SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Ambar Erna Wahyu Widagdo
Arsitektur dan Service NG-PON2
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 1
Daftar Isi
1 Pendahuluan....................................................................................................... 2
2 Karakteristik NG-PON2....................................................................................... 2
2.1 NG-PON2 TWDM dan Point to Point WDM.................................................. 2
2.2 Bonding Capable........................................................................................... 3
2.3 Bit rate Symmetric dan asymmetric............................................................... 3
2.4 Tunable ......................................................................................................... 4
2.5 Co-existence ................................................................................................. 4
3 Physical Architecture NG-PON2 ......................................................................... 4
3.1 Kapasitas Feeder.......................................................................................... 4
3.2 ODN Classes ................................................................................................ 4
3.3 Panjang Gelombang ..................................................................................... 5
3.4 Line Rate....................................................................................................... 5
3.5 Fibre reach (Gbps passive and active).......................................................... 5
3.6 Split ratio (ONU per ODN)............................................................................. 6
4 Logical Architecture NG-PON2 ........................................................................... 6
4.1 Logical Architecture dan Reference Point ..................................................... 6
4.1.1 Interface NG-PON2 ................................................................................ 7
5 Arsitektur Time and wavelength division multiplexing ......................................... 8
5.1 Downstream TWDM...................................................................................... 8
5.2 Upstream TWDM .......................................................................................... 9
5.3 Service NG-PON2....................................................................................... 10
6 Kesimpulan ....................................................................................................... 12
7 Referensi........................................................................................................... 13
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 2
1 Pendahuluan
Sebagian besar jaringan akses yang memberikan layanan yang membutuhkan
bandwidth yang tinggi, saat ini menggunakan teknologi GPON/XG-PON1.
Salah satu pemicu tingginya kebutuhan bandwidth adalah penggunakan layanan
IPTV dan streaming. Perkembangan smart phone, televisi dan internet content
yang menggunakan display 1080p.
Setelah XG-PON1 dengan kapasitas bandwidth 10 Gbps digelar, kebutuhan akan
bandwidth terus meningkat seiring dengan banyaknya layanan yang
membutuhkan bandwidth yang besar, seperti ultra high video dengan video
recorder dan 8K TV ( resolusi 7,680 x 4,320) , 16 kali dari Full HD (1920 x 1080)
TV. Dan juga new-generation mobile communication technologies seperti Pre5G
and 5G, semuanya membutuhkan bandwidth yang tinggi
Seiring dengan perkembangan layanan, teknologi jaringan akses juga
berkembang dengan cepat.
Operator telekomunikasi umumnya akan mengikuti trend perkembangan layanan
dan permintaan user serta teknologi yang sesuai untuk diimplementasikan.
Berbeda dengan generasi PON sebelumnya, NG-PON2 mempunyai karakteristik
terrsendiri. Teknik multiplexing yang meningkatkan jumlah channel, kemampuan
untuk interoperability dengan teknologi PON sebelumnya menggunakan ODN
yang sama, pengaturan panjang gelombang dan lain-lain. i.
Selain itu, NG-PON2 mempunyai arsitektur fisik (physical architecture) dan logis
(logical) yang berbeda dengan teknologi PON sebelumnya.
2 Karakteristik NG-PON2
NG-PON2 mempunyai karakteristik : TWDM, PtP WDM, Bonding Capable, Bit
rate Symmetric dan Assymmetric, Tunable dan Coexistence.
2.1 NG-PON2 TWDM dan Point to Point WDM
Awal tahun 2009, FSAN (Full Service Access Network) mulai melakukan
research untuk Next Generation Passive Optical Network yaitu NG-PON2 (40-
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 3
Gigabit-capable passive optical networks) dan pada tahun 2012 memilih
teknologi mainstream TWDM PON, dan sebagai pelengkap dipilih PtP WDM
PON untuk NG-PON2, yang distandardkan pada ITU-T G.989.x
Ide utama tentang TWDM-PON adalah menggabungkan mekanisme WDM
dengan mekanisme TDM yang ada pada PON.
TWDM PON adalah solusi multiple wavelength PON di mana masing-masing
panjang gelombang dibagi antara beberapa ONU dengan menggunakan Time
Division Multiplexing dan mekanisme Multiple Access , sedangkan PtP WDM
PON adalah solusi multiple wavelength PON yang menyediakan panjang
gelombang secara dedicated per ONU pada kedua arah downstream dan
upstream
Sistem NG-GPON2, dapat berisi channel-channel TWDM atau channel-channel
PtP WDM atau dapat juga berisi keduanya.
Terdapat 8 channel dimana channel 1 sampai dengan 4 dialokasikan untuk
TWDM dengan empat panjang gelombang pada arah downstream. Channel 5
sampai dengan 8 dapat digunakan untuk PtP WDM atau dapat disediakan
sebagai pengembangan TWDM.
NG-PON TWDM saat ini mendukung bit rate 40 Gbps menggunakan 4 panjang
gelombang, dan setiap panjang gelombang mempunyai bit rate 10 Gbps . Bit
rate dapat ditingkatkan menjadi 8 x 80 Gbps
2.2 Bonding Capable
Dengan adanya Bonding Capable, beberapa panjang gelombang dapat
digabung (channel-bonded). Ini dilakukan untuk menyediakan layanan dengan
bit rate lebih dari 10 Gbps.
2.3 Bit rate Symmetric dan asymmetric
Beberapa layanan terutama untuk korporesi membutuhkan bit rate symmetric.
Penentuan bit rate symmetric atau asymmetric disesuaikan dengan layanan.
NG-PON2 mendukung bit rate arah downstream sebesar 10 Gbps pada setiap
panjang gelombang dan bit rate upstream sebesar 10 Gbps atau 2,5 Gbps pada
setiap panjang gelombang
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 4
2.4 Tunable
Karakteristik tunable, membuat ONU dapat mengatur panjang gelombang
secara dynamic.
Setiap ONU dilengkapi dengan tunable transmitter dan tunable receiver. ONU
transmitter harus dapat menyesuaikan panjang gelombang upstream untuk
channel TWDM atau PtP WDM . ONU receiver harus dapat menyesuaikan
panjang gelombang downstream untuk channel TWDM atau PtP WDM.
2.5 Co-existence
Dengan adanya co-exixtence element, NG-PON2 dapat beroperasi secara
bersamaan dengan teknologi sebelumnya (XG-PON, GPON) menggunakan
single fiber didalam ODN. Hal ini, membuat proses migrasi berjalan dengan
halus.
Tanpa adanya kemampuan co-existence, pelanggan bisa menunggu waktu yang
lama jika terjadi proses migrasi bahkan layanan akan mengalami gangguan.
3 Physical Architecture NG-PON2
3.1 Kapasitas Feeder
Sistem NG-PON2 mampu memberikan lebih banyak kapasitas dibanding sistem
GPON dan XG-PON1. NG-PON2 mendukung kapasitas setiap feeder fiber
sebesar 40 Gbps dan bisa mencapai batas 80 Gbps pada arah upstream, serta
160 Gbps pada arah downstream .
ONU NG-PON2 harus mendukung layanan 10 Gbps, dimana kapabilitas ONU
yang sebenarnya tergantung pada pemilihan split ratio dan aplikasi yang
digunakan yang dapat berupa FTTH, FTTB atau Mobile Fronthaul/Backhaul.
3.2 ODN Classes
NG-PON2 dapat menggunakan beberapa Class ODN yang mempunyai
standard Optical Path Loss sebagai berikut :
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 5
ODN Class Optical Path Loss Differential ODN Loss
N1 14 dB – 29 dB 15 dB
N2 16 dB – 31 dB 15 dB
E1 18 dB – 32 dB 15 dB
E2 20 dB – 35 dB 15 dB
Tabel 1 : Optical Path Loss
3.3 Panjang Gelombang
TWDM PON menggunakan Panjang gelombang :
o downstream : 1596 – 1603 nm
o upstream : 1524-1544 nm , Reduced band option 1528-1540 nm dan
Narrow band option 1532-1540 nm.
PtP WDM PON menggunakan Panjang gelombang pada arah
downstream/upstream : Expanded spectrum 1524-1625 nm dan Shared
spectrum 1603-1625 nm.
3.4 Line Rate
Nominal line rate downstream dan upstream per channel :
o 10 Gbps downstream dan 10 Gbps upstream
o 10 Gbps downstream dan 2.5 Gbps upstream
o 2.5 Gbps downstream dan 2.5 Gbps upstream
3.5 Fibre reach (Gbps passive and active)
Sistem NG-PON2 harus mendukung fibre reach 40 km tanpa mid-span reach
extenders. Dan mampu mencapai 60 km dengan jangkauan extender jika
diperlukan. Bahkan jangkauan yang lebih panjang (misalnya, 60-100 km. Sistem
ini juga mendukung maximum differential fibre distance sampai dengan 40 km.
Pada teknologi ini, differential fiber distance dapat dikonfigurasi maksimum 20
km dan 40 km.
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 6
Sistem NG-PON2 harus backward compatible dengan infrastruktur yang sudah
dikembangkan (CO locations, ducts, fibre cables, dll)
3.6 Split ratio (ONU per ODN)
Sistem NG-PON2 dapat berjalan menggunakan legacy power split ODN,
wavelength routing atau kombinasi dari wavelength routing dan power splitting.
Sistem NG-PON2 harus fleksibel untuk mendukung pengembangan dengan
variasi ODN, seperti Optical distribution networks yang dapat menggunakan
power splitters dengan rasio antara 1:16 to 1:128. Dan OLT NG-PON2 dapat
mendukung split ratio 1:256
4 Logical Architecture NG-PON2
Pada sistem multiple wavelength PON system, seperti NG-PON2, OLT terdiri
dari multiple OLT channel terminations yang dikoneksikan melalui wavelength
multiplexer (WM).
4.1 Logical Architecture dan Reference Point
Logical architecture dan reference point diilustrasikan sebagai berikut :
Gambar 1 : Logical Arsitektur NG-PON2
Berikut ini merupakan penjelasan dari istilah pada gambar :
o OLT PtP WDM Channel Termination : Fungsi logis yang berada pada
elemen network OLT dan menterminasi sebuah channel PtP WDM
didalam system PtP WDM
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 7
o OLT TWDM Channel Termination : Fungsi logis yang berada pada
elemen network OLT dan menterminasi sebuah channel TWDM
didalam system TWDM
o Wavelength Multiplexer adalah Elemen Fungsional yang digunakan
untuk multiplex/ demultiplex antara NG-PON2 wavelength channel pairs
dan channel groups
o Channel Pair : Satu set yang berisi satu channel panjang gelombang
downstream dan satu channel panjang gelombang upstream yang
menyediakan koneksi antara OLT dengan satu atau beberapa ONU
o Channel Group : Satu set channel pair yang dibawa melalui fiber.
o S : Interface untuk mengirim (Send) ke arah Network
o R : Interface untuk menerima (Receive) dari arah Network
o S/R, R/S : Kombinasi dari titik S dan R secara bersamaan dalam single
fiber, saat beroperasi dalam mode bidirectional. Titik S/R direferensikan
ke sisi OLT dan titik R/S direferensikan ke sisi ONU
o Optical Distribution Network (ODN) : Infrastruktur fiber optik point to
multi point
4.2 Interface NG-PON2
Interface NG-PON2 terdiri dari UNI, SNI dan ANI
4.2.1 User Network Interface (UNI)
UNI didefinisikan sebagai interface yang mempunyai kondisi sebagai berikut:
o Interkoneksi antara Access Network dan Customer
o Dideskripsikan dalam well-known standard
o Terdapat aspek physical layer
4.2.2 Service Node Interface (SNI)
SNI didefinisikan sebagai interface yang mempunyai kondisi sebagai berikut:
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 8
o Interkoneksi antara access network dan service node
o Dideskripsikan dalam well-known standard
o Terdapat aspek physical layer
o Terdapat aspek physical layer
4.2.3 Access Network Interface (ANI)
Konfigurasi sistem yang flexible diperlukan untuk memperbaiki utilisasi
perangkat dan menurunkan capital dan inventory cost.
Untuk tujuan ini, sistem NG-PON2 harus mendukung interface agnostic dan
flexible kearah optical access network yang memungkinkan network elemen
untuk mengakomodasi teknologi multiple access. Ini dapat dicapai
menggunakan interface pluggable
5 Arsitektur Time and wavelength division multiplexing
Wavelength division multiplexing dari system TWDM PON dinyatakan dengan
multiple OLT TWDM channel terminations (CT), dimana setiap OLT CT
diasosiasikan dengan channel TWDM yang spesifik.
Arsitektur TWDM pada arah downstream berbeda dengan arsitektur pada arah
upstream. Pada arah upstream terdapat alloc-id.
5.1 Downstream TWDM
Downstream multiplexing didalam TWDM digambarkan sebagai berikut :
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 9
Gambar 2 : Downstream Multiplexing didalam TWDM PON
Pada arah downstream channel TWDM, fungsi trafik multiplexing terpusat. OLT
CT memultiplex frame-frame XGEM kedalam media transmisi menggunakan
XGEM Port-ID sebagai kunci untuk mengidentifikasi frame-frame XGEM yang
mempunyai koneksi logis berbeda untuk arah downstream. Setiap ONU
memfilter frame-frame downstream berdasarkan pada XGEM Port-ID dan
memproses frame-frame XGEM yang hanya menuju kearah ONU yang
bersangkutan. Sebuah port XGEM multicast digunakan untuk membawa frame-
frame ke beberapa ONU.
5.2 Upstream TWDM
Upstream multiplexing didalam TWDM PON digambarkan sebagai berikut :
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 10
Gambar 3 : Upstream Multiplexing didalam TWDM PON
Pada arah upstream dari channel TWDM, fungsi traffic multiplexing terdistribusi.
OLT CT memberikan alokasi bandwidth upstream atau waktu untuk transmisi
upstream, ke entitas traffic-bearing dimana penerima alokasi bandwidth
upstream diidentifikasi dengan allocation ID (Alloc-ID). Alokasi bandwidth untuk
Alloc-ID yang berbeda, dimultiplex didalam waktu yang spesifik oleh OLT CT
didalam bandwidth maps yang dikirim ketika transmisi downstream. Didalam
setiap alokasi bandwidth, ONU menggunakan XGEM Port-ID sebagai kunci
multiplexing untuk mengidentifikasi frame-frame XGEM yang termasuk koneksi
logis upstream yang berbeda
5.3 Service NG-PON2
Service Provider dapat menggunakan teknologi NG-PON2 pada ODN yang
sama untuk pelanggan Bisnis, Korporasi dan Residensial.
Dengan adanya co-existence elemen, Teknologi GPON/XG-PON1 pada
generasi sebelumnya dapat menggunakan ODN yang sama.
Implementasi service NG-PON2 adalah :
o Mobile Fronthaul dan Mobile/ Small Cell Backhaul
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 11
Perkembangan aplikasi dan banyaknya streaming yang diakses oleh user
mengakibatkan permintaan data berbasis wireless mobile terus meningkat.
Hal ini mengakibatkan kebutuhan bandwidth untuk backhaul maupun
fronthaul semakin tinggi. Teknologi NG-PON2 lebih cocok digunakan
sebagai fronthaul maupun backhaul mobile / small cell karena jika
dibandingkan dengan teknologi PON sebelumnya, mempunyai bandwidth
yang lebih tinggi dan latency yang lebih rendah.
o Business Service dan Small Enterprise
Untuk mendukung kebutuhan layanan yang membutuhkan bandwidth
tinggi, NG-PON2 dapat menyediakan bandwidth sampai dengan 10 Gbps
dan dengan lambda bonding dapat mencapai 40/80 Gbps. NG-PON2 dapat
menberikan layanan berbasis lambda serta mendukung redundancy.
o Residential services
Pada sebuah port PON memberikan bandwidth yang lebih tinggi
dibandingkan dengan generasi PON sebelumnya. Hal ini, dapat
memberikan split ratio yang lebih tinggi sehingga dapat di share ke lebih
banyak pelanggan Residensial. Dengan demikian dapat memberikan ARPU
yang lebih tinggi.
Jika dikoneksikan ke multi-dwelling Unit (MDU), dapat memberikan 10 Gbps
ke ONU pada gedung sebagai terminasi fiber optik. Kemudian didalam
gedung dapat menggunakan standard G.fast (fast access to subscriber
terminals) melalui kabel tembaga.
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 12
Gambar 4 : Implementasi service NG-PON2
o Beberapa service yang lain yang dapat diberikan antara lain : Smart City
Applications, Smart Home/ Building Application dan Passive over LANs
(POL)
6 Kesimpulan
o Teknologi NG-PON2 dapat memenuhi kebutuhan layanan yang
membutuhkan bandwidth tinggi sampai dengan 40 Gbps.
o NG-PON2 mempunyai karakteristik TWDM, PtP WDM, bonding capable, Bit
rate symmetric dan asymmetric, Tunable dan Coexistence.
o ONU NG-PON2 harus mendukung layanan 10 Gbps, dimana kapabilitas
ONU yang sebenarnya tergantung pada pemilihan split ratio dan aplikasi
yang digunakan yang dapat berupa FTTH, FTTB atau Mobile
Fronthaul/Backhaul
Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 13
o Berbeda dengan teknologi sebelumnya (GPON, XG-PON1), pada arsitektur
logis NG-PON2 terdapat Channel Pair dan Channel Group dan untuk
melakukan multiplex/demultiplex diantara keduanya , digunakan
Wavelength Multiplexer.
o Pada arah downstream channel TWDM, fungsi trafik multiplexing terpusat
dan pada arah upstream dari channel TWDM, fungsi traffic multiplexing
terdistribusi
o Dengan mengimplementasikan NG-PON2, terjadi konvergensi terhadap
semua layanan untuk bisnis, residensial, wireless dan wireline
menggunakan single fiber.
7 Referensi
o Recommendation ITU-T G.989.1 (03/2013), 40-Gigabit-capable passive
optical networks (NG-PON2): General requirements
o Recommendation ITU-T G.989.2 (12/2014) , 40-Gigabit-capable passive
optical networks 2 (NG-PON2): Physical media dependent (PMD) layer
specification
o Recommendation ITU-T G.989.3, 40-Gigabit-capable passive optical
networks (NG-PON2): Transmission convergence layer specification,
(10/2015)
o Creating a brighter future, FTTH Handbook Edition 7, D&O Committee,
Revision date: 16/02/2016, Fiber to the Home Council Europe.
o FSAN highlights and NG-PON2 standard update , FSAN and IEEE NG-
EPON/1904 ANWG, Joint Session, hosted by CableLabs, February 4, 2015
o https://en.wikipedia.org/wiki/1080p
o Broadband Forum, NG-PON2 The future of Passive Optical Networking is
Here

More Related Content

What's hot

Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Agus Winarko
 
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)Ari Jayati
 
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajarDunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajarindonesiabelajar
 
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis NirkabelPenataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis NirkabelMateri Kuliah Online
 
Sejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesiaSejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesiaRudi Hernowo
 
Materi 1 Basic ftth network 20160209
Materi 1    Basic ftth network 20160209Materi 1    Basic ftth network 20160209
Materi 1 Basic ftth network 201602095h4r3
 
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)ejlp12
 
Pengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The Home
Pengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The HomePengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The Home
Pengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The HomeAndrean Yogatama
 
Teknologi mobile ims
Teknologi mobile imsTeknologi mobile ims
Teknologi mobile imsMuh Saleh
 
Perencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabelPerencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabelAtik Charisma
 
Modul 5 guidance hld & survey lapangan ft tx
Modul 5 guidance hld & survey lapangan ft txModul 5 guidance hld & survey lapangan ft tx
Modul 5 guidance hld & survey lapangan ft txSherly Toresia
 

What's hot (20)

Alokasi frekuensi
Alokasi frekuensiAlokasi frekuensi
Alokasi frekuensi
 
Bisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesiaBisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesia
 
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
 
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)Generalized  frequency division multiplexing (gfdm)
Generalized frequency division multiplexing (gfdm)
 
2011 1-00716-sk 2
2011 1-00716-sk 22011 1-00716-sk 2
2011 1-00716-sk 2
 
Modul 3 design ft tx
Modul 3 design ft txModul 3 design ft tx
Modul 3 design ft tx
 
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajarDunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
Dunia kerja telekomunikasi seluler for indonesia belajar
 
Msan (multi services access node)
Msan (multi services access node)Msan (multi services access node)
Msan (multi services access node)
 
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis NirkabelPenataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
Penataan Spektrum Frekuensi Radio Layanan Akses Pita Lebar Berbasis Nirkabel
 
Sejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesiaSejarah penataan frek. 4g.indonesia
Sejarah penataan frek. 4g.indonesia
 
Introduction to LTE
Introduction to LTEIntroduction to LTE
Introduction to LTE
 
Materi 1 Basic ftth network 20160209
Materi 1    Basic ftth network 20160209Materi 1    Basic ftth network 20160209
Materi 1 Basic ftth network 20160209
 
Long term evolution
Long term evolutionLong term evolution
Long term evolution
 
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
GSM/UMTS network architecture tutorial (Indonesia)
 
Pengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The Home
Pengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The HomePengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The Home
Pengetahuan Dasar Jaringan FTTH / Fiber To The Home
 
Teknologi mobile ims
Teknologi mobile imsTeknologi mobile ims
Teknologi mobile ims
 
ZTE WIFI SMART ROOM
ZTE WIFI SMART ROOM ZTE WIFI SMART ROOM
ZTE WIFI SMART ROOM
 
Perencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabelPerencanaan jaringan nirkabel
Perencanaan jaringan nirkabel
 
Pengenalan Teknologi LTE
Pengenalan Teknologi LTEPengenalan Teknologi LTE
Pengenalan Teknologi LTE
 
Modul 5 guidance hld & survey lapangan ft tx
Modul 5 guidance hld & survey lapangan ft txModul 5 guidance hld & survey lapangan ft tx
Modul 5 guidance hld & survey lapangan ft tx
 

Similar to NG-PON2 Arsitektur

Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi fauzi   1101188545 - paperLuthfi fauzi   1101188545 - paper
Luthfi fauzi 1101188545 - paperLuthfi Fauzi
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxPutri Arifah
 
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasiPresentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasistyo14
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...BektiWidhianto
 
Slide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxSlide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxkifibo
 
Rangkuman UTS JTPT Telkom University
Rangkuman UTS JTPT Telkom UniversityRangkuman UTS JTPT Telkom University
Rangkuman UTS JTPT Telkom UniversityZufar Dhiyaulhaq
 
Device Nirkabel.pdf
Device Nirkabel.pdfDevice Nirkabel.pdf
Device Nirkabel.pdfgolden175318
 
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdf
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdfMengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdf
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdfTeguhSugiarto12
 
Tugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi dataTugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi dataIndriani Septinia
 
Jaringan komputer 03
Jaringan komputer 03Jaringan komputer 03
Jaringan komputer 03Ainul Yaqin
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerNevi Faradina
 
ftth mnc vision march 2019.pptx
ftth mnc vision  march 2019.pptxftth mnc vision  march 2019.pptx
ftth mnc vision march 2019.pptxDandiErlangga2
 
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasiAhmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasiAhmad Surya Arifin
 
Topik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptx
Topik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptxTopik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptx
Topik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptxNurulIzzahIsmail1
 
238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt
238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt
238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.pptDanielSaviola
 
ISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdf
ISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdfISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdf
ISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdfMAliSyabana
 
Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)gekia
 

Similar to NG-PON2 Arsitektur (20)

PengenalanFTTx.pptx
PengenalanFTTx.pptxPengenalanFTTx.pptx
PengenalanFTTx.pptx
 
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
Luthfi fauzi   1101188545 - paperLuthfi fauzi   1101188545 - paper
Luthfi fauzi 1101188545 - paper
 
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptxmedia_transmisi_komunikasi_data.pptx
media_transmisi_komunikasi_data.pptx
 
Makalah tik (lan)
Makalah tik (lan)Makalah tik (lan)
Makalah tik (lan)
 
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasiPresentase bentuk sinyal telekomunikasi
Presentase bentuk sinyal telekomunikasi
 
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
608806035-Perkembangan-Teknologi-Microwave-Link-Pada-Teknik-Jaringan-Komputer...
 
Slide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptxSlide Desistel.pptx
Slide Desistel.pptx
 
Rangkuman UTS JTPT Telkom University
Rangkuman UTS JTPT Telkom UniversityRangkuman UTS JTPT Telkom University
Rangkuman UTS JTPT Telkom University
 
Device Nirkabel.pdf
Device Nirkabel.pdfDevice Nirkabel.pdf
Device Nirkabel.pdf
 
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdf
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdfMengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdf
Mengumpulkan Data Peralatan Jaringan.pdf
 
Tugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi dataTugas kelompok komunikasi data
Tugas kelompok komunikasi data
 
Jaringan komputer 03
Jaringan komputer 03Jaringan komputer 03
Jaringan komputer 03
 
Ccna 1
Ccna 1Ccna 1
Ccna 1
 
Perencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan SelulerPerencanaan Jaringan Seluler
Perencanaan Jaringan Seluler
 
ftth mnc vision march 2019.pptx
ftth mnc vision  march 2019.pptxftth mnc vision  march 2019.pptx
ftth mnc vision march 2019.pptx
 
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasiAhmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
Ahmad surya arifin (1015031024) medium transmisi pada telekomunikasi
 
Topik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptx
Topik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptxTopik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptx
Topik 1 Perkakasan dan Rangkaian.pptx
 
238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt
238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt
238498591-Modul-2-Lte-2010-Rev.ppt
 
ISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdf
ISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdfISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdf
ISP_NWS_FTTH_DESIGN_GUIDANCE.pdf
 
Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)Pertemuan 5 (media transmisi)
Pertemuan 5 (media transmisi)
 

More from Ambar Erna

Gpon xgpon ng pon xgs-pon
Gpon xgpon ng pon xgs-ponGpon xgpon ng pon xgs-pon
Gpon xgpon ng pon xgs-ponAmbar Erna
 
Server iptv dan internet video
Server iptv dan internet video Server iptv dan internet video
Server iptv dan internet video Ambar Erna
 
Iptv maintaining video quality
Iptv maintaining video qualityIptv maintaining video quality
Iptv maintaining video qualityAmbar Erna
 
Iptv dan internet video . network overview
Iptv dan internet video .  network overviewIptv dan internet video .  network overview
Iptv dan internet video . network overviewAmbar Erna
 
Iptv dan internet video business model
Iptv dan internet video business modelIptv dan internet video business model
Iptv dan internet video business modelAmbar Erna
 
Iptv dan internet video
Iptv dan internet video Iptv dan internet video
Iptv dan internet video Ambar Erna
 
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma Ambar Erna
 
Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2
Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2
Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2Ambar Erna
 
Ip multicasting 03 multicast address pada ipv4 dan ethernet
Ip multicasting 03   multicast address pada ipv4 dan ethernetIp multicasting 03   multicast address pada ipv4 dan ethernet
Ip multicasting 03 multicast address pada ipv4 dan ethernetAmbar Erna
 
Ip multicasting 02 multiple unicasting vs multicasting
Ip multicasting 02   multiple unicasting vs multicastingIp multicasting 02   multiple unicasting vs multicasting
Ip multicasting 02 multiple unicasting vs multicastingAmbar Erna
 
Address resolution protocol
Address resolution protocolAddress resolution protocol
Address resolution protocolAmbar Erna
 
Ip multicasting 01 unicast multicast broadcast
Ip multicasting 01   unicast multicast broadcastIp multicasting 01   unicast multicast broadcast
Ip multicasting 01 unicast multicast broadcastAmbar Erna
 

More from Ambar Erna (12)

Gpon xgpon ng pon xgs-pon
Gpon xgpon ng pon xgs-ponGpon xgpon ng pon xgs-pon
Gpon xgpon ng pon xgs-pon
 
Server iptv dan internet video
Server iptv dan internet video Server iptv dan internet video
Server iptv dan internet video
 
Iptv maintaining video quality
Iptv maintaining video qualityIptv maintaining video quality
Iptv maintaining video quality
 
Iptv dan internet video . network overview
Iptv dan internet video .  network overviewIptv dan internet video .  network overview
Iptv dan internet video . network overview
 
Iptv dan internet video business model
Iptv dan internet video business modelIptv dan internet video business model
Iptv dan internet video business model
 
Iptv dan internet video
Iptv dan internet video Iptv dan internet video
Iptv dan internet video
 
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
Pembahasan osk komputer sma 2014 - algoritma
 
Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2
Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2
Cara Kerja Internet Group Management Protocom (Igmp) versi 2
 
Ip multicasting 03 multicast address pada ipv4 dan ethernet
Ip multicasting 03   multicast address pada ipv4 dan ethernetIp multicasting 03   multicast address pada ipv4 dan ethernet
Ip multicasting 03 multicast address pada ipv4 dan ethernet
 
Ip multicasting 02 multiple unicasting vs multicasting
Ip multicasting 02   multiple unicasting vs multicastingIp multicasting 02   multiple unicasting vs multicasting
Ip multicasting 02 multiple unicasting vs multicasting
 
Address resolution protocol
Address resolution protocolAddress resolution protocol
Address resolution protocol
 
Ip multicasting 01 unicast multicast broadcast
Ip multicasting 01   unicast multicast broadcastIp multicasting 01   unicast multicast broadcast
Ip multicasting 01 unicast multicast broadcast
 

NG-PON2 Arsitektur

  • 1. Ambar Erna Wahyu Widagdo Arsitektur dan Service NG-PON2
  • 2. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 1 Daftar Isi 1 Pendahuluan....................................................................................................... 2 2 Karakteristik NG-PON2....................................................................................... 2 2.1 NG-PON2 TWDM dan Point to Point WDM.................................................. 2 2.2 Bonding Capable........................................................................................... 3 2.3 Bit rate Symmetric dan asymmetric............................................................... 3 2.4 Tunable ......................................................................................................... 4 2.5 Co-existence ................................................................................................. 4 3 Physical Architecture NG-PON2 ......................................................................... 4 3.1 Kapasitas Feeder.......................................................................................... 4 3.2 ODN Classes ................................................................................................ 4 3.3 Panjang Gelombang ..................................................................................... 5 3.4 Line Rate....................................................................................................... 5 3.5 Fibre reach (Gbps passive and active).......................................................... 5 3.6 Split ratio (ONU per ODN)............................................................................. 6 4 Logical Architecture NG-PON2 ........................................................................... 6 4.1 Logical Architecture dan Reference Point ..................................................... 6 4.1.1 Interface NG-PON2 ................................................................................ 7 5 Arsitektur Time and wavelength division multiplexing ......................................... 8 5.1 Downstream TWDM...................................................................................... 8 5.2 Upstream TWDM .......................................................................................... 9 5.3 Service NG-PON2....................................................................................... 10 6 Kesimpulan ....................................................................................................... 12 7 Referensi........................................................................................................... 13
  • 3. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 2 1 Pendahuluan Sebagian besar jaringan akses yang memberikan layanan yang membutuhkan bandwidth yang tinggi, saat ini menggunakan teknologi GPON/XG-PON1. Salah satu pemicu tingginya kebutuhan bandwidth adalah penggunakan layanan IPTV dan streaming. Perkembangan smart phone, televisi dan internet content yang menggunakan display 1080p. Setelah XG-PON1 dengan kapasitas bandwidth 10 Gbps digelar, kebutuhan akan bandwidth terus meningkat seiring dengan banyaknya layanan yang membutuhkan bandwidth yang besar, seperti ultra high video dengan video recorder dan 8K TV ( resolusi 7,680 x 4,320) , 16 kali dari Full HD (1920 x 1080) TV. Dan juga new-generation mobile communication technologies seperti Pre5G and 5G, semuanya membutuhkan bandwidth yang tinggi Seiring dengan perkembangan layanan, teknologi jaringan akses juga berkembang dengan cepat. Operator telekomunikasi umumnya akan mengikuti trend perkembangan layanan dan permintaan user serta teknologi yang sesuai untuk diimplementasikan. Berbeda dengan generasi PON sebelumnya, NG-PON2 mempunyai karakteristik terrsendiri. Teknik multiplexing yang meningkatkan jumlah channel, kemampuan untuk interoperability dengan teknologi PON sebelumnya menggunakan ODN yang sama, pengaturan panjang gelombang dan lain-lain. i. Selain itu, NG-PON2 mempunyai arsitektur fisik (physical architecture) dan logis (logical) yang berbeda dengan teknologi PON sebelumnya. 2 Karakteristik NG-PON2 NG-PON2 mempunyai karakteristik : TWDM, PtP WDM, Bonding Capable, Bit rate Symmetric dan Assymmetric, Tunable dan Coexistence. 2.1 NG-PON2 TWDM dan Point to Point WDM Awal tahun 2009, FSAN (Full Service Access Network) mulai melakukan research untuk Next Generation Passive Optical Network yaitu NG-PON2 (40-
  • 4. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 3 Gigabit-capable passive optical networks) dan pada tahun 2012 memilih teknologi mainstream TWDM PON, dan sebagai pelengkap dipilih PtP WDM PON untuk NG-PON2, yang distandardkan pada ITU-T G.989.x Ide utama tentang TWDM-PON adalah menggabungkan mekanisme WDM dengan mekanisme TDM yang ada pada PON. TWDM PON adalah solusi multiple wavelength PON di mana masing-masing panjang gelombang dibagi antara beberapa ONU dengan menggunakan Time Division Multiplexing dan mekanisme Multiple Access , sedangkan PtP WDM PON adalah solusi multiple wavelength PON yang menyediakan panjang gelombang secara dedicated per ONU pada kedua arah downstream dan upstream Sistem NG-GPON2, dapat berisi channel-channel TWDM atau channel-channel PtP WDM atau dapat juga berisi keduanya. Terdapat 8 channel dimana channel 1 sampai dengan 4 dialokasikan untuk TWDM dengan empat panjang gelombang pada arah downstream. Channel 5 sampai dengan 8 dapat digunakan untuk PtP WDM atau dapat disediakan sebagai pengembangan TWDM. NG-PON TWDM saat ini mendukung bit rate 40 Gbps menggunakan 4 panjang gelombang, dan setiap panjang gelombang mempunyai bit rate 10 Gbps . Bit rate dapat ditingkatkan menjadi 8 x 80 Gbps 2.2 Bonding Capable Dengan adanya Bonding Capable, beberapa panjang gelombang dapat digabung (channel-bonded). Ini dilakukan untuk menyediakan layanan dengan bit rate lebih dari 10 Gbps. 2.3 Bit rate Symmetric dan asymmetric Beberapa layanan terutama untuk korporesi membutuhkan bit rate symmetric. Penentuan bit rate symmetric atau asymmetric disesuaikan dengan layanan. NG-PON2 mendukung bit rate arah downstream sebesar 10 Gbps pada setiap panjang gelombang dan bit rate upstream sebesar 10 Gbps atau 2,5 Gbps pada setiap panjang gelombang
  • 5. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 4 2.4 Tunable Karakteristik tunable, membuat ONU dapat mengatur panjang gelombang secara dynamic. Setiap ONU dilengkapi dengan tunable transmitter dan tunable receiver. ONU transmitter harus dapat menyesuaikan panjang gelombang upstream untuk channel TWDM atau PtP WDM . ONU receiver harus dapat menyesuaikan panjang gelombang downstream untuk channel TWDM atau PtP WDM. 2.5 Co-existence Dengan adanya co-exixtence element, NG-PON2 dapat beroperasi secara bersamaan dengan teknologi sebelumnya (XG-PON, GPON) menggunakan single fiber didalam ODN. Hal ini, membuat proses migrasi berjalan dengan halus. Tanpa adanya kemampuan co-existence, pelanggan bisa menunggu waktu yang lama jika terjadi proses migrasi bahkan layanan akan mengalami gangguan. 3 Physical Architecture NG-PON2 3.1 Kapasitas Feeder Sistem NG-PON2 mampu memberikan lebih banyak kapasitas dibanding sistem GPON dan XG-PON1. NG-PON2 mendukung kapasitas setiap feeder fiber sebesar 40 Gbps dan bisa mencapai batas 80 Gbps pada arah upstream, serta 160 Gbps pada arah downstream . ONU NG-PON2 harus mendukung layanan 10 Gbps, dimana kapabilitas ONU yang sebenarnya tergantung pada pemilihan split ratio dan aplikasi yang digunakan yang dapat berupa FTTH, FTTB atau Mobile Fronthaul/Backhaul. 3.2 ODN Classes NG-PON2 dapat menggunakan beberapa Class ODN yang mempunyai standard Optical Path Loss sebagai berikut :
  • 6. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 5 ODN Class Optical Path Loss Differential ODN Loss N1 14 dB – 29 dB 15 dB N2 16 dB – 31 dB 15 dB E1 18 dB – 32 dB 15 dB E2 20 dB – 35 dB 15 dB Tabel 1 : Optical Path Loss 3.3 Panjang Gelombang TWDM PON menggunakan Panjang gelombang : o downstream : 1596 – 1603 nm o upstream : 1524-1544 nm , Reduced band option 1528-1540 nm dan Narrow band option 1532-1540 nm. PtP WDM PON menggunakan Panjang gelombang pada arah downstream/upstream : Expanded spectrum 1524-1625 nm dan Shared spectrum 1603-1625 nm. 3.4 Line Rate Nominal line rate downstream dan upstream per channel : o 10 Gbps downstream dan 10 Gbps upstream o 10 Gbps downstream dan 2.5 Gbps upstream o 2.5 Gbps downstream dan 2.5 Gbps upstream 3.5 Fibre reach (Gbps passive and active) Sistem NG-PON2 harus mendukung fibre reach 40 km tanpa mid-span reach extenders. Dan mampu mencapai 60 km dengan jangkauan extender jika diperlukan. Bahkan jangkauan yang lebih panjang (misalnya, 60-100 km. Sistem ini juga mendukung maximum differential fibre distance sampai dengan 40 km. Pada teknologi ini, differential fiber distance dapat dikonfigurasi maksimum 20 km dan 40 km.
  • 7. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 6 Sistem NG-PON2 harus backward compatible dengan infrastruktur yang sudah dikembangkan (CO locations, ducts, fibre cables, dll) 3.6 Split ratio (ONU per ODN) Sistem NG-PON2 dapat berjalan menggunakan legacy power split ODN, wavelength routing atau kombinasi dari wavelength routing dan power splitting. Sistem NG-PON2 harus fleksibel untuk mendukung pengembangan dengan variasi ODN, seperti Optical distribution networks yang dapat menggunakan power splitters dengan rasio antara 1:16 to 1:128. Dan OLT NG-PON2 dapat mendukung split ratio 1:256 4 Logical Architecture NG-PON2 Pada sistem multiple wavelength PON system, seperti NG-PON2, OLT terdiri dari multiple OLT channel terminations yang dikoneksikan melalui wavelength multiplexer (WM). 4.1 Logical Architecture dan Reference Point Logical architecture dan reference point diilustrasikan sebagai berikut : Gambar 1 : Logical Arsitektur NG-PON2 Berikut ini merupakan penjelasan dari istilah pada gambar : o OLT PtP WDM Channel Termination : Fungsi logis yang berada pada elemen network OLT dan menterminasi sebuah channel PtP WDM didalam system PtP WDM
  • 8. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 7 o OLT TWDM Channel Termination : Fungsi logis yang berada pada elemen network OLT dan menterminasi sebuah channel TWDM didalam system TWDM o Wavelength Multiplexer adalah Elemen Fungsional yang digunakan untuk multiplex/ demultiplex antara NG-PON2 wavelength channel pairs dan channel groups o Channel Pair : Satu set yang berisi satu channel panjang gelombang downstream dan satu channel panjang gelombang upstream yang menyediakan koneksi antara OLT dengan satu atau beberapa ONU o Channel Group : Satu set channel pair yang dibawa melalui fiber. o S : Interface untuk mengirim (Send) ke arah Network o R : Interface untuk menerima (Receive) dari arah Network o S/R, R/S : Kombinasi dari titik S dan R secara bersamaan dalam single fiber, saat beroperasi dalam mode bidirectional. Titik S/R direferensikan ke sisi OLT dan titik R/S direferensikan ke sisi ONU o Optical Distribution Network (ODN) : Infrastruktur fiber optik point to multi point 4.2 Interface NG-PON2 Interface NG-PON2 terdiri dari UNI, SNI dan ANI 4.2.1 User Network Interface (UNI) UNI didefinisikan sebagai interface yang mempunyai kondisi sebagai berikut: o Interkoneksi antara Access Network dan Customer o Dideskripsikan dalam well-known standard o Terdapat aspek physical layer 4.2.2 Service Node Interface (SNI) SNI didefinisikan sebagai interface yang mempunyai kondisi sebagai berikut:
  • 9. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 8 o Interkoneksi antara access network dan service node o Dideskripsikan dalam well-known standard o Terdapat aspek physical layer o Terdapat aspek physical layer 4.2.3 Access Network Interface (ANI) Konfigurasi sistem yang flexible diperlukan untuk memperbaiki utilisasi perangkat dan menurunkan capital dan inventory cost. Untuk tujuan ini, sistem NG-PON2 harus mendukung interface agnostic dan flexible kearah optical access network yang memungkinkan network elemen untuk mengakomodasi teknologi multiple access. Ini dapat dicapai menggunakan interface pluggable 5 Arsitektur Time and wavelength division multiplexing Wavelength division multiplexing dari system TWDM PON dinyatakan dengan multiple OLT TWDM channel terminations (CT), dimana setiap OLT CT diasosiasikan dengan channel TWDM yang spesifik. Arsitektur TWDM pada arah downstream berbeda dengan arsitektur pada arah upstream. Pada arah upstream terdapat alloc-id. 5.1 Downstream TWDM Downstream multiplexing didalam TWDM digambarkan sebagai berikut :
  • 10. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 9 Gambar 2 : Downstream Multiplexing didalam TWDM PON Pada arah downstream channel TWDM, fungsi trafik multiplexing terpusat. OLT CT memultiplex frame-frame XGEM kedalam media transmisi menggunakan XGEM Port-ID sebagai kunci untuk mengidentifikasi frame-frame XGEM yang mempunyai koneksi logis berbeda untuk arah downstream. Setiap ONU memfilter frame-frame downstream berdasarkan pada XGEM Port-ID dan memproses frame-frame XGEM yang hanya menuju kearah ONU yang bersangkutan. Sebuah port XGEM multicast digunakan untuk membawa frame- frame ke beberapa ONU. 5.2 Upstream TWDM Upstream multiplexing didalam TWDM PON digambarkan sebagai berikut :
  • 11. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 10 Gambar 3 : Upstream Multiplexing didalam TWDM PON Pada arah upstream dari channel TWDM, fungsi traffic multiplexing terdistribusi. OLT CT memberikan alokasi bandwidth upstream atau waktu untuk transmisi upstream, ke entitas traffic-bearing dimana penerima alokasi bandwidth upstream diidentifikasi dengan allocation ID (Alloc-ID). Alokasi bandwidth untuk Alloc-ID yang berbeda, dimultiplex didalam waktu yang spesifik oleh OLT CT didalam bandwidth maps yang dikirim ketika transmisi downstream. Didalam setiap alokasi bandwidth, ONU menggunakan XGEM Port-ID sebagai kunci multiplexing untuk mengidentifikasi frame-frame XGEM yang termasuk koneksi logis upstream yang berbeda 5.3 Service NG-PON2 Service Provider dapat menggunakan teknologi NG-PON2 pada ODN yang sama untuk pelanggan Bisnis, Korporasi dan Residensial. Dengan adanya co-existence elemen, Teknologi GPON/XG-PON1 pada generasi sebelumnya dapat menggunakan ODN yang sama. Implementasi service NG-PON2 adalah : o Mobile Fronthaul dan Mobile/ Small Cell Backhaul
  • 12. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 11 Perkembangan aplikasi dan banyaknya streaming yang diakses oleh user mengakibatkan permintaan data berbasis wireless mobile terus meningkat. Hal ini mengakibatkan kebutuhan bandwidth untuk backhaul maupun fronthaul semakin tinggi. Teknologi NG-PON2 lebih cocok digunakan sebagai fronthaul maupun backhaul mobile / small cell karena jika dibandingkan dengan teknologi PON sebelumnya, mempunyai bandwidth yang lebih tinggi dan latency yang lebih rendah. o Business Service dan Small Enterprise Untuk mendukung kebutuhan layanan yang membutuhkan bandwidth tinggi, NG-PON2 dapat menyediakan bandwidth sampai dengan 10 Gbps dan dengan lambda bonding dapat mencapai 40/80 Gbps. NG-PON2 dapat menberikan layanan berbasis lambda serta mendukung redundancy. o Residential services Pada sebuah port PON memberikan bandwidth yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi PON sebelumnya. Hal ini, dapat memberikan split ratio yang lebih tinggi sehingga dapat di share ke lebih banyak pelanggan Residensial. Dengan demikian dapat memberikan ARPU yang lebih tinggi. Jika dikoneksikan ke multi-dwelling Unit (MDU), dapat memberikan 10 Gbps ke ONU pada gedung sebagai terminasi fiber optik. Kemudian didalam gedung dapat menggunakan standard G.fast (fast access to subscriber terminals) melalui kabel tembaga.
  • 13. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 12 Gambar 4 : Implementasi service NG-PON2 o Beberapa service yang lain yang dapat diberikan antara lain : Smart City Applications, Smart Home/ Building Application dan Passive over LANs (POL) 6 Kesimpulan o Teknologi NG-PON2 dapat memenuhi kebutuhan layanan yang membutuhkan bandwidth tinggi sampai dengan 40 Gbps. o NG-PON2 mempunyai karakteristik TWDM, PtP WDM, bonding capable, Bit rate symmetric dan asymmetric, Tunable dan Coexistence. o ONU NG-PON2 harus mendukung layanan 10 Gbps, dimana kapabilitas ONU yang sebenarnya tergantung pada pemilihan split ratio dan aplikasi yang digunakan yang dapat berupa FTTH, FTTB atau Mobile Fronthaul/Backhaul
  • 14. Ambar – Arsitektur dan Service NG-PON2 13 o Berbeda dengan teknologi sebelumnya (GPON, XG-PON1), pada arsitektur logis NG-PON2 terdapat Channel Pair dan Channel Group dan untuk melakukan multiplex/demultiplex diantara keduanya , digunakan Wavelength Multiplexer. o Pada arah downstream channel TWDM, fungsi trafik multiplexing terpusat dan pada arah upstream dari channel TWDM, fungsi traffic multiplexing terdistribusi o Dengan mengimplementasikan NG-PON2, terjadi konvergensi terhadap semua layanan untuk bisnis, residensial, wireless dan wireline menggunakan single fiber. 7 Referensi o Recommendation ITU-T G.989.1 (03/2013), 40-Gigabit-capable passive optical networks (NG-PON2): General requirements o Recommendation ITU-T G.989.2 (12/2014) , 40-Gigabit-capable passive optical networks 2 (NG-PON2): Physical media dependent (PMD) layer specification o Recommendation ITU-T G.989.3, 40-Gigabit-capable passive optical networks (NG-PON2): Transmission convergence layer specification, (10/2015) o Creating a brighter future, FTTH Handbook Edition 7, D&O Committee, Revision date: 16/02/2016, Fiber to the Home Council Europe. o FSAN highlights and NG-PON2 standard update , FSAN and IEEE NG- EPON/1904 ANWG, Joint Session, hosted by CableLabs, February 4, 2015 o https://en.wikipedia.org/wiki/1080p o Broadband Forum, NG-PON2 The future of Passive Optical Networking is Here