Makalah ini membahas tentang tradisi budaya kuda lumping di Desa Purbalingga dan pandangan Islam serta skenario drama permusuhan manusia dengan iblis. Tradisi kuda lumping adalah kesenian rakyat tradisional Jawa yang menampilkan tari, musik, dan nilai-nilai religius. Menurut pandangan Islam, kesenian ini dapat digunakan untuk dakwah sementara kesurupan yang terjadi bukan karena kesenian itu sendiri. Skenario drama permusu
Makalah agama tentang akidah dan awal mula permusuhan manusia dengan iblis
1. 1
MAKALAH TUGAS MKU/MKDK
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Disusun guna memenuhi tugas individu
Disusun oleh : Nurhayun Rismawati
NIM : 4111415026
Prodi : Matematika
Dosen Pengampu : Bapak Ali Sunarso
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
“Tradisi Budaya Kuda Lumping Di Desa Purbalingga Menurut Pandangan Islam dan
Analisis Skenario Drama Permusuhan Manusia dengan Iblis” ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Ali Sunarso
selaku Dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam Unnes yang telah memberikan tugas
Ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda
demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Semarang, 30 Maret 2016
Penyusun
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 4
1. Latar Belakang............................................................................................................ 4
2. Rumusan Masalah....................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 6
1. Tradisi Budaya Kuda Lumping di Desa Purbalingga dan
Cara Pandang Menurut Islam ................................................................................... 6
2. Skenario Drama Permusuhan Manusia dengan Iblis.................................................. 8
BAB III PENUTUP....................................................................................................... 11
1. Kesimpulan................................................................................................................ 11
2. Saran.......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSAKA...................................................................................................... 12
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sejak abad ke-13 Hijriah , kawasan Indonesia mulai berkenalanan dengan
“tradisi” Islam, meskipun frekuensinya tidak terlalu besar. Pengenalan ini berlangsung
sejalan dengan munculnya para saudagar Muslim di beberapa tempat. Buktinya juga di
temukannya makam dari Sultan Malik as-Saleh yang mangkat pada bulan Ramadhan 696
Hijriah/1297 Masehi. Ini berarti bahwa pada abad ke-13 Masehi di Nusantara sudah ada
institusi kerajaan yang bercorak Islam.
Dalam istilah lain proses akulturasi antara Islam dan Budaya local ini kemudian
melahirkan kemampuan menyerap sambil mengadakan seleksi dan pengolahan aktif
terhadap pengaruh kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai suatu ciptaan baru yang
unik, yang tidak terdapat di wilayah bangsa yang membawa pengaruh budayanya. Pada
sisi lain kemampuan ini memiliki kegunaan antara lain: mampu bertahan terhadap budaya
luar; mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar; mempunyai
kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam budaya asliu; dan memilkiki
kemampuanmengendalikan dan memberikan arah pada perkembangan budaya
selanjutnya.
Sebagai suatu norma, aturan, maupun segenap aktivitas masyarakat Indonesia,
ajaran Islam telah menjadi pola anutan masyarakat. Dalam konteks inilah Islam sebagai
agama sekaligus telah menjadi budaya masyarakat Indonesia. Di sisi lain budaya-budaya
lokal yang ada di masyarakat, tidak otomatis hilang dengan kehadiran Islam. Budaya-
budaya lokal ini sebagian terus dikembangkan dengan mendapat warna-warna Islam.
Perkembangan ini kemudian melahirkan “akulturasi budaya”, antara budaya lokal dan
Islam.
Salah satu budaya yang ada adalah budaya kuda lumping. Budaya yang di
ciptakan guna meyakinkan bahwa hal ghaib itu perlu di yakini keberadaannya, sesuai
dengan rukun iman dan tercantum dalam surat An-Nas.
Jin menurut bahasa (Arab) berasal dari kata ijtinan, secara harfiah berarti sesuatu
yang berkonotasi “tersembunyi” atau “tidak terlihat”. Dalam Islam dan mitologi Arab
5. 5
pra-Islam, jin adalah salah satu ras mahluk yang tidak terlihat dan diciptakan dari api.
Makhluk ciptaan Allah dapat dibedakan antara yang bernyawa dan tak bernyawa, di
antara yang bernyawa adalah jin. Jadi jin menurut bahasa berarti sesuatu yang
tersembunyi dan halus, sedangkan syetan ialah setiap yang durhaka dari golongan jin,
manusia atau hewan.
Dinamakan jin, karena ia tersembunyi wujudnya dari pandangan mata manusia.
Itulah sebabnya jin dalam wujud aslinya tidak dapat dilihat mata manusia. Kalau ada
manusia yang dapat melihat jin, maka jin yang dilihatnya itu adalah jin yang sedang
menjelma dalam wujud makhluk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Tentang awal
permusuhan jin dan manusia , yaitu ketika Allah Subhanahu wata’ala perintahkan para
malaikat dan Iblis untuk bersujud kepada nabi Adam ‘alaihi sallam, maka dia Iblis
menolak. Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al Baqoroh yang artinya :
“Maka bersujudlah para malaikat seluruhnya kecuali Iblis dia enggan untuk sujud, dan
menyombongkan diri.” (QS. Al Baqoroh : 34)
Pada makalah ini, kami akan mengulas lebih luas lagi mengenai Budaya Kuda
Lumping dan Pandangan Islam serta Awal permusuhan jin dengan manusia sesuai dengan
ayat-ayat yang terdapat dalam al-Qur’an. Makalah sederhana ini kami susun dengan
harapan apa yang kami sampaikan akan membawa manfaat bagi setiap orang serta
mendapat ridho dari Allah serta pahala kebaikan dari-Nya.
2. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Kesenian Kuda Lumping ?
2. Bagaimana Menurut Pandangan Islam ?
3. Bagaimana Skenario Drama Awal Permusuhan Manusia dengan Iblis ?
6. 6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kesenian Kuda Lumping
Kesenian kuda lumping merupakan kesenian rakyat tradisional Jawa, termasuk
Purbalingga, sebagai salah satu unsur kebudayaan peninggalan nenek moyang yang
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya, dimana eksistensinya
mengandung nilai-nilai keindahan/ estetika. Karena didalamnya terdapat berbagai
macam unsur-unsur seni, diantaranya seni tari, seni musik, seni vokal dan
sebagainya. Paguyuban seni kuda lumping “Turonggo Budoyo” yang berada di desa
Pekiringan kecamatan Karangmoncol kabupaten Purbalingga-Jawa Tengah
merupakan salah satu kelompok kesenian kuda lumping yang masih eksis hingga saat
ini. Dalam setiap pementasannya terdapat unsur-unsur berupa alat musik gamelan
Jawa dan bentuk tari-tarian yang indah dan mengandung makna-makna tersirat yang
terwujud melalui simbol-simbol tertentu. Sehingga kesenian kuda lumping ini tidak
hanya menyenangkan jika disaksikan, tetapi lebih dari itu yaitu menyangkut makna-
makna religius yang terkandung didalamnya. Karena dalam Islam dijelaskan bahwa
keindahan harus mengandung akhlak yang Islami. Dan perlu di garis bawahi bahwa
dalam membicarakan keindahan pasti akan ditemukan seni. Sehingga akan menarik
apabila dikaji tentang makna estetika Islam yang tekandung dalam salah satu
kesenian tradisional masyarakat Jawa, yaitu kesenian kuda lumping.
Sekelompok orang beranggapan bahwa kesenian Kuda Lumping dengan dengan
kemusyrikan karena identik dengan kesurupan atau kemasukan syetan, kemenyan,
dupa dan bunga bungaan, pendapat bahwa kuda lumping dekat dengan kemusyrikan
itu adalah anggapan sebagian orang
B. Pandangan Islam Mengenai Kesenian Kuda Lumping
Seni Kuda Lumping juga ternyata dulunya dipakai oleh para ulama sebagai
media dakwah, karena kesenian Kuda Lumping merupakan suatu kesenian yang
murah dan cukup digemari oleh semua kalangan masyarakat, seperti halnya Sunan
Kalijogo yang menyebarkan Islam atau dakwahnya lewat kesenian Wayang Kulit dan
7. 7
Dandang Gulo, beliau dan para ulama jawa juga menyebarkan dakwahnya melalui
kesenian-kesenian lain yang salah satunya adalah seni kudalumping.Sifat dari para
tokoh yang diperankan dalam seni tari kuda lumping merupakan gambaran dari
berbagai macam sifat yang ada dalam diri manusia. Para seniman kuda lumping
memberikan isyarat kepada manusia bahwa didunia ini ada sisi buruk dan sisi baik,
tergantung manusianya tinggal ia memilih sisi yang mana, kalau dia bertindak baik
berarti dia memilih semangat kuda untuk dijadikan motifasi dalam hidup, bila
sebaliknya berarti ia memlih semangat tiga tokoh berikutnya yaitu Barongan dan
Celengan atau babi hutan serta Ketekan atau Monyet.
Banyak orang yang salah paham dalam memaknai seni Kuda lumping, mereka
beranggapan bahwa para pelaku seni kuda lumping adalah pemuja roh hewan seperti
roh kuda, anggapan itu adalah salah, simbul kuda disini hanya diambil semangatnya
untuk memotifsi hidup, sama halnya Negara Indonesia sendiri menggunakan sosok
hewan sebagai lambang Negara yaitu seekor burung Garuda, jadi merupakan hal
yang salah bila kesenian Kuda Lumping dianggap kelompok kesenian yang
mendewakan hewan.
Sekelompok orang juga beranggapan bahwa kesenian Kuda Lumping dengan
dengan kemusyrikan karena identik dengan kesurupan atau kalap, kemenyan, dupa
dan bunga bungaan, anggapan bahwa kuda lumping dekat dengan kemusyrikan
adalah tidak benar, justru para pelaku seni Kuda Lumping berusaha mengingatkan
manusia bahwa di dunia ini ada dua macam alam kehidupan, ada alam kehidupan
nyata dan alam kehidupan Gaib hal ini telah dijelaskan dalam Alqur`an surat An-Nas
dan manusia wajib untuk mengimaninya. Fenomena kesurupan bisa terjadi dimana
saja dan dapat menimpa siapa saja, baik dikalangan arena Kuda Lumping maupun
tempat-tempat formal seperti Sekolahan atau Pabrik, hal itu tergantung pada kondisi
fisik dan Psikologis individu yang bersangkutan, sedangkan kemenyan, dupa dan
bunga-bungaan tidak lebih dari sekedar wewangian yang tidak pernah dilarang dalam
Islam bahkan dianjurkanpenggunaanya.
8. 8
C. Skenario awal Permusuhan Manusia dengan Iblis
Dimulai dari diciptakannya nabi Adam a.s. ketika nabi Adam a.s. masih dalam
bentuk badan tanpa ruh, Iblis sudah berusaha untuk mencari kelemahan nabi Adam
a.s. dengan mengitari pada jasad tanpa ruh tersebut. Dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Muslim dan shahabat Anas
radhiyallahu ‘anhu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:
“Ketika Allah menciptakan Adam (sebelum ditiupkan ruh), maka ia pun
meninggalkannya selama yang dikehendaki-Nya untuk membiarkannya,kemudian
mulailah Iblis mengitari jasad Adam itu, ketika Iblis melihat bahwa jasad itu
berongga, maka ia pun mengetahui bahwa jasad itu adalah makhluk yang tidak bisa
menahan diri”. (HR. Ahmad No 13661 dan Muslim No 2611)
Rasa hasad membuat Iblis ingin mengetahui kelemahan nabi Adam ‘alaihi
sallam dan didapatinya bahwa manusia adalah makhluk yang tidak bisa menahan
dirinya. Imam Nawawi1 menyebutkan kitabnya Al Minhaj, makna “tidak bisa
menahan dirinya” yaitu tidak bisa menahan diri dari syahwat. Sebagian Ulama juga
mengatakan tidak bisa menahan amarah, sebagian lain mengatakan, tidak bisa
manahan diri dari was-was. Rasa hasad ini terus berlanjut sampai ketika ditiupkan
ruh kepada bapak kita Adam dan Allah Subhanahu wata’ala perintahkan para
malaikat dan Iblis untuk bersujud kepada nabi Adam ‘alaihi sallam, maka dia Iblis
menolak. Allah Subhanahu wata’ala berfirman dalam surat Al Baqoroh yang
artinya :
“Maka bersujudlah para malaikat seluruhnya kecuali Iblis dia enggan untuk
sujud, dan menyombongkan diri.” (QS. Al Baqoroh : 34)
Bahkan Iblis berbalik mengancam dan mengatakan seperti dalam surat Al A’raf
yang artinya :
“Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi
mereka dari jalan-Mu yang lurus. Kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari
9. 9
depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati
kebanyakan mereka bersyukur”. (QS. Al A’raf: 16-17)
Berkata Al Imam Hasan al Bashri2 Rahimahullah tentang makna ayat ini :
-Dari depan mereka : Dari sisi akhirat mereka, Syaithan akan membuat mereka
mendustakan hari berbangkit, mendustakan Al Jannah (Surga) dan Neraka
-Dari sisi belakang mereka: Dari sisi dunia mereka, Syaithan akan menghiasi dunia
dan membuat dunia tersebut terlihat lezat.
-Dari sisi kanan mereka : Dari sisi-sisi kebaikan-kebaikan, Syaithan akan
menghalangi dari kebaikan tersebut-Dari sisi kiri mereka: Dari sisi keburukan,
Syaithan akan memerintahkan mereka untuk mengerjakan keburukan dan menghiasi
keburukan tersebut bagi mereka.
Subhanallah, begitu gigihnya dia untuk menghancurkan anak-anak Adam dengan
mendatangi dari berbagai sisinya, namun dia tidak mampu untuk mendatangi anak
Adam dari sisi atas, kenapa? Telah shahih dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, dia
berkata : “Iblis tidak mengatakan ‘dari sisi atas mereka’ karena dia tahu, bahwasanya
Allah ada diatas mereka”
Iblis tidak mampu untuk menghalangi antara manusia dan rahmat Allah
Subhanahu wata’ala. Permusuhan ini juga ia perlihatkan pada setiap anak Adam
yang baru lahir, seperti diriwayatkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Imam Al Bukhori dan Muslim:
“Tidaklah dari bayi yang lahir kecuali Syaithan menusuk pada lambung sang
bayi (dengan jarinya) ketika dilahirkan, sehingga ia menangis kecuali Maryam dan
putranya. Syaithan berusaha melakukan tusukan tetapi terhalang oleh hijab
(penghalang).” (HR. Al Bukhori no 3286, 3431 Muslim no 2366 dari Abu
Hurairoh)
Demikianlah bentuk kedengkian Syaithan terhadap anak-anak Adam, namun
sangat disayangkan sekali banyak saudara-saudara kita yang lalai dan lupa tentang
10. 10
perkara ini, mereka lupa kalau Syaithan selalu mengincar kelengahan mereka.
Banyak diantara mereka meninggalkan sholat hanya karena sibuk dengan
pekerjaannya. Subhanallah kita berlindung pada Allah Subhanahu wata’ala dari yang
demikian tidak mereka tahu, bahwa amalannya akan ditanyakan pada hari kiamat
kelak.
Sesungguhnya Syaithan mempunyai berbagai tipu dayanya untuk menyesatkan
manusia, Sehingga dengan bisikan Syaithan ini manusia menjadi enggan untuk
meninggalkan kemaksiatan dan enggan melakukan kebaikan. Kita telah mengetahui
bahwa Syaithan akan mendatangi manusia dari empat sisi, depan, belakang, kanan,
kiri.
Seorang yang memahami ilmu agama dengan baik akan mudah menjawab
bisikan-bisikan Syaithan yang ditujukan padanya. Jika Syaithan membisikkan
padanya tentang kemiskinan, maka dia akan membacakan firman Allah Subhanahu
wata’ala yang artinya:
“Tidaklah setiap Makhluk diatas permukaan bumi kecuali Allahlah yang
memberi rezekinya.” (QS. Hud : 6)
Oleh karena itu bagi kita untuk selalu menjaga ketaatan pada Allah Subhanahu
wata’ala, untuk mematahkan tipu daya Syaithan
11. 11
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kebudayaan Kuda lumping Jika memakai ritual dengan prosesi pemujaan
jin/setan maka hukumnya haramDalam makalah ini, kesenian Kuda Lumping
dan Sejenisnya,di tinjau tujuannya jika dalam kesenian tersebut mengandung
unsur mistik (mendatangkan roh halus), yang membuat pemeran menjadi tidak
sadar (seperti orang gila),maka hukum permainan tersebut haram hukumnya.Dan
jika sebaliknya bila tanpa adanya bantuan dari jin, setan atau sejenisnya maka
hukumnya di perbolehkan. Didalam hukum islampun ada cara tersendiri dalam
meminta hujan, yaitu dengan melakukan shalat Istisqo’.
Kesenian Kuda lumping sebenarnya di ciptakan dengan tujuan berusaha
mengingatkan manusia bahwa di dunia ini ada dua macam alam kehidupan, ada
alam kehidupan nyata dan alam kehidupan Gaib hal ini telah dijelaskan dalam
Alqur`an surat An-Nas dan manusia wajib untuk mengimaninya.
Allah SWT jadikan kisah itu sebagai ibrah untuk kita yaitu bahwa sesungguhnya
sombong, dengki, dan ambisi merupakan akhlak yang berbahaya buat seorang
hamba. Kesombongan dan kedengkian iblis membawanya kepada apa yang kita
lihat, demikian juga keinginan kuat Adam a.s. dan istrinya mengantarkan
mereka memakan buah pohon itu. Akan tetapi rahmat-Nya segera
menyempurnakan yang kurang, memperbaiki yang rusak, menyelamatkan yang
binasa dan mengangkat yang telah jatuh.
2. Saran
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis
akan menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang
memperbaiki makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat
penulis selesaikan dengan hasil yang lebih baik lagi.