Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan postpartum (PPH) yang disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta. PPH dapat disebabkan oleh kelemahan kontraksi rahim pasca persalinan dan plasenta yang tidak terlepas secara spontan, menyebabkan perdarahan berlebih. Penanganannya meliputi pemberian obat uterotonik, kompresi rahim, dan ekstraksi manual plasenta jika diperlukan.
PT PLN (Persero) is an electrical service provider in Indonesia. With a vision to be a "recognized as a growing, superior, and trusted world class company which is relying on Potensi Insani", PT PLN (Persero) is committed to electrify the entire archipelago. We believe that human potential is the greatest asset and our future, so we are investing heavily to get the future leader candidates who will develop PT PLN (Persero) became a World-class company and face the future business challenges.
Career opportunities in PT PLN (Persero) is very large because our business ranges from upstream to downstream, ranging from power plant, transmission to distribution to the customer and other supported services. Please join us.
The 2015 PT PLN (Persero) Open Recruitment Level Bachelor Degree / Diploma IV / Diploma III
Educational Qualifications
Possess Bachelor degree / Diploma IV graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: S1 / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: S1 / ALE)
Mechanical Engineering (Code: S1 / MES)
Industrial Engineering (Code: S1 / IND)
Diploma III graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: D.III / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: D.III / ALE)
Mechanical Engineering (Code: D.III / MES)
Civil Engineering (Code: D.III / SIP) (Makassar Only)
Marketing Management, Trade Administration, Business Administration, Office Administration (Code: D.III / MAN)
Qualifications
Not married and willing to not get married during Diklat Prajabatan
Born in 1989 or thereafter for Bachelor degree / Diploma 4 graduate
Born in 1991 or thereafter for Diploma 3 graduate
Minimum GPA 2.75 for S1/ELE, S1/MES, S1/ALE, S1/IND, D.III/ELE, D.III/ALE, D.III/MES, D.III/SIP positions
Minimum GPA 3.00 for D.III/MAN position
Required Documents
Application letter, addressed to: PT PLN (Persero) c.q. Kepala Divisi Pengembangan SDM dan Talenta
Curriculum vitae
Copy of birth certificate (if doesnt have yet, can be submitted on Interview)
Legalized copy of education diploma / Surat Keterangan Lulus
Legalized copy of latest education transcript
Copy of National Identity Card (KTP)
2 pieces 3x4 size recent colour photograph (write your name on back side)
For cross majors program graduate (Diploma III graduate continued to Bachelor degree / Diploma IV) please also submitted: legalized copy of Diploma 3 diploma and transcript
For last semester student who are currently completing the final project / thesis, are encourage to apply with the terms:
Will be graduated no later than November 2015
Attach Surat Keterangan Sedang Mengerjakan Tugas Akhir / Skripsi when applying
During the selection process, if there is a data mismatch, the applicant will be knocked out
Selecti
Menjelaskan mengenai Perdarahan Antepatum dan Pospartum pada patofosiologi kebidanan.
Perdarahan Antepatum dan Pospartum
Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta
Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta
Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 2012).
Perdarahan Antepartum dapat berasal dari:
Plasenta Previa
Solusio plasenta
Insertio Velamentosa
Ruptura Sinus Marginalis
Perdarahan Postpartum
Perdarahan lebih darah 500 ml (pada persalinan per vaginal) atau lebih dari 1000 ml (pada persalinan caesar) setelah bayi lahir.
Menurut terjadinya dibagi atas dua bagian:
Perdarahan post partum dini
terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir
Perdarahan post partum lanjut
terjadi setelah 24 jam sampai 6 minggu setelah bayi lahir.
Gambaran klinis perdarahan postpartum berupa perdarahan terus-terusan dan keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah pucat dan dingin dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah, berkeringat dan akhirnya coma serta meninggal.
Penyebab perdarahan post partum dikenal sebagai 4T, yaitu (Kemenkes RI, 2013) :
Tone
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta (Prawirohardjo, 2014).
Tissue
Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2011).
Rest plasenta adalah jika ditemukan adalah kotiledon yang tidak lengkap dan masih ada perdarahan pervagina padahal plasenta sudah lahir ( Jannah, 2011 ).
Trauma
Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang juga pada kehamilan tua.
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstrasi.
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri) memasuki cavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri bahkan kedalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar (Prawirohardjo, 2014).
Thrombin
Gangguan Pembekuan Darah
Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partum sekunder.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
PT PLN (Persero) is an electrical service provider in Indonesia. With a vision to be a "recognized as a growing, superior, and trusted world class company which is relying on Potensi Insani", PT PLN (Persero) is committed to electrify the entire archipelago. We believe that human potential is the greatest asset and our future, so we are investing heavily to get the future leader candidates who will develop PT PLN (Persero) became a World-class company and face the future business challenges.
Career opportunities in PT PLN (Persero) is very large because our business ranges from upstream to downstream, ranging from power plant, transmission to distribution to the customer and other supported services. Please join us.
The 2015 PT PLN (Persero) Open Recruitment Level Bachelor Degree / Diploma IV / Diploma III
Educational Qualifications
Possess Bachelor degree / Diploma IV graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: S1 / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: S1 / ALE)
Mechanical Engineering (Code: S1 / MES)
Industrial Engineering (Code: S1 / IND)
Diploma III graduate majoring in:
Electrical Engineering, Powerline, Electricity Power System (Code: D.III / ELE)
Power Low, Electronics, Instrument, Control (Code: D.III / ALE)
Mechanical Engineering (Code: D.III / MES)
Civil Engineering (Code: D.III / SIP) (Makassar Only)
Marketing Management, Trade Administration, Business Administration, Office Administration (Code: D.III / MAN)
Qualifications
Not married and willing to not get married during Diklat Prajabatan
Born in 1989 or thereafter for Bachelor degree / Diploma 4 graduate
Born in 1991 or thereafter for Diploma 3 graduate
Minimum GPA 2.75 for S1/ELE, S1/MES, S1/ALE, S1/IND, D.III/ELE, D.III/ALE, D.III/MES, D.III/SIP positions
Minimum GPA 3.00 for D.III/MAN position
Required Documents
Application letter, addressed to: PT PLN (Persero) c.q. Kepala Divisi Pengembangan SDM dan Talenta
Curriculum vitae
Copy of birth certificate (if doesnt have yet, can be submitted on Interview)
Legalized copy of education diploma / Surat Keterangan Lulus
Legalized copy of latest education transcript
Copy of National Identity Card (KTP)
2 pieces 3x4 size recent colour photograph (write your name on back side)
For cross majors program graduate (Diploma III graduate continued to Bachelor degree / Diploma IV) please also submitted: legalized copy of Diploma 3 diploma and transcript
For last semester student who are currently completing the final project / thesis, are encourage to apply with the terms:
Will be graduated no later than November 2015
Attach Surat Keterangan Sedang Mengerjakan Tugas Akhir / Skripsi when applying
During the selection process, if there is a data mismatch, the applicant will be knocked out
Selecti
Menjelaskan mengenai Perdarahan Antepatum dan Pospartum pada patofosiologi kebidanan.
Perdarahan Antepatum dan Pospartum
Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta
Anatomi Fisiologi Uterus dan Plasenta
Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 2012).
Perdarahan Antepartum dapat berasal dari:
Plasenta Previa
Solusio plasenta
Insertio Velamentosa
Ruptura Sinus Marginalis
Perdarahan Postpartum
Perdarahan lebih darah 500 ml (pada persalinan per vaginal) atau lebih dari 1000 ml (pada persalinan caesar) setelah bayi lahir.
Menurut terjadinya dibagi atas dua bagian:
Perdarahan post partum dini
terjadi dalam 24 jam pertama setelah bayi lahir
Perdarahan post partum lanjut
terjadi setelah 24 jam sampai 6 minggu setelah bayi lahir.
Gambaran klinis perdarahan postpartum berupa perdarahan terus-terusan dan keadaan pasien secara berangsur-angsur menjadi semakin jelek. Denyut nadi menjadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun, pasien berubah pucat dan dingin dan napasnya menjadi sesak, terengah-engah, berkeringat dan akhirnya coma serta meninggal.
Penyebab perdarahan post partum dikenal sebagai 4T, yaitu (Kemenkes RI, 2013) :
Tone
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya miometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta (Prawirohardjo, 2014).
Tissue
Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir (Saifuddin, 2011).
Rest plasenta adalah jika ditemukan adalah kotiledon yang tidak lengkap dan masih ada perdarahan pervagina padahal plasenta sudah lahir ( Jannah, 2011 ).
Trauma
Ruptura uteri atau robekan uterus merupakan peristiwa yang sangat berbahaya, yang umumnya terjadi pada persalinan, kadang-kadang juga pada kehamilan tua.
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan trauma. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan spontan perineum, trauma forseps atau vakum ekstraksi, atau karena versi ekstrasi.
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana bagian atas uterus (fundus uteri) memasuki cavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol ke dalam kavum uteri bahkan kedalam vagina atau keluar vagina dengan dinding endometriumnya sebelah luar (Prawirohardjo, 2014).
Thrombin
Gangguan Pembekuan Darah
Deposit fibrin pada tempat perlekatan plasenta dan penjendalan darah memiliki peran penting beberapa jam hingga beberapa hari setelah persalinan. Kelainan pada daerah ini dapat menyebabkan perdarahan post partum sekunder.
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
3. Postpartum Hemorrhage (PPH)
• Post partum hemorrhage adalah kehilangan darah 500 ml
atau lebih setelah persalinan normal secara fisiologis.
Untuk persalinan C-section kehilangan darah di atas 1500
ml.
• Definisi lain dari PPH adalah bahwa kehilangan darah
cukup yang menyebabkan hipovolemia, penurunan 10%
dalam hematokrit atau membutuhkan transfusi darah
(apapun jenis persalinannya)
4. Postpartum Hemorrhage (PPH)
• Perdarahan post partum diklasifikasikan menjadi dua
jenis, primer dan sekunder,
a. primer : adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml
karena persalinan pervaginam dan kehilangan 1500 ml
karena C-section dalam 24 jam pertama persalinan.
b. sekunder : adalah kehilangan darah melalui vagina
secara berlebihan atau pengeluaran lochia berlebih yang
terjadi setidaknya 24 jam setelah kala III persalinan
7. PPH juga dikaitkan dengan obesitas. Dalam sebuah studi oleh Blomberg, risiko
perdarahan uterus atonik meningkat pesat dengan meningkatnya BMI; pada
wanita dengan BMI di atas 40, risiko terjadinya perdarahan postpartum adalah
5,2% pada persalinan normal dan 13,6% dengan persalinan dengan tindakan
Sebagai cara mengingat penyebab PPH, beberapa sumber telah
menyarankan menggunakan "4 T" sebagai mnemonik: Tone (Tonus),
Tissue (jaringan), Trauma (trauma), dan Trombosis (thrombosis)
9. • Atonia uteri adalah suatu keadaan dimana lemahnya
kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak dapat
menghentikan perdarahan yang terjadi dari tempat
implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir.
10. Faktor predisposisi
• Regangan rahim berlebihan yang diakibatkan kehamilan gemeli, polihidramnion,
atau bayi terlalu besar.
• Kehamilan grande multipara
• Kelelahan persalinan lama
• Ibu dengan anemis atau menderita penyakit menahun
• Infeksi intra uterin
• Mioma uteri
• Ada riwayat atonia uteri
11. Penatalaksanaaan
a) Pemijatan uterus
b) Oksitosin dapat diberikan
c) Antisipasi dini akan kebutuhan darah dan transfusi sesuai kebutuhan, jika
perdarahan terus berlangsung, memastikan plasenta lahir lengkap, jika
terdapat tanda-tanda sisa plasenta, sisa plasenta tersebut dikeluarkan, uji
pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya pembekuan darah
setelah 7 menit atau adanya bekuan lunak yang dapat pecah dengan
mudah menunjukan adanya koagulopati.
d) Jika perdarahan terus berlangsung kompresi bimanual internal atau
kompresi aorta abdominalis.
e) Jika perdarahan masih berlangsung setelah dilakukan kompresi, ligasi
arteri uterina dan ovarika, histerektomi jika terjadi perdarahan yang
mengancam jiwa.
13. Evidence Atonia Uteri
• Pijat rahim direkomendasikan untuk perawatan PPH. (Level A)
• Penggunaan uterotonika merupakan penanganan awal untuk PPH
terutama kasus atonia uteri (Level A)
• Jika wanita tidak berefek menggunakan uterotonik, atau jika
uterotonik tidak tersedia, penggunaan tamponade balon intrauterine
direkomendasikan untuk pengobatan PPH karena atonia uteri. (Level
B)
• Jika perdarahan tidak berhenti meskipun telah menggunakan
uterotonik dan intervensi konservatif lain yang tersedia (mis. Pijatan
uterus, balon tamponade), penggunaan intervensi bedah
direkomendasikan. (Level B)
• Penggunaan kompresi rahim bimanual direkomendasikan sebagai
tindakan sementara sampai perawatan yang tepat tersedia untuk
pengobatan PPH karena atonia uteri setelah persalinan pervaginam.
(Level B)
• Penggunaan kompresi aorta eksternal untuk pengobatan PPH karena
atonia uteri setelah kelahiran pervaginam direkomendasikan sebagai
tindakan sementara sampai tersedia perawatan yang tepat. (Level C)
15. Retensio plasenta
Plasenta yang tertahan setelah persalinan pervaginam (retensio
plasenta) didiagnosis ketika plasenta tidak secara spontan lepas dari
tempat implantasi sesuai waktu yang ditentukan selama periode 18–
60 menit. Selain itu juga dapat didiagnosis jika seorang pasien
mengalami pendarahan yang signifikan sebelumnya pelepasan
plasenta.
Plasenta yang tertahan dan tidak ditangani dengan tepat dianggap
sebagai penyebab utama perdarahan postpartum (PPH)
16. Retensio plasenta adalah plasenta yang belum lahir 30 menit setelah bayi lahir pada
manajemen aktif kala tiga
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23612629
17. Bagaimana terjadinya retensio plasenta?
Pembentukan placenta normal dimulai dengan implantasi blastokista pada
endometrium ibu. Dalam persiapan untuk implantasi ini, endometrium
mengembangkan desidua di bawah pengaruh progesteron dan estrogen pada
awal kehamilan. Setelah blastokista berkembang, lapisan sel yang
membentuk permukaan blastokista berkembang menjadi membran korion.
Sel sitotrofoblas berkembang biak dari korionik membran dan membentuk
agregat berinti banyak yang disebut sel syncytiotrophoblast. Sel-sel ini
membentuk vili plasenta,memungkinkan pertukaran antara janin-ibu melalui
interaksi vili-desidua.
Setelah kelahirkan bayi, kedua hormonal kaskade dan uterus berkontraksi
yang memungkinkan untuk pelepasan lapisan dan pengeluaran plasenta.
18. Retensi plasenta umumnya dikaitkan dengan salah satu
dari tiga patofisiologi. Pertama, rahim atonik dengan
kontraksi yang buruk dapat mengganggu pelepasan dan
pengeluaran plasenta.
Kedua, plasenta yang perlekatannya tidak normal atau
invasif, seperti yang terjadi pada plasenta akreta,
sehingga tidak mampu melakukan pelepasan secara
normal.
Yang terkahir, plasenta yang masih tertinggal di dalam
rahim dikarenakan serviks yang telah tertutup sebelum
kelahiran plasenta.
19. Terdapat tiga tipe retensio plasenta yang dapat
dibedakan melalui ultrasonografi
• Plasenta adheren / Placenta adherens (60%)
Plasenta adheren disebabkan oleh kontraksi miometrium retroplasenta
yang gagal. Pada pemeriksaan ultrasonografi akan terlihat lapisan tipis dari
miometrium di belakang sisa plasenta. mudah dipisahkan dengan
pengeluaran plasenta secara manual
• Plasenta inkarserata / Trapped placenta (15%)
Plasenta sudah terlepas dari uterus, baik seluruh maupun sebagian, namun
terperangkap karena serviks yang menutup menghalangi jalan keluar
plasenta
• Plasenta akreta / Placenta accreta (25%)
Plasenta akreta disebabkan oleh plasenta yang menginvasi daerah dibawah
miometrium. Invasi tersebut dapat bersifat lokal maupun menyebar.
20. penyebab retensio plasenta dibagi
menjadi 3 derajat menurut kedalaman
implantasinya
• Plasenta akreta
Plasenta akreta adalah keadaan dimana plasenta menginvasi lapisan superfisial dari
miometrium dan merupakan kelainan perlekatan terbanyak, yaitu sebanyak 75-78%.
• Plasenta inkreta
Plasenta inkreta adalah perlekatan plasenta hingga lapisan miometrium yang lebih
dalam. Plasenta inkreta terjadi pada 17% kasus perlekatan plasenta yang bersifat
patologi.
• Plasenta perkreta
Plasenta perkreta adalah implantasi plasenta menembus miometrium hingga lapisan
serosa dari uterus. Plasenta juaga dapat melekat pada struktur yang berdekatan, seperti
usus dan kandung kemiH. perkreta sangat jarang terjadi, yaitu 5-7% dari kasus perlekatan
abnormal dari plasenta.
21. Insiden retensio plasenta
Perkiraan terjadinya retensio plasenta antara 0,1% dan 3% dalam
kelahiran.
Penelitian yang dilakukan dengan melibatkan > 45.000 pasien
menunjukkan bahwa secara keseluruhan untuk semua usia
kehamilan, retensio plasenta terjadi pada sekitar 3% dari persalinan
yang terjadi, dengan usia kehamilan <26 minggu dan <37 minggu
memiliki peningkatan risiko retensi plasenta yang membutuhkan
kelahiran plasenta secara manual.
23. Faktor risiko
Beberapa penelitian menunjukkan penggunaan oksitosin yang
berkepanjangan dapat menjadi faktor risiko yang berpotensi untuk
menyebabkan retensio plasenta, dengan satu penelitian yang melaporkan
penggunakan oksitosin selama lebih dari 195 menit meningkatkan odds rasio
retensio plasenta hingga 2 kali lipat dan penggunaan oksitosin lebih dari 415
menit meningkatkan odds rasio sebesar 6,5 kali. Kurang jelas apakah
oksitosin secara langsung terlibat dalam retensi plasenta, atau jika asosiasi
dimediasi oleh atonia uteri atau infeksi karena persalinan lama.
Gangguan perfusi bawah plasenta sebagai faktor risiko untuk retensio
plasenta. penelitian yang melibatkan semua persalinan pervaginam primipara
tunggal di Swedia antara tahun 1997 dan 2009, para peneliti menemukan
peningkatan hubungan antara plasenta dalam perfusi gangguan (seperti
preeklampsia, IUGR, dan lahir mati) dan retensi plasenta; Namun, mereka
bisa tidak menunjuk patofisiologi yang umum
24. Karena hubungannya dengan plasenta akreta, teknologi
reproduksi (IVF atau ICSI) telah diusulkan dan dipelajari
sebagai faktor risiko tambahan untuk retensio plasenta.
Elenis et al, dalam sebuah studi tahun 2015 dari Swedia,
meneliti khusus sumbangan oosit pada pasien IVF dan
risiko hasil obstetri yang buruk pada wanita sehat.
25. Management recommendation
• Obat uteronik, seperti oksitosin, metilergonovin, karboprost, atau prostaglandin
lainnya, harus diberikan untuk merangsang kontraksi setelah plasenta dikeluarkan.
• Pemberian sulprostone dapat diberikan kepada ibu dengan retensio plasenta karena
dapat mengurangi risiko terjadinya manual plasenta OR 0,51 dan mengurangi adanya
transfuse darah.
• Nitrogliserin (NTG) dapat digunakan untuk merangsang ekstraksi manual dengan
merelaksasikan otot polos uterus (Ini mungkin sangat membantu ketika plasenta
terperangkap di belakang serviks yang tertutup sebagian, meskipun penggunaan NTG
saja tampaknya tidak menimbulkan pengeluaran plasenta spontan). Ini dapat
diberikan sebagai dosis sublingual 1 mg, atau sebagai bolus intravena 50 mcg
berurutan, hingga total dosis 200 mcg.
• Jika plasenta tetap melekat pada uterin edecidua, harus dilakukan upaya untuk
memisahkannya secara manual. Dengan menggunakan satu tangan untuk memberikan
tekanan balik pada fundus melalui perut ibu, penolong harus menggunakan tangan
internal untuk secara manual membuat bidang pembelahan antara plasenta dengan
desidua yang menempel dan miometrium.
26. • Jika pengangkatan plasenta adalah refraktori atau hanya sebagian yang berhasil
(yaitu plasenta atau bagian dari plasenta tetap di dalam rahim), atau jika
perdarahan tetap ada meskipun ada pengiriman plasenta, seringkali langkah
selanjutnya adalah manajemen bedah dengan kuretase.
• Karena risiko endometritis, antibiotik rutin umumnya diberikan sesaat sebelum
atau segera setelah pengangkatan plasenta secara manual. Profilaksis dapat
diberikan paralel dengan profilaksis sesar dengan sefalosporin generasi pertama.
Pasien yang demam pada saat ekstraksi harus dirawat sepenuhnya untuk
korioamnionitis dengan antibiotik spektrum luas
27. Analgesik atau sedative dengan peralatan pemantauan yang
sesuai
Uterotonika
Nitrogliserin
Obat - obatan
Persiapan pasien
Persiapan pengumpulan darah
Kateter kandung kemih
Spons forceps untuk menggenggam jaringan
Kuret panjang
Balon intrauterin atau bahan pengemas uterus
Ketersediaan darah yang tidak cocok
Protokol transfusi masif
Peralatan untuk pengukuran kehilangan darah kuantitatif
(volumetrik atau
gravimetri)
Tersedia ruang operasi dengan peralatan anestesi
Peralatan kuretase isap
Peralatan laparotomi
28. Evidence Placenta Retained
• Penggunaan prostaglandin E2 alpha (dinoprostone atau
sulprostone) untuk manajemen retensi plasenta tidak
dianjurkan. (Level C)
• Dosis tunggal antibiotik (ampisilin atau sefalosporin generasi
pertama) direkomendasikan jika dilakukan pengangkatan
plasenta secara manual. (Level C)
29.
30. • Inversio uteri merupakan suatu keadaan dimana lapisan dalam uterus
(endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat
bersifat inkomplit sampai komplit.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/30062382
31. Faktor Predisposisi
• Faktor-faktor yang memungkinkan dapat terjadi adalah adanya atonia uteri,
serviks yang masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan yang menarik
fundus ke bawah (misalnya disebabkan karena plasenta akreta, inkreta, dan
perkreta, yang tali pusatnya ditarik keras dari bawah atau karena adanya
tekanan pada fundus uteri dari atas (manuever Crede) atau tekanan
intraabdominal yang keras dan tiba-tiba (misalnya batuk keras dan bersin)
32. Inversio uteri dapat dibagi
• Fundus uteri menonjol kedalam kavum uteri tetapi belum
keluar dari ruang tersebut.
• Korpus uteri yang terbalik sudah masuk kedalam vagina.
• Uterus dengan vagina semuanya terbalik, untuk sebagian
besar terletak diluar vagina
33. Penatalaksanaan
• Memanggil bantuan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah
pengganti dan pemberian obat.
• memberikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus yang terbalik
sebelum dilakukan reposisi manual yaitu mendorong endometrium ke
atas masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks sampai tangan
masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya. Hal itu dapat dilakukan
sewaktu plasenta sudah terlepas atau tidak
• Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil
dikeluarkan dari rahim dan sambil memberikan uterotonika lewat infus
atau i.m tangan tetap dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tanagan operator baru dilepaskan
• Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan kebutuhan
• Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan servika yang keras
menyebabkan manuver di atas tidak bisa dikerjakan, maka dilakukan
laparotomi untuk mereposisi, dan apabila terpaksa dilakukan
histerektomi jika uterus sudah mengalami infeksi dan nekrosis
34. TRAUMA JALAN LAHIR
• Ruptura serviks
• Hematoma
• Episiotomi
• Perlukaan vagina, vulva dan perineum
• Trauma lain
35. Ruptura Serviks
• Gejala klinik kontraksi uterus baik, tetapi perdarahan terus –
menerus, darah segar dan merah, perlukaan dapat diraba
dengan 2 jari untuk menetukan letak rupturnya.
• Terapinya adalah ruptura serviks ditarik keluar sehingga
tampak jelas, ruptura serviks dijahit kembali tanpa
melibatkan endoserviks, untuk memastikan kesembuhan dan
menghentikan perdarahan dapat dipasang tampon vaginal
selama 24 jam.
36. Hematoma
• Terjadi hematoma pada retroperitoneal, menuju parametrium,
menuju ligamentum latum, sekitar vesika urinaria, vagina, vulva,
dan perineum.
• Diagnosisnya adalah nyeri yang semakin meningkat sekitar
segmen perut bagian bawah, keadaan umum makin memburuk
atau menurun, anemis, nadi meningkat, tensi turun, tetapi
perdarahan pervaginam tidak terlalu banyak.
• Terapinya adalah pada hematoma kearah bagian dalam sekitar
parametrium, retroperineal, perlu dilakukan laparotomi, untuk
mencari dan menghentikan sumber perdarahan, hematoma sekitar
vagina, vulva, dan perineum perlu dilakukan evaluasi untuk mencari
sumber dan menghentika perdarahannya, hematoma kecil pada
vulva mungkin dapat diabsorbsi
37. Perlukaan vagina, vulva dan perineum
• Evaluasi sumber perdarahannya dilakukan dengan
pemeriksaan fisik dean inspekulo, dengan spekulum jelas
tampak sumber luka dan perdarahannya.
• Terapinya adalah sumber perlukaan dijahit kembali sehingga
dapat menghentika perdarahan, menghindari infeksi,
mengembalikan fungsinya sebagai alat reproduksi
38. Episiotomi
• Perlukaan perineum yang sengaja dilakukan untuk
memperluas jalan lahir lunak, dapat terjadi perluasan luka
yang lebih dalam, menjadi sumber perdarahan dan infeksi.
Terapinya adalah luka episiotomi harus dijahit kembali untuk
mengembalikan fungsi alat reproduksi dan menghilangkan
sumber perdarahannya, mengurangi sebanyak mungkin
infeksi
39. Ruptur Perineum
• Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi
lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat
atau tindakan.
40. Faktor yang Mempengaruhi Ruptur Perineum
• Paritas
• Berat bayi
• Cara mengejan
• Elastisitas perineum
41. Klasifikasi Ruptur Perineum
• Derajat 1
Pada ruptur perineum derajat 1 akan mengenai fourchette, kulit perineum, dan
membran mukosa vagina, tetapi tidak mengenai fasia dan otot
• Derajat 2
Pada ruptur perineum derajat 2 mengenai kulit dan membran mukosa, fasia dan
otot-otot perineum, tetapi tidak mengenai sphincter ani
• Derajat 3
Derajat 3a: <50% spinchter ani externa
Derajat 3b: >50% spinchter ani externa
Derajat 3c: spincter ani externa & interna
• Derajat 4
Pada ruptur perineum derajat 4, meluas sampai ke mukosa rektum sehingga
lumen rektum.
42. RUPTUR UTERI
Klasifikasi
Menurut waktu terjadinya, ruptur uteri dapat dibedakan:
1. Ruptur Uteri Gravidarum
Terjadi waktu sedang hamil, sering berlokasi pada korpus.
2. Ruptur Uteri Durante Partum
Terjadi waktu melahirkan anak, lokasinya sering pada
SBR. Jenis inilah yang terbanyak.
43. Menurut robeknya peritoneum, ruptur uteri dapat dibedakan:
1. Ruptur Uteri Kompleta
Robekan pada dinding uterus berikut peritoneumnya
(perimetrium), sehingga terdapat hubungan langsung antara
rongga perut dan rongga uterus dengan bahaya peritonitis.
2. Ruptur Uteri Inkompleta
Robekan otot rahim tetapi peritoneum tidak ikut robek.
Perdarahan terjadi subperitoneal dan bisa meluas sampai ke
ligamentum latum.
44. • Ruptur uteri dapat terjadi sebagai akibat cedera atau anomali
yang sudah ada sebelumnya, atau dapat menjadi komplikasi
dalam persalinan dengan uterus yang sebelumnya tanpa parut.
• faktor predisposisi lainnya yang sering ditemukan pada ruptur
uteri adalah riwayat operasi atau manipulasi yang mengakibatkan
trauma seperti kuretase atau perforasi. Stimulasi uterus secara
berlebihan atau kurang tepat dengan oksitosin, yaitu suatu
penyebab yang sebelumnya lazim ditemukan, tampak semakin
berkurang. Umumnya, uterus yang sebelumnya tidak pernah
mengalami trauma dan persalinan berlangsung spontan, tidak
akan terus berkontraksi dengan kuat sehingga merusak dirinya
sendiri