Membantu dokter dengan memberikan alat yang dibutuhkan- Membantu menjaga kebersihan area operasiDokter:1. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan kavum vagina2. Memasukkan tenakulum untuk menarik serviks3. Memasukkan dilatator/hegar untuk melebarkan serviks4. Memasukkan sonde untuk mengukur kedalaman rahim5. Memasukkan kuret ke dalam kavum rahim lalu
Asuhan Postnatal di Komunitas ( Standar 13, 14 dan 15)
Similar to Membantu dokter dengan memberikan alat yang dibutuhkan- Membantu menjaga kebersihan area operasiDokter:1. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan kavum vagina2. Memasukkan tenakulum untuk menarik serviks3. Memasukkan dilatator/hegar untuk melebarkan serviks4. Memasukkan sonde untuk mengukur kedalaman rahim5. Memasukkan kuret ke dalam kavum rahim lalu
2. PATOFISIOLOGI FETOMATERNAL dr. Taufik.pptxYEREMIACHANNEL1
Similar to Membantu dokter dengan memberikan alat yang dibutuhkan- Membantu menjaga kebersihan area operasiDokter:1. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan kavum vagina2. Memasukkan tenakulum untuk menarik serviks3. Memasukkan dilatator/hegar untuk melebarkan serviks4. Memasukkan sonde untuk mengukur kedalaman rahim5. Memasukkan kuret ke dalam kavum rahim lalu (20)
Membantu dokter dengan memberikan alat yang dibutuhkan- Membantu menjaga kebersihan area operasiDokter:1. Memasukkan spekulum untuk melihat serviks dan kavum vagina2. Memasukkan tenakulum untuk menarik serviks3. Memasukkan dilatator/hegar untuk melebarkan serviks4. Memasukkan sonde untuk mengukur kedalaman rahim5. Memasukkan kuret ke dalam kavum rahim lalu
2. Referensi :
• Carpenito, Lynda, (2001), Buku
Saku Diagnosa Keperawatan,
Penerbit Buku KedokteranEGC,
Jakarta.
• Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-
dasar Keperawatan Maternitas,
edisi 6, EGC, Jakarta.
• Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita
Selekta Kedokteran, Jilid I. Media
Aesculapius. Jakarta.
3. Pengertian Klasifikasi
ABORTUS
Tanda dan
Etiologi
gejala
Pemeriksaan
Patofisiologi
Ginekologi
Tindakan
Operatif
Penanganan
Abortus
4. Pengertian
Abortus atau lebih dikenal dengan
istilah keguguran adalah
pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar
rahim. Janin belum mampu hidup
di luar rahim, jika beratnya kurang
dari 500 g, atau usia kehamilan
kurang dari 20 minggu karena
pada saat ini proses plasentasi
belum selesai
7. a. Penyebab Dari Segi Maternal
Etiologi Abortus
infeksi akut
Infeksi Kronis
Penyebab yang Bersifat lokal
b. Penyebab dari Segi Janin
Kematian janin akibat kelainan bawaan.
Mola hidatidosa
Penyakit plasenta dan desidua, misalnya
inflamasi dan degenerasi
9. abortus Imminen :
Tanda dan gejala pada • Terdapat keterlambatan dating bulan.
• Terdapat perdarahan, disertai sakit perut atau
mules.
• Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim
sama dengan umur kehamilan dan terjadi
kontraksi otot rahim.
• Hasil periksa dalam terdapat perdarahan dari
kanalis servikalis, dan kanalis servikalis masih
tertutup, dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
• Hasil pemeriksaan tes kehamilan masih positif.
10. Tanda dan gejala pada abortus Insipien :
• Perdarahan lebih banyak.
• Perut mules atau sakit lebih hebat.
• Pada pemariksaan dijumpai
perdarahan lebih banyak, kanalis
servikalis terbuka dan jaringan
atau hasil konsepsi dapat diraba.
11. Tanda dan gejala abortus
Inkomplit :
• Perdarahan memanjang, sampai
terjadi keadaan anemis.
• Perdarahan mendadak banyak
menimbulkan keadaan gawat.
• Terjadi infeksi ditandai dengan suhu
tinggi.
• Dapat terjadi degenerasi ganas
(kario karsinoma).
12. Tanda dan gejala abortus Kompletus :
• Uterus telah mengecil.
• Perdarahan sedikit.
• Canalis servikalis telah tertutup.
Tanda dan gejala Missed Abortion :
• Rahim tidak membesar, malahan mengecil
karena absorbsi air ketuban dan maserasi
janin.
• Buah dada mengecil kembali.
13. Pemeriksaan Ginekologi
• Inspeksi Vulva : perdarahan pervaginaan ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva.
• Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri
terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak jaringan
keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
• Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah
tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam cavum
uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia
kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri
pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol
dan tidak nyeri.
14. Patofisiologi
• Pada awal abortus terjadi
perdarahan desiduabasalis, diikuti
dengan nerkrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi
terlepas dan dianggap benda
asing dalam uterus.Kemudian
uterus berkontraksi untuk
mengeluarkan benda asing
tersebut.
16. KURETASE
Indikasi Persiapan
Pengertian Tujuan
Yang Perlu Sebelum
Kuretase Kuretase
Kuretase Kuretase
Pemeriksaan Persiapan
Persiapan Persiapan
sebelum alat dan
Pasien petugas
curretage obat
Persiapan Perawatan Dampak
Teknik
Alat – alat Setelah Setelah
Kuretase
Kuretase Kuretase Kuretase
17. Pengertian Kuretase
Kuretase adalah serangkaian
proses pelepasan jaringan
yang melekat pada dinding
kavum uteri dengan
melakukan invasi dan
memanipulasi instrument
(sendok kuret) ke dalam
kavum uteri.
18. Menurut ginekolog dari Morula Fertility
Tujuan Kuretase
Clinic, tujuan kuret ada dua yaitu:
1. Sebagai terapi pada kasus-kasus abortus.
Intinya, kuret ditempuh oleh dokter untuk
membersihkan rahim dan dinding rahim dari
benda-benda atau jaringan yang tidak
diharapkan.
2. Penegakan diagnosis. Semisal mencari tahu
gangguan yang terdapat pada rahim, apakah
sejenis tumor atau gangguan lain.
19. Indikasi Yang Perlu Kuretase
Kuretase bukan hanya dibutuhkan wanita yang baru saja
mengalami keguguran, tetapi juga pada kondisi
lainnya.Berikut beberapa kondisi yang membutuhkan
tindakan kuret.
1. Keguguran tidak sempurna.
2. Perdarahan setelah lewat masa menopause.
3. Haid tidak teratur maupun terlalu panjang (bagi yang
sudah menikah).
4. Sulit memiliki anak.
5. Plasenta melekat pada rahim.
6. Hamil anggur atau mola.
20. Persiapan Sebelum a. Konseling pra tindakan (inform
consent)
b. Pemeriksaan sebelum curretage
1. USG (ultrasonografi)
2. Mengukur tensi dan Hb darah
3. Memeriksa sistim pernafasan
4. Mengatasi perdarahan
5. Memastikan pasien dalam kondisi
sehat dan fit
21. c. Persiapan Pasien – mengosongkan kandung kemih
– membersihkan genetalia eksterna
– membantu pasien naik ke meja ginekologi
– Lakukanlah pemeriksaan umum : Tekanan
Darah, Nadi, KeadaanJantung, dan Paru – paru dan sebagainnya
– Pasanglah infuse cairan sebagai profilaksis
– Pada umumnya diperlukan anestesi infiltrasi local atau umum secara
IV
– Puasa: Saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam
sebelumnya. Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong
sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal.
– Cek adanya perdarahan
– .Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan
dilakukan, kemudian pasien dibius dengan anesthesi narkose
– 10.Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan
monitor EKGBebaskan area yang akan dikuret
– .Persiapan psikologis
22. d. Persiapan petugas
• mencuci tangan dengan sabun antiseptic
• baik dokter maupun perawat instrumen
melakukan cuci tangan steril
• memakai perlengkapan : baju
operasi, masker dan handscoen steril
• Perawat instrumen memastikan kembali
kelengkapan alat-alat yang akan digunakan
dalamtindakan kuret
• Alat disusun di atas meja mayo sesuai
dengan urutan
23. PERSIAPAN ALAT
KURETASE.
1. Alat tenun terdiri dari :
Baju operasi.
Laken
Duk kecil
Sarung meja mayo
2. Alat instrumen untuk kuretase.
Spekulum
sonde.
24. Lanjutan…
- untuk mengukur kedalaman rahim
- Untuk mengetahui lebarnya lubang
vagina.
Alat kuret
Klem jaringan.
Klem dinding rahim/uterus.
Nierbeken
Kasa steril
Sarung tangan steril.
25. Lanjutan…
3. Alat tambahan.
Mesin EKG
Mesin O2 dan N2O
Infus set dan cairannya.
Guedel
Bethadin
Larutan NaCl 0,9% 1000 cc
Tempat sampah.
26. Speculum Tenakulu Dilatator
Kassa Sim”s m Hegar
steril
Hand
Scoen
Ring
Tang
Abortustan Sendok
Sonde Uterus
g Kuret
27. E. Teknik Kuretase
1. Tentukan Letak Rahim.
Yaitu dengan melakukan
pemeriksaan dalam.Alat – alat yang
dipakai umumnya terbuat dari metal
dan biasanya melengkung karena itu
memasukkan alat – alat ini harus
disesuaikan dengan letak
rahim.Gunanya supaya jangan
terjadi salah arah (fase route) dan
perforasi.
28. 3.Dilatasi
Bila permukaan serviks belum cukup untuk
memasukkan sendok kuret, lakukanlah terlebih
dulu dilatasi dengan dilatator atau Bougie
Hegar.Peganglah busi seperti memegang pensil
dan masukkanlah hati – hati sesuai letak
rahim.Untuk sendok kuret terkecil biasanya
diperlukan dilatasi sampai Hegar nomor 7.Untuk
mencegah kemungkinan perforasi usahakanlah
memakai sendok kuret yang agak besar, dengan
dilatasi yang lebih besar.
29. 4.Kuretase
Seperti telah dikatakan, pakailah sendok kuret
yang agak besar.Memasukkannya bukan
dengan kekuatan dan melakukan kerokan
biasanya mulailah di bagian tengah.Pakailah
sendok kuret yang tajam (ada tanda bergerigi)
karena lebih efektif dan lebih terasa sewaktu
melakukan kerokan pada dinding rahim dalam
(seperti bunyi mengukur kelapa). Dengan
demikian kita tahu bersih atau tidaknya hasil
kerokan
30. 5.Cunam Abortus
Pada abortus inisipiens, dimana sudah
kelihatan jaringan, pakailah cunam abortus
untuk mengeluarkannya yang biasanya diikuti
oleh jaringan lainnya.Dengan demikian sendok
kuret hanya dipakai untuk membersihkan sisa
– sisa yang ketinggalan saja.
Memegang, mamasukkan dan menarik alat –
alat haruslah hati – hati.Lakukanlah dengan
lembut (with lady’s hand) sesuai dengan arah
dan letak rahim.
31. PERAWATAN POST KURETASE.
1. Perhatikan sudah nafas spontan
atau belum.
2. Dipindahkan ke recovey room..
3. Post operasi >>> ttv,O2, 2 ltr/m
baru dipindahkan ke
ruang prwtan.
32. Perawatan pasien post
kuretase
• Perhatikan tanda-tanda vital.
• Cek perdarahan
• Beri dukungan bagi pasien
dan ajarkan keluarganya
• Mobilisasi.
33. KOMPLIKASI
1. Perdarahan
2. Perforasi dinding rahim
3. Gangguan haid.
4. Infeksi
5. Kanker trofobalst akibat sisa
plasenta yang ada didinding
rahim.