'Sipi, ramsey ramli, hapzi ali, tugas 1b uas sistim informasi dan pengendalian internal, universitas mercu buana, 2018' on slide share
1. Pengendalian internal atas pelaporan keuangan=Internal Control over Financial Reporting
(ICoFR) adalah :
Proses yang didesain oleh, atau dibawah pengawasan pimpinan perusahaan, dan pimpinan bagian
keuangan dan dipengaruhi oleh Dewan Direksi, manajemen dan karyawan lainnya untuk memberikan
keyakinan yang memadai (reasonable assurance) terkait :
1. Keandalan pelaporan keuangan
2. Penyusunan pelaporan keuangan untuk pihak eksternal sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum Auditing Standard No.5 par.A5
Manfaat program pengendalian Internal Control over Financial Reporting atas pelaporan
keuangan :
1. Meningkatnya efektivitas dan efisiensi operasi perusahaan
2. Meningkatnya kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
3. Mudahnya penilaian terhadap perusahaan
4. Efektivitas desain dan operasi pengendalian
5. Laporan keuangan dan disclosure yang handal
6. Pengambilan keputusan yang lebih tepat
7. Tingkat kepercayaan atas laporan keuangan yang menguat
8. Kemampuan untuk penetrasi pasar modal
9. Reputasi baik di mata stakeholders
10.Proses audit keuangan yang berjalan lancer
Dasar regulasi penerapan pengendalian Internal Control over Financial Reporting atas
pelaporan keuangan :
1. Peraturan Mentri Negara BUMN No. PER – 01/MBU/2011 tentang penerapan tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance) pada BUMN
2. Peraturan Bapepam No.VIII.G.11 Lampiran Kep. Ka Bapepam No. KEP-40/PM/2003 tentang
Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan
3. Kep Ka Bapepam-LK No. KEP-134/BL/2006 tentang kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi
emiten atau perusahaan publik
4. Tren regulasi global terkait ICoFR (US SOX Section 302 & 404, J SOX)
Pengendalian Internal Control over Financial Reporting atas pelaporan keuangan mencakup
kebijakan dan prosedur yang :
1. Berkaitan dengan pemeliharaan catatan yang cukup detail, akurat dan mencerminkan transaksi
dan sifat aset perusahaan
2. Memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat sebagaimana diperlukan
untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, dan bahwa penerimaan dan pengeluaran perusahaan dibuat sesuai dengan kewenangan
manajemen dan direksi perusahaan
3. Memberikan keyakinan memadai tentang pencegahan atau deteksi atas perolehan, penggunaan,
atau disposisi aset perusahaan yang tidak sah secara tepat waktu yang bisa berdampak material
terhadap laporan keuangan.
Dengan demikian, perusahaan dengan ukuran relatif besar, frekuensi transaksi keuangan tinggi, nilai
transaksi keuangan yang besar, kompleksitas pemrosesan transaksi yang beragam, proses bisnis
2. yang beragam dan tersebar di berbagai lokasi perlu mengimplementasikan pengendalian internal
atas pelaporan.
Daftar Pustaka: Admin, 2015, http://solusiakuntansiindonesia.com/2016/12/07/internal-control-over-
financial-reporting/ (Sabtu, 7 Juli 2018, 15:00)
PENERAPAN INTERNALCONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR)
PADA PT SEMEN PADANG
ICoFR Pada PT Semen Padang:
ICoFR memberikan keyakinan yang memadai mengenai kehandalan laporan
keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
SPI Semen Padang telah mengimplementasikan SMSP (Sistem Manajemen
Semen Padang). Kerangka yang digunakan mengacu pada COSO (dengan
implementasi ICoFR) maupun manajemen risiko.
Dalam mengimplementasikan dan mengembangkan ICoFR ini, Semen Padang
bersama dengan Semen Indonesia Group dan dibantu oleh Konsultan Amir Abadi
Jusuf (AAJ Assosiates) pada akhir tahun 2012 telah menyelesaikan 4 (empat)
tahapan proses ICoFR yang dapat dilihat pada Gambar berikut.
3. Dalam rangka proses internalisasi dan sosialisasi atas implementasi ICoFR ini telah
dilakukan aktivitas-aktivitas sebagai berikut:
1) Pelaksaanaan Workshop ICoFR yang diberikan oleh Konsultan AAJ pada tanggal
23 s/d 24 April 2013.
2) Penyusunan Pedoman Teknis, Prosedur dan Instruksi Kerja yang digunakan
dalam implementasi ICoFR dilingkungan Semen Indonesia Group.
3) Sosialisasi peran unit kerja dalam implementasi ICoFR di Semen Indonesia Group
pada tanggal 27 September 2013.
Peran Komite Audit Dalam Mengevaluasi Efektivitas IcoFR:
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit berpedoman kepada Piagam Komite Audit
Semen Padang. Salah satu tugas Komite Audit pada tahun 2013 terkait dengan ICoFR
adalah melakukan penguatan pengendalian internal, dengan tiga rincian tugas berikut:
1. Melaksanakan pertemuan reguler dengan Internal Auditor membahas diantaranya
temuan pemeriksaan oleh IA.
2. Memantau tindak lanjut manajemen atas rekomendasi yang disampaikan oleh
auditor dalam management letter.
3. Memantau pengujian implementasi Internal Control over Financial Reporting
(ICoFR) yang dilakukan oleh IA.
Peran Internal Audit (IA) Dalam Mengevaluasi Efektivitas ICoFR :
Unit Internal Audit membantu Manajemen dan unit kerja lainnya dalam Semen Padang,
agar aktivitas proses bisnis Perusahaan selaras dengan visi, misi dan tujuan
Perusahaan.
Untuk itu Unit Internal Audit memberikan Laporan dalam bentuk:
- Evaluasi
- Analisis penilaian
- Rekomendasi
- Konsultasi
4. - Pemantauan tindak lanjut atas hasil audit
Perencanaan Audit
Sasaran Internal Audit tahun 2013 meliputi:
1. Bidang Audit Akuntansi & Keuangan fokus pada review periodik atas laporan
keuangan (analytical riview) dan pengujian terhadap pelaksanaan Internal
Control over Financial Reporting (ICoFR), pengelolaan dana Corporate Social
Responsibility (CSR) meliputi Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) & non
PKBL, akuntansi keuangan, Anak Perusahaan dan Lembaga Penunjang (APLP)
dan audit persediaan dan petty cash.
2. Bidang Audit Komersial & Sistem Manajemen fokus pada review atas efektivitas
pelaksanaan mitigasi risiko dan internal control di bisnis proses pemasaran,
penjualan dan distribusi, pengadaan dan pengelolaan persediaan, pengawasan
kontrak, penunjang (sumber daya manusia, pengelolaan aset, pengamanan) dan
audit Sistem Manajemen Semen Padang (SMSP).
3. Bidang Audit Teknik & Proyek fokus pada penilaian atas risiko, kontrol dan
efesiensi dalam bisnis proses produksi & pemeliharaan, proyek Indarung VI dan
proyek lainnya.
4. Audit khusus, dilakukan untuk mengakomodir jika sewaktu-waktu ada penugasan
dari manajemen.
Pengujian Efektivitas ICoFR Oleh Internal Audit:
Pengujian dilakukan pada transaksi selama periode Januari s/d Desember 2013 untuk
area atau siklus bisnis proses perusahaan yang mencakup akun signifikan tertentu.
Siklus tersebut adalah:
- Pendapatan
- Persediaan & produksi
- Pengeluaran
- Aset tetap
- Penggajian & personalia
- Perpajakan
5. - Financial Closing & Reporting
- IT General Control.
Kesimpulan:
PT Semen Padang telah melakukan pengendalian atas pelaporan keuangan
(ICoFR) sebagai salah bentuk dari inisiatif good corporate governance (GCG).
Dalam struktur tata kelola perusahaan, Komite Audit dan Internal Audit memiliki
peran penting dalam pengimplementasian dan pengevaluasian efektivitas
program ICoFR.
Komite Audit bertugas untuk menguatkan pengendalian internal perusahaan,
salah satunya adalah dengan memantau pengujian implementasi ICoFR yang
dilakukan oleh internal auditor.
Internal Audit bertugas khususnya Bidang Audit Akuntansi & Keuangan berperan
dalam melakukan pengujian terhadap pelaksanaan ICoFR selama tahun periodik.
Pada tahun 2013 pengujian atas efektivitas ICoFR. Hasil pengujian dengan
menggunakan Risk Control Matriks (RCM) menunjukkan bahwa secara
keseluruhan pelaksanaan ICoFR telah berjalan cukup efektif.
Daftar Pustaka: Gede Wahyu Saputra et all, 2015,
https://www.scribd.com/doc/312383728/PPAk-Temu-12-Penerapan-ICOFR (Sabtu, 7 Juli 2018,
16:00)
6. Rumusan masalah:
· Bagaimana penerapan sistem pengendalian internal yang ada di PT BCA, Tbk dalam upaya untuk
mengelola risiko dalam kegiatan usahanya?
· Apakah sistem pengendalian internal yang diterapkan oleh PT BCA, Tbk telah sesuai dengan
kerangka COSO Internal Control Framework?
· Dalam segi apa saja komponen pengendalian internal di PT BCA, Tbk dapat dikembangkan untuk
ke depannya?
Beberapa saran terkait dengan sistem pengendalian internal yang telah diterapkan oleh PT BCA, Tbk.:
a. Sistem informasi dan teknologi yang digunakan harus lebih mampu dalam menjaga privasi para
nasabah, karena kepercayaan dari nasabah adalah unsur yang sangat penting dalam keberlangsungan
usaha perusahaan yang bergerak di jasa keuangan. Penggunaan sistem informasi yang lebih
terintegrasi dan pengawasan secara berkala harus dilakukan agar tidak terjadi penyalahgunaan privasi
serupa di kemudian hari.
b. Penetapan tingkat bunga kredit dan deposito dapat lebih didasarkan dan disesuaikan dengan jumlah
dan elastisitas segmen kredit dan deposito yang ada, sehingga perusahaan dapat melakukan analisis
sensitivitas secara lebih mendalam terkait dengan tingkat Net Interest Margin (NIM) yang harus
dipertahankan.
c. Sosialisasi kode etik dan perilaku, pembenahan sistem informasi yang lebih terintegrasi, dan
pelatihan sumber daya manusia agar dapat ditingkatkan mengingat akan adanya rencana aksi
korporasi yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan agar tingkat kompleksitas usaha yang semakin
meningkat pasca akuisisi dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat meminimalisasi tingkat risiko
yang terjadi dikemudian hari.