SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Kementerian Komunikasi dan Informatika



      KEBIJAKAN PENGATURAN FREKUENSI
       LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS




   DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI
                     RADIO
   DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI
                   SURABAYA, 6 DESEMBER 2010
Kementerian Komunikasi dan Informatika


     KLASIFIKASI PENYELENGGARAAN PENYIARAN

•   Jasa Penyiaran
     – Jasa Penyiaran Radio
     – Jasa Penyiaran Televisi
•   Penyelenggara Penyiaran
     – Lembaga Penyiaran Publik (LPP)
     – Lembaga Penyiaran Swasta (LPS)
     – Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK)
     – Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB)
•   Teknologi Penyiaran
     – Analog (radio AM/FM, TV VHF/UHF, dll.)
     – Digital (DVB, DAB, DRM, IBOC, dll.)
•   Media Penyiaran
     – Terestrial (menggunakan frekuensi radio)
     – Kabel
     – Satelit

                   DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika

           PENGGUNAAN FREKUENSI UNTUK LEMBAGA
                  PENYIARAN KOMUNITAS
•   RADIO KOMUNITAS
     – Diatur dalam KM.15/2003 tentang Rencana Induk (Masterplan) Radio Siaran FM
     – Kanal frekuensi 202 (107.7 MHz), 203 (107.8 MHz), dan 204 (107.9 MHz).
     – Wilayah layanan 2.5 km dari lokasi stasiun pemancar atau dengan Effective
       Radiated Power (ERP) maksimum 50 Watt.
•   TV KOMUNITAS
     – Diatur dalam KM.76/2003 tentang Rencana Induk (Masterplan) TV Siaran Analog
       pada Pita UHF.
     – Wilayah layanan 2.5 km dari lokasi stasiun pemancar.
     – Penentuan kanal frekuensi dilakukan melalui analisa teknis dan tidak
       diperbolehkan menggunakan kanal frekuensi alokasi wilayah layanan tersebut .
•   Lokasi stasiun pemancar harus berada ditengah-tengah komunitasnya dan
    menggunakan antena omni-directional.

                 DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika


WILAYAH LAYANAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS

•  Wilayah layanan Lembaga Penyiaran Komunitas adalah 2.5 km dari lokasi
   stasiun pemancar atau dengan Effective Radiated Power (ERP) maksimum
   50 Watt.
• Dalam radius 2.5 km hanya dapat didirikan:
    a. 1 (satu) LPK Radio
    b. 1 (satu) LPK Televisi
    c. 1 (satu) LPK Radio dan 1 (satu) LPK Televisi
• Berdasarkan Permen Kominfo No. 28/2008 Pasal 10 bahwa:
  “Dalam hal wilayah geografis yang luas dengan sebaran penduduk yang
   jarang dan komunitas membutuhkan, dapat didirikan LPK dengan wilayah
   layanan siaran melebihi radius 2,5 km dari lokasi pemancar atau dengan
   ERP melebihi 50 watt.”


               DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika

             ANALISA TEKNIS PENETAPAN FREKUENSI
                LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS
•   Analisa teknis penetapan frekuensi lembaga penyiaran komunitas
    berdasarkan, antara lain:
     – Lokasi stasiun pemancar (data koordinat dan alamat lengkap)
     – Data teknis perangkat stasiun pemancar
     – Tinggi antena
     – Analisa interferensi terhadap lembaga penyiaran komunitas lainnya
•   Setiap permohonan lembaga penyiaran komunitas WAJIB menyampaikan
    data tersebut diatas, jika tidak, maka akan terjadi kesalahan dalam analisa
    teknis.
•   Dalam analisa interferensi dan radius wilayah layanan lembaga penyiaran
    komunitas, Ditjen Postel menggunakan software Chirplus_BC dari LS
    Telecom sebagai alat bantu dalam proses analisa teknis atau pengukuran
    lapangan oleh UPT Ditjen Postel (Balmon/Loka).

                 DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika


Wilayah layanan Radio Komunitas


        SERVICE AREA
FIELD STRENGTH MAX: 66 dBuV/m                 Lokasi Pemancar
                                          X
                           2.5 Km




                                            COVERAGE AREA
                                    PENERIMAAN MASIH BAIK @ 48 dBuV/m
Kementerian Komunikasi dan Informatika

Pola reuse (2)

        Kanal 202                                  Kanal 203
                               +16 Km
         2.5 Km                                X
                  X
                                 +3
                                      0K
                                           m




                                                       +1
                                                        6K
                  +7




                                      m




                                                         m
                      Km




                                  6K
                                +1

                           X
                                                             X
                      Kanal 204
                                                      Kanal 202
Kementerian Komunikasi dan Informatika


BIAYA HAK PENGGUNAAN (BHP) FREKUENSI RADIO
•   Setiap penggunaan frekuensi radio wajib membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP)
    frekuensi radio. Seluruh BHP Frekuensi masuk ke Kas Negara sebagai
    PNBP.
•   Mengapa ada BHP Frekuensi ?
     – Frekuensi merupakan sumber daya terbatas yang bernilai strategis dan ekonomis
     – Penggunaan frekuensi merupakan suatu ‘privilege’ karena menyebabkan orang
       lain tidak dapat menggunakan frekuensi tersebut di suatu lokasi pada waktu
       tertentu
•   Peraturan tentang PNBP BHP Frekuensi Radio, antara lain:
     – PP No. 7/2009 tentan Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Depkominfo
     – Permen 19/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif Atas Penerimaan Negara
       Bukan Pajak Dari Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio

             BHP Frekuensi (Rupiah) = (Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p)
                                                     2

                 DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika


    CONTOH PERHITUNGAN BHP FREKUENSI (1)
•   RADIO SIARAN LPK
     –   Bandung masuk ke dalam ZONA-2                                          (Permen 19/2005)
     –   Indeks biaya pendudukan lebar pita (Ib)    = 0,840 [Radio FM]          (Permen 19/2005)
     –   Indeks biaya daya panacar frekuensi (Ip)   = 0,490 [Radio FM]          (Permen 19/2005)
     –   Harga Dasar Lebar Pita (HDLP)              = 10.310 per kHz            (PP 7/2009)
     –   Harga Dasar Daya Pancar (HDDP)             = 95.732 per dBm            (PP 7/2009)
     –   Lebar pita frekuensi (b)                   = 372 kHz                   (KM 15/2003)
     –   Besar daya pancar – EIRP (p)               = 50 W = 10 Log (50) + 30 dBm = 46,99 dBm

     BHP Frekuensi (Rupiah) = (Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p) = Rp 2.712.947,-
                                                       2
•   RADIO SIARAN LPS
     Dengan menggunakan formula yang sama dan mengubah besar daya pancar (p) -ERP, misal
       1000 W, maka BHP Frekuensi Radio adalah Rp. 3.252.638,-



                    DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika


    CONTOH PERHITUNGAN BHP FREKUENSI (2)
•   TV SIARAN LPK
     –   Bandung masuk ke dalam ZONA-2                                          (Permen 19/2005)
     –   Indeks biaya pendudukan lebar pita (Ib)    = 0,640 [Radio FM]          (Permen 19/2005)
     –   Indeks biaya daya panacar frekuensi (Ip)   = 8,430 [Radio FM]          (Permen 19/2005)
     –   Harga Dasar Lebar Pita (HDLP)              = 9.418 per kHz             (PP 7/2009)
     –   Harga Dasar Daya Pancar (HDDP)             = 87.585 per dBm            (PP 7/2009)
     –   Lebar pita frekuensi (b)                   = 8000 kHz                  (KM 15/2003)
     –   Besar daya pancar – EIRP (p)               = 50 W = 10 Log (50) + 30 dBm = 46,99 dBm

     BHP Frekuensi (Rupiah) = (Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p) = Rp 41.457.304,-
                                                       2
•   TV SIARAN LPS
     Dengan menggunakan formula yang sama dan mengubah besar daya pancar (p) -ERP, misal
       5000 W, maka BHP Frekuensi Radio adalah Rp. 48.840.719,-



                    DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika


       SERTIFIKASI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI

•   Penggunaan alat dan perangkat telekomunikasi, termasuk untuk penyiaran,
    wajib mengikuti persyaratan teknis dan memiliki sertifikat dari Direktorat
    Standardisasi Postel, Ditjen Postel (Permen Kominfo No. 29/2008 tentang
    Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi).
•   Sertifikat perangkat Sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi terdiri dari :
    a. Sertifikat A, untuk pabrikan atau distributor;
    b. Sertifikat B, untuk importir, perakit atau institusi.
•   Sertifikat diterbitkan berdasarkan :
    a. hasil pengujian dengan cara pengukuran; dan atau
    b. hasil pengujian dengan cara evaluasi dokumen.
•   Pengurusan sertifikat perangkat dapat dilakukan oleh vendor atau supplier
    dan apabila vendor atau supplier tersebut tidak melakukannya, maka
    pengguna perangkat wajib mengurus sertifikat perangkat tersebut.

                 DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika


             BIAYA SERTIFIKASI PERANGKAT

 BIAYA SERTIFIKASI PERANGKAT:
 A. BIAYA SERTIFIKASI
    Non- CPE Penyiaran Rp. 6.750.000,-
 B. BIAYA JASA PENGUJIAN
    Pemancar Radio Rp. 6.000.000,-
    Pemancar Televisi Rp. 8.000.000,-

 Biaya sertifikasi perangkat tersebut masuk ke Kas Negara sebagai PNBP (PP 7/2009)




              DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
Kementerian Komunikasi dan Informatika




                 www.postel.go.id atau www.depkominfo.go.id




           DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO

More Related Content

What's hot

Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011Mila
 
Arsitektur dan layanan ng pon2
Arsitektur dan layanan  ng pon2Arsitektur dan layanan  ng pon2
Arsitektur dan layanan ng pon2Ambar Erna
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiEko Supriyadi
 
Televisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikelTelevisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikelpenyiaranpublik
 
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radioPert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radioNur Alfiyatur Rochmah
 
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PSatellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PWawas P
 
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIRPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIuiia
 
Blok video tv warna
Blok video tv warnaBlok video tv warna
Blok video tv warnaasgi maldi
 
Telekomunikasi fiber optik 2004
Telekomunikasi fiber optik 2004Telekomunikasi fiber optik 2004
Telekomunikasi fiber optik 2004pramukajabar
 
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknikFungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknikNurul Arifin S
 
Hasil studi banding inggris
Hasil studi banding inggrisHasil studi banding inggris
Hasil studi banding inggrishandrini
 
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)Ari Jayati
 
Frekuensi ultra tinggi
Frekuensi ultra tinggiFrekuensi ultra tinggi
Frekuensi ultra tinggiGani Strum
 
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima TelevisiModul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima TelevisiMuhammad Hendra
 
Digitalisasi Penyiaran di Indonesia
Digitalisasi Penyiaran di IndonesiaDigitalisasi Penyiaran di Indonesia
Digitalisasi Penyiaran di IndonesiaCut Ayu Rahimainita
 
Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiVicka Triarti
 
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3ery_lutfi
 

What's hot (18)

Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
Terestrial Kabel Internet IPTV Mobile - PMT 2011
 
Arsitektur dan layanan ng pon2
Arsitektur dan layanan  ng pon2Arsitektur dan layanan  ng pon2
Arsitektur dan layanan ng pon2
 
Bab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisiBab 6 sistem penerima televisi
Bab 6 sistem penerima televisi
 
Televisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikelTelevisi digital pub artikel
Televisi digital pub artikel
 
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radioPert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
Pert. 5 frekwensi dan digitalisai radio
 
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan PSatellite transmission - Wawas Ihsan P
Satellite transmission - Wawas Ihsan P
 
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISIRPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
RPP SISTEM PENERIMA TELEVISI
 
Blok video tv warna
Blok video tv warnaBlok video tv warna
Blok video tv warna
 
Telekomunikasi fiber optik 2004
Telekomunikasi fiber optik 2004Telekomunikasi fiber optik 2004
Telekomunikasi fiber optik 2004
 
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknikFungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
Fungsi dan cara kerja bagian pesawat televisi teknik
 
Hasil studi banding inggris
Hasil studi banding inggrisHasil studi banding inggris
Hasil studi banding inggris
 
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
 
Frekuensi ultra tinggi
Frekuensi ultra tinggiFrekuensi ultra tinggi
Frekuensi ultra tinggi
 
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima TelevisiModul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
Modul Mata Pelajaran Sistem Penerima Televisi
 
Digitalisasi Penyiaran di Indonesia
Digitalisasi Penyiaran di IndonesiaDigitalisasi Penyiaran di Indonesia
Digitalisasi Penyiaran di Indonesia
 
Modul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisiModul#6.media transmisi
Modul#6.media transmisi
 
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3
 
Kelompok 7 pertekom
Kelompok 7 pertekomKelompok 7 pertekom
Kelompok 7 pertekom
 

Similar to Frekuensi LPK

1 prinsip dasar telekomunikasi radio
1 prinsip dasar telekomunikasi radio1 prinsip dasar telekomunikasi radio
1 prinsip dasar telekomunikasi radioiskandar815
 
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.pptDodiPutraYani
 
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdfBagusdepok
 
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Agus Winarko
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiDekika
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-airLina Ernita
 
Pembekalan 2016
Pembekalan 2016Pembekalan 2016
Pembekalan 2016lisnayou
 
Tv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalTv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalteguhusis
 
TEKNIK-MODULASI-QAM.pdf
TEKNIK-MODULASI-QAM.pdfTEKNIK-MODULASI-QAM.pdf
TEKNIK-MODULASI-QAM.pdfRizaJr
 
Macam macam penerima televisi
Macam macam penerima televisiMacam macam penerima televisi
Macam macam penerima televisiEko Supriyadi
 
Perencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabelPerencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabelAtik Charisma
 
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.pptRidhaMayaFazaLubis
 
Kebijakan BWA.ppt
Kebijakan BWA.pptKebijakan BWA.ppt
Kebijakan BWA.ppthadi537714
 
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G HzSosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G HzArief Gunawan
 

Similar to Frekuensi LPK (20)

1 prinsip dasar telekomunikasi radio
1 prinsip dasar telekomunikasi radio1 prinsip dasar telekomunikasi radio
1 prinsip dasar telekomunikasi radio
 
223 781-1-pb
223 781-1-pb223 781-1-pb
223 781-1-pb
 
PengenalanFTTx.pptx
PengenalanFTTx.pptxPengenalanFTTx.pptx
PengenalanFTTx.pptx
 
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
 
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
100292398-Materi-Teknik-Radio-Compatibility-Mode.pdf
 
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
 
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasiMakalah digital audio broadcasting modifikasi
Makalah digital audio broadcasting modifikasi
 
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
16067356 teknologi-jaringan-bawah-air
 
Pembekalan 2016
Pembekalan 2016Pembekalan 2016
Pembekalan 2016
 
Tv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digitalTv lokal vs tv digital
Tv lokal vs tv digital
 
TEKNIK-MODULASI-QAM.pdf
TEKNIK-MODULASI-QAM.pdfTEKNIK-MODULASI-QAM.pdf
TEKNIK-MODULASI-QAM.pdf
 
Macam macam penerima televisi
Macam macam penerima televisiMacam macam penerima televisi
Macam macam penerima televisi
 
Perencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabelPerencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabel
 
Kuliah1 wireless 17
Kuliah1 wireless 17Kuliah1 wireless 17
Kuliah1 wireless 17
 
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
 
Teknik radio
Teknik radioTeknik radio
Teknik radio
 
Kebijakan BWA.ppt
Kebijakan BWA.pptKebijakan BWA.ppt
Kebijakan BWA.ppt
 
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetikAlokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
Alokasi dan aplikasi spectrum elektromagnetik
 
P3 jarkom
P3 jarkomP3 jarkom
P3 jarkom
 
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G HzSosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
 

More from Roedy Rustam

Strategi penetapan dan pengembangan Pasar
Strategi penetapan dan pengembangan PasarStrategi penetapan dan pengembangan Pasar
Strategi penetapan dan pengembangan PasarRoedy Rustam
 
Strategi Pengembangan usaha komunitas
Strategi Pengembangan usaha komunitasStrategi Pengembangan usaha komunitas
Strategi Pengembangan usaha komunitasRoedy Rustam
 
Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes Roedy Rustam
 
Penciptaan roh nabi saw
Penciptaan roh nabi sawPenciptaan roh nabi saw
Penciptaan roh nabi sawRoedy Rustam
 
The way to win in organized
The way to win in organizedThe way to win in organized
The way to win in organizedRoedy Rustam
 
Peran & tanggung jawab
Peran & tanggung jawabPeran & tanggung jawab
Peran & tanggung jawabRoedy Rustam
 

More from Roedy Rustam (10)

Strategi penetapan dan pengembangan Pasar
Strategi penetapan dan pengembangan PasarStrategi penetapan dan pengembangan Pasar
Strategi penetapan dan pengembangan Pasar
 
Strategi Pengembangan usaha komunitas
Strategi Pengembangan usaha komunitasStrategi Pengembangan usaha komunitas
Strategi Pengembangan usaha komunitas
 
Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes Skema Bisni Bumdes
Skema Bisni Bumdes
 
Pengenalan SiDeKa
Pengenalan SiDeKaPengenalan SiDeKa
Pengenalan SiDeKa
 
Penciptaan roh nabi saw
Penciptaan roh nabi sawPenciptaan roh nabi saw
Penciptaan roh nabi saw
 
Peran mahasiswa
Peran mahasiswaPeran mahasiswa
Peran mahasiswa
 
The way to win in organized
The way to win in organizedThe way to win in organized
The way to win in organized
 
Peran & tanggung jawab
Peran & tanggung jawabPeran & tanggung jawab
Peran & tanggung jawab
 
Tehnik wawancara
Tehnik wawancaraTehnik wawancara
Tehnik wawancara
 
Dasar jurnalistik
Dasar jurnalistikDasar jurnalistik
Dasar jurnalistik
 

Recently uploaded

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 

Recently uploaded (20)

Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 

Frekuensi LPK

  • 1. Kementerian Komunikasi dan Informatika KEBIJAKAN PENGATURAN FREKUENSI LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI SURABAYA, 6 DESEMBER 2010
  • 2. Kementerian Komunikasi dan Informatika KLASIFIKASI PENYELENGGARAAN PENYIARAN • Jasa Penyiaran – Jasa Penyiaran Radio – Jasa Penyiaran Televisi • Penyelenggara Penyiaran – Lembaga Penyiaran Publik (LPP) – Lembaga Penyiaran Swasta (LPS) – Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) – Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB) • Teknologi Penyiaran – Analog (radio AM/FM, TV VHF/UHF, dll.) – Digital (DVB, DAB, DRM, IBOC, dll.) • Media Penyiaran – Terestrial (menggunakan frekuensi radio) – Kabel – Satelit DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 3. Kementerian Komunikasi dan Informatika PENGGUNAAN FREKUENSI UNTUK LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS • RADIO KOMUNITAS – Diatur dalam KM.15/2003 tentang Rencana Induk (Masterplan) Radio Siaran FM – Kanal frekuensi 202 (107.7 MHz), 203 (107.8 MHz), dan 204 (107.9 MHz). – Wilayah layanan 2.5 km dari lokasi stasiun pemancar atau dengan Effective Radiated Power (ERP) maksimum 50 Watt. • TV KOMUNITAS – Diatur dalam KM.76/2003 tentang Rencana Induk (Masterplan) TV Siaran Analog pada Pita UHF. – Wilayah layanan 2.5 km dari lokasi stasiun pemancar. – Penentuan kanal frekuensi dilakukan melalui analisa teknis dan tidak diperbolehkan menggunakan kanal frekuensi alokasi wilayah layanan tersebut . • Lokasi stasiun pemancar harus berada ditengah-tengah komunitasnya dan menggunakan antena omni-directional. DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 4. Kementerian Komunikasi dan Informatika WILAYAH LAYANAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS • Wilayah layanan Lembaga Penyiaran Komunitas adalah 2.5 km dari lokasi stasiun pemancar atau dengan Effective Radiated Power (ERP) maksimum 50 Watt. • Dalam radius 2.5 km hanya dapat didirikan: a. 1 (satu) LPK Radio b. 1 (satu) LPK Televisi c. 1 (satu) LPK Radio dan 1 (satu) LPK Televisi • Berdasarkan Permen Kominfo No. 28/2008 Pasal 10 bahwa: “Dalam hal wilayah geografis yang luas dengan sebaran penduduk yang jarang dan komunitas membutuhkan, dapat didirikan LPK dengan wilayah layanan siaran melebihi radius 2,5 km dari lokasi pemancar atau dengan ERP melebihi 50 watt.” DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 5. Kementerian Komunikasi dan Informatika ANALISA TEKNIS PENETAPAN FREKUENSI LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS • Analisa teknis penetapan frekuensi lembaga penyiaran komunitas berdasarkan, antara lain: – Lokasi stasiun pemancar (data koordinat dan alamat lengkap) – Data teknis perangkat stasiun pemancar – Tinggi antena – Analisa interferensi terhadap lembaga penyiaran komunitas lainnya • Setiap permohonan lembaga penyiaran komunitas WAJIB menyampaikan data tersebut diatas, jika tidak, maka akan terjadi kesalahan dalam analisa teknis. • Dalam analisa interferensi dan radius wilayah layanan lembaga penyiaran komunitas, Ditjen Postel menggunakan software Chirplus_BC dari LS Telecom sebagai alat bantu dalam proses analisa teknis atau pengukuran lapangan oleh UPT Ditjen Postel (Balmon/Loka). DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 6. Kementerian Komunikasi dan Informatika Wilayah layanan Radio Komunitas SERVICE AREA FIELD STRENGTH MAX: 66 dBuV/m Lokasi Pemancar X 2.5 Km COVERAGE AREA PENERIMAAN MASIH BAIK @ 48 dBuV/m
  • 7. Kementerian Komunikasi dan Informatika Pola reuse (2) Kanal 202 Kanal 203 +16 Km 2.5 Km X X +3 0K m +1 6K +7 m m Km 6K +1 X X Kanal 204 Kanal 202
  • 8. Kementerian Komunikasi dan Informatika BIAYA HAK PENGGUNAAN (BHP) FREKUENSI RADIO • Setiap penggunaan frekuensi radio wajib membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi radio. Seluruh BHP Frekuensi masuk ke Kas Negara sebagai PNBP. • Mengapa ada BHP Frekuensi ? – Frekuensi merupakan sumber daya terbatas yang bernilai strategis dan ekonomis – Penggunaan frekuensi merupakan suatu ‘privilege’ karena menyebabkan orang lain tidak dapat menggunakan frekuensi tersebut di suatu lokasi pada waktu tertentu • Peraturan tentang PNBP BHP Frekuensi Radio, antara lain: – PP No. 7/2009 tentan Jenis dan Tarif atas PNBP yang berlaku pada Depkominfo – Permen 19/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan Pajak Dari Biaya Hak Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio BHP Frekuensi (Rupiah) = (Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p) 2 DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 9. Kementerian Komunikasi dan Informatika CONTOH PERHITUNGAN BHP FREKUENSI (1) • RADIO SIARAN LPK – Bandung masuk ke dalam ZONA-2 (Permen 19/2005) – Indeks biaya pendudukan lebar pita (Ib) = 0,840 [Radio FM] (Permen 19/2005) – Indeks biaya daya panacar frekuensi (Ip) = 0,490 [Radio FM] (Permen 19/2005) – Harga Dasar Lebar Pita (HDLP) = 10.310 per kHz (PP 7/2009) – Harga Dasar Daya Pancar (HDDP) = 95.732 per dBm (PP 7/2009) – Lebar pita frekuensi (b) = 372 kHz (KM 15/2003) – Besar daya pancar – EIRP (p) = 50 W = 10 Log (50) + 30 dBm = 46,99 dBm BHP Frekuensi (Rupiah) = (Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p) = Rp 2.712.947,- 2 • RADIO SIARAN LPS Dengan menggunakan formula yang sama dan mengubah besar daya pancar (p) -ERP, misal 1000 W, maka BHP Frekuensi Radio adalah Rp. 3.252.638,- DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 10. Kementerian Komunikasi dan Informatika CONTOH PERHITUNGAN BHP FREKUENSI (2) • TV SIARAN LPK – Bandung masuk ke dalam ZONA-2 (Permen 19/2005) – Indeks biaya pendudukan lebar pita (Ib) = 0,640 [Radio FM] (Permen 19/2005) – Indeks biaya daya panacar frekuensi (Ip) = 8,430 [Radio FM] (Permen 19/2005) – Harga Dasar Lebar Pita (HDLP) = 9.418 per kHz (PP 7/2009) – Harga Dasar Daya Pancar (HDDP) = 87.585 per dBm (PP 7/2009) – Lebar pita frekuensi (b) = 8000 kHz (KM 15/2003) – Besar daya pancar – EIRP (p) = 50 W = 10 Log (50) + 30 dBm = 46,99 dBm BHP Frekuensi (Rupiah) = (Ib x HDLP x b) + (Ip x HDDP x p) = Rp 41.457.304,- 2 • TV SIARAN LPS Dengan menggunakan formula yang sama dan mengubah besar daya pancar (p) -ERP, misal 5000 W, maka BHP Frekuensi Radio adalah Rp. 48.840.719,- DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 11. Kementerian Komunikasi dan Informatika SERTIFIKASI PERANGKAT TELEKOMUNIKASI • Penggunaan alat dan perangkat telekomunikasi, termasuk untuk penyiaran, wajib mengikuti persyaratan teknis dan memiliki sertifikat dari Direktorat Standardisasi Postel, Ditjen Postel (Permen Kominfo No. 29/2008 tentang Sertifikasi Alat dan Perangkat Telekomunikasi). • Sertifikat perangkat Sertifikat alat dan perangkat telekomunikasi terdiri dari : a. Sertifikat A, untuk pabrikan atau distributor; b. Sertifikat B, untuk importir, perakit atau institusi. • Sertifikat diterbitkan berdasarkan : a. hasil pengujian dengan cara pengukuran; dan atau b. hasil pengujian dengan cara evaluasi dokumen. • Pengurusan sertifikat perangkat dapat dilakukan oleh vendor atau supplier dan apabila vendor atau supplier tersebut tidak melakukannya, maka pengguna perangkat wajib mengurus sertifikat perangkat tersebut. DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 12. Kementerian Komunikasi dan Informatika BIAYA SERTIFIKASI PERANGKAT BIAYA SERTIFIKASI PERANGKAT: A. BIAYA SERTIFIKASI Non- CPE Penyiaran Rp. 6.750.000,- B. BIAYA JASA PENGUJIAN Pemancar Radio Rp. 6.000.000,- Pemancar Televisi Rp. 8.000.000,- Biaya sertifikasi perangkat tersebut masuk ke Kas Negara sebagai PNBP (PP 7/2009) DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO
  • 13. Kementerian Komunikasi dan Informatika www.postel.go.id atau www.depkominfo.go.id DIREKTORAT PENGELOLAAN SPEKTRUM FREKUENSI RADIO