SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
Analisis Karakteristik Sensor Magnetic
Inductance Tomography (MIT) untuk
Aplikasi Inspeksi Cacat Logam
Rifaโ€™atul Fadilah
Dosen Pembimbing : Elvan Yuniarti, M.Si
Pembimbing Lapangan : Dr. Mahfudz Al Huda M. Eng
S1 Fisika Instrumentasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
C-TECH LABS
EDWAR TECHNOLOGY
Outline
โ–ชLatar Belakang
โ–ชTujuan dan Manfaat
โ–ชDasar Teori
โ–ชMetodologi Penelitian
โ–ชMetode Pengambilan Data
โ–ชHasil dan Pembahasan
โ–ชKesimpulan dan Saran
Latar Belakang
Logam
Production
Casting
Defects
Cacat
bentuk
Cacat luar
Cacat
dalam
NDT
Quality Control
Memelihara kualitas
Meminimalisir reject
Menekan biaya produksi
Penyempurnaan teknik
Non Destructive Testing (NDT)
Metode Inspeksi
X-Radiography
Ultrasonic
Eddy Current
Magnetic Particle
Liquid Penetrant
MIT
Teknik tomografi elektrik berbasis
induksi magnetik untuk
pencitraan parameter
elektromagnetik pasif pada
frekuensi rendah secara non-
invasive dan non-destructive.
Visual
Tujuan dan Manfaat
1. Mengetahui karakteristik hubungan antara sensor
MIT dengan material menggunakan metode Lift-off.
2. Mengetahui karakteristik perbandingan data baja
normal dan cacat dengan perbandingan variasi tebal
pelat.
3. Membandingkan metode pengukuran yang tepat
pada MIT untuk deteksi cacat dengan metode
pengambilan data secara sweeping.
4. Bagaimana batasan dan kemampuan hasil
pengukuran nilai โˆ†V imajiner untuk mendeteksi
cacat.
1. Memberikan kontribusi dalam bidang
riset Non Destructive Testing (NDT)
mengenai teknologi flaw detection
pada logam.
2. Dapat dijadikan referensi untuk
penelitian deteksi cacat pada logam
hasil lasan.
Induksi Elektromagnetik
Persamaan Ampere-Maxwell
๐›ป ร— ๐‘ฏ = ๐‘ฑ +
๐œ•๐‘ซ
๐œ•๐‘ก
Hukum Faraday
๐›ป ร— ๐‘ฌ = โˆ’
๐œ•๐‘ฉ
๐œ•๐‘ก
Biot Savart
๐‘‘๐‘ฉ =
๐œ‡0๐ผ ๐‘‘๐‘™ ร— ๐ผ๐‘Ÿ
4๐œ‹๐‘Ÿ2
๐‘ฉ = ๐œ‡0๐œ‡๐‘Ÿ๐‘ฏ
๐‘ซ = ๐œ€0๐œ€๐‘Ÿ๐‘ฌ
D = rapat flux listrik
๐ถ
๐‘š2
E = medan listrik (V/m)
B = rapat fluks magnet (T)
H = medan magnet (A/m)
J = rapat arus listrik
๐ด
๐‘š2
Source: Communications Museum of Macao
Eddy Currents
Material Konduktif
Eddy Currents
Mf primer
Mf sekunder
(Griffiths, 2001)
Source: Olympus Corporation
Phasor Response of Different Objects in MIT (A. J. Peyton)
1. Tidak ada objek โ†’ hanya background signal (sinyal
langsung antara dua kumparan)
2. Objek magnetik, non-conducting โ†’ terdapat sinyal
tambahan dari objek yang se-fase dengan
background sinyal.
3. Objek konduktif, non-magnetic โ†’ sinyal yang
disebabkan objek memiliki komponen yang se-fasa
dan kuadratur (fase antara background sinyal dan
sinyal objek sekitar 90ยฐ โˆ’ 180ยฐ )
4. Objek magnetik mengandung besi โ†’ Fase antara
sinyal background dan sinyal objek 0ยฐ โˆ’ 180ยฐ
5. Objek berkonduktivitas rendah (biologis) โ†’ interaksi
lemah antara medan yang ada dengan objek. (fase
hanya sekitar 90ยฐ dari fase background.
Magnetic Indutance Tomography :forward model
Hoe Cher Wee (2010)
Terdapat dua metode untuk menterjemahkan signal perturbation:
- dengan mengukur real part dan imaginary part pada Vo (total voltage)
- mengukur phase antara Vo dan Vtotal.
Metodologi
Penelitian
Eksperimen Karakterisasi
Sinyal
Eksperimen Deteksi Cacat Subsurface
Studi Literatur
-Metode yang dapat digunakan untuk
deteksi cacat
-Perbandingan data terhadap variasi
dimensi cacat
-Karakteristik sensor terhadap
perubahan frekuensi
-Karakteristik lift off pada bahan
yang berbeda
Grafik Hasil Inspeksi Cacat
Karakteristik Sensor
Eksperimen Variasi Tebal Pelat
-Perbandingan konduktivitas
pada frekuensi tinggi dan
rendah
-Perbandingan tebal pelat
Literatur
Literatur
Perbandingan Variasi Tebal
terhadap Sinyal Output
Kesimpulan
Literatur
Sensor, Benda Uji, Eddy Current Generator, Osiloskop, dan Komputer
Preparasi sistem pengukuran :
Menghubungkan Sensor-Eddy Current Generator- Osiloskop-Komputer)
Eddy Current Generator menembakan sinyal AC ke
Transmitter
Receiver menerima medan total primer dan
sekunder dalam bentuk tegangan
Tegangan terhadap waktu yang ditangkap receiver
ditampilkan pada osiloskop
Data dari osiloskop di capture dan
disimpan dalam komputer
Setup Eksperimen
D dalam: 20mm
D luar: 40mm
D kawat: 0,15mm
Tebal: 12mm
Induktansi: 200mH
Shyahrul Ulum (2010)
ษธ20
2,500
2,500
12
METODE DAN HASIL
EKSPERIMEN
1
Eksperimen pendahuluan
untuk mengetahui
karakteristik hubungan
sensor dengan sifat
magnetik material terhadap
perubahan frekuensi dengan
metode Lift-Off
Objek uji:
Baja 30x30x0,3 cm
Alumunium 30x30x0,3 cm
Lift Off
Measurement of Imaginary Perturbtion
Signal
ฮ”V= Re(ฮ”V) + j im (ฮ”V)
dx Vtotal โˆ†๐‘‰ ๐œƒ(ns) โˆ†๐œƒยฐ polar delta R rect delta x rect
0 0,72 0,12 780 14,310410 0,116277 0,029661
1 0,68 0,08 60 1,100801 0,079985 0,001537
2 0,68 0,08 80 1,467734 0,079974 0,002049
3 0,64 0,04 60 1,100801 0,039993 0,000768
4 0,64 0,04 40 0,733867 0,039997 0,000512
5 0,64 0,04 20 0,366934 0,039999 0,000256
6 0,62 0,02 30 0,550400 0,019999 0,000192
7 0,6 0 0 0 0 0
8 0,6 0 0 0 0 0
9 0,6 0 0 0 0 0
Vtotal-V0 ๐œƒ โˆ— 2ฯ€. ๐‘“ โˆ†๐‘‰ โˆ— ๐ถ๐‘‚๐‘†(โˆ†๐œƒยฐ) โˆ†๐‘‰ โˆ— ๐‘†๐ผ๐‘(โˆ†๐œƒยฐ)
Polar โ†’ rectangular
rectangularโ†’ polar
Contoh: frekuensi 50.963KHz
Bentuk polar
โˆ†๐‘‰ = ๐‘…๐‘’(โˆ†๐‘‰)2 + ๐ผ๐‘š(โˆ†๐‘‰)2
-2
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
โˆ†V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Imajiner
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-4
-2
0
2
4
6
8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
โˆ†V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Riil
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
Alumunium
Hasil dan
Pembahasan 1
-2
-1
0
1
2
3
4
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
โˆ†V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Imajiner
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
0 2 4 6 8 10 12
โˆ†V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Riil
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
Baja
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
0 2 4 6 8 10 12
โˆ†V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Baja
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-4
-2
0
2
4
6
8
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
โˆ†V
Re
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Alumunium
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-2
0
2
4
6
8
10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
โˆ†V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Alumunium
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
-2
-1
0
1
2
3
4
5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
โˆ†V
Im
(V)
Jarak Lift Off (Cm)
Baja
50.963 kHz
58.513 kHz
61.099 KHz
63.924 kHz
65.827 KHz
68.689 kHz
75.231 kHz
โ‰ค 58.512KHz dan โ‰ฅ
68.680๐พ๐ป๐‘ง โ†’dapat
digunakan untuk pengukuran
Frekuensi resonansi โ†’ ๐‘‹๐ฟ = ๐‘‹๐ถ
Reaktansi Kapasitif ๐‘‹๐ถ
Reaktansi Induktif ๐‘‹๐ฟ
Eksperimental
Characterization
HASIL DAN PEMBAHASAN
Source: Basic Electronic Tutorials
Source: NDT Research Center
2
Dengan asumsi bahwa semakin besar
ukuran cacat, semakin tipis tebal pelat.
Untuk mengetahui pengaruh ukuran
cacat terhadap peak yang dihasilkan,
dilakukan ekperimen dengan beda
tebal pelat untuk mensimulasikan
perbandingan volume cacat.
(1) (2)
(3)
(4) (5) (6)
Material Vpp (V)
Alumunium 3mm 0,9
Baja 3mm (30x30cm) 1,14
Baja 3mm (panjang) 1,24
Baja 5mm 1,22
Baja 8mm 1,32
Baja 10mm 1,30
Material Vpp (V)
Alumunium 3mm 1,86
Baja 3mm (30x30cm) 1,10
Baja 3mm (panjang) 1,06
Baja 5mm 1,16
Baja 8mm 1,06
Baja 10mm 1,02
45kHz 80kHz
V yang diterima Rx memiliki pola yang berlawanan antara frekuensi dibawah frekuensi resonansi dan diatas frekuensi
resonansi, sebagaimana percobaan pertama pada eksperimen lift off
Hasil dan
Pembahasan 2
๐›ป ร— ๐‘ฏ = ๐‘ฑ +
๐œ•๐‘ซ
๐œ•๐‘ก
Baja tipis Baja tebal
Semakin rapat arus ( ๐ฝ semakin besar)
Semakin renggang arus ( ๐ฝ semakin kecil)
๐‘ฉ = ๐œ‡0๐œ‡๐‘Ÿ๐‘ฏ
Medan sekunder semakin besar Medan sekunder semakin kecil
Ampere-Maxwell
3
Eksperimen: Analisis sinyal pada
receiver saat melewati baja
yang berlubang. Dilakukan
dengan menghitung nilai โˆ†๐œƒ
dan ๐‘–๐‘š(โˆ†๐‘‰).
6cm 6cm
D=5mm D=10mm
10cm 10cm
8mm 8mm
10mm
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tx Rx
Baris1
Baris2
Baris3
Baris4
Baris5
Pemetaan Titik Pengukuran
Pengambilan Data Pergeseran Fase
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Baris1
Baris2
Baris3
Baris4
Baris5
-0.12
-0.07
-0.02
0.03
0.08
-1.50E-06 -1.00E-06 -5.00E-07 0.00E+00
Amplitudo
(V)
t (s)
Cacat
Normal
Hasil dan
Pembahasan 3
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
790
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Normal
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
670
680
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Cacat
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
670
680
690
700
710
720
730
740
750
760
770
780
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Baris 3
Cacat
Normal
Perbandingan Ukuran Cacat
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Tx Rx
Baris1
Baris2
Baris3
Baris4
Baris5
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
dT
(
S)
Titik Pengukuran
Baris 1
Baris 2
Baris 3
Baris 4
Baris 5
Hasil Normalisasi Pergeseran Sinyal (normal-cacat)
(Mook, G.- Michel, F โ€“ Simonin, J.)
-1E-10
0
1E-10
2E-10
3E-10
4E-10
5E-10
6E-10
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
โˆ†V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 1
-8E-11
-6E-11
-4E-11
-2E-11
0
2E-11
4E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
โˆ†V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 2
-4E-11
-2E-11
0
2E-11
4E-11
6E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
โˆ†V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 3
-1.5E-11
-1E-11
-5E-12
0
5E-12
1E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
โˆ†V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 4
-8E-12
-6E-12
-4E-12
-2E-12
0
2E-12
4E-12
6E-12
8E-12
1E-11
1.2E-11
1.4E-11
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
โˆ†V
Im
(V)
Titik Pengukuran
Baris 5
Grafik โˆ†๐‘‰ imajiner
Kesimpulan
1. Pada frekuensi dibawah frekuensi resonansi <63,924 kHz
nilai imajiner tegangan sekunder baja lebih besar dari
alumunium, sedangkan pada frekuensi diatas frekuensi
resonansi >63,924 kHz nilai imajiner tegangan sekunder baja
lebih kecil dari alumunium.
2. Frekuensi yang sesuai untuk pengukuran adalah 80 kHz atau
diatas frekuensi resonansi, dimana tegangan yang terbaca
pada receiver akan lebih besar pada pelat yang semakin
tipis.
3. Untuk melihat pengaruh medan sekunder yang kecil dapat
dilakukan dengan menganalisis perubahan fase dan โˆ†V
imajinernya, namun menganalisis pergeseran sinyal
merupakan metode yang lebih simpel dan akurat.
4. Hasil pengukuran โˆ†V imajiner sudah mampu melihat adanya
cacat namun belum dapat mengetahui letak cacatnya.
Dari ketiga eksperimen yang
telah dilakukan, telah ditarik
beberapa kesimpulan
Saran
1. Perlu diperhatikan lagi pengaruh skin depth penetration
pada masing-masing objek
2. Objek yang digunakan lebih baik memiliki campuran yang
sama agar lebih mudah menganalisis perbandingan-
pernbandingan.
3. Masih perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut untuk
mencari metode pengambilan data untuk inspeksi cacat
pada logam
4. Perlu dilakukan eksperimen dengan dimensi cacat yang
lebih kecil.
Masih banyaknya penelitian
yang harus dilakukan sehingga
terdapat beberapa saran.
Wassalamuโ€™alaykum Wr.Wb.

More Related Content

Similar to Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam

Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scanAgung Oktavianto
ย 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scanAgung Oktavianto
ย 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan ElektronikIPA 2014
ย 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstoneumammuhammad27
ย 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utdinabihaqqi
ย 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...ayu bekti
ย 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-pptmuhammad Mukri
ย 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"Varilia Wardani
ย 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawiesu Herman
ย 
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01yogi aditiya
ย 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivIis Ragiel
ย 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptLailaa17
ย 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breakerbernadus lokaputra
ย 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikkemenag
ย 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxnfathurahmanridwanri
ย 
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3Alqharomi
ย 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaYuwan Kilmi
ย 

Similar to Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam (20)

Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
ย 
Uji kesesuaian ct scan
Uji kesesuaian   ct scanUji kesesuaian   ct scan
Uji kesesuaian ct scan
ย 
Function generator
Function generatorFunction generator
Function generator
ย 
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
14708251033_Ary Gunawan_Instrumentasi Listrik, Magnet, dan Elektronik
ย 
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
2 b 59_utut muhammad_laporan_jembatan wheatstone
ย 
modul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode utmodul pengujian material metode ut
modul pengujian material metode ut
ย 
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
PENGGUNAAN METODE ANALISIS GELOMBANG SEISMIK PERMUKAAN UNTUK PENGEMBANGAN TE...
ย 
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
153704375 xrd-dan-ft-ir-ppt
ย 
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
LAPORAN PRAKTIKUM "RANGKAIAN RL dan RC"
ย 
Soleh 2078
Soleh 2078Soleh 2078
Soleh 2078
ย 
Master mr.mawie
Master mr.mawieMaster mr.mawie
Master mr.mawie
ย 
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
Elektronikadasar 110927064702-phpapp01
ย 
BAB VI
BAB VIBAB VI
BAB VI
ย 
Laporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan ivLaporan resmi percobaan iv
Laporan resmi percobaan iv
ย 
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.pptPertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
Pertemuan 3-Pengukuran dan Kalibrasi.ppt
ย 
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit BreakerLaporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
Laporan Perlengkapan Sistem Tenaga Listrik - Circuit Breaker
ย 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
ย 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
ย 
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
818642880 v2n3 5 zasvia hendri 3
ย 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
ย 

Recently uploaded

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
ย 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
ย 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
ย 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
ย 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
ย 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
ย 

Recently uploaded (6)

05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
ย 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
ย 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
ย 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
ย 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
ย 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
ย 

Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam

  • 1. Analisis Karakteristik Sensor Magnetic Inductance Tomography (MIT) untuk Aplikasi Inspeksi Cacat Logam Rifaโ€™atul Fadilah Dosen Pembimbing : Elvan Yuniarti, M.Si Pembimbing Lapangan : Dr. Mahfudz Al Huda M. Eng S1 Fisika Instrumentasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta C-TECH LABS EDWAR TECHNOLOGY
  • 2. Outline โ–ชLatar Belakang โ–ชTujuan dan Manfaat โ–ชDasar Teori โ–ชMetodologi Penelitian โ–ชMetode Pengambilan Data โ–ชHasil dan Pembahasan โ–ชKesimpulan dan Saran
  • 3. Latar Belakang Logam Production Casting Defects Cacat bentuk Cacat luar Cacat dalam NDT Quality Control Memelihara kualitas Meminimalisir reject Menekan biaya produksi Penyempurnaan teknik
  • 4. Non Destructive Testing (NDT) Metode Inspeksi X-Radiography Ultrasonic Eddy Current Magnetic Particle Liquid Penetrant MIT Teknik tomografi elektrik berbasis induksi magnetik untuk pencitraan parameter elektromagnetik pasif pada frekuensi rendah secara non- invasive dan non-destructive. Visual
  • 5. Tujuan dan Manfaat 1. Mengetahui karakteristik hubungan antara sensor MIT dengan material menggunakan metode Lift-off. 2. Mengetahui karakteristik perbandingan data baja normal dan cacat dengan perbandingan variasi tebal pelat. 3. Membandingkan metode pengukuran yang tepat pada MIT untuk deteksi cacat dengan metode pengambilan data secara sweeping. 4. Bagaimana batasan dan kemampuan hasil pengukuran nilai โˆ†V imajiner untuk mendeteksi cacat. 1. Memberikan kontribusi dalam bidang riset Non Destructive Testing (NDT) mengenai teknologi flaw detection pada logam. 2. Dapat dijadikan referensi untuk penelitian deteksi cacat pada logam hasil lasan.
  • 6. Induksi Elektromagnetik Persamaan Ampere-Maxwell ๐›ป ร— ๐‘ฏ = ๐‘ฑ + ๐œ•๐‘ซ ๐œ•๐‘ก Hukum Faraday ๐›ป ร— ๐‘ฌ = โˆ’ ๐œ•๐‘ฉ ๐œ•๐‘ก Biot Savart ๐‘‘๐‘ฉ = ๐œ‡0๐ผ ๐‘‘๐‘™ ร— ๐ผ๐‘Ÿ 4๐œ‹๐‘Ÿ2 ๐‘ฉ = ๐œ‡0๐œ‡๐‘Ÿ๐‘ฏ ๐‘ซ = ๐œ€0๐œ€๐‘Ÿ๐‘ฌ D = rapat flux listrik ๐ถ ๐‘š2 E = medan listrik (V/m) B = rapat fluks magnet (T) H = medan magnet (A/m) J = rapat arus listrik ๐ด ๐‘š2 Source: Communications Museum of Macao
  • 7. Eddy Currents Material Konduktif Eddy Currents Mf primer Mf sekunder (Griffiths, 2001) Source: Olympus Corporation
  • 8. Phasor Response of Different Objects in MIT (A. J. Peyton) 1. Tidak ada objek โ†’ hanya background signal (sinyal langsung antara dua kumparan) 2. Objek magnetik, non-conducting โ†’ terdapat sinyal tambahan dari objek yang se-fase dengan background sinyal. 3. Objek konduktif, non-magnetic โ†’ sinyal yang disebabkan objek memiliki komponen yang se-fasa dan kuadratur (fase antara background sinyal dan sinyal objek sekitar 90ยฐ โˆ’ 180ยฐ ) 4. Objek magnetik mengandung besi โ†’ Fase antara sinyal background dan sinyal objek 0ยฐ โˆ’ 180ยฐ 5. Objek berkonduktivitas rendah (biologis) โ†’ interaksi lemah antara medan yang ada dengan objek. (fase hanya sekitar 90ยฐ dari fase background.
  • 9. Magnetic Indutance Tomography :forward model Hoe Cher Wee (2010) Terdapat dua metode untuk menterjemahkan signal perturbation: - dengan mengukur real part dan imaginary part pada Vo (total voltage) - mengukur phase antara Vo dan Vtotal.
  • 10. Metodologi Penelitian Eksperimen Karakterisasi Sinyal Eksperimen Deteksi Cacat Subsurface Studi Literatur -Metode yang dapat digunakan untuk deteksi cacat -Perbandingan data terhadap variasi dimensi cacat -Karakteristik sensor terhadap perubahan frekuensi -Karakteristik lift off pada bahan yang berbeda Grafik Hasil Inspeksi Cacat Karakteristik Sensor Eksperimen Variasi Tebal Pelat -Perbandingan konduktivitas pada frekuensi tinggi dan rendah -Perbandingan tebal pelat Literatur Literatur Perbandingan Variasi Tebal terhadap Sinyal Output Kesimpulan Literatur
  • 11. Sensor, Benda Uji, Eddy Current Generator, Osiloskop, dan Komputer Preparasi sistem pengukuran : Menghubungkan Sensor-Eddy Current Generator- Osiloskop-Komputer) Eddy Current Generator menembakan sinyal AC ke Transmitter Receiver menerima medan total primer dan sekunder dalam bentuk tegangan Tegangan terhadap waktu yang ditangkap receiver ditampilkan pada osiloskop Data dari osiloskop di capture dan disimpan dalam komputer Setup Eksperimen
  • 12. D dalam: 20mm D luar: 40mm D kawat: 0,15mm Tebal: 12mm Induktansi: 200mH Shyahrul Ulum (2010) ษธ20 2,500 2,500 12
  • 14. 1 Eksperimen pendahuluan untuk mengetahui karakteristik hubungan sensor dengan sifat magnetik material terhadap perubahan frekuensi dengan metode Lift-Off Objek uji: Baja 30x30x0,3 cm Alumunium 30x30x0,3 cm Lift Off
  • 15. Measurement of Imaginary Perturbtion Signal ฮ”V= Re(ฮ”V) + j im (ฮ”V) dx Vtotal โˆ†๐‘‰ ๐œƒ(ns) โˆ†๐œƒยฐ polar delta R rect delta x rect 0 0,72 0,12 780 14,310410 0,116277 0,029661 1 0,68 0,08 60 1,100801 0,079985 0,001537 2 0,68 0,08 80 1,467734 0,079974 0,002049 3 0,64 0,04 60 1,100801 0,039993 0,000768 4 0,64 0,04 40 0,733867 0,039997 0,000512 5 0,64 0,04 20 0,366934 0,039999 0,000256 6 0,62 0,02 30 0,550400 0,019999 0,000192 7 0,6 0 0 0 0 0 8 0,6 0 0 0 0 0 9 0,6 0 0 0 0 0 Vtotal-V0 ๐œƒ โˆ— 2ฯ€. ๐‘“ โˆ†๐‘‰ โˆ— ๐ถ๐‘‚๐‘†(โˆ†๐œƒยฐ) โˆ†๐‘‰ โˆ— ๐‘†๐ผ๐‘(โˆ†๐œƒยฐ) Polar โ†’ rectangular rectangularโ†’ polar Contoh: frekuensi 50.963KHz Bentuk polar โˆ†๐‘‰ = ๐‘…๐‘’(โˆ†๐‘‰)2 + ๐ผ๐‘š(โˆ†๐‘‰)2
  • 16. -2 0 2 4 6 8 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 โˆ†V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Imajiner 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -4 -2 0 2 4 6 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 โˆ†V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Riil 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz Alumunium Hasil dan Pembahasan 1
  • 17. -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 โˆ†V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Imajiner 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 0 2 4 6 8 10 12 โˆ†V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Riil 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz Baja
  • 18. -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 0 2 4 6 8 10 12 โˆ†V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Baja 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -4 -2 0 2 4 6 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 โˆ†V Re (V) Jarak Lift Off (Cm) Alumunium 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -2 0 2 4 6 8 10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 โˆ†V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Alumunium 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz -2 -1 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 โˆ†V Im (V) Jarak Lift Off (Cm) Baja 50.963 kHz 58.513 kHz 61.099 KHz 63.924 kHz 65.827 KHz 68.689 kHz 75.231 kHz โ‰ค 58.512KHz dan โ‰ฅ 68.680๐พ๐ป๐‘ง โ†’dapat digunakan untuk pengukuran Frekuensi resonansi โ†’ ๐‘‹๐ฟ = ๐‘‹๐ถ Reaktansi Kapasitif ๐‘‹๐ถ Reaktansi Induktif ๐‘‹๐ฟ Eksperimental Characterization HASIL DAN PEMBAHASAN
  • 19.
  • 20. Source: Basic Electronic Tutorials Source: NDT Research Center
  • 21. 2 Dengan asumsi bahwa semakin besar ukuran cacat, semakin tipis tebal pelat. Untuk mengetahui pengaruh ukuran cacat terhadap peak yang dihasilkan, dilakukan ekperimen dengan beda tebal pelat untuk mensimulasikan perbandingan volume cacat. (1) (2) (3) (4) (5) (6)
  • 22. Material Vpp (V) Alumunium 3mm 0,9 Baja 3mm (30x30cm) 1,14 Baja 3mm (panjang) 1,24 Baja 5mm 1,22 Baja 8mm 1,32 Baja 10mm 1,30 Material Vpp (V) Alumunium 3mm 1,86 Baja 3mm (30x30cm) 1,10 Baja 3mm (panjang) 1,06 Baja 5mm 1,16 Baja 8mm 1,06 Baja 10mm 1,02 45kHz 80kHz V yang diterima Rx memiliki pola yang berlawanan antara frekuensi dibawah frekuensi resonansi dan diatas frekuensi resonansi, sebagaimana percobaan pertama pada eksperimen lift off Hasil dan Pembahasan 2
  • 23. ๐›ป ร— ๐‘ฏ = ๐‘ฑ + ๐œ•๐‘ซ ๐œ•๐‘ก Baja tipis Baja tebal Semakin rapat arus ( ๐ฝ semakin besar) Semakin renggang arus ( ๐ฝ semakin kecil) ๐‘ฉ = ๐œ‡0๐œ‡๐‘Ÿ๐‘ฏ Medan sekunder semakin besar Medan sekunder semakin kecil Ampere-Maxwell
  • 24. 3 Eksperimen: Analisis sinyal pada receiver saat melewati baja yang berlubang. Dilakukan dengan menghitung nilai โˆ†๐œƒ dan ๐‘–๐‘š(โˆ†๐‘‰). 6cm 6cm D=5mm D=10mm 10cm 10cm 8mm 8mm 10mm
  • 25. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Tx Rx Baris1 Baris2 Baris3 Baris4 Baris5 Pemetaan Titik Pengukuran
  • 26. Pengambilan Data Pergeseran Fase 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Baris1 Baris2 Baris3 Baris4 Baris5 -0.12 -0.07 -0.02 0.03 0.08 -1.50E-06 -1.00E-06 -5.00E-07 0.00E+00 Amplitudo (V) t (s) Cacat Normal
  • 27. Hasil dan Pembahasan 3 690 700 710 720 730 740 750 760 770 780 790 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 dT ( S) Titik Pengukuran Normal Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 670 680 690 700 710 720 730 740 750 760 770 780 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 dT ( S) Titik Pengukuran Cacat Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5
  • 28. 670 680 690 700 710 720 730 740 750 760 770 780 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 dT ( S) Titik Pengukuran Baris 3 Cacat Normal Perbandingan Ukuran Cacat
  • 29. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 Tx Rx Baris1 Baris2 Baris3 Baris4 Baris5 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 dT ( S) Titik Pengukuran Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 Baris 5 Hasil Normalisasi Pergeseran Sinyal (normal-cacat) (Mook, G.- Michel, F โ€“ Simonin, J.)
  • 30. -1E-10 0 1E-10 2E-10 3E-10 4E-10 5E-10 6E-10 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 โˆ†V Im (V) Titik Pengukuran Baris 1 -8E-11 -6E-11 -4E-11 -2E-11 0 2E-11 4E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 โˆ†V Im (V) Titik Pengukuran Baris 2 -4E-11 -2E-11 0 2E-11 4E-11 6E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 โˆ†V Im (V) Titik Pengukuran Baris 3 -1.5E-11 -1E-11 -5E-12 0 5E-12 1E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 โˆ†V Im (V) Titik Pengukuran Baris 4 -8E-12 -6E-12 -4E-12 -2E-12 0 2E-12 4E-12 6E-12 8E-12 1E-11 1.2E-11 1.4E-11 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 โˆ†V Im (V) Titik Pengukuran Baris 5 Grafik โˆ†๐‘‰ imajiner
  • 31. Kesimpulan 1. Pada frekuensi dibawah frekuensi resonansi <63,924 kHz nilai imajiner tegangan sekunder baja lebih besar dari alumunium, sedangkan pada frekuensi diatas frekuensi resonansi >63,924 kHz nilai imajiner tegangan sekunder baja lebih kecil dari alumunium. 2. Frekuensi yang sesuai untuk pengukuran adalah 80 kHz atau diatas frekuensi resonansi, dimana tegangan yang terbaca pada receiver akan lebih besar pada pelat yang semakin tipis. 3. Untuk melihat pengaruh medan sekunder yang kecil dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan fase dan โˆ†V imajinernya, namun menganalisis pergeseran sinyal merupakan metode yang lebih simpel dan akurat. 4. Hasil pengukuran โˆ†V imajiner sudah mampu melihat adanya cacat namun belum dapat mengetahui letak cacatnya. Dari ketiga eksperimen yang telah dilakukan, telah ditarik beberapa kesimpulan
  • 32. Saran 1. Perlu diperhatikan lagi pengaruh skin depth penetration pada masing-masing objek 2. Objek yang digunakan lebih baik memiliki campuran yang sama agar lebih mudah menganalisis perbandingan- pernbandingan. 3. Masih perlu dilakukan eksperimen lebih lanjut untuk mencari metode pengambilan data untuk inspeksi cacat pada logam 4. Perlu dilakukan eksperimen dengan dimensi cacat yang lebih kecil. Masih banyaknya penelitian yang harus dilakukan sehingga terdapat beberapa saran.