2. Strategi Iklan
Strategi memegang peranan vital dalam
penentuan keberhasilan iklan. Strategi
merupakan dasar membangun merek, strategi
menjaga agar periklanan dan elemen pemasaran
berada dalam jalur yang tepat serta membangun
kepribadian merek dengan jelas dan konsisten.
Strategi mewakili jiwa sebuah merek dan menjadi
elemen penting untuk keberhasilan (Roman,
Maas & Nisenholtz, 2005).
3. Strategi iklan harus mampu menjawab
pertanyaan dasar dari rancangan sebuah
sebuah kampanye periklanan yang dirumuskan
dalam 5W + 1H yaitu:
What : apa tujuan iklan ?
Who : siapa khalayak yang akan
dijangkau?
When : kapan iklan dipasang ?
Where : di mana iklan dipasang ?
Why : mengapa harus demikian ?
How : bagaimana bentuk iklannya ?
4. Tujuan dari strategi adalah usaha untuk
menciptakan iklan yang efektif, oleh karena itu
selain rumusan pertanyaan 5W + 1H maka
pengetahuan yang cukup tentang produk,
persaingan pasar atau kompetitor dan analisis
mendalam tentang konsumen merupakan
kunci pokok yang harus diketahui oleh
pemasar sebelum merumuskan sebuah
strategi
5. Marketing Brief
Hal yang paling pertama sebelum strategi dirumuskan
adalah pengetahuan tentang produk. Informasi mengenai
produk atau jasa yang akan diiklankan, termuat dalam
marketing brief yang dibuat oleh klien (Madjadikara, 2004).
Informasi tersebut biasanya meliputi :
- Brand
Merupakan penjelasan apakah merek tersebut adalah
merek baru atau merek yang telah lama ada di pasar
- Product knowledge
Penjelasan singkat tentang fitur yang terkandung dalam
produk
6. Diferensiasi
Keunggulan yang membedakannya dengan
kompetitor
Target Audience
Yaitu segmentasi yang dimaksud oleh suatu
produk yang akan diiklankan. Kelompok mana
yang akan menjadi target market suatu produk
tersebut. Ketahui TA, pahami betul bagaimana
mereka berpikir, bertindak, berperilaku. Amati
pola pergaulan mereka. Dengarkan bagaimana
mereka berbicara. Apa yang membuat mereka
tertarik untuk mendengar. Benda serta warna apa
yang bisa membuat mereka menolehkan mata.
Kesempatan kita untuk bisa memenangkan
perhatian konsumen adalah dalam hitungan
7. Analisis SWOT
Tujuan mengetahui SWOT adalah untuk menganalisis
suatu produk yang dibandingkan dengan produk
pesaing, serta kondisi dan kecendrungan pasar.
Kompetitor
Produk apa yang menjadi kompetitor dari produk
yang akan diiklankan. Dari situ bisa dilihat apa saja
yang menjadi kelebihan dan kekurangan dari produk
yang akan diiklankan dan produk kompetitornya. juga
bisa melihat seperti apa iklan terakhir dari kompetitor
tersebut.
8. Creative Brief
Strategi didefinisikan dengan jelas untuk
menstimulasi tujuan yang besar yang tertuang
dalam rangkuman kreatif atau creative brief yang
dibuat untuk agensi dalam menciptakan iklan.
Rangkuman kreatif merupakan jembatan strategi
dengan kreatifitas periklanan, rangkuman kreatif
mewakili situasi sekarang, kompetisi, kondisi
pasar dan pertimbangan media. Rangkuman itu
menjadi strategi hidup dan memberikan
pandangan penting bagi tim kreatif untuk
menetapkan strategi dan menentukan ide
penjualan utama, yang akan menjadi tema pusat
kampanye periklanan.
9. Hal-hal yang biasanya terdapat dalam
sebuah rangkuman kreatif atau creative brief
1. Tujuan
Aspek pertama yang paling penting sebelum
merumuskan strategi periklanan adalah sebuah
sasaran atau tujuan. Tujuan itu tergantung pada
apa yang ingin dicapai oleh klien dalam
kampanye. Misalnya, membangun kesadaran
pada suatu merek, mengkomunikasikan
informasi, membuat perilaku atau membangun
persepsi.
2. Nyatakan masalah pemasarannya
Masalah biasanya ditemukan setelah dilakukan
analisis SWOT.
10. 3. Target Audience
Identifikasi audience sasaran dengan segmen
yang sempit berdasarkan faktor demografi,
geografis, psikologis, perilaku konsumen dan
pola berpikir dan bertindak. Yang harus jadi
pertimbangan adalah, semakin luas target
Audience maka pesan akan semakin lemah.
4. Keuntungan kunci atau ide pesan utama
Satu ide tunggal yang akan selalu diingat target
setelah melihat iklan. Ide penjualan utama atau
tema kampanye berdasarkan keuntungan kunci.
11. 5. Alasan konsumen untuk percaya
Benefit yang berbeda dari kompetitor yang juga
mengatakan hal yang sama dalam ide penjualan
utama atau tema kampanyenya, atau sebuah
pernyataan yang bertujuan tunggal dari sudut
pandang konsumen yang menunjukkan mengapa
konsumen membeli atau tidak membeli produk
atau merek tersebut.
6. Gaya / tone
Daya tarik yang digunakan untuk mewakili
kepribadian merek. Ciri khas komunikasi yang
disampaikan harus bisa membawa atau mewakili
pesan periklanan.
7. Dampak yang diharapkan
Pengaruh yang diharapkan melalui periklanan
dari khalayak sasaran dan bagaimana iklan ini
12. Hal yang paling sulit adalah justru hal yang paling
sederhana dari proses pembuatan iklan itu sendiri.
Yaitu, Pesan!
Dalam Teori Ilmu Komunikasi, kepenerimaan
komunikan akan pesan yang disampaikan oleh
komunikator menjadi dasar penilaian akan
keberhasilan suatu proses komunikasi (
Effendi, 1981 )
Jadi penetapan strategi pesan periklanan
merupakan suatu keputusan strategis yang
mampu menjamin sukses atau gagalnya suatu
iklan.
Hal pertama yang harus dilihat dalam iklan
adalah keuntungan kunci konsumen atau ide
inti sebagai jantung strategi pesan iklan.
13. Kampanye iklan yang efektif sangat berperan
besar dalam pencapaian pangsa pikiran (mind
share) dan pangsa pasar (market share).
Kampanye iklan yang efektif merupakan
kampanye periklanan yang didasarkan pada
satu tema besar saja. Tema besar ini dikenal
sebagai what to say-nya sebuah iklan atau inti
dari pesan yang ingin dikomunikasikan
kepada audiens.
14. Kampanye iklan didasarkan hanya pada satu
tema besar saja karena keterbatasan daya ingat
manusia. Setiap hari pikiran konsumen
dibombardir oleh puluhan bahkan mungkin
ratusan iklan. Dengan menggunakan satu tema
maka kemungkinan akan diingatnya pesan suatu
iklan oleh konsumen akan jauh lebih besar
daripada menggunakan beberapa tema. Secara
empiris hampir semua kampanye periklanan yang
hanya didasarkan pada satu tema selalu sukses
dijalankan, semua advertising campaigns telah
membuktikan keberhasilannya dengan hanya
menggunakan satu tema utama saja (Durianto,
dkk, 2003).
15. Menetapkan satu tema utama dalam membuat iklan
berarti mengkomunikasikan satu hal yang kita anggap
penting. Untuk menentukan tema yang tepat,
diperlukan suatu analisis terhadap produk secara
cermat, mendalam dan konprehensif yang terkait
dengan keadaan atau fitur produk, harga, sasaran
pasar, tingkat persaingan, aspek demografis, dan
unsur lainnya yang terkait (Wibowo, 2003).
Ada banyak strategi pendekatan dalam menganalisis
sebuah produk untuk menemukan pesan apa (what to
say) yang ingin disampaikan kepada konsumen.
Pemilihan strategi yang terbaik adalah tergantung dari
16. Dalam prakteknya, beberapa aliran besar teori
strategi kreatif yang sering digunakan untuk
menentukan pesan atau tema utama yang diangkat
dalam sebuah kampanye, yaitu :
Produk benefit / feature oriented
Brand image oriented
Positioning oriented
17. Produk benefit / feature oriented
Kreatifitas pesan iklan berfokus pada penonjolan
keistimewaan khusus produk (Widyatama, 2005)
keistimewaan tersebut tidak dimiliki oleh
kompetitor lain dan merupakan sesuatu yang
dicari-cari, menjadi ciri khas dan dijadikan alasan
bagi konsumen untuk mengguanakan produk
tersebut.
18. Strategi pesan ~benefit product
(Rosser Reeves) “ Unique Selling
Proposition ” atau USP .Tiga komponennya
yaitu :
1. Iklan harus membuat suatu dalil kepada
konsumen.
Masing-Masing iklan harus berkata kepada
konsumen akan manfaat spesifik yang diberikan
produk
19. 2.Dalil tidak dimiliki atau tidak ditawarkan
kompetitor manapun
Dalil harus unik, baik suatu keunikan merek
maupun suatu klaim yang tidak dibuat iklan lain.
Suatu Dalil Penjualan Unik harus mampu
menjawab pertanyaan “Mengapa konsumen
membeli produkmu sebagai ganti produk
pesaingmu ?”
20. 3.Dalil harus sangat kuat sehingga mampu
menggerakkan konsumen
Kunci untuk memelihara fokus USP adalah
pengulangan. Reeves menggabungkan USP dan
pengulangan pesan untuk keberhasilan iklan
yang mampu menggerakkan konsumen
21. Dasar untuk memilih strategi USP ini adalah
(Durianto, dkk, 2003) :
Produk yang diiklankan adalah produk untuk
kategori baru (tapi bukan merek baru).
Benefit produk yang utama belum semua terpakai
atau belum dikomunikasikan oleh kompetitor.
Benefit yang ditonjolkan benar-benar unik dan
substansial di mata konsumen.
22. Dalam perkembangannya strategi benefit product
ini kemudian memiliki kelemahan dan mulai
ditinggalkan, kemajuan teknologi membuat
perusahaan dapat membuat produk yang sama
yang juga memiliki keunikan dan keistimewaan
yang sama dengan kualitas sama. Oleh karena
itu semakin sulit bagi konsumen untuk
menemukan USP (Ries & Jack Trout, 2002).
23. Brand image oriented
Merek atau produk diproyeksikan atau dikaitkan
pada suatu citra dan kepribadian tertentu melalui
kampanye periklanan, pencitraan ini berorientasi
pada simbol kehidupan (Widyatama, 2005).
Gagasan utamanya adalah agar konsumen dapat
menikmati keuntungan secara psikologis dan
emosional dari sebuah produk yang digunakan
(selain keuntungan fisik yang ada).
24. Aliran ini dipelopori oleh David Ogilvy dari Ogilvy
& Mather pada dekade 1960-an. latar belakang
lahirnya aliran ini karena produk yang ada hampir
tidak memiliki keunggulan yang berbeda atau
unik, maka diciptakanlah image, citra atau
personality tertentu untuk membedakannya
dengan catatan tidak mengubah image tersebut
dalam kurun waktu yang lama (Durianto, dkk,
2003).
25. Acuan penggunaan strategi brand image
oriented adalah jika produk bersifat paritas
atau produk sejenis yang telah memenuhi
pasar dari berbagai merek, sementara merek
satu dengan yang lainnya tidak memiliki
perbedaan substansial dengan kompetitor.
26. Iklan-iklan pada masa sekarang umumnya
hadir dengan bentuk-bentuk pencitraan dalam
rangka untuk membangun sebuah citra merek
yang positif dimata konsumen. Bentuk-bentuk
pencitraan tersebut merupakan sebuah
langkah dari strategi pesan, yang disebut
dengan strategi citra merek atau brand image.
27. Dalam strategi citra merek terdapat
bentuk strategi yaitu strategi
differensiasi. Maksudnya adalah sampai
di mana produk atau brand tersebut
mampu membangun image khusus,
unik, atau berbeda pada masyarakat
konsumen
28. Differensiasi sebuah merek untuk
memaksimalkan efektifitas sebuah iklan harus
dibangun melalui gaya periklanan yang
konsisten. Menurut David Aaker (Dalam :
Sutherland & Alice K, 2005), Sebuah strategi
merek yang konsisten dan ditopang oleh
sebuah simbol yang kuat mampu
menghasilkan keuntungan besar dalam
melaksanakan program komunikasi
29. Citra merek sebagai strategi differensiasi
menurut David Ogilvy (Dalam : Lwin &
Aitchison, 2005) adalah:
Konsumen membeli manfaat fisik dan
psikologis, bukan sekedar membeli sebuah
produk.
Periklanan harus menjadi investasi jangka
panjang dalam mengembangkan dan
mempertahankan citra merek.
30. Dalam paradigma pemasaran dan periklanan
kontemporer, realita merepresentasikan atribut
produk atau jasa, sementara citra lebih
memproyeksikan value dari brand atau merek.
Iklan selalu kaya dengan pencitraan psikologis
(Engel, 1994) artinya iklan bukan hanya sebagai
penyampai pesan tapi sekaligus pembentuk citra.
Image adalah segalanya, orang membeli produk
atau jasa lebih karena citranya bukan manfaat.
Produk adalah citra yang menjadi ukuran
personaliti seseorang. Dan media pencitraan
yang paling canggih saat ini adalah periklanan.
31. Positioning oriented
Positioning adalah sesuatu yang dilakukan
terhadap pikiran, yakni menempatkan produk
pada tangga-tangga atau kotak pikiran calon
konsumen (Al Ries & Jack Trout, 2002). Konsep
utama dalam strategi periklanan ini adalah
berorientasi pada kompetitor, khususnya yang
merupakan market leader. Selain itu orientasi
positioning juga berdasarkan pada keunggulan
atribut, manfaat dan product class atau posisi
relatif terhadap kompetitor (Kartajaya, 2004).
32. Pelopor aliran Positioning adalah Jack trout dan
Al Ries, menurut kedua tokoh periklanan ini, agar
suatu merek mudah diingat oleh konsumen
produk harus “dikaitkan” dengan market leader
namun tanpa “head on attack” dengan market
leader tersebut (Madjadikara, 2004). Selain
berorientasi pada pesaing, positioning harus
berorientasi pada target market yang ingin
dijangkau.
33. Karena itu positioning harus membuat produk,
jasa atau perusahaan itu dipersepsikan berbeda,
tak sekedar beda tapi harus bisa memisahkan diri
dari yang lain. Dan yang lebih penting kalau bisa
perbedaan itu disukai bahkan ditunggu-tunggu
calon konsumen.
34. Positioning adalah core-nya strategi periklanan.
Strategi sendiri adalah upaya untuk
menghasilkan posisi yang unik dan valuable di
benak konsumen, oleh karena itu strategi
positioning hanya akan tepat diterapkan jika
(Durianto, dkk, 2003) :
- Strategi USP dan Brand Image tidak relevan
dengan kondisi produknya.
- Adanya alasan untuk mengkaitkan suatu produk
atau jasa dengan market leader.
- Tidak melakukan head on attack dengan market
leader.
35. Dalam strategi positioning benak konsumenlah
yang menjadi medan perang. Positioning
merupakan pernyataan yang bisa menghasilkan
keunggulan di benak orang yang ingin dituju.
Maka dalam menciptakan positioning ada empat
acuan yang harus diperhatikan (Kartajaya, 2004 :
14) yaitu :
- Positioning harus dipersepsi secara positif oleh
konsumen dan menjadi reason to buy.
- Positioning mencerminkan kekuatan dan
keunggulan kompetitif produk atau perusahaan
- Positioning harus bersifat unik sehingga dapat
dengan mudah mendeferensiasikan diri dengan
pesaing
- Berkelanjutan dan selalu relevan dengan
36. HOW TO SAY ?
Kreatifitas iklan adalah how to say-nya sebuah
pesan periklanan atau cara yang dilakukan untuk
mengkomunikasikan pesan iklan ( What to say )
kepada audiens. Prinsip pertama kreatifitas
dalam sebuah iklan adalah bahwa kreatifitas tidak
menciptakan sesuatu dari yang tidak ada.
Kreatifitas membuka, memilih, kemudian
mengatur kembali, menggabungkan,
menghasilkan fakta, keahlian dan ide yang sudah
ada sebelumnya. Dalam arti lain bahwa kreatifitas
adalah penggabungan ide-ide yang telah ada
untuk menciptakan sesuatu yang baru (Roman,
Maas & Nisenholtz, 2005).
37. Menciptakan iklan yang kreatif tidaklah mudah,
karena karya iklan merupakan hasil kolaborasi antara
penulis naskah dengan pengarah seni atau antara
agen dan klien. (Roman, Maas & Nisenholtz, 2005).
Oleh karena itu pada tahap brainstorming (pencarian
ide yang bebas) dalam sebuah kelompok semua ide
ditampung untuk kemudian dinilai ulang.
Biasanya saat brainstorming tim kreatif menggunakan
strategi tertentu dalam eksekusi kreatif. Strategi
tersebut dengan cara melantur, lanturan disengaja
untuk tujuan tertentu dengan tetap menjaga
relevansinya, maksudnya adalah melantur sejauh-
jauhnya namun merelevansikan sedekat-dekatnya
(Hakim, 2005).
38. Beberapa pendekatan yang digunakan dalam
membuat lanturan lanturan untuk menciptakan
iklan yang menarik (Hakim, 2005) yaitu :
-Plesetan
Orang tertawa ketika mendengar plesetan karena
relevansinya. Relevansi dalam konteks ini
mengacu pada kata aslinya yang kemudian
diplesetkan.
- Visual produk
penggantian sebuah visual dengan visual lainnya.
Mengganti secara keseluruhan, ukurannya atau
salah satu elemen.
- Headline atau tipografi
Visual berbentuk susunan kata dari headline atau
tipografi yang memuat makna tertentu.
39. Logo
menjadikan elemen logo sebagai sumber ide
dalam menyampaikan pesan periklanan.
- Makna ganda
sebuah simbol yang dihadirkan untuk mewakili
dua benda atau dua hal sekaligus.
- Tokoh sebagai endoser
penggunaan orang terutama yang menjadi publik
figur dalam penyampaian pesan.
- Sex
Mengarahkan fikiran konsumen pada hal-hal
yang sensual.
- Fungsi produk
Memindahkan fungsi dari suatu produk pada hal
yang bersifat positif untuk menambah dramatisasi
dari benefit produk tersebut.
40. Product Shoot
Pengambilan gambar berkonsentrasi pada produk
- Pendekatan Budaya
Penggunaan bentuk budaya lokal untuk
menyampaikan pesan penjualan
- Humor
Berhati-hatilah dalam menggunakan cara humor
sebagai pendekatan. menurut max sutherland iklan
lucu akan mengurangi unsur pesan yang penting,
Fokus audience justru akan tertuju pada “lucunya”
dan bukan pada inti pesannya.Kata sutherland lagi,
iklan lucu hanya efektif jika persepsi orand terhadap
pesan sudah dianggap positif (Marketing,
02/IV/Februari 2004)
41. Emotional Selling Proposition
Para peneliti iklan telah mengenal secara baik bahwa iklan
yang berpengaruh secara positif pada “perasaan dan
emosi” target, dapat sangat sukses untuk produk dan
situasi tertentu. Oleh karena itu tren ke depan iklan
diarahkan pada emosi (Suyanto, 2004).
John Hegarty, seorang pakar periklanan dari biro iklan
BBH Amerika(dalam :
www.pertamina.com/indonesia/head_office) menyebutkan
bahwa globalisasi membuat produk-produk memiliki
kualitas yang serupa. Sekarang industri lebih banyak
bersaing dengan menyentuh emosi dan gengsi konsumen.
Artinya saat ini konsumen membeli barang bukan hanya
karena keunggulannya tapi lebih karena produk tersebut
membuat sang konsumen percaya, merasa yakin dan
kemudian jatuh cinta. Semakin besar konsumen tertarik
pada emosi semakin besar iklan mengatasi perbedaan-
perbedaan kecil yang terkandung dalam setiap produk
(Batey, 2003)
42. Brand ataupun produk dapat dipahami lebih jauh
dengan berfokus pada respons emosional yang
dibangkitkan melalui pesan-pesan periklanan,
respons seperti ini dapat dihubungkan secara
erat dengan dorongan atau motif yang
disampaikan melalui pesan dan teknik eksekusi
iklan (Engel, 1994).
Secara emosional, sebuah merek atau brand
dapat dibuat secara berbeda melalui gaya, sikap,
cara berkomunikasi, cara pemotretan atau visual
dan jenis musik yang digunakan. Perbedaan-
perbedaan yang bersifat emosional inilah yang
sekarang menjadi strategi pesan periklanan bagi
masing -masing produk ( Lwin & Aitchison, 2005).
43. Emotional branding adalah hal yang utama
untuk mendifferensiasi keidentikan iklan yang
sekarang sudah melimpah ini
(www.markplusnco.com/discussion_view).
Itulah yang dimaksud atau merupakan tujuan
dari strategi Emotional Selling Proposition.
Yaitu Brand didefinisikan sebagai ungkapan
emosi atau perasaan yang timbul terhadap
sebuah produk, jasa, atau perusahaan melalui
kampanye periklanan. Intinya, brand bisa
dirasakan efeknya di benak masyarakat
konsumen dalam bentuk persepsi.
Menurut Al Ries dan Jack Trout ( dalam :
Wirya, 1999) pemasaran merupakan
pertarungan persepsi dalam ingatan
44. Perumusan Strategi
Setelah strategi pesan ditentukan maka
selanjutnya adalah menciptakan sesuatu secara
kreatif, maksudnya adalah bagaimana cara
menyampaikan sebuah pesan yang telah
ditentukan dengan gaya yang berbeda sehingga
dapat menarik perhatian sasaran. Gaya juga
berfungsi sebagai pemicu ingatan, pemancing
untuk membuat orang ingat kembali. Secara
otomatis gaya merupakan asosiasi terhadap
identitas merek (Sutherland & Alice K, 2005).
45. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
membuat perumusan kreatifitas iklan (Durianto, dkk,
2003) :
- Directed Creativity
Kreatifitas yang dibuat harus sesuai dengan what to
say yang telah ditentukan. what to say ini adalah inti
pesan yang ingin disampaikan kepada sasaran,
tertuang dalam strategi kreatif dalam bentuk Creative
Brief yang dibuat oleh tim kreatif.
- Brand Name Exposure
Brand Name Exposure terdiri dari individual brand
name dan company brand name. Brand Name
Exposure dianggap penting karena bertujuan untuk
mendapatkan brand awareness.
46. - Positive Uniqueness
Iklan yang efektif harus mampu menciptakan asosiasi
yang positif. Pertama-tama iklan harus efektif,
kemudian kreatif. Iklan akan menjadi sia-sia jika
hanya sekedar kreatif tapi tidak efektif dan
menimbulkan asosiasi yang salah dibenak sasaran.
Pesan yang mudah diingat dengan baik adalah yang
berkaitan dengan asosiasi indra (Visual), konteks
emosional (Cinta, kebahagiaan dan keadilan),
kualitas yang menonjol atau berbeda, asosiasi yang
intens, dan hal-hal yang memiliki keutamaan pribadi
(Suyanto, 2004).
- Selectivity
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan kepada
sasaran dan endoser sebagai pembawa pesan dari
iklan tersebut.
47. Berdasarkan perumusan tersebut di atas maka
sebuah pesan periklanan yang disampaikan
dengan gaya yang berbeda harus memiliki nilai-
nilai, yaitu (Hakim, 2005) :
- Simple
Sebuah iklan haruslah simple. Kata simple sering
diartikan sederhana, sebagai sesuatu yang dapat
dimengerti dengan sekali lihat, tidak banyak
elemen tapi komunikatif.
- Unexpected
Iklan yang unik dan tidak terprediksi akan
memiliki kemampuan untuk menempatkan diri
dalam otak manusia sehingga mudah diingat.
48. - Persuasive
Iklan dengan daya bujuk yang kuat akan
menggerakkan konsumen untuk dengan dengan
brand dan tertarik untuk mencobanya.
- Relevant
Ide harus tetap relevan baik dari sisi rasionalitas
maupun dari produknya dan harus ada korelasi
dengan positioning dan personality brand.
- Entertaining
Entertaining bukan berarti lucu, dalam skala yang
lebih luas berarti harus mampu mempermainkan
emosi konsumen. Emosi inilah yang akan
mengangkat simpati konsumen terhadap produk
- Acceptable
Yang menilai sebuah iklan adalah konsumen, oleh
karena itu penerimaan mereka terhadap iklan harus
diperhatikan.
49. MENEMUKAN IDE KREATIF
1. Convention
Analisislah kebiasaan ide iklan suatu produk di
kategori yang sama. Ditahapan ini kita berfikir
inside the box. karena sebelum kita berfikir
outside the box kita harus tau dulu seperti apa
inside-nya baru kemudian mencari outside-nya
50. 2. Disturbtion
Ditahapan inilah kita baru berfikir out side the
box, mencari sesuatu yang di luar
kebiasaan.Buat daftar ide sebanyak-banyaknya.
- Inkubasi: bagian dari ’stress’, hang ! Tips-nya:
Harus keluar dari masalah (refreshing) asal
jangan terlalu lama. Diskusikan dengan rekan
kerja atau teman ‘Brainstorming’.
- Iluminasi: Tahap “AHA!” Atau “EUREKA!”
Sebuah ide Timbul dan memberikan semangat
untuk melaksanakan Ide!
51. 3. Kembali ke visi iklan (Brief yang di buat)
Dari daftar ide yang ditemukan, mana yang
relevan dengan visi iklan dan sesuai brief ?