Ruptur serviks adalah kondisi kegawatan obstetrik yang terjadi ketika jaringan serviks uterus robek atau terpisah, menyebabkan perdarahan aktif melalui vagina. Hal ini disebabkan oleh lemahnya jaringan serviks yang ditekan selama persalinan, terutama jika menggunakan alat bantu seperti vakum atau gawat darurat. Beberapa faktor risiko termasuk persalinan pertama, ukuran janin besar, dan penggunaan ob
2. Definisi
jaringan serviks uterus yang robek atau
terpisah, merupakan kondisi kegawatan
obstetrik karena terjadi perdarahan aktif
per vagina
3.
4. Patofisiologi
Patofisiologi ruptur serviks atau
robekan serviks berhubungan
dengan lemahnya kekuatan
jaringan serviks. Tekanan di
bagian anterior serviks akan
menjepit aliran sirkulasi serviks,
sehingga terjadi edema dan
hipoksia yang berpotensi
menyebabkan cedera jaringan
Beberapa kasus yang dapat
memberikan tekanan pada serviks
adalah persalinan dengan forsep atau
vakum. Metode persalinan dengan alat
bantu tersebut memicu cedera jalan
lahir sehingga berpotensi merobek
serviks. Kasus lain adalah pada
kondisi giant baby, dan juga status
kehamilan nulipara dimana jalan lahir
lebih rentan mengalami ruptur serviks.
6. A n g k a k e j a d i a n
Angka ini diperkirakan
mencapai 6,3 juta pada
tahun 2020, Di
Indonesia ruptur
perineum dialami oleh
75% ibu melahirkan
pervaginam.
Dari total 1951 kelahiran
spontan pervaginam,
57% ibu mendapat
jahitan perineum 8%
karena episiotomi dan
29% karena robekan
spontan (Kemenkes RI,
2017)
7. robekan serviks dapat ditegakkan dari pemeriksaan inspeksi
spekulum serviks langsung, disertai perdarahan postpartum aktif
dengan kontraksi uterus baik. Pemeriksaan penunjang
laboratorium darah lengkap bertujuan untuk menentukan tata
laksana berikutnya, seperti transfusi darah untuk mengatasi
anemia akibat perdarahan
Diagnosa
8. Pasien dengan ruptur serviks biasanya mengeluhkan adanya
nyeri di perut bawah disertai perdarahan aktif dari vagina setelah
proses persalinan. Anamnesis perlu ditanyakan riwayat obstetrik
pasien, seperti riwayat berapa kali melahirkan, riwayat persalinan
menggunakan obat induksi, riwayat pemasangan cincin cerclage,
riwayat lama persalinan, dan riwayat alat bantu persalinan yang
digunakan
Anamneses
9. Penatalaksanaan
serviks terdiri dari penanganan keadaan umum, tindakan operasi,
dan pengobatan medikamentosa. Keadaan umum yang harus
diperhatikan adalah status hemodinamika pasien, bila berisiko
syok hemoragik maka perlu resusitasi cairan dengan infus.
Sedangkan tindakan operasi atau servikoplasti merupakan
penanganan kondisi khusus untuk memperbaiki serviks yang
ruptur.
10.
11. Contoh Kasus
Ny N 32 tahun 1 jam post partum dengan Tindakan vakum.
Ditemukan hasil observasi ada perdarahan sekitar 200 cc.
Inspeksi terlihat darah keluar (merembes) dari jalan lahir.
Pemeriksaan menunjukkan adanya robekan mulut rahim pada
jam 07.00 sepanjang 2,5 cm. Tindakan : penghentian perdarahan,
pemasangan infus, dan persiapan Tindakan (heacting/ rujukan).