Dokumen tersebut membahas sejarah perkembangan bahasa Indonesia dari zaman prakemerdekaan hingga pascakemerdekaan, mulai dari peran bahasa Melayu pada zaman Sriwijaya, pertumbuhan bahasa Melayu pada zaman kerajaan Islam, perubahan nama menjadi bahasa Indonesia pada masa kebangkitan nasional, hingga penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara pasca kemerdekaan.
2. A. PRAKEMERDEKAAN
1. Perkembangan dan Pertumbuhan Bahasa
Melayu
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang
dari bahasa Melayu.
Bahasa Melayu sejak zaman dulu sudah
dipergunakan sebagai bahasa perhubungan
(lingua franca) di Asia Tenggara sejak abad
ke-7. Temuan beberapa prasasti yang ditulis
dengan huruf Pranagari berbahasa Melayu
Kuno menjadi bukti peran bahasa Melayu di
masa lalu.
7. hijrat nabi mungstapa yang prasaddha
tujuh ratus asta puluh savarssa
hajji catur dan dasa vara sukra
raja iman varda rahmatallah
gutra barubasa mpu hak kedak pasema
taruk tasih tanah samuha
ilahi ya rabbi tuhan samuha
taruh dalam svargga tuhan tatuha
Terjemahan teks
Setelah hijrah Nabi, kekasih yang telah wafat
Tujuh ratus delapan puluh satu tahun
Bulan Zulhijah empat belas hari, hari Jumaat
Raja Iman rahmat Allah bagi Baginda (werda)
Dari keluarga Barubasa mempunyai hak atas
Kedah dan Pasai
Menaruk di laut dan darat semesta (semua)
Ya Ilahi Tuhanku semesta
Masukkanlah Baginda ke dalam surga Tuhan
Nisan di Minye Tujoh,
Aceh th 1380
8. Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang
belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan
bahwa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen
(I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen
(Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089).
Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19),
yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud
Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di
Kepulauan Nusantara, yaitu bahasa Melayu.
http://keren-
kerenpericerdas.blogspot.co.id/2014/04/ragam-bahasa-
disatukan-satu-bahasa.html
9. Pada Zaman Sriwijaya bahasa Melayu menjadi
bahasa kebudayaan, yaitu digunakan dalam buku
pelajaran agama Budha.
Dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di
nusantara dan bahasa perdagangan, baik
digunakan suku-suku di nusantara maupun yang
datang dari luar nusantara. Informasi dari ahli
sejarah Cina, I-Tsing bahwa di Sriwijaya ada
bahasa yang bernama Koen-louen (bahasa
perhubungan/lingua franca) yang berdampingan
dengan bahasa Sanskerta.
10. Pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Melayu tampak makin jelas pada masa
kerajaan Islam. Bukti perkembangan
bahasa Melayu tampak pada tulisan di
Batu bertulis dan hasil susastra (abad ke-
16 dan ke-17), seperti Syair Hamzah
Fanzuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah
Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
11. Penyebaran pemakaian bahasa Melayu ke polosok nusantara
bersama dengan penyebaran agama Islam.
Kedudukan dan fungsi bahasa Melayu semakin kuat dan
berkembang.
Pemakaian bahasa Melayu di daerah-daerah dipengaruhi oleh
corak budaya daerah.
Dalam perkembangan bahasa Melayu muncul variasi dan
dialek.
Salah satu perkembangan kosakata terjadi melalui
penyerapan kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari
bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-
bahasa dari Eropa.
Pada 1901 Ejaan Van Ophuysen diterapkan untuk mengatur
penggunaan bahasa Melayu melalui tulisan.
12. 2. MASA KEBANGKITAN NASIONAL
Perubahan nama bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia
berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya
meraih kemerdekaan di masa Kebangkitan Nasional.
Penetapan bahasa Melayu menjadi bahasa persatuan bersifat
politis, yaitu berkaitan dengan upaya bangsa Indonesia
menciptakan persatuan untuk menggalang kekuatan yang dapat
mengalahkan/mengusir Pemerintah Kolonial Belanda dari bumi
Nusantara.
Bahasa Melayu dinilai dapat digunakan untuk menyatukan
masyarakat Nusantara yang pluralis.
Persatuan dapat diciptakan melalui perasaan/pengakuan yang
sama sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa
persatuan yang kemudian diikrarkan dalam peristiwa Sumpah
Pemuda , 28 Oktober 1928.
Pada tahun 1938 diadakan Konggres Bahasa Indonesia I di Solo
dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda.
13. B. PASCA KEMERDEKAAN
18 Agustus 1945 - UUD 45 pasal 36, bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara
19 Maret 1947, diberlakukan Ejaan Soewandi
untuk mengganti Ejaan Van Ophuysen
16 Agustus 1972, presiden meresmikan
penggunaan EYD dalam pidato kenegaraan
31 Agustus 1972, Mendikbud menetapkan EYD
resmi berlaku di seluruh Indonesia
14. BAHASA MELAYU
• Bahasa resmi
kerajaan
• Bahasa
kebudayaan
• Bahasa
perdagangan
• Lingua franca/bahasa
perhubungan
Zaman Kerajaan
Sriwijaya
Fungsi:
15. MENGAPA BAHASA MELAYU?
1. Bahasa Melayu adalah lingua franca di Indonesia.
2. Sistem bahasa Melayu sederhana.
3. Suku Jawa, Suku Sunda, dan beberapa suku lainnya sukarela
menerima bahasa Melayu sebagai bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu mempunyai kesanggupan dipakai sebagai
bahasa kebudayaan dalam arti luas.
16. 1. kabul - diperkenan
2. wali - wakil
3. isi kahwin - mas kahwin
4. rida - rela
5. anugerahi - mengumiakan
6. kenaikan - kenderaan
7. gerangan - agaknya
8. iradat - kehendak; kemahuan (Tuhan)
9. ghaib - lenyap; hilang
10. kuda semberani - kuda sakti yang bersayap
11. serba - aneka
12. nasab - keturunan (terutama dari sebelah bapa)
13. ingar-ingar - bising-bising
14. curik - sejenis pisau atau parang
15. sekonyong-konyong - tiba-tiba
16. alamat - bukti; tanda
17. embuk - ibu
18. syahadan - selanjutnya; digunakan dalam kesusateraan lama
untuk permulaan perenggan baru.
Kata serapan dari bahasa Melayu:
17. • Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928: “Kami
putra dan putri Indonesia menjunjung
bahasa persatuan, bahasa Indonesia”
• UUD RI 1945 Bab XV, Pasal
36 : “ Bahasa Negara ialah
Bahasa Indonesia”
PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA
• Proklamasi kemerdekaan, 17 Agustus
1945, bahasa Indonesia secara
konstitusional sebagai bahasa negara
resmi
18. KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
• Sumpah
Pemuda
1928
• UUD RI
’45, Bab
XV,
Pasal 36
Bahasa
persatuan/
kebangsaan/
nasional
Bahasa
negara
• Identitas nasional
• Kebanggaan bangsa
• Alat komunikasi
• Pemersatu bangsa
• Bahasa resmi kenegaraan
• Alat pengantar pendidikan
• Penghubung nasional
• Pengembangan kebudayaan
nasional,ilmu, dan teknologi
Seminar politik
bahasa nasional
Jakarta, 25-28 Feb
1975