SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
LANDSCAPEINDUSTRI
PENYIARAN INDONESIA
2017 – 2020
Bogor,5 September 2017
FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN INDUSTRI PENYIARAN
Isu yang paling signifikan terhadap industri penyiaran menurut European Broadcasting Union (EBU) pada buku vision 2020
adalah Perkembangan Internet,Digitalisasi,Globalisasi,dan Perubahan Demografi
Perkembangan
Internet (Konvergensi)
• Tren penggunaan
gadget meningkat
• Konten AudioVisual
berkembang di OTT
penyiaran
• Belum terdapat
pengaturan pada
penyelenggaraan
OTT penyiaran
• Proteksi pengguna
terhadap konten
siber
Digitalisasi
• Teknologi mengarah
ke digital
• Efisiensi resource
spektrum frekuensi
• Peningkatan kualitas
penerimaan siaran
• Optimalisasi konten
lokal
• Digital Dividend
• Migrasi ke digital
Globalisasi
• Pemain Global ikut
bermain di lokal
(Netflix,Youtube,dll)
dan mendapat animo
masyarakat sangat
tinggi
• Seluruh negara di
Eropa sedang
merencanakan
pengaturan
(Legislasi) untuk
Pemain global (OTT)
Perubahan Demografi
• Tahun 2010,
penduduk rural 46%
dan urban 54%;
proyeksi tahun 2050,
penduduk rural 33%,
dan urban 67%
(Bank Dunia)
• Masyarakat dengan
usia produktif (15-64
tahun) di Indonesia
berjumlah 67,15%
• kebutuhan konten
yang berbeda untuk
segmen pasar
2
PENDAHULUAN
• Tren penggunaan gadget
meningkat
• Konten AudioVisual
berkembang di OTT
penyiaran
• Belum terdapat
pengaturan pada
penyelenggaraanOTT
penyiaran
• Proteksi pengguna
terhadap konten siber
• Teknologi mengarah ke
digital
• Efisiensi resource
spektrum frekuensi
• Peningkatan kualitas
penerimaan siaran
• Optimalisasi konten
lokal
• Digital Dividend
• Migrasi ke digital
• Pemain Global ikut
bermain di lokal
(Netflix,Youtube,dll)
dan mendapatanimo
masyarakat sangat tinggi
• Seluruh negara di Eropa
sedang merencanakan
pengaturan (Legislasi)
untuk Pemain global
(OTT)
• Tahun 2010,penduduk
rural46% dan urban
54%;proyeksi tahun
2050,penduduk rural
33%,dan urban 67%
(Bank Dunia)
• Kebutuhan konten yang
berbeda untuk segmen
pasar
KONVERGENSI TIK
Telekomunikasi
Penyiaran
Internet
Telepon suara, SMS
Fax ,MMS
TVAnalog,TV Digital,TV Berbayar,
RadioAnalog
web browsing,email, file transfer
Konvergensi
telekomunikasi &
broadcast
Mobile TV,
Mobile Radio
ViCon,VoD,
VoIP, Instant messaging
Konvergensi
telekomunikasi &
internet
Internet
broadcasting
Konvergensi
penyiaran &
internet
VoIP, ViCon,VoD , rich communication
Internet Broadcasting
email, e-tracking,e-logistic, OTT,IoT
Full
konvergensi
Telepon suara,SMS
Fax ,MMS
TV Digital,TV Berbayar
Radio Analog,Radio Digital
Semantic web,web browsing,
email, file transfer,
3
Filateli,surat, ekspedisi,logistik
Pos
Filateli,surat,ekspedisi, logistik
E-mail,e-
tracking
E-logistic
Konvergensi Pos
& internet
DATA STATISTIK PENYIARAN DI INDONESIA
4
• Pertumbuhan belanja iklan TV yang mencapai lebih dari 20% pertahun ternyata tidak diikuti dengan pertumbuhan
pendapatan usaha penyelenggara yang hanya berkisar 3% pertahun.
• Belanja iklan saat ini sebagaimana yang terjadi pada tren dunia sudah mulai beralih ke iklan digital. Sehingga urgensi
digitalisasi siaranTV menjadi prioritas, utamanya untuk efisiensi penyelenggaraan.
-
20,000.0
40,000.0
60,000.0
80,000.0
100,000.0
120,000.0
140,000.0
2013 2014 2015
BE LA N JA IKLA N VS PE N DA PATAN USA H A 3
OPE RA TOR TV TBK
total pendapatan usaha belanja iklan
Sumber: Annual Report, Media Scene, dan Magna Global /
Bloomberg
DATA STATISTIK PENYIARAN DI INDONESIA
5
2012 Sem-1 2013 Sem-1 2014 Sem-1 2015 Sem-1
Radio Siaran 1439 1853 2006 838
TV Siaran 593 783 896 937
0
500
1000
1500
2000
2500
Jumlah pengguna kanalfrekuensimenurutservice
pada tahun 2012-2015
Radio Siaran TV Siaran
2009 2010 2011 2012 2013
Permohonan IPP Televisi 167 289 161 158 179
IPP Televisi yang disetujui 38 56 128 87 98
0
50
100
150
200
250
300
350
PerkembanganIPP (Izin Penyelenggaraan Penyiaran)
televisi tahun 2009-2013
Permohonan IPP Televisi IPP Televisi yang disetujui
Sumber : Data statistik KEMKOMINFO (http://statistik.kominfo.go.id/) dan AC Nilsen
• PertumbuhanBelanja iklan Total rata rata 20%
• belanja iklan radio , pertumbuhannyarata-rata 7%
• Belanja iklan TV pertumbuhannya rata-rata 24%
LAYANAN TRIPLE PLAY DI INDONESIA
6
• Ke depan, LPB akan bertumbuh untuk menangkap kebutuhan pengguna yang menginginkan kualitas diatas FHD
(Full High Definition)
PENDAHULUAN
Menyediakan layanan internet dan tv kabel
Berbagaipilihan paket diberikan:
• Internet: 10 MBps – 200 MBps
• Layanan HD :42 – 68 Channel
• Layanan SD :76 – 100 Channel
Menyediakan layanan internet,tv kabel dan
telepon
Berbagai pilihan paket diberikan:
• Internet: 10 MBps – 100 MBps
• LayananTV :TV Interactive,TV On
Demand,Video On Demand
Menyediakan layanan internet,tv kabel,telepon
dan Interactive New Media
Berbagai pilihan paket diberikan:
• Internet: 7 MBps – 1 GBps
• LayananTV :140 Channel
• Interactive New Media : CCTV, Game,home
shopping
• Telepon
Sumber :APJII + proyeksi
0.00
1.00
2.00
3.00
4.00
5.00
6.00
7.00
8.00
9.00
10.00
2013 2014 2015 2016 2017e 2018e 2019e 2020e
Pertumbuhan Fixed Broadband CAGR 13%
PENYUSUNAN GRAND DESIGN INDUSTRI PENYIARAN
7
Grand design industri penyiaran menjadi pedoman bagi penyelenggaraan industri penyiaran yang mencakup
penyelenggaraan fungsi regulasi, pengawasan, serta penyelenggaraan industri hulu-hilir penyiaran
Struktur
Industri
• Rantai Nilai
Industri Penyiaran
(Digital)
Kebijakan
Industri
• Kebijakan industri
penyiaran
• Kebijakan pasar
• Kebijakan sumber
daya
• Kebijakan konten
• Kebijakan perizinan
Komposisi
Industri
• Jumlah ideal pemain
• Barrier to entry
• Komitmen
penyelenggaraan
Landscape
Industri
• Roadmap dan
strategi
implementasi
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
1 2
3
4
PERUBAHAN STRUKTUR INDUSTRI PENYIARAN HORIZONTAL
Konten siaran
lokal
Konten siaran nasional
Cable Provider Satellite Provider AnalogTerestrial
LPP LPS LPB LPK
Struktur Industri Penyiaran Digital
Konten siaran lokal Konten siaran
nasional
Konten siaran global
Multiplex Provider
Cable Provider dan
Internet
Satellite Provider
LPP LPS LPK
Convergence Network
Konten siaran
global
Aggregrator
LPB
8
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
Struktur Industri eksisting
Aspek perubahan Penyiaran ke depan
Penyediaan konten
siaran
• OTT broadcasting berbasis aplikasi maupun webmerupakanlayanan desruptive bagi penyelenggaraan penyiaran
• OTT penyiaran sudah dikuasai oleh pemain asing (netflix,youtube,i-flix,dll), sedangkan penyelenggara penyiaraneksisting
juga sudah ekspansi layanan penyiaran berbasisweb (live streaming danVoD)
• PenyelenggaraanOTT akan diserahkan kepada penyelenggaraankonvergensi,secara best practice juga OTT dan
webbased tersebutdikategorikan sebagai layanan audio visual
Kelembagaan
penyelenggara
penyiaran
• LPP serta LPS baik televisi maupun radio akan mengarah kepada penyiaran dengan transmisi digital
• PenyelenggaraanLPK memiliki karakteristik khusus yakni sehingga perlu penyesuaian dan kajian lebih lanjut.
Penyelenggaraan
infrastruktur
• Penyelenggara multiplex terestrial akan diberikan alokasi spektrum secara eksklusif serta diatur dengan ketat oleh
regulator serta memegang prinsip penyelenggaraanyang open infrastruktur,non-diskriminatif,serta merupakan entitas
yang terpisah dari penyelenggaraan lembaga penyiaran
INDUSTRI KONVERGENSI LAYANAN DIGITAL
IndustriTelekomunikasi akan “menyatu” dengan konten Konvergensi Layanan Digital Penyiaran,Telekomunikasi,Sistem
Transaksi Elektronika,dan Informasi
10
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
Konten Aplikasi
Konvergensi
Telekomunikasi (Instant
messaging, VoIP)
Konten Aplikasi
Konvergensi Penyiaran
(OTT penyiaran, citizen
journalism)
Konten Aplikasi
Konvergensi Sistem
Transaksi Elektronika (e-
commerce, e-payment,
dll)
Konten Aplikasi
Informasi (game online,
news online, dll)
Konten Aplikasi Konvergensi (content provider, content owner berbasis IP)
Layanan Aplikasi
Telekomunikasi (content
aggregator, content
platform)
Layanan Aplikasi
Penyiaran (broadcast
content aggregator,
broadcast content
platform)
Layanan Aplikasi Sistem
Transaksi Elektronika
(Certificate authority,
digital signature)
Layanan Aplikasi
Informasi (content
aggregator, content
platform)
Penyelenggara Infrastruktur Aktif (RAN Sharing)
Penyelenggara Infrastruktur Pasif (Duct, Menara, Fiber Optik)
Konten Aplikasi
Telekomunikasi (Content
Provider berbasis SMS, suara)
Layanan Aplikasi
Telekomunikasi (Jaspondas,
Jasnita)
Layanan Konten Aplikasi Konvergensi (Content Agregator, Content Platform, PSTE)
Layanan Jariangan Akses (Jartaplok, Jarber)
Layanan Jaringan Backbone (Jartap SLI, Jartap SLjj, Jartup)
CONTENT
APPLICATION
SERVICE PROVIDER
APPLICATION
SERVICE PROVIDER
NETWORK SERVICE
PROVIDER
NETWORK FACILITY
PROVIDER
JUMLAH PENYELENGGARA
INDUSTRI KONVERGENSI LAYANAN DIGITAL
Diperlukan penyesuaian secara komprehensif untuk pengaturan dan kebijakan industri telekomunikasi serta
penyiaran
11
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
ALIGNMENT
Ekosistem Industri Penyiaran Industri konvergensi layanan digital
Konten OTT Penyiaran
Etika konten diatur diluar KPILPS, LPB,
LPK, LPP
KPI Regulator Konten
Konten Aplikasi
Konvergensi
Telekomunikasi (Instant
messaging, VoIP)
Konten Aplikasi
Konvergensi Penyiaran
(OTT penyiaran, citizen
journalism)
Konten Aplikasi
Konvergensi Sistem
Transaksi Elektronika (e-
commerce, e-payment,
dll)
Konten Aplikasi
Informasi (game online,
news online, dll)
Konten Aplikasi Konvergensi (content provider, content owner berbasis IP)
Layanan Aplikasi
Telekomunikasi (content
aggregator, content
platform)
Layanan Aplikasi
Penyiaran (broadcast
content aggregator,
broadcast content
platform)
Layanan Aplikasi Sistem
Transaksi Elektronika
(Certificate authority,
digital signature)
Layanan Aplikasi
Informasi (content
aggregator, content
platform)
Penyelenggara Infrastruktur Aktif (RAN Sharing)
Penyelenggara Infrastruktur Pasif (Duct, Menara, Fiber Optik)
Konten Aplikasi
Telekomunikasi (Content
Provider berbasis SMS, suara)
Layanan Aplikasi
Telekomunikasi (Jaspondas,
Jasnita)
Layanan Konten Aplikasi Konvergensi (Content Agregator, Content Platform, PSTE)
Layanan Jariangan Akses (Jartaplok, Jarber)
Layanan Jaringan Backbone (Jartap SLI, Jartap SLjj, Jartup)
Regulasi Industri
Pengguna (Penonton, Pendengar)
Kualitas
Standard
Keamanan
Perangkat penerima pengguna
Konten siaranlokal Konten siarannasional Konten siaranglobal
SumberDaya
Multiplex Provider
Coverage layanan
Teknologi
OTT Broadcasting
Cable Provider Satellite Provider Cellular Provider
TKDN SFN/MFN
Revitalisasi TVRIdanRRI
Digital Divident Etika konten
AlatdanPerangkat(Vendor)
LPP LPS LPK
Government PR
LembagaPenyiaran
ConvergenceNetwork
LPB
REGULASI MIGRASI PENYIARAN KE DIGITAL (HIPOTESA)
12
TahapAwal/Inisialisasi
Pemetaan
industri
penyiaran
eksisting (TV
dan Radio)
Penyusunana
landscape
industri
penyiaran
Penyusunan RUU
dan RPP
Penyelenggaraa
n Penyiaran
PenataanStrukturIndustriPenyiaran
• Penyusunan
Pengaturan
penyelenggaraanMux
TV
• Pengaturan tarif sewa
Mux
• Penyusunan
pengaturan kualitas
layanan siaran digital
• Penyusunan
Pengaturan Persaingan
Usaha
• Kajian Radio Digital
TransisiIndustriPenyiaran
• Penetapan RUU
Penyiaran
• Penyusunan
pengaturan Set
top box
• Pengaturan
Reposisi izinTV
dan Radio analog
ke digital
• Penyusunan
pegngaturan
multipleks siaran
radio digital
• Lanjutan Kajian
Radio Digital
DigitalisasiIndustriPenyiaran
• Pengaturan
persiapan
penghapussan
siaranTV analog
StrukturIdealIndustri
• ASO siaranTV
REGULASI PENYIARAN
Best Practise
Di beberapa negara mulai membatasi dan mengatur
persaingan antara penyedia jasa siaran (LPS, LPB) dengan
penyelenggara telekomunikasi yang biasanya menjual produk
bundling (TV,Telephony, Internet), BULGARIA
Kebijakan merger diterapkan untuk mengurangi jumlah
penyelenggara TV selama tidak melanggar prinsip persaingan
usaha. CHILE
13
Persaingan Usaha
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
OECD, 2013
• Regulasi barrier to entry
LPS, LPB, LPK, Multipleksing
• Moratorium izin
penyelenggaraan penyiaran
baru berdasarkan hasil
market review
Peluang
Usaha dan
Moratorium
• Afiliasi LPS nasional dengan
LPS lokalMerger dan
Akuisisi
REGULASI PENYIARAN (2)
14
Kebijakan multipleksing
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
Best Practise
Di SWEDIA diterapkan single mux,dimanaTaracom ditunjuk sebagai
penyedia mux.Taracomadalah penyedia transmisi penyiaran milik
pemerintah yang tidak menyediakan layanan jasa siaran.Single mux juga
diterapkan di NORWAY,POLANDIA,dll
Di ITALIA terdapat3 penyelenggara multipleksing,yang salah satunya
adalah penyelenggara telekomunikasi,yaituTIMB (TelecomItalia),di ada UK
juga terdapat beberapa penyelenggara multipleksing dan salah satunya
adalahArqiva yang merupakan penyelenggara infrastruktur telekomunikasi
Beberapa negara memisahkan antar penyelenggara jasa siaran dengan
penyelenggara multipleksing
Ofcom, 2014
Opsi MFN masih lebih layak bagi
Indonesia untuk
menyederhanakan konfigurasi
teknis dan juga memungkinkan
terjadinya siaran lokal
berdasarkan wilayah
SFN/MFN
Opsi Multimux lebih
moderate untuk
Indonesia mengingat
sejarah implementasi PM
TV Digital di Indonesia
Single/Multi
Mux
pengaturan yang ketat
terhadap komitmen
pembangunan
infrastruktur serta tarif
sewa badwidth multipleks
Regulasi
Multipleks
REGULASI PENYIARAN (3)
15
Konten dan OTT Broadcast
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
Best Practise
Di banyak negara seperti JEPANG,INDIA,dan USA,
OTT broadcast tidak diatur,di beberapa negara lainnya
seperti UK & Cina, Korea Selatan mengatur konten
OTT
Casbaa.com, 2014
• OTT diklasifikasikan
sebagai Pemain OTT
AudioVisual
• Regulasi :
• - Hak Cipta & HAKI
• - Kerja sama dgn LP
berizin
• - Penguatan OTT Lokal
Pengaturan
OTT
• Perlu kejelasan mengenai
regulator yang mengatur
mengenai konten yang
disalurkan OTT
penyiaran.Apakah
membentuk badan
regulator baru, ataupun
memanfaatkan badan
regulator yang telah ada
Regulator
OTT
REGULASI PENYIARAN (4)
16
Kebijakan Entry barrier
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
Best Practise
Banyak negara menerapkan kebijakan capital requirement
untuk membatasi jumlah penyelenggara penyiaran,baik televisi
maupun radio seperti Korea Selatan
Berbagai sumber
• Dapat berupa
komitmen
untuk
membangun
infrastruktur
serta
menghitung
jumlah ideal LP
secara
keekonomian
Regulasi
Barrier
to
Entry
REGULASI PENYIARAN (5)
17
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
SetTop Box
Best Practise
Di beberapa negara USA , Italia ,Thailand menggunakan
dana hasil lelang frekuensi untuk menyediakan STB
• Opsi :
• Negara yang
menyediakan dgn
dana dr Digital
dividend
• Endorse
Kementerian
diimpor, diproduksi
dan diperjualbelikan
harus memenuhi
standar DVB-T2 spt
Ready Digital,
Suport EWS
Kebijakan
STB
REGULASI PENYIARAN (5)
18
Must Carry
LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN
Best Practise
Di beberapa negara menerapkan kebijakan
must carry yang mewajibkan LPB untuk
memuat konten FTA,. (INDIA,USA, Belanda,
Austria,KANADA,IRLANDIA,dll)
Rekomendasi Regulasi
Kebijakan must carry mungkin diterapkan
untuk meningkatkan daya saing layanan LPB,
namun ada beberapa tantangan yang perlu
diselesaikan,seperti terkait HAKI.
Iris Plus, 2012
RENCANA IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN RADIO DIGITAL
19
Eksisting Migrasi Radio Digital
Best
Practice
Indonesia
Eksisting
Eropa terbagi atas 4 kelompok
negara yakni : Digital Leader,
Digital Embracers,Digital
Newbie,Wait-and-see
Baru Norwegia yg
readyASO 2017
Eksisting
Endorse kementerian
perdagangan,serta sosialisasi
kepada penyelenggara
Natural sesuai dengan
kesiapan pasar dengan
teknologi DAB+
Sumber : EBU, DigitalRadio Report 2016
TERIMA KASIH
20

More Related Content

Similar to Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3

Telco & Media in Indonesia
Telco & Media in IndonesiaTelco & Media in Indonesia
Telco & Media in IndonesiaMila
 
ID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTT
ID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTTID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTT
ID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTTIGF Indonesia
 
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam NegeriPeningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam NegeriFeriandi Mirza
 
Peran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdf
Peran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdfPeran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdf
Peran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdfrenzosabiles
 
Perkembangan dunia wireless dan konten bisnisnya
Perkembangan dunia wireless dan konten bisnisnyaPerkembangan dunia wireless dan konten bisnisnya
Perkembangan dunia wireless dan konten bisnisnyaFeriza Putra
 
Penyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBE
Penyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBEPenyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBE
Penyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBEIbenk Dwi ANggono
 
Ca Iptv Brti
Ca Iptv BrtiCa Iptv Brti
Ca Iptv Brtikemplud
 
Seminar : UI Curricula & Telco Trends 08 Sep07
Seminar : UI Curricula & Telco Trends  08 Sep07Seminar : UI Curricula & Telco Trends  08 Sep07
Seminar : UI Curricula & Telco Trends 08 Sep07Djadja Sardjana
 
Sosialisasi Program IoT 23042021.pdf
Sosialisasi Program IoT 23042021.pdfSosialisasi Program IoT 23042021.pdf
Sosialisasi Program IoT 23042021.pdfAnggiTriWibowo
 
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...Satriyo Dharmanto
 
World Development Report 2016 Digital Dividends East Asia
World Development Report 2016 Digital Dividends East AsiaWorld Development Report 2016 Digital Dividends East Asia
World Development Report 2016 Digital Dividends East AsiaICT Watch
 
Materi kuliah kapitakta tik & enterpreneurship
Materi kuliah kapitakta tik & enterpreneurshipMateri kuliah kapitakta tik & enterpreneurship
Materi kuliah kapitakta tik & enterpreneurshipHemat Dwi Nuryanto
 
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdfnawik1
 
PRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptx
PRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptxPRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptx
PRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptxadhyamitra2022
 
Presentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiPresentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiAfril Wibisono
 
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?ayumulyara
 
ppt-regulasi-voip-12-2000.ppt
ppt-regulasi-voip-12-2000.pptppt-regulasi-voip-12-2000.ppt
ppt-regulasi-voip-12-2000.pptruslanubel1234
 

Similar to Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3 (20)

Telco & Media in Indonesia
Telco & Media in IndonesiaTelco & Media in Indonesia
Telco & Media in Indonesia
 
ID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTT
ID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTTID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTT
ID IGF 2016 - Ekonomi 2 - Perkembangan Industri Telematika di era OTT
 
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam NegeriPeningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
Peningkatan Kapasitas Rantai Industri TV Digital & IPTV Dalam Negeri
 
Peran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdf
Peran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdfPeran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdf
Peran Prakom dalam Akselerasi Transformasi Digital.pdf
 
Perkembangan dunia wireless dan konten bisnisnya
Perkembangan dunia wireless dan konten bisnisnyaPerkembangan dunia wireless dan konten bisnisnya
Perkembangan dunia wireless dan konten bisnisnya
 
Penyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBE
Penyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBEPenyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBE
Penyelenggaraan smart-government indonesia pasca perpres 95 2018 SPBE
 
Ca Iptv Brti
Ca Iptv BrtiCa Iptv Brti
Ca Iptv Brti
 
Seminar : UI Curricula & Telco Trends 08 Sep07
Seminar : UI Curricula & Telco Trends  08 Sep07Seminar : UI Curricula & Telco Trends  08 Sep07
Seminar : UI Curricula & Telco Trends 08 Sep07
 
Sosialisasi Program IoT 23042021.pdf
Sosialisasi Program IoT 23042021.pdfSosialisasi Program IoT 23042021.pdf
Sosialisasi Program IoT 23042021.pdf
 
Jurnaltayana
JurnaltayanaJurnaltayana
Jurnaltayana
 
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
Sustaining a Global Business Strategy IPB University General Lecture Satriyo ...
 
World Development Report 2016 Digital Dividends East Asia
World Development Report 2016 Digital Dividends East AsiaWorld Development Report 2016 Digital Dividends East Asia
World Development Report 2016 Digital Dividends East Asia
 
Fintech 2022.pptx
Fintech 2022.pptxFintech 2022.pptx
Fintech 2022.pptx
 
Materi kuliah kapitakta tik & enterpreneurship
Materi kuliah kapitakta tik & enterpreneurshipMateri kuliah kapitakta tik & enterpreneurship
Materi kuliah kapitakta tik & enterpreneurship
 
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
210202 - Tahapan ASO KPID Balmon.pdf
 
PRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptx
PRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptxPRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptx
PRESENTASI TEKNIS SIMP3.pptx
 
Presentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasiPresentasi telekomunikasi
Presentasi telekomunikasi
 
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
Ada apa dengan digitalisasi penyiaran Indonesia?
 
ppt-regulasi-voip-12-2000.ppt
ppt-regulasi-voip-12-2000.pptppt-regulasi-voip-12-2000.ppt
ppt-regulasi-voip-12-2000.ppt
 
Konvergensi
KonvergensiKonvergensi
Konvergensi
 

Paparan landscape industri penyiaran 5 sept2017 rev3

  • 2. FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN INDUSTRI PENYIARAN Isu yang paling signifikan terhadap industri penyiaran menurut European Broadcasting Union (EBU) pada buku vision 2020 adalah Perkembangan Internet,Digitalisasi,Globalisasi,dan Perubahan Demografi Perkembangan Internet (Konvergensi) • Tren penggunaan gadget meningkat • Konten AudioVisual berkembang di OTT penyiaran • Belum terdapat pengaturan pada penyelenggaraan OTT penyiaran • Proteksi pengguna terhadap konten siber Digitalisasi • Teknologi mengarah ke digital • Efisiensi resource spektrum frekuensi • Peningkatan kualitas penerimaan siaran • Optimalisasi konten lokal • Digital Dividend • Migrasi ke digital Globalisasi • Pemain Global ikut bermain di lokal (Netflix,Youtube,dll) dan mendapat animo masyarakat sangat tinggi • Seluruh negara di Eropa sedang merencanakan pengaturan (Legislasi) untuk Pemain global (OTT) Perubahan Demografi • Tahun 2010, penduduk rural 46% dan urban 54%; proyeksi tahun 2050, penduduk rural 33%, dan urban 67% (Bank Dunia) • Masyarakat dengan usia produktif (15-64 tahun) di Indonesia berjumlah 67,15% • kebutuhan konten yang berbeda untuk segmen pasar 2 PENDAHULUAN • Tren penggunaan gadget meningkat • Konten AudioVisual berkembang di OTT penyiaran • Belum terdapat pengaturan pada penyelenggaraanOTT penyiaran • Proteksi pengguna terhadap konten siber • Teknologi mengarah ke digital • Efisiensi resource spektrum frekuensi • Peningkatan kualitas penerimaan siaran • Optimalisasi konten lokal • Digital Dividend • Migrasi ke digital • Pemain Global ikut bermain di lokal (Netflix,Youtube,dll) dan mendapatanimo masyarakat sangat tinggi • Seluruh negara di Eropa sedang merencanakan pengaturan (Legislasi) untuk Pemain global (OTT) • Tahun 2010,penduduk rural46% dan urban 54%;proyeksi tahun 2050,penduduk rural 33%,dan urban 67% (Bank Dunia) • Kebutuhan konten yang berbeda untuk segmen pasar
  • 3. KONVERGENSI TIK Telekomunikasi Penyiaran Internet Telepon suara, SMS Fax ,MMS TVAnalog,TV Digital,TV Berbayar, RadioAnalog web browsing,email, file transfer Konvergensi telekomunikasi & broadcast Mobile TV, Mobile Radio ViCon,VoD, VoIP, Instant messaging Konvergensi telekomunikasi & internet Internet broadcasting Konvergensi penyiaran & internet VoIP, ViCon,VoD , rich communication Internet Broadcasting email, e-tracking,e-logistic, OTT,IoT Full konvergensi Telepon suara,SMS Fax ,MMS TV Digital,TV Berbayar Radio Analog,Radio Digital Semantic web,web browsing, email, file transfer, 3 Filateli,surat, ekspedisi,logistik Pos Filateli,surat,ekspedisi, logistik E-mail,e- tracking E-logistic Konvergensi Pos & internet
  • 4. DATA STATISTIK PENYIARAN DI INDONESIA 4 • Pertumbuhan belanja iklan TV yang mencapai lebih dari 20% pertahun ternyata tidak diikuti dengan pertumbuhan pendapatan usaha penyelenggara yang hanya berkisar 3% pertahun. • Belanja iklan saat ini sebagaimana yang terjadi pada tren dunia sudah mulai beralih ke iklan digital. Sehingga urgensi digitalisasi siaranTV menjadi prioritas, utamanya untuk efisiensi penyelenggaraan. - 20,000.0 40,000.0 60,000.0 80,000.0 100,000.0 120,000.0 140,000.0 2013 2014 2015 BE LA N JA IKLA N VS PE N DA PATAN USA H A 3 OPE RA TOR TV TBK total pendapatan usaha belanja iklan Sumber: Annual Report, Media Scene, dan Magna Global / Bloomberg
  • 5. DATA STATISTIK PENYIARAN DI INDONESIA 5 2012 Sem-1 2013 Sem-1 2014 Sem-1 2015 Sem-1 Radio Siaran 1439 1853 2006 838 TV Siaran 593 783 896 937 0 500 1000 1500 2000 2500 Jumlah pengguna kanalfrekuensimenurutservice pada tahun 2012-2015 Radio Siaran TV Siaran 2009 2010 2011 2012 2013 Permohonan IPP Televisi 167 289 161 158 179 IPP Televisi yang disetujui 38 56 128 87 98 0 50 100 150 200 250 300 350 PerkembanganIPP (Izin Penyelenggaraan Penyiaran) televisi tahun 2009-2013 Permohonan IPP Televisi IPP Televisi yang disetujui Sumber : Data statistik KEMKOMINFO (http://statistik.kominfo.go.id/) dan AC Nilsen • PertumbuhanBelanja iklan Total rata rata 20% • belanja iklan radio , pertumbuhannyarata-rata 7% • Belanja iklan TV pertumbuhannya rata-rata 24%
  • 6. LAYANAN TRIPLE PLAY DI INDONESIA 6 • Ke depan, LPB akan bertumbuh untuk menangkap kebutuhan pengguna yang menginginkan kualitas diatas FHD (Full High Definition) PENDAHULUAN Menyediakan layanan internet dan tv kabel Berbagaipilihan paket diberikan: • Internet: 10 MBps – 200 MBps • Layanan HD :42 – 68 Channel • Layanan SD :76 – 100 Channel Menyediakan layanan internet,tv kabel dan telepon Berbagai pilihan paket diberikan: • Internet: 10 MBps – 100 MBps • LayananTV :TV Interactive,TV On Demand,Video On Demand Menyediakan layanan internet,tv kabel,telepon dan Interactive New Media Berbagai pilihan paket diberikan: • Internet: 7 MBps – 1 GBps • LayananTV :140 Channel • Interactive New Media : CCTV, Game,home shopping • Telepon Sumber :APJII + proyeksi 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 2013 2014 2015 2016 2017e 2018e 2019e 2020e Pertumbuhan Fixed Broadband CAGR 13%
  • 7. PENYUSUNAN GRAND DESIGN INDUSTRI PENYIARAN 7 Grand design industri penyiaran menjadi pedoman bagi penyelenggaraan industri penyiaran yang mencakup penyelenggaraan fungsi regulasi, pengawasan, serta penyelenggaraan industri hulu-hilir penyiaran Struktur Industri • Rantai Nilai Industri Penyiaran (Digital) Kebijakan Industri • Kebijakan industri penyiaran • Kebijakan pasar • Kebijakan sumber daya • Kebijakan konten • Kebijakan perizinan Komposisi Industri • Jumlah ideal pemain • Barrier to entry • Komitmen penyelenggaraan Landscape Industri • Roadmap dan strategi implementasi LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN 1 2 3 4
  • 8. PERUBAHAN STRUKTUR INDUSTRI PENYIARAN HORIZONTAL Konten siaran lokal Konten siaran nasional Cable Provider Satellite Provider AnalogTerestrial LPP LPS LPB LPK Struktur Industri Penyiaran Digital Konten siaran lokal Konten siaran nasional Konten siaran global Multiplex Provider Cable Provider dan Internet Satellite Provider LPP LPS LPK Convergence Network Konten siaran global Aggregrator LPB 8 LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN Struktur Industri eksisting Aspek perubahan Penyiaran ke depan Penyediaan konten siaran • OTT broadcasting berbasis aplikasi maupun webmerupakanlayanan desruptive bagi penyelenggaraan penyiaran • OTT penyiaran sudah dikuasai oleh pemain asing (netflix,youtube,i-flix,dll), sedangkan penyelenggara penyiaraneksisting juga sudah ekspansi layanan penyiaran berbasisweb (live streaming danVoD) • PenyelenggaraanOTT akan diserahkan kepada penyelenggaraankonvergensi,secara best practice juga OTT dan webbased tersebutdikategorikan sebagai layanan audio visual Kelembagaan penyelenggara penyiaran • LPP serta LPS baik televisi maupun radio akan mengarah kepada penyiaran dengan transmisi digital • PenyelenggaraanLPK memiliki karakteristik khusus yakni sehingga perlu penyesuaian dan kajian lebih lanjut. Penyelenggaraan infrastruktur • Penyelenggara multiplex terestrial akan diberikan alokasi spektrum secara eksklusif serta diatur dengan ketat oleh regulator serta memegang prinsip penyelenggaraanyang open infrastruktur,non-diskriminatif,serta merupakan entitas yang terpisah dari penyelenggaraan lembaga penyiaran
  • 9. INDUSTRI KONVERGENSI LAYANAN DIGITAL IndustriTelekomunikasi akan “menyatu” dengan konten Konvergensi Layanan Digital Penyiaran,Telekomunikasi,Sistem Transaksi Elektronika,dan Informasi 10 LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN Konten Aplikasi Konvergensi Telekomunikasi (Instant messaging, VoIP) Konten Aplikasi Konvergensi Penyiaran (OTT penyiaran, citizen journalism) Konten Aplikasi Konvergensi Sistem Transaksi Elektronika (e- commerce, e-payment, dll) Konten Aplikasi Informasi (game online, news online, dll) Konten Aplikasi Konvergensi (content provider, content owner berbasis IP) Layanan Aplikasi Telekomunikasi (content aggregator, content platform) Layanan Aplikasi Penyiaran (broadcast content aggregator, broadcast content platform) Layanan Aplikasi Sistem Transaksi Elektronika (Certificate authority, digital signature) Layanan Aplikasi Informasi (content aggregator, content platform) Penyelenggara Infrastruktur Aktif (RAN Sharing) Penyelenggara Infrastruktur Pasif (Duct, Menara, Fiber Optik) Konten Aplikasi Telekomunikasi (Content Provider berbasis SMS, suara) Layanan Aplikasi Telekomunikasi (Jaspondas, Jasnita) Layanan Konten Aplikasi Konvergensi (Content Agregator, Content Platform, PSTE) Layanan Jariangan Akses (Jartaplok, Jarber) Layanan Jaringan Backbone (Jartap SLI, Jartap SLjj, Jartup) CONTENT APPLICATION SERVICE PROVIDER APPLICATION SERVICE PROVIDER NETWORK SERVICE PROVIDER NETWORK FACILITY PROVIDER JUMLAH PENYELENGGARA
  • 10. INDUSTRI KONVERGENSI LAYANAN DIGITAL Diperlukan penyesuaian secara komprehensif untuk pengaturan dan kebijakan industri telekomunikasi serta penyiaran 11 LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN ALIGNMENT Ekosistem Industri Penyiaran Industri konvergensi layanan digital Konten OTT Penyiaran Etika konten diatur diluar KPILPS, LPB, LPK, LPP KPI Regulator Konten Konten Aplikasi Konvergensi Telekomunikasi (Instant messaging, VoIP) Konten Aplikasi Konvergensi Penyiaran (OTT penyiaran, citizen journalism) Konten Aplikasi Konvergensi Sistem Transaksi Elektronika (e- commerce, e-payment, dll) Konten Aplikasi Informasi (game online, news online, dll) Konten Aplikasi Konvergensi (content provider, content owner berbasis IP) Layanan Aplikasi Telekomunikasi (content aggregator, content platform) Layanan Aplikasi Penyiaran (broadcast content aggregator, broadcast content platform) Layanan Aplikasi Sistem Transaksi Elektronika (Certificate authority, digital signature) Layanan Aplikasi Informasi (content aggregator, content platform) Penyelenggara Infrastruktur Aktif (RAN Sharing) Penyelenggara Infrastruktur Pasif (Duct, Menara, Fiber Optik) Konten Aplikasi Telekomunikasi (Content Provider berbasis SMS, suara) Layanan Aplikasi Telekomunikasi (Jaspondas, Jasnita) Layanan Konten Aplikasi Konvergensi (Content Agregator, Content Platform, PSTE) Layanan Jariangan Akses (Jartaplok, Jarber) Layanan Jaringan Backbone (Jartap SLI, Jartap SLjj, Jartup) Regulasi Industri Pengguna (Penonton, Pendengar) Kualitas Standard Keamanan Perangkat penerima pengguna Konten siaranlokal Konten siarannasional Konten siaranglobal SumberDaya Multiplex Provider Coverage layanan Teknologi OTT Broadcasting Cable Provider Satellite Provider Cellular Provider TKDN SFN/MFN Revitalisasi TVRIdanRRI Digital Divident Etika konten AlatdanPerangkat(Vendor) LPP LPS LPK Government PR LembagaPenyiaran ConvergenceNetwork LPB
  • 11. REGULASI MIGRASI PENYIARAN KE DIGITAL (HIPOTESA) 12 TahapAwal/Inisialisasi Pemetaan industri penyiaran eksisting (TV dan Radio) Penyusunana landscape industri penyiaran Penyusunan RUU dan RPP Penyelenggaraa n Penyiaran PenataanStrukturIndustriPenyiaran • Penyusunan Pengaturan penyelenggaraanMux TV • Pengaturan tarif sewa Mux • Penyusunan pengaturan kualitas layanan siaran digital • Penyusunan Pengaturan Persaingan Usaha • Kajian Radio Digital TransisiIndustriPenyiaran • Penetapan RUU Penyiaran • Penyusunan pengaturan Set top box • Pengaturan Reposisi izinTV dan Radio analog ke digital • Penyusunan pegngaturan multipleks siaran radio digital • Lanjutan Kajian Radio Digital DigitalisasiIndustriPenyiaran • Pengaturan persiapan penghapussan siaranTV analog StrukturIdealIndustri • ASO siaranTV
  • 12. REGULASI PENYIARAN Best Practise Di beberapa negara mulai membatasi dan mengatur persaingan antara penyedia jasa siaran (LPS, LPB) dengan penyelenggara telekomunikasi yang biasanya menjual produk bundling (TV,Telephony, Internet), BULGARIA Kebijakan merger diterapkan untuk mengurangi jumlah penyelenggara TV selama tidak melanggar prinsip persaingan usaha. CHILE 13 Persaingan Usaha LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN OECD, 2013 • Regulasi barrier to entry LPS, LPB, LPK, Multipleksing • Moratorium izin penyelenggaraan penyiaran baru berdasarkan hasil market review Peluang Usaha dan Moratorium • Afiliasi LPS nasional dengan LPS lokalMerger dan Akuisisi
  • 13. REGULASI PENYIARAN (2) 14 Kebijakan multipleksing LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN Best Practise Di SWEDIA diterapkan single mux,dimanaTaracom ditunjuk sebagai penyedia mux.Taracomadalah penyedia transmisi penyiaran milik pemerintah yang tidak menyediakan layanan jasa siaran.Single mux juga diterapkan di NORWAY,POLANDIA,dll Di ITALIA terdapat3 penyelenggara multipleksing,yang salah satunya adalah penyelenggara telekomunikasi,yaituTIMB (TelecomItalia),di ada UK juga terdapat beberapa penyelenggara multipleksing dan salah satunya adalahArqiva yang merupakan penyelenggara infrastruktur telekomunikasi Beberapa negara memisahkan antar penyelenggara jasa siaran dengan penyelenggara multipleksing Ofcom, 2014 Opsi MFN masih lebih layak bagi Indonesia untuk menyederhanakan konfigurasi teknis dan juga memungkinkan terjadinya siaran lokal berdasarkan wilayah SFN/MFN Opsi Multimux lebih moderate untuk Indonesia mengingat sejarah implementasi PM TV Digital di Indonesia Single/Multi Mux pengaturan yang ketat terhadap komitmen pembangunan infrastruktur serta tarif sewa badwidth multipleks Regulasi Multipleks
  • 14. REGULASI PENYIARAN (3) 15 Konten dan OTT Broadcast LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN Best Practise Di banyak negara seperti JEPANG,INDIA,dan USA, OTT broadcast tidak diatur,di beberapa negara lainnya seperti UK & Cina, Korea Selatan mengatur konten OTT Casbaa.com, 2014 • OTT diklasifikasikan sebagai Pemain OTT AudioVisual • Regulasi : • - Hak Cipta & HAKI • - Kerja sama dgn LP berizin • - Penguatan OTT Lokal Pengaturan OTT • Perlu kejelasan mengenai regulator yang mengatur mengenai konten yang disalurkan OTT penyiaran.Apakah membentuk badan regulator baru, ataupun memanfaatkan badan regulator yang telah ada Regulator OTT
  • 15. REGULASI PENYIARAN (4) 16 Kebijakan Entry barrier LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN Best Practise Banyak negara menerapkan kebijakan capital requirement untuk membatasi jumlah penyelenggara penyiaran,baik televisi maupun radio seperti Korea Selatan Berbagai sumber • Dapat berupa komitmen untuk membangun infrastruktur serta menghitung jumlah ideal LP secara keekonomian Regulasi Barrier to Entry
  • 16. REGULASI PENYIARAN (5) 17 LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN SetTop Box Best Practise Di beberapa negara USA , Italia ,Thailand menggunakan dana hasil lelang frekuensi untuk menyediakan STB • Opsi : • Negara yang menyediakan dgn dana dr Digital dividend • Endorse Kementerian diimpor, diproduksi dan diperjualbelikan harus memenuhi standar DVB-T2 spt Ready Digital, Suport EWS Kebijakan STB
  • 17. REGULASI PENYIARAN (5) 18 Must Carry LANDSCAPEINDUSTRIPENYIARAN Best Practise Di beberapa negara menerapkan kebijakan must carry yang mewajibkan LPB untuk memuat konten FTA,. (INDIA,USA, Belanda, Austria,KANADA,IRLANDIA,dll) Rekomendasi Regulasi Kebijakan must carry mungkin diterapkan untuk meningkatkan daya saing layanan LPB, namun ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan,seperti terkait HAKI. Iris Plus, 2012
  • 18. RENCANA IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN RADIO DIGITAL 19 Eksisting Migrasi Radio Digital Best Practice Indonesia Eksisting Eropa terbagi atas 4 kelompok negara yakni : Digital Leader, Digital Embracers,Digital Newbie,Wait-and-see Baru Norwegia yg readyASO 2017 Eksisting Endorse kementerian perdagangan,serta sosialisasi kepada penyelenggara Natural sesuai dengan kesiapan pasar dengan teknologi DAB+ Sumber : EBU, DigitalRadio Report 2016