1. d. Peristiwa Hukum
Peristiwa hukum adalah "semua kejadian atau fakta yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat yang mempunyai akibat hukum". Misalnya, 1) peristiwa perkawinan antara
seorang pria dengan seorang wanita, yang menimbulkan akibat-akibat hukum (diatur
oleh hukum), yaitu timbulnya hak dan kewajiban bagi kedua mempelai. 2) Peristiwa
jual-beli suatu barang, di mana peristiwa itu menimbulkan akibat hukum, yaitu
timbulnya hak dan kewajiban kedua belah pihak (penjual dan pembeli).
Peristiwa hukum dibedakan atas dua jenis, sebagai berikut:
a. Peristiwa hukum karena perbuatan subjek hukum, yaitu suatu peristiwa hukum yang
terjadi karena akibat perbuatan hukum.
Misalnya: -peristiwa pembuatan surat wasiat
-peristiwa menghibahkan barang
b. Peristiwa hukum yang bukan perbuatan subjek hukum atau peristiwa hukum
lainnya, yaitu peristiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat yang bukan merupakan
akibat dari perbuatan subjek hukum.
Misalnya: -kelahiran seorang bayi
-kematian seseorang
-daluarsa, yang terdiri atas dua jenis, yaitu:
1) Daluarsa aquisitief, yaitu daluarsa atau lewat waktu yang menimbulkan
hak.
2) Daluarsa extinctief, yaitu daluarsa atau lewat waktu yang melenyapkan
kewajiban.
1
PIH_5
2. e. Perbuatan Hukum
Perbuatan Hukum adalah: “setiap perbuatan/tindakan subjek hukum yang mempunyai
akibat hukum, dan akibat hukum itu memang dikehendaki oleh subjek hukum”. Misalnya,
jual-beli, sewa menyewa, pemberian hibah, nikah dan sebagainya.
Unsur-unsur Perbuatan Hukum:
a. Perbuatan itu dilakukan oleh subjek hukum.
b.Perbuatan itu mempunyai akibat hukum.
c. Akibat hukum itu dikehendaki oleh subjek hukum.
Perbuatan Hukum terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Perbuatan hukum bersegi satu: perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu pihak saja,
misalnya: pemberian izin kawin, pemberian wasiat, menolak warisan, pengakuan anak
luar kawin, dan sebagainya.
b. Perbuatan hukum bersegi dua: perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak atau
lebih, misalnya: perjanjian (jual-beli, sewa-menyewa), dan sebagainya.
Dengan demikian, perbuatan hukum berbeda dengan perbuatan melawan hukum, karena
perbuatan melawan hukum adalah: suatu perbuatan oleh subjek hukum dan akibat
hukumnya tidak dikehendaki. Misalnya: mencuri, membunuh, menipu, memperkosa dan
sebagainya. Hal yang membedakan antara "perbuatan hukum" dengan "perbuatan melawan
hukum" adalah: pada akibat hukumnya, di mana pada perbuatan hukum akibat hukumnya
dikehendaki oleh subjek hukum, sedangkan pada perbuatan melawan hukum akibat
hukumnya tidak dikehendaki oleh subjek hukum.
2
3. f. Akibat Hukum
Akibat Hukum adalah: “akibat yang diberikan oleh hukum atas suatu peristiwa
hukum atau perbuatan dari subjek hukum”. Dalam kepustakaan ilmu hukum dikenal
tiga jenis Akibat Hukum, sebagai berikut:
1) Akibat hukum berupa: lahirnya, berubahnya atau lenyapnya "suatu keadaan
hukum tertentu".
Misalnya: -Sejak usia 21 tahun, "melahirkan suatu keadaan
hukum baru", yaitu: dari tidak cakap bertindak dalam hukum menjadi cakap
bertindak.
- Orang dewasa yang di bawah kuratele/pengampuan, "mengubah atau
melenyapkan" kecakapannya melakukan tindakan hukum.
2) Akibat Hukum berupa: “lahirnya, berubahnya atau lenyapnya suatu "hubungan
hukum tertentu".
Misalnya: -Sejak debitur dengan kreditur memperjanjikan akad kredit (secara
tertulis), maka sejak itu "melahirkan suatu hubungan hukum", yaitu hubungan
hukum "utang-piutang" antara keduanya.
- Sejak pembeli melunasi/membayar harga barang dan penjual menyerahkan
barang yang dijualnya, maka "berubah atau lenyaplah hubungan hukum" jual-
beli di antara mereka.
3) Akibat Hukum berupa sanksi, yang tidak dikehendaki oleh subjek hukum
(perbuatan melawan hukum).
3