2. PENYAKIT TIDAK MENULAR
1. Penyakit gagal jantung,
2. Ashma bronchiale
3. penyakit Hipertensi,
4. Kanker serviks,
5. Diabetes mellitus,
6. Gagal ginjal kronik
7. penyakit mata atau Katarak,
8. penyakit Rematik,
9. penyakit Obesitas dan
10. penyakit Jiwa
3. Perjalanan Alamiah Penyakit dan tahapan pencegahan
(Kleinbaum et al., 1982 )
Fase
rentan
Fase
subklini
s
Fase
klinis
Fase
terminal
Pencegaha
n primer
Diperkenalka
n faktor
risiko
Dimulai proses
patologis
Penyakit
terdeteksi
klinis
Mulai ada
faktor
risiko
kusta
Akibat penyakit
(sembuh, mati,
cacat
Pencegaha
n sekunder
Pencegah
an tersier
Mulai
berhubunga
faktor risiko
Mulai
berhubungan
agen penyebab
Mulai
menunjukan
gejala & tanda
Mulai terjadi
cacat,
sembuh,
mati
Sembu
h
4. SIKLUS DETEKSI MASYARAKAT
(BUCKERIDGE, 2009)
Identifikasi
kasus individu
Informasi
temuan untuk
tindakan
Definisi kasus
individu
Keputusan
penangan
an
Definisi
kasus
Laporan
kasus
Petunjuk
intervensi
Definisi kasus
populasi
Data
populasi
Populasi sasaran
surveilans
Deteksi
kasus
populasi
Laporan
kasus
Respon
kesmasy
Deteksi
populasi
5. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
TIDAK MENULAR
Istilah Penyakit Tidak Menular memiliki kesamaan arti
dengan :
1. Penyakit Kronik Penyakit kronik juga merujuk pada PTM
mengingat kasus PTM yang umumnya bersifat
kronik/menahun/lama. Akan tetapi, beberapa PTM juga
bersifat mendadak atau akut, misalnya keracunan.
2. Penyakit Non–Infeksi Sebutan penyakit non-infeksi
digunakan mengingat PTM umumnya tidak disebabkan
oleh mikro-organisme. Meskipun demikian, mikro-
organisme juga merupakan salah satu penyebab PTM.
3. New Communicable Disease Hal ini dikarenakan
anggapan bahwa PTM dapat menular melalui gaya hidup
(Life Style). Gaya hidup saat ini bisa dikatakan sebagai
penyebab penularan berbagai penyakit, beberapa contoh
di antaranya yaitu pola makan, kehidupan seksual, dan
komunikasi global. Misalnya, asupan makan dengan
kandungan kolestrol tinggi merupakan salah satu faktor
penyebab meningkatnya kasus penyakit jantung
6. PENDEKATAN
EPIDEMIOLOGIS PENYAKIT
TIDAK MENULAR
Beberapa penelitian terhadap PTM yang merupakan
Penelitian Observasional antara lain:
1. Penelitian Cross-Sectional Studi cross sectional adalah
studi epidemiologi yang menganalisis prevalensi,
distribusi, maupun hubungan penyakit dan paparan
dengan cara observasional secara serentak pada
beberapa individu dari suatu populasi pada suatu
saat. (Bhisma Murti, 2003)
2. Penelitian Kasus Kontrol Studi kasus control
merupakan kajian observasional yang menilai
hubungan paparan penyakit melalui penentuan
sekelompok orang-orang berpenyakit (kasus) dan
yang tidak berpenyakit (kontrol). Frekuensi paparan
pada kedua kelompok tersebut kemudian
dibandingkan (Last, 2001)
7. 3. Penelitian Kohort Studi kohort adalah penelitian
epidemiologik yang bersifat observasional dengan
membandingan antara kelompok yang terpapar
dengan yang tidak terpapar yang dilihat dari akibat
yang ditimbulkan. Dasar penelitian kohort adalah
unsur akibat pada masa yang akan datang. (Azrul A,
2002)
PENDEKATAN
EPIDEMIOLOGIS PENYAKIT
TIDAK MENULAR
8. FAKTOR RISIKO PENYAKIT
TIDAK MENULAR
Faktor penyebab dalam Penyakit Tidak Menular dikenal
dengan istilah Faktor risiko (risk factor). Istilah ini
berbeda dengan istilah etiologi pada penyakit menular
atau diagnosis klinis. Macam – macam Faktor risiko:
1. Menurut Dapat – Tidaknya Resiko itu diubah : a)
Unchangeable Risk Factors Faktor risiko yang tidak
dapat diubah. Misalnya : Umur, Genetik b) Changeable
Risk Factors Faktor risiko yang dapat berubah.
Misalnya : kebiasaan merokok, olah raga.
2. Menurut Kestabilan Peranan Faktor risiko :
a) Suspected Risk Factors (Faktor risiko yg dicurigai)
Yaitu Faktor risiko yang belum mendapat dukungan
ilmiah/penelitian, dalam peranannya sebagai faktor
yang memengaruhi suatu penyakit. Misalnya merokok
yang merupakan penyebab kanker leher rahim.
9. b.) Established Risk Factors (Faktor risiko yang telah
ditegakkan) Yaitu Faktor risiko yang telah mendapat
dukungan ilmiah/penelitian, dalam peranannya sebagai
faktor yang mempengaruhi kejadian suatu penyakit.
Misalnya, rokok sebagai Faktor risiko terjadinya kanker
paru. Perlunya dikembangkan konsep Faktor risiko ini
dalam Epidemiologi PTM dikarenakan beberapa alasan,
antara lain :
1) Tidak jelasnya kausa PTM terutama dalam hal ada
tidaknya mikroorganisme dalam PTM.
2) Menonjolnya penerapan konsep multikausal pada
PTM.
3) Kemungkinan terjadinya penambahan atau interaksi
antar resiko.
4) Perkembangan metodologik telah memungkinkan
FAKTOR RISIKO PENYAKIT
TIDAK MENULAR