SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
Download to read offline
ANTROPOMET
RI
∗Asal kata : antropos = manusia ;
metrios = ukuran
∗Antropometri = pengukuran variasi
dimensi fisik dan komposisi tubuh
∗Secara kasar pada beberapa tingkat
umur dan tingkat gizi
Antropometri
1. massa jaringan  ukuran yang menunjukkan
pertumbuhan massa jaringan aktif ( lemak,
tanpa lemak)
 BB, LILA, TLBK
2. linier  ukuran yang menunjukkan
pertumbuhan otot, tulang, rangka  TB, LK,
LD
2 macam ukuran antropometri
JENIS
PARAMETER
• Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur
yang digunakan adalah tahun umur penuh
(Completed Year ) dan untuk anak umur 0 – 2 tahun
digunakan bulan usia penuh (Completed Month).
Contoh : Tahun usia penuh (Completed Year )
Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun
Contoh : Bulan usia penuh (Completed Month )
Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
3 tahun 27 hari, dihitung 3 bulan
• Di pedesaan banyak keluarga yang tidak mempunyai
catatan tanggal lahir anaknya. Selain itu juga ada
kecenderungan untuk menulis angka yang mudah
seperti : 1 tahun, 1.5 tahun, 2 tahun dan 3 tahun.
Umur
• Berat badan menggambarkan jumlah protein,
lemak, air dan mineral pada tulang.
• Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat &
protein otot menurun.
• Pada orang yang edema & acites terjadi
penambahan cairan dalam tubuh
• Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak
dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan
gizi.
Berat badan
∗ Tinggi badan mrp parameter yg penting bagi keadaan yg
telah lalu & keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dg
tepat.
∗ Pengukuran tinggi badan u/ anak balita sudah dapat berdiri,
contoh : mikrotoa
Tinggi Badan
∗ Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok
wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini
yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat
awam untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan
Energi Kronis ( KEK ). Wanita usia subur adalah wanita usia
15 – 45 tahun.
∗ Pd anak digunakan sbg alternatif kalau tidak bisa
ditimbang/diukur tinggi badanya
Lingkar Lengan Atas
∗ Lingkar kepala : memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala /
peningkatan ukuran kepala.
∗ Contoh : Yang sering adalah kepala besar ( hidrocefalus ) & kepala kecil
( mikrosefalus )
∗ Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak & tulang
tengkorak.
∗ Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan
dalam pengukuran umur.
∗ Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai standard of reference.
∗ Tulang tengkorak / lingkar kepala dipengaruhi oleh suku bangsa dan
genetik. Juga dipengaruhi oleh kebudayaan, seperti orang Amerika Utara,
dimana kepala anak agak besar.
Lingkar Kepala
• Biasanya dilakukan pada anak usia 2 -3 tahun, karena rasio
lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan.
• Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat &
pertumbuhan dada lebih cepat.
• Umur antara 6 bulan & 5 tahun, rasio antara lingkar kepala &
dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat
kegagalan perkembangan dan pertumbuhan / kelemahan
otot & lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai
indikator dalam menentukan KEP pada balita.
• Masalah yang sering ditemukan adalah akurasi pengukuran
( pembacaan ), karena pernafasan anak yang tidak teratur.
Lingkar dada
∗ Parameter antropometri mrp dasar dari
penilaian status gizi. Kombinasi antara
beberapa parameter disebut Indeks
Antropometri.
∗ Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks
Antropometri ( Sumber : Puslitbang Gizi, 1980.
Pedoman Ringkas Cara Pengukuran
Antropometri & Penentuan Gizi. Bogor )
INDEKS ANTROPOMETRI
∗ Jika dalam keadaan normal maka berat badan
berkembang mengikuti pertambahan umur
∗ Jika dalam keadaan abnormal, terdapat 2
kemungkinan yaitu berat badan berkembang cepat/
lebih lambat dari keadaan normal
Berat badan menurut umur ( BB/U )
∗ Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal.
∗ Kondisi normal, TB tumbuh seiring pertambahan umur.
∗ Maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Beaton
& Bengoa ( 1973 ) : bahwa indeks TB/U disamping memberikan
status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan
status sosial ekonomi.
Tinggi badan menurut umur ( TB/U )
∗ Dalam keadaan normal, perkembangan BB akan
searah dg pertumbuhan TB dg kecepatan tertentu.
∗ Indeks BB/TB mrp indikator yang baik u/ menilai
status gizi saat ini (sekarang). Indeks BB/TB
merupakan indeks yang independen terhadap umur.
Berat badan menurut tinggi badan
( BB/TB )
• LLA m’berikan gambaran tentang keadaan
jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.
• LLA merupakan parameter yang labil, sehingga
LLA merupakan indeks status gizi saat ini. ( Jellife,
1966 ) : perkembangan LLA pada tahun pertama
5,4 cm sedangkan pada umur 2 tahun – 5 tahun ±
1,5 cm per tahun, kurang sensitif untuk usia
selanjutnya.
• Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi,
disamping digunakan secara tunggal juga dalam
bentuk kombinasi dengan dengan parameter
lainnya LLA/U dan LLA/TB yang disebut dengan
quack stick.
Lingkar lengan atas menurut umur ( LLA/U )
• Masalah kekurangan & kelebihan gizi pada orang dewasa
( usia 18 tahun keatas )merupakan masalah penting, karena
selain mempunyai resiko penyakit tertentu, juga dapat
mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu,
pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara
berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan
mempertahankan BB yang ideal/normal.
• Di indonesia khususnya, cara pemantauan & batasan BB
normal orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan
tertentu.
Indeks Massa Tubuh ( IMT )
BB ideal = ( TB – 100 ) – 10% ( TB – 100 ) atau 0,9 X ( TB –
100 )
Sejak tahun 1958 digunakan cara perhitungan BB
normal berdasarkan dengan rumus :
∗ Pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold)
dilakukan pada beberapa bagian tubuh :
∗ Bagian lengan atas ( triceps & biceps ), lengan bawah
( forearm ), tulang belikat (subscapular ), ditengah garis
ketiak ( mid axillary ), sisi dada ( pectoral ), perut
( abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut ( supra
patellar ) & pertengahan tungkai bawah ( medial calf ).
Tebal lemak bawah kulit menurut
umur
APLIKASI
ANTROPOMETRI
• Kualitas sumber daya manusia
 Kualitas manusia Indonesia yang akan datang harus lebih
baik dari sekarang. Kualitas manusia dapat ditinjau dari segi
sosek, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dll. Dari aspek
gizi, kualitas manusia diartikan dalam 2 hal yaitu :
kecerdasan otak/kemampuan intelektual & kemampuan
fisik/produktivitas kerja.
• Penilaian status gizi
 Penilaian status gizi dengan cara antropometri banyak
digunakan untuk penelitian/survei.
∗Pemantauan pertumbuhan anak
 Program gizi, khususnya UPGK telah meluas ke seluruh
Indonesia. Penimbangan BB balita dan penggunaan KMS
untuk memantau keadaan kesehatan.
∗Survei nasional vitamin A
 Survei tentang masalah vitamin A dilakukan dengan
pengukuran antropometri anak balita dan menghasilkan data
prevalensi KEP dengan lingkup nasional pada tahun 1986.
• Survei sosial ekonomi nasional
( SUSENAS )
 Susenas bekerja sama dengan BPS & Direktorat Gizi
( Depkes) dilakukan integrasi pengumpulan data status gizi
anak balita dengan melakukan pengukuran berat badan.
Indeks yang digunakan adalah BB/U. Hasil susenas disajikan
dalam 4 klasifikasi yaitu : gizi baik, gizi sedang, gizi kurang &
gizi buruk.
• Kegiatan pemantauan status gizi
 Upaya penyediaan data & informasi status gizi balita
terutama pada KEP, salah satu kegiatannya adalah
pemantauan status gizi ( PSG ).
• Pengukuran tinggi badan anak baru
masuk sekolah ( TBABS )
 Perubahan ukuran fisik penduduk mrp salah satu
indikator keberhasilan upaya peningkatan kualitas sumber
daya manusia, seperti pengukuran TB anak baru masuk
sekolah yang dilakukan o/ para guru di sekolah. Dari hasil
pengukuran TBABS setiap 5 tahun sekali akan dapat di
evaluasi pencapaian tinggi badan optimal yg harus dicapai
anak-anak di Indonesia.
• Kegiatan penapisan
 Kegiatan penapisan ini dapat dilakukan u/ memilih target
dalam dalam suatu kegiatan program gizi seperti, pemberian
makanan tambahan.
• Kegiatan di Klinis dalam hubungan dengan
penyakit & pengobatan
 Dalam penentuan penyakit, antropometri perlu
dipertimbangkan, seperti penyakit hidrosefalus ditentukan
dengan melihat ukuran dari kepala. Salah satu faktor yang
perlu diperhatikan dalam penentuan dosis obat adalah
antropometri, seperti BB sehingga tidak terjadi over
dosis/kekurangan dosis.
• Swa uji resiko kekurangan energi kronis ( KEK )
 Antropometri yg digunakan untuk mengukur resiko KEK
adalah pengukuran LLA pada WUS. Jika kurang dari angka
tersebut dapat diambil tindakan meningkatkan pertumbuhan
berat badannya, dg pemberian makanan yg tepat/sesuai
kebutuhan bayi.
Kartu menuju sehat ( KMS ) ibu hamil
 KMS untuk meningkatkan motivasi ibu hamil datang
ke Posyandu. KMS juga bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu
hamil, menurunkan angka BBLR dengan cara
meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya
kesehatan dan makanan bergizi.
Pemantauan status gizi orang dewasa
 Mempertahankan BB normal akan memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup ( life
expectancy ) yang lebih panjang. Salah satu cara
memantau status gizi orang dewasa adalah dengan
mengukur indeks massa tubuh ( IMT ).

ANTROPOMETRI

More Related Content

Similar to ANTROPOMETRI

Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangAna Sengga
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfEka Safitri
 
Tubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehatTubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehatEddi Ross
 
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptxAnjarVessalius
 
27. Penilaian Status Gizi.pptx
27. Penilaian Status Gizi.pptx27. Penilaian Status Gizi.pptx
27. Penilaian Status Gizi.pptxTiffanieAlmas
 
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturDigital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturRivai Beta
 
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptxTIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptxYainPanggalo3
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfRiefClasher
 
konsep presisi dan pengenalan alat.ppt
konsep presisi dan pengenalan alat.pptkonsep presisi dan pengenalan alat.ppt
konsep presisi dan pengenalan alat.pptYunanda6
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 
3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau giziJoni Iswanto
 

Similar to ANTROPOMETRI (20)

Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Kebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status giziKebutuhan gizi dan status gizi
Kebutuhan gizi dan status gizi
 
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru KupangPenelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
Penelitian Status GIZI TK Kota Baru Kupang
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKBID PARAMATA KABUPATEN MUNA
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
Pengukuran antropometr1 pada bayi AKPER PEMKAB MUNA
 
Pengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayiPengukuran antropometr1 pada bayi
Pengukuran antropometr1 pada bayi
 
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdfTopik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
Topik 3. Penilaian Tumbuh Kembang (Part 1. Pertumbuhan)pdf
 
Tubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehatTubuh ideal-sehat
Tubuh ideal-sehat
 
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
276973605-Pemantauan-Tumbuh-Kembang-Bayi.pptx
 
Kulum Sekolah update (1).pptx
Kulum Sekolah update (1).pptxKulum Sekolah update (1).pptx
Kulum Sekolah update (1).pptx
 
27. Penilaian Status Gizi.pptx
27. Penilaian Status Gizi.pptx27. Penilaian Status Gizi.pptx
27. Penilaian Status Gizi.pptx
 
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literaturDigital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
Digital 124974 s09053fk-status gizi-literatur
 
Penilaian status gizi
Penilaian status giziPenilaian status gizi
Penilaian status gizi
 
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptxTIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
TIM PAKAR DR WILMA_Peran Nutrisi.pptx
 
Gizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdfGizi pada Remaja.pdf
Gizi pada Remaja.pdf
 
konsep presisi dan pengenalan alat.ppt
konsep presisi dan pengenalan alat.pptkonsep presisi dan pengenalan alat.ppt
konsep presisi dan pengenalan alat.ppt
 
Gizi_Anak_Usia_Sekolah.pptx
Gizi_Anak_Usia_Sekolah.pptxGizi_Anak_Usia_Sekolah.pptx
Gizi_Anak_Usia_Sekolah.pptx
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi3 indikator pemantau gizi
3 indikator pemantau gizi
 

Recently uploaded

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docxpuskesmasseigeringin
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 

Recently uploaded (20)

anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
2.8.2.a Bukti Pemantauan Kegiatan Evaluasi UKME.docx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 

ANTROPOMETRI

  • 2. ∗Asal kata : antropos = manusia ; metrios = ukuran ∗Antropometri = pengukuran variasi dimensi fisik dan komposisi tubuh ∗Secara kasar pada beberapa tingkat umur dan tingkat gizi Antropometri
  • 3.
  • 4. 1. massa jaringan  ukuran yang menunjukkan pertumbuhan massa jaringan aktif ( lemak, tanpa lemak)  BB, LILA, TLBK 2. linier  ukuran yang menunjukkan pertumbuhan otot, tulang, rangka  TB, LK, LD 2 macam ukuran antropometri
  • 6. • Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur yang digunakan adalah tahun umur penuh (Completed Year ) dan untuk anak umur 0 – 2 tahun digunakan bulan usia penuh (Completed Month). Contoh : Tahun usia penuh (Completed Year ) Umur : 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun 6 tahun 11 bulan, dihitung 6 tahun Contoh : Bulan usia penuh (Completed Month ) Umur : 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan 3 tahun 27 hari, dihitung 3 bulan • Di pedesaan banyak keluarga yang tidak mempunyai catatan tanggal lahir anaknya. Selain itu juga ada kecenderungan untuk menulis angka yang mudah seperti : 1 tahun, 1.5 tahun, 2 tahun dan 3 tahun. Umur
  • 7. • Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang. • Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat & protein otot menurun. • Pada orang yang edema & acites terjadi penambahan cairan dalam tubuh • Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat badan
  • 8.
  • 9. ∗ Tinggi badan mrp parameter yg penting bagi keadaan yg telah lalu & keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dg tepat. ∗ Pengukuran tinggi badan u/ anak balita sudah dapat berdiri, contoh : mikrotoa Tinggi Badan
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15. ∗ Menurut Depkes RI (1994) pengukuran LLA pada kelompok wanita usia subur (WUS) adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko Kekurangan Energi Kronis ( KEK ). Wanita usia subur adalah wanita usia 15 – 45 tahun. ∗ Pd anak digunakan sbg alternatif kalau tidak bisa ditimbang/diukur tinggi badanya Lingkar Lengan Atas
  • 16.
  • 17.
  • 18. ∗ Lingkar kepala : memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala / peningkatan ukuran kepala. ∗ Contoh : Yang sering adalah kepala besar ( hidrocefalus ) & kepala kecil ( mikrosefalus ) ∗ Lingkar kepala terutama dihubungkan dengan ukuran otak & tulang tengkorak. ∗ Lingkar kepala dapat juga digunakan sebagai informasi tambahan dalam pengukuran umur. ∗ Masalah yang sering dijumpai adalah mengenai standard of reference. ∗ Tulang tengkorak / lingkar kepala dipengaruhi oleh suku bangsa dan genetik. Juga dipengaruhi oleh kebudayaan, seperti orang Amerika Utara, dimana kepala anak agak besar. Lingkar Kepala
  • 19.
  • 20. • Biasanya dilakukan pada anak usia 2 -3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. • Setelah umur ini, tulang tengkorak tumbuh secara lambat & pertumbuhan dada lebih cepat. • Umur antara 6 bulan & 5 tahun, rasio antara lingkar kepala & dada adalah kurang dari satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan / kelemahan otot & lemak pada dinding dada. Ini dapat digunakan sebagai indikator dalam menentukan KEP pada balita. • Masalah yang sering ditemukan adalah akurasi pengukuran ( pembacaan ), karena pernafasan anak yang tidak teratur. Lingkar dada
  • 21. ∗ Parameter antropometri mrp dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. ∗ Penggolongan Keadaan Gizi menurut Indeks Antropometri ( Sumber : Puslitbang Gizi, 1980. Pedoman Ringkas Cara Pengukuran Antropometri & Penentuan Gizi. Bogor ) INDEKS ANTROPOMETRI
  • 22. ∗ Jika dalam keadaan normal maka berat badan berkembang mengikuti pertambahan umur ∗ Jika dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan yaitu berat badan berkembang cepat/ lebih lambat dari keadaan normal Berat badan menurut umur ( BB/U )
  • 23. ∗ Tinggi badan menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. ∗ Kondisi normal, TB tumbuh seiring pertambahan umur. ∗ Maka indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. Beaton & Bengoa ( 1973 ) : bahwa indeks TB/U disamping memberikan status gizi masa lampau, juga lebih erat kaitannya dengan status sosial ekonomi. Tinggi badan menurut umur ( TB/U )
  • 24. ∗ Dalam keadaan normal, perkembangan BB akan searah dg pertumbuhan TB dg kecepatan tertentu. ∗ Indeks BB/TB mrp indikator yang baik u/ menilai status gizi saat ini (sekarang). Indeks BB/TB merupakan indeks yang independen terhadap umur. Berat badan menurut tinggi badan ( BB/TB )
  • 25. • LLA m’berikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. • LLA merupakan parameter yang labil, sehingga LLA merupakan indeks status gizi saat ini. ( Jellife, 1966 ) : perkembangan LLA pada tahun pertama 5,4 cm sedangkan pada umur 2 tahun – 5 tahun ± 1,5 cm per tahun, kurang sensitif untuk usia selanjutnya. • Penggunaan LLA sebagai indikator status gizi, disamping digunakan secara tunggal juga dalam bentuk kombinasi dengan dengan parameter lainnya LLA/U dan LLA/TB yang disebut dengan quack stick. Lingkar lengan atas menurut umur ( LLA/U )
  • 26. • Masalah kekurangan & kelebihan gizi pada orang dewasa ( usia 18 tahun keatas )merupakan masalah penting, karena selain mempunyai resiko penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktifitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan BB yang ideal/normal. • Di indonesia khususnya, cara pemantauan & batasan BB normal orang dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Indeks Massa Tubuh ( IMT )
  • 27. BB ideal = ( TB – 100 ) – 10% ( TB – 100 ) atau 0,9 X ( TB – 100 ) Sejak tahun 1958 digunakan cara perhitungan BB normal berdasarkan dengan rumus :
  • 28. ∗ Pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan pada beberapa bagian tubuh : ∗ Bagian lengan atas ( triceps & biceps ), lengan bawah ( forearm ), tulang belikat (subscapular ), ditengah garis ketiak ( mid axillary ), sisi dada ( pectoral ), perut ( abdominal), suprailiaka, paha, tempurung lutut ( supra patellar ) & pertengahan tungkai bawah ( medial calf ). Tebal lemak bawah kulit menurut umur
  • 29.
  • 30.
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 35. • Kualitas sumber daya manusia  Kualitas manusia Indonesia yang akan datang harus lebih baik dari sekarang. Kualitas manusia dapat ditinjau dari segi sosek, pendidikan, lingkungan, kesehatan, dll. Dari aspek gizi, kualitas manusia diartikan dalam 2 hal yaitu : kecerdasan otak/kemampuan intelektual & kemampuan fisik/produktivitas kerja. • Penilaian status gizi  Penilaian status gizi dengan cara antropometri banyak digunakan untuk penelitian/survei.
  • 36. ∗Pemantauan pertumbuhan anak  Program gizi, khususnya UPGK telah meluas ke seluruh Indonesia. Penimbangan BB balita dan penggunaan KMS untuk memantau keadaan kesehatan. ∗Survei nasional vitamin A  Survei tentang masalah vitamin A dilakukan dengan pengukuran antropometri anak balita dan menghasilkan data prevalensi KEP dengan lingkup nasional pada tahun 1986.
  • 37. • Survei sosial ekonomi nasional ( SUSENAS )  Susenas bekerja sama dengan BPS & Direktorat Gizi ( Depkes) dilakukan integrasi pengumpulan data status gizi anak balita dengan melakukan pengukuran berat badan. Indeks yang digunakan adalah BB/U. Hasil susenas disajikan dalam 4 klasifikasi yaitu : gizi baik, gizi sedang, gizi kurang & gizi buruk. • Kegiatan pemantauan status gizi  Upaya penyediaan data & informasi status gizi balita terutama pada KEP, salah satu kegiatannya adalah pemantauan status gizi ( PSG ).
  • 38. • Pengukuran tinggi badan anak baru masuk sekolah ( TBABS )  Perubahan ukuran fisik penduduk mrp salah satu indikator keberhasilan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, seperti pengukuran TB anak baru masuk sekolah yang dilakukan o/ para guru di sekolah. Dari hasil pengukuran TBABS setiap 5 tahun sekali akan dapat di evaluasi pencapaian tinggi badan optimal yg harus dicapai anak-anak di Indonesia. • Kegiatan penapisan  Kegiatan penapisan ini dapat dilakukan u/ memilih target dalam dalam suatu kegiatan program gizi seperti, pemberian makanan tambahan.
  • 39. • Kegiatan di Klinis dalam hubungan dengan penyakit & pengobatan  Dalam penentuan penyakit, antropometri perlu dipertimbangkan, seperti penyakit hidrosefalus ditentukan dengan melihat ukuran dari kepala. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan dosis obat adalah antropometri, seperti BB sehingga tidak terjadi over dosis/kekurangan dosis. • Swa uji resiko kekurangan energi kronis ( KEK )  Antropometri yg digunakan untuk mengukur resiko KEK adalah pengukuran LLA pada WUS. Jika kurang dari angka tersebut dapat diambil tindakan meningkatkan pertumbuhan berat badannya, dg pemberian makanan yg tepat/sesuai kebutuhan bayi.
  • 40. Kartu menuju sehat ( KMS ) ibu hamil  KMS untuk meningkatkan motivasi ibu hamil datang ke Posyandu. KMS juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada ibu hamil, menurunkan angka BBLR dengan cara meningkatkan kesadaran ibu hamil terhadap pentingnya kesehatan dan makanan bergizi. Pemantauan status gizi orang dewasa  Mempertahankan BB normal akan memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup ( life expectancy ) yang lebih panjang. Salah satu cara memantau status gizi orang dewasa adalah dengan mengukur indeks massa tubuh ( IMT ). 