Kerajaan Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak di Sulawesi Selatan pada abad ke-16 dan memiliki hubungan yang erat. Kerajaan ini berkembang menjadi kerajaan Islam setelah kedatangan penyebar agama Islam dari Sumatra. Masa keemasan kerajaan ini terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin yang mampu melawan Belanda, meskipun akhirnya kalah akibat taktik adu domba Belanda dengan Bone.
3. Berdiri abad ke 16
terletak secara geografis di
daerah Sulawesi Selatan,
memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di jalur
pelayaran(perdagangan
Nusantara)
4. Gowa dan Talo
merupakan kerajaan
kembar yang bersatu.
Raja gowa adalah Daeng
Manrabia, sedangkan
Raja Tallo adalah
Karaeng Matoaya
5. Kerajaan Gowa
dan Tallo adalah dua kerajaan yang terletak
di Sulawesi Selatan dan saling
berhubungan baik. Banyak orang
mengetahuinya sebagai Kerajaan Makassar.
Makassar sebenarnya adalah ibu kota
Gowa yang juga disebut sebagai
Ujungpandang
6.
7. Sebelum abad ke-16, raja-raja
Makassar belum memeluk
agama Islam. Baru setelah
datangnya Datuk
Robandang/Dato’ Ri
Bandang ,
seorang penyiar islam dari
Sumatra, Makassar berkembang
menjadi kerajaan Islam.
8. Raja-raja yang berkuasa pada Kerajaan
Gowa-Tallo antara lain :
- I Mangari Daeng Manrabbia Sultan
Alauddin Tuminanga ri Gaukanna
Berkuasa mulai tahun 1593 - wafat
tanggal 15 Juni 1639. Merupakan
penguasa Gowa pertama yang
memeluk agama Islam.
9. Setelah Sultan Alauddin wafat,
Kerajaan Makassar dipimpin oleh
Muhammad Said 1639-1653. Setelah
Muhammad Said
wafat, beliau kemudian digantikan
oleh Sultan Hasanuddin. Beliau
berkuasa sejak tahun 1653. Masa
pemerintahannya merupakan masa
gemilang
kerajaan Makassar.
10. - I Mallombassi Daeng Mattawang
Karaeng Bonto Mangape Sultan
Hasanuddin Tuminanga ri
Balla'pangkana
Lahir tanggal 12 Juni 1631, berkuasa
mulai tahun 1653 - 1669, dan
wafat pada 12 Juni 1670.
11. Pada masa kerajaan Sultan Hasanuddin, ia
dapat
memporak-porandakan pasukan Belanda,
karena Belanda semakin
terdesak. Belanda melakukan taktik adu
domba dengan kerajaan
Bone yang menyebabkan kerajaan makasar
kalah dan terjadi
perjanjian Bongaya.
12. Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan
berkembang sebagai pusat perdagangan di Indonesia
bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor
:
• letak yang strategis,
• memiliki pelabuhan yang baik
• jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang
menyebabkan banyak pedagang-pedagang yang
pindah ke Indonesia Timur.
13. Sebagai negara Maritim, maka sebagian
besar masyarakat Makasar
adalah nelayan dan pedagang. Mereka
giat berusaha untuk
meningkatkan taraf kehidupannya,
bahkan tidak jarang dari mereka
yang merantau untuk menambah
kemakmuran hidupnya.
14. Walaupun masyarakat Makasar
memiliki kebebasan untuk
berusaha
dalam mencapai kesejahteraan
hidupnya, tetapi dalam
kehidupannya
mereka sangat terikat dengan
norma adat yang mereka anggap
sakral.
15. Di samping norma tersebut, masyarakat
Makasar juga
mengenal pelapisan sosial yang terdiri dari
lapisan atas yang
merupakan golongan bangsawan dan
keluarganya disebut dengan
“Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat
kebanyakan disebut “to
Maradeka” dan masyarakat lapisan bawah
yaitu para hamba-sahaya
disebut dengan golongan “Ata”.
16. Kehidupan Budaya
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat
Makasar banyak
menghasilkan benda-benda budaya yang
berkaitan dengan dunia
pelayaran. Mereka terkenal sebagai
pembuat kapal. Jenis kapal yang
dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan
nama Pinisi dan Lombo.
Kapal Pinisi dan Lombo merupakan
kebanggaan rakyat Makasar
dan terkenal sampai mancanegara.