PRRI dan Permesta adalah pemberontakan yang terjadi pada tahun 1958 di Sumatera dan Sulawesi yang disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat akibat kebijakan sentralistik dan ketimpangan pembangunan daerah. Gerakan ini menuntut otonomi daerah yang lebih luas dan desentralisasi kekuasaan. Pemberontakan ini berakhir setelah dilakukan negosiasi antara pemerintah pusat dengan pemberontak
2. Perkembangan politik dan peristiwa-
peristiwa penting yang ditimbulkannya
sejak Pemilu I sampai 1957:
Lahirnya
Konsepsi
Presiden
PRRI dan
Permesta
Dekrit Presiden
5 Juli 1959
Perkembangan
Kekuatan sosial
politik dan
lembaga
Negara
3. PRRI dan Permesta
Konsepsi 1957 sudah
mulai ke arah demoktrasi
terpimpin
Hatta mundur sebagai Wakil
Presiden 1955 ada reaksi dari
daerah
01 02 03
Pembangunan daerah
terabaikan:
• Devisa negara yang berasal dari
Sumatera 72%
• Dikembalikan untuk pembangunan
daerah hanya 25%
4. PRRI dan Permesta
1958 terbentuklah
PRRI/Permesta akibat
ketidaksenangan pimpinan
militer daerah
Lahirnya Konsepsi Presiden
mengindikasikan bahwa
Presiden mulai dekat dengan
PKI
04 05
5. Mengenai Komunisme,pengaruh yang besar terhadap ide
dan konsepsi demoktrasi untuk kabinet PKI oleh Sukarno,
telah menerima umpan balik yang kuat dari berbagai
pemangku kepentingan. Banyak pihak (Partai politik,
Angkatan Daran dan Amerika Serikat) yang khawatir jika
Indonesia akan jatuh di tangan komunis di kemudian hari.
Memiliki sifat yang antikomunis ditunjukan oleh para perwira
dan politikus. Tidak ada pilihan selain melakukan perlawanan.
6. Latar Belakang Pemberontakan PRRI
Hubungan yang tidak harmonis antara pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah di Sumatera dan Sulawesi menjadi
masalah otonomi daerah dan pertimbangan keuangan antara
pusat daerah. Akibatnya timbullah kekecewaan atas
kurangnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi.
Maka, tuntutan otonomi daerah mendapatkan dukungan
dari sejumlah perwira militer PRRI
7. Latar Belakang Permesta
Proklamasi di Makassar melahirkan gerakan yang disebut
Perjuangan Rakyat Semesta Alam (Permesta). Tuntutan utama
dari gerakan ini adalah pemberlakuan desentralisasi dan
keseimbangan terhadap anggaran keungan antara pusat dan
daerah. Alasan selanjutnya kerena selama dekade 50-an daerah
di luar Jawa adalah kontributor terbesar untuk keungan
nasional, terutama yang dihasilkan dari banyaknya komoditi
ekspor yang beragam.
Gerakan Permesta yang dipimpin Kolonel Ventje Sumual
(Panglima Teritorium VII Wirabuna) menghasilkan simpati luas
bagi masyarakat khusunya di wiliyah Sulawesi Utara yang
merasakan ketimpangan pembangunan di daerahnya sendiri.
8. Bencana PRRI-Permesta pada awalnya merupakan sikap petinggi
militer daerah setelah menemukan berbagai penyimpangan
pemerintah pusat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sikap ini
dipicu oleh keputusan pemerintah untuk menurunkan TNI, karena
beberapa pasukan harus gantung senjata dan menimbulkan
kekecewaan bagi mereka yang ikut dalam perjuangan
mempertahankan republik di era Revolusi. Mengingat gejolak
politik pusat yang tidak berdampak positif bagi daerah, maka
perwakilan politik daerah pun melakukan pembangunan daerah.
Hal ini terlihat dari tuntutan pemerintah pusat untuk melaksanakan
otonomi daerah yang benar-benar transparan.
9. Kronologi
1
Letkol Achmad Husein memberikan
ultimatum kepada pemerintah
pusat:
1
1. Dalam 5 x 24 jam, Kabinet Djuanda
menyerahkan mandate kepada Presiden
/ Presiden mencabut mandate Kabinet
Djuanda
2. Meminta Presiden menugaskan Drs.
Moh. Hatta dan Sultan
Hamengkubuwono IX untuk membentuk
cabinet baru
3. Meminta Presiden supaya kembali
kepada kedudukannya sebagai Presiden
2
Ultimatum dihiraukan oleh
pemerintah pusat.
Kemudian hasil sidang
Dewan Menteri, memecat
Letnan Kolonel Achmad
Husein, Kolonel Zulfikli
Lubis, Kolonel Dachlan
Djamberk, dan Kolonel
Simbolon
3
Puncak
pemberontakan,
Ahmad Husein
menyatakan
darinya pada
“Pemerintah
Revolusioner
Republik Indonesia
10. Kronologi
4
Disusun dengan
pembentukan kabinet-kabinet
yang dipimpin oleh Sjafruddin
Prawiranegara sebagai
Perdana Menteri
5
PRRI memisahkan diri dari
pemerintah pusat
6
Pada 17 Februari 1958,
Letnan Kolonel D.J Somaba
menyatakan putus hubungan
dengan pemerintah pusat
dan mendukung penuh PRRI
Gerakan dari Sulawesi ini dikenal dengan sebutan
Permesta atau Gerakan Piagam Perjuangan Semesta
11. 1. Menghapus sistem sentralisme yang menjadi penyebab korupsi dan stagnasi
pembangunan daerah
2. Memohon kepada Pemerintah Pusat agar mau memberikan otonomi yang luas
kepada Daerah
3. Perlu membantu Majelis Tinggi atau Senat di samping DPR (Parlemen) sebagai
wakil Daerah-daerah
4. Perlu dibentuk kabinet presidensial dengan masa tugas lima tahun
5. Dewan Nasional dan Kabinet harus dipimpin kembali oleh dwitunggal
Soekarna-Hatta sebagai symbol pemersatu bangsa
6. Penyelenggara dalam kepemimpinan Angkatan Perang khususnya Angkatan
Darat
Tujuan perjuangan tingkat nasional
dalam Piagam Permesta
12. Pelajaran yang bisa diambil sebagai
pelajaran sehubungan dengan perjuangan
Permesta / PRRI
Sistem
Pemerintahan
Masukan
Paham komunis yang memposisikan diri
berlawanan dengan demokrasi, liberal dan
kapitalisme memiliki peran buruk jika sampai
dianut oleh negara Indonesia
Mengkritik dengan sifat membangun
merupakan hal yang baik sehingga jika suatu
susunan ada yang salah dapat diperbaiki
segera
13. Pelajaran yang bisa diambil sebagai
pelajaran sehubungan dengan perjuangan
Permesta / PRRI
Sedekat apapun dengan
teman, ada baiknya berhati-
hati karena kita tidak tahu
maksud terselubung dari
hubungan pertemanan yang
dijalin bersama
Jika ingin berkembang dan
maju, bekerjasama adalah
kuncinya
Meratakan pembangunan
bersama dengan cara
bertahap sehingga tidak ada
perbedaan (pilih kasih).