Pembelajaran berbasis proyek adalah pendekatan belajar yang membangun aktivitas belajar berdasarkan kegiatan nyata. Metode ini memungkinkan siswa untuk belajar konten sekaligus kemampuan seperti komunikasi, organisasi, kerja kelompok, dan berpikir kritis melalui proyek yang mereka kerjakan secara individu atau kelompok. Pendekatan ini efektif dalam membangun pemahaman mendalam dan meningkatkan motivasi belajar.
1. Pembelajaran Berbasis Proyek
Barry Mikhael Cavin, M.Sc.
Program Pembekalan Pendamping Guru Penggerak
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2020
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project-Based Learning)
Sebuah pendekatan belajar yang dibangun berdasarkan aktivitas belajar dan
kegiatan di dunia nyata. Aktivitas-aktivitas ini pada umumnya merefleksikan tipe
pembelajaran dan pekerjaan yang dikerjakan oleh orang sehari-hari, bahkan di luar
ruang kelas. Pembelajaran Berbasis Proyek biasa dilakukan oleh individu/kelompok
untuk mencapai tujuan yang ditentukan di awal proyek dilaksanakan.
3. Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project-Based Learning)
Pembelajaran Berbasis Proyek tidak hanya mengajarkan konten dan wawasan,
tetapi juga kemampuan-kemampuan yang penting untuk dapat menjadi bagian
yang berperan di masyarakat. Kemampuan-kemampuan ini termasuk:
● komunikasi,
● presentasi,
● organisasi dan manajemen waktu,
● riset,
● penilaian diri dan refleksi,
● partisipasi kelompok dan kepemimpinan,
● serta kemampuan berpikir kritis.
4. Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project-Based Learning)
Pada umumnya, evaluasi pada Pembelajaran berbasis Proyek dilakukan secara
individu dan turut mempertimbangkan kualitas luaran/produk yang dihasilkan oleh
proyek tersebut, kedalaman pemahaman atas konteks dan konten yang terkait
proyek, serta kontribusi yang dihasilkan dalam proses pengerjaan proyek.
Peserta dalam Pembelajaran Berbasis Proyek diberikan ruang dan waktu untuk
merefleksikan ide dan opininya sendiri, serta membuat keputusan yang berdampak
langsung terhadap luaran dari proyek serta proses pembelajaran secara umum.
Produk akhir yang dihasilkan pada umumnya berkualitas tinggi dan pengalaman
yang dilalui sangat berharga, ditunjukkan melalui hasil dan presentasi yang otentik
dari peserta tersebut.
5. Pembelajaran Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek memungkinkan fasilitator untuk mengobservasi
setiap pencapaian, kebiasaan, cara kerja, dan perilaku lain yang mungkin
dilewatkan oleh penilaian-penilaian konvensional yang biasa dilakukan.
Bentuk-bentuknya adalah observasi dan penilaian terhadap peserta ketika
mereka melakukan berbagai aktivitas, seperti: berdialog menggunakan bahasa
asing, melakukan eksperimen sains, menggunakan sebuah alat, menyunting
sebuah komposisi, mempresentasikan sebuah pameran, atau bekerja dalam
kelompok membuat sebuah survey. Dengan kata lain, fasilitator mengobservasi
dan mengevaluasi kemampuan peserta untuk melakukan aktivitas kompleks
yang bermakna bahkan di kehidupan nyata, di luar konteks kelas.
Brookhart M., Susan, H. McMillan, James. 2019. Classroom Assessment and Educational Measurement. Routledge.
6. Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Program
Pembekalan Pendamping Guru Penggerak
Setiap individu pendamping guru penggerak akan diminta membuat sebuah
Rencana Pendampingan sebagai produk akhir dari proyek yang dilakukan. Seperti
yang dipaparkan sebelumnya, dalam pembelajaran berbasis proyek ini,
pendamping diberikan ruang untuk merefleksikan ide dan pembelajarannya sesuai
dengan fase, proses, dan cara belajar setiap pendamping masing-masing.
Selain itu, konteks hidup dan pengalaman dan pengamatan pendamping juga
diberikan ruang sebagai masukan yang valid dan patut dipertimbangkan dalam
penyusunan Rencana Kerja tersebut.
7. Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Program
Pembekalan Pendamping Guru Penggerak
Pada akhir pelaksanaan program, setiap individu pendamping guru penggerak akan
diminta untuk mempresentasikan hasil belajar dan Rencana Kerja-nya di depan
instruktur dan pendamping lainnya. Dalam proses ini, pendamping tentu bukan
hanya perlu mempresentasikan hasil akhir Rencana Kerja mereka tapi juga proses
berpikir dari hasil belajar masing-masing pendamping dari setiap modul yang
diberikan di program pembekalan ini.
Proses evaluasi ini disebut dengan Evaluasi 360 derajat dan juga penting untuk
pendamping dapat membagikan (bentuk pertanggungjawaban) dan
mendapatkan umpan balik dari instruktur dan sesama pendamping terkait Rencana
Kerja mereka.
8. Pembelajaran Berbasis Proyek untuk mendampingi
Guru Penggerak
Karena guru penggerak juga harus mengerjakan sebuah proyek, di mana mereka
harus menginisiasi perubahan di lingkungan mereka masing-masing, bapak/Ibu
pendamping guru penggerak juga bisa menggunakan kerangka berpikir dan bekerja
(framework) yang sama ketika mendampingi guru penggerak.
9. Kenapa menggunakan Pembelajaran berbasis Proyek?
Lebih dari 40 tahun bukti dari berbagai studi menunjukan bahwa strategi dan
prosedur pembelajaran yang didesain menggunakan kerangka Pembelajaran
Berbasis Proyek efektif dalam membangun pemahaman konten dan konteks yang
mendalam. Selain itu, riset juga menunjukan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek:
● Meningkatkan motivasi belajar;
● Meningkatkan efektivitas belajar dibandingkan metode instruksi tradisional;
● Lebih praktikal dibandingkan metode instruksi tradisional dalam hal retensi
jangka panjang, pengembangan kemampuan, dan kepuasan belajar baik bagi
pengajar ataupun pemelajar;
● Meningkatkan penguasaan peserta dalam hal kemampuan abad-21
(21st-century skills), seperti berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan
inovasi;
● Menyediakan model dan kerangka berpikir yang baik untuk mereformasi
pelaksanaan pendidikan dalam sebuah institusi belajar.
10. Kemampuan pendamping yang penting
untuk dimiliki dalam Pembelajaran Berbasis Proyek
Sebagai pendamping, Bapak/Ibu diminta untuk dapat memfasilitasi progres menuju
tujuan guru pendamping menginisiasi perubahan di lingkungannya masing-masing.
Untuk itu, bapak/ibu pendamping harus bisa mengembangkan komunikasi dan
pemahaman terhadap konteks hidup guru pendamping yang didampingi. Dua hal
peran yang perlu dijalani sebagai pendamping adalah:
● Penguat (Enabler)
○ Mempercayakan (trust) dan memberdayakan (empower)
○ Mengikutsertakan
○ Menjadi konsultan
● Pemandu (Guide)
○ Mengatur proses untuk mencapai tujuan
○ Konektor untuk bisa mencari informasi/pengalaman yang diperlukan
11. Refleksi
Menganalisis dan merefleksikan
setiap dampak/hasil yang terjadi
saat melaksanakan eksperimen.
Eksperimen
Mengeksekusi solusi/program;
Fokus kepada pengukuran dan
pengamatan hasil untuk menjadi
bahan evaluasi dan perbaikan
selanjutnya.
Konsep
Membuat rencana respons; Membuat
keputusan; Fokus kepada respons;
Membuat ajuan solusi; Merencanakan
ajuan solusi.
Observasi
Berteori; Membandingkan berbagai
alternatif; Mendefinisikan masalah;
Memahami masalah; Membuat kriteria;
Memformulasikan hipotesis.
Proses
Pembelajaran
Berbasis Proyek
12. Sumber
● Hutchings, Bill. Principles of Enquiry-Based Learning. Centre for Excellence in Enquiry-Based Learning. 2006.
● Hutchings, W. Enquiry-Based Learning: Definitions and Rationale. Centre for Excellence in Enquiry-Based
Learning. 2007.
● Hutchings, W. The philosophical bases of Enquiry-Based Learning. Centre for Excellence in Enquiry-Based
Learning. 2007.
● Markham, Thomas H., et al. Project Based Learning Handbook a Guide to Standards-Focused Project
Based Learning for Middle and High School Teachers. Buck Institute for Education, 2003.
● Markham, Thom. Project Based Learning: Design and Coaching Guide: Expert Tools for Innovation and
Inquiry for K-12 Educators. HeartIQ Press, 2012.