Dokumen tersebut membahas tentang definisi kesehatan mental dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kesehatan mental dipandang sebagai kondisi kesejahteraan individu yang mampu mengelola stres secara produktif serta berinteraksi dengan lingkungan secara memuaskan. Paradigma utama yang digunakan untuk memahami kesehatan mental adalah pendekatan biologis, psikologis, sosial, dan lingkungan.
2. Sehat (Health) secara umum dapat dipahami
sebagai kesejahteraan secara penuh (keadaan yang
sempurna) baik secara fisik, mental, maupun sosial,
tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan
lemah.
Sedangkan di Indonesia, UU Kesehatan No. 23/
1992 menyatakan bahwa sehat adalah suatu
keadaan sehat secara fisik, mental, dan sosial
dimana memungkinkan setiap manusia untuk
hidup produktif baik secara sosial maupun
ekonomis.
3. Menyatakan bahwa kesehatan mental
merupakan kondisi dari kesejahteraan yang
disadari individu, yang di dalamnya terdapat
kemampuan-kemampuan untuk mengelola
stres kehidupan yang wajar, untuk bekerja
secara produktif dan menghasilkan, berperan
serta di komunitasnya.
4. Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah
pribadi yang menampilkan tingkah laku yang
adekuat & bisa diterima masyarakat pada
umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola
kelompok masyarakat, sehingga ada relasi
interpersonal & intersosial yang memuaskan
(Kartono, 1989).
Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya
adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk
menahan diri, menunjukkan kecerdasan serta
memiliki sikap hidup yang bahagia.
5. Adapun tujuan Kesehatan Mental itu sendiri :
a. memahami makna sehat mental dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya
b. memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan
dalam penanganan kesehatan mental
c. memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan
dan pencegahan kesehatan mental masyarakat
d. memiliki sikap proaktif dan mampu memanfaatkan
berbagai sumber daya dalam upaya penanganan
kesehatan mental masyarakat
e. meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi
timbulnya gangguan mental.
6. Gangguan mental tidak dapat disembuhkan,
Gangguan mental muncul secara tiba-tiba,
Gangguan mental merupakan aib/noda bagi
lingkungannya,
Gangguan mental merupakan peristiwa tunggal,
Kesehatan mental cukup dipahami dan
ditangani oleh satu disiplin ilmu saja,
Kesehatan mental dipandang sama dengan
“ketenangan batin”, yang dimaknai sebagai
tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup
tanpa ambisi, pasrah.
7. Tahap-tahap perkembangan kesehatan menta :
1. TAHAP DEMONOLOGI (sebelum abad
pertengahan)
Kesehatan mental dikaitkan dengan kekuatan gaib,
kekuatan spiritual, setan dan makhluk halus, ilmu sihir,
dan sejenisnya. Gangguan mental terjadi akibat
kegiatan yang menentang kekuatan gaib tersebut.
Sehingga bentuk penanganannya, tidak ilmiah dan
kurang manusiawi, seperti: upacara ritual, penyiksaan
atau perlakuan tertentu terhadap penderita dengan
maksud mengusir roh jahat dari dalam tubuh penderita.
8. Mulai 4 abad SM muncul tokoh-tokoh bidang
medis (Yunani): Hipocrates, Hirophilus, Galenus,
Vesalius, Paracelsus, dan Cornelius Agrippa,
mulai menggunakan konsep biologis yang
penanganannya lebih manusiawi.
Gangguan mental disebabkan gangguan
biologis atau kondisi biologis seseorang, bukan
akibat roh jahat. Mendapat pertentangan keras
dari aliran yang meyakini adanya roh jahat.
9. Mulai abad ke-17: Renaissance (revolusi
Prancis), dengan tokohnya: Phillipe Pinel.
Mengutamakan: persamaan, kebebasan, dan
persaudaraan dalam penanganan pasien
gangguan mental di rumah sakit secara
manusiawi.
Terjadi perubahan dalam: pemikiran
mengenai penyebab gangguan mental, cara
penanganan dan upaya penyembuhan.
10. Merupakan Revolusi Kesehatan Mental ke-2:
munculnya pendekatan psikologis (Psikoanalisa)
yang mempelopori penanganan penderita
gangguan mental secara medis dan psikologis.
Tokoh utamanya adalah Sigmund Freud, yang
melakukan: penanganan hipnose, katarsis,
asosiasi bebas, analisis mimpi.
Tujuannya adalah mengatasi masalah mental
individu dengan menggali konflik intrapsikis
penderita gangguan mental. Intervensi tersebut
dikenal dengan istilah penanganan klinis
(psikoterapi).
11. Mulai berkembang setelah Perang Dunia II.
Kesehatan mental dipandang tidak hanya dari segi
psikologis dan medis, tetapi melibatkan faktor
interpersonal, keluarga, masyarakat, dan hubungan
sosial.
Interaksi semua faktor tersebut diyakini
mempengaruhi kesehatan mental individu dan
masyarakat.
Merupakan Revolusi ke-3 Gerakan Kesehatan Mental
dengan tokohnya:William James, dan Adolf Meyer.
Menurut pandangan ini, penanganan penderita
gangguan mental, lebih baik dilakukan sejak tahap
pencegahannya, yaitu:
12. pengembangan perbaikan dalam perawatan
dan terapi terhadap penderita gangguan
mental
penyebaran informasi yang mengarah pada
sikap inteligen dan humanis pada penderita
gangguan mental
mengadakan riset terkait
13. Adapun paradigma yang digunakan dalam
mempelajari Kesehatan Mental yang diyakini
sebagai tinjauan multifaktorial, antara lain:
PENDEKATAN BIOLOGIS.
Dengan mempelajari fungsi otak, kelenjar endokrin,
dan fungsi sensoris, pendekatan tersebut meyakini
bahwa kesehatan mental individu sangat dipengaruhi
oleh faktor genetik dan kondisi saat ibu hamil, serta
faktor eksternal terkait: gizi, radiasi, usia, komplikasi
penyakit.
14. Pendekatan tersebut meyakini bahwa faktor
psikologis berpengaruh besar pada kondisi
mental seseorang.
15. STRATIFIKASI SOSIAL yang membahas faktor sosial-
ekonomi dan seleksi sosial;
INTERAKSI SOSIAL yang membahas fungsi dalam
suatu hubungan interpersonal
TEORI KELUARGA yang mempelajari pengaruh pola
asuh, interaksi antar anggota keluarga, dan fungsi
keluarga terhadap kesehatan mental individu:
PERUBAHAN SOSIAL, yang mengkaitkan perubahan
jangka panjang, migrasi dan industrialisasi, serta
kondisi krisis dengan kondisi mental individu;
16. Mempelajari pengaruh agama dan budaya
pada kondisi mental seseorang; STRESSOR
SOSIAL, yang mempelajari pengaruh
berbagai situasi sosial yang berdampak
psikologis (misal: perkawinan, meninggal,
kriminalitas, resesi) terhadap kondisi mental
individu.
17. Pendekatan ini memiliki dua dimensi:
DIMENSI LINGKUNGAN FISIK, yang terkait
dengan: ruang, waktu, dan sarana (gizi) yang
menyertai.
DIMENSI LINGKUNGAN KIMIAWI DAN
BIOLOGIS, yang terkait dengan: polusi, radiasi,
virus dan bakteri, populasi makhluk hidup lain.