1. Panas terik matahari mulai terasa dari balik jendela kamarku. Aku
terbangun dari tidurku yang nyenyak dan segera melihat handphone di
meja belajarku. Nampak banyak pesan yang menunggu agar segera
dibalas.
From : Ocha (089xxxxxx499)
“Pagi sayang, kita jadi jalan bareng temen-temen kan?”
Salah satu pesan dari Ocha membuatku terkejut sehingga aku segera
pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh.
Satu jam telah berlalu, aku sudah dalam keadaan rapi dan siap
untuk pergi bersama teman-temanku. “Kak, tolong antarkan aku ke
perempatan dekat pom dong!” teriakku pada kakak yang saat itu sedang
sibuk dengan pekerjaannya. Kakak bergegas mengambil sepeda
motornya dan mengantarku hingga di perempatan. Ketika sampai di
perempatan, ternyata Ika sudah menunggu lama. Namun Ocha belum
terlihat batang hidungnya. Segera aku sms Ocha agar tahu
keberadaannya.
To : Ocha (089xxxxxx499)
“Aku udah di perempatan, kamu dimana?”
Tak lama kemudian,
From : Ocha (089xxxxxx499)
“Aku ada di angkutan, sekarang sekitar Grobogan”
Aku dan Ika bersabar menunggu kedatangan Ocha. Nampaknya kali ini
Ocha ada beberapa gangguan, karena biasanya ialah yang sampai
terlebih dahulu.
Beberapa menit kemudian, terdapat angkutan yang berhenti di
depan aku dan Ika. Seorang gadis manis yang aku kagumi keluar dan
melambai ke arahku. Penampilannya sangat simpel, tak begitu mewah
namun aku begitu mengaguminya. Setelah kami bertiga sudah
berkumpul, barulah kami segera menaiki bus untuk pergi ke tujuan kami
yang pertama yaitu rumah seseorang yang bernama lengkap Wulandari
Arinda Putri. Perjalanan kami ke Ranuyoso terasa singkat karena kami
saling bercerita. Sesampainya di rumah Arin, ternyata Sidiq telah
datang terlebih dahulu. Aku, Ocha, dan Ika di persilahkan masuk dan di
jamu dengan the manis. Kami berlima saling berbincang-bincang
sembari menunggu dua orang teman kami yang belum datang.
“Assalamualaikum” Seorang gadis cantik bertubuh mungil datang
dan memberi salam. Gadis yang biasanya di goda oleh teman-teman
karena hanya memiliki nama lengkap Winda itu datang dengan wajah
yang ceria. Siapa yang tidak tahu Winda? Ia memang selalu ceria
meskipun godaan datang menghampirinya. Beberapa menit Winda
2. datang, disusul dengan kedatangan Mery dengan memakai celana
berwarna jingga yang menurut teman celana itu adalah celana pembawa
bencana. Semua teman telah berkumpul, kini kami bergegas untuk pergi
ke tempat wisata alam Ranubedali yang jaraknya lumayan dekat dengan
rumah Arin.
Sesampainya di Ranubedali, kami menuju ke bawah untuk melihat
keindahan pemandangan di sekitar Ranubedali. Disana terdapat kolam
dan air terjun kecil. Kami sangat senang dan menikmati suasana disana.
Tak lupa kami berfoto-foto untuk mengabadikan kenangan kami
bersama di tempat itu. Setelah puas berfoto-foto, kami segera kembali
ke atas dan pergi ke rumah Winda untuk beristirahat. Di rumah Winda
kami di jamu kripik talas dan teh. Kami juga dipersilahkan untuk
makan siang bersama. Setelah matahari mulai tergelincir, kami segera
pamit untuk pulang.
Pelaku
a. Aku
b. Ocha
c. Ika
d. Arin
:
e. Sidiq
f. Winda
g. Mery
Peristiwa
: Cerpen ini menceritakan tentang pengalamanku
dan teman-teman saat berlibur bersama ke
Ranubedali.
Latar
1. Tempat
:
a. Kamarku (…dari balik jendela kamarku)
b. Perempatan (Ketika sampai di perempatan, ternyata…)
c. Rumah Arin (Sesampainya di rumah Arin…)
d. Ranubedali (Sesampainya di Ranubedali, kami…)
e. Rumah Winda (Di rumah Winda kami di jamu kripik talas
dan teh.)
2. Waktu
:
a. Pagi hari (Panas terik matahari mulai terasa…)
b. Sore hari (Setelah matahari mulai tergelincir…)
3. Suasana
:
a. Menyenangkan (Kami sangat senang dan menikmati
suasana disana.)
Nama
Kelas/No.Absen
: Faisol M. Hasim
: X-2/10