Komunikasi Gender 7_Media dan Politik Representasi (I).pptx
1. Komunikasi Gender #7
Rinta Arina Manasikana, M.A.
Representasi Gender
dalam Media: Media dan
Politik Representasi (I)
2. ā¢ Pada pertemuan ini kita akan melihat bagaimana kuasa
dipraktikkan oleh media dan dalam media.
ā¢ Kita perlu melihat media bukan sebagai institusi yang netral, tetapi
sebagai aparatus yang bekerja secara idelogis.
ā¢ Media adalah agen dalam memproduksi makna. Institusi yang
memiliki orientasi kepada kepentingan-kepentingan tertentu.
Media dan Politik Representasi
4. ā¢ Dari contoh teks berita tersebut, kita bisa melihat bahwa satu
teks berita bisa merekrut satu kelompok, tetapi di waktu
yang sama bisa menyingkirkan kelompok yang lainnya.
ā¢ Ada mekanisme inklusi (sikap mengajak masuk,
mengikutsertakan) dan sikap eksklusi (menghalangi,
menghambat, mengeluarkan) seseorang maupun satu
kelompok dalam teks ini.
ā¢ Di sini kita bisa melihat bahwa ada ākuasaā yang digerakkan
dan dipraktikkan dalam media.
Media dan Politik Representasi
5. Media dan Politik Representasi
Terdapat pemilihan-pemilihan kata yang tidak netralļ
menunjukkan adanya kuasa media dalam menggiring opini
masyarakat
6. Ketika teman-teman mendengar kata representasi, apa
yang pertama kali teman-teman pikirkan?
āPolitisi DPR Nilai Erick Thohir Cawapres Representasi
Kaum Mudaā
āNasi Tumpeng sebagai Bentuk Representasi
Hubungan antara Tuhan dengan Manusiaā
Kata yang sama merujuk pada pengertian yang
berbeda. Di mana yang pertama menunjukkan arti
āmewakiliā dan pada kalimat kedua menunjukkan
āmenggambarkanā
Memahami Representasi
7. ā¢ Representasi ļ bisa dijelaskan sebagai menggambarkan,
menghadirkan kembali.
Yang dihadirkan di media sudah ada seleksi, parsial: realitas yang
ditunjukkan itu by selection oleh media. Misalnya membicarakan
bencana alam, yang dihighlight/diekspose oleh media adalah bagian
yang āpentingā dan sudah pasti bersifat parsial karena tidak
semuanya ditunjukkan/menjadi topik utama.
Konsep representasi yang menghadirkan kembali, tidak pernah
netral, ada bingkai dan pilihan perspektifļ kasus korupsi, yang
dihighlight adalah kemewahan/hedonisme istri.
Representasi adalah praktik pemberian makna (giving meaning) yang
tidak netral dan tidak bebas nilai (Stuart Hall)ļ sifatnya politis,
karena ada usaha untuk mempengaruhi orang lain.
Representation is Political
Media dan Politik Representasi
8. āThe Production of The Meaning of The Concepts in our Mind
Through Languageā
Stuart Hall memaparkan bahwa representasi adalah sebuah proses
produksi makna di pikiran kita melalui bahasa. Representasi dalam
hal ini dibagi dalam 2 tahap oleh Hall, yaitu:
1. Representasi Mental: Adalah proses di mana kita mengkaitkan
apapun di sekitar kita dengan konsep yang kita miliki di kepala.
Konsep ini didapat kita dari internalisasi sosialisasi budaya.
2. Praktik Penandaan: Proses menerjemahkan makna-makna yang
kita miliki ke dalam tanda-tanda agar bisa dieksternalisasi,
dikomunikasikan ke orang lain agar dapat bertukar makna. Dalam
hal ini bahasa adalah aspek sentral dalam proses produksi
makna. Untuk memahami representasi yang bersifat konstitutif,
Hall mengemukakan dua pendekatan, yaitu pendekatan semiotika
dan pendekatan diskursif.
Media dan Politik Representasi
9. ā¢ Meminjam konsep Karl Marx dan Gayatri Spivak,
Representasi juga bisa dipahami sebagai mewakili.
ā¢ Tetapi pada kenyataannya, suara dan kepentingan subjek
yang diwakili cenderung tidak bisa dikenali dan didengar.
ā¢ Kita harus peka. Ketika seorang subjek yang tadinya tidak
pernah dimunculkan di media, tiba-tiba muncul di media,
apakah representasinya sudah mewakili? Atau justru
sebaliknya hanya mereproduksi stereotipe/menegaskan
kembali stigma yang ada?
Media dan Politik Representasi
10. Ketika seorang dihadirkan di ruang representasi, kita harus
menanyakan hal-hal berikut:
ā¢ Siapa/apa yang dibicarakan?
ā¢ Siapa yang berbicara dalam/melalui teks?
ā¢ Perspektif siapa/apa yang digunakan untuk berbicara?
ā¢ Bagaimana cara membicarakannya?
ā¢ Moda sapaan?
ā¢ Dalam kontes apa subjek tersebut dihadirkan?
ā¢ Mengapa?
Problem Representasi
13. ā¢ Ketika seorang subjek dihadirkan di ruang representasi, hadir
saja tidak cukup. Namun, bagaimana subjek tersebut
dihadirkan dan mengapa dimunculkan, patut kita
pertanyakanļ Representasi bukanlah suatu hal yang netral
dan penuh dengan sisi politis dari pembuat pesannya.
Problem Representasi
14. 1. Bersama kelompok masing-masing, silakan teman-
teman membuat draft ide tulisan mengenai topik
āGender dalam Mediaā yang berisi komponen berikut:
ā¢ Usulan Judul
ā¢ Latar Belakang, yang berisi:
a. Fenomena apa yang akan diteliti
Ceritakan fenomena terebut dengan runtut dan berikan
alasan mengapa hal ini menjadi penting untuk diteliti.
Silakan juga bisa dilengkapi dengan data-data jika ada.
b. Rumusan Masalah
Berisi pertanyaan apa yang akan dijawab dalam tulisan ini.
ā¢ Teori yang akan digunakan
Kira-kira teori apa yang akan digunakan untuk membahas
masalah ini? Teman-teman bisa menggunakan teori yang
sudah diberikan pada mata kuliah sebelumnya.
UTS
15. 2. Draft ini diketik dengan format:
Font: Times New Roman, 12, Spasi 1,5
Diprint dan dikumpulkan pada saat ujian
Komunikasi Gender pada hari Selasa, 16 Mei 2023 pukul
09.00-12.00 di Lab PR Ilmu Komunikasi.
UTS