SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
Beberapa Definisi
• Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya:
kebiasaan atau watak
• Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores),
artinya: cara hidup atau kebiasaan.
• Norma, dalam bahasa Latin, norma berarti
penyiku atau pengukur, dalam bahasa Inggris,
norm, berarti aturan atau kaidah.
• Nilai, dalam bhs Inggris value, berarti konsep
tentang baik dan buruk baik yang berkenaan
dengan proses (instrumental) atau hasil
(terminal)
4 aliran pemikiran etika
• Teori Empiris: etika diambil dari
pengalaman dan dirumuskan sebagai
kesepakatan
• Teori Rasional: manusia menentukan apa
yang baik dan buruk berdasar penalaran
atau logika.
• Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau
otomatis mampu membedakan hal yang
baik dan buruk.
• Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk
datang dari Yang Maha Kuasa.
2
ALIRAN BESAR ETIKA
Ada 3 teori / aliran besar bagian etika :
1) Etika Deontologi (ED)
Tokoh ED  Immanuel Kant (1734 – 1804).
E D
Memandang tindakan baik atau buruk
berdasarkan apakah tindakan itu
sesuai / tidak sesuai kewajiban.
Tak mempersoalkan akibat dari
tindakan tersebut, baik atau buruk.
Kebajikan  ketika seorang
melaksanakan apa yang sudah menjadi
kewajibannya
• Kewajiban moral  sebagai manifestasi
hukum moral adalah sesuatu yang sudah
ditanam dalam setiap diri pribadi manusia
yang bersifat uuniversal.
• Manusia suadah dibekali pemahaman 
tindakan itu baik atau buruk seharusnya
melakukan kebaikan dan meninggalkan
keburukan sebagai perintah tanpa syarat
(imperatif / kategoris).
Contoh :
• Kewajiban moral tidak korupsi  merupakan
tindakan tanpa syarat yg hrs dilakukan oleh
setiap mns.
Bukan krn hasil atau adanya tujuan ttt yang
akan diraih. Sebenarnya, scr moral sudah tahu
• Ukuran kebaikan ED  kewajiban, kemauan baik,
kerja keras dan otonomi bebas.
• Setiap tindakan dikatakan baik  bila dilaksanakan
krn didasari kewajiban moral dan demi kewajiban
moral.
E D
Menekankan bahwa tindakan /
kebijakan hrs didasari oleh motivasi
& kemauan baik dlm diri.
Tanpa pamrih apapun
Tindakan
itu baik
Didasari kemauan baik
Kerja keras
Sungguh-sungguh utk
melakukan perbuatan itu
Berdasarkan atas otonomi
bebasnya
Tanpa ada paksaan dari luar
bila
2) Etika Teleologi (ET)
• ET kebaikan dengan ED
Memandang baik atau buruk berdasarkan tujuan
atau akibat dari perbuatan itu.
Membantu kesulitan ED, ketika dihadapkan pada
atau lebih kewajiban yang bertentangan satu
dengan yang lain.
Jawaban ET bersifat situasional  memilih mana
yang membawa akibat baik walaupun harus
melanggar kewajiban nilai norma yang lain.
E T
Contoh :
a) Ketika bencana sedang terjadi, situasi biasanya
chaos. Keadaan chaos, memenuhi kewajiban
sering sulit dilakukan.
b) Kewajiban pakai helm bagi pengendara motor, tak
dapat dipenuhi karena lebih fokus pada satu
tujuan mencari keselamatan.
c) Kewajiban bayar pajak dan hutang  sulit
dipenuhi karena akan kehilangan harta benda.
Dalam situasi diatas, ET perlu dipertimbangkan, yaitu
dari akibat baik, bbrp kewajiban mendapat toleransi
tak dipenuhi.
Kemudian muncul problem  akibat yang baik itu, baik
menurut siapa ?
Dari pertentangan diatas, ET digolongkan menjadi 2
yaitu :
a) Egoisme etis
b) Utilitarianisme
Apakah baik
untuk
Pelaku ?
Orang lain ?
a) Egoisme Etis (EE)
E E
Memandang tindakan yg baik adalah tindakan
yang berakibat baik untuk pelakunya.
Dibenarkan tiap orang mengejar kebahagiaan utk
dirinya. Dianggap salah / buruk bila membiarkan
dirinya rugi / sengsara
b) Etika Utilitarianisme (EU)
 EU  menilai baik / buruknya suatu perbuatan tergantung
bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.
 Tindakan baik, bila manfaatnya besar bagi banyak orang.
EU didalam menentukan suatu tindakan dilematis :
1) Dilihat mana yg memniliki kerugian paling kecil.
2) Manfaat mana yg paling menguntungkan banyak orang.
Sering terjadi kemanfaatannya besar, ttp hanya dinikmati oleh
sebagian kecil orang.
E U
Tak terpaku pada nilai atau norma yg ada
Setiap tindakan dilihat, apakah akibat yg
ditimbulkan akan memberikan manfaat
bagi banyak orang / tidak.
• Bila tindakan, hanya menguntungkan sebagian kecil
orang / merugikan, maka harus dicari alternatif
tindakan lain.
• EU, menjawab pertanyaan EE  bahwa kemanfaatan
banyak orang yg lebih diutamakan. Kemanfaatan diri
diperbolehkan sewajarnya karena kemanfaatan itu
harus dibagi kepada orang lain.
E U
Lebih bersifat realistis
Terbuka thd beragam alternatif tindakan
Berorientasi pd kemanfaatan yg besar
Menguntungkan banyak orang
Kelemahan EU
a) Karena alasan kemanfaatan utk orang banyak, membenarkan
adanya ketidakadilan thd minoritas.
b) Lebih melihat kemanfaatan materialistis, kurang memperhatikan
non material seperti kasih sayang, nama baik, hak, dll.
c) Karena manfaat lebih baik berorientasi materi, maka hal-hal
martabat bangsa, nasionalisme, dll diabaikan.
Contoh :
 Dalam rangka menarik investor asing, aset negara banyak dijual.
 Guna meningkatkan devisa negara banyak TKI dikirim ke LN.
 Lingkungan dirusak atas nama mensejahterakan masy,
d) Berorientasi jangka pendek, kurang melihat jangka panjang
seperti kerusakan lingkungan, dampak negatif pada masa depan
dll.
e) Nilai dan norma tidak dianggap penting, berorientasi hasil,
sehingga tindakan yg melanggar nilai dan norma atas
kemanfaatan yg besar tidak masalah.
Contoh : perjudian / prostitusi dibenarkan.
f) EU sulit menentukan mana yg lebih diutamakan, kemanfaatan yg
besar, namun dirasakan oleh sedikit masy atau kemanfaatan kecil
namun yg lebih banyak dirasakan banyak orang meskipun
kemanfaatannya kecil.
Kelemahan EU, dibedakan 2 tingkatan, yaitu :
• Utilitarianisme aturan
• Utilitarianisme tindakan
Berdasarkan 2 (dua) utilitarianisme diatas, maka :
a) Setiap kebijakan atau tindakan hrs dicek, bertentangan
/ tidak dg nilai dan norma. Bila bertentangan hrs ditolak,
walaupun memiliki kemanfaatan yg besar.
b) Kemanfaatan tidak hanya dilihat fisik saja, ttp juga yg
non fisik spt kerusakan mental, moralitas, kerusakan
lingkungan dan sebagainya.
c) Masy yg dirugikan perlu pendekatan personal dan
kompensasi yg memadai utk memperkecil kerugian
material dan non material.
3) Etika Keutamaan (EK)
E K
Tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan
Tidak mendasarkan pada penilaian moral pada
kewajiban terhadap hukum moral, tetapi pada
pengembangan karakter moral diri setiap orang
Orang tak hanya melakukan tindakan yang baik,
melainkan menjadi orang yang baik.
Karakter moral dibangun dengan cara meneladani
perbuatan-2 baik yang dilakukan oleh para tokoh besar.
Internalisasi dibangun melalui cerita, sejarah yg
mengandung nilai-2 keutamaan agar dihayati dan ditiru
masyarakat.
Kelemahan EK
a) Ketika terjadid alam masyarakat majemuk 
tokoh-tokoh yg jadi panutan juga beragam,
sehingga konsep keutamaannya juga beragam.
Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak terjadi
benturan sosial.
b) Kelemahan EK diatasi dengan mengarahkan
keteladanan tidak pada figur tokoh tetapi pada
perbuatan baik, sehingga ditemukan prinsip-prinsip
umum tentang karakter yg bermoral.
Konteks Etika
18
Etika
Filsafat
Hukum Politik
Agama
Tradisi
Administrasi
Sosial
Ekonomi
Sumber Etika
PenerapanEtika
Profesi Seni
Hukum dan Etika
• Keduanya mengatur perilaku individu
• Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak selalu
berarti tidak etis
• Hukum bersifat eksternal dan dapat
ditegakkan tanpa melibatkan perasaan, atau
kepercayaan orang (sasaran hukum),
sementara etika bersifat internal, subyektif,
digerakkan oleh keyakinan dan kesadaran
individu.
19
• Hukum dalam konteks administrasi adalah
soal pemberian otoritas atau instrumen
kekuasaan
• Basis dari hukum adalah etika, dan ketika
hukum diterapkan harus dikembalikan pada
prinsip-prinsip etika
• Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi
secara etika dipermasalahkan [trend anak
politisi yang jadi calon anggota legislatif]
20
Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich
• Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi yang
bertanggungjawab yang diperlukan adalah
penegakan sistem kontrol melalui undang-
undang dan peraturan yang dapat
mendisiplinkan para pelanggar hukum.
• Friedrich (1940): Birokrasi yang
bertanggungjawab hanya bisa ditegakkan
dengan dengan menseleksi orang yang benar
dengan kriteria profesionalisme yang jelas,
dan mensosialisasikannya ke dalam nilai-nilai
pelayanan publik.
21
Empat Hirarki Etika
22
Moralitas pribadi
Etika profesi
Etika organisasi
Etika Sosial
Mikro
Makro
Moralitas Pribadi
• Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah
terinternalisasi dalam diri individu
• Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
• Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani
yang hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku
individu
• Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas
kepribadian individu
• Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam
kehidupan sosial dan organisasi
23
Etika profesi
• Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait
dengan pekerjaan profesional
• Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-
prinsip profesionalisme (kapabilitas teknis,
kualitas kerja, komitmen pada profesi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik
profesional yang berlaku secara universal
• Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi
(pencabutan lisensi)
24
Etika Organisasi
• Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan
kehidupan organisasi
• Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan
organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan,
transparansi, akuntabilitas, demokrasi)
• Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang
berlaku secara universal
• Dalam praktek penegakan kode etik organisasi
dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi,
kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari
politisi yang membawahi birokrat
• Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi
25
Etika Sosial
• Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan
hubungan-hubungan sosial
• Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial
• Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup
dalam memori publik, dan terinternalisasi melalui
sosialisasi nilai di masyarakat
• Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak
boleh mengganggu dan merepotkan orang lain]
• Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial,
yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi sosial [diberitakan
sebagai tersangka]
26
Kenapa diperlukan peraturan etika?
• Untuk meredam kecenderungan kepentingan
pribadi.
• Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus
bersifat dilematis, karena itu diperlukan yang
bisa memberikan kepastian tentang mana
yang benar dan salah, baik dan buruk.
• Penerapan peraturan etika dapat membuat
perilaku etis menimbulkan efek reputasi.
• Organisasi publik sekarang banyak dicemooh
karena kinerjanaya dinilai buruk, karena itu
perlu etika.
27
Kenapa perilaku tidak etis terjadi?
• Kecenderungan mengedepankan etika
personal ketimbang etika yang lebih besar
(sosial).
• Kecenderungan mengedepankan kepentingan
diri sendiri
• Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis.
28

More Related Content

Similar to Etika.pptx

Pengenalan p moral kssr 2011
Pengenalan p moral kssr 2011Pengenalan p moral kssr 2011
Pengenalan p moral kssr 2011farisbest
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxSansBel
 
Teoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnisTeoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnisDedy Setiady
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisUsman Fadholy
 
Pertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdf
Pertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdfPertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdf
Pertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdfOktaviaRahayu2
 
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiFarhan Helmy
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...DavidOktarioSidharta
 
Bab 1 teoritika etika bisnis
Bab 1 teoritika etika bisnisBab 1 teoritika etika bisnis
Bab 1 teoritika etika bisnisSandika Wahyu IP
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Melly Gunawan
 
Softskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisSoftskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisDedy Setiady
 
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdfKomunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdfwadejack1
 
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Wildan Karim Angga Perbata
 
16108900.ppt
16108900.ppt16108900.ppt
16108900.pptRules141
 

Similar to Etika.pptx (20)

Pengenalan p moral kssr 2011
Pengenalan p moral kssr 2011Pengenalan p moral kssr 2011
Pengenalan p moral kssr 2011
 
Etika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptxEtika, Moral dan Etiket.pptx
Etika, Moral dan Etiket.pptx
 
Teoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnisTeoritika etika bisnis
Teoritika etika bisnis
 
Hannout Etika Bisnis
Hannout Etika BisnisHannout Etika Bisnis
Hannout Etika Bisnis
 
Understanding ethics
Understanding ethicsUnderstanding ethics
Understanding ethics
 
Pertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdf
Pertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdfPertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdf
Pertemuan 1_Pendahuluan dan Teori Etika.pdf
 
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan PolitisiEtika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
Etika Publik untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi
 
klasifikasi etika
klasifikasi etikaklasifikasi etika
klasifikasi etika
 
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
Be & gg, david oktario s, hapzi ali, implementasi philosophical ethics and bu...
 
Bab 1 teoritika etika bisnis
Bab 1 teoritika etika bisnisBab 1 teoritika etika bisnis
Bab 1 teoritika etika bisnis
 
cek
cekcek
cek
 
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
Soft skill etika bisnis (tuga ke 1)
 
Softskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnisSoftskill teoritika etika bisnis
Softskill teoritika etika bisnis
 
E t i k a, mm1
E t i k a, mm1E t i k a, mm1
E t i k a, mm1
 
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdfKomunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
Komunikasi_ETIKA KEDOKTERAN.pdf
 
Minggu 1 ETIKA.pptx
Minggu 1 ETIKA.pptxMinggu 1 ETIKA.pptx
Minggu 1 ETIKA.pptx
 
Etika kul ke 6
Etika kul ke 6Etika kul ke 6
Etika kul ke 6
 
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
Be&gg, wildan karim angga perbata, hapzi ali, philosphical ethic & business, ...
 
Pengantar Etika BAB 1
Pengantar Etika BAB 1Pengantar Etika BAB 1
Pengantar Etika BAB 1
 
16108900.ppt
16108900.ppt16108900.ppt
16108900.ppt
 

Recently uploaded

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 

Etika.pptx

  • 1. Beberapa Definisi • Etika, dari bahasa Yunani ethos, artinya: kebiasaan atau watak • Moral, dari bahasa Latin mos (jamak: mores), artinya: cara hidup atau kebiasaan. • Norma, dalam bahasa Latin, norma berarti penyiku atau pengukur, dalam bahasa Inggris, norm, berarti aturan atau kaidah. • Nilai, dalam bhs Inggris value, berarti konsep tentang baik dan buruk baik yang berkenaan dengan proses (instrumental) atau hasil (terminal)
  • 2. 4 aliran pemikiran etika • Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai kesepakatan • Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar penalaran atau logika. • Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal yang baik dan buruk. • Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Maha Kuasa. 2
  • 3. ALIRAN BESAR ETIKA Ada 3 teori / aliran besar bagian etika : 1) Etika Deontologi (ED) Tokoh ED  Immanuel Kant (1734 – 1804). E D Memandang tindakan baik atau buruk berdasarkan apakah tindakan itu sesuai / tidak sesuai kewajiban. Tak mempersoalkan akibat dari tindakan tersebut, baik atau buruk. Kebajikan  ketika seorang melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajibannya
  • 4. • Kewajiban moral  sebagai manifestasi hukum moral adalah sesuatu yang sudah ditanam dalam setiap diri pribadi manusia yang bersifat uuniversal. • Manusia suadah dibekali pemahaman  tindakan itu baik atau buruk seharusnya melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan sebagai perintah tanpa syarat (imperatif / kategoris). Contoh : • Kewajiban moral tidak korupsi  merupakan tindakan tanpa syarat yg hrs dilakukan oleh setiap mns. Bukan krn hasil atau adanya tujuan ttt yang akan diraih. Sebenarnya, scr moral sudah tahu
  • 5. • Ukuran kebaikan ED  kewajiban, kemauan baik, kerja keras dan otonomi bebas. • Setiap tindakan dikatakan baik  bila dilaksanakan krn didasari kewajiban moral dan demi kewajiban moral. E D Menekankan bahwa tindakan / kebijakan hrs didasari oleh motivasi & kemauan baik dlm diri. Tanpa pamrih apapun
  • 6. Tindakan itu baik Didasari kemauan baik Kerja keras Sungguh-sungguh utk melakukan perbuatan itu Berdasarkan atas otonomi bebasnya Tanpa ada paksaan dari luar bila
  • 7. 2) Etika Teleologi (ET) • ET kebaikan dengan ED Memandang baik atau buruk berdasarkan tujuan atau akibat dari perbuatan itu. Membantu kesulitan ED, ketika dihadapkan pada atau lebih kewajiban yang bertentangan satu dengan yang lain. Jawaban ET bersifat situasional  memilih mana yang membawa akibat baik walaupun harus melanggar kewajiban nilai norma yang lain. E T
  • 8. Contoh : a) Ketika bencana sedang terjadi, situasi biasanya chaos. Keadaan chaos, memenuhi kewajiban sering sulit dilakukan. b) Kewajiban pakai helm bagi pengendara motor, tak dapat dipenuhi karena lebih fokus pada satu tujuan mencari keselamatan. c) Kewajiban bayar pajak dan hutang  sulit dipenuhi karena akan kehilangan harta benda. Dalam situasi diatas, ET perlu dipertimbangkan, yaitu dari akibat baik, bbrp kewajiban mendapat toleransi tak dipenuhi.
  • 9. Kemudian muncul problem  akibat yang baik itu, baik menurut siapa ? Dari pertentangan diatas, ET digolongkan menjadi 2 yaitu : a) Egoisme etis b) Utilitarianisme Apakah baik untuk Pelaku ? Orang lain ?
  • 10. a) Egoisme Etis (EE) E E Memandang tindakan yg baik adalah tindakan yang berakibat baik untuk pelakunya. Dibenarkan tiap orang mengejar kebahagiaan utk dirinya. Dianggap salah / buruk bila membiarkan dirinya rugi / sengsara b) Etika Utilitarianisme (EU)  EU  menilai baik / buruknya suatu perbuatan tergantung bagaimana akibatnya terhadap banyak orang.  Tindakan baik, bila manfaatnya besar bagi banyak orang.
  • 11. EU didalam menentukan suatu tindakan dilematis : 1) Dilihat mana yg memniliki kerugian paling kecil. 2) Manfaat mana yg paling menguntungkan banyak orang. Sering terjadi kemanfaatannya besar, ttp hanya dinikmati oleh sebagian kecil orang. E U Tak terpaku pada nilai atau norma yg ada Setiap tindakan dilihat, apakah akibat yg ditimbulkan akan memberikan manfaat bagi banyak orang / tidak.
  • 12. • Bila tindakan, hanya menguntungkan sebagian kecil orang / merugikan, maka harus dicari alternatif tindakan lain. • EU, menjawab pertanyaan EE  bahwa kemanfaatan banyak orang yg lebih diutamakan. Kemanfaatan diri diperbolehkan sewajarnya karena kemanfaatan itu harus dibagi kepada orang lain. E U Lebih bersifat realistis Terbuka thd beragam alternatif tindakan Berorientasi pd kemanfaatan yg besar Menguntungkan banyak orang
  • 13. Kelemahan EU a) Karena alasan kemanfaatan utk orang banyak, membenarkan adanya ketidakadilan thd minoritas. b) Lebih melihat kemanfaatan materialistis, kurang memperhatikan non material seperti kasih sayang, nama baik, hak, dll. c) Karena manfaat lebih baik berorientasi materi, maka hal-hal martabat bangsa, nasionalisme, dll diabaikan. Contoh :  Dalam rangka menarik investor asing, aset negara banyak dijual.  Guna meningkatkan devisa negara banyak TKI dikirim ke LN.  Lingkungan dirusak atas nama mensejahterakan masy,
  • 14. d) Berorientasi jangka pendek, kurang melihat jangka panjang seperti kerusakan lingkungan, dampak negatif pada masa depan dll. e) Nilai dan norma tidak dianggap penting, berorientasi hasil, sehingga tindakan yg melanggar nilai dan norma atas kemanfaatan yg besar tidak masalah. Contoh : perjudian / prostitusi dibenarkan. f) EU sulit menentukan mana yg lebih diutamakan, kemanfaatan yg besar, namun dirasakan oleh sedikit masy atau kemanfaatan kecil namun yg lebih banyak dirasakan banyak orang meskipun kemanfaatannya kecil.
  • 15. Kelemahan EU, dibedakan 2 tingkatan, yaitu : • Utilitarianisme aturan • Utilitarianisme tindakan Berdasarkan 2 (dua) utilitarianisme diatas, maka : a) Setiap kebijakan atau tindakan hrs dicek, bertentangan / tidak dg nilai dan norma. Bila bertentangan hrs ditolak, walaupun memiliki kemanfaatan yg besar. b) Kemanfaatan tidak hanya dilihat fisik saja, ttp juga yg non fisik spt kerusakan mental, moralitas, kerusakan lingkungan dan sebagainya. c) Masy yg dirugikan perlu pendekatan personal dan kompensasi yg memadai utk memperkecil kerugian material dan non material.
  • 16. 3) Etika Keutamaan (EK) E K Tidak mempersoalkan akibat suatu tindakan Tidak mendasarkan pada penilaian moral pada kewajiban terhadap hukum moral, tetapi pada pengembangan karakter moral diri setiap orang Orang tak hanya melakukan tindakan yang baik, melainkan menjadi orang yang baik. Karakter moral dibangun dengan cara meneladani perbuatan-2 baik yang dilakukan oleh para tokoh besar. Internalisasi dibangun melalui cerita, sejarah yg mengandung nilai-2 keutamaan agar dihayati dan ditiru masyarakat.
  • 17. Kelemahan EK a) Ketika terjadid alam masyarakat majemuk  tokoh-tokoh yg jadi panutan juga beragam, sehingga konsep keutamaannya juga beragam. Kondisi ini dikhawatirkan akan berdampak terjadi benturan sosial. b) Kelemahan EK diatasi dengan mengarahkan keteladanan tidak pada figur tokoh tetapi pada perbuatan baik, sehingga ditemukan prinsip-prinsip umum tentang karakter yg bermoral.
  • 19. Hukum dan Etika • Keduanya mengatur perilaku individu • Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak selalu berarti tidak etis • Hukum bersifat eksternal dan dapat ditegakkan tanpa melibatkan perasaan, atau kepercayaan orang (sasaran hukum), sementara etika bersifat internal, subyektif, digerakkan oleh keyakinan dan kesadaran individu. 19
  • 20. • Hukum dalam konteks administrasi adalah soal pemberian otoritas atau instrumen kekuasaan • Basis dari hukum adalah etika, dan ketika hukum diterapkan harus dikembalikan pada prinsip-prinsip etika • Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi secara etika dipermasalahkan [trend anak politisi yang jadi calon anggota legislatif] 20
  • 21. Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich • Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi yang bertanggungjawab yang diperlukan adalah penegakan sistem kontrol melalui undang- undang dan peraturan yang dapat mendisiplinkan para pelanggar hukum. • Friedrich (1940): Birokrasi yang bertanggungjawab hanya bisa ditegakkan dengan dengan menseleksi orang yang benar dengan kriteria profesionalisme yang jelas, dan mensosialisasikannya ke dalam nilai-nilai pelayanan publik. 21
  • 22. Empat Hirarki Etika 22 Moralitas pribadi Etika profesi Etika organisasi Etika Sosial Mikro Makro
  • 23. Moralitas Pribadi • Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah terinternalisasi dalam diri individu • Produk dari sosialisasi nilai masa lalu • Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang hidup dalam jiwa dan menuntun perilaku individu • Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas kepribadian individu • Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan sosial dan organisasi 23
  • 24. Etika profesi • Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan profesional • Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip- prinsip profesionalisme (kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi) • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara universal • Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi) 24
  • 25. Etika Organisasi • Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan organisasi • Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi modern (efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas, demokrasi) • Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara universal • Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan politik dari politisi yang membawahi birokrat • Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi 25
  • 26. Etika Sosial • Konsep benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan hubungan-hubungan sosial • Nilai bersumber dari agama, tradisi, dan dinamika sosial • Pada umumnya etika sosial tidak tertulis, tetapi hidup dalam memori publik, dan terinternalisasi melalui sosialisasi nilai di masyarakat • Etika sosial menjadi basis tertib sosial [Jepang, tidak boleh mengganggu dan merepotkan orang lain] • Masyarakat memiliki mekanisme penegakan etika sosial, yaitu melalui penerapan sanksi-sanksi sosial [diberitakan sebagai tersangka] 26
  • 27. Kenapa diperlukan peraturan etika? • Untuk meredam kecenderungan kepentingan pribadi. • Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus bersifat dilematis, karena itu diperlukan yang bisa memberikan kepastian tentang mana yang benar dan salah, baik dan buruk. • Penerapan peraturan etika dapat membuat perilaku etis menimbulkan efek reputasi. • Organisasi publik sekarang banyak dicemooh karena kinerjanaya dinilai buruk, karena itu perlu etika. 27
  • 28. Kenapa perilaku tidak etis terjadi? • Kecenderungan mengedepankan etika personal ketimbang etika yang lebih besar (sosial). • Kecenderungan mengedepankan kepentingan diri sendiri • Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis. 28