SlideShare a Scribd company logo
1 of 61
Fauzan A Mahanani, S.Pd
1. Hukum Ohm 
2. Komponen Pasif 
* Resistor, Kapasitor, Transformator 
3. Komponen Aktif 
* Dioda, Transistor, FET, UJT, Tiristor dan Triak 
4. Pembentukan Gelombang 
* Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi, 
Multivibrator 
5. Penguat / Amplifier 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan 
Resistansi / tahanan. 
Arus = 
Tegangan 
Resistansi I = 
V 
R 
Arus listrik : gerakan muatan-muatan listrik yang diarahkan (ampere) 
Tegangan : selisih tekanan listrik yang menimbulkan arus antar kedua titik itu 
dalam rangkaian tertutup (volt) 
Resistansi : sifat suatu penghantar yang bekerja melawan arus listrik (Ohm) 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
1. Resistor 
Resistor di bagi dua kategori : 
1. Resistor Linier 
2. Resistor non-linier 
1. Resistor Linier 
* Resistor Tetap * Resistor Variabel 
Simbol untuk resistor linier tetap 
Unit satuan dari resistor / tahanan adalah ohm atau W 
Simbol untuk resistor linier variabel 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Tanda warna 
Pada resistor berdaya rendah ukuran ditunjukkan oleh kode warna yang terdapat 
pada badan resistor. 
Warna Ukuran Toleransi 
Hitam 0 
Coklat 1 1% 
Merah 2 2% 
Jingga 3 
Kuning 4 
Hijau 5 
Biru 6 
Ungu 7 
Abu-abu 8 
Putih 9 
Emas - 5% 
Perak - 10% 
Polos - 20% 
Contoh : 
Coklat 
Abu-abu 
Merah 
Emas 
Jawab : 
Coklat 
Abu-abu 
Merah 
Emas 
1 
8 
00 
± 5 % 
Resistor : 1800 ohm atau 1K8 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Banyak Resistor yang pada masa mendatang akan diberi sandi menurut BS 
1852 (Colour Code) harga dan toleransi resistor akan dicapkan pada 
badannya sebagai pengganti cincin-cincin berwarna yang sudah dikenal 
sekarang ini. 
Di belakang sandi harga akan ditambahkan huruf untuk menunjukkan 
toleransinya: 
F = ± 1% G = ± 2% J = ± 5% K = ± 10% M = 
±20% 
Contoh sandi resistansi menurut BS 1852: 
Penandaan Resistansi 
R33M 0,33W ±20% 
4k7F 4700W ±1% 
6M8M 6,8M W ±20% 
22KK 22K W ±10% 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
100 100 100 100 100 100 100 
101 
102 102 
104 
105 105 105 
106 
107 107 
109 
110 110 110 110 
111 
113 113 
114 
115 115 115 
117 
118 118 
120 120 120 
121 121 121 
123 
124 124 
126 
127 127 127 
129 
130 130 130 
132 
133 133 133 
135 
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
137 137 
138 
140 140 140 
142 
143 143 
145 
147 147 147 
149 
150 150 150 150 150 
152 
154 154 154 
156 
158 158 
160 160 
162 162 162 
164 
165 165 
167 
169 169 169 
172 
174 174 
176 
178 178 178 
180 180 180 
182 182 
184 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
187 187 187 
189 
191 191 
193 
196 196 196 
198 
200 200 200 
203 
205 205 205 
208 
210 210 
213 
215 215 215 
218 
220 220 220 220 
221 221 
223 
226 226 226 
229 
232 232 
234 
237 237 237 
240 240 
243 243 
246 
249 249 249 
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
252 
255 255 
258 
261 261 261 
264 
267 267 
270 270 
271 
274 274 274 
277 
280 280 
284 
287 287 287 
291 
294 294 
298 
300 
301 301 301 
305 
309 309 
312 
316 316 316 
320 
324 324 
328 
330 330 330 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
332 332 332 
336 
340 340 
344 
348 348 348 
352 
357 357 
360 
361 
365 365 365 
370 
374 374 
379 
383 383 383 
388 
390 390 
392 392 
397 
402 402 402 
407 
412 412 
417 
422 422 422 
427 
430 
432 432 
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
437 
442 442 442 
448 
453 453 
459 
464 464 464 
470 470 470 470 470 
475 475 
481 
487 487 487 
493 
499 499 
511 511 511 
517 
523 523 
530 
536 536 536 
542 
549 549 
556 
560 560 
562 562 562 
569 
576 576 
583 
590 590 590 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
597 
604 604 
612 
619 619 619 
620 
626 
634 634 
642 
649 649 649 
657 
665 665 
673 
680 680 680 
681 681 681 
690 
698 698 
706 
715 715 715 
723 
732 732 
741 
750 750 750 750 
759 
768 768 
777 
787 787 787 
0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% 
E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 
796 
806 806 
816 
820 820 
825 825 825 
835 
845 845 
856 
866 866 866 
876 
887 887 
898 
909 909 909 
910 
920 
931 931 
942 
953 953 953 
965 
976 976 
988 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor) 
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer. 
Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak 
boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah 
maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal. 
Kegunaan Resistor 
1. Membagi tegangan 
2. Melawan tegangan 
3. Mengatur volume suara (volume control) 
4. Mengatur nada rendah (bass control) 
5. Mengatur nada tingi (treble control) 
6. Mengatur keseimbangan (balance control) 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN 
• Rangkaian Seri 
1. V = V1 + V2 + V3 + ……. + Vn 
2. I1 = I2 = I3 = ……… = In 
3. Rt = R1 + R2 + R3 + …….. + Rn 
V1 
R1 R2 
V2 
I 
+ 
V 
- 
V 
I = R1 + R2 
V = V1 + V2 
V 
V2 = R2 . I = . R R 2 1 + R2 
R= 2 . V 
R1 + R2 
R= 1 . V 
V1 = R1 . I R1 + R2 
RESISTOR 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
• Rangkaian Parallel 
1. V = V1 = V2 = V3 = ……. = Vn 
2. I = I1 + I2 I3 + ……… + In 
3. 
V , I = I1 + I2 
I1 = R1 
, I2 = R2 
R I 1 . I 2 = 
R1 + R2 
R= 2 . I 
I1 R1 + R2 
V 
RI1 1 R2 I2 
I 
+ 
V 
- 
1 
Rt 
1 
R1 
1 
R2 
1 
Rn 
= + + … + 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Contoh: 
Hitung harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini ! 
10k 
1k 
10k 
10 Volt 
20 Volt 10k 
1k 
5k 
10k 
Jawab: 
Rtot = (R10k//R10k) + R1k = 6 Kohm 
VR10K = 
(R10k//R10k) 
(R10k//R10k) + R1k 
10V = 8,33V 
VR1K = 
(R1k) 10V 
(R10k//R10k) + R1k 
= 1,67V 
Latihan : Tentukan harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini ! 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Resistor variabel 
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer. 
Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak 
boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah 
maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal. 
2. Resistor non-linier 
A. Foto resistor 
Bila terkena sinar 
Bila terkena sinar 
R kecil (± ratusan ohm) 
R besar (± jutaan ohm) 
B. Termistor 
Termistor dibagi dalam dua jenis : 
1. Positif temperature coefisient (p.t.c) 
2. Negative temperature coefisient (n.t.c) 
-t +t 
Simbol termistor 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Menentukan Kaki-kaki Potensiometer 
Potensiometer memiliki 3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki. 
Untuk memudahkan dalam membedakan kaki-kaki tersebut ditandai dengan 
angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya. 
Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai 
berikut: 
•Pegang atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat 
bahwa kaki-kaki potensiometer berada di bagian atas dan as berada ‘lebih 
jauh’ dari mata anda. 
•Perhatikanlah bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengah 
adalah kaki b (2) dan kaki paling kanan adalah kaki c (3). 
•Sesuaikan dengan simbolnya. Umumnya kaki a adalah ground, sedang kaki b 
dan c tinggal menyesuaikan. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Mengukur dan memeriksa Potensiometer 
a. Pada pengukuran kaki a dengan kaki c, jarum bergerak 
menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan 
potensiometer, berarti potensiometer benar nilai ohmnya. 
b. Pada pengukuran kaki a dengan kaki b sambil as potensiometer 
diputar, jarum bergerak sesuai dengan putaran asnya tanpa 
tersendat-sendat berarti potensiometer baik. 
c. Pada pengukuran seperti point b, jarum bergerak tersendat-sendat, 
berarti potensiometer kotor lapisan arangnya. 
d. Jika kita lakukan pengukuran ternyata jarum bergerak penuh (tidak 
menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan 
potensiometer), berarti potensiometer short. 
e. Jika ternyata jarum tidak bergerak, berarti potensiometer 
putus/rusak. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
C. Resistor yang bergantung pada Tegangan / VDR 
Simbol VDR 
Tegangan naik 
Tegangan turun 
R berkurang 
R membesar 
Kerusakan yang sering terjadi pada resistor 
1. Nilai ohm resistor berubah 
2. Lapisan arang pada potensiometer atau trimer potensiometer aus/kotor. 
Cara mengatasinya adalah dengan menyemprotkan ‘Contact Cleaner’. 
atau dengan memindahklan jalur kontak peser potensiometer. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
2. Kapasitor 
Kapasitor sering disebut juga sebagai kondensator yang merupakan alat 
penyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan 
disebut kapasitansi (C). Dan memiliki satuan Farad (F) 
Muatan kapasitor q = C. V q = ò i dt 
1 Reaktansi kapasitif X = 1 C2pf C = wC 
(ohm) 
Pada dasarnya kapasitor dibuat (dibentuk) dari 2 buah plat penghantar yang terisolator 
(terpisah) satu sama lain. Isolator atau pemisahnya disebut dielektrika. Dan 
berdasarkan macam-macam dielektrikanya, maka kapasitor dapat dibagi menjadi 
beberapa jenis, diantaranya: 
a. Kondensator keramik 
•Sifat Kondensator 
b. Kondensator elektrolit 
1. Sebagai coupling, menahan arus DC dan 
c. kondensator mika 
meneruskan arus AC. 
d. Kondensator mylar 
2. Sebagai filter, menyimpan arus DC dan setelah 
e. Kondensator polyster 
penuh akan dikeluarkan. 
f. Kondensator udara 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Kapasitor terbagi dalam dua kelompok : 
1. Non-Polar Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1 mF, 
terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain. 
(a) (b) 
Simbol kapasitor non-elektrolit yang tetap (a) dan yang variabel (b) 
Salah satu contoh kapasitor non-elektrolit adalah kapasitor keramik. Kapasitor ini 
memiliki kapasitansi di bawah 1 mikro farad. Dua kakinya tidak memiliki kutub 
positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak perlu khawatir untuk terbalik. 
Kapasitor ini biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi menengah. 
Bentuk Fisik kondensator keramik 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
2. Polar Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya ³ 1 mF, 
terbuat dari aluminium, tantalum. 
- + 
Simbol kapasitor elektrolit 
Elektrolit Condensator (Elco) bahan dielektrikanya terbuat dari garam 
alumunium. Kondensator ini memiliki kapasitansi yang cukup besar, di atas 1 mikro 
farad. Elco memiliki 2 buah kaki yang berkutub positip dan negatip, sehingga 
pemasangannya tidak boleh terbalik. 
Elco biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi rendah, sebagai filter 
arus DC dalam catu daya. Pada badan elco tertulis nilai kapasitansi dan tanda kutub 
positip dan negatipnya. 
Bentuk fisik Elco 
+ - 
•Kerusakan yang sering terjadi: 
1. Kondensator mika, keramik, kertas, dan variabel terhubung antar kaki-kakinya. 
Kondensator ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali kondensator 
variabel logam. 
2. Elco sering kering, bocor atau meledak karena pemasangan polaritas 
yang keliru, atau melampaui batas tegangan kerja kondensator. 
3. Kapasitas kondensator sering berubah dan kaki-kakinya sering putus. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Hubungan Seri pada Kapasitor 
C1 C2 
1 
Ctot 
= 1 
C1 
1 
C2 
+ 
Hubungan Paralel pada Kapasitor 
C1 
C2 
Ctot = C1 + C2 
•Guna Kondensator 
1. Bersama kumparan membangkitkan frekuensi tertentu. 
2. Mengkopel (Coupling) rangkaian yang satu dengan rangkaian berikutnya. 
3. Sebagai Feedback, mengembalikan hasil penguatan dari transistor supaya mendapat-kan 
penguatan yang lebih besar (umpan balik). 
4. Sebagai by pass (simpangan), menyimpangkan arus AC ke chasis/ ground untuk 
mendapatkan nada rendah (bass) pada penguat suara. 
5. Sebagai filter, untuk menyaring arus AC yang masih masuk melalui dioda, agar dapat 
dikembalikan atau disearahkan lagi. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Mengisi dan Mengosongkan Kapasitor 
S 
i 
C 
R 
Vs 
S 
i 
C 
R 
VC 
ö 
æ 
= RC 
VC = S . 
Rangkaian dan grafik pengisian (a) dan pengosongan (b) 
Vs 
0,63 Vs 
RC 
÷ ÷ 
ø 
ç ç 
è 
- t 
VC VS 1 - e 
VC 
t (detik) 
(a) 
Vs 
0,37 Vs 
RC 
- t 
V e RC 
t (detik) 
(b) 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Kapasitas Kondensator 
Kapasitas kondensator diukur dalam satuan farad. Ukuran farad dalam praktek terlalu 
besar sehingga biasanya dinyatakan dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu mikro farad 
(mF atau Mfd), piko farad (pF), nano farad (nF), dan kilo farad (kF) 
perhatikan persamaan di bawah ini: 
1 farad = 1.000.000 Mfd 
1 Mfd = 1.000.000 pF = 1.000 kF 
1 kF = 1.000 pF = 1 nF 
1 kpF = 1.000 pF = 0,001 mF = .001 mF 
10 kpF = 10.000 pF = 0,01 mF =.01 mF 
100 kpF = 100.000 pF =0,1 mF = .1 mF 
dan seterusnya. 
Memeriksa Kapasitor Mika/Keramik 
a. Hubungkan ohm meter dengan kondensator. 
b. Bila jarum bergerak, berarti kondensator baik. 
c. Bila jarum bergerak ke kanan, berarti kondensator terhubung antar kaki-kakinya. 
d. Bila jarum tidak bergerak, berarti kondensator putus/rusak. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Cara membaca nilai kapasitor: 
a. Kode Angka. 
Tertulis 103, berarti nilai kapasitansinya = 10.000 pF = 10kF 
Tertulis 102, berarti nilai kapasitansinya = 1000 pF = 1 kF 
Jadi angka terakhir merupakan banyaknya nol. 
b. Kode Warna 
Hampir sama dengan pada resistor, bedanya warna pertama dan kedua merupakan 
bilangan, warna ketiga merupakan banyaknya nol, warna keempat merupakan 
toleransi, dan warna kelima merupakan tegangan kerja maksimal. Warna pertama 
adalah warna yang paling jauh dari kaki kondensator. 
Warna Arti warna ke: 
1 2 3* 4 5 
Hitam 0 0 - 20% - 
Coklat 1 1 0 - 100V 
Merah 2 2 00 - 250V 
Jingga 3 3 000 - - 
Kuning 4 4 000 0 - 400V 
Hijau 5 5 000 00 - - 
Biru 6 6 - - 630V 
Ungu 7 7 - - - 
Abu-abu 8 8 - - - 
Putih 9 9 - 10% - 
* : warna ke-3 merupakan banyaknya nol 
Contoh: 
warna kondensator: Merah, 
Merah, Hijau, Putih, merah 
Jadi Kapasitansinya = 
2 2 000 00 pF = 2,2 Mfd, 
toleransi 10% dan V max = 
250 Volt 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
3. Transformator (Trafo) 
A. Trafo Step Up 
yaitu: komponen elektronika yang berfungsi menaikkan tegangan listrik. Komponen 
ini terdiri dari 2 buah gulungan/kumparan, yaitu primer dan sekunder yang terbuat dari 
kawat nikelin (kawat berisolasi). Kumparan sekunder biasanya lebih banyak 
dibandingkan dengan kumparan primer. Tapi kumparan Primer biasanya lebih besar 
daripada kumparan sekunder. 
B. Trafo Step Down 
yaitu: komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. 
Komponen ini terdiri dari 2 buah kumparan (primer dan sekunder) nikelin. Kumparan 
primer biasanya lebih banyak dan lebih kecil dibandingkan dengan kumparan 
sekunder. 
C. Trafo Adaptor 
Untuk membuat adaptor biasanya dapat kita gunakan trafo adaptor (Step Up 
maupun Step Down). Gulungan primer dihubungkan ke sumber tegangan (PLN), 
sedangkan gulungan sekunder akan menghasilkan tegangan DC yang besarnya 
tergantung dari jumlah gulungan atau lilitan pada sekundernya 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
D. Trafo Output (OT) 
komponen ini juga terbuat dari 2 buah kumparan, yaitu primer dan sekunder. Trafo 
OT biasanya digunakan pada rangkaian radio penerima bagian akhir. Fungsinya untuk 
menyesuaikan nilai impedansi yang diperlukan oleh loudspeaker dengan nilai 
impedansi yang dibutuhkan oleh trafo. 
E. Trafo Input (IT) 
Bentuk trafo IT sama dengan bentuk trafo OT. Pada rangkaian penguat push pull, IT 
digunakan untuk pembalik fasa, dengan demikian kedua transistor pada bagian penguat 
akhir bekerja saling bergantian, dengan keadaan fasa yang besarnya sama. 
F. Spoel Oscilator dan MF 
Bentuk fisiknya kecil, terdiri dari kumparan primer dan sekunder dengan dilengkapi 
batang ferit kecil yang dapat diputar. Batang ferit ini berguna untuk pengetriman. Spoel 
Oscilator digunakan pada rangkaian penerima radio transistor sebagai bagian dari 
pembangkit frekwensi tinggi. 
Trafo MF bentuknya menyerupai Spoel Oscilator. Bedanya terletak pada jumlah 
lilitan dan warna besi feritnya. MF warna kuning, putih & hijau, sedang Spoel 
Oscilator berwarna merah. MF disebut juga IF, digunakan pada radio penerima 
transistor. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Kerusakan Transformator 
1. Putus gulungan primernya. 
2. Putus gulungan sekundernya 
3. Terhubung (menyambung) antar bagian primer dengan bagian sekunder. 
4. Bagian primer atau bagian sekunder menyambung (berhubungan) dengan inti besinya. 
5. Kerusakan material berupa putusnya cabang/tap tegangan. 
Kegunaan Transformator 
1. IT berguna untuk menyesuaikan impedansi masukan dan impedansi keluaran dari 
rangkaian modulator. Juga berfungsi membelah fasa sinyal AC dan mengeluarkan 
sinyal informasi (suara). 
2. OT pada dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan IT, yaitu menyesuaikan 
impedansi masukan dengan impedansi keluaran pada rangkaian modulator. 
3. Trafo adaptor berguna untuk menurunkan tegangan listrik dari tegangan jala-jala 
(PLN) menjadi tegangan 3 V, 12 V, 30 V atau lainnya tanpa adanya hubungan kawat. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Memeriksa Transformator 
a. Sebelum memeriksa, lepaskan dahulu trafo dari tegangan sumber PLN. 
b. Periksa dahulu kumparan primernya (yang terhubung ke sumber PLN). Jika jarum 
bergerak ke kanan, berarti kumparan primernya masih baik. 
c. Periksa kumparan sekundernya. Jika jarum bergerak ke kanan, berarti masih baik. 
d. Periksa apakah terjadi hubung singkat antara bagian primer dan sekundernya. Bila 
trafo tersebut baik, maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan. 
e. Periksa apakah terjadi hubungan antara kumparan primer/sekunder dengan inti 
besinya. Bila trafo tersebut bagus , maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke 
kanan. 
Trafo yang telah aus/terbakar isolasi kawat emailnya tidak baik digunakan. Walaupun 
jika diperiksa tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya trafo seperti ini diganti dengan yang 
baik saja. Kejadian ini sering terjadi pada trafo adaptor dan trafo output/OT. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Relay 
Hal penting yang harus diperhatikan terhadap Relay adalah tentang posisi kaki-kakinya 
pada saat Relay bekerja maupun pada saat tidak bekerja. 
Contoh: 
Perhatikan gambar di samping ini! 
= Posisi relai diberi arus listrik 
= Posisi relai tanpa diberi arus listrik 
Untuk mengoperasikan relai ke posisi diberi arus listrik, diperlukan 
sebuah saklar yang menghubungkan arus listrik dengan kaki relai AB 
Bila Relay diberi arus listrik, maka: 
- kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 13 
- kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 16 
- kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 7 
- kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 10 
Bila Relay tidak diberi arus listrik, maka: 
- kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 11 
- kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 14 
- kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 5 
- kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 8 
16 9 10 
14 15 8 
13 6 7 
11 12 5 
A B 
12V 
Relay di atas memiliki 4 buah sakelar, dimana kaki nomor 6, nomor 9, nomor 12, dan nomor 
15 sebagai induknya. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Memeriksa Relai 
Memeriksa baik buruknya relai akan lebih cepat apabila sebelumnya kita telah 
mengetahui susunan kaki-kaki sakelarnya. Pemeriksaan relai dilakukan 2 kali, yaitu 
disaat relai tidak diberi arus listrik dan disaat reali dialiri arus listrik. Berikut ini contoh 
pemeriksaan relai merek Omron 12 Volt DC. 
1. Taruh saklar pemilih pada posisi ohm x1. 
2. Secara bergantian periksalah hubungan kaki-kaki: 
- nomor 9 dengan 14 dan 16 
- nomor 15 dengan 8 dan 10 
- nomor 6 dengan 11 dan 13 
- nomor 12 dengan 5 dan 7 
- nomor A dengan B 
3. Perhatikan hasil pemeriksaan di atas! 
A. Tanpa diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: 
- 9 dengan 14, 15 dengan 8, 6 dengan 11, 12 dengan 5. 
B. Jika diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: 
- 9 dengan 16, 15 dengan 10, 6 dengan 13, 12 dengan 7. 
C. Kaki A dan B harus berhubungan baik pada saat diberi arus maupun tidak. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Relay adalah salah satu komponen yang termasuk dalam saklar. Hanya bedanya, 
relay ini bekerja secara otomatis, yaitu memanfaatkan azas kemagnitan yang 
terkena aliran listrik. Biasanya relay dibungkus dengan sebuah muka berbentuk 
kubus yang tembus pandang. Dan pada umumnya relay banyak dipakai dalam 
rangkaian untuk menjalankan motor, untuk TX 80 meter band dan rangkaian 
lainnya. 
Kristal (X-tal) 
Kristal atau biasa ditulis X-tal, adalah suatu komponen yang bentuknya pipih dan 
mempunyai dua buah kakipenghubung. Fungsinya untuk membangkitkan 
frekwensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal ini banyak digunakan pada 
peralatan elektronika, seperti: radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen 
band, 80 meter band, dan radio 2 band. Kristal yang sering kita jumpai di pasaran 
memiliki frekwensi berkisar sebesar 27, 125 MHz. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
1. Dioda 
Anoda Katoda 
Simbol untuk dioda 
Karakteristik Operasi Dioda 
1. Tegangan maksimum terbalik / bias mundur (VRRM) 
Yaitu jika ia dibias secara terbalik, maka hanya ada sedikit kebocoran arus yang 
dapat mengalir (beberapa nano untuk silikon dan sampai 50 mA untuk germanium) 
Bila tekanan terlampau besar, ia akan berhenti bekerja. 
2. Tegangan tetap minimum dalam arah biasa / bias maju (VF) 
Untuk silikon VF » 0,7 Volt dan untuk germanium VF » 0,3 Volt 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Dioda dibedakan menjadi beberapa jenis dengan karakternya, yaitu: 
a. Germanium 
- bentuk fisiknya kecil 
- digunakan untuk rangkaian elektronika yang power outputnya besar. 
- tahan terhadap tegangan tinggi yang maksimum 500 volt. 
- tahan terhadap arus besar maksimum 10 ampere 
- tegangan hilang sekitar 0,7 volt saja 
b. Silikon 
- bentuk fisiknya kecil 
- sering digunakan pada adaptor sebagai perata arus atau sebagai saklar elektronik 
- tahan terhadap arus besar sekitar maksimum 150 ampere 
- tahan terhadap tegangan tinggi maksimum 1000 volt 
c. Selenium 
- bentuk fisiknya besar 
- digunakan sebagai penyearah arus pada sepeda motor yang menggunakan accu 
- tegangan hilang 1 volt 
- hanya tahan terhadap tegangan menengah maksimum 30 V, dan arus maksimum 
0,5 ampere 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
d. Zener 
Dioda ini mempunyai karakteristik normal, yaitu dilalui oleh arus seperti dioda biasa 
bila dibias maju. Bila dibias mundur / terbalik akan bekerja dengan cara yang sama , 
tetapi turun secara drastis (jatuh dengan mendadak) pada saat tegangan zener tercapai. 
Karakteristik lainnya adalah: 
- Bentuk fisiknya kecil 
- sering digunakan pada rangkaian catu daya, stabilisator tegangan dan sebagainya. 
- tahan terhadap tegangan maksimum 0,7 sampai 11 volt 
- hanya tahan terhadap arus yang kecil, maksimum 1 mA sampai 50 mA. 
- tegangan yang hilang pada suatu penghantar hampir tidak ada. 
Anoda Katoda 
Simbol untuk dioda 
Ukuran dioda zener 3,3; 4,7; 5,1; 6,2; 6,8; 9,1; 10; 11; 12; 13; 15 sampai 200 Volt 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
e. LED (Light Emitting Diode) 
- bentuknya beraneka ragam, dari kecil sampai besar 
- hanya tahan terhadap tegangan panjar maju 1,5V sampai 2 Volt 
Simbol untuk LED 
Kerusakan umum yang sering terjadi pada dioda ialah: 
1. Putus antara anoda dan katodanya. 
2. Terhubung antara kaki anoda dan katodanya 
3. Bocor antara anoda dan katodanya. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
2. Transistor 
Kolektor 
Basis Basis 
Emitor 
Kolektor 
Emitor 
(a) (b) 
Simbol untuk transistor (a) NPN (b) PNP 
Karakterisitk operasi Transistor 
VCEO 
VCBO 
VEBO 
VCBO = Tegangan basis kolektor maksimum 
VEBO = Tegangan emitor basis maksimum 
VCEO = Tegangan kolektor emitor maksimum 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Transistor sebagai saklar 
Jika IB = 0 maka IC menjadi arus 
bocoran yang rendah, oleh karena 
itu : 
VCE » VCC 
IB 
RB 
RL 
VCC 
Output VCE 
Jika IB kecil maka IC = hFE IB 
dan tegangan yang melalui RL : 
VR = IC RL dan 
VCE = VCC - IC RL 
Jika IB naik / membesar maka IC naik hingga mencapai ICRL » VCC , yaitu ketika 
IC tidak dapat naik lagi, meski IB tetap naik. 
Pada titik ini transistor disebut berkeadaan jenuh (saturasi) dan tegangan 
VCE » 0,2 Volt. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Transistor Medan Listrik / Field Effect Transistor (FET) 
FET bekerja / tergantung pada medan listrik yang dihasilkan lewat aplikasi suatu 
tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar saluran tem-pat 
terjadinya konduksi antara jalur pembuangan dan sumber. 
Tipe-tipe FET : 
1. FET sambungan (junction FET = JFET ) 
2. FET logam-oksida-semikonduktor (MOSFET) 
3. FET daya seperti misalnya VMOS 
G 
D 
S 
G 
D 
S 
B B 
G 
D 
S 
G 
D 
S 
(a) (b) (c) (d) 
Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d) 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
FET sebagai saklar 
Vout Vs 
0 V 
G 
D 
S 
G 
D 
S 
V Vout s +1 V 
-10 V 
Rangkaian FET sebagai saklar 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Guna Transistor 
1. Sebagai penyearah 
2. Sebagai pemantap tegangan (voltage stabilizer) 
3. Sebagai Osilator 
4. Sebagai penguat depan (pre Amplifier) 
5. Sebagai penyangga (buffer) 
6. Sebagai penggerak (driver) 
7. Sebagai penguat daya (power amplifier) 
8. dsb 
Kerusakan Transistor 
1. Bocor antara elektroda-elektrodanya. 
2. Terhubung (menyambung) antar elektroda-elektrodanya. 
3. Putus antara elektroda-elektrodanya. 
4. Kerusakan material berupa putusnya elektroda emitor, basis atau kolektornya. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Thyristor dan Triac 
Tiristor (penyearah terkendali silikon / SCR) dan Triac adalah piranti semikonduktor 
yang banyak dipakai dalam rangkaian pengendalian daya. 
Peredup lampu 
Pengendali kecepatan motor 
Pengendali suhu 
Anoda Katoda 
Gate 
(a) (b) 
Simbol tiristor (a) dan Triac (b) 
Tiristor akan bekerja apabila suatu arus tertentu melewati gerbang (G). Begitu berada 
pada keadaan bekerja sendiri/terkancing, arus gerbang dapat dihentikan/disingkirkan. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
• Mengukur DC Volt 
a. Perkirakan seberapa besar DC volt yang akan anda ukur. 
Misalnya jika 10 volt, maka pemilih saklar harus 
menunjuk angka lebih besar (50 VDC). 
b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip, dan 
pencolok hitam pada kutub negatip. 
c. Perhatikan pada angka berapa jarum berhenti, itulah 
besarnya tegangan yang terukur. 
• Mengukur Ampere meter DC 
a. Terlebih dulu perkirakan seberapa besar ampere yang 
diukur, baru kemudian saklar pemilih di posisikan pada 
angka yang lebih besar. 
b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip lampu, 
dan pencolok hitam tempelkan pada kutub negatip 
baterai. 
c. selanjutnya amatilah jarum yang bergerak di papan skala, 
anda akan mengetahui seberapa besar arus yang ada. 
DC 
V 
AC 
V 
W 
DC Amp 
+ 
- 
+ 
- 
DC 
V 
AC 
V 
W 
DC Amp 
+ 
- 
+ 
- 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
• Menguji Resistor (R) 
a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. 
b. Tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor. 
Saat pengukuran jangan sampai kedua tangan menyentuh 
kaki resistor (boleh menyentuh salah satu saja). 
c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti 
resistor baik, jika diam berarti resistor putus. 
• Menguji Kondensator Elco 
a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. 
b. Tempelkan pencolok warna merah pada kaki positip Elco, 
dan warna hitam pada kaki negatip Elco. 
c. Jika jarum bergerak ke kanan, kemudian kembali ke kiri 
berarti elco baik. 
d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri 
namun tidak penuh, berarti kondensator elco agak rusak. 
e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke 
kiri (berhenti), maka kondensator bocor. 
f. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator 
elco putus. 
DC 
V 
AC 
V 
W 
DC Amp 
+ 
- 
DC 
V 
AC 
V 
W 
DC Amp 
+ 
- 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
• Menguji Dioda 
a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) 
ohm meter. 
b. Tempelkan pencolok merah (+) pada kutub 
katoda, dan pencolok hitam (-) pada kutub 
anoda. 
c. Jika jarum bergerak berarti dioda bagus dan 
jika jarum diam maka dioda putus. 
d. Lalu balikkan, pencolok (+) mendapat Anoda 
dan pencolok (-) mendapat katoda. 
e. Jika jarum diam, berarti dioda baik dan jika 
jarum bergerak berarti dioda rusak. 
DC 
V 
AC 
V 
W 
DC Amp 
+ 
- 
DC 
V 
Dioda mendapat tegangan maju 
AC 
V 
W 
DC Amp 
+ 
- 
Dioda mendapat tegangan balik 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
• Menguji transistor PNP 
a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus 
mengetahui secara pasti). 
b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. 
c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki Basis (B), dan 
pencolok hitam (-) ditempelkan pada kaki Emittor (E). Jika jarum 
bergerak maka pindahkan pencolok hitam pada Kolektor (C). Jika 
pada pengukuran pertama dan kedua jarum bergerak, berarti 
transistor dalam keadaan baik, sedangkan jika pada salah satu atau 
kedua pengukuran jarum tidak bergerak, berarti transistor rusak. 
• Menguji transistor NPN 
a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus 
mengetahui secara pasti). 
b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. 
c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki C, dan pencolok hitam 
(-) ditempatkan pada kaki B. Jika jarum bergerak berarti antara C 
dan B baik. Kemudian pindahkan pencolok hitam pada kaki E, jika 
jarum bergerak berarti antara E dan B baik. 
d. Jika dari salah satu atau kedua pengukuran tersebut jarum tidak 
bergerak berarti transistor putus. 
DC 
V 
AC 
W 
DC AmpV 
+ 
- 
E 
B 
C 
DC 
V 
AC 
W 
DC AmpV 
+ 
- 
C 
B 
E 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Pengolahan Sinyal 
Beberapa bentuk gelombang yang sering digunakan : 
(a) (b) (c) 
(d) (e) 
Bentuk gelombang (a) Sinusoidal; (b) pulsa; (c) segitiga; 
(d) gigi gergaji; (d) siku-siku 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Generasi bentuk gelombang 
1. Gelombang sinusoidal Biasanya dihasilkan oleh rangkaian LC atau RC 
yang disambungkan ke sebuah penguat (Osilator) 
2. Gelombang siku-siku / kotak Dihasilkan oleh osilator multivibrator yang me-makai 
prinsip rileksasi pengisian dan pengoso-ngan 
rangkaian RC. 
3. Gelombang lainnya Biasanya dihasilkan dari gelombang siku-siku atau 
sinusoidal. 
Jaringan Diferensiasi dan Integrasi 
Diferensiasi Ukuran kecepatan perubahan bentuk gelombang yang di - 
berikan 
Integrasi Ukuran luas daerah di bawah gelombang yang diberikan 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
C 
R 
R Gelombang Output 
input C 
Gelombang Output 
input 
(a) (b) 
Rangkaian (a) diferensiasi; (b) integrasi 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Penguat / Amplifier 
Penguat dibagi dalam beberapa kelas : 
1. Kelas A Arus mengalir dalam beban selama seluruh periode siklus sinyal 
input. 
2. Kelas AB Arus mengalir dalam beban selama lebih dari setengah siklus, tetapi 
kurang dari siklus sinyal input yang penuh. 
3. Kelas B Arus mengalir dalam beban selama setengah siklus sinyal input 
4. Kelas C Arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus 
sinyal input 
Penguatan tegangan yang teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f (frekuensi audio) 
berdaya rendah biasanya bekerja dalam kelas A, sedangkan penguat berdaya a.f 
bekerja dalam kelas B. Amplifier r.f (radio frequency / frekuensi radio) dan osilator 
biasanya beroperasi dalam kelas C. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Penyesuaian sinyal / pencocokan impedansi 
Dapat terjadi bahwa sistem penguat yang ada tidak dapat bekerja sesuai dengan fung-sinya, 
hal ini terjadi karena adanya impedansi dari sumber dan penguat itu sendiri. 
Masalah-masalah itu dapat diatasi dengan penyesuaian sinyal (signal conditioning) : 
1. Mencocokkan sumber berimpedansi tinggi dan bertegangan tingkat rendah ke 
pre-amplifier; 
2. Mencocokkan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau relay, ke 
sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam beban. 
Konfigurasi dasar penguat 
Konfigurasi dasar penguat dibagi dalam tiga, yaitu : 
1. Basis biasa (Common Basis) 
2. Emitter biasa (Common Emitor) 
3. Kolektor biasa (Common Colektor) 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
1. Basis biasa 
Arus yang dapat dicapai, hFB » 0,99 
Tegangan yang dapat dicapai = 50 
Impedansi input, Zin = 50 ohm 
Impedansi output, Zout = 250 Kohm 
Daya yang dapat dicapai » 50 
R1 RL 
VCC 
Output 
R2 CB 
CC 
Sinyal 
input 
Rangkaian Basis biasa 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
2. Emitter biasa 
Arus yang dapat dicapai, hFE » 200 
Tegangan yang dapat dicapai = 50 
Impedansi input, Zin = 1 Kohm 
Impedansi output, Zout = 50 Kohm 
Daya yang dapat dicapai » 2500 
R1 RL 
VCC 
Output 
R2 CE 
CC Sinyal 
input 
RE 
Rangkaian Emitter biasa 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
3. Kolektor biasa 
Arus yang dapat dicapai, hFE » 200 
Tegangan yang dapat dicapai = 1 
Impedansi input, Zin = 100 Kohm 
Impedansi output, Zout = 1 Kohm 
Daya yang dapat dicapai » 50 
R1 
VCC 
Output 
R2 
CC Sinyal 
input 
RL 
Rangkaian Kolektor biasa 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Pasangan Darlington 
Penguat ini menghasilkan impedansi input yang tinggi (biasanya 1 Mohm) dan mengha 
silkan pencapaian arus yang sangat tinggi (biasanya beberapa ribu). Arus yang dicapai 
kira-kira sama dengan hFE1 x hFE2 . 
Rangkaian Kolektor biasa 
RB 
VCC 
Output 
Sinyal 
input 
RL 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Umpan Balik dalam Penguat 
Ada dua jenis umpan balik : 
1. Umpan Baik positif Sejalan dengan sinyal yang asli, digunakan untuk 
memproduksi osilator. 
2. Umpan Baik nagatif Berlawanan dengan sinyal yang asli, yang biasanya 
mengurangi hasil yang dicapai, tetapi memperbaiki 
kestabilan hasil yang dicapai. 
Kemampuan penguatan putaran terbuka : A = Vout 
Vin 
Kemampuan penguatan putaran tertutup 
(dengan umpan balik) : A = Vout 
Vin 
= 
A 
A + bA 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Karakteristik umpan balik 
Umpan balik negatif Umpan balik positif 
A 
A + bA 
Ac = 
Jika Ab >> 1 
maka Ac @ 1/ Ab 
Efek utama : 
Penguatan dikurangi dan dimantapkan. 
Tanggapan frekuensi ditingkatkan dengan 
lebar jalur lebih besar. 
Desah dan cacat (yang dibangkitkan 
internal) dikurangi. 
Metode penerapan umpan balik dapat 
memodifikasi impedansi masukan dan 
keluaran. 
A 
A - bA 
Ac = 
Jika Ab 1 
maka Ac µ 
Efek utama : 
Penguatan ditingkatkan dengan pengura-ngan 
kemantapan. 
Jika Ab 1 
mungkin ada osilasi yang terjadi pada 
satu frekuensi tertentu. 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
R1 R3 
Output R10 
R2 
C2 
C1 Sinyal 
input 
R4 
R6 R8 
Rangkaian Penguat dengan umpan balik negatif 
VCC 
R7 R C5 9 
R5 
C4 
C3 
P 
Q 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
Penguat Daya 
Z M out Zbeban 
Penguat daya Beban (motor,speaker,dsb) 
Daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke beban ketika 
Zout = Zbeban 
Derajat pencocokan impedansi dapat dilakukan dengan memakai transformator. 
Perbandingan transformasi n diperoleh dari : 
n = Zout / Zbeban 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
R1 
VCC 
R2 
CC Sinyal 
input 
RE 
Beban 
8 ohm 
Penguat daya dengan pencocokan transformator 
Kalau dibutuhkan daya dalam jumlah lebih banyak dapat digunakan amplifier 
daya dorong tarik kelas B (push pull). 
Fauzan A Mahanani, S.Pd
R1 
VCC 
R2 
C1 Sinyal 
input 
R1 
R4 
Penguat daya dengan dorong tarik kelas B 
C2 
Fauzan A Mahanani, S.Pd

More Related Content

What's hot

voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeterZara Neur
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeterSimon Patabang
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmNurul Hanifah
 
6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronika6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronikaEdi Sutanto
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm iumammuhammad27
 
praktikum dasar elektro
praktikum dasar elektropraktikum dasar elektro
praktikum dasar elektrowesnu prajati
 
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimenEksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimenanggawibisono91
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurRizki Annisa
 
Hukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratoryHukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratoryFajar Baskoro
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Dandi Ardiansyah Putra
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rspumammuhammad27
 
rangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty Annisarangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty AnnisaResty annisa
 

What's hot (19)

Soal eks osn2009-final
Soal eks osn2009-finalSoal eks osn2009-final
Soal eks osn2009-final
 
voltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermetervoltmeter dan ampermeter
voltmeter dan ampermeter
 
7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter7. instrumen volt meter dan ammeter
7. instrumen volt meter dan ammeter
 
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohmLaporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
Laporan praktikum fisika dasar multimeter dan hukum ohm
 
Laporan avometer
Laporan avometerLaporan avometer
Laporan avometer
 
HUKUM OHM
HUKUM OHMHUKUM OHM
HUKUM OHM
 
Modul 02
Modul 02Modul 02
Modul 02
 
Arus
ArusArus
Arus
 
6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronika6 materi komponen elektronika
6 materi komponen elektronika
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
2 b 59_utut muhammad_laporan_hukum ohm i
 
praktikum dasar elektro
praktikum dasar elektropraktikum dasar elektro
praktikum dasar elektro
 
Ohm-meter
Ohm-meterOhm-meter
Ohm-meter
 
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimenEksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen jawab eks osn2009-final eksperimen
 
Tugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukurTugas akhir alat ukur
Tugas akhir alat ukur
 
Hukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratoryHukum ohm simulation based laboratory
Hukum ohm simulation based laboratory
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
2 b 59_utut muhammad_laporan_rsp
 
rangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty Annisarangkaian resistor by Resty Annisa
rangkaian resistor by Resty Annisa
 
G hukum-ohm
G hukum-ohmG hukum-ohm
G hukum-ohm
 

Viewers also liked

Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02
Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02
Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02Andy Jah
 
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalPertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalsaid zulhelmi
 
Komponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaKomponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaAris Saputro
 
Laporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasarLaporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasarVivin Tri Wahyuni
 
Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika DasarGerbang Logika Dasar
Gerbang Logika DasarMoh Ali Fauzi
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Mapahmad haidaroh
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukanahmad haidaroh
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Al Marson
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung dirigabrielirfan
 

Viewers also liked (14)

Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02
Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02
Thesmdcodebook 130408190652-phpapp02
 
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digitalPertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
Pertemuan 3 organisasi_komputer_logika_digital
 
Komponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronikaKomponen pasif elektronika
Komponen pasif elektronika
 
Laporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasarLaporan resmi project akhir elnika dasar
Laporan resmi project akhir elnika dasar
 
2. kapasitor
2. kapasitor2. kapasitor
2. kapasitor
 
Gerbang Logika Dasar
Gerbang Logika DasarGerbang Logika Dasar
Gerbang Logika Dasar
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukanPertemuan 5   gerbang logika dasar n bentukan
Pertemuan 5 gerbang logika dasar n bentukan
 
Multimeter
MultimeterMultimeter
Multimeter
 
Katalog Safety Poster - Agustus 2015
Katalog Safety Poster - Agustus 2015Katalog Safety Poster - Agustus 2015
Katalog Safety Poster - Agustus 2015
 
Dasar K3
Dasar K3Dasar K3
Dasar K3
 
Katalog Safety Poster - Eksklusif
Katalog Safety Poster - EksklusifKatalog Safety Poster - Eksklusif
Katalog Safety Poster - Eksklusif
 
Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3Alat Pelindung Diri - K3
Alat Pelindung Diri - K3
 
power point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diripower point Alat pelindung diri
power point Alat pelindung diri
 

Similar to KURSUS ELEKTRONIKA

Menerapkan dasar dasar listrik kelas x e ok
Menerapkan dasar dasar listrik kelas x e okMenerapkan dasar dasar listrik kelas x e ok
Menerapkan dasar dasar listrik kelas x e okEKO SUPRIYADI
 
Mdde audiovisual
Mdde audiovisualMdde audiovisual
Mdde audiovisualArya Shandy
 
Laporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalLaporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalSiti Suryanah
 
434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx
434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx
434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptxSitinurhidayati24
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORsuyono fis
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaYuwan Kilmi
 
Laporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_iLaporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_iMohammad Syawal
 
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptxPPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptxlukasnapitupulu
 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenanggawibisono91
 

Similar to KURSUS ELEKTRONIKA (20)

Elektronika dasar
Elektronika dasarElektronika dasar
Elektronika dasar
 
Ppt listrik dinamis
Ppt listrik dinamisPpt listrik dinamis
Ppt listrik dinamis
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
P2 eldas
P2 eldasP2 eldas
P2 eldas
 
Ulum ganjil 08'
Ulum ganjil 08'Ulum ganjil 08'
Ulum ganjil 08'
 
Listrik dinamis
Listrik dinamisListrik dinamis
Listrik dinamis
 
Mdde visual
Mdde visualMdde visual
Mdde visual
 
Menerapkan dasar dasar listrik kelas x e ok
Menerapkan dasar dasar listrik kelas x e okMenerapkan dasar dasar listrik kelas x e ok
Menerapkan dasar dasar listrik kelas x e ok
 
Mdde audiovisual
Mdde audiovisualMdde audiovisual
Mdde audiovisual
 
Laporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika DigitalLaporan Counter Elektronika Digital
Laporan Counter Elektronika Digital
 
434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx
434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx
434472604-Power-Point-Fisika-Bab-Listrik-Dinamis.pptx
 
Ulum ganjil 08'-2
Ulum ganjil 08'-2Ulum ganjil 08'-2
Ulum ganjil 08'-2
 
CIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTORCIRI STATIK TRANSISTOR
CIRI STATIK TRANSISTOR
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
 
Acar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahayaAcar 4 sensor cahaya
Acar 4 sensor cahaya
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Laporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_iLaporan praktikum elektronika_dasar_i
Laporan praktikum elektronika_dasar_i
 
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptxPPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
PPT KELOMPOK 5 ALAT UKUR POWER.pptx
 
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimenEksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
Eksperimen soal eks osn2009-final eksperimen
 

Recently uploaded

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 

Recently uploaded (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 

KURSUS ELEKTRONIKA

  • 2. 1. Hukum Ohm 2. Komponen Pasif * Resistor, Kapasitor, Transformator 3. Komponen Aktif * Dioda, Transistor, FET, UJT, Tiristor dan Triak 4. Pembentukan Gelombang * Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi, Multivibrator 5. Penguat / Amplifier Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 3. Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan Resistansi / tahanan. Arus = Tegangan Resistansi I = V R Arus listrik : gerakan muatan-muatan listrik yang diarahkan (ampere) Tegangan : selisih tekanan listrik yang menimbulkan arus antar kedua titik itu dalam rangkaian tertutup (volt) Resistansi : sifat suatu penghantar yang bekerja melawan arus listrik (Ohm) Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 4. 1. Resistor Resistor di bagi dua kategori : 1. Resistor Linier 2. Resistor non-linier 1. Resistor Linier * Resistor Tetap * Resistor Variabel Simbol untuk resistor linier tetap Unit satuan dari resistor / tahanan adalah ohm atau W Simbol untuk resistor linier variabel Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 5. Tanda warna Pada resistor berdaya rendah ukuran ditunjukkan oleh kode warna yang terdapat pada badan resistor. Warna Ukuran Toleransi Hitam 0 Coklat 1 1% Merah 2 2% Jingga 3 Kuning 4 Hijau 5 Biru 6 Ungu 7 Abu-abu 8 Putih 9 Emas - 5% Perak - 10% Polos - 20% Contoh : Coklat Abu-abu Merah Emas Jawab : Coklat Abu-abu Merah Emas 1 8 00 ± 5 % Resistor : 1800 ohm atau 1K8 Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 6. Banyak Resistor yang pada masa mendatang akan diberi sandi menurut BS 1852 (Colour Code) harga dan toleransi resistor akan dicapkan pada badannya sebagai pengganti cincin-cincin berwarna yang sudah dikenal sekarang ini. Di belakang sandi harga akan ditambahkan huruf untuk menunjukkan toleransinya: F = ± 1% G = ± 2% J = ± 5% K = ± 10% M = ±20% Contoh sandi resistansi menurut BS 1852: Penandaan Resistansi R33M 0,33W ±20% 4k7F 4700W ±1% 6M8M 6,8M W ±20% 22KK 22K W ±10% Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 7. 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 100 100 100 100 100 100 100 101 102 102 104 105 105 105 106 107 107 109 110 110 110 110 111 113 113 114 115 115 115 117 118 118 120 120 120 121 121 121 123 124 124 126 127 127 127 129 130 130 130 132 133 133 133 135 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 137 137 138 140 140 140 142 143 143 145 147 147 147 149 150 150 150 150 150 152 154 154 154 156 158 158 160 160 162 162 162 164 165 165 167 169 169 169 172 174 174 176 178 178 178 180 180 180 182 182 184 Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 8. 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 187 187 187 189 191 191 193 196 196 196 198 200 200 200 203 205 205 205 208 210 210 213 215 215 215 218 220 220 220 220 221 221 223 226 226 226 229 232 232 234 237 237 237 240 240 243 243 246 249 249 249 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 252 255 255 258 261 261 261 264 267 267 270 270 271 274 274 274 277 280 280 284 287 287 287 291 294 294 298 300 301 301 301 305 309 309 312 316 316 316 320 324 324 328 330 330 330 Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 9. 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 332 332 332 336 340 340 344 348 348 348 352 357 357 360 361 365 365 365 370 374 374 379 383 383 383 388 390 390 392 392 397 402 402 402 407 412 412 417 422 422 422 427 430 432 432 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 437 442 442 442 448 453 453 459 464 464 464 470 470 470 470 470 475 475 481 487 487 487 493 499 499 511 511 511 517 523 523 530 536 536 536 542 549 549 556 560 560 562 562 562 569 576 576 583 590 590 590 Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 10. 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 597 604 604 612 619 619 619 620 626 634 634 642 649 649 649 657 665 665 673 680 680 680 681 681 681 690 698 698 706 715 715 715 723 732 732 741 750 750 750 750 759 768 768 777 787 787 787 0,5% 1% 2% 5% 10% 20% 50% E192 E96 E48 E24 E12 E6 E3 796 806 806 816 820 820 825 825 825 835 845 845 856 866 866 866 876 887 887 898 909 909 909 910 920 931 931 942 953 953 953 965 976 976 988 Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 11. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor) Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer. Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal. Kegunaan Resistor 1. Membagi tegangan 2. Melawan tegangan 3. Mengatur volume suara (volume control) 4. Mengatur nada rendah (bass control) 5. Mengatur nada tingi (treble control) 6. Mengatur keseimbangan (balance control) Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 12. PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN • Rangkaian Seri 1. V = V1 + V2 + V3 + ……. + Vn 2. I1 = I2 = I3 = ……… = In 3. Rt = R1 + R2 + R3 + …….. + Rn V1 R1 R2 V2 I + V - V I = R1 + R2 V = V1 + V2 V V2 = R2 . I = . R R 2 1 + R2 R= 2 . V R1 + R2 R= 1 . V V1 = R1 . I R1 + R2 RESISTOR Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 13. • Rangkaian Parallel 1. V = V1 = V2 = V3 = ……. = Vn 2. I = I1 + I2 I3 + ……… + In 3. V , I = I1 + I2 I1 = R1 , I2 = R2 R I 1 . I 2 = R1 + R2 R= 2 . I I1 R1 + R2 V RI1 1 R2 I2 I + V - 1 Rt 1 R1 1 R2 1 Rn = + + … + Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 14. Contoh: Hitung harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini ! 10k 1k 10k 10 Volt 20 Volt 10k 1k 5k 10k Jawab: Rtot = (R10k//R10k) + R1k = 6 Kohm VR10K = (R10k//R10k) (R10k//R10k) + R1k 10V = 8,33V VR1K = (R1k) 10V (R10k//R10k) + R1k = 1,67V Latihan : Tentukan harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini ! Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 15. Resistor variabel Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer. Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal. 2. Resistor non-linier A. Foto resistor Bila terkena sinar Bila terkena sinar R kecil (± ratusan ohm) R besar (± jutaan ohm) B. Termistor Termistor dibagi dalam dua jenis : 1. Positif temperature coefisient (p.t.c) 2. Negative temperature coefisient (n.t.c) -t +t Simbol termistor Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 16. Menentukan Kaki-kaki Potensiometer Potensiometer memiliki 3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki. Untuk memudahkan dalam membedakan kaki-kaki tersebut ditandai dengan angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya. Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai berikut: •Pegang atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat bahwa kaki-kaki potensiometer berada di bagian atas dan as berada ‘lebih jauh’ dari mata anda. •Perhatikanlah bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengah adalah kaki b (2) dan kaki paling kanan adalah kaki c (3). •Sesuaikan dengan simbolnya. Umumnya kaki a adalah ground, sedang kaki b dan c tinggal menyesuaikan. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 17. Mengukur dan memeriksa Potensiometer a. Pada pengukuran kaki a dengan kaki c, jarum bergerak menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan potensiometer, berarti potensiometer benar nilai ohmnya. b. Pada pengukuran kaki a dengan kaki b sambil as potensiometer diputar, jarum bergerak sesuai dengan putaran asnya tanpa tersendat-sendat berarti potensiometer baik. c. Pada pengukuran seperti point b, jarum bergerak tersendat-sendat, berarti potensiometer kotor lapisan arangnya. d. Jika kita lakukan pengukuran ternyata jarum bergerak penuh (tidak menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan potensiometer), berarti potensiometer short. e. Jika ternyata jarum tidak bergerak, berarti potensiometer putus/rusak. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 18. C. Resistor yang bergantung pada Tegangan / VDR Simbol VDR Tegangan naik Tegangan turun R berkurang R membesar Kerusakan yang sering terjadi pada resistor 1. Nilai ohm resistor berubah 2. Lapisan arang pada potensiometer atau trimer potensiometer aus/kotor. Cara mengatasinya adalah dengan menyemprotkan ‘Contact Cleaner’. atau dengan memindahklan jalur kontak peser potensiometer. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 19. 2. Kapasitor Kapasitor sering disebut juga sebagai kondensator yang merupakan alat penyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan disebut kapasitansi (C). Dan memiliki satuan Farad (F) Muatan kapasitor q = C. V q = ò i dt 1 Reaktansi kapasitif X = 1 C2pf C = wC (ohm) Pada dasarnya kapasitor dibuat (dibentuk) dari 2 buah plat penghantar yang terisolator (terpisah) satu sama lain. Isolator atau pemisahnya disebut dielektrika. Dan berdasarkan macam-macam dielektrikanya, maka kapasitor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya: a. Kondensator keramik •Sifat Kondensator b. Kondensator elektrolit 1. Sebagai coupling, menahan arus DC dan c. kondensator mika meneruskan arus AC. d. Kondensator mylar 2. Sebagai filter, menyimpan arus DC dan setelah e. Kondensator polyster penuh akan dikeluarkan. f. Kondensator udara Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 20. Kapasitor terbagi dalam dua kelompok : 1. Non-Polar Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1 mF, terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain. (a) (b) Simbol kapasitor non-elektrolit yang tetap (a) dan yang variabel (b) Salah satu contoh kapasitor non-elektrolit adalah kapasitor keramik. Kapasitor ini memiliki kapasitansi di bawah 1 mikro farad. Dua kakinya tidak memiliki kutub positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak perlu khawatir untuk terbalik. Kapasitor ini biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi menengah. Bentuk Fisik kondensator keramik Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 21. 2. Polar Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya ³ 1 mF, terbuat dari aluminium, tantalum. - + Simbol kapasitor elektrolit Elektrolit Condensator (Elco) bahan dielektrikanya terbuat dari garam alumunium. Kondensator ini memiliki kapasitansi yang cukup besar, di atas 1 mikro farad. Elco memiliki 2 buah kaki yang berkutub positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak boleh terbalik. Elco biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi rendah, sebagai filter arus DC dalam catu daya. Pada badan elco tertulis nilai kapasitansi dan tanda kutub positip dan negatipnya. Bentuk fisik Elco + - •Kerusakan yang sering terjadi: 1. Kondensator mika, keramik, kertas, dan variabel terhubung antar kaki-kakinya. Kondensator ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali kondensator variabel logam. 2. Elco sering kering, bocor atau meledak karena pemasangan polaritas yang keliru, atau melampaui batas tegangan kerja kondensator. 3. Kapasitas kondensator sering berubah dan kaki-kakinya sering putus. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 22. Hubungan Seri pada Kapasitor C1 C2 1 Ctot = 1 C1 1 C2 + Hubungan Paralel pada Kapasitor C1 C2 Ctot = C1 + C2 •Guna Kondensator 1. Bersama kumparan membangkitkan frekuensi tertentu. 2. Mengkopel (Coupling) rangkaian yang satu dengan rangkaian berikutnya. 3. Sebagai Feedback, mengembalikan hasil penguatan dari transistor supaya mendapat-kan penguatan yang lebih besar (umpan balik). 4. Sebagai by pass (simpangan), menyimpangkan arus AC ke chasis/ ground untuk mendapatkan nada rendah (bass) pada penguat suara. 5. Sebagai filter, untuk menyaring arus AC yang masih masuk melalui dioda, agar dapat dikembalikan atau disearahkan lagi. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 23. Mengisi dan Mengosongkan Kapasitor S i C R Vs S i C R VC ö æ = RC VC = S . Rangkaian dan grafik pengisian (a) dan pengosongan (b) Vs 0,63 Vs RC ÷ ÷ ø ç ç è - t VC VS 1 - e VC t (detik) (a) Vs 0,37 Vs RC - t V e RC t (detik) (b) Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 24. Kapasitas Kondensator Kapasitas kondensator diukur dalam satuan farad. Ukuran farad dalam praktek terlalu besar sehingga biasanya dinyatakan dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu mikro farad (mF atau Mfd), piko farad (pF), nano farad (nF), dan kilo farad (kF) perhatikan persamaan di bawah ini: 1 farad = 1.000.000 Mfd 1 Mfd = 1.000.000 pF = 1.000 kF 1 kF = 1.000 pF = 1 nF 1 kpF = 1.000 pF = 0,001 mF = .001 mF 10 kpF = 10.000 pF = 0,01 mF =.01 mF 100 kpF = 100.000 pF =0,1 mF = .1 mF dan seterusnya. Memeriksa Kapasitor Mika/Keramik a. Hubungkan ohm meter dengan kondensator. b. Bila jarum bergerak, berarti kondensator baik. c. Bila jarum bergerak ke kanan, berarti kondensator terhubung antar kaki-kakinya. d. Bila jarum tidak bergerak, berarti kondensator putus/rusak. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 25. Cara membaca nilai kapasitor: a. Kode Angka. Tertulis 103, berarti nilai kapasitansinya = 10.000 pF = 10kF Tertulis 102, berarti nilai kapasitansinya = 1000 pF = 1 kF Jadi angka terakhir merupakan banyaknya nol. b. Kode Warna Hampir sama dengan pada resistor, bedanya warna pertama dan kedua merupakan bilangan, warna ketiga merupakan banyaknya nol, warna keempat merupakan toleransi, dan warna kelima merupakan tegangan kerja maksimal. Warna pertama adalah warna yang paling jauh dari kaki kondensator. Warna Arti warna ke: 1 2 3* 4 5 Hitam 0 0 - 20% - Coklat 1 1 0 - 100V Merah 2 2 00 - 250V Jingga 3 3 000 - - Kuning 4 4 000 0 - 400V Hijau 5 5 000 00 - - Biru 6 6 - - 630V Ungu 7 7 - - - Abu-abu 8 8 - - - Putih 9 9 - 10% - * : warna ke-3 merupakan banyaknya nol Contoh: warna kondensator: Merah, Merah, Hijau, Putih, merah Jadi Kapasitansinya = 2 2 000 00 pF = 2,2 Mfd, toleransi 10% dan V max = 250 Volt Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 26. 3. Transformator (Trafo) A. Trafo Step Up yaitu: komponen elektronika yang berfungsi menaikkan tegangan listrik. Komponen ini terdiri dari 2 buah gulungan/kumparan, yaitu primer dan sekunder yang terbuat dari kawat nikelin (kawat berisolasi). Kumparan sekunder biasanya lebih banyak dibandingkan dengan kumparan primer. Tapi kumparan Primer biasanya lebih besar daripada kumparan sekunder. B. Trafo Step Down yaitu: komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Komponen ini terdiri dari 2 buah kumparan (primer dan sekunder) nikelin. Kumparan primer biasanya lebih banyak dan lebih kecil dibandingkan dengan kumparan sekunder. C. Trafo Adaptor Untuk membuat adaptor biasanya dapat kita gunakan trafo adaptor (Step Up maupun Step Down). Gulungan primer dihubungkan ke sumber tegangan (PLN), sedangkan gulungan sekunder akan menghasilkan tegangan DC yang besarnya tergantung dari jumlah gulungan atau lilitan pada sekundernya Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 27. D. Trafo Output (OT) komponen ini juga terbuat dari 2 buah kumparan, yaitu primer dan sekunder. Trafo OT biasanya digunakan pada rangkaian radio penerima bagian akhir. Fungsinya untuk menyesuaikan nilai impedansi yang diperlukan oleh loudspeaker dengan nilai impedansi yang dibutuhkan oleh trafo. E. Trafo Input (IT) Bentuk trafo IT sama dengan bentuk trafo OT. Pada rangkaian penguat push pull, IT digunakan untuk pembalik fasa, dengan demikian kedua transistor pada bagian penguat akhir bekerja saling bergantian, dengan keadaan fasa yang besarnya sama. F. Spoel Oscilator dan MF Bentuk fisiknya kecil, terdiri dari kumparan primer dan sekunder dengan dilengkapi batang ferit kecil yang dapat diputar. Batang ferit ini berguna untuk pengetriman. Spoel Oscilator digunakan pada rangkaian penerima radio transistor sebagai bagian dari pembangkit frekwensi tinggi. Trafo MF bentuknya menyerupai Spoel Oscilator. Bedanya terletak pada jumlah lilitan dan warna besi feritnya. MF warna kuning, putih & hijau, sedang Spoel Oscilator berwarna merah. MF disebut juga IF, digunakan pada radio penerima transistor. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 28. Kerusakan Transformator 1. Putus gulungan primernya. 2. Putus gulungan sekundernya 3. Terhubung (menyambung) antar bagian primer dengan bagian sekunder. 4. Bagian primer atau bagian sekunder menyambung (berhubungan) dengan inti besinya. 5. Kerusakan material berupa putusnya cabang/tap tegangan. Kegunaan Transformator 1. IT berguna untuk menyesuaikan impedansi masukan dan impedansi keluaran dari rangkaian modulator. Juga berfungsi membelah fasa sinyal AC dan mengeluarkan sinyal informasi (suara). 2. OT pada dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan IT, yaitu menyesuaikan impedansi masukan dengan impedansi keluaran pada rangkaian modulator. 3. Trafo adaptor berguna untuk menurunkan tegangan listrik dari tegangan jala-jala (PLN) menjadi tegangan 3 V, 12 V, 30 V atau lainnya tanpa adanya hubungan kawat. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 29. Memeriksa Transformator a. Sebelum memeriksa, lepaskan dahulu trafo dari tegangan sumber PLN. b. Periksa dahulu kumparan primernya (yang terhubung ke sumber PLN). Jika jarum bergerak ke kanan, berarti kumparan primernya masih baik. c. Periksa kumparan sekundernya. Jika jarum bergerak ke kanan, berarti masih baik. d. Periksa apakah terjadi hubung singkat antara bagian primer dan sekundernya. Bila trafo tersebut baik, maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan. e. Periksa apakah terjadi hubungan antara kumparan primer/sekunder dengan inti besinya. Bila trafo tersebut bagus , maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan. Trafo yang telah aus/terbakar isolasi kawat emailnya tidak baik digunakan. Walaupun jika diperiksa tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya trafo seperti ini diganti dengan yang baik saja. Kejadian ini sering terjadi pada trafo adaptor dan trafo output/OT. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 30. Relay Hal penting yang harus diperhatikan terhadap Relay adalah tentang posisi kaki-kakinya pada saat Relay bekerja maupun pada saat tidak bekerja. Contoh: Perhatikan gambar di samping ini! = Posisi relai diberi arus listrik = Posisi relai tanpa diberi arus listrik Untuk mengoperasikan relai ke posisi diberi arus listrik, diperlukan sebuah saklar yang menghubungkan arus listrik dengan kaki relai AB Bila Relay diberi arus listrik, maka: - kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 13 - kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 16 - kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 7 - kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 10 Bila Relay tidak diberi arus listrik, maka: - kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 11 - kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 14 - kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 5 - kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 8 16 9 10 14 15 8 13 6 7 11 12 5 A B 12V Relay di atas memiliki 4 buah sakelar, dimana kaki nomor 6, nomor 9, nomor 12, dan nomor 15 sebagai induknya. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 31. Memeriksa Relai Memeriksa baik buruknya relai akan lebih cepat apabila sebelumnya kita telah mengetahui susunan kaki-kaki sakelarnya. Pemeriksaan relai dilakukan 2 kali, yaitu disaat relai tidak diberi arus listrik dan disaat reali dialiri arus listrik. Berikut ini contoh pemeriksaan relai merek Omron 12 Volt DC. 1. Taruh saklar pemilih pada posisi ohm x1. 2. Secara bergantian periksalah hubungan kaki-kaki: - nomor 9 dengan 14 dan 16 - nomor 15 dengan 8 dan 10 - nomor 6 dengan 11 dan 13 - nomor 12 dengan 5 dan 7 - nomor A dengan B 3. Perhatikan hasil pemeriksaan di atas! A. Tanpa diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: - 9 dengan 14, 15 dengan 8, 6 dengan 11, 12 dengan 5. B. Jika diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor: - 9 dengan 16, 15 dengan 10, 6 dengan 13, 12 dengan 7. C. Kaki A dan B harus berhubungan baik pada saat diberi arus maupun tidak. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 32. Relay adalah salah satu komponen yang termasuk dalam saklar. Hanya bedanya, relay ini bekerja secara otomatis, yaitu memanfaatkan azas kemagnitan yang terkena aliran listrik. Biasanya relay dibungkus dengan sebuah muka berbentuk kubus yang tembus pandang. Dan pada umumnya relay banyak dipakai dalam rangkaian untuk menjalankan motor, untuk TX 80 meter band dan rangkaian lainnya. Kristal (X-tal) Kristal atau biasa ditulis X-tal, adalah suatu komponen yang bentuknya pipih dan mempunyai dua buah kakipenghubung. Fungsinya untuk membangkitkan frekwensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal ini banyak digunakan pada peralatan elektronika, seperti: radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen band, 80 meter band, dan radio 2 band. Kristal yang sering kita jumpai di pasaran memiliki frekwensi berkisar sebesar 27, 125 MHz. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 33. 1. Dioda Anoda Katoda Simbol untuk dioda Karakteristik Operasi Dioda 1. Tegangan maksimum terbalik / bias mundur (VRRM) Yaitu jika ia dibias secara terbalik, maka hanya ada sedikit kebocoran arus yang dapat mengalir (beberapa nano untuk silikon dan sampai 50 mA untuk germanium) Bila tekanan terlampau besar, ia akan berhenti bekerja. 2. Tegangan tetap minimum dalam arah biasa / bias maju (VF) Untuk silikon VF » 0,7 Volt dan untuk germanium VF » 0,3 Volt Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 34. Dioda dibedakan menjadi beberapa jenis dengan karakternya, yaitu: a. Germanium - bentuk fisiknya kecil - digunakan untuk rangkaian elektronika yang power outputnya besar. - tahan terhadap tegangan tinggi yang maksimum 500 volt. - tahan terhadap arus besar maksimum 10 ampere - tegangan hilang sekitar 0,7 volt saja b. Silikon - bentuk fisiknya kecil - sering digunakan pada adaptor sebagai perata arus atau sebagai saklar elektronik - tahan terhadap arus besar sekitar maksimum 150 ampere - tahan terhadap tegangan tinggi maksimum 1000 volt c. Selenium - bentuk fisiknya besar - digunakan sebagai penyearah arus pada sepeda motor yang menggunakan accu - tegangan hilang 1 volt - hanya tahan terhadap tegangan menengah maksimum 30 V, dan arus maksimum 0,5 ampere Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 35. d. Zener Dioda ini mempunyai karakteristik normal, yaitu dilalui oleh arus seperti dioda biasa bila dibias maju. Bila dibias mundur / terbalik akan bekerja dengan cara yang sama , tetapi turun secara drastis (jatuh dengan mendadak) pada saat tegangan zener tercapai. Karakteristik lainnya adalah: - Bentuk fisiknya kecil - sering digunakan pada rangkaian catu daya, stabilisator tegangan dan sebagainya. - tahan terhadap tegangan maksimum 0,7 sampai 11 volt - hanya tahan terhadap arus yang kecil, maksimum 1 mA sampai 50 mA. - tegangan yang hilang pada suatu penghantar hampir tidak ada. Anoda Katoda Simbol untuk dioda Ukuran dioda zener 3,3; 4,7; 5,1; 6,2; 6,8; 9,1; 10; 11; 12; 13; 15 sampai 200 Volt Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 36. e. LED (Light Emitting Diode) - bentuknya beraneka ragam, dari kecil sampai besar - hanya tahan terhadap tegangan panjar maju 1,5V sampai 2 Volt Simbol untuk LED Kerusakan umum yang sering terjadi pada dioda ialah: 1. Putus antara anoda dan katodanya. 2. Terhubung antara kaki anoda dan katodanya 3. Bocor antara anoda dan katodanya. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 37. 2. Transistor Kolektor Basis Basis Emitor Kolektor Emitor (a) (b) Simbol untuk transistor (a) NPN (b) PNP Karakterisitk operasi Transistor VCEO VCBO VEBO VCBO = Tegangan basis kolektor maksimum VEBO = Tegangan emitor basis maksimum VCEO = Tegangan kolektor emitor maksimum Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 38. Transistor sebagai saklar Jika IB = 0 maka IC menjadi arus bocoran yang rendah, oleh karena itu : VCE » VCC IB RB RL VCC Output VCE Jika IB kecil maka IC = hFE IB dan tegangan yang melalui RL : VR = IC RL dan VCE = VCC - IC RL Jika IB naik / membesar maka IC naik hingga mencapai ICRL » VCC , yaitu ketika IC tidak dapat naik lagi, meski IB tetap naik. Pada titik ini transistor disebut berkeadaan jenuh (saturasi) dan tegangan VCE » 0,2 Volt. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 39. Transistor Medan Listrik / Field Effect Transistor (FET) FET bekerja / tergantung pada medan listrik yang dihasilkan lewat aplikasi suatu tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar saluran tem-pat terjadinya konduksi antara jalur pembuangan dan sumber. Tipe-tipe FET : 1. FET sambungan (junction FET = JFET ) 2. FET logam-oksida-semikonduktor (MOSFET) 3. FET daya seperti misalnya VMOS G D S G D S B B G D S G D S (a) (b) (c) (d) Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d) Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 40. FET sebagai saklar Vout Vs 0 V G D S G D S V Vout s +1 V -10 V Rangkaian FET sebagai saklar Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 41. Guna Transistor 1. Sebagai penyearah 2. Sebagai pemantap tegangan (voltage stabilizer) 3. Sebagai Osilator 4. Sebagai penguat depan (pre Amplifier) 5. Sebagai penyangga (buffer) 6. Sebagai penggerak (driver) 7. Sebagai penguat daya (power amplifier) 8. dsb Kerusakan Transistor 1. Bocor antara elektroda-elektrodanya. 2. Terhubung (menyambung) antar elektroda-elektrodanya. 3. Putus antara elektroda-elektrodanya. 4. Kerusakan material berupa putusnya elektroda emitor, basis atau kolektornya. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 42. Thyristor dan Triac Tiristor (penyearah terkendali silikon / SCR) dan Triac adalah piranti semikonduktor yang banyak dipakai dalam rangkaian pengendalian daya. Peredup lampu Pengendali kecepatan motor Pengendali suhu Anoda Katoda Gate (a) (b) Simbol tiristor (a) dan Triac (b) Tiristor akan bekerja apabila suatu arus tertentu melewati gerbang (G). Begitu berada pada keadaan bekerja sendiri/terkancing, arus gerbang dapat dihentikan/disingkirkan. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 43. • Mengukur DC Volt a. Perkirakan seberapa besar DC volt yang akan anda ukur. Misalnya jika 10 volt, maka pemilih saklar harus menunjuk angka lebih besar (50 VDC). b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip, dan pencolok hitam pada kutub negatip. c. Perhatikan pada angka berapa jarum berhenti, itulah besarnya tegangan yang terukur. • Mengukur Ampere meter DC a. Terlebih dulu perkirakan seberapa besar ampere yang diukur, baru kemudian saklar pemilih di posisikan pada angka yang lebih besar. b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip lampu, dan pencolok hitam tempelkan pada kutub negatip baterai. c. selanjutnya amatilah jarum yang bergerak di papan skala, anda akan mengetahui seberapa besar arus yang ada. DC V AC V W DC Amp + - + - DC V AC V W DC Amp + - + - Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 44. • Menguji Resistor (R) a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. b. Tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor. Saat pengukuran jangan sampai kedua tangan menyentuh kaki resistor (boleh menyentuh salah satu saja). c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti resistor baik, jika diam berarti resistor putus. • Menguji Kondensator Elco a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. b. Tempelkan pencolok warna merah pada kaki positip Elco, dan warna hitam pada kaki negatip Elco. c. Jika jarum bergerak ke kanan, kemudian kembali ke kiri berarti elco baik. d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh, berarti kondensator elco agak rusak. e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti), maka kondensator bocor. f. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator elco putus. DC V AC V W DC Amp + - DC V AC V W DC Amp + - Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 45. • Menguji Dioda a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. b. Tempelkan pencolok merah (+) pada kutub katoda, dan pencolok hitam (-) pada kutub anoda. c. Jika jarum bergerak berarti dioda bagus dan jika jarum diam maka dioda putus. d. Lalu balikkan, pencolok (+) mendapat Anoda dan pencolok (-) mendapat katoda. e. Jika jarum diam, berarti dioda baik dan jika jarum bergerak berarti dioda rusak. DC V AC V W DC Amp + - DC V Dioda mendapat tegangan maju AC V W DC Amp + - Dioda mendapat tegangan balik Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 46. • Menguji transistor PNP a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus mengetahui secara pasti). b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki Basis (B), dan pencolok hitam (-) ditempelkan pada kaki Emittor (E). Jika jarum bergerak maka pindahkan pencolok hitam pada Kolektor (C). Jika pada pengukuran pertama dan kedua jarum bergerak, berarti transistor dalam keadaan baik, sedangkan jika pada salah satu atau kedua pengukuran jarum tidak bergerak, berarti transistor rusak. • Menguji transistor NPN a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus mengetahui secara pasti). b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter. c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki C, dan pencolok hitam (-) ditempatkan pada kaki B. Jika jarum bergerak berarti antara C dan B baik. Kemudian pindahkan pencolok hitam pada kaki E, jika jarum bergerak berarti antara E dan B baik. d. Jika dari salah satu atau kedua pengukuran tersebut jarum tidak bergerak berarti transistor putus. DC V AC W DC AmpV + - E B C DC V AC W DC AmpV + - C B E Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 47. Pengolahan Sinyal Beberapa bentuk gelombang yang sering digunakan : (a) (b) (c) (d) (e) Bentuk gelombang (a) Sinusoidal; (b) pulsa; (c) segitiga; (d) gigi gergaji; (d) siku-siku Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 48. Generasi bentuk gelombang 1. Gelombang sinusoidal Biasanya dihasilkan oleh rangkaian LC atau RC yang disambungkan ke sebuah penguat (Osilator) 2. Gelombang siku-siku / kotak Dihasilkan oleh osilator multivibrator yang me-makai prinsip rileksasi pengisian dan pengoso-ngan rangkaian RC. 3. Gelombang lainnya Biasanya dihasilkan dari gelombang siku-siku atau sinusoidal. Jaringan Diferensiasi dan Integrasi Diferensiasi Ukuran kecepatan perubahan bentuk gelombang yang di - berikan Integrasi Ukuran luas daerah di bawah gelombang yang diberikan Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 49. C R R Gelombang Output input C Gelombang Output input (a) (b) Rangkaian (a) diferensiasi; (b) integrasi Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 50. Penguat / Amplifier Penguat dibagi dalam beberapa kelas : 1. Kelas A Arus mengalir dalam beban selama seluruh periode siklus sinyal input. 2. Kelas AB Arus mengalir dalam beban selama lebih dari setengah siklus, tetapi kurang dari siklus sinyal input yang penuh. 3. Kelas B Arus mengalir dalam beban selama setengah siklus sinyal input 4. Kelas C Arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus sinyal input Penguatan tegangan yang teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f (frekuensi audio) berdaya rendah biasanya bekerja dalam kelas A, sedangkan penguat berdaya a.f bekerja dalam kelas B. Amplifier r.f (radio frequency / frekuensi radio) dan osilator biasanya beroperasi dalam kelas C. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 51. Penyesuaian sinyal / pencocokan impedansi Dapat terjadi bahwa sistem penguat yang ada tidak dapat bekerja sesuai dengan fung-sinya, hal ini terjadi karena adanya impedansi dari sumber dan penguat itu sendiri. Masalah-masalah itu dapat diatasi dengan penyesuaian sinyal (signal conditioning) : 1. Mencocokkan sumber berimpedansi tinggi dan bertegangan tingkat rendah ke pre-amplifier; 2. Mencocokkan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau relay, ke sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam beban. Konfigurasi dasar penguat Konfigurasi dasar penguat dibagi dalam tiga, yaitu : 1. Basis biasa (Common Basis) 2. Emitter biasa (Common Emitor) 3. Kolektor biasa (Common Colektor) Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 52. 1. Basis biasa Arus yang dapat dicapai, hFB » 0,99 Tegangan yang dapat dicapai = 50 Impedansi input, Zin = 50 ohm Impedansi output, Zout = 250 Kohm Daya yang dapat dicapai » 50 R1 RL VCC Output R2 CB CC Sinyal input Rangkaian Basis biasa Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 53. 2. Emitter biasa Arus yang dapat dicapai, hFE » 200 Tegangan yang dapat dicapai = 50 Impedansi input, Zin = 1 Kohm Impedansi output, Zout = 50 Kohm Daya yang dapat dicapai » 2500 R1 RL VCC Output R2 CE CC Sinyal input RE Rangkaian Emitter biasa Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 54. 3. Kolektor biasa Arus yang dapat dicapai, hFE » 200 Tegangan yang dapat dicapai = 1 Impedansi input, Zin = 100 Kohm Impedansi output, Zout = 1 Kohm Daya yang dapat dicapai » 50 R1 VCC Output R2 CC Sinyal input RL Rangkaian Kolektor biasa Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 55. Pasangan Darlington Penguat ini menghasilkan impedansi input yang tinggi (biasanya 1 Mohm) dan mengha silkan pencapaian arus yang sangat tinggi (biasanya beberapa ribu). Arus yang dicapai kira-kira sama dengan hFE1 x hFE2 . Rangkaian Kolektor biasa RB VCC Output Sinyal input RL Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 56. Umpan Balik dalam Penguat Ada dua jenis umpan balik : 1. Umpan Baik positif Sejalan dengan sinyal yang asli, digunakan untuk memproduksi osilator. 2. Umpan Baik nagatif Berlawanan dengan sinyal yang asli, yang biasanya mengurangi hasil yang dicapai, tetapi memperbaiki kestabilan hasil yang dicapai. Kemampuan penguatan putaran terbuka : A = Vout Vin Kemampuan penguatan putaran tertutup (dengan umpan balik) : A = Vout Vin = A A + bA Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 57. Karakteristik umpan balik Umpan balik negatif Umpan balik positif A A + bA Ac = Jika Ab >> 1 maka Ac @ 1/ Ab Efek utama : Penguatan dikurangi dan dimantapkan. Tanggapan frekuensi ditingkatkan dengan lebar jalur lebih besar. Desah dan cacat (yang dibangkitkan internal) dikurangi. Metode penerapan umpan balik dapat memodifikasi impedansi masukan dan keluaran. A A - bA Ac = Jika Ab 1 maka Ac µ Efek utama : Penguatan ditingkatkan dengan pengura-ngan kemantapan. Jika Ab 1 mungkin ada osilasi yang terjadi pada satu frekuensi tertentu. Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 58. R1 R3 Output R10 R2 C2 C1 Sinyal input R4 R6 R8 Rangkaian Penguat dengan umpan balik negatif VCC R7 R C5 9 R5 C4 C3 P Q Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 59. Penguat Daya Z M out Zbeban Penguat daya Beban (motor,speaker,dsb) Daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke beban ketika Zout = Zbeban Derajat pencocokan impedansi dapat dilakukan dengan memakai transformator. Perbandingan transformasi n diperoleh dari : n = Zout / Zbeban Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 60. R1 VCC R2 CC Sinyal input RE Beban 8 ohm Penguat daya dengan pencocokan transformator Kalau dibutuhkan daya dalam jumlah lebih banyak dapat digunakan amplifier daya dorong tarik kelas B (push pull). Fauzan A Mahanani, S.Pd
  • 61. R1 VCC R2 C1 Sinyal input R1 R4 Penguat daya dengan dorong tarik kelas B C2 Fauzan A Mahanani, S.Pd