Moderasi beragama penting untuk mencegah konflik antaragama dan menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Dokumen ini menganalisis latar belakang dan kebijakan moderasi beragama, terutama dalam pendidikan, serta mengidentifikasi indikator dan SWOT kebijakan tersebut. Moderasi beragama perlu didukung semua pihak untuk menciptakan harmoni kehidupan beragama dan bernegara.
2. Latar belakang Moderasi Beragama
Di suatu waktu, misalnya, ada umat beragama yang membenturkan pandangan keagamaannya
dengan ritual budaya lokal seperti sedekah laut, festival kebudayaan, atau ritual budaya
lainnya.
Di waktu yang lain kita disibukkan dengan penolakan pembangunan rumah ibadah di suatu
daerah, meski syarat dan ketentuannya sudah tidak bermasalah. Karena umat mayoritas di
daerah itu tidak menghendaki, masyarakat pun jadi berkelahi. Demikian dilansir dari
kemenag.go.id.
Di waktu lainnya, kita disibukkan dengan sikap eksklusif menolak pemimpin urusan publik,
gegara beda agama. Ini terjadi mulai dari tingkat pemilihan gubernur, bupati, walikota,
camat, RW, RT, hingga Ketua OSIS. Kalau pemilihan presiden sih, belum ada presedennya.
Selain itu, ada lagi orang yang atas nama agama ingin mengganti ideologi negara, yang sudah
menjadi kesepakatan bersama bangsa kita. Yang juga mengkhawatirkan, ada pula seruan atas
nama jihad agama untuk mengkafirkan sesama, bahkan boleh membunuh, menghunus pedang,
memenggal kepala, dan menghalalkan darahnya.
Ini semua fakta yang kita hadapi, karena keragaman paham umat beragama di Indonesia memang
amat tak terperi. Nyaris tak mungkin alias mustahil kita bisa menyatukan cara pandang
keagamaan umat beragama di Indonesia. Sementara, keragaman klaim kebenaran atas tafsir
agama, bisa memunculkan gesekan dan konflik.
6. ANALISIS SWOT :
Kekuatan :
1. Moderasi Beragama didukung oleh pemerintah dalam RPJMN 2020-2024
2. Spirit moderasi beragama selaras dengan nilai kehidupan berbangsa
3. Menghidupkan diskursus kajian moderasi beragama yang dinamis
4. Membendung ideologi transnasional yang ekstrimisme di instansi pendidikan
Kelemahan :
1. Belum terbentuknya kurikulum yang matang tentang moderasi beragama
2. Minimnya sosialisasi ditingkatan pendidikan sekolah/madrasah.
3. Banyaknya tenaga pendidik yang belum memahami konsepsi moderasi beragama
4. Sebagian ASN, Tenaga pendidik telah terpapar ideologi yang bertentangan dengan spirit
moderasi beragama dan nasionalisme
5. Belum ada regulasi yang jelas dan mengikat terkait Moderasi Beragama
7. Peluang :
1. Banyaknya Dai dan akademisi yang lebih menyejukkan dalam
menyampaikan nilai Agama
2. Islam di Indonesia dapat menjadi contoh bagi dunia, tentang peradaban
yang harmoni ditengah keberagaman
3. Cara pandang dan praktik keberagamaan akan sejuk di setiap elemen
berbangsa dan bernegara
4. Pendidikan menjadi garda terdepan dalam ideologisasi moderasi beragama
5. Semakin banyak refrensi & karya ilmiah tentang kajian moderasi
beragama
Ancaman :
1. Timbulnya resistensi dari kelompok ‘kanan’/islam transnasional
2. Dituduh sebagai konsepsi sekulerisme
3. Rentan dibenturkan dengan isu SARA
4. Menjadi pro – kontra (kegaduhan) jika tidak disosialisasikan dengan
massif dan terstruktur.
8. Kongklusi
Moderasi beragama itu adalah cara pandang, sikap, dan
praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan cara
mengejawantahkan esensi ajaran agama - yang melindungi
martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan
umum, berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati
konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa.
Wasatiyah/Moderasi menjadi gagasan penting dan perlu
dukungan dari setiap elemen, bukan hanya pendidikan
semata. sebab moderasi beragama menjadi tanggung
jawab bersama demi terciptanya harmonisasi kehidupan
beragama dan bernegara.