Penelitian ini membahas praktek talak diluar pengadilan di Kabupaten Mukomuko dan implikasinya dalam perspektif sosiologi hukum Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktek talak diluar pengadilan di Mukomuko, menganalisis faktor penyebabnya, dan menganalisis implikasinya berdasarkan sosiologi hukum Islam. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan dengan wawanc
1. PRAKTEK TALAK DILUAR PENGADILAN AGAMA SERTA IMPLIKASI DALAM
PERSEPEKTIF SOSIOLOGI HUKUM ISLAM DI KABUPATEN MUKOMUKO
PROVINSI BENGKULU
ALMARIS
NIM. 220.020.013
PEMBIMBING:
Dr. Yasni Efyanti, M. Ag
Dr. Faizin, M. Ag
2. A. Latar Belakang Permasalahan
Perkawinan merupakan ikatan lahir batin antara seorang pria dengan
seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk
keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa .
Membina rumah tangga yang kekal bukan perkara yang mudah,
Tak jarang juga rumah tangga yang telah dibangun sejak awal di
tengah perjalanan mengalami perceraian yang disebabkan oleh
berbagai hal, seperti faktor ekonomi, faktor keluarga, faktor
pendidikan, faktor perselingkuhan, perbedaan pandangan, dan
poligami. Islam membenarkan putusnya perkawinan sebagai
langkah terakhir dari usaha melanjutkan rumah tangga .Dalam
fikih klasik, Jumhur ulama berpendapat bahwa hak talak mutlak
pada suami, oleh sebab itu kapan saja dan dimana saja seorang
suami ingin menjatuhkan talak terhadap istrinya, baik ada saksi
atau tidak, baik ada alasan atau tidak.
Menurut agama Islam perceraian dianggap jatuh hukumnya ketika
seorang suami mengucapkan kata talak kepada isterinya baik
secara jelas maupun diungkapkan secara kiyasan. Dalam ajaran
Islam hukum asal talak itu sendiri adalah mubah, sebagaimana
dijelaskan dalam Q.S At-Talaq [65]:1,
3. Namun hal tersebut berbanding kontras dengan ketentuan perceraian
dalam hukum positif di Indonesia dimana talak tidak cukup dengan sang
suami mengucapkan kata talak saja atau kesepakatan keduanya untuk
bercerai, tetapi tetapi talak dapat terjadi apabila melalui sebuah prosedur
hukum. Seperti ditegaskan Pasal 207 KUHPerdata, Pasal 39 ayat 1 UU
No 1 th 1974 tentang perkawinan, Pasal 65 UU No.7 th 1989 tentang
pengadilan agama, Pasal 115 KHI, Pasal 18 PP No 9 th 1975, PP RI No
45 th 1990 tentan izin perkawinan PNS. menyatakan bahwa perceraian
sah jika dilakukan dipengadilan melalui putusan hakim melalui sidang di
pengadilan.
Dalam prakteknya tidak semua perceraian dilaksanakan di depan pengadilan, talak
juga dilakukan diluar pengadilan berdasarkan adat yang berlaku, seperti
menjatuhkan talak kepada istri secara langsung, melalui surat, atau melalui perantara
orang lain. dan talak diluar pengadilan ini marak terjadi di Kab. Muko-Muko.
Ada berbagai alasan dilakukannya praktek talak diluar pengadilan, diantaranya
faktor ketidak tahuan orang dengan prosedur hukum tentang talak dipengadilan, dan
bisa juga disebabkan faktor ekonomi sehingga orang lebih memilih melakukan
perceraian diluar pengadilan. Perceraian seperti itu juga disebut dengan perceraian
dibawah tangan, yaitu perceraian yang ketentuannya sudah sesuai menurut hukum
Islam tetapi tidak diakui secara negara , hal tersebut tentu menimbulka masalah
tersendiri bagi pasangan yang bercerai.
4. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan oleh peneliti,
di Kabupaten Mukomuko ditemukannya ada prakterk talak
diluar pengadilan, secara adat yang beraku di Mukomuko, apa
bila suami menjatuhkan talak kepada istri maka suami harus
meninggalkan rumah hal ini dilakukan karena secara adat di
Mukomuko suami yang mentalak istrinya tidak boleh tinggal
bersama, sebagai bukti talak yang telah di ucapkannya untuk
diakui secara adat.
Permasalahnnya, tentu timbul setelah perceraian tersebut terjadi, bagaimana
nasib dan hak anak, bagaimana jika salah satu pasangan mendapatkan jodoh
dan ingin melangsungkan pernikahan tetapi tidak memiliki surat keterangan
cerai dari pengadilan yang tentunya ia tidak dapat melakukan pernikahan
sesuai hukum negara oleh sebab itu praktek perceraian sebagaimana yang
dijelaskan diatas pelu dikaji lebih mendalam secara sosiologi hukum untuk
mengetahui bagaimana bekerjanya hukum dalam masyarakat serta, untuk
mengetahui implikasi dari paraktek talak diluar pengadilan melalui sebuah
penelitian dengan judul yang telah peneliti sebut sebelumnya.
5. Identifikasi Masalah
1. Adanya praktek talak diluar pengadilan yang
dilakukan oleh masyarakat Mukomuko.
2. Tidak adanya kepastian hukum atas suami dan
istri terhadap talak yang terjadi antara keduanya
secara negara.
3. Tidak ada kepastian hukum atas hak istri dan
anak sebagai tanggung jawab suami pasca talak
dilakukan.
6. FOKUS PENELITIAN
Praktek talak diluar pengadilan dijadikan fokus penelitian karena prakteknya
bisa ditemukan diberbagai wilayah di Indonesia termasuk di Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu. Salah satu wilayah di Kabupaten Mukomuko
yang banyak dijumpai praktek talak diluar pengadilan adalah Kecamatan
Kota Mukomuko oleh sebab itu kecamatan tersebut peneliti jadikan objek
penelian, maraknya praktek talak diluar pengadilan di Kecamatan Kota
Mukomuko meninggalkan permasalahan tersendiri ditengah-tengah
masyarakat. Oleh sebab itu sangat perlu (urgen) dilakukan penelitian lebih
mendalam mengenai implikasi yang ditimbulkan dari adanya praktek talak
diluar pengadilan tersebut dengan pendekatan sosiologi hukum Islam sebagai
langkah antisipatif terhadap dampak negatif yang ditimbulkan dari praktek
tersebut.
7. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana fenomena praktek talak diluar pengadilan di Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu?
2. Apakah faktor-faktor penyebab terjadinya talak diluar diluar pengadilan di
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu?
3. Bagaimana implikasi talak diluar pengadilan dalam perspektif sosiologi
hukum islam di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu?
8. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mendeskripsikan fenomena praktek talak diluar
pengadilan di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu.
2. Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya talak
diluar diluar pengadilan di Kabupaten Mukomuko Provinsi
Bengkulu.
3. Untuk menganalisis implikasi talak diluar pengadilan dalam
perspektif sosiologi hukum islam di Kabupaten Mukomuko
Provinsi Bengkulu.
9. MANFAAT PENELITIAN
• Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan
bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum
Islam khususnya bidang munaqahat fokusnya
pada Ahwal Syakhsiyyah Hukum Keluarga.
Manfaat
Teoritis
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan dan kontribusi bagi pengadilan agama
selaku penegak hukum Islam. Selanjutnya bagi
masyarakat penelitian ini diharapkan dapat
menambah pengetahuan tentang fenomena
praktek talak diluar pengadilan, faktor
penyebabnya dan implikasi yang timbul dari
adanya praktek talak diluar pengadilan.
Manfaat
Praktis
10. Defenisi Operasional
• Kata “praktek” secara etimologi atau bahasa terdiri dari dua suku kata
“prak” dan “tek” yang merupakan kata tidak baku dari kata “praktik”
yang berarti tindakan. Sedangkan secara terminologi atau istilah
praktek merupakan suatu tindakan (over behaviour) yang dilakukan
atas dasar teori yang ada.
PRAKTEK
• Talak berasal dari kata Ithlaq secara etimologi berarti melepaskan ikatan
dan meninggalkan sedangkan secara terminologi atau istilah talak adalah
melepaskan ikatan pernikahan atau menghilangkan ikatan pernikahan
seketika (dengan talak ba’in) atau nanti pada talak raj’i (yakni sesudah
iddah) dengan lafazh tertentu
Talak Diluar
Pengadilan
• Sosiologi Hukum terdiri dari dua suku kata yaitu “Sosiologi” dan
“Hukum”. Secara etimologi/harfiah atau berdasarkan makna kata,
“sosiologi” berasal dua suku kata bahasa latin “socius” yang berarti
kawan; dan kata Yunani “logos” yang berarti kata pikiran atau ilmu
pengetahuan. Jadi secara secara terminologi atau istilah sosiologi
merupakan ilmu tentang sifat, prilaku dan perkembangan
masyarakat
Sosiologi
Hukum Islam
12. METODE PENELITIAN
Field Research dengan pendekatan yuridis
sosiologis (sosio-legal approach)
Jenis dan
Pendekatan
Lokasi penelitian adalah Kecamatan Kota
Mukomuko Kabupaten Mukomuko Provinsi
Bengkulu.
Lokasi
subjek penelitian ini adalah praktek talak
diluar pengadilan serta implikasinya dalam
perspektif sosiologi hukum Islam di
Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu
Subjek dan
Objek Penelitian
Adapun yang menjadi objek penelitian ini
adalah masyarakat pelaksana atau korban dari
praktek talak diluar pengadilan di Kabupaten
Mukomuko Provinsi Bengkulu
13. METODE PENELITIAN
DATA PRIMER
•Informan:
1. Suami, Istri,
2. orang tua/wali,
3. orang adat, tokoh masyarakat,
4. hakim Pengadilan Agama Kabupaten Mukomuko
Jenis Data dan
Sumber Data
DATA SEKUNDER
1. al-Qur’an, Hadist, Qiyas, dan Ijtimaq Ulama,
2. Kitab Undang-undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek voor Indonesie),
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama,
5. Kompilasi Hukum Islam (KHI),
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan
dan Perceraian Bagi Pegawai Negeri Sipil,
7. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor1
Tahun 1974 tentang Perkawinan,
8. Buku-buku dan jurnal-jurnal yang relevan dengan fokus penelitian.
14. Instrumen Penelitian peneliti sendiri yang bertindak sebagai
perencana, pelaksanan dan pengumpul data
dan melakukan analisis, menafsirkan data serta
menyusun laporan penelitian pada langkah
berikutnya berusaha mencari data dengan
observasi dan wawancara wawancara dari
informan
1. Teknik Penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian yang
dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala. Peneliti melakukan
interview dengan informan untuk memperoleh data praktek talak diluar
pengadilan serta implikasinya dalam perspektif sosiologi hukum Islam di
Muko-Muko Kab. Muko-Moko Provinsi Bengkulu.
2. Teknik kepustakaan (Library Research) adalah pengumpulan data berupa
teori-teori dengan mencari data-data yang bersumber dari buku-buku,
jurnal, majalah dan data kepustakaan lain. Data kepustakaan yang peneliti
maksud dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari dalil-dalil
yang bersumber dari al-Qur’an, Hadist, Qiyas, dan Ijtimaq Ulama.
Teknik Pengumpulan data
15. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Setelah dilakukan pengumpulan data data primer dan sekunder, maka data
yang diperoleh kemudian dipilih dan dikelompokkan sesuai dengan
fenomena yang diteliti dan digunakan analisis secara deskriptif kualitatif,
dimana data yang terkumpul dalam bentuk transkrip interview dan
catatan di lapangan dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk
menghasilkan suatu kesimpulan dalam penelitian ini.
16. Keabsahan Data
Keabsahan data penelitian kualitatif dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan ketekunan dan dengan
teknik trianggulasi (Sugiyono,2019). Dalam
mengumpulkan data dan menganalisa penelitian
peneliti meningkatkan ketekunan begitu juga hal nya
dengan teknik keabsahan data terianggulasi yang
peneliti gunakan adalah triangulasi teori, yaitu cara
penelitian terhadap topik yang sama dengan
menggunakan teori yang berbeda dalam menganalisa
data. Serta mengkonfirmasi temuan kepada
pembimbing thesis .