Pasien mengalami ketuban pecah dini pada kehamilan aterm dengan letak lintang dan riwayat sectio caesarea sebelumnya, yang mendapat tatalaksana observasi kondisi ibu dan janin serta pemberian antibiotik sebelum rencana sectio caesarea untuk persalinan.
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
BST OBGYN.pptx
1. Hamil aterm + Ketuban Pecah Dini
+ Letak Obliq
+Bekas Sectio Caesaria 1x
Hanna Saskia
Pembimbing: dr. Paryanto, Sp.OG, MARS
BED SITE TEACHING
2. Pendahuluan
• Ketuban pecah dini atau Premature Rupture Of Membrane (PROM)
adalah pecahnya selaput ketuban yang terjadi sebelum terjadinya
persalinan.
• Etiologi pada sebagian besar kasus dari KPD hingga saat ini masih
belum diketahui.
• Letak lintang sumbu panjang janin kira-kira tegak lurus dengan
sumbu panjang tubuh ibu di dalam uterus dengan kepala pada sisi
yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain.
4. Identitas Pasien
• Nama : Ny. R • Nama Suami : Tn. M
• Usia : 24 tahun • Usia : 25 tahun
• Suku :Batak/ Indonesia • Suku /bangsa : Indonesia
• Alamat : Parinsoran, Tapanuli
Sumatera Utara
• Alamat :Tapanuli Sumatera
Utara
• Pekerjaan : IRT • Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : S1 • Pendidikan : S1
• Agama : Kristen • Agama : Kristen
• MRS : 11 Juli 2022
Identitas Suami
6. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke IGD RSUD Raden Mattaher dengan keluhan keluar
air-air dari jalan lahir sejak ± 5 jam SMRS.
Cairan berwarna jernih, berbau khas. Tidak ada lendir, tidak ada
darah.
Tidak disertai dengan keluhan perut terasa mules
Demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), riwayat trauma (-),
Riwayat berhubungan intim baru baru ini (-)
BAB dan BAK tidak ada keluhan
7. Riwayat Perjalanan Penyakit
HPHT tanggal 15 Oktober 2021.
Rutin ANC ke praktik dokter sebanyak 6 kali.
Pasien mengatakan bahwa sebelum ke IGD RSUD Raden Mattaher, pasien
konsul kehamilan ke dokter spesialis obgyn, dokter mengatakan yang keluar
adalah air ketuban dan bayi letak lintang
8. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Riwayat penyakit jantung
- Riwayat hipertensi
- Riwayat DM
- Riwayat asma
- Riwayat hipertiroid
- Riwayat operasi
: -
: -
: -
: -
: -
: -
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Riwayat asma
- Riwayat hipertensi
- Riwayat DM
- Riwayat penyakit jantung
- Riwayat hipertiroid
: -
: -
: -
: -
: -
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal bersama suami dan
orangtuanya.
9. Paritas : G2P1A0 Warna haid : Merah segar
HPHT : 15 Oktober 2021 Bau haid : Anyir
TP : 22 Juli 2022 Riwayat Persalinan : Ini
ANC : 6 kali Riwayat menikah : Menikah, 1x
UK : 38 minggu Riwayat KB : KB Suntik/3 bulan
Menarche : Umur 14 tahun ANC : 6 X
Siklus haid : Teratur, 28-30 hari
Lama haid : 4-5 hari
Dismenore : Tidak ada
Riwayat Obstetri
10. No Tahun
partus
UK JP Penolong Penyulit Anak
JK BB
1. 2020 38 mgg Sectio
Caesaria
Dokter Letak
lintang
Laki-laki 3. 300
gram
Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
11. Pemeriksaan Fisik
TANDA VITAL
▰ KU : Sedang
▰ Kesadaran : Composmentis (E4V5M6)
▰ Nadi : 80 x/menit
▰ TD : 120/80 mmHg
▰ RR : 21 x/menit
▰ Suhu : 36,8 C
▰ BB sebelum hamil : 58 kg
▰ BB saat hamil : 68 kg
▰ Tinggi badan : 160 cm
12. Status Generalisata
● Kepala : Normocephale, rambut hitam, tidak mudah dicabut
● Mata : Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik-/-
● THT : Dalam batas normal
● Leher : Pembesaran KGB(-)
● Thorak : Pergerakan dada simetris statis dan dinamis
● Pulmo : Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing-/-
● Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)
● Abdomen : Cembung, bising usus (+), Nyeri tekan (-), Bekas luka operasi (-)
● Ekstremitas superior : Akral hangat, edema -/-, sianosis -/-
● Ekstremitas inferior : Akral hangat, edema -/-, sianosis-/-
13. PEMERIKSAAN OBSTETRI
INSPEKSI
Muka
Dada
: Cloasma gravidarum (+), edema (-)
: Pembesaran mammae simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi areola
mammae (+)
Abdomen : Striae gravidarum (+), linea nigra (+), sikatrik (-), bekas luka operasi (+)
Vulva : Labia mayor/minor simetris, pembengakakan kel. Bartholini (-)
PALPASI
Leopold 1 : TFU 34 cm dan teraba bagian-bagian kecil (Ekstremitas)
Leopold 2 : Teraba bagian bulat melenting di sisi kiri ibu dan lunak simetris di sisi kanan
ibu (Kiri: Kepala, Kanan: Bokong)
Leopold 3 : Teraba bagian datar seperti papan (punggung)
15. Portio
Pendataran
Pembukaan
Ketuban
Bagian terbawah
Penurunan Kepala
Penunjuk
Lendir darah
: Posisi anterior, tebal, konsistensi
lunak
: 30%
: 2 cm
: -
: -
: -
: -
: -
PEMERIKSAAN DALAM
16. Pemeriksaan Penunjang
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
HASIL SATUAN NILAI
RUJUKAN
Darah Rutin (11 Juli 2022) Pukul 09.00 WIB
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Leukosit
10.6
30.9
3.89
79.4
27.3
34.3
241.
8.72
g/dL
%
x10^6/UL
fL
pg
g/dL
x10^3/UL
x10^3/UL
13.4-15.5
34.5-54
4.0-5.0
80-96
27-31
32-36
150-450
4.0-10.0
Kimia Klinik (11 Juli 2022)
GDS 71 mg/dl <200
17. “
Hamil aterm dengan Ketuban Pecah Dini + Letak
lintang + Bekas Sectio Saecaria 1 x
Diagnosis
18. TATALAKSANA
• Observasi KU dan TTV
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
• Rencana SC
PROGNOSIS
• Quo ad vitam: Dubia ad bonam
• Quo ad functionam: Dubia ad bonam
• Quo ad sanationam: Dubia ad bonam
19. LAPORAN OPERASI
Nama dokter : dr. Essy Octavia, Sp.OG
Diagnosa pre operatif : Hamil aterm
dengan Ketuban Pecah Dini + Letak lintang
+ Bekas SC 1x
Diagnosa post operatif :P2A0 post SC atas
indikasi KPD + Letak lintang + BSC 1x
Tanggal operasi : Senin, 11 Juli 2022,
pukul 11.00 WIB
1. Pasien dalam posisi terlentang dengan spinal anestesi
2. Dilakukan tindakan asepsis antisepsis pada lapangan operasi
3. Lapangan operasi diperkecil dengan duk steril
4. Dilakukan insisi pfanenstiel, tampak cairan abdomen penuh
menutupi abdomen
5. Dilakukan insisi pada segmen bawah rahim.
6
. Traksi pada kaki posterior sampai kedua kaki lahir, lahir bayi
JK : Laki-laki BB : 3.300gr PB : 48cm A/S : 8/9, anus (+). Pukul
: 11.00 WIB
7. Plasenta dilahirkan secara manual utuh
8. Cavum uteri dibersihkan dengan kassa betadine
9. Uterus di jahit lapis demi lapis
10. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis
11. Operasi selesai
20. Tanggal Follow up
11/07/2022 S
O
A
P
Nyeri luka bekas SC
KU : Sedang; TD: 100/60 mmHg; HR: 102 x/i; RR: 22 x/i; T: 36,9oc P1A0
post SC hari ke 1 atas indikasi Ketuban Pecah Dini + Letak Obliq
IVFD RL20 tpm
Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
Inj. Metronidazole 3 x 500mg
Inj. Ketorolac 3 x 1 gr
12/07/2022 S
O
A
P
Nyeri luka bekas SC
KU : Sedang, TD: 100/60 mmHg; HR: 100 x/i; RR: 22 x/i; T: 36,9oc P1A0
post SC hari ke 2 atas indikasi Ketuban Pecah Dini + Letak Obliq
IVFD RL 20 tpm
PO Ciprofloxacin 2 x 500 mg
PO Metronidazole 3 x 500 mg
PO Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Rencana pulang
21. ANALISIS KASUS
ANAMNESIS TEORI
Keluhan keluar air-air dari jalan lahir
sejak ± 5 jam SMRS.
Cairan berwarna jernih, berbau khas.
Tidak ada lendir, tidak ada darah.
Tidak disertai dengan keluhan perut
terasa mules
Demam (-), mual (-), muntah (-), nyeri
kepala (-), riwayat trauma (-)
BAB dan BAK tidak ada keluhan
Riwayat berhubungan intim baru-baru ini
(-)
Riwayat SC 1x
Ambil anamnesis yang cermat untuk
menentukan adanya kebocoran cairan,
termasuk jumlah, waktu, bau, ketekunan,
dan warna
Tanyakan adakah kontraksi uterus,
perdarahan pervaginam, baru saja
intercourse (berhubungan intim/coitus),
atau adakah demam.
22. ANALISIS KASUS
PEMERIKSAAN FISIK TEORI
Tanda vital ibu stabil
Status generalisata dalam batas normal
Status obstetri
Pemeriksaan Leopolod kesan: letak lintang
Pemeriksaan dalam:
Portio: Posisi anterior, tebal, konsistensi
lunak, pendataran 30% pembukaan 2 cm
Tentukan adanya tanda-tanda infeksi:
demam, takikardi. Hal ini untuk menentukan
Langkah tatalaksana selanjutnya pada KPD
Pemeriksaan ispekulo secara steril adalah
langka pemeriksaan pertama dengan
kecurigaan KPD: keluar cairan dari OUE.
Periksa warna, bau dan pHnya.
Dilakukan pemeriksaan dalam untuk
mengetahui adanya pembukaan atau tidak.
Pemeriksaan dalam vagina dibatasi untuk
mencegah infeksi
23. ANALISIS KASUS
PEMERIKSAAN PENUNJANG TEORI
Pemeriksaan laboratorium darah rutin
dalam batas normal. Hb: 10,6 g/dL,
Trombosit: 241.x10^3/UL, Leukosit:
8.72x10^3/UL
Ada bukti ilmiah yang muncul bahwa
penanda infeksi (C-reactive protein (CRP)
dan jumlah sel darah putih merupakan
prediksi infeksi neonatal onset dini.
24. ANALISIS KASUS
TATALAKSANA TEORI
• Observasi KU dan TTV
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
• Rencana SC
Tatalaksana KPD usia kehamilan > 37
minggu
Tatalaksana janin letak lintang
Tatalaksana persalinan bekas SC
26. ANALISIS KASUS
TATALAKSANA TEORI
• Observasi KU dan TTV ibu, DJJ janin
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
• Rencana SC
Manajemen KPD di segala usia kehamilan:
Konfirmasi diagnosis
Nilai kesejahteraan ibu dan janin
Menentukan adanya kondisi terkait yang memerlukan
manajemen bersama atau adanya indikasi untuk segera
melahirkan janin.
Hindari pemeriksaan digital jika memungkinkan. Jika
direncanakan manajemen ekspektan, serviks dapat
dinilai selama uji spekulum. Jika wanita tersebut dalam
proses persalinan, penilaian serviks digital diindikasikan.
Tentukan presentasi janin menggunakan USG jika
penilaian abdomen tidak meyakinkan.
27. ANALISIS KASUS
TATALAKSANA TEORI
• Observasi KU dan TTV ibu, DJJ
janin
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
• Rencana SC
Hindari pemeriksaan serviks digital hingga induksi dimulai atau
persalinan telah dimulai
Kaji adanya infeksi: lakukan kultur, jika ada indikasi
Antibiotik untuk profilaksis streptokokus Grup B (GBS), jika
diindikasikan
Ampicilin 2 g IV/6 jam dan eritromisin 250 mg IV/6 jam selama 2
hari diikuti amoxcicilin 250 mg PO/8 jam dan eritromisin 250 mg
PO/8 jam. (PNPK KPD-POGI 2016)
Bukti saat ini mendukung induksi persalinan (IOL) dengan oksitosin
untuk semua Wanita dengan KPD daripada manajemen ekspektan
CS jika ada kontraindikasi untuk IOL dan / atau kelahiran vaginam
28. ANALISIS KASUS
TATALAKSANA TEORI
• Observasi KU dan TTV ibu, DJJ
janin
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
• Rencana SC
Vaginal birth after caesarian (VBAC) atau persalinan pervaginam
setelah operasi caesar adalah persalinan pervaginam setelah
menjalani persalinan Caesar pada persalinan sebelumnya.
Asosiasi profesional, termasuk Society of Obstetricians and
Gynecologists of Canada, Royal College of Obstetricians and
Gynecologists, dan American Congress of Obstetricians and
Gynecologists, merekomendasikan agar trial of labour after
Caesarean (TOLAC) atau percobaan persalinan setelah bedah
caesar disarankan kepada ibu hamil yang memenuhi syarat.
29. ANALISIS KASUS
TATALAKSANA TEORI
• Observasi KU dan TTV ibu, DJJ
janin
• IVFD RL 500 cc 20 tpm
• Inj. Ceftriaxone 1 x 2 gr
• Rencana SC
Persayaratan untuk persalainan setelah kelahiran Caesar
sebelumnya:
Presntasi kepala
Laporan operasi sebelumnya
Jika laporan operasi tidak tersedia: TOLAC dapat diterima jika
keadaan klinis bedah caesar sebelumnya menyarankan insisi
segmen bawah yang tidak rumit
Tidak ada kontraindikasi untuk kelahiran vagina
31. □Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban (amnion
dan korion) tanpa diikuti persalinan pada kehamilan aterm atau
pecahnya ketuban pada kehamilan preterm. KPD merupakan
masalah obstetri, dan 30% terjadi pada kehamilan preterm.
KETUBAN PECAH DINI
32. Angka kejadian KPD berkisar dari sekitar 5%
sampai 10% dari semua persalinan, dan
prevalensinya terjadi pada sekitar 3% dari
semua kehamilan. Sekitar 70% kasus KPD
terjadi pada kehamilan aterm, tetapi di pusat
rujukan, lebih dari 50% kasus dapat terjadi
pada kehamilan prematur. KPD adalah
Penyebab sekitar sepertiga dari semua
kelahiran prematur.
Epidemiologi
33. Etiologi
Infeksi Traktus
Urinarius dan Genital
Termasuk PMS
Infeksi
Intrauterin
Status Sosial Ekonomi
Rendah
Peregangan Uterus dan
Saccus Amniotik yang
Berlebihan
Defisiensi Vitamin C Faktor umur dan paritas
2 3
4 5 6
1
34. ● Serviks inkompeten.
● Ketegangan rahim yang berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion.
● Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.
● Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah
belum masuk pintu atas panggul, disproporsi sefalopelvik.
● Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
● Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput
ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah
Etiologi Multifaktorial
35. Pecahnya selaput ketuban saat persalinan disebabkan oleh
melemahnya selaput ketuban karena kontraksi uterus dan
peregangan yang berulang.
Pada KPD terjadi perubahan seperti penurunan jumlah jaringan
kolagen dan terganggunya struktur kolagen, serta peningkatan
aktivitas kolagenolitik. Yang terutama disebabkan oleh matriks
metalloproteinase (MMP).
Gangguan nutrisi merupakan salah satu faktor predisposisi adanya
gangguan pada struktur kolagen yang diduga berperan dalam
ketuban pecah dini.
Patofisologi
37. 1
Keluar Cairan
dari Vagina
2
Keluar cairan
setelah
kehamilan 22
minggu
3
Terjadi sebelum
persalinan
4
Dapat terjadi
pada preterm
maupun aterm
Gejala Klinis
38. ditanyakan
intercourse
memastikan
Anamnesis
Pada umumnya pasien datang dengan keluhan keluarnya cairan dari kemaluan.
Cairan dapat keluar mendadak dan banyak atau perlahan dan sedikit. Juga perlu
adakah kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, baru saja
(berhubungan intim/coitus), atau
kapan taksiran persalinan sebab
adakah demam. Penting
informasi ini mempengaruhi
pengobatan selanjutnya
Diagnosis
39. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi)
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina,
bila ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan
ini akan lebih jelas.
Diagnosis
41. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam dilakukan untuk menentukan penipisan dan dilatasi
serviks. Pemeriksaan vagina juga mengidentifikasikan bagian presentasi
janin dan menyingkirkan kemungkinan prolapse tali pusat. Periksa
dalam harus dihindari kecuali jika pasien jelas berada dalam masa
persalinan atau telah ada keputusan untuk melahirkan.
Diagnosis
42. uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang
(oligohydramions atau anhydramions). Oligihydramions ditambah
sedikit
dengan
anamnesis dari pasien bisa membantu diagnosis tapi bukan menegakkan
diagnosis rupturnya membran fetal. Selain itu dinilai Amniotic fluid index (AFI),
presentasi janin, berat janin, dan usia janin.
USG
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam kavum
Diagnosis
45. Tatalaksana Konservatif
Di RS
48 jam: Ampisilin 2gr IV
per 6 jam dan Eritromsin
250mg IV per 6 jam.
Jika usia kehamilan
< 24 minggu
Deksametason 6 mg
i.m setiap 12 jam
selama 2 hari
Jika usia
kehamilan 24-
34 minggu
Pasien dengan KPD
>24 jam
2 3
4 5
1
Rawat
Tetap dalam perawatan
Rawat Inap
Konseling
Neonatolog
Antibiotik
Kortikosteroid
5 hari: Per oral Amoksisilin 250
mg per 8 jam dan Erytromycin
base-enteric 333 mg per 8 jam
6
46. PERSALINAN
dipikirkan pada
usia gestasi 34
minggu
ANTIBIOTIK
Kehamilan >37
minggu berikan
antibiotik untuk
profilaksis
streptococcus B jika
diperlukan dan
terminasi kehamilan.
TOKOLISIS
Tidak di
rekomendasikan
TatalaksanaAktif
48. DEFINISI:
• Letak lintang kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin
melintang terhadap sumbu panjang ibu (termasuk di dalamnya bila janin
dalam posisi oblique).
• Letak oblique kehamilan atau dalam persalinan sumbu panjang janin miring
terhadap sumbu panjang ibu
• Jika sudut yang dibentuk kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, yang
terdiri dari deviated head presentasion (letak kepala mengolak) dan deviated
breech presentation (letak bokong mengolak).
• Letak lintang oblik biasanya hanya terjadi sementara karena kemudian akan
berubah menjadi posisi longitudinal atau letak lintang saat persalinan.
• Di Inggris letak lintang oblik dinyatakan sebagai letak lintang yang tidak stabil.
49. Bentuk dari uterus yang tidak normal
Dinding abdomen teregang secara berlebihan
Pada janin prematur
Adanya plasenta atau tumor di jalan lahir
Cairan amnion berlebih (hidramnion) dan kehamilan kembar
Bentuk panggul yang sempit
1
2
3
4
5
6
Menurut letak kepala terbagi atas:
• Lli I : kepala di kiri
• Lli II : kepala di kanan
Menurut posisi punggung terbagi atas:
• dorso anterior (di depan)
• dorso posterior (di belakang)
• dorso superior (di atas)
• dorso inferior (di bawah)
50. Pemeriksaan leopold pada letak lintang
• Pada ibu: Rupture uteri, partus lama,
ketuban pecah dini, dan infeksi
intrapartum
• Pada janin : Prolapses funiculi, trauma
partus, dan hipoksia
52. ANALISIS KASUS
Pada kasus, berdasarkan anamnesis didapatkan
keluhan yang sesuai dengan teori, yaitu pasien
mengeluhkan keluar air-air dari jalan lahir sejak ± 4
hari SMRS hingga membasahi kain. Air-air tersebut
jernih dan berbau khas. ± 5 jam SMRS, disertai
keluar darah, darah merah segar, encer. Selain itu,
pasien mengeluhkan keluar lendir, berwarna
kekuningan.
TEORI
Berdasarkan teori, diagnosis KPD 90% dapat
ditegakkan melalui anamnesis. Berdasarkan
teori anamnesa
merasa basah
pasien dengan KPD
pada jalan lahir
yaitu
atau
mengeluarkan cairan yang banyak berwarna
putih jernih,
sedikit-sedikit
keruh, hijau, atau kecoklatan
atau sekaligus banyak, secara
tiba-tiba dari jalan lahir. Keluhan tersebut
dapat disertai dengan demam jika sudah ada
infeksi.
ANAMNESIS
53. Pada
umum dalam batas normal,
kasus, pemeriksaan fisik secara
baik
pemeriksaan tanda vital, maupun status
belum didapatkan
generalisata dari pasien. Pada pasien
adanya tanda-tanda
infeksi. Suhu pasien normal yaitu 36,8 C.
Denyut nadinya juga dalam batas normal,
yaitu 80 kali per menit. Tekanan darah
pasien juga dalam batas normal yaitu
120/80mmHg.
pada kasus
Berdasarkan teori, pemeriksaan fisik
KPD ini penting untuk
menentukan ada tidaknya tanda-tanda
infeksi pada ibu. Hal ini terkait dengan
penatalaksanaan KPD selanjutnya
dimana risiko infeksi ibu dan janin
meningkat pada KPD. Umumnya dapat
terjadi korioamnionitis sebelum janin
terinfeksi. Selain itu juga didapatkan
adanya nadi yang cepat. Tetapi pada
kasus ini tidak didapatkan sehingga
belum ada tanda-tanda infeksi pada
ibu.
Analisa Masalah
Pemeriksaan Fisik TEORI
54. PEMERIKSAAN FISIK
Pada saat di lakukan pemeriksaan
dalam pada pasien ini belum dapat
mengevaluasi ketuban karena
pembukaan portio masih 2 cm,
dengan konsistensi tebal lunak,
ketuban (+).
TEORI
Pemeriksaan dalam pada saat pasien
datang pertama kali adalah penting
untuk menilai apakah sudah ada
pembukaan sehingga pasien berada
dalam kondisi inpartu.
Pada pasien KPD akan tampak cairan
keluar dari vagina. Cairan yang keluar
dari vagina tidak keruh dan berbau
menunjukkan belum adanya proses
infeksi.
ANALISIS KASUS
Pooling pada Pemeriksaan Inspekulo cairan amnion dari forniks posterior
mendukung diangnosis KPD
55. ANALISIS KASUS
USG
Didapatkan kesan janin tunggal, letak
obliq, KPD.
TEORI
Letak obliq adalah bila dalam
kehamilan atau dalam persalinan
sumbu panjang janin miring
terhadap sumbu panjang ibu.
56. ● Oksigen 2 liter
● Pasang akses intravena, IVFD Ringer laktat
20 gtt/menit
● Observasi KU,TTV, His, DJJ
● Injeksi Ceftriaxone 1x2gram
● Persiapan operasi SC
● TEORI
● Rawat di rumah sakit.
● Berikan antibiotic
● Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum
inpartu, tidak ada infeksi : beri
deksametason, observasi tanda-tanda
infeksi dan kesejahteraan janin. Terminasi
pada kehamilan 37 minggu.
● Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada
infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
● Seksio sesarea dilakukan secara elektif
● atau primer
Analisa Masalah
Tatalaksana
57. • Keluhan berupa keluar air-air dari jalan lahir sejak ±
4 hari SMRS. ± 5 jam SMRS, disertai keluar darah,
darah merah segar, encer, pasien mengeluhkan
keluar lendir, berwarna kekuningan.
• Dari pemeriksaan fisik didapatakan inspeksi perut ibu
terlihat melebar, terdapat bekas operasi section
caesaria, tinggi fundus uteri 34 cm dengan
usia kehamilan 38 minggu, posisi kepala teraba di
sebelah kiri perut ibu, denyut jantung janin 140
x/menit, reguler, terdengar di sekitar umbilicus,
pemeriksaan VT didapatkan pembukaan 2 cm
• Pemeriksaan USG : kesan letak obliq
G2P1A0 Hamil 38
Minggu Inpartu Kala
1 Fase Laten dengan
Ketuban Pecah Dini
+ JTH Intrauterin
Letak Obliq +
BSC 1x
58. Kesimpulan
Ketuban pecah dini merujuk pada keadaan pasien dengan usia gestasi lebih dari 37
minggu dan menunjukkan pecah ketuban sebelum terjadinya persalinan.
Penyebab pasti KPD belum diketahui secara pasti, namun diduga beberapa faktor
yang dapat menyebabkan KPD adalah sebagai berikut: infeksi traktus urinarius dan
genital, termasuk penyakit menular seksual, infeksi intrauterin, status sosial ekonomi
yang rendah, peregangan uterus dan saccus amniotik yang berlebihan, defisiensi
vitamin c, faktor umur dan paritas
Letak lintang (transverse lie) adalah bila sumbu memanjang janin menyilang sumbu
memanjang ibu secara tegak lurus atau mendekati 90°. Jika sudut yang dibentuk
kedua sumbu ini tajam disebut oblique lie, yang terdiri dari deviated head
presentasion (letak kepala mengolak) dan deviated breech presentation (letak bokong
mengolak). Karena biasanya yang paling rendah adalah bahu, maka dalam hal ini
disebut juga shoulder presentation.