2. Pendahuluan
Pemilihan presiden dan wakil presiden dilakukan dalam kurun waktu 5
tahun sekali. Dalam 5 tahun sekali indonesia mengadakan pemilihan umum untuk
menentukan pemimpin indonesia setelah masa jabatan presiden sudah habis.
Pada era sekarang media memiliki peran yang cukup penting dalam dunia politik,
media menjadi sebuah wadah untuk menyampaikan visi misi atau tujuan sebuah
partai politik tertentu. Netralitas berakar kata netral (neutral). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian netral adalah tidak berpihak (tidak
ikut atau tidak membantu salah satu pihak). Netralitas media artinya
ketidakberpihakan media.
Netralitas media menjadi sorotan banyak pihak pada pilpres 2019. Pada
pilpres 2019 lalu terjadinya isu mengenai netralitas media yang mengakibatkan
hasil dari Pilpres tidak diterima oleh Badan Pemenangan Nasional Prabowo-
Sandi karena dianggap penuh dengan ketidakadilan, kecurangan, dan
kesewenang-sewenangan. Tim hukum Prabowo-Sandiaga Uno membeberkan
sejumlah grup media yang diduga berafiliasi dengan tim Jokowi. Menurut tim
kuasa hukumnya, ada media yang tidak netral karena pemilikya berafiliasi kepada
penguasa dan dijadikan mesin propaganda. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
membahas permasalahan ini dalam artikel ini yang berjudul Netralitas Media
Massa Pada Pemilihan Presiden 2019.
3. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam
penulisam ini adalah metode penulisan deskriptif.
Penulis menggunakan metode penulisan
deskriptif karena penulis mendeskripsikan data
yang didapatkan dari studi pustaka yang ada dan
berhubungan dengan Netralitas Media Massa
Pada Pemilihan Presiden 2019.
4. Pembahasan
Oxford Advanced Learner’s Dictionary menyebutkan, pengertian
netralitas adalah keadaan tidak membantu salah satu pihak dalam
ketidaksepakatan, kompetisi, dan sebagainya. Pada pemilihan Presiden
2019 lalu, Tim hukum calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menuduh ada kecurangan pemilu
berupa pembatasan media massa dan pers serta media kritis dibungkam,
sementara media yang pemiliknya berafiliasi kepada kekuasaan,
dijadikan media propaganda untuk kepentingan kekuasaan. Nasrullah
yang merupakan bagian dari tim kuasa hukum Prabowo-Sandi
mengatakan, pada kenyataannya, dalam Pilpres 2019 akses kepada
media tidak seimbang antara paslon 01 dengan paslon 02. Nasrullah juga
berpendapat bahwa Sudah menjadi rahasia umum bahwa terdapat paling
tidak 3 bos media besar yang menjadi bagian dari tim pemenangan
paslon 01, yaitu Surya Paloh yang membawahi Media Group, Hary Tanoe
pemilik group MNC dan Erick Thohir pemilik Mahaka Group.
5. Pembahasan
Namun, dibalik tuduhan yang dilontarkan oleh
pasangan Prabowo – Sandi tersebut, Ikatan Cendikiawan
Muslim Se-Indonesia (ICMI) dan G Communications merilis
hasil riset tentang sikap enam media massa di Pilpres 2019
yang dilakukan sebelum pilpres 2019, dimana Riset selama
bulan Maret 2019 tersebut, ICMI dan G Communications
menganalisis konten sebanyak 1.681 berita dari 3 media
cetak dan tiga media online, yakni Kompas, Republika, Jawa
Pos, Detik.com, Kompas.com dan Antaranews.com. Dan
walaupun pada akhirnya gugatan dari paslon 2 ditolak oleh
Mahkamah Konstitusi.
Jika dilihat dari segi kuantitas, porsi pemberitaan
tentang pasangan Jokowi-Ma'ruf di 6 media tersebut lebih
banyak daripada Prabowo-Sandiaga. Sepanjang 1-31 Maret
2019, ada 906 berita mengenai paslon 01, sedangkan
Prabowo-Sandiaga hanya 590 Sementara pemberitaan
mengenai kedua paslon atau berita umum seperti KPU dan
Bawaslu sebanyak 185 berita.
6. Pembahasan
Meskipun jumlah yang tidak seimbang tersebut,
menurut ICMI dan G Communications isi konten berita
yang diteliti tersebut sangat netral, adapun riset yang
digunakan memakai metode purposive sampling. Teknik
pengumpulan datanya menggunakan aplikasi Notify
(media online) dan RED (media cetak). Sedangkan
untuk media sosial memanfaatkan tools Buzzsumo,
Twitonomy, dan Brand24.
Terlepas dari isu netralitas media yang terjadi di
pemilihan presiden 2019 lalu, yang terpenting adalah
bahwa media massa harusnya berpihak kepada
masyarakat untuk menyampaikan informasi yang
seimbang dan benar agar dapat terpilihnya Pemimpin
yang tepat untuk Indonesia
8. Kesimpulan
Isu netralitas media massa yang terjadi
pada pemilihan presiden 2019 lalu menyatakan
bahwa peran media dalam politik sangat besar
dalam mempengaruhi opini publik. Oleh karena itu
pihak yang harus diutamakan dari media adalah
masyarakat bukan pada para pasangan calon
presiden. Agar visi misi dan tujuan yang ingin
disampaikan para pasangan calon melalui media
dapat tersampaikan secara benar kepada
masyarakat untuk menjadi pertimbangan dalam
memilih Presiden Indonesia.