SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Download to read offline
ROADMAP
Regulasi
Teknis dan
Contoh
Case
Alokasi
Frekuensi
CDMA
Alokasi
Frekuensi
GSM
Pemetaan Seluler di Indonesia
ROADMAP
FREKUENSI
900 MHz
FREKUENSI
1800 MHz
ALOKASI FREKUENSI
GSM
FREKUENSI
2100 MHz
Alokasi Frekuensi GSM/UMTS
Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang
dipakai di sebagian besar dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz,
yang dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang dikenal
sebagai GSM1800 atau DCS (Digital Communication System).
Untuk uplink, alokasi frekuensi GSM900 dari 890 MHz - 915 MHz
sedangkan untuk downlink dari 935 - 960 MHz dimana alokasi frekuensi
antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz.
Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-1785
MHz sedangkan downlink dari 1805 MHz - 1880 MHz dimana alokasi
frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 25 MHz.
Pita Frekuensi 900 MHz
•Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan GSM 2G. Operator yang terdapat pada
frekuensi ini ada 3 operator. Masing-masing operator memiliki lebar pita yang
berbeda, Indosat memiliki 10 MHz, Tsel dan XL memiliki 7,5 MHz. Lebar pita secara
keseluruhan pada alokasi frekuensi ini adalah 25 MHz.
Source : Denny Setiawan, “Alokasi Frekuensi, Kebijakan dan Perencanaan Spektrum Indonesia”, Koppostel, Jakarta, 2010.
TEKNOLOGI NETRAL 900 MHz
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan GSM 2G dengan 5
operator yang beroperasi pada alokasi frekuensi ini. Lebar pita
secara keseluruhan adalah 75 MHz. Untuk masing-masing operator
mempunyai lebar pita yang berbeda, XL memiliki 7,5 MHz, Tsel
memiliki total 22,5 MHz dengan 3 blok frekuensi yang terpisah, Isat
memiliki total 20 MHz dengan 2 blok frekuensi yang terpisah, HCPT-
Tri memiliki total 10 MHz dan Axis memiliki 15 MHz.
Source Picture : Rencana Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz di Indonesia. Ditjen SDPPI – Kemkominfo.
Pita Frekuensi 1800 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
Pita Frekuensi 1800 MHz Setelah Penataan Frekuensi
•Untuk mempercepat penataan pita frekuensi radio 1800 MHz, sesuai dengan komitmen
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, telah ditandatangani Surat Edaran
Nomor 1 tahun 2015 tentang Kebijakan Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz.
Penataan ini didasarkan pada hasil kesepahaman dan kesepakatan para penyelenggara
telekomunikasi sebagai berikut :
Source : http://www.postel.go.id/berita-penerbitan-surat-edaran-menteri-perihal-kebijakan-penataan-pita-frekuensi-r%7D-26-2278
•Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan UMTS dan terdapat 5 operator yang menggunakan
frekuensi ini dengan masing-masing memiliki lebar pita 10 MHz atau 2 blok alokasi frekuensi. Total
lebar pita frekuensi ini adalah 60 MHz. Pita frekuensi ini memiliki 12 blok frekuensi dengan
masing-masing lebar pita 5 MHz. Dari 12 blok frekuensi ini masih terdapat 2 blok frekuensi yang
masih kosong. HCPT(3), NTS (Axis), XL, Indosat dan Telkomsel masing-masing memiliki 2 blok
frekuensi sebesar 2 x 5 MHz. Lokasi frekuensi ini berdasarkan pemetaan hasil lelang tahun 2006-
2008. Pemberian blok frekuensi kedua telah dilakukan pada tahun 2009 kepada Telkomsel dan
Indosat dan pada tahun 2010 untuk XL. Pada bulan Desember 2011 lalu pemerintah memberikan
blok frekuensi kedua untuk HCPT (3) dan Axis.
Source : http://www.manajementelekomunikasi.org/2012/09/penggunaan-alokasi-pita-frekuensi-di.html.
Pita Frekuensi 2100 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
Pita Frekuensi 2100 MHz Setelah Penataan Frekuensi
Source : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Informatika 2013.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI)
disepanjang tahun 2013 memusatkan kinerjanya pada penataan frekuensi
2100MHz untuk teknologi 3G. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari selesainya
proses seleksi 3rd carrier 3G yang juga dilaksanakan pada tahun 2013.
Alokasi pita frekuensi radio 2100 MHz sebelum dan sesudah ditetapkannya hasil
seleksi 3rd carrier dapat dilihat pada gambar 1. Perbedaan terletak pada alokasi
blok 11 dan 12.
Alokasi frekuensi seluler Indonesia tahun 2010
Alokasi frekuensi seluler Indonesia tahun 2010
ROADMAP
FREKUENSI
450 MHz
ALOKASI FREKUENSI
CDMA
PCS1900 /
800 MHz
Pada akhir tahun 1980-an, sistem telepon bergerak selular
pertama kali dikenalkan adalah sistem NMT di pita
frekuensi 470 MHz yang diselenggarakan oleh PT. Mobisel.
Sebenarnya standar sistem NMT adalah di pita 450 MHz,
yang saat itu tidak bisa diberikan karena dinilai relatif
padat pengguna saat itu.
Pada tahun 2002, Ditjen Postel memberikan izin bagi
penyelenggara selular CDMA di pita 450 MHz untuk
Mobisel yang akan memigrasikan sistem analog NMT di
470 MHz menjadi sistem digital selular CDMA di 450 MHz.
Pita Frekuensi 450 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
Pada tahun 2005, setelah koordinasi antara Ditjen Postel, Ditjen
Kuathan Dephan, dan PT. Mobisel, telah disusun suatu rencana
migrasi secara keseluruhan agar pita frekuensi untuk kepentingan
pertahanan dan kepentingan selular CDMA 450 secara eksklusif,
dapat dilakukan secara bertahap dengan kompensasi tanggung
jawab pemindahan dilaksanakan oleh PT. Mobisel.
Pada bulan September 2005, ditandatangani SKB antara
Depkominfo dan Dephan mengenai penggunaan frekuensi 450
MHz, dengan rincian sebagai berikut:
Rencana penggunaan pita frekuesi eksklusif untuk kepentingan
pertahanan pada pita 438 – 450 MHz, 457.5 – 460 MHz, 467.5
-470 MHz (17 MHz) dan pita 450 – 457.5 MHz dan 460 – 467.5
MHz (FDD 7.5 MHz) untuk kepentigan selular tersebut di atas
memerlukan migrasi sejumlah pengguna signifikan eksisting di
pita 438 - 470 MHz.
Pita Frekuensi Penggunaan Frekuensi
438-450 MHz , 457.5-460 MHz,
467.5-470 MHz ( 17 MHz )
Untuk kepentingan pertahanan TNI
450-457.5 Mhz dan 460-467.5
Mhz ( FDD 7.5 MHz )
Untuk penyelenggaraan jaringan seluler CDMA oleh PT.
Sampurna Telekomunikasi Indonesia (STI )
438-470 MHz Untuk sistem komunikasi dua arah (two way radio) maupun
radio trunking , untuk kepentingan pemerintah maupun
swasta
Pada awal tahun 1990-an, telah diberikan
lisensi penyelenggara telekomunikasi bergerak
selular AMPS regional kepada Komselindo,
Metrosel dan Telesera di pita 800 MHz sub
band A (835-845 MHz dan 880 – 890 MHz)
Pada pertengahan 1990-an, telah diberikan
lisensi penyelenggara telekomunikasi bergerak
selular AMPS regional kepada Ratelindo
(Bakrie) di pita 800 MHz sub band B (825-835
MHz dan 870 – 880 MHz) di daerah Jabotabek.
Perkembangan layanan selular AMPS
mengalami penurunan s/d akhir tahun 1990-
an, karena munculnya layanan teknologi yang
lebih handal.
Pita Frekuensi CDMA 850
MHz / 1900 MHz
Sebelum Penataan Frekuensi
•Pada perkembangannya sejak awal tahun 2000-an, semua penyelenggara
selular AMPS beralih ke teknologi CDMA secara bertahap. Pada sekitar tahun
2002, dengan alasan perlunya menaikkan teledensitas atas persetujuan
kenaikan tarif, Telkom memperoleh izin WLL CDMA di 800 (di luar Jawa Barat,
Banten, DKI) dan WLL CDMA 1900 di Jabar, Banten, DKI. Demikian pula
Indosat diberikan izin yang sama, untuk persiapan duopoli penyelenggara PSTN
lokal.
•Dalam perkembangannya penyelenggara WLL CDMA tersebut mengembangkan
diri menjadi layanan terbatas dalam kota / satu kode area (Fixed Wireless
Access). Bahkan dengan perkembangan teknologi selular, sulit dibedakan lagi
antara layanan tetap (WLL, FWA) dan bergerak selular.
•a. Alokasi frekuensi (DKI, Jabar, Banten)
•1) 825-835 MHz dan 870 – 880 MHz: Komselindo (Group Mobile-8)
•2) 835-845 MHz dan 880 – 890 MHz: Bakrie Telekom
•b. Alokasi frekuensi (di luar DKI, Jabar, Banten)
•1) 825-830 MHz dan 870-875 MHz: Telkom Flexi
•2) 830-835 MHz dan 875-880 MHz: Indosat
•3) 835-845 MHz dan 880 – 890 MHz: Komselindo, Telesera, Metrosel (Group Mobile-8)
(1) Pita 800 MHz
•a. Penyelenggara FWA CDMA-1900 cakupan DKI, Jabar, Banten
•1) Indosat (1880 – 1885 MHz dan 1960 – 1965 MHz)
•2) Telkom (1885 – 1890 MHz dan 1965 – 1970 MHz)
•b. Penyelenggara selular dan wireless data CDMA-1900 (izin nasional, belum beroperasi)
•1) WIN (1895-1900 MHz dan 1975-1980 MHz)
•2) Primasel (1900-1910 MHz dan 1980-1990 MHz)
(2) Pita 1.9 GHz (PCS-1900)
•a. FWA : Bakrie Telekom, Indosat, Telkom,
•b. Bergerak Selular : Mobile-8, Primasel
•c. Wireless Data : WIN
(3) Jenis Lisensi
Pada bulan Juli 2005, Pemerintah memutuskan untuk melakukan
penataan ulang pita frekuensi selular di pita 1.9 dan 2.1 GHz untuk
menghindari interferensi antara sistem PCS-1900 dan IMT-2000
(UMTS) serta inefisiensi penggunaan frekuensi. Sehingga diputuskan
untuk dilakukan migrasi penyelenggaaan PCS-1900 ke luar pita
coreband IMT-2000 (UMTS).
Pemerintah juga menetapkan bahwa akan dilakukan migrasi
penyelenggara PCS-1900 ke selular 800 MHz, untuk memudahkan migrasi
layanan CDMA 1900 ke 800 MHz. Telkom Flexi dan Indosat Starone di
Jakarta, Banten dan Jawa Barat harus migrasi dari PCS- 1900 ke selular
800 yang telah diduduki oleh Mobile-8 dan Bakrie Telecom. Sedangkan
Primasel dan WIN harus ke luar dari pita coreband IMT-2000 (UMTS)
a. Bakrie Telecom (Esia) diberikan alokasi frekuensi FWA CDMA
nasional dengan pengaturan sebagai berikut:
1) kanal 201, 242, 283 CDMA 800 MHz di DKI, Jawa Barat dan Banten;
2) kanal 37, 78, 119 CDMA 800 MHz di luar DKI, Jawa Barat dan Banten
b. Telkom Flexi diberikan alokasi frekuensi FWA CDMA nasional
dengan pengaturan sebagai berikut:
1) kanal 37, 78, 119 CDMA 800 MHz di DKI, Jawa Barat dan Banten;
2) kanal 201, 242, 283 CDMA 800 MHz di luar DKI, Jawa Barat dan
Banten
c. Kanal 160 CDMA 800 MHz akan diperebutkan antara Bakrie Telecom dan
Telkom Flexi berdasarkan evaluasi kinerja pembangunan. Sampai dengan
tanggal 31 Desember 2007, untuk keperluan migrasi, kanal 160 ”dipinjamkan”
kepada Bakrie Telecom.
Alokasi Kanal Frekuensi Standar CDMA di Indonesia
KEBIJAKAN PENATAAN FREKUENSI
RADIO 2G, 3G DAN 4G
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
ROADMAP
CASE
Penataan Ulang Blok 3G Dimulai
JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring telah menandatangani
Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19 Tahun 2013 terkait tata ulang blok 3G di frekuensi 2.100MHz. Lima
operator seluler pemegang lisensi 3G sudah bisa menata ulang frekuensi yang mereka miliki, mulai akhir
Mei sampai Oktober 2013. Penataan ulang ini perlu dilakukan agar blok 3G yang dimiliki setiap operator
seluler bisa ditempatkan secara berdampingan supaya memberi layanan telekomunikasi yang optimal.
Lima operator seluler tersebut adalah Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Axis dan Tri (3).
Kemenkominfo mengklaim telah menerapkan langkah pemindahan alokasi pita frekuensi radio yang paling
sedikit dan mempertimbangkan jumlah BTS yang harus dilakukan pengaturan ulang.
Berikut adalah urutan blok 3G di frekuensi 2.100MHz yang sebelumnya dimiliki 5 operator seluler
pemegang lisensi 3G:
SOURCE:
http://tekno.kompas.com/read/2013/05/28/12431057/Penataan.Ulang.Blok.3G.Dimulai
Setelah digelar rapat khusus pada 28 Maret 2013 antara Kemenkominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi
Indonesia (BRTI), dan para pemimpin 5 operator seluler GSM; semua pihak sepakat menata ulang blok 3G
secara menyeluruh. Berikut urutan blok 3G setelah ditata ulang:
Dimulai dari Axis
Dalam siaran pers, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto menjelaskan,
pemindahan alokasi blok 3G ini akan dimulai dari operator seluler Axis yang sebelumnya menempati blok 2 dan
3. Axis diminta pindah ke blok 11 dan 12.
Berikutnya adalah Tri yang menempati blok 6 harus pindah ke blok 2. Kemudian Indosat yang sebelumnya
menempati blok 8 yang harus pindah ke blok frekuensi yang baru, yaitu blok 6.
Telkomsel dan XL Axiata yang mendapat blok 3G ketiga, juga harus memindahkan blok baru mereka. Telkomsel
yang mendapat tambahan 3G di blok 11 harus memindahkannya ke blok 3. Begitu juga dengan XL yang pindah
ke blok 8 dari sebelumnya di blok 12.
Sinyal Smart Telecom tidak boleh ganggu GSM
Dalam upaya mengoptimalkan jaringan seluler GSM, sinyal dari operator penyelenggara teknologi PCS1900,
tidak boleh mengganggu sinyal operator seluler GSM dan harus memenuhi batas level emisi spektrum.
Penyelenggara PCS1900 dalam hal ini adalah Smart Telecom.
Hal ini perlu dilakukan supaya sinyal Smart Telecom di frekuensi 1.900MHz tidak menginterferensi sinyal
operator GSM di 2.100MHz. Interferensi terjadi karena perbedaan teknologi Personal Communication System
(PCS) 1900 yang digunakan pada jaringan CDMA Smart Telecom dan teknologi Universal Mobile
Telecommunication System (UMTS) yang dipakai operator GSM.
Di sini Kemenkominfo berharap, baik operator GSM maupun Smart Telecom, dapat melakukan koordinasi jika
terjadi gangguan yang dapat merugikan salah satu pihak.
SIARAN PERS NO.7/PIH/KOMINFO/2/2015
Penerbitan Surat Edaran Menteri Perihal Kebijakan Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz
13-02-2015
(Jakarta, 13 Februari 2015). Untuk mempercepat penataan pita frekuensi radio 1800 MHz, sesuai dengan
komitmen Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, telah ditandatangani Surat Edaran
Nomor 1 tahun 2015 tentang Kebijakan Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz. Surat Edaran yang
ditandatangani oleh Menteri Komunikasi dan Informatika pada tanggal 13 Februari 2015 tersebut,
ditetapkan atas dasar peraturan perundangan-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik,
juga dimaksudkan agar kebijakan menata industri telekomunikasi menuju kondisi industri yang sehat dan
ideal serta berhasil guna, dan memberikan kepastian sehingga dapat mempercepat persiapan langkah-
langkah korporasi bagi Para Penyelenggara Telekomunikasi.
Penataan ini didasarkan pada hasil kesepahaman dan kesepakatan para penyelenggara telekomunikasi
sebagai berikut :
SOURCE :
http://www.postel.go.id/berita-penerbitan-surat-edaran-menteri-perihal-kebijakan-penataan-pita-frekuensi-r%7D-26-2278
Para Penyelenggara Telekomunikasi pada pita frekuensi radio 1800 MHz diminta agar menyiapkan hal-hal
yang diperlukan dalam menjamin implementasi penataan pita frekuensi radio 1800 MHz. Diharapkan juga
agar penataan pita frekuensi radio 1800 MHz dimuat dalam program kerja perusahaan tahun 2015
termasuk dukungan pendanaan, perangkat, jasa, dan sumber daya manusia.
Disamping itu agar para penyelenggara telekomunikasi mengadakan pertemuan perencanaan bersama
(join planning session) dengan penyelenggara lain serta dengan Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI termasuk
pembahasan mekanisme dan jadwal migrasi yang berbasiskan wilayat (cluster) dengan
mempertimbangkan tetap terjaganya layanan kepada para pengguna telekomunikasi (konsumen) dan
melaksanakan sosialisasi penataan pita frekuensi radio 1800 MHz secara utuh dan memadai kepada para
pengguna telekomunikasi (konsumen) dan masyarakat luas bersama-sama dengan Kementerian Kominfo.
Penataan dimulai sebelum pertengahan tahun 2015, sehingga ada beberapa cluster yang sudah digelar
jaringan dan layanan komersial LTE 1800 MHz. Penataan pita frekuensi radio 1800 MHz secara nasional
diselesaikan pada bulan Desember 2015, dengan catatan tidak ada kegiatan penataan pita frekuensi
radio 1800 MHz pada freeze period(menyambut hari raya Idul Fitri).
Kementerian Kominfo akan menyiapkan instrumen regulasi berupa Peraturan Menteri dan peraturan
pendukung lainnya untuk penataan pita frekuensi radio 1800 MHz dalam bentuk peraturan dan
keputusan.
***
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Ismail Cawidu, Email:
ismail.cawidu@kominfo.go.id Tel/Fax: 021.3504024
REGULASI
TEKNIS
Ditjel Postel telah menetapkan sejumlah regulasi teknis standart dan
spesifikasi perangkat pemancar sistem telekomunikasi bergerak seluler
dalam keputusannnya sebagai berikut:
1. Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi Nomor :
23/DIRJEN/2004 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat jaringan
global system for mobile (GSM) 900 MHz/Digital Communication System
(DCS) 1800 MHz. Selengkapnya
2. Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor:
47/DIRJEN/1998 tentang penetapan persyaratan teknis alat/perangkat
telekomunikasi untuk pesawat telepon seluler GSM Selengkapnya
3. Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor:
47/DIRJEN/1998 tentang persyaratan teknis sistem telekomunikasi
bergerak selular berbasis Code Devision Multiple Access (CDMA)
Selengkapnya`
Regulasi Teknis
4. Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi nomor:
60/DIRJEN/1999 tentang penetapan persyaratan teknis alat/
perangkat telekomunikasi untuk perangkat Jarlokar CDMA IS-95
Selengkapnya
5. Peraturan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor:
264/DIRJEN/2005 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat
customer premises equipment (CPE) universal mobile
telecomunication system_Time Divison Duplexing (UMTS-TDD)
Selengkapnya
6. Peraturan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor:
267/DIRJEN/2005 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat
radio (Radio Network) berbasis Universal Mobile Telecomunication
System_Time Division Duplexing (UMTS-TDD) Selengkapnya
Regulasi Teknis
7. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2014 Tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia.
Regulasi Teknis
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

LTE Features, Link Budget & Basic Principle
LTE Features, Link Budget & Basic PrincipleLTE Features, Link Budget & Basic Principle
LTE Features, Link Budget & Basic PrincipleMd Mustafizur Rahman
 
gsm-network-optimization
gsm-network-optimizationgsm-network-optimization
gsm-network-optimizationMuhammad Yahya
 
Capítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSM
Capítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSMCapítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSM
Capítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSMAndy Juan Sarango Veliz
 
4 g LTE, LTE Advance
4 g LTE, LTE Advance 4 g LTE, LTE Advance
4 g LTE, LTE Advance Sajid Marwat
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Riyo D'lasphaga
 
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptx
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptxPEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptx
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptxtarwanabite2
 
1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptxMuhammadAddinillah
 
Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)
Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)
Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)Andy Juan Sarango Veliz
 
Wireless Broadband Networks
Wireless Broadband NetworksWireless Broadband Networks
Wireless Broadband NetworksT Deepa
 
7. jaringan dan-telekomunikasi
7. jaringan dan-telekomunikasi7. jaringan dan-telekomunikasi
7. jaringan dan-telekomunikasivicky alhuda
 
GSM Architecture
GSM ArchitectureGSM Architecture
GSM Architecturekoonlay
 
LTE (Long Term Evolution) Introduction
LTE (Long Term Evolution) IntroductionLTE (Long Term Evolution) Introduction
LTE (Long Term Evolution) IntroductionGuisun Han
 
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTXMateri 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX5h4r3
 
Gsm Cell Planning And Optimization
Gsm Cell Planning And OptimizationGsm Cell Planning And Optimization
Gsm Cell Planning And OptimizationYasir Azmat
 

What's hot (20)

LTE Planning
LTE PlanningLTE Planning
LTE Planning
 
GSM fundamentals (Huawei)
GSM fundamentals (Huawei)GSM fundamentals (Huawei)
GSM fundamentals (Huawei)
 
LTE Features, Link Budget & Basic Principle
LTE Features, Link Budget & Basic PrincipleLTE Features, Link Budget & Basic Principle
LTE Features, Link Budget & Basic Principle
 
gsm-network-optimization
gsm-network-optimizationgsm-network-optimization
gsm-network-optimization
 
Capítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSM
Capítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSMCapítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSM
Capítulo IV - Arquitectura de la Red Móvil 2G / GSM
 
4 g LTE, LTE Advance
4 g LTE, LTE Advance 4 g LTE, LTE Advance
4 g LTE, LTE Advance
 
Ppt server softswitch
Ppt server softswitchPpt server softswitch
Ppt server softswitch
 
Ofdm
OfdmOfdm
Ofdm
 
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
Laporan Praktek Jaringan Komputer "Subnetting"
 
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptx
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptxPEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptx
PEMBAHASAN LATIHAN SOAL.pptx
 
1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx
1-Konsep Dasar Jaringan Fiber Optik.pptx
 
Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)
Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)
Capitulo 2 - Arquitectura de red UMTS (3G)
 
Wireless Broadband Networks
Wireless Broadband NetworksWireless Broadband Networks
Wireless Broadband Networks
 
7. jaringan dan-telekomunikasi
7. jaringan dan-telekomunikasi7. jaringan dan-telekomunikasi
7. jaringan dan-telekomunikasi
 
GSM Architecture
GSM ArchitectureGSM Architecture
GSM Architecture
 
Summary 2G y 3G
Summary 2G y 3GSummary 2G y 3G
Summary 2G y 3G
 
LTE (Long Term Evolution) Introduction
LTE (Long Term Evolution) IntroductionLTE (Long Term Evolution) Introduction
LTE (Long Term Evolution) Introduction
 
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTXMateri 2   Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
Materi 2 Instalasi Kabel Rumah / Gedung (IKR IKG) FTTX
 
Telefonia movil
Telefonia movilTelefonia movil
Telefonia movil
 
Gsm Cell Planning And Optimization
Gsm Cell Planning And OptimizationGsm Cell Planning And Optimization
Gsm Cell Planning And Optimization
 

Similar to Alokasi frekuensi

Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Agus Winarko
 
Evaluasi seminar marcellinus advent
Evaluasi seminar marcellinus adventEvaluasi seminar marcellinus advent
Evaluasi seminar marcellinus adventMarcellinus Nusa
 
PERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptx
PERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptxPERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptx
PERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptxarfa442827
 
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14Dedy Wijaya
 
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G HzSosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G HzArief Gunawan
 
Perkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swot
Perkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swotPerkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swot
Perkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swotAndrean Yogatama
 
Teknologi mobile ims
Teknologi mobile imsTeknologi mobile ims
Teknologi mobile imsMuh Saleh
 
4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup
4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup
4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backuptomnjery
 
Jaringan Komputer (4G LTE)
Jaringan Komputer (4G LTE)Jaringan Komputer (4G LTE)
Jaringan Komputer (4G LTE)zaenal mustofa
 
Jaringan Seluler, 2G,3G,4G
Jaringan Seluler, 2G,3G,4GJaringan Seluler, 2G,3G,4G
Jaringan Seluler, 2G,3G,4GOPDISTUP3BAUBAU
 
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.pptDodiPutraYani
 
Krida telekomunikasi
Krida telekomunikasiKrida telekomunikasi
Krida telekomunikasipramukajabar
 
Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...
Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...
Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...Mochamad Deviyana Putra
 
Parlin mobile
Parlin mobileParlin mobile
Parlin mobileyosin
 
Kuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobile
Kuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobileKuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobile
Kuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobileYeffry Handoko
 

Similar to Alokasi frekuensi (20)

Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
Peran balmon Dps dalam roadmap penataan spektrum frekuensi nasional
 
Evaluasi seminar marcellinus advent
Evaluasi seminar marcellinus adventEvaluasi seminar marcellinus advent
Evaluasi seminar marcellinus advent
 
PERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptx
PERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptxPERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptx
PERTEMUAN 2_PENGANTAR TEKNOLOGI MOBILE.pptx
 
Bisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesiaBisnis lte di indonesia
Bisnis lte di indonesia
 
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
Materi Pengantar Teknologi Informasi Pertemuan Ke-14
 
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G HzSosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
Sosialisasi Regulasi Bwa 2 Dan 5,8 G Hz
 
Gsm & cdma wireless
Gsm & cdma wirelessGsm & cdma wireless
Gsm & cdma wireless
 
Pengenalan Teknologi LTE
Pengenalan Teknologi LTEPengenalan Teknologi LTE
Pengenalan Teknologi LTE
 
Perkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swot
Perkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swotPerkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swot
Perkembangan teknologi wimax di indonesia dan analisis swot
 
Teknologi Seluler 4G dan 5G
Teknologi Seluler 4G dan 5G Teknologi Seluler 4G dan 5G
Teknologi Seluler 4G dan 5G
 
Teknologi mobile ims
Teknologi mobile imsTeknologi mobile ims
Teknologi mobile ims
 
4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup
4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup
4 g handbook_edisi_bahasa_indonesia_kunci_jawaban backup
 
Jaringan Komputer (4G LTE)
Jaringan Komputer (4G LTE)Jaringan Komputer (4G LTE)
Jaringan Komputer (4G LTE)
 
Jaringan Seluler, 2G,3G,4G
Jaringan Seluler, 2G,3G,4GJaringan Seluler, 2G,3G,4G
Jaringan Seluler, 2G,3G,4G
 
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
1_Dasar_Telekomunikasi.ppt
 
Aplikasi teknologi cdma
Aplikasi teknologi cdmaAplikasi teknologi cdma
Aplikasi teknologi cdma
 
Krida telekomunikasi
Krida telekomunikasiKrida telekomunikasi
Krida telekomunikasi
 
Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...
Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...
Sim, mochamad deviyana putra, hapzi ali, penggunaan teknologi informasi dalam...
 
Parlin mobile
Parlin mobileParlin mobile
Parlin mobile
 
Kuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobile
Kuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobileKuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobile
Kuliah Komunikasi Data ke-14: Jaringan mobile
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfJarzaniIsmail
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Alokasi frekuensi

  • 1.
  • 3. ROADMAP FREKUENSI 900 MHz FREKUENSI 1800 MHz ALOKASI FREKUENSI GSM FREKUENSI 2100 MHz
  • 4. Alokasi Frekuensi GSM/UMTS Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di Indonesia sama dengan yang dipakai di sebagian besar dunia terutama Eropa yaitu pada pita 900 MHz, yang dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang dikenal sebagai GSM1800 atau DCS (Digital Communication System). Untuk uplink, alokasi frekuensi GSM900 dari 890 MHz - 915 MHz sedangkan untuk downlink dari 935 - 960 MHz dimana alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz. Untuk GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya dari 1710 MHz-1785 MHz sedangkan downlink dari 1805 MHz - 1880 MHz dimana alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 25 MHz.
  • 5. Pita Frekuensi 900 MHz •Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan GSM 2G. Operator yang terdapat pada frekuensi ini ada 3 operator. Masing-masing operator memiliki lebar pita yang berbeda, Indosat memiliki 10 MHz, Tsel dan XL memiliki 7,5 MHz. Lebar pita secara keseluruhan pada alokasi frekuensi ini adalah 25 MHz. Source : Denny Setiawan, “Alokasi Frekuensi, Kebijakan dan Perencanaan Spektrum Indonesia”, Koppostel, Jakarta, 2010.
  • 6. TEKNOLOGI NETRAL 900 MHz Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 7. Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan GSM 2G dengan 5 operator yang beroperasi pada alokasi frekuensi ini. Lebar pita secara keseluruhan adalah 75 MHz. Untuk masing-masing operator mempunyai lebar pita yang berbeda, XL memiliki 7,5 MHz, Tsel memiliki total 22,5 MHz dengan 3 blok frekuensi yang terpisah, Isat memiliki total 20 MHz dengan 2 blok frekuensi yang terpisah, HCPT- Tri memiliki total 10 MHz dan Axis memiliki 15 MHz. Source Picture : Rencana Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz di Indonesia. Ditjen SDPPI – Kemkominfo. Pita Frekuensi 1800 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
  • 8. Pita Frekuensi 1800 MHz Setelah Penataan Frekuensi •Untuk mempercepat penataan pita frekuensi radio 1800 MHz, sesuai dengan komitmen Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, telah ditandatangani Surat Edaran Nomor 1 tahun 2015 tentang Kebijakan Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz. Penataan ini didasarkan pada hasil kesepahaman dan kesepakatan para penyelenggara telekomunikasi sebagai berikut : Source : http://www.postel.go.id/berita-penerbitan-surat-edaran-menteri-perihal-kebijakan-penataan-pita-frekuensi-r%7D-26-2278
  • 9. •Pita frekuensi ini digunakan untuk layanan UMTS dan terdapat 5 operator yang menggunakan frekuensi ini dengan masing-masing memiliki lebar pita 10 MHz atau 2 blok alokasi frekuensi. Total lebar pita frekuensi ini adalah 60 MHz. Pita frekuensi ini memiliki 12 blok frekuensi dengan masing-masing lebar pita 5 MHz. Dari 12 blok frekuensi ini masih terdapat 2 blok frekuensi yang masih kosong. HCPT(3), NTS (Axis), XL, Indosat dan Telkomsel masing-masing memiliki 2 blok frekuensi sebesar 2 x 5 MHz. Lokasi frekuensi ini berdasarkan pemetaan hasil lelang tahun 2006- 2008. Pemberian blok frekuensi kedua telah dilakukan pada tahun 2009 kepada Telkomsel dan Indosat dan pada tahun 2010 untuk XL. Pada bulan Desember 2011 lalu pemerintah memberikan blok frekuensi kedua untuk HCPT (3) dan Axis. Source : http://www.manajementelekomunikasi.org/2012/09/penggunaan-alokasi-pita-frekuensi-di.html. Pita Frekuensi 2100 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
  • 10. Pita Frekuensi 2100 MHz Setelah Penataan Frekuensi Source : Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Informatika 2013. Direktorat Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) disepanjang tahun 2013 memusatkan kinerjanya pada penataan frekuensi 2100MHz untuk teknologi 3G. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari selesainya proses seleksi 3rd carrier 3G yang juga dilaksanakan pada tahun 2013. Alokasi pita frekuensi radio 2100 MHz sebelum dan sesudah ditetapkannya hasil seleksi 3rd carrier dapat dilihat pada gambar 1. Perbedaan terletak pada alokasi blok 11 dan 12.
  • 11. Alokasi frekuensi seluler Indonesia tahun 2010
  • 12. Alokasi frekuensi seluler Indonesia tahun 2010
  • 14. Pada akhir tahun 1980-an, sistem telepon bergerak selular pertama kali dikenalkan adalah sistem NMT di pita frekuensi 470 MHz yang diselenggarakan oleh PT. Mobisel. Sebenarnya standar sistem NMT adalah di pita 450 MHz, yang saat itu tidak bisa diberikan karena dinilai relatif padat pengguna saat itu. Pada tahun 2002, Ditjen Postel memberikan izin bagi penyelenggara selular CDMA di pita 450 MHz untuk Mobisel yang akan memigrasikan sistem analog NMT di 470 MHz menjadi sistem digital selular CDMA di 450 MHz. Pita Frekuensi 450 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
  • 15. Pada tahun 2005, setelah koordinasi antara Ditjen Postel, Ditjen Kuathan Dephan, dan PT. Mobisel, telah disusun suatu rencana migrasi secara keseluruhan agar pita frekuensi untuk kepentingan pertahanan dan kepentingan selular CDMA 450 secara eksklusif, dapat dilakukan secara bertahap dengan kompensasi tanggung jawab pemindahan dilaksanakan oleh PT. Mobisel. Pada bulan September 2005, ditandatangani SKB antara Depkominfo dan Dephan mengenai penggunaan frekuensi 450 MHz, dengan rincian sebagai berikut:
  • 16. Rencana penggunaan pita frekuesi eksklusif untuk kepentingan pertahanan pada pita 438 – 450 MHz, 457.5 – 460 MHz, 467.5 -470 MHz (17 MHz) dan pita 450 – 457.5 MHz dan 460 – 467.5 MHz (FDD 7.5 MHz) untuk kepentigan selular tersebut di atas memerlukan migrasi sejumlah pengguna signifikan eksisting di pita 438 - 470 MHz. Pita Frekuensi Penggunaan Frekuensi 438-450 MHz , 457.5-460 MHz, 467.5-470 MHz ( 17 MHz ) Untuk kepentingan pertahanan TNI 450-457.5 Mhz dan 460-467.5 Mhz ( FDD 7.5 MHz ) Untuk penyelenggaraan jaringan seluler CDMA oleh PT. Sampurna Telekomunikasi Indonesia (STI ) 438-470 MHz Untuk sistem komunikasi dua arah (two way radio) maupun radio trunking , untuk kepentingan pemerintah maupun swasta
  • 17. Pada awal tahun 1990-an, telah diberikan lisensi penyelenggara telekomunikasi bergerak selular AMPS regional kepada Komselindo, Metrosel dan Telesera di pita 800 MHz sub band A (835-845 MHz dan 880 – 890 MHz) Pada pertengahan 1990-an, telah diberikan lisensi penyelenggara telekomunikasi bergerak selular AMPS regional kepada Ratelindo (Bakrie) di pita 800 MHz sub band B (825-835 MHz dan 870 – 880 MHz) di daerah Jabotabek. Perkembangan layanan selular AMPS mengalami penurunan s/d akhir tahun 1990- an, karena munculnya layanan teknologi yang lebih handal. Pita Frekuensi CDMA 850 MHz / 1900 MHz Sebelum Penataan Frekuensi
  • 18. •Pada perkembangannya sejak awal tahun 2000-an, semua penyelenggara selular AMPS beralih ke teknologi CDMA secara bertahap. Pada sekitar tahun 2002, dengan alasan perlunya menaikkan teledensitas atas persetujuan kenaikan tarif, Telkom memperoleh izin WLL CDMA di 800 (di luar Jawa Barat, Banten, DKI) dan WLL CDMA 1900 di Jabar, Banten, DKI. Demikian pula Indosat diberikan izin yang sama, untuk persiapan duopoli penyelenggara PSTN lokal. •Dalam perkembangannya penyelenggara WLL CDMA tersebut mengembangkan diri menjadi layanan terbatas dalam kota / satu kode area (Fixed Wireless Access). Bahkan dengan perkembangan teknologi selular, sulit dibedakan lagi antara layanan tetap (WLL, FWA) dan bergerak selular.
  • 19. •a. Alokasi frekuensi (DKI, Jabar, Banten) •1) 825-835 MHz dan 870 – 880 MHz: Komselindo (Group Mobile-8) •2) 835-845 MHz dan 880 – 890 MHz: Bakrie Telekom •b. Alokasi frekuensi (di luar DKI, Jabar, Banten) •1) 825-830 MHz dan 870-875 MHz: Telkom Flexi •2) 830-835 MHz dan 875-880 MHz: Indosat •3) 835-845 MHz dan 880 – 890 MHz: Komselindo, Telesera, Metrosel (Group Mobile-8) (1) Pita 800 MHz •a. Penyelenggara FWA CDMA-1900 cakupan DKI, Jabar, Banten •1) Indosat (1880 – 1885 MHz dan 1960 – 1965 MHz) •2) Telkom (1885 – 1890 MHz dan 1965 – 1970 MHz) •b. Penyelenggara selular dan wireless data CDMA-1900 (izin nasional, belum beroperasi) •1) WIN (1895-1900 MHz dan 1975-1980 MHz) •2) Primasel (1900-1910 MHz dan 1980-1990 MHz) (2) Pita 1.9 GHz (PCS-1900) •a. FWA : Bakrie Telekom, Indosat, Telkom, •b. Bergerak Selular : Mobile-8, Primasel •c. Wireless Data : WIN (3) Jenis Lisensi
  • 20. Pada bulan Juli 2005, Pemerintah memutuskan untuk melakukan penataan ulang pita frekuensi selular di pita 1.9 dan 2.1 GHz untuk menghindari interferensi antara sistem PCS-1900 dan IMT-2000 (UMTS) serta inefisiensi penggunaan frekuensi. Sehingga diputuskan untuk dilakukan migrasi penyelenggaaan PCS-1900 ke luar pita coreband IMT-2000 (UMTS). Pemerintah juga menetapkan bahwa akan dilakukan migrasi penyelenggara PCS-1900 ke selular 800 MHz, untuk memudahkan migrasi layanan CDMA 1900 ke 800 MHz. Telkom Flexi dan Indosat Starone di Jakarta, Banten dan Jawa Barat harus migrasi dari PCS- 1900 ke selular 800 yang telah diduduki oleh Mobile-8 dan Bakrie Telecom. Sedangkan Primasel dan WIN harus ke luar dari pita coreband IMT-2000 (UMTS)
  • 21. a. Bakrie Telecom (Esia) diberikan alokasi frekuensi FWA CDMA nasional dengan pengaturan sebagai berikut: 1) kanal 201, 242, 283 CDMA 800 MHz di DKI, Jawa Barat dan Banten; 2) kanal 37, 78, 119 CDMA 800 MHz di luar DKI, Jawa Barat dan Banten b. Telkom Flexi diberikan alokasi frekuensi FWA CDMA nasional dengan pengaturan sebagai berikut: 1) kanal 37, 78, 119 CDMA 800 MHz di DKI, Jawa Barat dan Banten; 2) kanal 201, 242, 283 CDMA 800 MHz di luar DKI, Jawa Barat dan Banten c. Kanal 160 CDMA 800 MHz akan diperebutkan antara Bakrie Telecom dan Telkom Flexi berdasarkan evaluasi kinerja pembangunan. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2007, untuk keperluan migrasi, kanal 160 ”dipinjamkan” kepada Bakrie Telecom.
  • 22. Alokasi Kanal Frekuensi Standar CDMA di Indonesia
  • 24. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 25. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 26. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 27. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 28. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 29. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 30. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 31. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 32. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014.
  • 33. Source : Dirjen SDPPI, "Kebijakan Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika", Rakornas Kominfo, 2014. ROADMAP
  • 34. CASE
  • 35. Penataan Ulang Blok 3G Dimulai JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring telah menandatangani Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19 Tahun 2013 terkait tata ulang blok 3G di frekuensi 2.100MHz. Lima operator seluler pemegang lisensi 3G sudah bisa menata ulang frekuensi yang mereka miliki, mulai akhir Mei sampai Oktober 2013. Penataan ulang ini perlu dilakukan agar blok 3G yang dimiliki setiap operator seluler bisa ditempatkan secara berdampingan supaya memberi layanan telekomunikasi yang optimal. Lima operator seluler tersebut adalah Telkomsel, Indosat, XL Axiata, Axis dan Tri (3). Kemenkominfo mengklaim telah menerapkan langkah pemindahan alokasi pita frekuensi radio yang paling sedikit dan mempertimbangkan jumlah BTS yang harus dilakukan pengaturan ulang. Berikut adalah urutan blok 3G di frekuensi 2.100MHz yang sebelumnya dimiliki 5 operator seluler pemegang lisensi 3G: SOURCE: http://tekno.kompas.com/read/2013/05/28/12431057/Penataan.Ulang.Blok.3G.Dimulai Setelah digelar rapat khusus pada 28 Maret 2013 antara Kemenkominfo, Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), dan para pemimpin 5 operator seluler GSM; semua pihak sepakat menata ulang blok 3G secara menyeluruh. Berikut urutan blok 3G setelah ditata ulang:
  • 36. Dimulai dari Axis Dalam siaran pers, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo, Gatot S. Dewa Broto menjelaskan, pemindahan alokasi blok 3G ini akan dimulai dari operator seluler Axis yang sebelumnya menempati blok 2 dan 3. Axis diminta pindah ke blok 11 dan 12. Berikutnya adalah Tri yang menempati blok 6 harus pindah ke blok 2. Kemudian Indosat yang sebelumnya menempati blok 8 yang harus pindah ke blok frekuensi yang baru, yaitu blok 6. Telkomsel dan XL Axiata yang mendapat blok 3G ketiga, juga harus memindahkan blok baru mereka. Telkomsel yang mendapat tambahan 3G di blok 11 harus memindahkannya ke blok 3. Begitu juga dengan XL yang pindah ke blok 8 dari sebelumnya di blok 12. Sinyal Smart Telecom tidak boleh ganggu GSM Dalam upaya mengoptimalkan jaringan seluler GSM, sinyal dari operator penyelenggara teknologi PCS1900, tidak boleh mengganggu sinyal operator seluler GSM dan harus memenuhi batas level emisi spektrum. Penyelenggara PCS1900 dalam hal ini adalah Smart Telecom. Hal ini perlu dilakukan supaya sinyal Smart Telecom di frekuensi 1.900MHz tidak menginterferensi sinyal operator GSM di 2.100MHz. Interferensi terjadi karena perbedaan teknologi Personal Communication System (PCS) 1900 yang digunakan pada jaringan CDMA Smart Telecom dan teknologi Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) yang dipakai operator GSM. Di sini Kemenkominfo berharap, baik operator GSM maupun Smart Telecom, dapat melakukan koordinasi jika terjadi gangguan yang dapat merugikan salah satu pihak.
  • 37. SIARAN PERS NO.7/PIH/KOMINFO/2/2015 Penerbitan Surat Edaran Menteri Perihal Kebijakan Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz 13-02-2015 (Jakarta, 13 Februari 2015). Untuk mempercepat penataan pita frekuensi radio 1800 MHz, sesuai dengan komitmen Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, telah ditandatangani Surat Edaran Nomor 1 tahun 2015 tentang Kebijakan Penataan Pita Frekuensi Radio 1800 MHz. Surat Edaran yang ditandatangani oleh Menteri Komunikasi dan Informatika pada tanggal 13 Februari 2015 tersebut, ditetapkan atas dasar peraturan perundangan-undangan dan asas-asas umum pemerintahan yang baik, juga dimaksudkan agar kebijakan menata industri telekomunikasi menuju kondisi industri yang sehat dan ideal serta berhasil guna, dan memberikan kepastian sehingga dapat mempercepat persiapan langkah- langkah korporasi bagi Para Penyelenggara Telekomunikasi. Penataan ini didasarkan pada hasil kesepahaman dan kesepakatan para penyelenggara telekomunikasi sebagai berikut : SOURCE : http://www.postel.go.id/berita-penerbitan-surat-edaran-menteri-perihal-kebijakan-penataan-pita-frekuensi-r%7D-26-2278
  • 38. Para Penyelenggara Telekomunikasi pada pita frekuensi radio 1800 MHz diminta agar menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam menjamin implementasi penataan pita frekuensi radio 1800 MHz. Diharapkan juga agar penataan pita frekuensi radio 1800 MHz dimuat dalam program kerja perusahaan tahun 2015 termasuk dukungan pendanaan, perangkat, jasa, dan sumber daya manusia. Disamping itu agar para penyelenggara telekomunikasi mengadakan pertemuan perencanaan bersama (join planning session) dengan penyelenggara lain serta dengan Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI termasuk pembahasan mekanisme dan jadwal migrasi yang berbasiskan wilayat (cluster) dengan mempertimbangkan tetap terjaganya layanan kepada para pengguna telekomunikasi (konsumen) dan melaksanakan sosialisasi penataan pita frekuensi radio 1800 MHz secara utuh dan memadai kepada para pengguna telekomunikasi (konsumen) dan masyarakat luas bersama-sama dengan Kementerian Kominfo. Penataan dimulai sebelum pertengahan tahun 2015, sehingga ada beberapa cluster yang sudah digelar jaringan dan layanan komersial LTE 1800 MHz. Penataan pita frekuensi radio 1800 MHz secara nasional diselesaikan pada bulan Desember 2015, dengan catatan tidak ada kegiatan penataan pita frekuensi radio 1800 MHz pada freeze period(menyambut hari raya Idul Fitri). Kementerian Kominfo akan menyiapkan instrumen regulasi berupa Peraturan Menteri dan peraturan pendukung lainnya untuk penataan pita frekuensi radio 1800 MHz dalam bentuk peraturan dan keputusan. *** Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Ismail Cawidu, Email: ismail.cawidu@kominfo.go.id Tel/Fax: 021.3504024
  • 40. Ditjel Postel telah menetapkan sejumlah regulasi teknis standart dan spesifikasi perangkat pemancar sistem telekomunikasi bergerak seluler dalam keputusannnya sebagai berikut: 1. Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi Nomor : 23/DIRJEN/2004 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat jaringan global system for mobile (GSM) 900 MHz/Digital Communication System (DCS) 1800 MHz. Selengkapnya 2. Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor: 47/DIRJEN/1998 tentang penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat telepon seluler GSM Selengkapnya 3. Keputusan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor: 47/DIRJEN/1998 tentang persyaratan teknis sistem telekomunikasi bergerak selular berbasis Code Devision Multiple Access (CDMA) Selengkapnya` Regulasi Teknis
  • 41. 4. Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi nomor: 60/DIRJEN/1999 tentang penetapan persyaratan teknis alat/ perangkat telekomunikasi untuk perangkat Jarlokar CDMA IS-95 Selengkapnya 5. Peraturan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor: 264/DIRJEN/2005 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat customer premises equipment (CPE) universal mobile telecomunication system_Time Divison Duplexing (UMTS-TDD) Selengkapnya 6. Peraturan Direktur Jendral Pos dan Telekomunikasi nomor: 267/DIRJEN/2005 tentang persyaratan teknis alat dan perangkat radio (Radio Network) berbasis Universal Mobile Telecomunication System_Time Division Duplexing (UMTS-TDD) Selengkapnya Regulasi Teknis
  • 42. 7. Peraturan Menteri Komunikasi Dan Informatika Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Tabel Alokasi Spektrum Frekuensi Radio Indonesia. Regulasi Teknis