SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MODUL X
Kehamilan Lewat Waktu
Pendahuluan
Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan melewati durasi kehamilan normal. Definisi
kehamilan lewat waktu secara internasional, dikemukakan oleh American College of
Obstetricians and Gynecologists yaitu, kehamilan yang melewati 420/7 minggu, 294 hari atau
lebih, dari hari pertama menstruasi terakhir. Kehamilan 42 minggu penuh berarti kehamilan
antara 41 minggu 1 hari hingga 41 minggu 6 hari penuh. Definisi kehamilan lewat waktu
terkini mengasumsikan bahwa menstruasi terakhir diikuti dengan ovulasi dua minggu
kemudian yang berarti beberapa kehamilan mungkin sebenarnya tidak lewat waktu. Dengan
demikian, dua kategori kehamilan yang mencapai 42 minggu penuh ialah mereka yang telah
benar- benar melewati 40 minggu setelah konsepsi dan mereka dengan kehamilan yang
kurang dari 40 minggu namun perkiraan usia kehamilannya tidak akurat.1
1. Epidemiologi
Dari 3.93 juta neonatus yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2015, 0.4% dilahirkan
pada usia kehamilan 42 minggu atau lebih. Sebelumnya, proporsi ini lebih tinggi. Tren ini
membutuhkan intervensi lebih dini, walaupun demikian, peningkatan akurasi penanggalan
sonografik dini dalam menentukan usia kehamilan merupakan salah satu faktor yang
berperan.1 Prevalensi kehamilan lewat waktu bergantung pada karakteristik populasi
seperti presentasi primigravida pada populasi, prevalensi obesitas, kehamilan lewat waktu
sebelumnya dan predisposisi genetik.2
Dalam menentukan faktor predisposisi untuk kehamilan lewat waktu, Olesen dkk.
menganalisis beberapa karakteristik dalam studi kohortnya. Hanya indeks massa tubuh
sebelum kehamilan ≥25 kg/m2 dan nuliparitas yang secara signifikan berasosiasi dengan
kehamilan lewat waktu. Mission dan Arrosmith juga melaporkan asosiasi yang serupa.
Pada ibu nulipara, mereka dengan panjang serviks saat pertengahan kehamilan lebih
panjang, yaitu berada pada kuartil ketiga atau empat, memiliki kemungkinan dua kali lipat
melahirkan lebih dari 42 minggu. 1
2. Etiologi
Penyebab yang paling sering dari kehamilan lewat waktu ialah ketidakakuratan penentuan
usia kehamilan. Kecenderungan ibu- ibu yang mengalami persalinan lewat waktu
menunjukkan bahwa kehamilan lewat waktu dapat ditentukan secara biologis. Wanita
primigravida lebih sering mengalami hal ini. Ibu dengan riwayat kehamilan lewat waktu
sebelumnya memiliki 27% kemungkinan rekurensi dan mereka dengan riwayat dua kali
kehamilan lewat waktu memiliki kemungkinan rekurensi 39%. Janin laki- laki, faktor
hormonal, predisposisi genetik dan obesitas secara keseluruhan berasosiasi dengan
peningkatan risiko kehamilan lewat waktu.3 Oberg dkk melaporkan bahwa saat ibu dan
anaknya memiliki kehamilan lewat waktu, risiko untuk anaknya mengalami kehamilan
lewat waktu selanjutnya secara signifikan meningkat. Laursen dkk. menemukan bahwa
gen maternal, bukan paternal, mempengaruhi kehamilan lewat waktu. Beberapa faktor
fetal-plasental yang dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu ialah anensefal,
hipoplasia adrenal, dan defisiensi x-linked placental sulfatase.1 Defek aktivitas sulfatase
dapat menyebabkan penurunan kadar estriol dan mencegah terjadinya persalinan spontan.
Indeks massa tubuh yang tinggi sebelum hamil berasosiasi dengan peningkatan prevalensi
kehamilan lewat waktu dan berkaitan dengan penurunan aktivitas miometrium yang
ditandai oleh penurunan marker laboratorium dan klinis kontraktilitas miometrium.3
3. Patogenesis
Faktor Penjelasan
Penanggalan inakurat Penyebab paling sering
Ovulasi irregular; variasi lama fase folikular Overestimasi usia kehamilan
Anensefal Penurunan produksi 16α-
hidroksidehidroepiandrosteron (DHEAS)
beta- sulfat, precursor estriol
Fetal adrenal hypoplasia Penurunan produksi precursor estriol
Defisiensi sulfatase plasental Penyakit terkait-X mencegah konversi
precursor estrogen sulfatase
Kehamilan ekstrauterin Tidak ada persalinan
Tabel 1. Faktor yang berasosiasi dengan kehamilan lewat waktu4
Patogenesis kehamilan lewat waktu belum dimengerti dengan jelas. Seperti yang
ditunjukkan pada tabel 1, beberapa risiko berkaitan dapat menjelaskan kondisi tersebut.
Mekanisme persalinan meliputi interaksi antara proses hormonal, mekanik dan inflamasi
yang dimana ibu, plasenta serta janin masing- masing memiliki peran vital.
3.1. Sindrom Pasca maturitas
Bayi baru lahir pasca maturitas terlihat unik dengan tampilan kulit keriput, kulit
mengelupas; tubuh yang panjang dan kurus menunjukkan wasting dengan ciri- ciri
bayi matur dimana mata bayi terbuka, mudah terbangun dengan tampilan menua dan
gelisah. Kulit keriput akan lebih terlihat pada telapak tangan dan kaki. Kuku biasanya
terlihat panjang. Sebagian besar neonatus pasca maturitas tidak mengalami
perhambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang di bawah 10th persentil
menurut usia kehamilan. Insidensi sindrom pasca maturitas pada bayi baru lahir pada
minggu ke-41, 41 atau 43, secara berurutan belum ditentukan. Dari data yang ada,
sindrom ini terjadi pada 10 hingga 20% kehamilan pada usia 42 minggu penuh.
Oligohidroamnion meningkatkan kemungkinan terjadinya sindrom pasca maturitas.
Trimmer dkk melaporkan bahwa 88 persen janin adalah postmatur jika terdapat
oligohidramnion yang ditentukan oleh kantong cairan amnion vertikal maksimal
melalui sonografi yang diukur; 1 cm pada 42 minggu. 1
Gambar 1. Sindrom pasca maturitas.1
3.2. Disfungsi plasenta
Banyak yang percaya bahwa kehamilan lewat waktu merupakan keadaan abnormal.
Redman dan Staf menyatakan bahwa terbatasnya kapasitas plasenta yang ditandai
oleh disfungsi sinsitiotrofoblas, menjelaskan risiko yang lebih besar dari sindrom
pasca maturitas. Clifford menyatakan bahwa asosiasi perubahan kulit adalah akibat
hilangnya efek protektif dari verniks kaseosa. Ia juga mengaitkan sindrom pasca
maturitas dengan penuaan plasenta, meskipun tidak mengalami degenerasi plasenta
secara histologis. Namun, konsep bahwa sindrom pasca maturitas berasal dari
insufisiensi plasenta telah bertahan meskipun tidak adanya morfologi atau temuan
kuantitatif. Terdapat temuan bahwa apoptosis plasenta secara signifikan lebih besar
pada 41 sampai 42 minggu penuh dibandingkan dengan pada 36 sampai 39 minggu.
Jazayeri dkk meneliti kadar eritropoietin pada 124 bayi baru lahir yang dilahirkan
dari 37 hingga 43 minggu. Stimulator eritropoietin yang hanya diketahui ialah
penurunan tekanan oksigen parsial. Dengan demikian, mereka menilai apakah
oksigenasi janin berkurang akibat penuaan plasenta pada kehamilan lewat waktu.
Semua ibu menjalani persalinan tanpa komplikasi. Peneliti ini menemukan bahwa
kadar eritropoietin darah lebih tinggi pada kehamilan yang mencapai 41 minggu atau
lebih. Walaupun skor Apgar dan studi asam-basa terlhat normal, peneliti ini
menyimpulkan bahwa oksigenasi janin berkurang pada beberapa kehamilan lewat
waktu. 1
3.3. Gawat janin dan Oligohidramnion
Alasan utama peningkatan risiko janin pada kehamilan lewat waktu dilaporkan oleh
Leveno dkk. Kedua jeopardi janin antepartum dan gawat janin intrapartum ditemukan
menjadi akibat dari kompresi tali pusat yang berasosiasi dengan oligohidramnion.
Beberapa peneliti melaporkan mengenai oligohidramnion dan kekentalan mekonium.
Schaffer dkk mengimplikasikan adanya nuchal cord pada pola denyut nadi janin intra
partum, meconium dan penurunan kondisi bayi baru lahir pada kehamilan lewat
waktu. Volumen cairan amnion akan menurun setelah minggu ke-38 dan menjadi
masalah. Pelepasan meconium pada cairan amnion yang sedikit mengakibatkan
meconium yang kental dan tebal dan dapat mengakibatkan sindrom aspirasi
meconium. Penurunan produksi urin berasosiasi dengan oligohidramnion. Penurunan
aliran urin janin kemungkinan merupakan akibat dari adanya oligohidramnion yang
membatasi janin dalam menelan. Oz dkk menggunakan Doppler menyimpulkan
bahwa aliran darah renal janin menurun pada kehamilan lewat waktu yang dipersulit
oleh oligohidramnion.1
3.4 .Restriksi pertumbuhan janin
Kematian janin dalam rahim sering terjadi pada janin dengan pertumbuhan terhambat
yang dilahirkan setelah usia kehamilan 42 minggu.1
3.5. Hormonal
Produksi corticotrophin releasing hormone (CRH) plasenta berkaitan dengan
panjang kehamilan. Sintesis CRH oleh plasenta meningkat dengan bertambahnya usia
kehamilan dan memuncak pada saat persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa
persalinan lewat waktu diakibatkan oleh perubahan mekanisme biologis yang
meregulasi panjang kehamilan berkaitan dengan predisposisi yang diturunakan dari
gen melalui jalur CRH. CRH dapat secara langsung menstimulasi produksi DHEA
pada adrenal janin. Konsentrasi plasma CRH maternal berkaitan dengan konsentrasi
estriol yang akan meningkat dengan meningkatnya CRH pada akhir kehamilan. CRH
juga memiliki peran inhibisi dalam sintesis progresteron plasenta. Peningkatan
konsentrasi progresteron plasma maternal yang terjadi selama kehamilan akan
diperlambat saat akhir kehamilan dan bahkan turun. Efek progresteron yang menurun
akan disertai peningkatan estriol yang mempromosikan kontraksi.2
4. Diagnosis
Diagnosis kehamilan lewat waktu adalah berdasarkan perkiraan usia kehamilan.
Penanggalan kehamilan harus divalidasi oleh dua atau lebih dari hal berikut ini: hari
pertama haid terakhir, pemeriksaan kehamilan positif pada urin dalam 6 minggu setelah
hari pertama haid terakir, terdeteksinya denyut jantung janin dengan Doppler pada usia
kehamilan 10 hingga 12 minggu, tinggu fundus uteri pada umbilikus saat usia kehamilan
20 minggu, pemeriksaan panggul konsisten dengan hari pertama haid terakhir sebelum
usia kehamilan 13 minggu dan pemeriksaan crown-rump length dengan ultrasonografi
pada usia kehamilan 6 hingga 12 minggu atau diameter biparietal sebelum usia kehamilan
26 minggu.5
5. Penanganan
5.1. Penanggalan yang akurat pada kehamilan
Penanggalan yang akurat pada kehamilan merupakan hal yang krusial dalam
diagnosis dan penanganan kehamilan lewat waktu. Pemeriksaan rutin ultraosnografi
untuk menentukan usia kehamilan menunjukkan penurunan kejadian diagnosis positif
palsu dan dapat meminimalisir intervensi yang tidak diperlukan. Penanggalan
menggunakan ultrasonografi saat trimester pertama lebih baik dibandingkan pada
trimester kedua.3
5.2. Penanganan antepartum
Walaupun beberapa intervensi diindikasikan untuk kehamilan lewat waktu, belum
ditemukan kesepakatan metode dan waktu dari intervensi tersebut. Menurut pedoman
di Australia, beberapa pertimbangan saat menentukan waktu untuk persalinan
meliputi kematangan serviks, usia kehamilan dan pilihan ibu serta risiko ibu yang
memilih penanganan ekspektan.6
5.2.1. Induksi persalinan
Induksi persalinan dengan pematangan serviks merupakan salah satu pilihan
penanganan pada kasus kehamilan lewat waktu. Walaupun semua ahli obstetri tahu
apa yang disebut dengan serviks yang belum matang, istilah ini sayangnya menentang
definisi objektif yang tepat.1 Perhatian khusus dalam melakukan induksi persalinan
lewat waktu ialah overstimulasi uterus, gawat janin, kegagalan induksi dan
peningkatan kejadian seksio sesarea. Induksi persalinan akan lebih mungkin berhasil
apabila serviks matang.2 Dengan demikian, peneliti telah menggunakan kriteria yang
berbeda untuk studi kehamilan lewat waktu. Harris dkk mendefinisikan serviks yang
belum matang dengan skor Bishop <7 dan melaporkan hal ini terjadi dalam 92 persen
wanita pada 42 minggu. Hannah dkk menemukan bahwa 40 persen dari 3407 wanita
dengan kehamilan 41 minggu memiliki serviks yang belum terdilatasi. Pada studi dari
800 wanita yang menjalani induksi untuk kehamilan lewat waktu di Parkland
Hospital, Alexander dkk. melaporkan bahwa wanita yang tidak mengalami dilatasi
serviks memiliki tingkat persalinan seksio sesarea dua kali lipat lebih tinggi akibat
distosia. Yang dkk menemukan bahwa panjang serviks ≤3 cm yang diukur dengan
sonografi transvaginal merupakan prediksi terbaik untuk induksi persalinan. Dalam
penelitian serupa, Vankayalapati dkk menemukan bahwa panjang serviks ≤25 mm
adalah prediktif persalinan spontan atau induksi persalinan yang baik.1
Beberapa peneliti telah mengevaluasi prostaglandin E2 (PGE2) dan E1 (PGE1) untuk
menginduksi wanita dengan serviks yang belum matang dalam kehamilan lewat
waktu. The Maternal-Fetal Medicine Units network menemukan bahwa gel PGE2
tidak leih efektif dibandingkan placebo. Aleksander dkk memberikan PGE2 pada 393
wanita dengan kehamilan lewat waktu tanpa menghiraukan keadaan serviksnya dan
melaporkan hampir setengah dari 84 wanita dengan dilatasi serviks dua hingga empat
sentimeter masuk ke dalam fase persalinan dengan penggunaan PGE2 sendiri.1
Pemecahan selaput membran untuk menginduksi persalinan dan mencegah
kehamilan lewat waktu dipelajari pada 15 studi uji acak. Boulvain dkk. melakukan
metaanalisis dari data ini dan menemukan bahwa pemecahan ketuban pada usia
kehamilan 38 hingga 40 minggu menurunkan frekuensi kehamilan lewat waktu.
Walaupun angka infeksi ibu dan anak tidak meningkat, tindakan ini tidak mengubah
angka persalinan seksio sesarea. Efek dari pemecahan ketuban adalah nyeri,
perdarahan pervaginam dan kontraksi irregular tanpa persalinan.3
a. Induksi pada ibu dengan serviks matang
Pada ibu dengan serviks matang, klinisi mengharapkan persalinan akan terjadi
spontan dengan sendirinya dan bila dilakukan induksi, akan berhasil. Pada usia
kehamilan 41-42 minggu, manfaat risiko induksi persalinan lebih banyak
dibandingkan kerugian yang dapat ditimbulkannya. 2
b. Induksi pada ibu dengan serviks yang belum matang
Sekitar 80% ibu yang mencapai usia kehamilan 42 minggu memiliki skor Bishop
<6. Penggunaan agen pematangan serviks untuk menginduksi persalinan pada
kasus ini memiliki keuntungan pada keluarannya. Prostaglandin memicu dilatasi
serviks dan dalat menginisiasi kontraksi. Walaupun demikian, penggunaannya
dalam mengurangi angka seksio sesarea masih kontroversi. Dosis tinggi
prostaglandin terutama PGE1 berasosiasi dengan peningkatan risiko takisistol
uterin dan hiperstimulasi yang mengakibatkan hasil rancu pada pemeriksaan
janin. Dosis 25-50 mikrogram intravaginal misoprostol direkomendasikan. Saat
penggunaan prostaglandin, denyut jantung janin harus dimonitor secara berkala.2
c. Induksi persalinan pada ibu dengan riwayat seksio sesarea
Persalinan per vaginam setelah seksio sesarea atau biasa disebut vaginal birth
after caesarean delivery (VBAC) telah menjadi alternatif alasan untuk
dilakukkannya pengulangan persalinan seksio sesarea bagi beberapa wanita.
Risiko ruptur uterus tidak meningkat setelah usia kehamilan 40 minggu, namun
risiko meningkat dengan penggunaan prostaglandin pada induksi persalinan.
Masih terdapat bukti yang terbatas pada efektifitas dan keamanan VBAC setelah
42 minggu.2
5.2.2. Uji Janin/ Pemantauan Kesejahteraan Janin
Ibu yang telah mencapai usia kehamilan 42 minggu dan memilih untuk melanjutkan
kehamilannya dengan penanganan konseravatif harus dilakukan pemantauan
kesejahteraan janin. Walaupun demikian, masih terdapat kontroversi dalam
penanganan ekspektan ini.2
Pemantauan kesejahteraan janin dilakukan dengan mengevaluasi:3, 7
- Gerak janin setiap dua jam setiap hari
- Nonstress testing tiga kali seminggu (menilai tonus jantung janin: reaktif bila >2
akselerasi dalam 20 menit [15 denyut per menit x 15 detik di atas garis dasar
denyut nadi]; nonreaktif bila ≤2 akselerasi)
- Penilaian volume cairan amnion dua atau tiga kali setiap minggu, dengan kantung
<3 cm dianggap abnormal.
Induksi persalinan mengakibatkan penurunan angka seksio sesarea dibandingkan
pemantauan kesejahteraan janin. Pada studi analisis 22 uji coba, Gulmezoglu dkk
menemukan bahwa induksi setelah 41 minggu berasosiasi dengan angka kematian
perinatal dan sindrom aspirasi meconium yang lebih sedikit. Namun demikian,
nuliparitas, usia ibu lanjut, dan obesitas merupakan faktor risiko kuat kehamilan lewat
waktu dan seksio sesarea setelah induksi persalinan pada kehamilan lewat waktu.8
5.2.3. Strategi penanganan
Jika usia kehamilan ibu tidak jelas, The American College of Obstetricians and
Gynecologists merekomendasikan persalinan pada usia kehamilan 41 minggu dengan
menggunakan perkiraan klinis terbaik usia kehamilan. Mereka juga
merekomendasikan amniocentesis untuk maturitas paru janin. Pemeriksaan nonstress
serta volume amnion diperlukan. Ibu dengan AFI ≤5 cm atau dengan laporan
berkurangnya gerakan janin harus dilakukan induksi persalinan. Pada ibu yang yakin
dengan usia kehamilannya, persalinan diinduksi setelah 42 minggu penuh. Hampir
90% wanita berhasil diinduksi dalam dua hari.1
5.2. Penanganan Intrapartum
Persalinan merupakan waktu yang dapat membahayakan janin pada kehamilan lewat
waktu. Dengan demikian, ibu yang telah diketahui kehamilannya telah lewat waktu,
harus datang ke rumah sakit bila terdapat tanda- tanda persalinan. Denyut jantung
janin dan kontraksi uterus harus dimonitor dengan alat elektronik untuk menentukan
variasi dan keadaan janin.
Pada saat persalinan, keputusan untuk dilakukannya amniotomi menjadi
pertimbangan karena penurunan jumlah cairan amnion setelah amniotomi dapat
meningkatkan kemungkinan kompresi tali pusat. Sebaliknya, setelah ruptur selaput
ketuban, electroda dan kateter tekanan intrauterin dapat ditempatkan. Hal ini akan
menunjukkan data denyut jantung janin dan kontraksi uterus yang lebih pasti.
Amniotomi juga dapat membantu mengidentifikasi kekentalan mekonium. 1
Meconium yang kental pada cairan amnion harus diwaspadai. Viskositas dapat
menunjukkan adanya oligohidramnion atau tidak. Aspirasi meconium yang kental
dapat menyebabkan disfungsi paru berat dan kematian neonatus. Menurut the
American College of Obstetricians and Gynecologists, amnioinfusion tidak
mencegah bayi dari aspirasi meconium. Pada wanita nulipara dengan cairan amnion
penuh meconium, pertimbangan harus dilakukan untuk melakukan persalinan seksio
sesarea apabila persalinan diperkirakan akan berlangsung lama, terutama saat
dicurigai adanya disproporsi sefalopelvik, hipotoni atau hipertonik uterus.1
Gambar 2. Algoritme penanganan kehamilan lewat waktu1
41 0/7 minggu
Tanpa komplikasi Komplikasi
Hipertensi/
oligohidramnion
Induksi persalinan
Pertimbangkan
- Monitor janin
- Pemecahan selaput ketuban
- Induksi persalinan
420/7 – 426/7 minggu
Induksi persalinan
6. Komplikasi
Untuk mencegah komplikasi medis atau obstetri, kehamilan tidak direkomendasikan
melebihi 42 minggu. Pada keadaan tersebut, persalinan lebih awal lebih dipilih. Beberapa
komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut. 1
6.1. Oligohidramnion
Sebagian besar studi klinis mendukung pandangan bahwa penurunan cairan amnion yang
ditentukan oleh beberapa metode sonografi dapat mengidentifikasi janin pada kehamilan
lewat waktu dengan berbagai risiko tinggi. Tidak adanya metode pasti untuk menentukan
penurunan cairan amnion dan banyaknya kriteria diagnosis sonografi yang berbeda telah
dikemukakan membatasi peneliti dalam studinya. Fischer dkk mencoba untuk menentukan
kriteria mana yang paling prediktif menentukan keluaran normal ataupun abnormal pada
kehamilan lewat waktu. Seperti pada gambar 2, semakin kecil kantung cairan amnion,
semakin besar kemungkinan adanya signifikansi klinis oligohidramnion. Volume cairan
amnion normal tidak menunjukkan keluaran yang buruk. Alfirevic dkk. secara acak
memilih 500 wanita dengan kehamilan lewat waktu untuk dinilai dengan menggunakan
indeks cairan amnion (AFI) atau kedalaman kantung vertikal. Mereka menyimpulkan
bahwa AFI menaksir terlalu tinggi sejumlah keluaran abnormal pada kehamilan lewat
waktu. 1
Gambar 3. Perbandingan nilai prognostik beberapa perkiraan sonografik volume
cairan amnion pada kehamilan lewat waktu1
Di samping kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis oligohidramnion pada kehamilan
lewat waktu, sebagian besar peneliti telah menemukan insidensi yang lebih tinggi pada
gawat janin saat persalinan. Clement dkk melaporkan enam kehamilan lewat waktu
dengan volume cairan amnion yang berkurang secara signifikan dalam 24 jam dan
ditemukan janin yang mati pada salah satunya. 1
6.2. Makrosomia
Kecepatan peningkatan berat janin memuncak pada skitar minggu ke-37. Walaupun
kecepatan pertumbuhan melambat pada saat itu, sebagian besar janin terus mengalami
pertambahan berat. Menurut Duryea dkk, persentil ke 95 pada usia kehamilan 42 minggu
ialah 4475 g. The American College of Obstetricians and Gynecologists menyimpulkan
bahwa tanpa adanya diabetes, persalinan per vaginam bukan merupakan kontraindikasi
wanita dengan berat perkiraan janin hingga 5000 gram. Masalah yang jelas dengan semua
rekomendasi tersebut adalah variasi substantif dalam estimasi berat janin. 1
6.3. Mortalitas dan morbiditas perinatal
Tingkat kematian janin dalam rahim, kematian bayi baru lahir dan morbiditas pada bayi
meningkat setelah terlewatnya tanggal taksiran persalinan. 1
Maternal Perinatal
Makrosomia janin
Oligohidramnion
Preeklamsi
Seksio sesarea
Distosia
Jeopardi janin
Distosia bahu
Perdarahan pasca partum
Laserasi perineum
Kematian janin dalam rahim
Sindrom pasca maturitas
Perawatan di NICU
Aspirasi meconium
Kejang neonatus
Ensefalopati hipoksik-iskemik
Cedera persalinan
Obesitas pada anak
NICU = neonatal intensive care unit
Tabel 2. Keluaran yang merugikan pada ibu dan anak berkaitan dengan kehamilan
lewat waktu1
Beberapa penyebab kematian pada janin meliputi hipertensi gestasional, persalinan lama
dengan disproporsi panggul, cedera persalinan dan ensefalopati hipoksik iskemik seperti
pada tabel 2. Aleksander dkk meneliti 56.317 kehamilan tunggal yang dilahirkan ≥40
minggu antara 1988 dan 1998 di Rumah Sakit Parkland. Persalinan diinduksi pada 35%
kehamilan setelah 42 minggu penuh. Angka persalinan seksio sesarea akibat distosia dan
gawat janin secara signifikan lebih tinggi pada 42 minggu dibandingkan usia kehamilan
yang lebih rendah. Lebih banyak bayi baru lahir dari kehamilan lewat waktu yang dirawat
di unit rawat intensif dibandingkan mereka yang lahir <42 minggu. Insidensi kejang
nenonatus dan kematian meningkat dua kali lipat pada usia kehamilan 42 minggu.
Menurut Smith, persalinan pada usia kehamilan 38 minggu memiliki risiko terendah
indeks kematian perinatal.1
7. Pencegahan
Beberapa intervensi yang kurang invasif telah direkomendasikan untuk mencegah induksi
persalinan dan onset persalinan spontan pada saat aterm. Intervensi ini meliputi
pemecahan selaput ketuban, hubungan seksual tanpa proteksi, stimulasi puting dan
akupuntur.3
Pemecahan selaput ketuban merupakan teknik sederhana yang sering dilakukan pada
pasien rawat jalan. Teknik ini dapat menginduksi persalinan dengan meningkatkan
produksi prostaglandin lokal dan memicu persalinan, dengan demikian mengurangi usia
kehamilan. Pemecahan selaput ketuban pada usia kehamilan 40 minggu atau lebih secara
signifikan mengurangi bukan hanya insidensi kehamilan lewat waktu namun juga
frekuensi penggunaan metode lain untuk induksi persalinan. Tidak terdapat bukti bahwa
pemecahan selaput ketuban meningkatkan risiko infeksi maternal dan neonatal, atau
kejadian ruptur membran prematur. Walaupun demikian, kenyamanan ibu saat
pelaksanaan prosedur dan beberapa efek samping harus diseimbangkan dengan manfaat
yang didapatkan sebelum melakukan intervensi ini.3
Hubungan seksual dipercaya dapat mempercepat onset persalinan. Mekanisme hal ini
masih belum jelas namun diperkirakan akibat adanya stimulasi fisik pada segmen bawah
rahim yang memicu pelepasan oksitosin endogen akibat orgasme atau efek langsung dari
prostaglandin dari semen. Akupuntur belum dijadikan pilihan definitif karena masih
membutuhkan data dan evaluasi lebih lanjut. Stimulasi payudara diperkirakan dapat
memicu persalinan serta berkaitan dengan stimulasi serviks yang terjadi pada persalinan.2
Beberapa reviu sistematik yang mengevaluasi intervensi dengan tujuan untuk mencegah
atau memperbaiki keluaran persalinan lewat waktu menunjukkan bahwa pemecahan
selaput ketuban yang dilakukan dari usia kehamilan 38 hingga 40 minggu dan selanjutnya
menurunkan frekuensi kehamilan lewat waktu. Pemecahan selaput ketuban merupakan
satu- satunya intervensi yang sudah terbukti mengurangi kejadian kehamilan lewat
waktu.3
Rekomendasi9
- Usia kehamilan harus dinilai secara akurat dengan ultrasonografi, lebih dipilih
menggunakan pengukuran CRL pada trimester pertama (A)
- Penilaian kondisi ibu dan janin direkomendasikan pada usia kehamilan 41 minggu
penuh untuk mengidentifikasi faktor risiko (B)
- Setelah usia kehamilan 41 minggu penuh, induksi rutin atau penanganan
ekspektan dapat ditawarkan pada ibu (A)
- Jika terdapat faktor risiko spesifik, persalinan harus segera dilakukan (B)
- Informasi lengkap mengenai risiko dan manfaat kedua strategi penanganan harus
diberikan (B)
- Jika dipilih untuk dilakukan induksi, pematangan serviks dapat dilakukan (B)
- Jika dipilih untuk dilakukan penanganan ekspektan, lakukan monitoring ketat
kondisi ibu dan janin (B)
- Monitoring janin intrapartum direkomendasikan saat melakukan persalinan (B)
- Induksi pada bayi dengan makrosomia tidak direkomendasikan (A)
- Asistens neonatologi harus hadir saat persalinan (B)
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham GF. Williams Obstetrics. 25 ed. New York: McGraw-hill Education;
2018. 832-43 p.
2. Galal M, Symonds I, Murray H, Petraglia F, Smith R. Postterm pregnancy. FVV IN
OBGYN. 2012;4(3):175-87.
3. Luesley DM, Kilby MD. Obstetrics & Gynaecology: An Evidence-based Text for
MRCOG, Third Edition. 3 ed. Florida: CRC Press; 2016. 310-4 p.
4. Beckmann CRB, Gynecologists ACO. Obstetrics and Gynecology. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins; 2010. 220 p.
5. Hurt KJ, Guile MW, Bienstock JL, Fox HE, Wallach EE. The Johns Hopkins Manual
of Gynecology and Obstetrics. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2012. 119 p.
6. Government of Health. Clinical Guideline Prolonged Pregnancy. Australia:
Government of South Australia; 2017.
7. Wang M, Fontaine P. Common questions about late-term and postterm pregnancy.
American family physician. 2014;90(3):160-5.
8. Roos N, Sahlin L, Ekman-Ordeberg G, Kieler H, Stephansson O. Maternal risk
factors for postterm pregnancy and cesarean delivery following labor induction. Acta
obstetricia et gynecologica Scandinavica. 2010;89(8):1003-10.
9. Mandruzzato G, Alfirevic Z, Chervenak F, Gruenebaum A, Heimstad R, Heinonen S,
et al. Guidelines for the management of postterm pregnancy. J Perinat Med.
2010;38(2010):111-9.

More Related Content

What's hot (16)

Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
Serotinus
SerotinusSerotinus
Serotinus
 
Kesehatan
KesehatanKesehatan
Kesehatan
 
Obsgin
ObsginObsgin
Obsgin
 
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
Obsgin ''mekanisme persalinan normal''
 
Askep abortus imminens
Askep abortus imminensAskep abortus imminens
Askep abortus imminens
 
207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx207386836 abortus-inkomplit-docx
207386836 abortus-inkomplit-docx
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)Ruang nusa indah (perinatal)
Ruang nusa indah (perinatal)
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
 
Distosia
DistosiaDistosia
Distosia
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
150350232 landasan-teori-partus-lama
150350232 landasan-teori-partus-lama150350232 landasan-teori-partus-lama
150350232 landasan-teori-partus-lama
 
Asuhan intra natal AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan  intra natal AKPER PEMKAB MUNA Asuhan  intra natal AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan intra natal AKPER PEMKAB MUNA
 
PENJAGAAN ANTENATAL
PENJAGAAN ANTENATALPENJAGAAN ANTENATAL
PENJAGAAN ANTENATAL
 
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masaDeteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
Deteksi dini kehamilan, komplikasi dan penyakit masa
 

Similar to Kehamilan lewat waktu

Ketuban pecah sebelum waktunya. by surangga
Ketuban pecah sebelum waktunya. by suranggaKetuban pecah sebelum waktunya. by surangga
Ketuban pecah sebelum waktunya. by suranggaSurangga Jaya
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinusSeptian Muna Barakati
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinusWarnet Raha
 
Kelainan_Usia_Kehamilan.pptx
Kelainan_Usia_Kehamilan.pptxKelainan_Usia_Kehamilan.pptx
Kelainan_Usia_Kehamilan.pptxanandaspy1
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramionanggi satya
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nyAnnisa Rabbani
 
Kehamilan kembar-pres1
Kehamilan kembar-pres1Kehamilan kembar-pres1
Kehamilan kembar-pres1Noor Ismi
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxRiandiAkbar1
 
Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)dila20
 
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptxYEREMIACHANNEL1
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaSeptian Muna Barakati
 

Similar to Kehamilan lewat waktu (20)

Ketuban pecah sebelum waktunya. by surangga
Ketuban pecah sebelum waktunya. by suranggaKetuban pecah sebelum waktunya. by surangga
Ketuban pecah sebelum waktunya. by surangga
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
190257248 makalah-serotinus-dan-askeb-serotinus
 
Penanganan kegawatan neonatus
Penanganan kegawatan neonatusPenanganan kegawatan neonatus
Penanganan kegawatan neonatus
 
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
Kehamilan ganda (kembar) AKPER PEMKAB MUNA
 
Kelainan_Usia_Kehamilan.pptx
Kelainan_Usia_Kehamilan.pptxKelainan_Usia_Kehamilan.pptx
Kelainan_Usia_Kehamilan.pptx
 
gawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramiongawat janin dan oligohidramion
gawat janin dan oligohidramion
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil nycontoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
contoh askeb Asuhan kebidanan pada ibu hamil ny
 
Pre,post,iuge,iufd
Pre,post,iuge,iufdPre,post,iuge,iufd
Pre,post,iuge,iufd
 
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset LaktasiMeningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
Meningkatkan Frekuensi Menyusui Mempercepat Onset Laktasi
 
Kehamilan kembar-pres1
Kehamilan kembar-pres1Kehamilan kembar-pres1
Kehamilan kembar-pres1
 
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptxPPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
PPT MATERNITAS KEL 1 B.pptx
 
Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)Css persalinan preterm (1)
Css persalinan preterm (1)
 
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptx
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
PEB.pptx
PEB.pptxPEB.pptx
PEB.pptx
 
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lamaMakalah hubungan asfiksia dengan portus lama
Makalah hubungan asfiksia dengan portus lama
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNASolusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Solusio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 

Recently uploaded (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

Kehamilan lewat waktu

  • 1. MODUL X Kehamilan Lewat Waktu Pendahuluan Kehamilan lewat waktu merupakan kehamilan melewati durasi kehamilan normal. Definisi kehamilan lewat waktu secara internasional, dikemukakan oleh American College of Obstetricians and Gynecologists yaitu, kehamilan yang melewati 420/7 minggu, 294 hari atau lebih, dari hari pertama menstruasi terakhir. Kehamilan 42 minggu penuh berarti kehamilan antara 41 minggu 1 hari hingga 41 minggu 6 hari penuh. Definisi kehamilan lewat waktu terkini mengasumsikan bahwa menstruasi terakhir diikuti dengan ovulasi dua minggu kemudian yang berarti beberapa kehamilan mungkin sebenarnya tidak lewat waktu. Dengan demikian, dua kategori kehamilan yang mencapai 42 minggu penuh ialah mereka yang telah benar- benar melewati 40 minggu setelah konsepsi dan mereka dengan kehamilan yang kurang dari 40 minggu namun perkiraan usia kehamilannya tidak akurat.1 1. Epidemiologi Dari 3.93 juta neonatus yang lahir di Amerika Serikat pada tahun 2015, 0.4% dilahirkan pada usia kehamilan 42 minggu atau lebih. Sebelumnya, proporsi ini lebih tinggi. Tren ini membutuhkan intervensi lebih dini, walaupun demikian, peningkatan akurasi penanggalan sonografik dini dalam menentukan usia kehamilan merupakan salah satu faktor yang
  • 2. berperan.1 Prevalensi kehamilan lewat waktu bergantung pada karakteristik populasi seperti presentasi primigravida pada populasi, prevalensi obesitas, kehamilan lewat waktu sebelumnya dan predisposisi genetik.2 Dalam menentukan faktor predisposisi untuk kehamilan lewat waktu, Olesen dkk. menganalisis beberapa karakteristik dalam studi kohortnya. Hanya indeks massa tubuh sebelum kehamilan ≥25 kg/m2 dan nuliparitas yang secara signifikan berasosiasi dengan kehamilan lewat waktu. Mission dan Arrosmith juga melaporkan asosiasi yang serupa. Pada ibu nulipara, mereka dengan panjang serviks saat pertengahan kehamilan lebih panjang, yaitu berada pada kuartil ketiga atau empat, memiliki kemungkinan dua kali lipat melahirkan lebih dari 42 minggu. 1 2. Etiologi Penyebab yang paling sering dari kehamilan lewat waktu ialah ketidakakuratan penentuan usia kehamilan. Kecenderungan ibu- ibu yang mengalami persalinan lewat waktu menunjukkan bahwa kehamilan lewat waktu dapat ditentukan secara biologis. Wanita primigravida lebih sering mengalami hal ini. Ibu dengan riwayat kehamilan lewat waktu sebelumnya memiliki 27% kemungkinan rekurensi dan mereka dengan riwayat dua kali kehamilan lewat waktu memiliki kemungkinan rekurensi 39%. Janin laki- laki, faktor hormonal, predisposisi genetik dan obesitas secara keseluruhan berasosiasi dengan peningkatan risiko kehamilan lewat waktu.3 Oberg dkk melaporkan bahwa saat ibu dan anaknya memiliki kehamilan lewat waktu, risiko untuk anaknya mengalami kehamilan lewat waktu selanjutnya secara signifikan meningkat. Laursen dkk. menemukan bahwa
  • 3. gen maternal, bukan paternal, mempengaruhi kehamilan lewat waktu. Beberapa faktor fetal-plasental yang dapat menyebabkan kehamilan lewat waktu ialah anensefal, hipoplasia adrenal, dan defisiensi x-linked placental sulfatase.1 Defek aktivitas sulfatase dapat menyebabkan penurunan kadar estriol dan mencegah terjadinya persalinan spontan. Indeks massa tubuh yang tinggi sebelum hamil berasosiasi dengan peningkatan prevalensi kehamilan lewat waktu dan berkaitan dengan penurunan aktivitas miometrium yang ditandai oleh penurunan marker laboratorium dan klinis kontraktilitas miometrium.3 3. Patogenesis Faktor Penjelasan Penanggalan inakurat Penyebab paling sering Ovulasi irregular; variasi lama fase folikular Overestimasi usia kehamilan Anensefal Penurunan produksi 16α- hidroksidehidroepiandrosteron (DHEAS) beta- sulfat, precursor estriol Fetal adrenal hypoplasia Penurunan produksi precursor estriol Defisiensi sulfatase plasental Penyakit terkait-X mencegah konversi precursor estrogen sulfatase Kehamilan ekstrauterin Tidak ada persalinan Tabel 1. Faktor yang berasosiasi dengan kehamilan lewat waktu4 Patogenesis kehamilan lewat waktu belum dimengerti dengan jelas. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 1, beberapa risiko berkaitan dapat menjelaskan kondisi tersebut. Mekanisme persalinan meliputi interaksi antara proses hormonal, mekanik dan inflamasi yang dimana ibu, plasenta serta janin masing- masing memiliki peran vital.
  • 4. 3.1. Sindrom Pasca maturitas Bayi baru lahir pasca maturitas terlihat unik dengan tampilan kulit keriput, kulit mengelupas; tubuh yang panjang dan kurus menunjukkan wasting dengan ciri- ciri bayi matur dimana mata bayi terbuka, mudah terbangun dengan tampilan menua dan gelisah. Kulit keriput akan lebih terlihat pada telapak tangan dan kaki. Kuku biasanya terlihat panjang. Sebagian besar neonatus pasca maturitas tidak mengalami perhambatan pertumbuhan karena berat lahirnya jarang di bawah 10th persentil menurut usia kehamilan. Insidensi sindrom pasca maturitas pada bayi baru lahir pada minggu ke-41, 41 atau 43, secara berurutan belum ditentukan. Dari data yang ada, sindrom ini terjadi pada 10 hingga 20% kehamilan pada usia 42 minggu penuh. Oligohidroamnion meningkatkan kemungkinan terjadinya sindrom pasca maturitas. Trimmer dkk melaporkan bahwa 88 persen janin adalah postmatur jika terdapat oligohidramnion yang ditentukan oleh kantong cairan amnion vertikal maksimal melalui sonografi yang diukur; 1 cm pada 42 minggu. 1
  • 5. Gambar 1. Sindrom pasca maturitas.1 3.2. Disfungsi plasenta Banyak yang percaya bahwa kehamilan lewat waktu merupakan keadaan abnormal. Redman dan Staf menyatakan bahwa terbatasnya kapasitas plasenta yang ditandai oleh disfungsi sinsitiotrofoblas, menjelaskan risiko yang lebih besar dari sindrom pasca maturitas. Clifford menyatakan bahwa asosiasi perubahan kulit adalah akibat hilangnya efek protektif dari verniks kaseosa. Ia juga mengaitkan sindrom pasca maturitas dengan penuaan plasenta, meskipun tidak mengalami degenerasi plasenta secara histologis. Namun, konsep bahwa sindrom pasca maturitas berasal dari insufisiensi plasenta telah bertahan meskipun tidak adanya morfologi atau temuan kuantitatif. Terdapat temuan bahwa apoptosis plasenta secara signifikan lebih besar
  • 6. pada 41 sampai 42 minggu penuh dibandingkan dengan pada 36 sampai 39 minggu. Jazayeri dkk meneliti kadar eritropoietin pada 124 bayi baru lahir yang dilahirkan dari 37 hingga 43 minggu. Stimulator eritropoietin yang hanya diketahui ialah penurunan tekanan oksigen parsial. Dengan demikian, mereka menilai apakah oksigenasi janin berkurang akibat penuaan plasenta pada kehamilan lewat waktu. Semua ibu menjalani persalinan tanpa komplikasi. Peneliti ini menemukan bahwa kadar eritropoietin darah lebih tinggi pada kehamilan yang mencapai 41 minggu atau lebih. Walaupun skor Apgar dan studi asam-basa terlhat normal, peneliti ini menyimpulkan bahwa oksigenasi janin berkurang pada beberapa kehamilan lewat waktu. 1 3.3. Gawat janin dan Oligohidramnion Alasan utama peningkatan risiko janin pada kehamilan lewat waktu dilaporkan oleh Leveno dkk. Kedua jeopardi janin antepartum dan gawat janin intrapartum ditemukan menjadi akibat dari kompresi tali pusat yang berasosiasi dengan oligohidramnion. Beberapa peneliti melaporkan mengenai oligohidramnion dan kekentalan mekonium. Schaffer dkk mengimplikasikan adanya nuchal cord pada pola denyut nadi janin intra partum, meconium dan penurunan kondisi bayi baru lahir pada kehamilan lewat waktu. Volumen cairan amnion akan menurun setelah minggu ke-38 dan menjadi masalah. Pelepasan meconium pada cairan amnion yang sedikit mengakibatkan meconium yang kental dan tebal dan dapat mengakibatkan sindrom aspirasi meconium. Penurunan produksi urin berasosiasi dengan oligohidramnion. Penurunan aliran urin janin kemungkinan merupakan akibat dari adanya oligohidramnion yang
  • 7. membatasi janin dalam menelan. Oz dkk menggunakan Doppler menyimpulkan bahwa aliran darah renal janin menurun pada kehamilan lewat waktu yang dipersulit oleh oligohidramnion.1 3.4 .Restriksi pertumbuhan janin Kematian janin dalam rahim sering terjadi pada janin dengan pertumbuhan terhambat yang dilahirkan setelah usia kehamilan 42 minggu.1 3.5. Hormonal Produksi corticotrophin releasing hormone (CRH) plasenta berkaitan dengan panjang kehamilan. Sintesis CRH oleh plasenta meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan dan memuncak pada saat persalinan. Hal ini menunjukkan bahwa persalinan lewat waktu diakibatkan oleh perubahan mekanisme biologis yang meregulasi panjang kehamilan berkaitan dengan predisposisi yang diturunakan dari gen melalui jalur CRH. CRH dapat secara langsung menstimulasi produksi DHEA pada adrenal janin. Konsentrasi plasma CRH maternal berkaitan dengan konsentrasi estriol yang akan meningkat dengan meningkatnya CRH pada akhir kehamilan. CRH juga memiliki peran inhibisi dalam sintesis progresteron plasenta. Peningkatan konsentrasi progresteron plasma maternal yang terjadi selama kehamilan akan diperlambat saat akhir kehamilan dan bahkan turun. Efek progresteron yang menurun akan disertai peningkatan estriol yang mempromosikan kontraksi.2
  • 8. 4. Diagnosis Diagnosis kehamilan lewat waktu adalah berdasarkan perkiraan usia kehamilan. Penanggalan kehamilan harus divalidasi oleh dua atau lebih dari hal berikut ini: hari pertama haid terakhir, pemeriksaan kehamilan positif pada urin dalam 6 minggu setelah hari pertama haid terakir, terdeteksinya denyut jantung janin dengan Doppler pada usia kehamilan 10 hingga 12 minggu, tinggu fundus uteri pada umbilikus saat usia kehamilan 20 minggu, pemeriksaan panggul konsisten dengan hari pertama haid terakhir sebelum usia kehamilan 13 minggu dan pemeriksaan crown-rump length dengan ultrasonografi pada usia kehamilan 6 hingga 12 minggu atau diameter biparietal sebelum usia kehamilan 26 minggu.5 5. Penanganan 5.1. Penanggalan yang akurat pada kehamilan Penanggalan yang akurat pada kehamilan merupakan hal yang krusial dalam diagnosis dan penanganan kehamilan lewat waktu. Pemeriksaan rutin ultraosnografi untuk menentukan usia kehamilan menunjukkan penurunan kejadian diagnosis positif palsu dan dapat meminimalisir intervensi yang tidak diperlukan. Penanggalan menggunakan ultrasonografi saat trimester pertama lebih baik dibandingkan pada trimester kedua.3 5.2. Penanganan antepartum
  • 9. Walaupun beberapa intervensi diindikasikan untuk kehamilan lewat waktu, belum ditemukan kesepakatan metode dan waktu dari intervensi tersebut. Menurut pedoman di Australia, beberapa pertimbangan saat menentukan waktu untuk persalinan meliputi kematangan serviks, usia kehamilan dan pilihan ibu serta risiko ibu yang memilih penanganan ekspektan.6 5.2.1. Induksi persalinan Induksi persalinan dengan pematangan serviks merupakan salah satu pilihan penanganan pada kasus kehamilan lewat waktu. Walaupun semua ahli obstetri tahu apa yang disebut dengan serviks yang belum matang, istilah ini sayangnya menentang definisi objektif yang tepat.1 Perhatian khusus dalam melakukan induksi persalinan lewat waktu ialah overstimulasi uterus, gawat janin, kegagalan induksi dan peningkatan kejadian seksio sesarea. Induksi persalinan akan lebih mungkin berhasil apabila serviks matang.2 Dengan demikian, peneliti telah menggunakan kriteria yang berbeda untuk studi kehamilan lewat waktu. Harris dkk mendefinisikan serviks yang belum matang dengan skor Bishop <7 dan melaporkan hal ini terjadi dalam 92 persen wanita pada 42 minggu. Hannah dkk menemukan bahwa 40 persen dari 3407 wanita dengan kehamilan 41 minggu memiliki serviks yang belum terdilatasi. Pada studi dari 800 wanita yang menjalani induksi untuk kehamilan lewat waktu di Parkland Hospital, Alexander dkk. melaporkan bahwa wanita yang tidak mengalami dilatasi serviks memiliki tingkat persalinan seksio sesarea dua kali lipat lebih tinggi akibat distosia. Yang dkk menemukan bahwa panjang serviks ≤3 cm yang diukur dengan sonografi transvaginal merupakan prediksi terbaik untuk induksi persalinan. Dalam
  • 10. penelitian serupa, Vankayalapati dkk menemukan bahwa panjang serviks ≤25 mm adalah prediktif persalinan spontan atau induksi persalinan yang baik.1 Beberapa peneliti telah mengevaluasi prostaglandin E2 (PGE2) dan E1 (PGE1) untuk menginduksi wanita dengan serviks yang belum matang dalam kehamilan lewat waktu. The Maternal-Fetal Medicine Units network menemukan bahwa gel PGE2 tidak leih efektif dibandingkan placebo. Aleksander dkk memberikan PGE2 pada 393 wanita dengan kehamilan lewat waktu tanpa menghiraukan keadaan serviksnya dan melaporkan hampir setengah dari 84 wanita dengan dilatasi serviks dua hingga empat sentimeter masuk ke dalam fase persalinan dengan penggunaan PGE2 sendiri.1 Pemecahan selaput membran untuk menginduksi persalinan dan mencegah kehamilan lewat waktu dipelajari pada 15 studi uji acak. Boulvain dkk. melakukan metaanalisis dari data ini dan menemukan bahwa pemecahan ketuban pada usia kehamilan 38 hingga 40 minggu menurunkan frekuensi kehamilan lewat waktu. Walaupun angka infeksi ibu dan anak tidak meningkat, tindakan ini tidak mengubah angka persalinan seksio sesarea. Efek dari pemecahan ketuban adalah nyeri, perdarahan pervaginam dan kontraksi irregular tanpa persalinan.3 a. Induksi pada ibu dengan serviks matang Pada ibu dengan serviks matang, klinisi mengharapkan persalinan akan terjadi spontan dengan sendirinya dan bila dilakukan induksi, akan berhasil. Pada usia kehamilan 41-42 minggu, manfaat risiko induksi persalinan lebih banyak dibandingkan kerugian yang dapat ditimbulkannya. 2
  • 11. b. Induksi pada ibu dengan serviks yang belum matang Sekitar 80% ibu yang mencapai usia kehamilan 42 minggu memiliki skor Bishop <6. Penggunaan agen pematangan serviks untuk menginduksi persalinan pada kasus ini memiliki keuntungan pada keluarannya. Prostaglandin memicu dilatasi serviks dan dalat menginisiasi kontraksi. Walaupun demikian, penggunaannya dalam mengurangi angka seksio sesarea masih kontroversi. Dosis tinggi prostaglandin terutama PGE1 berasosiasi dengan peningkatan risiko takisistol uterin dan hiperstimulasi yang mengakibatkan hasil rancu pada pemeriksaan janin. Dosis 25-50 mikrogram intravaginal misoprostol direkomendasikan. Saat penggunaan prostaglandin, denyut jantung janin harus dimonitor secara berkala.2 c. Induksi persalinan pada ibu dengan riwayat seksio sesarea Persalinan per vaginam setelah seksio sesarea atau biasa disebut vaginal birth after caesarean delivery (VBAC) telah menjadi alternatif alasan untuk dilakukkannya pengulangan persalinan seksio sesarea bagi beberapa wanita. Risiko ruptur uterus tidak meningkat setelah usia kehamilan 40 minggu, namun risiko meningkat dengan penggunaan prostaglandin pada induksi persalinan. Masih terdapat bukti yang terbatas pada efektifitas dan keamanan VBAC setelah 42 minggu.2 5.2.2. Uji Janin/ Pemantauan Kesejahteraan Janin
  • 12. Ibu yang telah mencapai usia kehamilan 42 minggu dan memilih untuk melanjutkan kehamilannya dengan penanganan konseravatif harus dilakukan pemantauan kesejahteraan janin. Walaupun demikian, masih terdapat kontroversi dalam penanganan ekspektan ini.2 Pemantauan kesejahteraan janin dilakukan dengan mengevaluasi:3, 7 - Gerak janin setiap dua jam setiap hari - Nonstress testing tiga kali seminggu (menilai tonus jantung janin: reaktif bila >2 akselerasi dalam 20 menit [15 denyut per menit x 15 detik di atas garis dasar denyut nadi]; nonreaktif bila ≤2 akselerasi) - Penilaian volume cairan amnion dua atau tiga kali setiap minggu, dengan kantung <3 cm dianggap abnormal. Induksi persalinan mengakibatkan penurunan angka seksio sesarea dibandingkan pemantauan kesejahteraan janin. Pada studi analisis 22 uji coba, Gulmezoglu dkk menemukan bahwa induksi setelah 41 minggu berasosiasi dengan angka kematian perinatal dan sindrom aspirasi meconium yang lebih sedikit. Namun demikian, nuliparitas, usia ibu lanjut, dan obesitas merupakan faktor risiko kuat kehamilan lewat waktu dan seksio sesarea setelah induksi persalinan pada kehamilan lewat waktu.8 5.2.3. Strategi penanganan
  • 13. Jika usia kehamilan ibu tidak jelas, The American College of Obstetricians and Gynecologists merekomendasikan persalinan pada usia kehamilan 41 minggu dengan menggunakan perkiraan klinis terbaik usia kehamilan. Mereka juga merekomendasikan amniocentesis untuk maturitas paru janin. Pemeriksaan nonstress serta volume amnion diperlukan. Ibu dengan AFI ≤5 cm atau dengan laporan berkurangnya gerakan janin harus dilakukan induksi persalinan. Pada ibu yang yakin dengan usia kehamilannya, persalinan diinduksi setelah 42 minggu penuh. Hampir 90% wanita berhasil diinduksi dalam dua hari.1 5.2. Penanganan Intrapartum Persalinan merupakan waktu yang dapat membahayakan janin pada kehamilan lewat waktu. Dengan demikian, ibu yang telah diketahui kehamilannya telah lewat waktu, harus datang ke rumah sakit bila terdapat tanda- tanda persalinan. Denyut jantung janin dan kontraksi uterus harus dimonitor dengan alat elektronik untuk menentukan variasi dan keadaan janin. Pada saat persalinan, keputusan untuk dilakukannya amniotomi menjadi pertimbangan karena penurunan jumlah cairan amnion setelah amniotomi dapat meningkatkan kemungkinan kompresi tali pusat. Sebaliknya, setelah ruptur selaput ketuban, electroda dan kateter tekanan intrauterin dapat ditempatkan. Hal ini akan menunjukkan data denyut jantung janin dan kontraksi uterus yang lebih pasti. Amniotomi juga dapat membantu mengidentifikasi kekentalan mekonium. 1 Meconium yang kental pada cairan amnion harus diwaspadai. Viskositas dapat menunjukkan adanya oligohidramnion atau tidak. Aspirasi meconium yang kental
  • 14. dapat menyebabkan disfungsi paru berat dan kematian neonatus. Menurut the American College of Obstetricians and Gynecologists, amnioinfusion tidak mencegah bayi dari aspirasi meconium. Pada wanita nulipara dengan cairan amnion penuh meconium, pertimbangan harus dilakukan untuk melakukan persalinan seksio sesarea apabila persalinan diperkirakan akan berlangsung lama, terutama saat dicurigai adanya disproporsi sefalopelvik, hipotoni atau hipertonik uterus.1 Gambar 2. Algoritme penanganan kehamilan lewat waktu1 41 0/7 minggu Tanpa komplikasi Komplikasi Hipertensi/ oligohidramnion Induksi persalinan Pertimbangkan - Monitor janin - Pemecahan selaput ketuban - Induksi persalinan 420/7 – 426/7 minggu Induksi persalinan
  • 15. 6. Komplikasi Untuk mencegah komplikasi medis atau obstetri, kehamilan tidak direkomendasikan melebihi 42 minggu. Pada keadaan tersebut, persalinan lebih awal lebih dipilih. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan lewat waktu adalah sebagai berikut. 1 6.1. Oligohidramnion Sebagian besar studi klinis mendukung pandangan bahwa penurunan cairan amnion yang ditentukan oleh beberapa metode sonografi dapat mengidentifikasi janin pada kehamilan lewat waktu dengan berbagai risiko tinggi. Tidak adanya metode pasti untuk menentukan penurunan cairan amnion dan banyaknya kriteria diagnosis sonografi yang berbeda telah dikemukakan membatasi peneliti dalam studinya. Fischer dkk mencoba untuk menentukan kriteria mana yang paling prediktif menentukan keluaran normal ataupun abnormal pada kehamilan lewat waktu. Seperti pada gambar 2, semakin kecil kantung cairan amnion, semakin besar kemungkinan adanya signifikansi klinis oligohidramnion. Volume cairan amnion normal tidak menunjukkan keluaran yang buruk. Alfirevic dkk. secara acak memilih 500 wanita dengan kehamilan lewat waktu untuk dinilai dengan menggunakan indeks cairan amnion (AFI) atau kedalaman kantung vertikal. Mereka menyimpulkan bahwa AFI menaksir terlalu tinggi sejumlah keluaran abnormal pada kehamilan lewat waktu. 1
  • 16. Gambar 3. Perbandingan nilai prognostik beberapa perkiraan sonografik volume cairan amnion pada kehamilan lewat waktu1 Di samping kriteria yang digunakan untuk mendiagnosis oligohidramnion pada kehamilan lewat waktu, sebagian besar peneliti telah menemukan insidensi yang lebih tinggi pada gawat janin saat persalinan. Clement dkk melaporkan enam kehamilan lewat waktu dengan volume cairan amnion yang berkurang secara signifikan dalam 24 jam dan ditemukan janin yang mati pada salah satunya. 1 6.2. Makrosomia Kecepatan peningkatan berat janin memuncak pada skitar minggu ke-37. Walaupun kecepatan pertumbuhan melambat pada saat itu, sebagian besar janin terus mengalami pertambahan berat. Menurut Duryea dkk, persentil ke 95 pada usia kehamilan 42 minggu
  • 17. ialah 4475 g. The American College of Obstetricians and Gynecologists menyimpulkan bahwa tanpa adanya diabetes, persalinan per vaginam bukan merupakan kontraindikasi wanita dengan berat perkiraan janin hingga 5000 gram. Masalah yang jelas dengan semua rekomendasi tersebut adalah variasi substantif dalam estimasi berat janin. 1 6.3. Mortalitas dan morbiditas perinatal Tingkat kematian janin dalam rahim, kematian bayi baru lahir dan morbiditas pada bayi meningkat setelah terlewatnya tanggal taksiran persalinan. 1 Maternal Perinatal Makrosomia janin Oligohidramnion Preeklamsi Seksio sesarea Distosia Jeopardi janin Distosia bahu Perdarahan pasca partum Laserasi perineum Kematian janin dalam rahim Sindrom pasca maturitas Perawatan di NICU Aspirasi meconium Kejang neonatus Ensefalopati hipoksik-iskemik Cedera persalinan Obesitas pada anak NICU = neonatal intensive care unit Tabel 2. Keluaran yang merugikan pada ibu dan anak berkaitan dengan kehamilan lewat waktu1 Beberapa penyebab kematian pada janin meliputi hipertensi gestasional, persalinan lama dengan disproporsi panggul, cedera persalinan dan ensefalopati hipoksik iskemik seperti pada tabel 2. Aleksander dkk meneliti 56.317 kehamilan tunggal yang dilahirkan ≥40 minggu antara 1988 dan 1998 di Rumah Sakit Parkland. Persalinan diinduksi pada 35%
  • 18. kehamilan setelah 42 minggu penuh. Angka persalinan seksio sesarea akibat distosia dan gawat janin secara signifikan lebih tinggi pada 42 minggu dibandingkan usia kehamilan yang lebih rendah. Lebih banyak bayi baru lahir dari kehamilan lewat waktu yang dirawat di unit rawat intensif dibandingkan mereka yang lahir <42 minggu. Insidensi kejang nenonatus dan kematian meningkat dua kali lipat pada usia kehamilan 42 minggu. Menurut Smith, persalinan pada usia kehamilan 38 minggu memiliki risiko terendah indeks kematian perinatal.1 7. Pencegahan Beberapa intervensi yang kurang invasif telah direkomendasikan untuk mencegah induksi persalinan dan onset persalinan spontan pada saat aterm. Intervensi ini meliputi pemecahan selaput ketuban, hubungan seksual tanpa proteksi, stimulasi puting dan akupuntur.3 Pemecahan selaput ketuban merupakan teknik sederhana yang sering dilakukan pada pasien rawat jalan. Teknik ini dapat menginduksi persalinan dengan meningkatkan produksi prostaglandin lokal dan memicu persalinan, dengan demikian mengurangi usia kehamilan. Pemecahan selaput ketuban pada usia kehamilan 40 minggu atau lebih secara signifikan mengurangi bukan hanya insidensi kehamilan lewat waktu namun juga frekuensi penggunaan metode lain untuk induksi persalinan. Tidak terdapat bukti bahwa pemecahan selaput ketuban meningkatkan risiko infeksi maternal dan neonatal, atau kejadian ruptur membran prematur. Walaupun demikian, kenyamanan ibu saat pelaksanaan prosedur dan beberapa efek samping harus diseimbangkan dengan manfaat yang didapatkan sebelum melakukan intervensi ini.3
  • 19. Hubungan seksual dipercaya dapat mempercepat onset persalinan. Mekanisme hal ini masih belum jelas namun diperkirakan akibat adanya stimulasi fisik pada segmen bawah rahim yang memicu pelepasan oksitosin endogen akibat orgasme atau efek langsung dari prostaglandin dari semen. Akupuntur belum dijadikan pilihan definitif karena masih membutuhkan data dan evaluasi lebih lanjut. Stimulasi payudara diperkirakan dapat memicu persalinan serta berkaitan dengan stimulasi serviks yang terjadi pada persalinan.2 Beberapa reviu sistematik yang mengevaluasi intervensi dengan tujuan untuk mencegah atau memperbaiki keluaran persalinan lewat waktu menunjukkan bahwa pemecahan selaput ketuban yang dilakukan dari usia kehamilan 38 hingga 40 minggu dan selanjutnya menurunkan frekuensi kehamilan lewat waktu. Pemecahan selaput ketuban merupakan satu- satunya intervensi yang sudah terbukti mengurangi kejadian kehamilan lewat waktu.3 Rekomendasi9 - Usia kehamilan harus dinilai secara akurat dengan ultrasonografi, lebih dipilih menggunakan pengukuran CRL pada trimester pertama (A) - Penilaian kondisi ibu dan janin direkomendasikan pada usia kehamilan 41 minggu penuh untuk mengidentifikasi faktor risiko (B) - Setelah usia kehamilan 41 minggu penuh, induksi rutin atau penanganan ekspektan dapat ditawarkan pada ibu (A) - Jika terdapat faktor risiko spesifik, persalinan harus segera dilakukan (B)
  • 20. - Informasi lengkap mengenai risiko dan manfaat kedua strategi penanganan harus diberikan (B) - Jika dipilih untuk dilakukan induksi, pematangan serviks dapat dilakukan (B) - Jika dipilih untuk dilakukan penanganan ekspektan, lakukan monitoring ketat kondisi ibu dan janin (B) - Monitoring janin intrapartum direkomendasikan saat melakukan persalinan (B) - Induksi pada bayi dengan makrosomia tidak direkomendasikan (A) - Asistens neonatologi harus hadir saat persalinan (B)
  • 21. DAFTAR PUSTAKA 1. Cunningham GF. Williams Obstetrics. 25 ed. New York: McGraw-hill Education; 2018. 832-43 p. 2. Galal M, Symonds I, Murray H, Petraglia F, Smith R. Postterm pregnancy. FVV IN OBGYN. 2012;4(3):175-87. 3. Luesley DM, Kilby MD. Obstetrics & Gynaecology: An Evidence-based Text for MRCOG, Third Edition. 3 ed. Florida: CRC Press; 2016. 310-4 p. 4. Beckmann CRB, Gynecologists ACO. Obstetrics and Gynecology. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. 220 p. 5. Hurt KJ, Guile MW, Bienstock JL, Fox HE, Wallach EE. The Johns Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics. Philadelphia: Wolters Kluwer Health; 2012. 119 p. 6. Government of Health. Clinical Guideline Prolonged Pregnancy. Australia: Government of South Australia; 2017. 7. Wang M, Fontaine P. Common questions about late-term and postterm pregnancy. American family physician. 2014;90(3):160-5. 8. Roos N, Sahlin L, Ekman-Ordeberg G, Kieler H, Stephansson O. Maternal risk factors for postterm pregnancy and cesarean delivery following labor induction. Acta obstetricia et gynecologica Scandinavica. 2010;89(8):1003-10. 9. Mandruzzato G, Alfirevic Z, Chervenak F, Gruenebaum A, Heimstad R, Heinonen S, et al. Guidelines for the management of postterm pregnancy. J Perinat Med. 2010;38(2010):111-9.