SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
LEARNING JOURNAL NASIONALISME
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS
Angkatan :
Mata Pelatihan : Nasionalisme
Widyaiswara :
Nama Peserta : Hadi Kurniawan
Nomor Presensi :
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud
A. Pokok Pikiran
Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan "Isme" yang
artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah paham atau ajaran
bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air
dan sikap mencintai yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa
lain. Sikap nasionalisme tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau negara
lain itu lebih rendah. Sebelum memiliki jiwa nasionalisme, seseorang harus terlebih dahulu
memiliki rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan
sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta
kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap nasionalisme juga sikap
yang menghargai persamaan suku-suku bangsa dan memiliki rasa senasip sepenanggungan
diantara sesama bangsa.
Rasa Nasionalisme memberikan dorongan untuk mempertahankan negara dari
kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan (ATHG)
sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara Indonesia,
kita harus memiliki sikap Nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat beragam. Dinamisasi rasa
kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan,
yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan
dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat
kebangsaan atau semangat patriotisme.
Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat Indonesia
terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai Pancasila. Kecintaan terhadap
tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan
kemerdekaan Indonesia dengan tumpah darahnya maka tugas kita melanjutkan perjuangan dan
mempertahankan kedaulatan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan. Sebagai ASN
kita harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat yang kemudian
diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD
1945. Selanjutnya diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi
pada kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang mementingkan
kepentingan pribadi atau golongan.
Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar dalam
menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila.
1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos kerja,
tanggung jawab, amanah, dan percaya diri.
2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa, persamaan
derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif.
3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban,
mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong.
4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, dan
bijaksana.
5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak serakah,
tolong menolong, kerja keras, dan sederhana.
ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran unttuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Sebagai ASN,
nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas antara lain pada ranah berikut:
1. Pelaksana Kebijakan Publik: Pelaksana kebijakan publik merupakan salah satu fungsi
ASN (pasal 10 UU No. 5 tahun 2010 tentang Aparatur Sipil Negara. ASN sebagai eksekutor
yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan
publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana kebijakan publik ASN
harus memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat yaitu nilai kepublikan yang
berorientasi pada kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara
di atas kepentingan lainnya, kepentingan nasional diatas kepentingan sektoral atau golongan,
dan berintegritas tinggi (konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi
pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat) dan mampu mengaktualisasikannya dalam
setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik.
2. Pelayanan Publik
Unsur-unsur dalam pelayanan publik adalah adanya organisasi penyelenggara, penerima
layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus memiliki integritas tinggi dalam melayani
publik yang disesuaikan dengan kode etik dan kode perilaku ASN. Sebagai pelayan publik
kita harus bersikap adil dan tidak diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai-
nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja
yang memuaskan publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan yang
terbaik”. Untuk menjadi ASN Profesional tentunya memerlukan keahlian khusus. ASN
menjadi perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui diera keterbukaan informasi
ini adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN, adanya kritik masyarakat untuk bekerja
secara professional dan memahami situasi krisis dengan memperhatikan aspirasi Masyarakat.
3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa
Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila,
UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi
Perusak Persatuan harus diwaspadai ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju
dengan ideologi negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi informasi
dan komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah
perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat
dan pemersatu bangsa serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia
dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Peran ASN dalam menciptakan kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan
adil, mengayomi kepentingan kelompok minoritas dengan tidak membuat kebijakan
diskriminatif, dan menjadi figur teladan di lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa
nasionalisme yang kuat ini menjadikan ASN yang mampu mengaktualisasikan wawasan
kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayanan publik
yang berintegritas
Profil Tokoh
Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum berkarier di
Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi
pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman. Ia pun menerima gelar
Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa
cumlaude dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Beliau
menemukan rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan
atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Sehingga beliau pun
dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu.
Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau. Kecerdasan,
totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya terlihat saat berada di Indonesia.
Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, beliau sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa
negara lain untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang datang dari
Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa, langsung saja menawarinya
dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang dengan status yang jarang diberikan
Jerman, beliau justru menolak. Karena rasa nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih
pulang ke Indonesia untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau tidak
mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di Jerman. Ada banyak
terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di Indonesia, salah satunya ketika memegang
jabatan Menteri Riset dan Teknologi. Beliau berhasil membuat pesawat terbang N250 yang
ditujukan sebagai alat transportasi utama di Indonesia yang merupakan negara kepulauan,
walaupun cita-cita tersebut tidak kesampaian karena adanya krisis moneter tahun 1998. B.J. Habibi
ini menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta tanah air dan bangsa.
B. Penerapan
Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara Indonesia untuk
selalu mencintai tanah air dan memengang teguh pancasila dimanapun dan kapanpun yang
ditunjukan melalui perilaku dan tindakan. Penerapan Nasionalisme dapat dilakukan misalnya
dalam mata kuliah dan praktikum. Sebagai dosen yang mengampu mata kuliah dan juga
praktikum, nilai-nilai nasionalisme secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme
yang didasari penerapan sila pertama sampai sila kelima. Walapun mata kuliah praktikum lebih
mengutamakan kompetensi keilmuan, di satu sisi mahasiswa juga perlu ditanamkan nilai-nilai
nasionalisme. Sehingga setelah pelaksanaan mata kuliah ini selesai, mahasiswa dapat
menguasai ilmu yang sesuai dengan bidang ilmunya, namun mahasiswa juga memiliki jiwa
nasionalisme.
Adapun pelaksanaan mata kuliah praktikum untuk mengimplementasikan nilai
nasionalisme dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut:
1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu setiap membuka perkuliahan diawali dengan
berdoa sebagai penenaman nilai-nilai religius. Selain itu, dosen transparan dalam
melakukan penilaian dengan memberikan penjelasan melalui kontrak perkuliahan dan
mengumumkan nilai yang diperoleh mahasiswa seperti pretes, postes, nilai laporan hingga
penilaian akhir.
2. Melakukan penerapan pentingnya nilai-nilai karakter dan moral selama praktikum.
Mahasiswa diberikan arahan bagaimana membangun percaya diri, etos kerja, amanah,
memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin dalam jam masuk dan keluar laboratorium,
mengerjakan deadline tugas, laporan dan proses praktikum sebagai pengamalan nilai
ketuhanan sila pertama pancasila. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses pembelajaran, karena jangan sampai mahasiswa hanya “pintar” secara keilmuan
tetapi memliki attitude/sikap perilaku yang kurang baik, sehingga akan menyebabkan
disintegrasi. Selain itu, melatih kerja keras mahasiswa dengan me
3. Selama melaksanakan perkuliahan dan praktikum mahasiswa dibrainstormning harus
menghormati dan menghargai semua civitas akademika seperti satpam, laboran,
pustakawan hingga clining service, sebagai penanaman nilai sila kedua kemanusiaan
khususnya persamaan derajat dan saling menghormati. Selain itu, dosen dalam
memperlakukan dan melayani mahasiswa tidak diskriminatif membedakan SARA.
4. Penguatan rasa bangga dan cinta kepada tanah air, dengan menggunakan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar. Penanaman nilai Pancasila lainnya adalah dengan memberikan
pemahaman kepada mahasiswa bahwa dalam mata kuliah praktikum ini, tidak
mengedepankan kompetisi melainkan rasa solidaritas dan persatuan. Contohnya sebagai
wujud pengamalan nilai sila ke-3 ketika ada mahasiswa yang belum memahami materi
perkuliahan atau praktikum maka mahasiswa lain harus membantu. Petugas piket
membersihkan kelas atau lab sebelum dan sesudah praktikum sebagai penanaman
nilai gotong royong dan tolong menolong. Selain itu, sebagai dosen kita harus
bersifat demokratis, menghindari sikap otoriter selama pelaksanaan perkuliahan serta
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukanan
pendapat, musyawarah dan mufakat mengenai rencana kegiatan pretes-postes dan
mekanisme responsi praktikum serta menghargai pendapat mahasiswa dan bijaksana serta
berlapang dada menanggapi kritik dan saran mahasiswa terhadap evaluasi pelaksanaan kuliah
atau praktikum untuk perbaikan kedepan sebagai bentuk mengalaman nilai sila ke-4
kerakyatan.
5. Melakukan proses penilaian terhadap sikap selain penilaian terhadap pengetahuan dan
keterampilan. Sebagai contoh, ketika mahasiswa telah menyelesaikan praktikum dan laporan
dengan benar, tetapi ketahuan bahwa laporan tersebut merupakan hasil menyontek milik
temannya, maka mahasiswa tersebut harus diberi sanksi sesuai dengan ketentuan dan
peratuaran yang berlaku agar tidak mengulangi perbuatannya serta sebagai bentuk
sikap adil dosen terhadap mahasiswa lain yang menjaga integritas dan kejujuran.
6. Sebagai pelaksana kebijakan publik, saya siap melaksanakan hasil keputusan rapat atau
kebijakan jurusan/prodi; sebagai pelayan publik, siap melayani mahasiswa bimbingan
akademik (PA), konsultasi dll tanpa membeda-bedakan SARA, serta sebagia perekat dan
pemersatu bangsa senantiasa bersikap netral dan adil; mengayomi kepentingan kelompok
minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif; dan menjadi figur teladan bagi
mahasiswa dan civitas akademika.

More Related Content

What's hot

Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part ihadiarnowo
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018hadiarnowo
 
Ancamanterhadapintegrasinegaraindonesia
AncamanterhadapintegrasinegaraindonesiaAncamanterhadapintegrasinegaraindonesia
AncamanterhadapintegrasinegaraindonesiaMegharefthiadi Pb
 
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara pjj_kemenkes
 
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela NegaraWawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela NegaraAlfonsus Liguori
 
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...ginanurulazhar
 
Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Siska Enjelin Hulu
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018hadiarnowo
 
Makalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunanMakalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunanjuniska efendi
 
Bab 7 pkn
Bab 7 pknBab 7 pkn
Bab 7 pknStikom
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianRisdawati Hutabarat
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalSentra Komputer dan Foto Copy
 
wawasan nusantara dalam konteks nkri
wawasan nusantara dalam konteks nkriwawasan nusantara dalam konteks nkri
wawasan nusantara dalam konteks nkriNurIndahS3
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraSeptian Muna Barakati
 

What's hot (19)

Nasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part iNasionalisme gol iii-part i
Nasionalisme gol iii-part i
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
 
Makalah Tentang Bela Negara
Makalah Tentang Bela NegaraMakalah Tentang Bela Negara
Makalah Tentang Bela Negara
 
Patriotisme
PatriotismePatriotisme
Patriotisme
 
Ancamanterhadapintegrasinegaraindonesia
AncamanterhadapintegrasinegaraindonesiaAncamanterhadapintegrasinegaraindonesia
Ancamanterhadapintegrasinegaraindonesia
 
Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara
 
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela NegaraWawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
 
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
Membangun karakter bangsa yang berbasis bela negara untuk mencapai kesejahter...
 
Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Upaya Menjaga Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
Bahan tayang diklatsar-nasionalisme-gol iii-2018
 
Makalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunanMakalah pkn pembangunan
Makalah pkn pembangunan
 
Bab 7 pkn
Bab 7 pknBab 7 pkn
Bab 7 pkn
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan KepribadianPKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
PKn sebagai MPK Matakuliah Pengembangan Kepribadian
 
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 7 1516 8 kali jp
 
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasionalMakalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
Makalah kewarganegaraan konsep dasar pembangunan nasional
 
wawasan nusantara dalam konteks nkri
wawasan nusantara dalam konteks nkriwawasan nusantara dalam konteks nkri
wawasan nusantara dalam konteks nkri
 
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negaraMakalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
Makalah hubungan pendidikan kewarganegaraan dan kesadaran bela negara
 
modul integrasi nasional 2 2014 (1)
modul integrasi nasional  2  2014 (1)modul integrasi nasional  2  2014 (1)
modul integrasi nasional 2 2014 (1)
 

Similar to Learning journal nasionalisme

TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfTUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfNawirMuddai
 
PPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkk
PPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkkPPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkk
PPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkkojansiregarrr
 
Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit des 2017
Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit  des 2017Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit  des 2017
Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit des 2017Harun Surya
 
Makalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanMakalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanevi rahayu
 
CINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docx
CINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docxCINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docx
CINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docxPutriAndika1
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfAgusSuarno2
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfAgusSuarno2
 
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdftiarasyahbana1
 
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanModul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanFitri Yusmaniah
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanRico Afrinando
 
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdfJURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdfNURSIDAROYANTIBRSINA
 
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsaPancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsaVieRgo NaYa
 
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsaPancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsaVieRgo NaYa
 
01 PP 111-120.pdf
01 PP 111-120.pdf01 PP 111-120.pdf
01 PP 111-120.pdfdewiyani41
 

Similar to Learning journal nasionalisme (20)

TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdfTUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
TUGAS INDIVIDU_DESI MAYA SARI_.pdf
 
PPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkk
PPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkkPPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkk
PPT M ARIEL NUGROHO (23220010).pdfjjjjjkkkk
 
Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit des 2017
Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit  des 2017Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit  des 2017
Modul 3 kesiapsiagaan bn final edit des 2017
 
Makalah kepramukaan
Makalah kepramukaanMakalah kepramukaan
Makalah kepramukaan
 
Makalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanMakalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraan
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
CINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docx
CINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docxCINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docx
CINTA TANAH AIR dan SEmangat bangsa.docx
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
 
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdfJURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
JURNAL MOOC LAN PPPK EBAH HABIBAH (1).pdf
 
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
1576209642_Ringkasan Nasionalisme.pdf
 
Modul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaanModul 1-wawasan-kebangsaan
Modul 1-wawasan-kebangsaan
 
Makalah Identitas Nasional
Makalah Identitas NasionalMakalah Identitas Nasional
Makalah Identitas Nasional
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdfJURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
JURNAL TRI ANDIKA SYAPUTRA (1).pdf
 
Karakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratisKarakteristik warga negara yang demokratis
Karakteristik warga negara yang demokratis
 
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsaPancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
 
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsaPancasila sebagai alat pemersatu bangsa
Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa
 
01 PP 111-120.pdf
01 PP 111-120.pdf01 PP 111-120.pdf
01 PP 111-120.pdf
 
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONALIDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL
 
Makalah kepramukaan
Makalah kepramukaanMakalah kepramukaan
Makalah kepramukaan
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Learning journal nasionalisme

  • 1. LEARNING JOURNAL NASIONALISME Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS Angkatan : Mata Pelatihan : Nasionalisme Widyaiswara : Nama Peserta : Hadi Kurniawan Nomor Presensi : Lembaga Penyelenggara Pelatihan : Pusdiklat Pegawai Kemendikbud A. Pokok Pikiran Nasionalisme berasal dari kata "Nasional" yang artinya bangsa, negara, dan "Isme" yang artinya paham atau ajaran. Sehingga, secara harfiah Nasionalisme adalah paham atau ajaran bagaimana kita mencintai bangsa dan negara kita sendiri. Pandangan tentang rasa cinta tanah air dan sikap mencintai yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain. Sikap nasionalisme tidak boleh terlalu berlebihan sampai menganggap bangsa atau negara lain itu lebih rendah. Sebelum memiliki jiwa nasionalisme, seseorang harus terlebih dahulu memiliki rasa kebangsaan yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Sikap nasionalisme juga sikap yang menghargai persamaan suku-suku bangsa dan memiliki rasa senasip sepenanggungan diantara sesama bangsa. Rasa Nasionalisme memberikan dorongan untuk mempertahankan negara dari kemungkinan adanya ancaman, tantangan, hambatan maupun gangguan (ATHG) sehingga bangsa kita harus berkarakter kuat. Secara khusus bagi kita Warga Negara Indonesia, kita harus memiliki sikap Nasionalisme dengan cara mematuhi hukum dan peraturan perundang- undangan yang berlaku serta melestarikan budaya yang sangat beragam. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme. Nasionalisme pancasila merupakan implementasi rasa cinta kita sebagai rakyat Indonesia terhadap tanah air, bangsa dan negara yang didasari pada nilai-nilai Pancasila. Kecintaan terhadap tanah air dengan mengingat dan menghargai jasa para pahlawan yang telah memperjuangkan
  • 2. kemerdekaan Indonesia dengan tumpah darahnya maka tugas kita melanjutkan perjuangan dan mempertahankan kedaulatan kemerdekaan dan mengisinya dengan pembangunan. Sebagai ASN kita harus memiliki rasa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat yang kemudian diaktualisasikan ke dalam fungsi dan tugas kita yang didasari Pancasila dan UUD 1945. Selanjutnya diharapkan Nasionalisme dapat menjadikan kita sebagai ASN yang berorientasi pada kepentingan publik, bangsa, negara, dan menghindari pemikiran yang mementingkan kepentingan pribadi atau golongan. Nilai dasar nasionalisme sebagai ASN yang menerapkan Pancasila sebagai dasar dalam menjalankan tugasnya dibagi menjadi lima sesuai dengan jumlah sila dari Pancasila. 1. Sila ketuhanan yang maha esa memiliki nilai religious, toleran, transparan, etos kerja, tanggung jawab, amanah, dan percaya diri. 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab memiliki nilai humanis, tenggang rasa, persamaan derajat, saling menghormati, tidak diskriminatif. 3. Sila persatuan Indonesia memiliki nilai cinta tanah air, rela berkorban, menjaga ketertiban, mengutamakan kepentinngan public, dan gotong royong. 4. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmad kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan memiliki nilai musyawarah mufakat, kekeluargaan, menghargai pendapat, dan bijaksana. 5. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia memiliki nilai bersikap adil, tidak serakah, tolong menolong, kerja keras, dan sederhana. ASN yang memiliki Nasionalisme kuat akan memahami dan memiliki kesadaran unttuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Sebagai ASN, nasionalisme diaktualisasikan sesuai dengan fungsi dan tugas antara lain pada ranah berikut: 1. Pelaksana Kebijakan Publik: Pelaksana kebijakan publik merupakan salah satu fungsi ASN (pasal 10 UU No. 5 tahun 2010 tentang Aparatur Sipil Negara. ASN sebagai eksekutor yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor pemerintahan. Sebagai pelaksana kebijakan publik ASN harus memiliki karakter dan orientasi kepublikan yang kuat yaitu nilai kepublikan yang berorientasi pada kepentingan publik, menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara di atas kepentingan lainnya, kepentingan nasional diatas kepentingan sektoral atau golongan, dan berintegritas tinggi (konsisten/istiqomah dalam tindakan, nilai, prinsip, dlsb menjadi pribadi yang jujur dan memiliki karakter kuat) dan mampu mengaktualisasikannya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik. 2. Pelayanan Publik Unsur-unsur dalam pelayanan publik adalah adanya organisasi penyelenggara, penerima layanan, dan kepuasan pelanggan. ASN harus memiliki integritas tinggi dalam melayani
  • 3. publik yang disesuaikan dengan kode etik dan kode perilaku ASN. Sebagai pelayan publik kita harus bersikap adil dan tidak diskriminatif; profesional dan berintegritas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, ASN harus menjunjung tinggi nilai- nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memiliki kinerja yang memuaskan publik dengan motto “melayani dengan amanah memberikan yang terbaik”. Untuk menjadi ASN Profesional tentunya memerlukan keahlian khusus. ASN menjadi perhatian dan sorotan masyarakat maka harus diketahui diera keterbukaan informasi ini adanya tuntutan masyarakat agar bebas KKN, adanya kritik masyarakat untuk bekerja secara professional dan memahami situasi krisis dengan memperhatikan aspirasi Masyarakat. 3. Sebagai Perekat dan Pemersatu Bangsa Sebagai pemersatu bangsa ASN akan senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan Pemerintah (UU No. 5 Tahun 2014 pasal 66 ayat 1-2). Adanya Potensi Perusak Persatuan harus diwaspadai ditanggulangi seperti adanya kelompok yang tidak setuju dengan ideologi negara Pancasila, penyalahgunaan kemajuan tekonologi informasi dan komunikasi, konflik pemekaran wilayah, konflik pilkada, pilpres, daerah perbatasan dst. Sebagai ASN kita harus memiliki jiwa nasionalisme dan wawasan kebangsaan yang kuat, memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga kedaulatan negara, menjadi perekat dan pemersatu bangsa serta mengupayakan situasi yang damai di seluruh wilayah Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Peran ASN dalam menciptakan kondisi damai adalah dengan bersikap netral dan adil, mengayomi kepentingan kelompok minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif, dan menjadi figur teladan di lingkungan masyarakat. Pada akhirnya, rasa nasionalisme yang kuat ini menjadikan ASN yang mampu mengaktualisasikan wawasan kebangsaan dan jiwa nasionalisme dalam menjalankan profesinya sebagai pelayanan publik yang berintegritas Profil Tokoh Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden ketiga Indonesia. Sebelum berkarier di Indonesia bapak B.J. Habibie melanjutkan studi teknik penerbangan, spesialisasi konstruksi pesawat terbang di Rhenisch Wesfalische Tehnische Hochscule Jerman. Ia pun menerima gelar Diplom Ingenieur pada 1960 dan gelar Doktor Ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cumlaude dari Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachean. Beliau menemukan rumus yang dinamakan "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau crack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang. Sehingga beliau pun dijuluki "Mr Crack" karena keahliannya itu. Ada banyak pelajaran terkait nasionalisme dan cinta tanah air dari beliau. Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya terlihat saat berada di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, beliau sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang datang dari Jerman. Jerman yang saat itu tahu Pak Habibie bukan orang biasa, langsung saja menawarinya dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang dengan status yang jarang diberikan Jerman, beliau justru menolak. Karena rasa nasionalisme beliau yang tinggi, beliau tetap memilih pulang ke Indonesia untuk mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya, walaupun beliau tidak mendapatkan beasiswa dari pemerintah Indonesia ketika melanjutkan studi di Jerman. Ada banyak
  • 4. terobosan dan sumbangsih yang beliau buat sejak di Indonesia, salah satunya ketika memegang jabatan Menteri Riset dan Teknologi. Beliau berhasil membuat pesawat terbang N250 yang ditujukan sebagai alat transportasi utama di Indonesia yang merupakan negara kepulauan, walaupun cita-cita tersebut tidak kesampaian karena adanya krisis moneter tahun 1998. B.J. Habibi ini menunjukkan rasa memiliki serta rasa cinta tanah air dan bangsa. B. Penerapan Nasionalisme adalah sebuah rasa yang ada didalam hati warga negara Indonesia untuk selalu mencintai tanah air dan memengang teguh pancasila dimanapun dan kapanpun yang ditunjukan melalui perilaku dan tindakan. Penerapan Nasionalisme dapat dilakukan misalnya dalam mata kuliah dan praktikum. Sebagai dosen yang mengampu mata kuliah dan juga praktikum, nilai-nilai nasionalisme secara utuh dapat diterapkan mulai dari sikap nasionalisme yang didasari penerapan sila pertama sampai sila kelima. Walapun mata kuliah praktikum lebih mengutamakan kompetensi keilmuan, di satu sisi mahasiswa juga perlu ditanamkan nilai-nilai nasionalisme. Sehingga setelah pelaksanaan mata kuliah ini selesai, mahasiswa dapat menguasai ilmu yang sesuai dengan bidang ilmunya, namun mahasiswa juga memiliki jiwa nasionalisme. Adapun pelaksanaan mata kuliah praktikum untuk mengimplementasikan nilai nasionalisme dilaksanakan dengan langkah-langkah berikut: 1. Pengamalan nilai Pancasila sila pertama yaitu setiap membuka perkuliahan diawali dengan berdoa sebagai penenaman nilai-nilai religius. Selain itu, dosen transparan dalam melakukan penilaian dengan memberikan penjelasan melalui kontrak perkuliahan dan mengumumkan nilai yang diperoleh mahasiswa seperti pretes, postes, nilai laporan hingga penilaian akhir. 2. Melakukan penerapan pentingnya nilai-nilai karakter dan moral selama praktikum. Mahasiswa diberikan arahan bagaimana membangun percaya diri, etos kerja, amanah, memiliki rasa tanggung jawab dan disiplin dalam jam masuk dan keluar laboratorium, mengerjakan deadline tugas, laporan dan proses praktikum sebagai pengamalan nilai ketuhanan sila pertama pancasila. Hal ini merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran, karena jangan sampai mahasiswa hanya “pintar” secara keilmuan tetapi memliki attitude/sikap perilaku yang kurang baik, sehingga akan menyebabkan disintegrasi. Selain itu, melatih kerja keras mahasiswa dengan me 3. Selama melaksanakan perkuliahan dan praktikum mahasiswa dibrainstormning harus menghormati dan menghargai semua civitas akademika seperti satpam, laboran, pustakawan hingga clining service, sebagai penanaman nilai sila kedua kemanusiaan khususnya persamaan derajat dan saling menghormati. Selain itu, dosen dalam memperlakukan dan melayani mahasiswa tidak diskriminatif membedakan SARA. 4. Penguatan rasa bangga dan cinta kepada tanah air, dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Penanaman nilai Pancasila lainnya adalah dengan memberikan pemahaman kepada mahasiswa bahwa dalam mata kuliah praktikum ini, tidak mengedepankan kompetisi melainkan rasa solidaritas dan persatuan. Contohnya sebagai wujud pengamalan nilai sila ke-3 ketika ada mahasiswa yang belum memahami materi
  • 5. perkuliahan atau praktikum maka mahasiswa lain harus membantu. Petugas piket membersihkan kelas atau lab sebelum dan sesudah praktikum sebagai penanaman nilai gotong royong dan tolong menolong. Selain itu, sebagai dosen kita harus bersifat demokratis, menghindari sikap otoriter selama pelaksanaan perkuliahan serta memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengemukanan pendapat, musyawarah dan mufakat mengenai rencana kegiatan pretes-postes dan mekanisme responsi praktikum serta menghargai pendapat mahasiswa dan bijaksana serta berlapang dada menanggapi kritik dan saran mahasiswa terhadap evaluasi pelaksanaan kuliah atau praktikum untuk perbaikan kedepan sebagai bentuk mengalaman nilai sila ke-4 kerakyatan. 5. Melakukan proses penilaian terhadap sikap selain penilaian terhadap pengetahuan dan keterampilan. Sebagai contoh, ketika mahasiswa telah menyelesaikan praktikum dan laporan dengan benar, tetapi ketahuan bahwa laporan tersebut merupakan hasil menyontek milik temannya, maka mahasiswa tersebut harus diberi sanksi sesuai dengan ketentuan dan peratuaran yang berlaku agar tidak mengulangi perbuatannya serta sebagai bentuk sikap adil dosen terhadap mahasiswa lain yang menjaga integritas dan kejujuran. 6. Sebagai pelaksana kebijakan publik, saya siap melaksanakan hasil keputusan rapat atau kebijakan jurusan/prodi; sebagai pelayan publik, siap melayani mahasiswa bimbingan akademik (PA), konsultasi dll tanpa membeda-bedakan SARA, serta sebagia perekat dan pemersatu bangsa senantiasa bersikap netral dan adil; mengayomi kepentingan kelompok minoritas dengan tidak membuat kebijakan diskriminatif; dan menjadi figur teladan bagi mahasiswa dan civitas akademika.