2. 1. Hukum Ohm
2. Komponen Pasif
* Resistor, Kapasitor, Transformator
3. Komponen Aktif
* Dioda, Transistor, FET, UJT, Tiristor dan Triak
4. Pembentukan Gelombang
* Bentuk gelombang, Rangkaian RC, Jaringan differensiasi dan integrasi,
Multivibrator
5. Penguat / Amplifier
Fauzan A Mahanani, S.Pd
3. Hukum ohm memberikan keterangan mengenai hubungan antara arus, tegangan dan
Resistansi / tahanan.
Arus =
Tegangan
Resistansi I =
V
R
Arus listrik : gerakan muatan-muatan listrik yang diarahkan (ampere)
Tegangan : selisih tekanan listrik yang menimbulkan arus antar kedua titik itu
dalam rangkaian tertutup (volt)
Resistansi : sifat suatu penghantar yang bekerja melawan arus listrik (Ohm)
Fauzan A Mahanani, S.Pd
4. 1. Resistor
Resistor di bagi dua kategori :
1. Resistor Linier
2. Resistor non-linier
1. Resistor Linier
* Resistor Tetap * Resistor Variabel
Simbol untuk resistor linier tetap
Unit satuan dari resistor / tahanan adalah ohm atau W
Simbol untuk resistor linier variabel
Fauzan A Mahanani, S.Pd
5. Tanda warna
Pada resistor berdaya rendah ukuran ditunjukkan oleh kode warna yang terdapat
pada badan resistor.
Warna Ukuran Toleransi
Hitam 0
Coklat 1 1%
Merah 2 2%
Jingga 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 6
Ungu 7
Abu-abu 8
Putih 9
Emas - 5%
Perak - 10%
Polos - 20%
Contoh :
Coklat
Abu-abu
Merah
Emas
Jawab :
Coklat
Abu-abu
Merah
Emas
1
8
00
± 5 %
Resistor : 1800 ohm atau 1K8
Fauzan A Mahanani, S.Pd
6. Banyak Resistor yang pada masa mendatang akan diberi sandi menurut BS
1852 (Colour Code) harga dan toleransi resistor akan dicapkan pada
badannya sebagai pengganti cincin-cincin berwarna yang sudah dikenal
sekarang ini.
Di belakang sandi harga akan ditambahkan huruf untuk menunjukkan
toleransinya:
F = ± 1% G = ± 2% J = ± 5% K = ± 10% M =
±20%
Contoh sandi resistansi menurut BS 1852:
Penandaan Resistansi
R33M 0,33W ±20%
4k7F 4700W ±1%
6M8M 6,8M W ±20%
22KK 22K W ±10%
Fauzan A Mahanani, S.Pd
11. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer.
Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak
boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah
maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal.
Kegunaan Resistor
1. Membagi tegangan
2. Melawan tegangan
3. Mengatur volume suara (volume control)
4. Mengatur nada rendah (bass control)
5. Mengatur nada tingi (treble control)
6. Mengatur keseimbangan (balance control)
Fauzan A Mahanani, S.Pd
12. PEMBAGI ARUS DAN TEGANGAN
• Rangkaian Seri
1. V = V1 + V2 + V3 + ……. + Vn
2. I1 = I2 = I3 = ……… = In
3. Rt = R1 + R2 + R3 + …….. + Rn
V1
R1 R2
V2
I
+
V
-
V
I = R1 + R2
V = V1 + V2
V
V2 = R2 . I = . R R 2 1 + R2
R= 2 . V
R1 + R2
R= 1 . V
V1 = R1 . I R1 + R2
RESISTOR
Fauzan A Mahanani, S.Pd
13. • Rangkaian Parallel
1. V = V1 = V2 = V3 = ……. = Vn
2. I = I1 + I2 I3 + ……… + In
3.
V , I = I1 + I2
I1 = R1
, I2 = R2
R I 1 . I 2 =
R1 + R2
R= 2 . I
I1 R1 + R2
V
RI1 1 R2 I2
I
+
V
-
1
Rt
1
R1
1
R2
1
Rn
= + + … +
Fauzan A Mahanani, S.Pd
14. Contoh:
Hitung harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini !
10k
1k
10k
10 Volt
20 Volt 10k
1k
5k
10k
Jawab:
Rtot = (R10k//R10k) + R1k = 6 Kohm
VR10K =
(R10k//R10k)
(R10k//R10k) + R1k
10V = 8,33V
VR1K =
(R1k) 10V
(R10k//R10k) + R1k
= 1,67V
Latihan : Tentukan harga Rtot, I, dan V dari setiap harga R pada rangkaian di bawah ini !
Fauzan A Mahanani, S.Pd
15. Resistor variabel
Contoh resistor tidak tetap ialah potensiometer dan trimer potensiometer.
Yang harus diperhatikan adalah dalam pemasangan kaki-kaki potensiometer tidak
boleh terbalik. Bila terbalik pemasangannya, maka putaran potensiometer ke arah
maksimal akan menghasilkan nilai ohm minimal.
2. Resistor non-linier
A. Foto resistor
Bila terkena sinar
Bila terkena sinar
R kecil (± ratusan ohm)
R besar (± jutaan ohm)
B. Termistor
Termistor dibagi dalam dua jenis :
1. Positif temperature coefisient (p.t.c)
2. Negative temperature coefisient (n.t.c)
-t +t
Simbol termistor
Fauzan A Mahanani, S.Pd
16. Menentukan Kaki-kaki Potensiometer
Potensiometer memiliki 3 kaki pokok, dan biasanya ada yang ditambah 2 kaki.
Untuk memudahkan dalam membedakan kaki-kaki tersebut ditandai dengan
angka 1, 2, 3 atau a, b, c pada simbolnya.
Cara menentukan kaki nomor 1, 2 dan 3 adalah sebagai
berikut:
•Pegang atau tempatkan potensiometer sedemikian rupa sehingga terlihat
bahwa kaki-kaki potensiometer berada di bagian atas dan as berada ‘lebih
jauh’ dari mata anda.
•Perhatikanlah bahwa kaki yang paling kiri adalah kaki a (1), kaki tengah
adalah kaki b (2) dan kaki paling kanan adalah kaki c (3).
•Sesuaikan dengan simbolnya. Umumnya kaki a adalah ground, sedang kaki b
dan c tinggal menyesuaikan.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
17. Mengukur dan memeriksa Potensiometer
a. Pada pengukuran kaki a dengan kaki c, jarum bergerak
menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan
potensiometer, berarti potensiometer benar nilai ohmnya.
b. Pada pengukuran kaki a dengan kaki b sambil as potensiometer
diputar, jarum bergerak sesuai dengan putaran asnya tanpa
tersendat-sendat berarti potensiometer baik.
c. Pada pengukuran seperti point b, jarum bergerak tersendat-sendat,
berarti potensiometer kotor lapisan arangnya.
d. Jika kita lakukan pengukuran ternyata jarum bergerak penuh (tidak
menunjukkan nilai ohm sesuai yang tertulis pada badan
potensiometer), berarti potensiometer short.
e. Jika ternyata jarum tidak bergerak, berarti potensiometer
putus/rusak.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
18. C. Resistor yang bergantung pada Tegangan / VDR
Simbol VDR
Tegangan naik
Tegangan turun
R berkurang
R membesar
Kerusakan yang sering terjadi pada resistor
1. Nilai ohm resistor berubah
2. Lapisan arang pada potensiometer atau trimer potensiometer aus/kotor.
Cara mengatasinya adalah dengan menyemprotkan ‘Contact Cleaner’.
atau dengan memindahklan jalur kontak peser potensiometer.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
19. 2. Kapasitor
Kapasitor sering disebut juga sebagai kondensator yang merupakan alat
penyimpan muatan listrik. Kemampuan kapasitor dalam menyimpan muatan
disebut kapasitansi (C). Dan memiliki satuan Farad (F)
Muatan kapasitor q = C. V q = ò i dt
1 Reaktansi kapasitif X = 1 C2pf C = wC
(ohm)
Pada dasarnya kapasitor dibuat (dibentuk) dari 2 buah plat penghantar yang terisolator
(terpisah) satu sama lain. Isolator atau pemisahnya disebut dielektrika. Dan
berdasarkan macam-macam dielektrikanya, maka kapasitor dapat dibagi menjadi
beberapa jenis, diantaranya:
a. Kondensator keramik
•Sifat Kondensator
b. Kondensator elektrolit
1. Sebagai coupling, menahan arus DC dan
c. kondensator mika
meneruskan arus AC.
d. Kondensator mylar
2. Sebagai filter, menyimpan arus DC dan setelah
e. Kondensator polyster
penuh akan dikeluarkan.
f. Kondensator udara
Fauzan A Mahanani, S.Pd
20. Kapasitor terbagi dalam dua kelompok :
1. Non-Polar Tidak mempunyai kutub, kapasitansinya dibawah 1 mF,
terbuat dari kertas lilin, polythene, polyster dan lain-lain.
(a) (b)
Simbol kapasitor non-elektrolit yang tetap (a) dan yang variabel (b)
Salah satu contoh kapasitor non-elektrolit adalah kapasitor keramik. Kapasitor ini
memiliki kapasitansi di bawah 1 mikro farad. Dua kakinya tidak memiliki kutub
positip dan negatip, sehingga pemasangannya tidak perlu khawatir untuk terbalik.
Kapasitor ini biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi menengah.
Bentuk Fisik kondensator keramik
Fauzan A Mahanani, S.Pd
21. 2. Polar Mempunyai terminal positif dan negatif, kapasitansinya ³ 1 mF,
terbuat dari aluminium, tantalum.
- +
Simbol kapasitor elektrolit
Elektrolit Condensator (Elco) bahan dielektrikanya terbuat dari garam
alumunium. Kondensator ini memiliki kapasitansi yang cukup besar, di atas 1 mikro
farad. Elco memiliki 2 buah kaki yang berkutub positip dan negatip, sehingga
pemasangannya tidak boleh terbalik.
Elco biasanya digunakan pada rangkaian penguat frekuensi rendah, sebagai filter
arus DC dalam catu daya. Pada badan elco tertulis nilai kapasitansi dan tanda kutub
positip dan negatipnya.
Bentuk fisik Elco
+ -
•Kerusakan yang sering terjadi:
1. Kondensator mika, keramik, kertas, dan variabel terhubung antar kaki-kakinya.
Kondensator ini tidak dapat digunakan lagi, kecuali kondensator
variabel logam.
2. Elco sering kering, bocor atau meledak karena pemasangan polaritas
yang keliru, atau melampaui batas tegangan kerja kondensator.
3. Kapasitas kondensator sering berubah dan kaki-kakinya sering putus.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
22. Hubungan Seri pada Kapasitor
C1 C2
1
Ctot
= 1
C1
1
C2
+
Hubungan Paralel pada Kapasitor
C1
C2
Ctot = C1 + C2
•Guna Kondensator
1. Bersama kumparan membangkitkan frekuensi tertentu.
2. Mengkopel (Coupling) rangkaian yang satu dengan rangkaian berikutnya.
3. Sebagai Feedback, mengembalikan hasil penguatan dari transistor supaya mendapat-kan
penguatan yang lebih besar (umpan balik).
4. Sebagai by pass (simpangan), menyimpangkan arus AC ke chasis/ ground untuk
mendapatkan nada rendah (bass) pada penguat suara.
5. Sebagai filter, untuk menyaring arus AC yang masih masuk melalui dioda, agar dapat
dikembalikan atau disearahkan lagi.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
23. Mengisi dan Mengosongkan Kapasitor
S
i
C
R
Vs
S
i
C
R
VC
ö
æ
= RC
VC = S .
Rangkaian dan grafik pengisian (a) dan pengosongan (b)
Vs
0,63 Vs
RC
÷ ÷
ø
ç ç
è
- t
VC VS 1 - e
VC
t (detik)
(a)
Vs
0,37 Vs
RC
- t
V e RC
t (detik)
(b)
Fauzan A Mahanani, S.Pd
24. Kapasitas Kondensator
Kapasitas kondensator diukur dalam satuan farad. Ukuran farad dalam praktek terlalu
besar sehingga biasanya dinyatakan dalam ukuran yang lebih kecil, yaitu mikro farad
(mF atau Mfd), piko farad (pF), nano farad (nF), dan kilo farad (kF)
perhatikan persamaan di bawah ini:
1 farad = 1.000.000 Mfd
1 Mfd = 1.000.000 pF = 1.000 kF
1 kF = 1.000 pF = 1 nF
1 kpF = 1.000 pF = 0,001 mF = .001 mF
10 kpF = 10.000 pF = 0,01 mF =.01 mF
100 kpF = 100.000 pF =0,1 mF = .1 mF
dan seterusnya.
Memeriksa Kapasitor Mika/Keramik
a. Hubungkan ohm meter dengan kondensator.
b. Bila jarum bergerak, berarti kondensator baik.
c. Bila jarum bergerak ke kanan, berarti kondensator terhubung antar kaki-kakinya.
d. Bila jarum tidak bergerak, berarti kondensator putus/rusak.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
25. Cara membaca nilai kapasitor:
a. Kode Angka.
Tertulis 103, berarti nilai kapasitansinya = 10.000 pF = 10kF
Tertulis 102, berarti nilai kapasitansinya = 1000 pF = 1 kF
Jadi angka terakhir merupakan banyaknya nol.
b. Kode Warna
Hampir sama dengan pada resistor, bedanya warna pertama dan kedua merupakan
bilangan, warna ketiga merupakan banyaknya nol, warna keempat merupakan
toleransi, dan warna kelima merupakan tegangan kerja maksimal. Warna pertama
adalah warna yang paling jauh dari kaki kondensator.
Warna Arti warna ke:
1 2 3* 4 5
Hitam 0 0 - 20% -
Coklat 1 1 0 - 100V
Merah 2 2 00 - 250V
Jingga 3 3 000 - -
Kuning 4 4 000 0 - 400V
Hijau 5 5 000 00 - -
Biru 6 6 - - 630V
Ungu 7 7 - - -
Abu-abu 8 8 - - -
Putih 9 9 - 10% -
* : warna ke-3 merupakan banyaknya nol
Contoh:
warna kondensator: Merah,
Merah, Hijau, Putih, merah
Jadi Kapasitansinya =
2 2 000 00 pF = 2,2 Mfd,
toleransi 10% dan V max =
250 Volt
Fauzan A Mahanani, S.Pd
26. 3. Transformator (Trafo)
A. Trafo Step Up
yaitu: komponen elektronika yang berfungsi menaikkan tegangan listrik. Komponen
ini terdiri dari 2 buah gulungan/kumparan, yaitu primer dan sekunder yang terbuat dari
kawat nikelin (kawat berisolasi). Kumparan sekunder biasanya lebih banyak
dibandingkan dengan kumparan primer. Tapi kumparan Primer biasanya lebih besar
daripada kumparan sekunder.
B. Trafo Step Down
yaitu: komponen elektronika yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik.
Komponen ini terdiri dari 2 buah kumparan (primer dan sekunder) nikelin. Kumparan
primer biasanya lebih banyak dan lebih kecil dibandingkan dengan kumparan
sekunder.
C. Trafo Adaptor
Untuk membuat adaptor biasanya dapat kita gunakan trafo adaptor (Step Up
maupun Step Down). Gulungan primer dihubungkan ke sumber tegangan (PLN),
sedangkan gulungan sekunder akan menghasilkan tegangan DC yang besarnya
tergantung dari jumlah gulungan atau lilitan pada sekundernya
Fauzan A Mahanani, S.Pd
27. D. Trafo Output (OT)
komponen ini juga terbuat dari 2 buah kumparan, yaitu primer dan sekunder. Trafo
OT biasanya digunakan pada rangkaian radio penerima bagian akhir. Fungsinya untuk
menyesuaikan nilai impedansi yang diperlukan oleh loudspeaker dengan nilai
impedansi yang dibutuhkan oleh trafo.
E. Trafo Input (IT)
Bentuk trafo IT sama dengan bentuk trafo OT. Pada rangkaian penguat push pull, IT
digunakan untuk pembalik fasa, dengan demikian kedua transistor pada bagian penguat
akhir bekerja saling bergantian, dengan keadaan fasa yang besarnya sama.
F. Spoel Oscilator dan MF
Bentuk fisiknya kecil, terdiri dari kumparan primer dan sekunder dengan dilengkapi
batang ferit kecil yang dapat diputar. Batang ferit ini berguna untuk pengetriman. Spoel
Oscilator digunakan pada rangkaian penerima radio transistor sebagai bagian dari
pembangkit frekwensi tinggi.
Trafo MF bentuknya menyerupai Spoel Oscilator. Bedanya terletak pada jumlah
lilitan dan warna besi feritnya. MF warna kuning, putih & hijau, sedang Spoel
Oscilator berwarna merah. MF disebut juga IF, digunakan pada radio penerima
transistor.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
28. Kerusakan Transformator
1. Putus gulungan primernya.
2. Putus gulungan sekundernya
3. Terhubung (menyambung) antar bagian primer dengan bagian sekunder.
4. Bagian primer atau bagian sekunder menyambung (berhubungan) dengan inti besinya.
5. Kerusakan material berupa putusnya cabang/tap tegangan.
Kegunaan Transformator
1. IT berguna untuk menyesuaikan impedansi masukan dan impedansi keluaran dari
rangkaian modulator. Juga berfungsi membelah fasa sinyal AC dan mengeluarkan
sinyal informasi (suara).
2. OT pada dasarnya memiliki kegunaan yang sama dengan IT, yaitu menyesuaikan
impedansi masukan dengan impedansi keluaran pada rangkaian modulator.
3. Trafo adaptor berguna untuk menurunkan tegangan listrik dari tegangan jala-jala
(PLN) menjadi tegangan 3 V, 12 V, 30 V atau lainnya tanpa adanya hubungan kawat.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
29. Memeriksa Transformator
a. Sebelum memeriksa, lepaskan dahulu trafo dari tegangan sumber PLN.
b. Periksa dahulu kumparan primernya (yang terhubung ke sumber PLN). Jika jarum
bergerak ke kanan, berarti kumparan primernya masih baik.
c. Periksa kumparan sekundernya. Jika jarum bergerak ke kanan, berarti masih baik.
d. Periksa apakah terjadi hubung singkat antara bagian primer dan sekundernya. Bila
trafo tersebut baik, maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke kanan.
e. Periksa apakah terjadi hubungan antara kumparan primer/sekunder dengan inti
besinya. Bila trafo tersebut bagus , maka jarum tidak akan bergerak/menyimpang ke
kanan.
Trafo yang telah aus/terbakar isolasi kawat emailnya tidak baik digunakan. Walaupun
jika diperiksa tidak terjadi kesalahan. Sebaiknya trafo seperti ini diganti dengan yang
baik saja. Kejadian ini sering terjadi pada trafo adaptor dan trafo output/OT.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
30. Relay
Hal penting yang harus diperhatikan terhadap Relay adalah tentang posisi kaki-kakinya
pada saat Relay bekerja maupun pada saat tidak bekerja.
Contoh:
Perhatikan gambar di samping ini!
= Posisi relai diberi arus listrik
= Posisi relai tanpa diberi arus listrik
Untuk mengoperasikan relai ke posisi diberi arus listrik, diperlukan
sebuah saklar yang menghubungkan arus listrik dengan kaki relai AB
Bila Relay diberi arus listrik, maka:
- kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 13
- kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 16
- kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 7
- kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 10
Bila Relay tidak diberi arus listrik, maka:
- kaki nomor 6 berhubungan dengan kaki nomor 11
- kaki nomor 9 berhubungan dengan kaki nomor 14
- kaki nomor 12 berhubungan dengan kaki nomor 5
- kaki nomor 15 berhubungan dengan kaki nomor 8
16 9 10
14 15 8
13 6 7
11 12 5
A B
12V
Relay di atas memiliki 4 buah sakelar, dimana kaki nomor 6, nomor 9, nomor 12, dan nomor
15 sebagai induknya.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
31. Memeriksa Relai
Memeriksa baik buruknya relai akan lebih cepat apabila sebelumnya kita telah
mengetahui susunan kaki-kaki sakelarnya. Pemeriksaan relai dilakukan 2 kali, yaitu
disaat relai tidak diberi arus listrik dan disaat reali dialiri arus listrik. Berikut ini contoh
pemeriksaan relai merek Omron 12 Volt DC.
1. Taruh saklar pemilih pada posisi ohm x1.
2. Secara bergantian periksalah hubungan kaki-kaki:
- nomor 9 dengan 14 dan 16
- nomor 15 dengan 8 dan 10
- nomor 6 dengan 11 dan 13
- nomor 12 dengan 5 dan 7
- nomor A dengan B
3. Perhatikan hasil pemeriksaan di atas!
A. Tanpa diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor:
- 9 dengan 14, 15 dengan 8, 6 dengan 11, 12 dengan 5.
B. Jika diberi arus, harus saling berhubungan antara kaki-kaki nomor:
- 9 dengan 16, 15 dengan 10, 6 dengan 13, 12 dengan 7.
C. Kaki A dan B harus berhubungan baik pada saat diberi arus maupun tidak.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
32. Relay adalah salah satu komponen yang termasuk dalam saklar. Hanya bedanya,
relay ini bekerja secara otomatis, yaitu memanfaatkan azas kemagnitan yang
terkena aliran listrik. Biasanya relay dibungkus dengan sebuah muka berbentuk
kubus yang tembus pandang. Dan pada umumnya relay banyak dipakai dalam
rangkaian untuk menjalankan motor, untuk TX 80 meter band dan rangkaian
lainnya.
Kristal (X-tal)
Kristal atau biasa ditulis X-tal, adalah suatu komponen yang bentuknya pipih dan
mempunyai dua buah kakipenghubung. Fungsinya untuk membangkitkan
frekwensi dengan bilangan yang stabil (tetap). Kristal ini banyak digunakan pada
peralatan elektronika, seperti: radio pemancar, tranciver, walky talky, radio citizen
band, 80 meter band, dan radio 2 band. Kristal yang sering kita jumpai di pasaran
memiliki frekwensi berkisar sebesar 27, 125 MHz.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
33. 1. Dioda
Anoda Katoda
Simbol untuk dioda
Karakteristik Operasi Dioda
1. Tegangan maksimum terbalik / bias mundur (VRRM)
Yaitu jika ia dibias secara terbalik, maka hanya ada sedikit kebocoran arus yang
dapat mengalir (beberapa nano untuk silikon dan sampai 50 mA untuk germanium)
Bila tekanan terlampau besar, ia akan berhenti bekerja.
2. Tegangan tetap minimum dalam arah biasa / bias maju (VF)
Untuk silikon VF » 0,7 Volt dan untuk germanium VF » 0,3 Volt
Fauzan A Mahanani, S.Pd
34. Dioda dibedakan menjadi beberapa jenis dengan karakternya, yaitu:
a. Germanium
- bentuk fisiknya kecil
- digunakan untuk rangkaian elektronika yang power outputnya besar.
- tahan terhadap tegangan tinggi yang maksimum 500 volt.
- tahan terhadap arus besar maksimum 10 ampere
- tegangan hilang sekitar 0,7 volt saja
b. Silikon
- bentuk fisiknya kecil
- sering digunakan pada adaptor sebagai perata arus atau sebagai saklar elektronik
- tahan terhadap arus besar sekitar maksimum 150 ampere
- tahan terhadap tegangan tinggi maksimum 1000 volt
c. Selenium
- bentuk fisiknya besar
- digunakan sebagai penyearah arus pada sepeda motor yang menggunakan accu
- tegangan hilang 1 volt
- hanya tahan terhadap tegangan menengah maksimum 30 V, dan arus maksimum
0,5 ampere
Fauzan A Mahanani, S.Pd
35. d. Zener
Dioda ini mempunyai karakteristik normal, yaitu dilalui oleh arus seperti dioda biasa
bila dibias maju. Bila dibias mundur / terbalik akan bekerja dengan cara yang sama ,
tetapi turun secara drastis (jatuh dengan mendadak) pada saat tegangan zener tercapai.
Karakteristik lainnya adalah:
- Bentuk fisiknya kecil
- sering digunakan pada rangkaian catu daya, stabilisator tegangan dan sebagainya.
- tahan terhadap tegangan maksimum 0,7 sampai 11 volt
- hanya tahan terhadap arus yang kecil, maksimum 1 mA sampai 50 mA.
- tegangan yang hilang pada suatu penghantar hampir tidak ada.
Anoda Katoda
Simbol untuk dioda
Ukuran dioda zener 3,3; 4,7; 5,1; 6,2; 6,8; 9,1; 10; 11; 12; 13; 15 sampai 200 Volt
Fauzan A Mahanani, S.Pd
36. e. LED (Light Emitting Diode)
- bentuknya beraneka ragam, dari kecil sampai besar
- hanya tahan terhadap tegangan panjar maju 1,5V sampai 2 Volt
Simbol untuk LED
Kerusakan umum yang sering terjadi pada dioda ialah:
1. Putus antara anoda dan katodanya.
2. Terhubung antara kaki anoda dan katodanya
3. Bocor antara anoda dan katodanya.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
38. Transistor sebagai saklar
Jika IB = 0 maka IC menjadi arus
bocoran yang rendah, oleh karena
itu :
VCE » VCC
IB
RB
RL
VCC
Output VCE
Jika IB kecil maka IC = hFE IB
dan tegangan yang melalui RL :
VR = IC RL dan
VCE = VCC - IC RL
Jika IB naik / membesar maka IC naik hingga mencapai ICRL » VCC , yaitu ketika
IC tidak dapat naik lagi, meski IB tetap naik.
Pada titik ini transistor disebut berkeadaan jenuh (saturasi) dan tegangan
VCE » 0,2 Volt.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
39. Transistor Medan Listrik / Field Effect Transistor (FET)
FET bekerja / tergantung pada medan listrik yang dihasilkan lewat aplikasi suatu
tegangan input ke terminal gerbang. Medan ini akan mengontrol lebar saluran tem-pat
terjadinya konduksi antara jalur pembuangan dan sumber.
Tipe-tipe FET :
1. FET sambungan (junction FET = JFET )
2. FET logam-oksida-semikonduktor (MOSFET)
3. FET daya seperti misalnya VMOS
G
D
S
G
D
S
B B
G
D
S
G
D
S
(a) (b) (c) (d)
Simbol JFET (a); MOSFET pengurangan (b); MOSFET pertambahan (c); VMOS (d)
Fauzan A Mahanani, S.Pd
40. FET sebagai saklar
Vout Vs
0 V
G
D
S
G
D
S
V Vout s +1 V
-10 V
Rangkaian FET sebagai saklar
Fauzan A Mahanani, S.Pd
41. Guna Transistor
1. Sebagai penyearah
2. Sebagai pemantap tegangan (voltage stabilizer)
3. Sebagai Osilator
4. Sebagai penguat depan (pre Amplifier)
5. Sebagai penyangga (buffer)
6. Sebagai penggerak (driver)
7. Sebagai penguat daya (power amplifier)
8. dsb
Kerusakan Transistor
1. Bocor antara elektroda-elektrodanya.
2. Terhubung (menyambung) antar elektroda-elektrodanya.
3. Putus antara elektroda-elektrodanya.
4. Kerusakan material berupa putusnya elektroda emitor, basis atau kolektornya.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
42. Thyristor dan Triac
Tiristor (penyearah terkendali silikon / SCR) dan Triac adalah piranti semikonduktor
yang banyak dipakai dalam rangkaian pengendalian daya.
Peredup lampu
Pengendali kecepatan motor
Pengendali suhu
Anoda Katoda
Gate
(a) (b)
Simbol tiristor (a) dan Triac (b)
Tiristor akan bekerja apabila suatu arus tertentu melewati gerbang (G). Begitu berada
pada keadaan bekerja sendiri/terkancing, arus gerbang dapat dihentikan/disingkirkan.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
43. • Mengukur DC Volt
a. Perkirakan seberapa besar DC volt yang akan anda ukur.
Misalnya jika 10 volt, maka pemilih saklar harus
menunjuk angka lebih besar (50 VDC).
b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip, dan
pencolok hitam pada kutub negatip.
c. Perhatikan pada angka berapa jarum berhenti, itulah
besarnya tegangan yang terukur.
• Mengukur Ampere meter DC
a. Terlebih dulu perkirakan seberapa besar ampere yang
diukur, baru kemudian saklar pemilih di posisikan pada
angka yang lebih besar.
b. Tempelkan pencolok merah pada kutub positip lampu,
dan pencolok hitam tempelkan pada kutub negatip
baterai.
c. selanjutnya amatilah jarum yang bergerak di papan skala,
anda akan mengetahui seberapa besar arus yang ada.
DC
V
AC
V
W
DC Amp
+
-
+
-
DC
V
AC
V
W
DC Amp
+
-
+
-
Fauzan A Mahanani, S.Pd
44. • Menguji Resistor (R)
a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.
b. Tempelkan masing-masing pencolok pada kaki resistor.
Saat pengukuran jangan sampai kedua tangan menyentuh
kaki resistor (boleh menyentuh salah satu saja).
c. Perhatikan jarum pada papan skala. Jika bergerak berarti
resistor baik, jika diam berarti resistor putus.
• Menguji Kondensator Elco
a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.
b. Tempelkan pencolok warna merah pada kaki positip Elco,
dan warna hitam pada kaki negatip Elco.
c. Jika jarum bergerak ke kanan, kemudian kembali ke kiri
berarti elco baik.
d. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri
namun tidak penuh, berarti kondensator elco agak rusak.
e. Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke
kiri (berhenti), maka kondensator bocor.
f. Jika jarum tidak bergerak sama sekali, berarti kondensator
elco putus.
DC
V
AC
V
W
DC Amp
+
-
DC
V
AC
V
W
DC Amp
+
-
Fauzan A Mahanani, S.Pd
45. • Menguji Dioda
a. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range)
ohm meter.
b. Tempelkan pencolok merah (+) pada kutub
katoda, dan pencolok hitam (-) pada kutub
anoda.
c. Jika jarum bergerak berarti dioda bagus dan
jika jarum diam maka dioda putus.
d. Lalu balikkan, pencolok (+) mendapat Anoda
dan pencolok (-) mendapat katoda.
e. Jika jarum diam, berarti dioda baik dan jika
jarum bergerak berarti dioda rusak.
DC
V
AC
V
W
DC Amp
+
-
DC
V
Dioda mendapat tegangan maju
AC
V
W
DC Amp
+
-
Dioda mendapat tegangan balik
Fauzan A Mahanani, S.Pd
46. • Menguji transistor PNP
a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus
mengetahui secara pasti).
b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.
c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki Basis (B), dan
pencolok hitam (-) ditempelkan pada kaki Emittor (E). Jika jarum
bergerak maka pindahkan pencolok hitam pada Kolektor (C). Jika
pada pengukuran pertama dan kedua jarum bergerak, berarti
transistor dalam keadaan baik, sedangkan jika pada salah satu atau
kedua pengukuran jarum tidak bergerak, berarti transistor rusak.
• Menguji transistor NPN
a. Pastikan kaki kolektor, emitor dan basisnya (anda harus
mengetahui secara pasti).
b. Tempatkan saklar pemilih pada posisi (range) ohm meter.
c. Pencolok merah (+) ditempatkan pada kaki C, dan pencolok hitam
(-) ditempatkan pada kaki B. Jika jarum bergerak berarti antara C
dan B baik. Kemudian pindahkan pencolok hitam pada kaki E, jika
jarum bergerak berarti antara E dan B baik.
d. Jika dari salah satu atau kedua pengukuran tersebut jarum tidak
bergerak berarti transistor putus.
DC
V
AC
W
DC AmpV
+
-
E
B
C
DC
V
AC
W
DC AmpV
+
-
C
B
E
Fauzan A Mahanani, S.Pd
47. Pengolahan Sinyal
Beberapa bentuk gelombang yang sering digunakan :
(a) (b) (c)
(d) (e)
Bentuk gelombang (a) Sinusoidal; (b) pulsa; (c) segitiga;
(d) gigi gergaji; (d) siku-siku
Fauzan A Mahanani, S.Pd
48. Generasi bentuk gelombang
1. Gelombang sinusoidal Biasanya dihasilkan oleh rangkaian LC atau RC
yang disambungkan ke sebuah penguat (Osilator)
2. Gelombang siku-siku / kotak Dihasilkan oleh osilator multivibrator yang me-makai
prinsip rileksasi pengisian dan pengoso-ngan
rangkaian RC.
3. Gelombang lainnya Biasanya dihasilkan dari gelombang siku-siku atau
sinusoidal.
Jaringan Diferensiasi dan Integrasi
Diferensiasi Ukuran kecepatan perubahan bentuk gelombang yang di -
berikan
Integrasi Ukuran luas daerah di bawah gelombang yang diberikan
Fauzan A Mahanani, S.Pd
49. C
R
R Gelombang Output
input C
Gelombang Output
input
(a) (b)
Rangkaian (a) diferensiasi; (b) integrasi
Fauzan A Mahanani, S.Pd
50. Penguat / Amplifier
Penguat dibagi dalam beberapa kelas :
1. Kelas A Arus mengalir dalam beban selama seluruh periode siklus sinyal
input.
2. Kelas AB Arus mengalir dalam beban selama lebih dari setengah siklus, tetapi
kurang dari siklus sinyal input yang penuh.
3. Kelas B Arus mengalir dalam beban selama setengah siklus sinyal input
4. Kelas C Arus mengalir dalam beban selama kurang dari setengah siklus
sinyal input
Penguatan tegangan yang teratur dan tidak teratur serta amplifier a.f (frekuensi audio)
berdaya rendah biasanya bekerja dalam kelas A, sedangkan penguat berdaya a.f
bekerja dalam kelas B. Amplifier r.f (radio frequency / frekuensi radio) dan osilator
biasanya beroperasi dalam kelas C.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
51. Penyesuaian sinyal / pencocokan impedansi
Dapat terjadi bahwa sistem penguat yang ada tidak dapat bekerja sesuai dengan fung-sinya,
hal ini terjadi karena adanya impedansi dari sumber dan penguat itu sendiri.
Masalah-masalah itu dapat diatasi dengan penyesuaian sinyal (signal conditioning) :
1. Mencocokkan sumber berimpedansi tinggi dan bertegangan tingkat rendah ke
pre-amplifier;
2. Mencocokkan beban berimpedansi rendah, misalnya loudspeaker atau relay, ke
sebuah penguat untuk menghasilkan daya maksimum dalam beban.
Konfigurasi dasar penguat
Konfigurasi dasar penguat dibagi dalam tiga, yaitu :
1. Basis biasa (Common Basis)
2. Emitter biasa (Common Emitor)
3. Kolektor biasa (Common Colektor)
Fauzan A Mahanani, S.Pd
52. 1. Basis biasa
Arus yang dapat dicapai, hFB » 0,99
Tegangan yang dapat dicapai = 50
Impedansi input, Zin = 50 ohm
Impedansi output, Zout = 250 Kohm
Daya yang dapat dicapai » 50
R1 RL
VCC
Output
R2 CB
CC
Sinyal
input
Rangkaian Basis biasa
Fauzan A Mahanani, S.Pd
53. 2. Emitter biasa
Arus yang dapat dicapai, hFE » 200
Tegangan yang dapat dicapai = 50
Impedansi input, Zin = 1 Kohm
Impedansi output, Zout = 50 Kohm
Daya yang dapat dicapai » 2500
R1 RL
VCC
Output
R2 CE
CC Sinyal
input
RE
Rangkaian Emitter biasa
Fauzan A Mahanani, S.Pd
54. 3. Kolektor biasa
Arus yang dapat dicapai, hFE » 200
Tegangan yang dapat dicapai = 1
Impedansi input, Zin = 100 Kohm
Impedansi output, Zout = 1 Kohm
Daya yang dapat dicapai » 50
R1
VCC
Output
R2
CC Sinyal
input
RL
Rangkaian Kolektor biasa
Fauzan A Mahanani, S.Pd
55. Pasangan Darlington
Penguat ini menghasilkan impedansi input yang tinggi (biasanya 1 Mohm) dan mengha
silkan pencapaian arus yang sangat tinggi (biasanya beberapa ribu). Arus yang dicapai
kira-kira sama dengan hFE1 x hFE2 .
Rangkaian Kolektor biasa
RB
VCC
Output
Sinyal
input
RL
Fauzan A Mahanani, S.Pd
56. Umpan Balik dalam Penguat
Ada dua jenis umpan balik :
1. Umpan Baik positif Sejalan dengan sinyal yang asli, digunakan untuk
memproduksi osilator.
2. Umpan Baik nagatif Berlawanan dengan sinyal yang asli, yang biasanya
mengurangi hasil yang dicapai, tetapi memperbaiki
kestabilan hasil yang dicapai.
Kemampuan penguatan putaran terbuka : A = Vout
Vin
Kemampuan penguatan putaran tertutup
(dengan umpan balik) : A = Vout
Vin
=
A
A + bA
Fauzan A Mahanani, S.Pd
57. Karakteristik umpan balik
Umpan balik negatif Umpan balik positif
A
A + bA
Ac =
Jika Ab >> 1
maka Ac @ 1/ Ab
Efek utama :
Penguatan dikurangi dan dimantapkan.
Tanggapan frekuensi ditingkatkan dengan
lebar jalur lebih besar.
Desah dan cacat (yang dibangkitkan
internal) dikurangi.
Metode penerapan umpan balik dapat
memodifikasi impedansi masukan dan
keluaran.
A
A - bA
Ac =
Jika Ab 1
maka Ac µ
Efek utama :
Penguatan ditingkatkan dengan pengura-ngan
kemantapan.
Jika Ab 1
mungkin ada osilasi yang terjadi pada
satu frekuensi tertentu.
Fauzan A Mahanani, S.Pd
58. R1 R3
Output R10
R2
C2
C1 Sinyal
input
R4
R6 R8
Rangkaian Penguat dengan umpan balik negatif
VCC
R7 R C5 9
R5
C4
C3
P
Q
Fauzan A Mahanani, S.Pd
59. Penguat Daya
Z M out Zbeban
Penguat daya Beban (motor,speaker,dsb)
Daya maksimum ditransfer dari sebuah sumber ke beban ketika
Zout = Zbeban
Derajat pencocokan impedansi dapat dilakukan dengan memakai transformator.
Perbandingan transformasi n diperoleh dari :
n = Zout / Zbeban
Fauzan A Mahanani, S.Pd
60. R1
VCC
R2
CC Sinyal
input
RE
Beban
8 ohm
Penguat daya dengan pencocokan transformator
Kalau dibutuhkan daya dalam jumlah lebih banyak dapat digunakan amplifier
daya dorong tarik kelas B (push pull).
Fauzan A Mahanani, S.Pd
61. R1
VCC
R2
C1 Sinyal
input
R1
R4
Penguat daya dengan dorong tarik kelas B
C2
Fauzan A Mahanani, S.Pd