SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
KECEPATAN REAKSI
Kelompok 3
• Calvin Febryand
• Esa Aditya Anugrah
• Fitriana Eka Setyaningrum
• Quina Fathonah
• Riva Aprilia
TEORI TUMBUKAN
REAKSI PENENTU

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH

PENERAPAN KONSEP KECEPATAN REAK
TEORI TUMBUKAN
Reaksi terjadi karena adanya tumbukan
antara partikel-partikel zat yang bereaksi.
Tetapi tidak semua tumbukan akan
menghasilkan reaksi karena tumbukan yang
terjadi harus mempunyai energi yang cukup
untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat
yang bereaksi.
Tumbukan
antara
pereaksi
ada
yang
menghasilkan reaksi dan tidak, sebagai contoh
amati gambar reaksi antara hidrogen dan iodium
berikut:
Gambar ::Tumbukan
Gambar Tumbukan
hidrogen dan iodium
hidrogen dan iodium
yang menghasilkan
yang menghasilkan
reaksi
reaksi

Gambar ::Tumbukan
Gambar Tumbukan
hidrogen dan iodium
hidrogen dan iodium
yang tidak
yang tidak
menghasilkan reaksi
menghasilkan reaksi
Tumbukan
yang
dapat
menghasilkan
reaksi
disebut
tumbukan
efektif.
Sebelum
tumbukan terjadi, partikel-partikel
memerlukan suatu energi minimal
yang dikenal sebagai energi
pengaktifan atau energi aktivasi
(Ea). Jadi, energi pengaktifan
adalah energi minimal yang
diperlukan untuk berlangsungnya
suatu reaksi. Contohnya reaksi
antara hidrogen (H2) dengan
oksigen (O2) menghasilkan air
(H2O).
Gambar
disamping
merupakan energi pengaktifan
untuk reaksi pembentukan air
(H2O)
Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat
kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada
pada puncak energi, jika reaksi berhasil maka zat
kompleks teraktivasi akan terurai menjadi hasil reaksi.
Hubungan antara energi pengaktifan dengan energi
yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung
dapat dilihat pada gambar berikut:
TAHAP PENENTU KECEPATAN REAKSI
Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat
berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu.Secara umum
kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut:
V = k[A]x [B]y
dimana:
V = kecepatan reaksi (M/s)
k = tetapan laju reaksi
x = orde reaksi terhadap zat A
y = orde reaksi terhadap zat B
(x + y) adalah orde reaksi keseluruhan
[A] dan [B] adalah konsentrasi zat pereaksi. (M)
Tahapan penentu laju adalah tahapan yang
berlangsung paling lambat. Untuk reaksi banyak
langkah (reaksi kompleks) maka tiap tahap reaksi
dipandang sebagai proses elementer. Untuk proses
ele-menter maka laju reaksi sebanding dengan
konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan koefisien
yang secara umum umum ditulis.

R = k Aa + Bb
Laju reaksi kompleks ditentukan berdasarkan
eksperimen de¬ngan mengikuti tiga pedoman sebagai
berikut.
1.Proses elementer dengan peruraian molekul tunggal
(um-molekuler) atau tumbukan dua molekul
(bimolekuler) lebih mung-kin dibandingkan dengan tiga
molekul bertumbukan secara serentak (tennolekulaer).
2.Semua proses elementer dipandang sebagai proses
dapat balik (reversibel) dan akan mencapai kondisi
keadaan tetap (steady state) yaitu laju ke kiri dan ke
kanan sama sehingga konsentrasi konstan
3.Proses elementer yang berlangsung paling lambat
adalah me-rupakan laju penentu kecepatan reaksi
(RDS).
Contoh: 4 HBr(g) + O2(g) → 2 H2O(g) + 2 Br2(g)
Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa
tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan 4 molekul HBr.
Suatu reaksi baru dapat berlangsung apabila ada
tumbukan yang berhasil antara molekul-molekul
yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4
molekul HBr dengan 1 molekul O2 kecil sekali
kemungkinannya untuk berhasil. Tumbukan yang
mungkin berhasil adalah tumbukan antara 2
molekul yaitu 1 molekul HBr dengan 1 molekul O2.
Hal ini berarti reaksi di atas harus berlangsung
dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahaptahapnya adalah :
Tahap 1 : HBr + O2 HOOBr

(lambat)

Tahap 2 : HBr + HOOBr 2HOBr
Tahap 3 : HBr + HOBr
H2O + Br2
4HBr + O2

(cepat)
(cepat)

2H2O + 2Br2

Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan
berlangsungnya reaksi tersebut ditentukan oleh kecepatan
reaksi pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang
berlangsungnya paling lambat.
Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut
“mekanisme reaksi” dan kecepatan berlangsungnya reaksi
keselurahan ditentukan oleh reaksi yang paling lambat
dalam mekanisme
reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KECEPATAN REAKSI
Ada beberapa hal yang mempengaruhi
kecepatan reaksi berdasarkan teori tumbukan,
diantaranya:

Konsentrasi
Luas Permukaan Bidang Sentuh
Temperatur
Katalis
Pengaruh Konsentrasi
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
terhadap kecepatan reaksi, kita bisa
menyimpulkan dari kegiatan percobaan
berikut.
Mg
Mg

HCl
1M
Tabung 11
Tabung

Mg
Mg

HCl
2M
Tabung 22
Tabung

Mg
Mg

HCl
3M
Tabung 33
Tabung
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
Mg(s) + 2 HCl(aq) = MgCl2(aq) + H2(g)
Data percobaan reaksi pita Mg dengan Larutan HCl
Tabung
Reaksi

Pita Logam
Mg

10 mL HCl

Waktu Reaksi
(detik)

1

5 cm

1M

30

2

5 cm

2M

15

3

5 cm

3M

10

Dari data tersebut kita dapat mengetahui
bahwa semakin besar konsentrasi HCl, semakin
cepat Mg habis bereaksi.
Zat
yang
konsentrasinya
besar
mengandung jumlah partikel yang lebih
banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun
lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya
rendah.
Partikel yang susunannya lebih rapat akan
lebih sering bertumbukan dibanding dengan
partikel yang susunannya renggang, sehingga
kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Semakin besar konsentrasi, semakin cepat reaksi
Semakin besar konsentrasi, semakin cepat reaksi
sehingga semakin besar kecepatan reaksi.
sehingga semakin besar kecepatan reaksi.
Pengaruh Luas Permukaan Bidang
Sentuh

Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan
terhadap kecepatan reaksi, kita bisa
menyimpulkan dari kegiatan percobaan
berikut.
HCl 2M
HCl 2M

HCl 2M
HCl 2M

HCl 2M
HCl 2M

CaCO3
Serbuk

CaCO3
Butiran

CaCO3
Kepingan

Tabung 11
Tabung

Tabung 22
Tabung

Tabung 33
Tabung
Persamaan reaksi yang terjadi adalah:
CaCO3(s) + 2 HCl(aq) ―> CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Laju reaksi CaCO3 dan HCl
Percobaan

CaCO3 1 gram

Konsentrasi
HCl

Waktu Reaksi
(detik)

1

Serbuk

2M

5

2

Butiran

2M

15

3

Kepingan

2M

39

Berdasarkan data
disimpulkan bahwa:

pada

tabel

dapat
• Untuk massa CaCO3 yang sama (1 gram), tetapi
bentuknya
berbeda
(serbuk,
butiran,
kepingan), waktu reaksi yang diperlukan akan
berbeda
• Semakin halus bentuk CaCO3, artinya semakin
luas permukaan bidang sentuh, semakin
singkat waktu reaksi, berarti semakin cepat
reaksinya.
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin
Semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin
besar kecepatan reaksinya.
besar kecepatan reaksinya.
Pengaruh Temperatur
Untuk mengetahui pengaruh temperatur
terhadap kecepatan reaksi, kita bisa
menyimpulkan dari kegiatan percobaan
berikut.
HCl 2M
HCl 2M

HCl 2M
HCl 2M

HCl 2M
HCl 2M

Tabung 11
Tabung

Tabung 22
Tabung

Tabung 33
Tabung

Na2SSO330,2 M,
Na2 22O 0,2 M,
27⁰C
27⁰C

Na2SSO330,2M,
Na2 22O 0,2M,
37⁰C
37⁰C

Na2SSO330,2 M,
Na2 22O 0,2 M,
47⁰C
47⁰C
Persamaan reaksi yang terjadi adalah
Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) ―> 2 NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)
Data percobaan waktu reaksi Na2S2O3 dan HCl
Percobaan

Temperatur
(⁰C)

10 mL HCl

20 mL
Na2S2O3

Waktu
Reaksi
(detik)

1

27

2M

0,2 M

18

2

37

2M

0,2 M

9

3

47

2M

0,2 M

4

Dari hasil percobaan diatas, ternyata
setiap kenaikan temperatur 10 ⁰C reaksi
berlangsung 2 kali lebih cepat.
Pada umumnya, kecepatan reaksi menjadi
2 kali lebih besar jika temperatur dinaikkan
10 ⁰C. Jika kecepatan reaksi pada t1⁰C = v1 dan
pada t2⁰C = v2 maka dapat dirumuskan:

V22 = 2(Δt/10) .. v11
V = 2(Δt/10) v

Setiap partikel selalu bergerak. Dengan
menaikkan temperatur energi gerak atau
energi kinetik molekul akan bertambah,
sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah
sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih
cepat pada temperatur yang lebih tinggi.
Temperatur juga memperbesar energi
potensial dari suatu zat. Zat-zat yang energi
potensialnya kecil jika bertumbukan sukar
menghasilkan reaksi karena sukar melampaui
energi
pengaktifan.
Dengan
naiknya
temperatur, energi potensial zat akan menjadi
lebih besar sehingga jika bertumbukan akan
menghasilkan reaksi.
Kesimpulan:
Kesimpulan:
Semakin tinggi temperatur, semakin besar
Semakin tinggi temperatur, semakin besar
kecepatan reaksinya.
kecepatan reaksinya.
Contoh soal:
Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih
cepat setiap temperatur dinaikkan 10 ⁰C. Jika
kecepatan suatu reaksi pada temperatur 30 ⁰C
adalah x Ms-1, berapakah kecepatan reaksi
pada 70 ⁰C?
Jawab:
Δt = (70 – 30) ⁰C = 40 ⁰C
v2 = 2(40/10) . x
= 24 . x = 16 x
Pengaruh Katalis
Katalis
adalah
zat
yang
dapat
memperbesar kecepatan reaksi, tetapi tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen
(kekal), sehingga pada akhir reaksi zat
tersebut dapat diperoleh kembali.
Kecepatan reaksi akan semakin cepat jika
pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis
akan menurunkan energi pengaktifan. Jika
energi pengaktifan kecil maka akan banyak
tumbukan yang berhasil, sehingga reaksi lebih
cepat terjadi. Jika energi pengaktifan tinggi
maka banyak tumbukan yang tidak berhasil,
karena tidak mempunyai energi yang cukup
untuk terjadinya reaksi, sehingga reaksi
berlangsung lambat.
Pada suatu reaksi, katalis berfungsi
menurunkan energi pengaktifan (energi
aktivasi) dengan cara mengubah mekanisme
reaksi, yaitu menambah tahap-tahap reaksi.
Katalis ikut serta dalam suatu tahap reaksi dan
terbentuk kembali dalam satu satu tahap
reaksi berikutnya. Misalkan, tanpa katalis
reaksi terjadi dalam satu tahap.
P + QR ―> PQ + R (energi pengaktifan tinggi)
Dengan katalis, tahap-tahap reaksi tersebut menjadi
bertambah.
Katalis + QR
―> Q katalis + R (EP rendah)
Q katalis + P
―> PQ + katalis +(EP rendah)
P + QR
―> PQ + R
O2(g) + 2 SO2(g) ―> 2 SO3(g) (EP tinggi)
Setelah ditambahkan gas NO yang berfungsi sebagai
katalis tahap-tahap reaksi menjadi:
2 NO(g) + O2(g)
―> 2 NO2(g)
2 NO2(g) + 2 SO2

―>

2 SO3(g) + 2 NO(g)

O2(g) + 2 SO2(g)

―>

2 SO3(g)
Energi pengaktifan suatu reaksi menjadi lebih
rendah jika menggunakan katalis, sehingga
persentase partikel yang mempunyai energi lebih
besar daripada energi pengaktifan lebih banyak.
Tumbukan yang menghasilkan reaksi atau tumbukan
efektif menjadi lebih sering terjadi, sehingga reaksi
lebih cepat.
Jenis – Jenis Katalis
Berdasarkan wujudnya, katalis dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu katalis
homogen dan katalis heterogen.
1. Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat
bercampur secara homogen dengan zat
pereaksinya karena mempunyai wujud yang
sama.
Contoh:
1. Katalis dan pereaksi berwujud gas
2 SO2(g) + O2(g) ―> 2 SO3(g)
2. Katalis dan pereaksi berwujud cair
C12H22O11(aq) + H2O(l) ―> C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq)
Penguraian H2O2(g) berlangsung lambat, tetapi
dengan adanya katalis NaBr(aq). Pembentukan O2(g) lebih
cepat terjadi.
2 H2O2(aq) ―> 2 H2O(l) + O2(g)
2. Katalis Heterogen
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak
dapat bercampur secara homogen dengan
pereaksinya karena wujudnya berbeda.
Contoh:
Katalis berwujud padat, sedangkan pereaksi
berwujud gas.
2 SO2(g) + O2(g) ―> 2 SO3(g)
C2H4(g) + H2(g) ―> C2H6(g)
Untuk mengurangi emisi pencemaran
hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon
monoksida, dan nitrogen oksida, dapat
digunakan katalis. Katalis tersebut dikenal
dengan konverter katalitik, yang dirancang
sekaligus dapat mengoksidasi hidrokarbon
dan karbon monoksida serta dapat mereduksi
nitrogen oksida.
CO(g), CxHy(g), O2(g) ―> CO2(g), H2O(g)
NO(g), NO2(g) ―> N2(g) + O2(g)
Di samping dua macam katalis di atas dikenal
juga katalis lain, seperti biokatalis dan autokatalis.
a) Biokatalis
Enzim dikenal sebagai biokatalis karena
bertindak sebagai katalis pada proses metabolisme.
Enzim adalah molekul protein besar (biasanya
dengan massa molar 20.000 gram mol-1 atau lebih)
yang dengan strukturnya mampu melakukan reaksi
spesifik. Satu atau lebih molekul reaktan (yang
disebut subtrat) melekat pada daerah aktif enzim.
Daerah aktif merupakan daerah pada permukaan
enzim yang struktur dan sifat kimianya menyebabkan
subtrat tertentu dapat melekat padanya, lalu
transformasi kimia dapat terjadi.
Banyak enzim sangat spesifik pada daerah aktifnya.
Contoh
1. Enzim urease, mengkatalis hidrolisis urea
((NH2)2CO).
H3O+(aq) + (NH2)2CO(aq) + H2O(l) ―> 2 NH4+(aq) + HNO3-(aq)
2. Enzim hidrolase, mempercepat pemecahan
bahan makanan melalui reaksi hidrolisis.
3. Enzim oksidase, mempercepat reaksi oksidasi.
b) Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang
bertindak sebagai katalis.
Contoh:
1. CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil
asetat dengan air merupakan autokatalis
reaksi tersebut.
CH3COOCH3(aq) + H2O(l) ―> CH3COOH(aq) + CH3OH(aq)
Dengan terbentuknya CH3COOH reaksi
menjadi bertambah cepat.
2. MnSO4 yang dihasilkan dari reaksi kalium
permanganat dengan asam oksalat yang
diasamkan merupakan autokatalis reaksi
tersebut.
2 KMnO4(aq) + 5 H2C2O4(aq) + 3 H2SO4(aq) ―> 2
MnSO4(aq) + K2SO4(aq) + 8 H2O(l) + 10 CO2(g)
Selain itu terdapat juga zat yang sifatnya
berlawanan dengan katalis, yang disebut dengan
antikatalis karena memperlambat suatu reaksi,
yaitu inhibitor dan racun katalis.
Inhibitor
Inhibitor
adalah
zat
yang
dapat
memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi.
Contoh:
1. I2 atau CO yang bersifat inhibitor pada reaksi:
2 H2(g) + O2(g) ―> 2 H2O(l)
2. SnCl2 bersifat inhibitor pada reaksi:
H SO + udara ―> H SO
Racun Katalis
Racun katalis adalah zat yang dalam jumlah
sedikit dapat menghambat kerja katalis.
Contoh:
1. CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis
pada reaksi:
2 H2(g) + O2(g) ―> 2 H2O(l)
2. Senyawa-senyawa arsen merupakan racun
katalis pada reaksi:
2 SO2(g) + O2(g) ―> 2 SO3(g)
PENERAPAN KECEPATAN REAKSI
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
• Kaporit (CaOCl2) digunakan untuk membersihkan kumankuman yang ada dalam kolam renang. Konsentrasi larutan
kaporit yang digunakan sangat menentukan kebersihan
kolam renang. Apabila konsentrasinya terlalu rendah, maka
larutan kaporit tidak cukup kuat untuk mematikan kumankuman dalam kolam renang.
• Padatan vanadium oksida (V2O5) pada produksi asam sulfat
dan besi pada proses Haber-Bosch (pembuatan amoniak)
yang dapat mempercepat kesetimbangan
• Serta platinum pada industri konversi amonium ke asam
nitrat
• Pada industri pembuatan mesin mobil untuk mengurangi
mesin pencemar.
DAFTAR PUSTAKA
• Rahayu, Sri, N., dkk. 2007. Sains Kimia 2
SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara.
• http://www.batalyonchamistr.blogspot.com
• http://www.forumsains.blogspot.com
• http://www.zonakimia.web.id
THANK YOU

More Related Content

What's hot

Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Nanda Reda
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukan
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukanFaktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukan
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukanA.p. Nugroho
 
Kinetika dan katalisis (1)
Kinetika dan katalisis (1)Kinetika dan katalisis (1)
Kinetika dan katalisis (1)imeldaimelda20
 
Laju reaksi 2
Laju reaksi 2Laju reaksi 2
Laju reaksi 2makharany
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Utami Irawati
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiDian Mustikasari
 
Pengantar termodinamika-kimia-hk-1
Pengantar termodinamika-kimia-hk-1Pengantar termodinamika-kimia-hk-1
Pengantar termodinamika-kimia-hk-1Eka Puspa Rini
 
Kimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme ReksiKimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme Reksimarnitukan
 
Soal2 laju reaksi kesetimbangan
Soal2 laju reaksi  kesetimbanganSoal2 laju reaksi  kesetimbangan
Soal2 laju reaksi kesetimbanganDian Fery Irawan
 
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhipenentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhirendrafauzi
 

What's hot (20)

Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4Kinetika kimia kelompok 4
Kinetika kimia kelompok 4
 
Laju Reaksi
Laju ReaksiLaju Reaksi
Laju Reaksi
 
Teori Tumbukan
Teori TumbukanTeori Tumbukan
Teori Tumbukan
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Laju reaksi smt.i SMA NEHERI 1 RAHA
Laju reaksi  smt.i SMA NEHERI 1 RAHA Laju reaksi  smt.i SMA NEHERI 1 RAHA
Laju reaksi smt.i SMA NEHERI 1 RAHA
 
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukan
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukanFaktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukan
Faktor faktor yang mempengaruhi laju reaksi berdasarkam teori tumbukan
 
Kinetika dan katalisis (1)
Kinetika dan katalisis (1)Kinetika dan katalisis (1)
Kinetika dan katalisis (1)
 
Laju reaksi 2
Laju reaksi 2Laju reaksi 2
Laju reaksi 2
 
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)Termodinamika kimia (pertemuan 1)
Termodinamika kimia (pertemuan 1)
 
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksiPenentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
Penentuan laju reaksi dan tetapan laju reaksi
 
Laporan Kimia Dasar
Laporan Kimia DasarLaporan Kimia Dasar
Laporan Kimia Dasar
 
Laju Reaksi XI
Laju Reaksi XILaju Reaksi XI
Laju Reaksi XI
 
Thermodinamika Kimia
Thermodinamika KimiaThermodinamika Kimia
Thermodinamika Kimia
 
Pengantar termodinamika-kimia-hk-1
Pengantar termodinamika-kimia-hk-1Pengantar termodinamika-kimia-hk-1
Pengantar termodinamika-kimia-hk-1
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
Laju Reaksi.ppt
Laju Reaksi.pptLaju Reaksi.ppt
Laju Reaksi.ppt
 
Lajur eaksi
Lajur eaksiLajur eaksi
Lajur eaksi
 
Kimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme ReksiKimia Fisika Mekanisme Reksi
Kimia Fisika Mekanisme Reksi
 
Soal2 laju reaksi kesetimbangan
Soal2 laju reaksi  kesetimbanganSoal2 laju reaksi  kesetimbangan
Soal2 laju reaksi kesetimbangan
 
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhipenentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
penentuan laju reaksi dan faktor faktor yang mempengaruhi
 

Similar to Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo

Similar to Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo (20)

LAJU REAKSI.ppt
LAJU REAKSI.pptLAJU REAKSI.ppt
LAJU REAKSI.ppt
 
laju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.pptlaju_reaksi_ppt.ppt
laju_reaksi_ppt.ppt
 
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.pptTugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
Tugas Kimia - Laju Reaksi - Enisa Dkk.ppt
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 
LAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptxLAJU REAKSI.pptx
LAJU REAKSI.pptx
 
Laporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum KimiaLaporan Praktikum Kimia
Laporan Praktikum Kimia
 
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
Laporan kelompok 3(kinetika reaksi)
 
Laju reaksi wahyu fajar
Laju reaksi   wahyu fajarLaju reaksi   wahyu fajar
Laju reaksi wahyu fajar
 
Resti
RestiResti
Resti
 
lajur_kim2_5.pdf
lajur_kim2_5.pdflajur_kim2_5.pdf
lajur_kim2_5.pdf
 
Promosi
Promosi Promosi
Promosi
 
Laporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksiLaporan kinetika reaksi
Laporan kinetika reaksi
 
Laju reaksi. ok ppt
Laju reaksi. ok pptLaju reaksi. ok ppt
Laju reaksi. ok ppt
 
Kinematika reaksi
Kinematika reaksiKinematika reaksi
Kinematika reaksi
 
BAB 3 - Laju Reaksi.pptx
BAB 3 - Laju Reaksi.pptxBAB 3 - Laju Reaksi.pptx
BAB 3 - Laju Reaksi.pptx
 
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptxpresentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
presentasi_laju_reaksi_pptx.pptx
 
2
22
2
 
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docxJurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
Jurnal Percobaan IV_ Kelompok 3(1) (1).docx
 
MATERI KIMIA KELOMPOK 3.ppt
MATERI KIMIA KELOMPOK 3.pptMATERI KIMIA KELOMPOK 3.ppt
MATERI KIMIA KELOMPOK 3.ppt
 
Laju reaksi
Laju reaksiLaju reaksi
Laju reaksi
 

More from Quina Fathonah

Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"
Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"
Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"Quina Fathonah
 
Cerpen : Kisah Cinta, Entahlah
Cerpen : Kisah Cinta, EntahlahCerpen : Kisah Cinta, Entahlah
Cerpen : Kisah Cinta, EntahlahQuina Fathonah
 
Kultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'arufKultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'arufQuina Fathonah
 
Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014
Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014
Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014Quina Fathonah
 
Tugas PKN Menganalisis kasus Pembunuhan
Tugas PKN Menganalisis kasus PembunuhanTugas PKN Menganalisis kasus Pembunuhan
Tugas PKN Menganalisis kasus PembunuhanQuina Fathonah
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Quina Fathonah
 

More from Quina Fathonah (7)

Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"
Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"
Buku Kumpulan Puisi XII-5 "Goresal Si Dul"
 
Kisah cinta, entahlah
Kisah cinta, entahlahKisah cinta, entahlah
Kisah cinta, entahlah
 
Cerpen : Kisah Cinta, Entahlah
Cerpen : Kisah Cinta, EntahlahCerpen : Kisah Cinta, Entahlah
Cerpen : Kisah Cinta, Entahlah
 
Kultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'arufKultum : Khitbah dan Ta'aruf
Kultum : Khitbah dan Ta'aruf
 
Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014
Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014
Visible Light Group 4 11.4 SMAKBo 2013/2014
 
Tugas PKN Menganalisis kasus Pembunuhan
Tugas PKN Menganalisis kasus PembunuhanTugas PKN Menganalisis kasus Pembunuhan
Tugas PKN Menganalisis kasus Pembunuhan
 
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
Penetapan Kadar Kalsium (Ca) dalam Kalium Karbonat (CaCO3)
 

Recently uploaded

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Kecepatan Reaksi 10.7 58 SMAKBo

  • 2. Kelompok 3 • Calvin Febryand • Esa Aditya Anugrah • Fitriana Eka Setyaningrum • Quina Fathonah • Riva Aprilia
  • 3.
  • 4. TEORI TUMBUKAN REAKSI PENENTU FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUH PENERAPAN KONSEP KECEPATAN REAK
  • 5. TEORI TUMBUKAN Reaksi terjadi karena adanya tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi. Tetapi tidak semua tumbukan akan menghasilkan reaksi karena tumbukan yang terjadi harus mempunyai energi yang cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan pada zat yang bereaksi.
  • 6. Tumbukan antara pereaksi ada yang menghasilkan reaksi dan tidak, sebagai contoh amati gambar reaksi antara hidrogen dan iodium berikut: Gambar ::Tumbukan Gambar Tumbukan hidrogen dan iodium hidrogen dan iodium yang menghasilkan yang menghasilkan reaksi reaksi Gambar ::Tumbukan Gambar Tumbukan hidrogen dan iodium hidrogen dan iodium yang tidak yang tidak menghasilkan reaksi menghasilkan reaksi
  • 7. Tumbukan yang dapat menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Sebelum tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimal yang dikenal sebagai energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Jadi, energi pengaktifan adalah energi minimal yang diperlukan untuk berlangsungnya suatu reaksi. Contohnya reaksi antara hidrogen (H2) dengan oksigen (O2) menghasilkan air (H2O). Gambar disamping merupakan energi pengaktifan untuk reaksi pembentukan air (H2O)
  • 8. Ketika reaksi sedang berlangsung akan terbentuk zat kompleks teraktivasi. Zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi, jika reaksi berhasil maka zat kompleks teraktivasi akan terurai menjadi hasil reaksi. Hubungan antara energi pengaktifan dengan energi yang diserap atau dilepaskan selama reaksi berlangsung dapat dilihat pada gambar berikut:
  • 9. TAHAP PENENTU KECEPATAN REAKSI Kecepatan reaksi adalah banyaknya mol/liter suatu zat yang dapat berubah menjadi zat lain dalam setiap satuan waktu.Secara umum kecepatan reaksi dapat dirumuskan sebagai berikut: V = k[A]x [B]y dimana: V = kecepatan reaksi (M/s) k = tetapan laju reaksi x = orde reaksi terhadap zat A y = orde reaksi terhadap zat B (x + y) adalah orde reaksi keseluruhan [A] dan [B] adalah konsentrasi zat pereaksi. (M)
  • 10. Tahapan penentu laju adalah tahapan yang berlangsung paling lambat. Untuk reaksi banyak langkah (reaksi kompleks) maka tiap tahap reaksi dipandang sebagai proses elementer. Untuk proses ele-menter maka laju reaksi sebanding dengan konsentrasi reaktan dipangkatkan dengan koefisien yang secara umum umum ditulis. R = k Aa + Bb
  • 11. Laju reaksi kompleks ditentukan berdasarkan eksperimen de¬ngan mengikuti tiga pedoman sebagai berikut. 1.Proses elementer dengan peruraian molekul tunggal (um-molekuler) atau tumbukan dua molekul (bimolekuler) lebih mung-kin dibandingkan dengan tiga molekul bertumbukan secara serentak (tennolekulaer). 2.Semua proses elementer dipandang sebagai proses dapat balik (reversibel) dan akan mencapai kondisi keadaan tetap (steady state) yaitu laju ke kiri dan ke kanan sama sehingga konsentrasi konstan 3.Proses elementer yang berlangsung paling lambat adalah me-rupakan laju penentu kecepatan reaksi (RDS).
  • 12. Contoh: 4 HBr(g) + O2(g) → 2 H2O(g) + 2 Br2(g) Dari persamaan reaksi di atas terlihat bahwa tiap 1 molekul O2 bereaksi dengan 4 molekul HBr. Suatu reaksi baru dapat berlangsung apabila ada tumbukan yang berhasil antara molekul-molekul yang bereaksi. Tumbukan sekaligus antara 4 molekul HBr dengan 1 molekul O2 kecil sekali kemungkinannya untuk berhasil. Tumbukan yang mungkin berhasil adalah tumbukan antara 2 molekul yaitu 1 molekul HBr dengan 1 molekul O2. Hal ini berarti reaksi di atas harus berlangsung dalam beberapa tahap dan diperkirakan tahaptahapnya adalah :
  • 13. Tahap 1 : HBr + O2 HOOBr (lambat) Tahap 2 : HBr + HOOBr 2HOBr Tahap 3 : HBr + HOBr H2O + Br2 4HBr + O2 (cepat) (cepat) 2H2O + 2Br2 Dari contoh di atas ternyata secara eksperimen kecepatan berlangsungnya reaksi tersebut ditentukan oleh kecepatan reaksi pembentukan HOOBr yaitu reaksi yang berlangsungnya paling lambat. Rangkaian tahap-tahap reaksi dalam suatu reaksi disebut “mekanisme reaksi” dan kecepatan berlangsungnya reaksi keselurahan ditentukan oleh reaksi yang paling lambat dalam mekanisme reaksi. Oleh karena itu, tahap ini disebut tahap
  • 14. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN REAKSI Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecepatan reaksi berdasarkan teori tumbukan, diantaranya: Konsentrasi Luas Permukaan Bidang Sentuh Temperatur Katalis
  • 15. Pengaruh Konsentrasi Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kecepatan reaksi, kita bisa menyimpulkan dari kegiatan percobaan berikut. Mg Mg HCl 1M Tabung 11 Tabung Mg Mg HCl 2M Tabung 22 Tabung Mg Mg HCl 3M Tabung 33 Tabung
  • 16. Persamaan reaksi yang terjadi adalah: Mg(s) + 2 HCl(aq) = MgCl2(aq) + H2(g) Data percobaan reaksi pita Mg dengan Larutan HCl Tabung Reaksi Pita Logam Mg 10 mL HCl Waktu Reaksi (detik) 1 5 cm 1M 30 2 5 cm 2M 15 3 5 cm 3M 10 Dari data tersebut kita dapat mengetahui bahwa semakin besar konsentrasi HCl, semakin cepat Mg habis bereaksi.
  • 17. Zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersusun lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat akan lebih sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar. Kesimpulan: Kesimpulan: Semakin besar konsentrasi, semakin cepat reaksi Semakin besar konsentrasi, semakin cepat reaksi sehingga semakin besar kecepatan reaksi. sehingga semakin besar kecepatan reaksi.
  • 18. Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh Untuk mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap kecepatan reaksi, kita bisa menyimpulkan dari kegiatan percobaan berikut. HCl 2M HCl 2M HCl 2M HCl 2M HCl 2M HCl 2M CaCO3 Serbuk CaCO3 Butiran CaCO3 Kepingan Tabung 11 Tabung Tabung 22 Tabung Tabung 33 Tabung
  • 19. Persamaan reaksi yang terjadi adalah: CaCO3(s) + 2 HCl(aq) ―> CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g) Laju reaksi CaCO3 dan HCl Percobaan CaCO3 1 gram Konsentrasi HCl Waktu Reaksi (detik) 1 Serbuk 2M 5 2 Butiran 2M 15 3 Kepingan 2M 39 Berdasarkan data disimpulkan bahwa: pada tabel dapat
  • 20. • Untuk massa CaCO3 yang sama (1 gram), tetapi bentuknya berbeda (serbuk, butiran, kepingan), waktu reaksi yang diperlukan akan berbeda • Semakin halus bentuk CaCO3, artinya semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin singkat waktu reaksi, berarti semakin cepat reaksinya. Kesimpulan: Kesimpulan: Semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin Semakin luas permukaan bidang sentuh, semakin besar kecepatan reaksinya. besar kecepatan reaksinya.
  • 21. Pengaruh Temperatur Untuk mengetahui pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi, kita bisa menyimpulkan dari kegiatan percobaan berikut. HCl 2M HCl 2M HCl 2M HCl 2M HCl 2M HCl 2M Tabung 11 Tabung Tabung 22 Tabung Tabung 33 Tabung Na2SSO330,2 M, Na2 22O 0,2 M, 27⁰C 27⁰C Na2SSO330,2M, Na2 22O 0,2M, 37⁰C 37⁰C Na2SSO330,2 M, Na2 22O 0,2 M, 47⁰C 47⁰C
  • 22. Persamaan reaksi yang terjadi adalah Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) ―> 2 NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s) Data percobaan waktu reaksi Na2S2O3 dan HCl Percobaan Temperatur (⁰C) 10 mL HCl 20 mL Na2S2O3 Waktu Reaksi (detik) 1 27 2M 0,2 M 18 2 37 2M 0,2 M 9 3 47 2M 0,2 M 4 Dari hasil percobaan diatas, ternyata setiap kenaikan temperatur 10 ⁰C reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat.
  • 23. Pada umumnya, kecepatan reaksi menjadi 2 kali lebih besar jika temperatur dinaikkan 10 ⁰C. Jika kecepatan reaksi pada t1⁰C = v1 dan pada t2⁰C = v2 maka dapat dirumuskan: V22 = 2(Δt/10) .. v11 V = 2(Δt/10) v Setiap partikel selalu bergerak. Dengan menaikkan temperatur energi gerak atau energi kinetik molekul akan bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. Itulah sebabnya reaksi kimia berlangsung lebih cepat pada temperatur yang lebih tinggi.
  • 24. Temperatur juga memperbesar energi potensial dari suatu zat. Zat-zat yang energi potensialnya kecil jika bertumbukan sukar menghasilkan reaksi karena sukar melampaui energi pengaktifan. Dengan naiknya temperatur, energi potensial zat akan menjadi lebih besar sehingga jika bertumbukan akan menghasilkan reaksi. Kesimpulan: Kesimpulan: Semakin tinggi temperatur, semakin besar Semakin tinggi temperatur, semakin besar kecepatan reaksinya. kecepatan reaksinya.
  • 25. Contoh soal: Suatu reaksi berlangsung dua kali lebih cepat setiap temperatur dinaikkan 10 ⁰C. Jika kecepatan suatu reaksi pada temperatur 30 ⁰C adalah x Ms-1, berapakah kecepatan reaksi pada 70 ⁰C? Jawab: Δt = (70 – 30) ⁰C = 40 ⁰C v2 = 2(40/10) . x = 24 . x = 16 x
  • 26. Pengaruh Katalis Katalis adalah zat yang dapat memperbesar kecepatan reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia secara permanen (kekal), sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali.
  • 27. Kecepatan reaksi akan semakin cepat jika pada reaktan ditambahkan katalis. Katalis akan menurunkan energi pengaktifan. Jika energi pengaktifan kecil maka akan banyak tumbukan yang berhasil, sehingga reaksi lebih cepat terjadi. Jika energi pengaktifan tinggi maka banyak tumbukan yang tidak berhasil, karena tidak mempunyai energi yang cukup untuk terjadinya reaksi, sehingga reaksi berlangsung lambat.
  • 28. Pada suatu reaksi, katalis berfungsi menurunkan energi pengaktifan (energi aktivasi) dengan cara mengubah mekanisme reaksi, yaitu menambah tahap-tahap reaksi. Katalis ikut serta dalam suatu tahap reaksi dan terbentuk kembali dalam satu satu tahap reaksi berikutnya. Misalkan, tanpa katalis reaksi terjadi dalam satu tahap.
  • 29. P + QR ―> PQ + R (energi pengaktifan tinggi) Dengan katalis, tahap-tahap reaksi tersebut menjadi bertambah. Katalis + QR ―> Q katalis + R (EP rendah) Q katalis + P ―> PQ + katalis +(EP rendah) P + QR ―> PQ + R O2(g) + 2 SO2(g) ―> 2 SO3(g) (EP tinggi) Setelah ditambahkan gas NO yang berfungsi sebagai katalis tahap-tahap reaksi menjadi: 2 NO(g) + O2(g) ―> 2 NO2(g) 2 NO2(g) + 2 SO2 ―> 2 SO3(g) + 2 NO(g) O2(g) + 2 SO2(g) ―> 2 SO3(g)
  • 30. Energi pengaktifan suatu reaksi menjadi lebih rendah jika menggunakan katalis, sehingga persentase partikel yang mempunyai energi lebih besar daripada energi pengaktifan lebih banyak. Tumbukan yang menghasilkan reaksi atau tumbukan efektif menjadi lebih sering terjadi, sehingga reaksi lebih cepat.
  • 31. Jenis – Jenis Katalis Berdasarkan wujudnya, katalis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu katalis homogen dan katalis heterogen. 1. Katalis Homogen Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur secara homogen dengan zat pereaksinya karena mempunyai wujud yang sama.
  • 32. Contoh: 1. Katalis dan pereaksi berwujud gas 2 SO2(g) + O2(g) ―> 2 SO3(g) 2. Katalis dan pereaksi berwujud cair C12H22O11(aq) + H2O(l) ―> C6H12O6(aq) + C6H12O6(aq) Penguraian H2O2(g) berlangsung lambat, tetapi dengan adanya katalis NaBr(aq). Pembentukan O2(g) lebih cepat terjadi. 2 H2O2(aq) ―> 2 H2O(l) + O2(g)
  • 33. 2. Katalis Heterogen Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat bercampur secara homogen dengan pereaksinya karena wujudnya berbeda. Contoh: Katalis berwujud padat, sedangkan pereaksi berwujud gas. 2 SO2(g) + O2(g) ―> 2 SO3(g) C2H4(g) + H2(g) ―> C2H6(g)
  • 34. Untuk mengurangi emisi pencemaran hidrokarbon yang tidak terbakar, karbon monoksida, dan nitrogen oksida, dapat digunakan katalis. Katalis tersebut dikenal dengan konverter katalitik, yang dirancang sekaligus dapat mengoksidasi hidrokarbon dan karbon monoksida serta dapat mereduksi nitrogen oksida. CO(g), CxHy(g), O2(g) ―> CO2(g), H2O(g) NO(g), NO2(g) ―> N2(g) + O2(g)
  • 35. Di samping dua macam katalis di atas dikenal juga katalis lain, seperti biokatalis dan autokatalis. a) Biokatalis Enzim dikenal sebagai biokatalis karena bertindak sebagai katalis pada proses metabolisme. Enzim adalah molekul protein besar (biasanya dengan massa molar 20.000 gram mol-1 atau lebih) yang dengan strukturnya mampu melakukan reaksi spesifik. Satu atau lebih molekul reaktan (yang disebut subtrat) melekat pada daerah aktif enzim. Daerah aktif merupakan daerah pada permukaan enzim yang struktur dan sifat kimianya menyebabkan subtrat tertentu dapat melekat padanya, lalu transformasi kimia dapat terjadi.
  • 36. Banyak enzim sangat spesifik pada daerah aktifnya. Contoh 1. Enzim urease, mengkatalis hidrolisis urea ((NH2)2CO). H3O+(aq) + (NH2)2CO(aq) + H2O(l) ―> 2 NH4+(aq) + HNO3-(aq) 2. Enzim hidrolase, mempercepat pemecahan bahan makanan melalui reaksi hidrolisis. 3. Enzim oksidase, mempercepat reaksi oksidasi.
  • 37. b) Autokatalis Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis. Contoh: 1. CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metil asetat dengan air merupakan autokatalis reaksi tersebut. CH3COOCH3(aq) + H2O(l) ―> CH3COOH(aq) + CH3OH(aq) Dengan terbentuknya CH3COOH reaksi menjadi bertambah cepat.
  • 38. 2. MnSO4 yang dihasilkan dari reaksi kalium permanganat dengan asam oksalat yang diasamkan merupakan autokatalis reaksi tersebut. 2 KMnO4(aq) + 5 H2C2O4(aq) + 3 H2SO4(aq) ―> 2 MnSO4(aq) + K2SO4(aq) + 8 H2O(l) + 10 CO2(g)
  • 39. Selain itu terdapat juga zat yang sifatnya berlawanan dengan katalis, yang disebut dengan antikatalis karena memperlambat suatu reaksi, yaitu inhibitor dan racun katalis. Inhibitor Inhibitor adalah zat yang dapat memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi. Contoh: 1. I2 atau CO yang bersifat inhibitor pada reaksi: 2 H2(g) + O2(g) ―> 2 H2O(l) 2. SnCl2 bersifat inhibitor pada reaksi: H SO + udara ―> H SO
  • 40. Racun Katalis Racun katalis adalah zat yang dalam jumlah sedikit dapat menghambat kerja katalis. Contoh: 1. CO2, CS2, atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi: 2 H2(g) + O2(g) ―> 2 H2O(l) 2. Senyawa-senyawa arsen merupakan racun katalis pada reaksi: 2 SO2(g) + O2(g) ―> 2 SO3(g)
  • 41. PENERAPAN KECEPATAN REAKSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI • Kaporit (CaOCl2) digunakan untuk membersihkan kumankuman yang ada dalam kolam renang. Konsentrasi larutan kaporit yang digunakan sangat menentukan kebersihan kolam renang. Apabila konsentrasinya terlalu rendah, maka larutan kaporit tidak cukup kuat untuk mematikan kumankuman dalam kolam renang. • Padatan vanadium oksida (V2O5) pada produksi asam sulfat dan besi pada proses Haber-Bosch (pembuatan amoniak) yang dapat mempercepat kesetimbangan • Serta platinum pada industri konversi amonium ke asam nitrat • Pada industri pembuatan mesin mobil untuk mengurangi mesin pencemar.
  • 42. DAFTAR PUSTAKA • Rahayu, Sri, N., dkk. 2007. Sains Kimia 2 SMA/MA. Jakarta: Bumi Aksara. • http://www.batalyonchamistr.blogspot.com • http://www.forumsains.blogspot.com • http://www.zonakimia.web.id