SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Download to read offline
8/3/2014

[117] Merebaknya Political Hybrid

Merebaknya Political Hybrid
Wednesday, 19 Feb ruary 2014 07:33
Izzuddin Abdul Hakim, Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Bayangkan sebuah dunia politik, yang di dalamnya tidak ada ruang politik, melainkan ruang digital politik; tidak ada
kebenaran politik, melainkan manipulasi politik; tidak ada kepercayaan politik, melainkan perdayaan politik; tidak ada
realitas politik, melainkan fatamorgana politik; tidak ada kebajikan politik, melainkan permainan bebas politik; tidak ada
transendensi politik, melainkan imanensi politik. (Yasraf, 2006)
Itulah yang disebut Yasraf Amir Piliang sebagai political hyb rid, ketika politik berkelindan dengan media, budaya, seni, dan
sebagainya yang menciptakan semacam ‘daerah abu-abu’. Di dalam daerah ini, tidak ada sebuah entitas pun yang berada
dalam kondisi yang murni, steril, tak tercemar, asli, atau orisinal, disebabkan setiap entitas telah terkontaminasi oleh
entitas yang berasal dari luar dirinya. Keputusan politik tidak lagi berdasarkan pilihan logis dan rasional, melainkan
berdasarkan pengaruh popularitas oleh media, kampanye-kampanye virtual, prinsip patrimonial, sikap nepotisme, dan
sebagainya.
Era Political Hybrid
Contoh kasus politik yang tak dibangun di atas prinsip logis dan rasional adalah debat calon presiden pada 26 September
1960 yang baru pertama kali disiarkan melalui televisi di AS. Sekitar 70 juta pemirsa menyaksikan di televisi aksi John F
Kennedy sebagai capres dari Partai Demokrat melawan capres yang diusung Partai Republik, Richard Nixon. Kennedy
tampil lebih akrobatik di hadapan kamera dengan penampilan yang lebih memesona dan wajah lebih tampan daripada
Richard Nixon. Akhirnya, pemirsa televisi menobatkan John F Kennedy sebagai pemenang debat. Sementara, pendengar
radio justru mendaulat Richard Nixon sebagai pemenang debat karena dianggap lebih menguasai materi daripada John F
Kennedy.
Fenomena tersebut sampai diangkat menjadi judul sebuah lagu grup band Presidents of the United States of America, era
marketing politik telah sampai pada tahap‘video killed the radio star.’
Dalam konteks Indonesia, dapat kita saksikan pada meningkatnya elektabilitas partai Demokrat (23 persen) dan Gerindra
(3,9 persen). Menurut riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Januari 2009, melejitnya suara kedua partai ini
diakibatkan oleh akseptabilitas publik terhadap iklan-iklan politik Demokrat dan Gerindra yang ditayangkan secara masif di
televisi. (Burhanuddin, 2013)
Efek Political Hybrid
Efek terjadinya political hyb rid dalam kaitannya dengan pemilu 2014 yang akan dihelat sebentar lagi antara lain:
Pertama, politik yang menempati ruang virtual akibat political hyb rid--kawin silang antara politik dengan media—hanya
akan melahirkan politik pencitraan. Kualitas, kredibilitas, dan kapabilitas dapat di-make upsedemikian rupa untuk
menyembunyikan pelbagai minus sang politisi. Akibatnya, kampanye politik menjadi ajang promosi pencitraan, kepalsuan,
manipulasi dan sandiwara.
Publik akan kembali dibuat kecewa setelah politisi pilihannya tidak sesuai ekspektasi sebelumnya akibat tertipu oleh
sandiwara sang politisi di ruang virtual.
Kedua, dalam pertarungan merebut kekuasaan yang berbasis pada pencitraan manipulatif pasti akan menyeret peran
besar media sebagai artikulator para politisi berdompet tebal. Pada akhirnya, akan menenggelamkan politisi-politisi dari
‘dunia nyata’ meskipun lebih berkualitas, kredibel dan kapabel namun tidak mampu menjangkau media.
Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Saiful Mujani Research and Colsulting (SMRC) sepanjang 2012
mengenai tingkat kedikenalan di kalangan pemilih menempatkan Megawati Soekarnoputri 93,7 persen, Jusuf Kalla 88,9
persen, Prabowo Subianto 78,8 persen, Wiranto 72,8 persen, Aburizal Bakrie 70,1 persen, Anas Urbaningrum 55 persen,
dan Hatta Rajasa 54,1 persen. (Burhanuddin, 2013)
Tingkat popularitas mereka di kalangan pemilih simetris dengan frekuensi tampilnya di dalam dunia virtual. Pertanyaannya,
apakah hanya mereka stok politisi terbaik di negeri ini? Bagaimana dengan sisa jutaan penduduk yang lain, tidak adakah
yang lebih baik daripada nama-nama tadi? Jika ada, siapa yang kenal? Mereka yang tidak memiliki akses luas ke media
akan karam akibat tenggelam oleh popularitas berbasis pencitraan virtual.[]

http://mediaumat.com/opini/5218-117-merebaknya-political-hybrid.html

1/1

More Related Content

Similar to Merebaknya Political Hybrid

Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaLaporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaNurul Hidayah
 
MemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdf
MemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdfMemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdf
MemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdfMartin218778
 
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi Rizky Faisal
 
Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...
Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...
Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...mediapuslitbangdikla
 
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaLaporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaNurul Hidayah
 
Bahan Demokrasi Digital.docx
Bahan Demokrasi Digital.docxBahan Demokrasi Digital.docx
Bahan Demokrasi Digital.docxDeryDzaky1
 
kajian netralitas media massa di indonesia
kajian netralitas media massa di indonesiakajian netralitas media massa di indonesia
kajian netralitas media massa di indonesiaSetoFerdiantoro3
 
Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik
Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu PolitikMateri partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik
Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu PolitikCecep Zafar Sofyan
 
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/NasionalisMedia Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/NasionalisOppyOscarina
 
Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Ikhwan Setiawan
 
Pengantar Komunikasi Politik
Pengantar Komunikasi PolitikPengantar Komunikasi Politik
Pengantar Komunikasi PolitikBaban Sarbana
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikLSP3I
 
Meningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyatMeningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyatElection Commision
 

Similar to Merebaknya Political Hybrid (20)

Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
 
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaLaporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan tahap 1 pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
 
MemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdf
MemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdfMemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdf
MemperkuatDayaTahanDemokrasi_Bogor_2023.pptx.pdf
 
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi Pemilu  harapan kesejahteraan atau ilusi
Pemilu harapan kesejahteraan atau ilusi
 
Lecture4
Lecture4Lecture4
Lecture4
 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
 
Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...
Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...
Cara-Hadapi-Informasi-Hoax-dan-Kampanye-Hitam-di-Media-Sosial-Jelang-Pemilu-2...
 
Strategi survei cakada
Strategi survei cakadaStrategi survei cakada
Strategi survei cakada
 
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemulaLaporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
Laporan akhir pengetahuan mengenai pemilu di kalangan pemilih pemula
 
Bahan Demokrasi Digital.docx
Bahan Demokrasi Digital.docxBahan Demokrasi Digital.docx
Bahan Demokrasi Digital.docx
 
kajian netralitas media massa di indonesia
kajian netralitas media massa di indonesiakajian netralitas media massa di indonesia
kajian netralitas media massa di indonesia
 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
 
Pandemi ke Infodemi: Polarisasi Politik dalam Wacana Covid-19 Pengguna Twitter
Pandemi ke Infodemi: Polarisasi Politik dalam Wacana Covid-19 Pengguna TwitterPandemi ke Infodemi: Polarisasi Politik dalam Wacana Covid-19 Pengguna Twitter
Pandemi ke Infodemi: Polarisasi Politik dalam Wacana Covid-19 Pengguna Twitter
 
Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik
Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu PolitikMateri partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik
Materi partisipasi politik Mata Kuliah Pengantar Ilmu Politik
 
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/NasionalisMedia Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
Media Berhaluan Liberal/Kapitalis, Media Berhaluan Partisan/Nasionalis
 
Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015Makalah ilmu politik 2015
Makalah ilmu politik 2015
 
Pengantar Komunikasi Politik
Pengantar Komunikasi PolitikPengantar Komunikasi Politik
Pengantar Komunikasi Politik
 
Materi partisipasi politik
Materi partisipasi politikMateri partisipasi politik
Materi partisipasi politik
 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politik
 
Meningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyatMeningkatkan partisipasi politik rakyat
Meningkatkan partisipasi politik rakyat
 

More from Rizky Faisal

Sisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapSisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapRizky Faisal
 
Akibat krisis ukraina
Akibat krisis ukrainaAkibat krisis ukraina
Akibat krisis ukrainaRizky Faisal
 
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiAktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiRizky Faisal
 
Membangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutangMembangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutangRizky Faisal
 
Sejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajakSejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajakRizky Faisal
 
Membiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajakMembiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajakRizky Faisal
 
Negara pajak menindas rakyat
Negara pajak   menindas rakyatNegara pajak   menindas rakyat
Negara pajak menindas rakyatRizky Faisal
 
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyatTanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyatRizky Faisal
 
Jangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilihJangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilihRizky Faisal
 
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)Rizky Faisal
 
Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’Rizky Faisal
 
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnyaRezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnyaRizky Faisal
 
Krisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerikaKrisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerikaRizky Faisal
 
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarahKhilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarahRizky Faisal
 
Selain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagalSelain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagalRizky Faisal
 
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjsHip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjsRizky Faisal
 
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maretJadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maretRizky Faisal
 
Demi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnahDemi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnahRizky Faisal
 
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!Rizky Faisal
 

More from Rizky Faisal (20)

Sisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkapSisi lain hitler yang jarang diungkap
Sisi lain hitler yang jarang diungkap
 
Akibat krisis ukraina
Akibat krisis ukrainaAkibat krisis ukraina
Akibat krisis ukraina
 
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakikiAktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
Aktivitas politik menuju perubahan yang hakiki
 
Membangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutangMembangun negara tanpa pajak dan hutang
Membangun negara tanpa pajak dan hutang
 
Sejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajakSejahtera tanpa pajak
Sejahtera tanpa pajak
 
Membiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajakMembiayai negara tanpa pajak
Membiayai negara tanpa pajak
 
Negara pajak menindas rakyat
Negara pajak   menindas rakyatNegara pajak   menindas rakyat
Negara pajak menindas rakyat
 
Tanpa pajak
Tanpa pajakTanpa pajak
Tanpa pajak
 
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyatTanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
Tanpa pajak, negara bisa mensejahterakan rakyat
 
Jangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilihJangan salahkan masyarakat tak memilih
Jangan salahkan masyarakat tak memilih
 
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)Kehancuran dunia  penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
Kehancuran dunia penyebab dan solusinya (tafsir qs al rum[30]- 41)
 
Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’Indonesia menuju ‘negara korporasi’
Indonesia menuju ‘negara korporasi’
 
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnyaRezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
Rezim al saud dan inkuisisi menjelang ajalnya
 
Krisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerikaKrisis keuangan di amerika
Krisis keuangan di amerika
 
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarahKhilafah bukan sekadar romantisme sejarah
Khilafah bukan sekadar romantisme sejarah
 
Selain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagalSelain syariah, terbukti gagal
Selain syariah, terbukti gagal
 
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjsHip banjarmasin   praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
Hip banjarmasin praktisi kesehatan kalsel bongkar topeng bpjs
 
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maretJadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
Jadwal mc diskusi ke islaman senin malam al furqon pnp 2014 maret
 
Demi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnahDemi agama melarikan diri dari fitnah
Demi agama melarikan diri dari fitnah
 
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
Hti bandung desak tutup total tempat hiburan malam!
 

Merebaknya Political Hybrid

  • 1. 8/3/2014 [117] Merebaknya Political Hybrid Merebaknya Political Hybrid Wednesday, 19 Feb ruary 2014 07:33 Izzuddin Abdul Hakim, Mahasiswa Ilmu Politik FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bayangkan sebuah dunia politik, yang di dalamnya tidak ada ruang politik, melainkan ruang digital politik; tidak ada kebenaran politik, melainkan manipulasi politik; tidak ada kepercayaan politik, melainkan perdayaan politik; tidak ada realitas politik, melainkan fatamorgana politik; tidak ada kebajikan politik, melainkan permainan bebas politik; tidak ada transendensi politik, melainkan imanensi politik. (Yasraf, 2006) Itulah yang disebut Yasraf Amir Piliang sebagai political hyb rid, ketika politik berkelindan dengan media, budaya, seni, dan sebagainya yang menciptakan semacam ‘daerah abu-abu’. Di dalam daerah ini, tidak ada sebuah entitas pun yang berada dalam kondisi yang murni, steril, tak tercemar, asli, atau orisinal, disebabkan setiap entitas telah terkontaminasi oleh entitas yang berasal dari luar dirinya. Keputusan politik tidak lagi berdasarkan pilihan logis dan rasional, melainkan berdasarkan pengaruh popularitas oleh media, kampanye-kampanye virtual, prinsip patrimonial, sikap nepotisme, dan sebagainya. Era Political Hybrid Contoh kasus politik yang tak dibangun di atas prinsip logis dan rasional adalah debat calon presiden pada 26 September 1960 yang baru pertama kali disiarkan melalui televisi di AS. Sekitar 70 juta pemirsa menyaksikan di televisi aksi John F Kennedy sebagai capres dari Partai Demokrat melawan capres yang diusung Partai Republik, Richard Nixon. Kennedy tampil lebih akrobatik di hadapan kamera dengan penampilan yang lebih memesona dan wajah lebih tampan daripada Richard Nixon. Akhirnya, pemirsa televisi menobatkan John F Kennedy sebagai pemenang debat. Sementara, pendengar radio justru mendaulat Richard Nixon sebagai pemenang debat karena dianggap lebih menguasai materi daripada John F Kennedy. Fenomena tersebut sampai diangkat menjadi judul sebuah lagu grup band Presidents of the United States of America, era marketing politik telah sampai pada tahap‘video killed the radio star.’ Dalam konteks Indonesia, dapat kita saksikan pada meningkatnya elektabilitas partai Demokrat (23 persen) dan Gerindra (3,9 persen). Menurut riset Lembaga Survei Indonesia (LSI) pada Januari 2009, melejitnya suara kedua partai ini diakibatkan oleh akseptabilitas publik terhadap iklan-iklan politik Demokrat dan Gerindra yang ditayangkan secara masif di televisi. (Burhanuddin, 2013) Efek Political Hybrid Efek terjadinya political hyb rid dalam kaitannya dengan pemilu 2014 yang akan dihelat sebentar lagi antara lain: Pertama, politik yang menempati ruang virtual akibat political hyb rid--kawin silang antara politik dengan media—hanya akan melahirkan politik pencitraan. Kualitas, kredibilitas, dan kapabilitas dapat di-make upsedemikian rupa untuk menyembunyikan pelbagai minus sang politisi. Akibatnya, kampanye politik menjadi ajang promosi pencitraan, kepalsuan, manipulasi dan sandiwara. Publik akan kembali dibuat kecewa setelah politisi pilihannya tidak sesuai ekspektasi sebelumnya akibat tertipu oleh sandiwara sang politisi di ruang virtual. Kedua, dalam pertarungan merebut kekuasaan yang berbasis pada pencitraan manipulatif pasti akan menyeret peran besar media sebagai artikulator para politisi berdompet tebal. Pada akhirnya, akan menenggelamkan politisi-politisi dari ‘dunia nyata’ meskipun lebih berkualitas, kredibel dan kapabel namun tidak mampu menjangkau media. Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Saiful Mujani Research and Colsulting (SMRC) sepanjang 2012 mengenai tingkat kedikenalan di kalangan pemilih menempatkan Megawati Soekarnoputri 93,7 persen, Jusuf Kalla 88,9 persen, Prabowo Subianto 78,8 persen, Wiranto 72,8 persen, Aburizal Bakrie 70,1 persen, Anas Urbaningrum 55 persen, dan Hatta Rajasa 54,1 persen. (Burhanuddin, 2013) Tingkat popularitas mereka di kalangan pemilih simetris dengan frekuensi tampilnya di dalam dunia virtual. Pertanyaannya, apakah hanya mereka stok politisi terbaik di negeri ini? Bagaimana dengan sisa jutaan penduduk yang lain, tidak adakah yang lebih baik daripada nama-nama tadi? Jika ada, siapa yang kenal? Mereka yang tidak memiliki akses luas ke media akan karam akibat tenggelam oleh popularitas berbasis pencitraan virtual.[] http://mediaumat.com/opini/5218-117-merebaknya-political-hybrid.html 1/1