SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
• Tema: Hukum dan Perjanjian dalam konteks Pernikahan
• Topik: Kekuatan Hukum Perjanjian Pranikah
• Judul: Kekuatan Hukum Perjanjian Pra Nikah Yang Dibuat Dihadapan
Notaris Setelah Pernikahan Berlangsung
• Rumusan Masalah:
• Bagaimana konsep dari dilakukannya perjanjian pranikah dihadapan
notaris setelah pernikahan dilangsungkan?
• Bagaimana wewenang dan tanggung jawab Notaris atas akta perjanjian
pra nikah yang dibuatnya?
Latar Belakang
• Manusia sebagai makhluk individu memiliki kehidupan batin yang
menyendiri, tetapi sebagai makhluk sosial ia tidak dapat dipisahkan
dari masyarakat karena manusia selalu lahir, hidup, berkembang dan
mati dalam suatu komunitas, hidup berdampingan dengan sesamanya
dan melahirkan keturunan melalui perkawinan.
• Dalam lembaga pernikahan, masyarakat kita sejak dahulu mengenal
adanya pencampuran harta pernikahan. Percampuran itu terjadi
terhadap harta yang akan mereka peroleh sepanjang pernikahan. Pada
awalnya kedua mempelai tidak pernah memperdebatkan harta milik
masing- masing. Prinsip saling percaya dan pengertian adalah dasar
pemersatu dari pernikahan.
• Menurut hukum adat di Indonesia, pernikahan bukan hanya
pertunangan sipil, tetapi juga pertunangan adat, serta ikatan
kekerabatan dan ketetanggaan. Dengan demikian, terbentuknya ikatan
pernikahan tidak hanya mempengaruhi hubungan keperdataan seperti
hak dan kewajiban suami istri, harta bersama, status anak, hak dan
kewajiban orang tua, tetapi juga hubungan dengan adat istiadat,
warisan, kerabat, serta menyangkut upacara- upacara adat dan
keagamaan.
• Dalam pandangan masyarakat, pernikahan merupakan tali ikatan yang melahirkan
keluarga sebagai dasar kehidupan masyarakat dan negara. Untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat memerlukan landasan yang kuat dan kokoh sebagai titik
tolak masyarakat yang adil dan makmur, dan hal ini ditentukan oleh undang-
undang perkawinan yang berlaku bagi semua warga negara. Sebagai mana
tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan disebutkan bahwa : “Perrkawinan ialah ikatan lahir batin antara
seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa”
• Di dalam suatu pernikahan masalah harta pernikahan sering kurang
mendapat perhatian oleh sepasang suami isteri. Sebab mereka dalam
melaksanakan sebuah pernikahan itu adalah untuk selama-lamanya.
Mereka mengira pernikahan mereka akan langgeng, tidak akan ada
masalah, dan bahwa kehidupan serta hubungan suami istri akan selalu
berjalan sesuai keinginan mereka. Sehingga mereka tidak
mempersoalkan hak seseorang terhadap hak yang lain.
• Pembatasan atas apa yang menjadi milik suami, apa yang menjadi
milik istri, dan apa yang menjadi milik mereka bersama tidak menarik
perhatian mereka. Namun, jika pernikahan ternyata tidak berjalan
seperti yang diharapkan dan kemudian pasangan itu berpisah, maka
hak masing-masing akan dipertanyakan, terutama mengenai
pembagian harta pernikahan. Masalah ini akan berbeda jika suami dan
istri membuat perjanjian pra nikah sebelum menikah, untuk
memperjelas pemisahan harta, yang mengurangi masalah atau konflik
yang biasanya muncul dalam perceraian.
• Perjanjian pranikah merupakan perjanjian yang dibuat oleh calon
pasangan pengantin sebelum pernikahan dilangsungkan, di mana isi
perjanjian yang dibuat mengikat hubungan pernikahan di antara
pasangan tersebut. Perjanjian pranikah menurut Undang-Undang
Perkawinan dapat diajukan oleh pasangan suami-istri atas persetujuan
bersama secara tertulis pada waktu atau sebelum pernikahan
berlangsung.
• Pada intinya isi dari perjanjian pranikah diserahkan sepenuhnya pada
kehendak pasangan suami istri tersebut namun dengan batasan bahwa
isi dari perjanjian tersebut tidaklah bertentangan dengan syarat sahnya
suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata.
• Dalam hal mengenai pembuatan perjanjian pranikah pun terdapat syarat-
syarat dalam pelaksanaannya yang harus diperhatikan demi keabsahan dari
perjanjian pranikah. Syarat tersebut diatur antara lain ialah bahwa
perjanjian pranikah harus dibuat dalam bentuk tertulis, dan dibuat sebelum
pernikahan berlangsung, serta berlaku sejak pernikahan dilangsungkan.
Perjanjian itu dilekatkan pada akta nikah dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan surat nikah, disahkan oleh pegawai catatan sipil, serta
tidak boleh bertentangan dengan hukum, agama dan kesusilaan.
• Keberadaan ketentuan ini pada sisi lain seringkali menjadi hambatan bagi
beberapa pihak suami dan istri yang ingin melakukan perjanjian pranikah
setelah melakukan pernikahan. Dengan demikian, pemahaman tentang
“Kekuatan Hukum Terhadap Harta Pernikahan dalam Akta Perjanjian
Kawin,” menjadi penting dalam konteks yang sangat beragam ini. Penelitian
dan diskusi tentang topik ini akan membantu menjaga keseimbangan antara
nilai-nilai tradisional dan perkembangan modern dalam hal hukum
pernikahan dan harta pernikahan dengan tetap menghormati
keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini :
a. Untuk menganalisis dan mengevaluasi konsep dilakukannya perjanjian pranikah yang dibuat
dihadapan Notaris setelah pernikahan berlangsung.
b. Untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab notaris terhadap akta perjanjian pranikah yang
dibuatnya
c. Untuk menemukan, mengenali dan menggambarkan masalah atau hambatan yang mungkin timbul
dalam penerapan Akta pranikah.
d. Untuk mendukung prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan dalam pernikahan terutama dalam konteks
akta pranikah.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini :
a. Manfaat teoritis :
1. Penelitian ini dapat menjadi pedoman atau acuan dalam memahami legalitas
perjanjian kawin yang dibuat pada masa pernikahan
2. Penelitian ini dapat memperkaya literatur hukum dengan pemahaman yang lebih
dalam tentang hukum pernikahan dan harta pernikahan di Indonesia. Hal ini akan
menjadi tambahan penting bagi bidang studi hukum pernikahan
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini :
b. Manfaat Praktis :
1. Dapat menjadi pemahaman yang lebih baik untuk pasangan yang akan
menikah tentang pentingnya perjanjian pranikah, hak dan kewajiban mereka
dan bagaimana mengelola harta pernikahan.
2. Dapat memberikan panduan praktis bagi individu yang ingin membuat akta
perjanjian pranikah, serta bagi para professional hukum, notaris atau konsultan
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini :
b. Manfaat Praktis :
1. Dapat menjadi pemahaman yang lebih baik untuk pasangan yang akan
menikah tentang pentingnya perjanjian pranikah, hak dan kewajiban mereka
dan bagaimana mengelola harta pernikahan.
2. Dapat memberikan panduan praktis bagi individu yang ingin membuat akta
perjanjian pranikah, serta bagi para professional hukum, notaris atau konsultan
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini :
b. Manfaat Praktis :
1. Dapat menjadi pemahaman yang lebih baik untuk pasangan yang akan
menikah tentang pentingnya perjanjian pranikah, hak dan kewajiban mereka
dan bagaimana mengelola harta pernikahan.
2. Dapat memberikan panduan praktis bagi individu yang ingin membuat akta
perjanjian pranikah, serta bagi para professional hukum, notaris atau konsultan
Kerangka
Konseptual
Metode Penelitian :
1. Jenis Penelitian :
Jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini
adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif (normative
law research) menggunakan studi kasus normatif berupa produk perilaku
hukum, misalnya mengkaji Undang-Undang. Metode penelitian hukum
normatif ini juga bisa disebut dengan penelitain hukum doktriner atau
penelitain kepustakaan. Dinamakan penelitian hukum doktriner karena
penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga
penelitian tersebut sangat erat hubungannya pada perpustakaan dikarenakan
hukum normatif ini akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder
pada perpustakaan.
Metode Penelitian :
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach) Pendekatan ini dilakukan dengan
menelaah semua peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang
sedang dihadapi terutama terhadap Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Pernikahan dan
Undang-Undang No. 16 tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 1 tahun 1974 .
Pendekatan perundang- undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari ketentuan yang
lain seperti Putusan Mahkamah Konstitusi mo. 69/PUU – XIII/2015 mengenai permohonan
dilangsungkannya Perjanjian Pra Nikah setelah Pernikahan berlangsung.
Metode Penelitian :
3. Jenis dan Sumber Data
• Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
data sekunder yaitu menggunakan bahan-bahan kepustakaan yang dapat berupa
dokumen, buku-buku, laporan, arsip, dan literatur yang berkaitan dengan
permasalahan dengan cara mengumpulkan dan memeriksa atau menulusuri
dokumen dan kepustakaan yang dapat memberikan informasi atau keterangan
yang dibutuhkan oleh peneliti.
Metode Penelitian :
a. Bahan Hukum Primer
Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas
(autoritatif). Bahan hukum primer terdiri atas :
1) Peraturan Dasar, yaitu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Tahun 1945
2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
3) Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan
Metode Penelitian :
b. Bahan Hukum Sekunder
Bahan hukum sekunder dapat membantu menganalisa dan memahami
bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi
tentang hukum yang merupakan dokumen yang tidak resmi.
1) Literatur yang membicarakan suatu dan/atau beberapa permasalahan
hukum,
2) Jurnal-jurnal hukum.
3) Pendapat para ahli.
Metode Penelitian :
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan studi literatur atau bahan pustaka. Pengumpulan bahan
hukum dalam penelitian hukum normatif merupakan metode penelitian
hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder
bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku, dan jurnal. Teknik
pengumpulan bahan hukum dengan studi literatur ini berkaitan erat
dengan sumber bahan hukum yang digunakan.
Metode Penelitian :
5. Teknik Analisis
Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis bahan hukum
ini adalah metode yuridis kualitatif yang kemudian diolah dengan cara
mengelompokkan dan menseleksi data yang diperoleh dari penelitian
lapangan menurut kualitas dan kebenarannya kemudian disusun secara
sistematis, yang selanjutnya dikaji dengan metode berfikir secara deduktif
dihubungkan dengan teori-teori dari studi kepustakaan (data sekunder),
kemudian dibuat kesimpulan yang berguna untuk menjawab rumusan
masalah dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab permasalahan yang
ada dalam penelitian ini.
Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Menggambarkan alasan pemilihan judul tesis, permasalahan, tujuan, kegunaan dan metode penelitian agar
dapat diketahui apa yang hendak dicapai dalam meneliti serta sistimatika tesis untuk gambaran penulisan
tesis.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat teori-teori tentang Pernikahan, Perjanjian Kawin berkaitan dengan Kitab Undang-undang
Hukum Perdata dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan yang tentunya sangat
penting sebagai landasan dalam menganalisa penelitian yang merupakan bahan penulisan tesis.
BAB III PEMBAHASAN
Memuat tentang data hasil penelitian dan pembahasan mengenai :
1. Urgensi Perjanjian Pra Nikah yang dibuat setelah pernikahan berlangsung.
2. Wewenang dan tanggung jawab notaris terhadap akta Perjanjian PraNikah yang dibuatnya.
Sistematika Penulisan
BAB IV ANALISIS DATA
Menjelaskan hasil analisis data sesuai dengan perumusan masalah dalam hal ini
mengenai Perjanjian Pra Nikah yang dibuat setelah pernikahan berlangsung
dengan permasalahan yang diteliti
BAB V PENUTUP
Menguraikan Kesimpulan dan Saran yang diperoleh oleh penulis setelah penelitian
berlangsung.
Terima Kasih

More Related Content

Similar to PPT - Perjanjian Kawin Setelah Kawin.pptx

prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahAlalan Tanala
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaRahmanzie Share
 
5 rumusan hasil rakernas pa tahun 2012
5 rumusan hasil rakernas pa tahun 20125 rumusan hasil rakernas pa tahun 2012
5 rumusan hasil rakernas pa tahun 2012pamuaralabuh
 
2 Presentation Biru.pptx
2 Presentation Biru.pptx2 Presentation Biru.pptx
2 Presentation Biru.pptxRicaSugandi
 
KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...
KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...
KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...surrenderyourthrone
 
Maria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptxMaria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptxMariaDwinoverin
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Idik Saeful Bahri
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukummudanp.com
 
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 322Marta
 
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptxASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptxSukriHakim1
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Erwin Pasaribu
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Erwin Pasaribu
 
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syarAlternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syarUlulAzmiFunna
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negaranurul khaiva
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAdam Hecc
 

Similar to PPT - Perjanjian Kawin Setelah Kawin.pptx (20)

ALMARIS 1.ppt
ALMARIS 1.pptALMARIS 1.ppt
ALMARIS 1.ppt
 
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariahprinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
prinsip-prinsip hukum kontrak-disparitas konvensional dengan syariah
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
5 rumusan hasil rakernas pa tahun 2012
5 rumusan hasil rakernas pa tahun 20125 rumusan hasil rakernas pa tahun 2012
5 rumusan hasil rakernas pa tahun 2012
 
2 Presentation Biru.pptx
2 Presentation Biru.pptx2 Presentation Biru.pptx
2 Presentation Biru.pptx
 
Hukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
 
Legislasi dprd
Legislasi dprdLegislasi dprd
Legislasi dprd
 
KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...
KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...
KEABSAHAN WASIAT YANG DIBUAT DENGAN LISAN OLEH PEWARIS DITINJAU DARI HUKUM PE...
 
Maria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptxMaria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptx
Maria Dwinoverine_2109112142_PIH.pptx
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
07 asas asas hukum
07 asas asas hukum07 asas asas hukum
07 asas asas hukum
 
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
P4 hukum keluarga-perkawinan smt 3
 
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptxASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
ASPEK-ETIK-LEGAL-DALAM-PRAKTIK-KEPERAWATAN-2019-JF.pptx
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 
Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .Persentase ilmu pengantar hukum .
Persentase ilmu pengantar hukum .
 
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syarAlternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
Alternatif penyelesaian sengekata waris melalui mediasi pada mahkamah syar
 
SKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMASKETSA PERADILAN AGAMA
SKETSA PERADILAN AGAMA
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara1. hukum administrasi negara
1. hukum administrasi negara
 
Asas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasionalAsas perjanjian internasional
Asas perjanjian internasional
 

Recently uploaded

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 

Recently uploaded (12)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 

PPT - Perjanjian Kawin Setelah Kawin.pptx

  • 1. • Tema: Hukum dan Perjanjian dalam konteks Pernikahan • Topik: Kekuatan Hukum Perjanjian Pranikah • Judul: Kekuatan Hukum Perjanjian Pra Nikah Yang Dibuat Dihadapan Notaris Setelah Pernikahan Berlangsung • Rumusan Masalah: • Bagaimana konsep dari dilakukannya perjanjian pranikah dihadapan notaris setelah pernikahan dilangsungkan? • Bagaimana wewenang dan tanggung jawab Notaris atas akta perjanjian pra nikah yang dibuatnya?
  • 2. Latar Belakang • Manusia sebagai makhluk individu memiliki kehidupan batin yang menyendiri, tetapi sebagai makhluk sosial ia tidak dapat dipisahkan dari masyarakat karena manusia selalu lahir, hidup, berkembang dan mati dalam suatu komunitas, hidup berdampingan dengan sesamanya dan melahirkan keturunan melalui perkawinan.
  • 3. • Dalam lembaga pernikahan, masyarakat kita sejak dahulu mengenal adanya pencampuran harta pernikahan. Percampuran itu terjadi terhadap harta yang akan mereka peroleh sepanjang pernikahan. Pada awalnya kedua mempelai tidak pernah memperdebatkan harta milik masing- masing. Prinsip saling percaya dan pengertian adalah dasar pemersatu dari pernikahan.
  • 4. • Menurut hukum adat di Indonesia, pernikahan bukan hanya pertunangan sipil, tetapi juga pertunangan adat, serta ikatan kekerabatan dan ketetanggaan. Dengan demikian, terbentuknya ikatan pernikahan tidak hanya mempengaruhi hubungan keperdataan seperti hak dan kewajiban suami istri, harta bersama, status anak, hak dan kewajiban orang tua, tetapi juga hubungan dengan adat istiadat, warisan, kerabat, serta menyangkut upacara- upacara adat dan keagamaan.
  • 5. • Dalam pandangan masyarakat, pernikahan merupakan tali ikatan yang melahirkan keluarga sebagai dasar kehidupan masyarakat dan negara. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat memerlukan landasan yang kuat dan kokoh sebagai titik tolak masyarakat yang adil dan makmur, dan hal ini ditentukan oleh undang- undang perkawinan yang berlaku bagi semua warga negara. Sebagai mana tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan bahwa : “Perrkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
  • 6. • Di dalam suatu pernikahan masalah harta pernikahan sering kurang mendapat perhatian oleh sepasang suami isteri. Sebab mereka dalam melaksanakan sebuah pernikahan itu adalah untuk selama-lamanya. Mereka mengira pernikahan mereka akan langgeng, tidak akan ada masalah, dan bahwa kehidupan serta hubungan suami istri akan selalu berjalan sesuai keinginan mereka. Sehingga mereka tidak mempersoalkan hak seseorang terhadap hak yang lain.
  • 7. • Pembatasan atas apa yang menjadi milik suami, apa yang menjadi milik istri, dan apa yang menjadi milik mereka bersama tidak menarik perhatian mereka. Namun, jika pernikahan ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan dan kemudian pasangan itu berpisah, maka hak masing-masing akan dipertanyakan, terutama mengenai pembagian harta pernikahan. Masalah ini akan berbeda jika suami dan istri membuat perjanjian pra nikah sebelum menikah, untuk memperjelas pemisahan harta, yang mengurangi masalah atau konflik yang biasanya muncul dalam perceraian.
  • 8. • Perjanjian pranikah merupakan perjanjian yang dibuat oleh calon pasangan pengantin sebelum pernikahan dilangsungkan, di mana isi perjanjian yang dibuat mengikat hubungan pernikahan di antara pasangan tersebut. Perjanjian pranikah menurut Undang-Undang Perkawinan dapat diajukan oleh pasangan suami-istri atas persetujuan bersama secara tertulis pada waktu atau sebelum pernikahan berlangsung.
  • 9. • Pada intinya isi dari perjanjian pranikah diserahkan sepenuhnya pada kehendak pasangan suami istri tersebut namun dengan batasan bahwa isi dari perjanjian tersebut tidaklah bertentangan dengan syarat sahnya suatu perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 1320 Kitab Undang- Undang Hukum Perdata.
  • 10. • Dalam hal mengenai pembuatan perjanjian pranikah pun terdapat syarat- syarat dalam pelaksanaannya yang harus diperhatikan demi keabsahan dari perjanjian pranikah. Syarat tersebut diatur antara lain ialah bahwa perjanjian pranikah harus dibuat dalam bentuk tertulis, dan dibuat sebelum pernikahan berlangsung, serta berlaku sejak pernikahan dilangsungkan. Perjanjian itu dilekatkan pada akta nikah dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan surat nikah, disahkan oleh pegawai catatan sipil, serta tidak boleh bertentangan dengan hukum, agama dan kesusilaan.
  • 11. • Keberadaan ketentuan ini pada sisi lain seringkali menjadi hambatan bagi beberapa pihak suami dan istri yang ingin melakukan perjanjian pranikah setelah melakukan pernikahan. Dengan demikian, pemahaman tentang “Kekuatan Hukum Terhadap Harta Pernikahan dalam Akta Perjanjian Kawin,” menjadi penting dalam konteks yang sangat beragam ini. Penelitian dan diskusi tentang topik ini akan membantu menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan perkembangan modern dalam hal hukum pernikahan dan harta pernikahan dengan tetap menghormati keanekaragaman budaya dan agama di Indonesia.
  • 12. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini : a. Untuk menganalisis dan mengevaluasi konsep dilakukannya perjanjian pranikah yang dibuat dihadapan Notaris setelah pernikahan berlangsung. b. Untuk mengetahui wewenang dan tanggung jawab notaris terhadap akta perjanjian pranikah yang dibuatnya c. Untuk menemukan, mengenali dan menggambarkan masalah atau hambatan yang mungkin timbul dalam penerapan Akta pranikah. d. Untuk mendukung prinsip-prinsip keadilan dan kesetaraan dalam pernikahan terutama dalam konteks akta pranikah.
  • 13. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini : a. Manfaat teoritis : 1. Penelitian ini dapat menjadi pedoman atau acuan dalam memahami legalitas perjanjian kawin yang dibuat pada masa pernikahan 2. Penelitian ini dapat memperkaya literatur hukum dengan pemahaman yang lebih dalam tentang hukum pernikahan dan harta pernikahan di Indonesia. Hal ini akan menjadi tambahan penting bagi bidang studi hukum pernikahan
  • 14. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini : b. Manfaat Praktis : 1. Dapat menjadi pemahaman yang lebih baik untuk pasangan yang akan menikah tentang pentingnya perjanjian pranikah, hak dan kewajiban mereka dan bagaimana mengelola harta pernikahan. 2. Dapat memberikan panduan praktis bagi individu yang ingin membuat akta perjanjian pranikah, serta bagi para professional hukum, notaris atau konsultan
  • 15. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini : b. Manfaat Praktis : 1. Dapat menjadi pemahaman yang lebih baik untuk pasangan yang akan menikah tentang pentingnya perjanjian pranikah, hak dan kewajiban mereka dan bagaimana mengelola harta pernikahan. 2. Dapat memberikan panduan praktis bagi individu yang ingin membuat akta perjanjian pranikah, serta bagi para professional hukum, notaris atau konsultan
  • 16. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Kegunaan dari penelitian ini : b. Manfaat Praktis : 1. Dapat menjadi pemahaman yang lebih baik untuk pasangan yang akan menikah tentang pentingnya perjanjian pranikah, hak dan kewajiban mereka dan bagaimana mengelola harta pernikahan. 2. Dapat memberikan panduan praktis bagi individu yang ingin membuat akta perjanjian pranikah, serta bagi para professional hukum, notaris atau konsultan
  • 18. Metode Penelitian : 1. Jenis Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ini adalah penelitian hukum normatif. Penelitian hukum normatif (normative law research) menggunakan studi kasus normatif berupa produk perilaku hukum, misalnya mengkaji Undang-Undang. Metode penelitian hukum normatif ini juga bisa disebut dengan penelitain hukum doktriner atau penelitain kepustakaan. Dinamakan penelitian hukum doktriner karena penelitian ini hanya ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis sehingga penelitian tersebut sangat erat hubungannya pada perpustakaan dikarenakan hukum normatif ini akan membutuhkan data-data yang bersifat sekunder pada perpustakaan.
  • 19. Metode Penelitian : 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan Perundang-undangan (Statute Approach) Pendekatan ini dilakukan dengan menelaah semua peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan permasalahan yang sedang dihadapi terutama terhadap Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Pernikahan dan Undang-Undang No. 16 tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 1 tahun 1974 . Pendekatan perundang- undangan ini misalnya dilakukan dengan mempelajari ketentuan yang lain seperti Putusan Mahkamah Konstitusi mo. 69/PUU – XIII/2015 mengenai permohonan dilangsungkannya Perjanjian Pra Nikah setelah Pernikahan berlangsung.
  • 20. Metode Penelitian : 3. Jenis dan Sumber Data • Sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder yaitu menggunakan bahan-bahan kepustakaan yang dapat berupa dokumen, buku-buku, laporan, arsip, dan literatur yang berkaitan dengan permasalahan dengan cara mengumpulkan dan memeriksa atau menulusuri dokumen dan kepustakaan yang dapat memberikan informasi atau keterangan yang dibutuhkan oleh peneliti.
  • 21. Metode Penelitian : a. Bahan Hukum Primer Bahan Hukum Primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas (autoritatif). Bahan hukum primer terdiri atas : 1) Peraturan Dasar, yaitu Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 3) Undang – Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan
  • 22. Metode Penelitian : b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer. Bahan hukum sekunder adalah semua publikasi tentang hukum yang merupakan dokumen yang tidak resmi. 1) Literatur yang membicarakan suatu dan/atau beberapa permasalahan hukum, 2) Jurnal-jurnal hukum. 3) Pendapat para ahli.
  • 23. Metode Penelitian : 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan studi literatur atau bahan pustaka. Pengumpulan bahan hukum dalam penelitian hukum normatif merupakan metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku, dan jurnal. Teknik pengumpulan bahan hukum dengan studi literatur ini berkaitan erat dengan sumber bahan hukum yang digunakan.
  • 24. Metode Penelitian : 5. Teknik Analisis Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis bahan hukum ini adalah metode yuridis kualitatif yang kemudian diolah dengan cara mengelompokkan dan menseleksi data yang diperoleh dari penelitian lapangan menurut kualitas dan kebenarannya kemudian disusun secara sistematis, yang selanjutnya dikaji dengan metode berfikir secara deduktif dihubungkan dengan teori-teori dari studi kepustakaan (data sekunder), kemudian dibuat kesimpulan yang berguna untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini sehingga dapat menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini.
  • 25. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Menggambarkan alasan pemilihan judul tesis, permasalahan, tujuan, kegunaan dan metode penelitian agar dapat diketahui apa yang hendak dicapai dalam meneliti serta sistimatika tesis untuk gambaran penulisan tesis. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat teori-teori tentang Pernikahan, Perjanjian Kawin berkaitan dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pernikahan yang tentunya sangat penting sebagai landasan dalam menganalisa penelitian yang merupakan bahan penulisan tesis. BAB III PEMBAHASAN Memuat tentang data hasil penelitian dan pembahasan mengenai : 1. Urgensi Perjanjian Pra Nikah yang dibuat setelah pernikahan berlangsung. 2. Wewenang dan tanggung jawab notaris terhadap akta Perjanjian PraNikah yang dibuatnya.
  • 26. Sistematika Penulisan BAB IV ANALISIS DATA Menjelaskan hasil analisis data sesuai dengan perumusan masalah dalam hal ini mengenai Perjanjian Pra Nikah yang dibuat setelah pernikahan berlangsung dengan permasalahan yang diteliti BAB V PENUTUP Menguraikan Kesimpulan dan Saran yang diperoleh oleh penulis setelah penelitian berlangsung.

Editor's Notes

  1. Pasal 29 uu no. 1 thn 1974 (1)Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan, kedua pihak atas persetujuan bersama dapat mengadakan perjanjian tertulis yang disahkan oleh Pegawai pencatat perkawinan, setelah mana isinya Berlaku Juga Terhadap Pihak Ketiga Sepanjang Pihak Ketiga tersangkut. (2)Perjanjian tersebut tidak dapat disahkan bilamana melanggar batas- batas hukum, agama dan kesusilaan. (3)Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak perkawinan dilangsungkan. (4)Selama perkawinan berlangsung perjanjian tersebut tidak dapat dirubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan untuk merubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.
  2. - Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya; - Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian; - Suatu hal tertentu;dan - Suatu sebab yang halal.
  3. Pasal 147 KUHPerdata “Perjanjian Pra Nikah harus dibuat dengan akta notaris dan harus dibuat sebelum dilangsungkannya perkawinan. Perjanjian pra nikah mulai berlaku pada saat perkawinan dilangsungkan.”
  4. Sumber bahan hukum sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: 
  5. Data yang diperoleh merupakan hasil penelitian dokumen dari bahan kepustakaan dengan cara menyeleksi, mengklarifikasi bahan-bahan hukum yang relevan dengan penelitian yang ada. Peneliti melakukan seleksi dengan teliti dan cermat untuk memilih dokumen dan referensi yang memiliki kualitas dan otoritas, sehingga menjadi dasar yang kuat dalam penyusunan argumen dan temuan penelitian.