SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita
percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan
dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang
dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa
berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/
suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam,
Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain
atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari
pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang
merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-
rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang
masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran
disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab - kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1) Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2) Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3) Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4) Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani /
Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang
diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh
sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab
suci yang ada.
1.2 Rumusan Masalah
1) Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah
2) Kitab-kitab Allah sebelum Al-Quran
3) Al-Quran sebagai kitab Allah yang terakhir
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu
sebagai berikut :
1) Sebagai bahan bukti bahwa kita wajib percaya kepada kitab-kitab
yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi dan Rasulnya untuk
umatnya di dunia.
2) Untuk menambah wawasan dan mengetahui betapa wajibnya kita
percaya kepada kitab-kitab Allah.
3) Dan untuk memberikan pengetahuan mengenai iman kita kepada
kitab – kitab Allah SWT.
1.4 Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui
pendekatan keperpustakaan sebagai upaya pemantapan naskah penulis
makalah.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan makalah ini
adalah :
 Kata Pengantar Yang memuat ucapan terima kasih kepada pihak
yang telah memberi motivasi.
 Daftar isi Yang meliputi rangkuman pokok bahasan yang diuraikan
dalam makalah ini.
 Bab I Pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan.
 Bab II Studi tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT yang
meliputi : Pengertian iman kepada kitab Allah SWT, Kitab Allah
sebagai wahyu, fungsi iman kepada kitab Allah SWT, Perilaku
orang yang beriman kepada kitab Allah SWT, Cara beriman
kepada kitab Allah SWT, Al quran sebagai kitab Allah yang
terakhir, Keisimewaan Al Quran, dan Pengaruh beriman kepada
kitab – kitab Allah SWT.
 Bab III Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kitab - Kitab Allah
Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-
ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk
jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab
berarti buku.
Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab
Allah, Al-kitab kitab-kitab Allah) adalah kitab suci yang diturunkan oleh
Allah swt kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
Jadi, Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang
pasti bahwasanya allah Swt, memiliki kitab-kitab yang diturunkan
kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan
bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk
bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.
Kata Al-kitab di dalam Al-Quran dipakai untuk beberapa pengertian:
1) Menunjukkan semua kitab suci yang telah diturunkan kepada para
Nabi dan Rasul:
“Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu
kebijakan, akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah beriman kepada
Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, Al-kitab, dab Nabi-Nabi.”(Al-baqarah
2:177).
Bacaan Surah Al Baqarah Ayat 177
ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ ِ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ق‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ِ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ال‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ر‬ َِِ‫َا‬ْ‫ا‬ ِ‫م‬ِِ َ‫ك‬ِِ‫ئال‬
ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ِين‬‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫و‬َ‫ذ‬ ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬ُ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫َى‬‫ت‬َ‫آ‬ َ‫و‬ َ‫ِّين‬ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫و‬‫ال‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ َ‫ِين‬‫ل‬ِِ‫ا‬َّ‫س‬
َ‫ين‬ ِ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫ُوا‬‫د‬َ‫ه‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫َى‬‫ت‬َ‫آ‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ام‬َ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ِِّ‫الر‬ِ‫اء‬َّ‫َّر‬‫ض‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ين‬ ِ‫ح‬ َ‫و‬
َ‫ون‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬َِِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬َِِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ب‬ْ‫ال‬
Artinya :
“Bukanlah kebaikan-kebaikan itu menghadapkan ke wajah kamu kea rah
timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah barang siapa yang beriman
kepada Allah, hari akhirat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan
memberikan harta yang dicintainya kepada para kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang membutuhkan pertolongan),
orang-orang yang meminta-minta, dan membebaskan perbudakan,
mendirikan salat, menunaikan zakat, dan orang-orang yanmg memenuhi
janjinya bila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
menghadapi kesempitan, penderitaan,dan pada waktu peperangan.
Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah
orang-orang yang bertaqwa. “ (QS. Al Baqarah: 177)
Isi Kandungan Surah Al Baqarah Ayat 177
Yang dimaksud denagn kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177
ini adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-
kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam
kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut :
a) Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang
membutuhkannya.
b) Memberikan bantuan kepada anak yatim.
c) Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
d) Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e) Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
2) Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran
”Berkatalah orang – orang kafir:”Kamu bukan seorang yang dijadikan
Rasul.”Katakanlah:”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu
dan antara orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-kitab.”(Ar-Ra’d
13:43).
3) Menunjukkan kitab suci tertentu sebelim Al-Quran; misalnya
Taurat:
”Dan sesungguhnya kami telah mendatangkanAl-kitab (taurat)”kepada
Nabi adam.”(Al-baqarah 2:87)
4) Menunjukkan kitab suci Al-Quran secara khusus:
”Al-kitab ini tidak ada keraguan padanya dan pentunjuk bagi orang-
orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2:2)
Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan
Allah swt kepada para Nabi dan Rasul .Al-quran juga memakaikan
istilah lain yaitu :
 Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berarti lembaran. Dipakai
untuk menunujukkan kitab – kitab suci sebelum Al-Quran,
khususnya yang dirurunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa
AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah Al-A’la ayat 18:19
”Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang
dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.”(Al-A’la 87:18:-19)
 Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai untuk
menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-
Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat
184:
”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul
sebelum kamupun telah didustakan pula, mereka membawa
mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab yang member
penjelasan yang sempurna.”(Ali Imran 3:184)
 Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakai khusus untuk
menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud
AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163:
”Dan kami berikan Zabur kepada Daud.”(An-Nisa 4:163)
Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk salah satu rukun iman,
sebagaimana firman Allah Swt .
Dalam surah An-Nisaa’ ayat 136: “Wahai orang-orang yang
beriman , tetaplah beriman kepada kitab-kitab Allah dan Rasulnya
sallallahu ‘alaihi wa sallam , kepada kitabNya yang diturunkan
kepada RasulNya yakni Al-Quran, sebagaimana Allah juga
memerintahkan agar kita beriman kepada kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah
sesat sejauh-jauhnya.”
2.2 Kitab - Kitab Allah Sebagai Wahyu
Karena kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para
Nabi an Rasul-Nya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyu-Nya, maka
ada baiknya kita juga membahas terlebih dahulu apa pengertian wahyu
dan bagaimana Allah menurunkannya.
Kata wahyu secara etimologis adalah bentuk Masdar dari kata
auha. Dalam bentuk masdar tersebut dia mempunyai dua arti, pertama
al-khafa’ (tersembunyi, rahasia) dan kedua AS-sur’ah (cepat). Dinamai
demikian Karena wahyu itu adalah semacam informasi yang rahasia,
cepat, khusus diketahui oleh pihak-pihak yang dituju saja.
Secara terminologis. Wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Disamping itu, Al-Quran
menggunakan kata wahyu untuk beberapa pengertian lain, di antaranya:
1. Ilham Fitri yang diberikan kepada manusia, seperti ilham yang
diberilkan Allah swt kepada Ibu Musa untuk menyususkan
bayinya:
“Dan kami wahyukan (ilhamkan) kepada Ibu Musa:susukanlah
dia.” (Al-Qashash 28:7)
2. Instink yang diberikan kepada hewan-hewan, seperti instink yang
diberikan Allah swt kepada lebah:
“Dan tuhan mewahyukan (memberikan instink) kepad lebah:
“buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di
tempat yang dibikin manusia.” (An-nahl 16:68)
3. Isyarat yang cepat dengan cara member tanda dan kode-kode
tertentu, seperti yang diberikan oleh Nabi Zakaria kepada
kaumnya untuk bertasbih:
“Maka ia keluar dari Mihrab, menuju kaumnya, lalu ia mewahyukan
(member isyarat) kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di
waktu pagi dan petang.” (Maryam 19:11).
4. Bisikan syaitan kepada manusia untuk menggoda dan menipunya:
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitu
syaitan-syaitan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka
mewahyukan (membisikkan ) kepada sebagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).” (Al-
An’am 6: 112).
5. Perintah Allah SWT kepada para Malaikat-Nya:
“Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan (memerintahkan) kepada para
malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah hati
orang-orang yang beriman……” (Al-Anfal 8: 12).
Wahyu dalam pengertian Kalam Allah itu diturunkan oleh Allah SWT
kepada para nabi dan Rasul-Nya melalui tiga cara:
1. Melalui mimpi yang benar (Ar-ru’ya As-Shadiqah fil manam)
misalnya wahyu yang diterima oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihi As-Salam
dalam mimpi untuk mengurbankan putranya Isma’il AS,
sebagaimana yang diterangkan oleh Allah SWT dalam surat As-
Shaffat ayat 100-102 :
“(Ibrahim berdoa) Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang
anak) yang termasuk (kelompok) orang-orang yang shaleh. Maka kami
beri dya kabar gembira dengan seorang anak yang sabar. Maka tatkala
anak itu sampai (kepada umur sanggup) berusaha bersama-sama
Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu.”
Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar.”(As-Shaffat 37: 100-102).
2. Kalam Ilahi dari balik tabir (Min wara’ Al-hijab), seperti perintah
shalat fardhu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW waktu
peristiwa Isra’ Mi’raj, atau wahyu yang diterima oleh Nabi Musa AS
di bukit Tursina, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT
dalam Surat Thaha ayat 9-13:
“Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api lalu
berkatalah kepada keluarganya: “Tinggallah kamu disini, sesungguhnya
aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawasedikit
daripadanya atau akan mendapat petunjuk di tempat api itu”. Maka
ketika ia datang ke tempat api itu, ia dipanggil (Tuhan): “Hai Musa,
sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tinggalkanlah kedua
terumpahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa.
Dan Aku telah memilih kamu (sebagai Rasul), maka dengarkanlah apa
yang akan diwahyukan (kepadamu).” (Thaha 20: 9-13).
3. Melalui Malaikat Jibril ‘Alaihi As-Salam, seperti wahyu yang
diterima oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang ditegaskan oleh
Al-Qur’an:
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan
semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Malaikat Jibril) ke
dalam hatimu (Muhammad) agar menjadi salah seorang di antara orang-
orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (As-
Syu’ara 26: 192-195).
Penurunan wahyu melalui malaikat Jibril ini berlangsung dalam dua
cara, pertama: JIbril datang membawa wahyu seperti bunyi gemerincing
lonceng (Shalshalah Al-Jaras) yang amat keras, atau kedua: Jibril
datang membawa wahyu dengan memperlihatkan dirinya sebagai
seorang lelaki (lihat pembahasan tentang malaikat).
Demikianlah pengertian wahyu dan cara turunnya kepada para Nabi dan
Rasul.
2.3 Fungsi Iman Kepada Kitab – Kitab Allah
Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai petunjuk
hidup. Manusia hidup di dunia memerlukan petunjuk agar hidupnya
terarah. Petunjuk yang diperlukan harus mempunyai kualitas yang tinggi
melebihi petunjuk yang dapat membimbing manusia kearah tujuan hidup
hanyalah kitab suci yang telah diwahyukan Allah Swt kepada para rasul-
Nya.
Di dalam Surat Az-Zirat ayat 56 ditegaskan bahwa jin dan manusia
diciptakan oleh Allah Swt tidak lain hanyalah agar menghambakan diri
kepada-Nya. Sementara itu, di dalam Surat Al-Baqarah ayat 30
dinyatakan oleh Allah Swt bahwa manusia diciptakan Allah sebagai
khalifah di dunia dalam rangka menghambakan diri kepada-Nya.
Kehidupan manusia di bumi tidak lepas dari permasalahan yang sulit
dipecahkan. Permasalahan hidup kian bertambah banyak sehingga
manusia sering lupa dari tugas hidupnya sebagai hamba Allah Swt.
Yang harus selalu menghambakan diri kepada-Nya.
2.4 Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah
Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt adalah
sebagai berikut :
 Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab
yang memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain.
 Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila
ada pihak lain yang meremehkannya.
 Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di
dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menhadiri majlis
taklim.
 Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
 Berusaha untuk menyebar luaskan petunjuk-petunjuknya kepada
orang lain, baik di lingkungan keluarga sendirimaupun masyarakat
 Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu
tajwid.
 Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
2.5 Cara Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah ada dua cara, yaitu :
1. Beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur’an
2. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan
karangan para rasul
3. Meyakini kebenaran isinya
4. Beriman kepada Al-Qur’an
5. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah bukan
karangan Nabi Muhammad Saw
6. Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada
keraguan sedikitpun
7. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an
8. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan cara beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an
dan kepada Al-Qur’an sendiri disebabkan :
1. Masa berlakunya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai
2. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja
3. Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat
dalam Al-Qur’an
2.6 Kitab – Kitab Allah Sebelum Al Quran
Sebelum Kitab Suci Al-Qur’an Allah SWT telah menurunkan
beberapa Kitab Suci kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Yang disebutkan
dalam Al-Qur’an ada 5 (lima); tiga dalam bentuk Kitab yaitu Taurat,
Zabur, dan Injil, dan dua dalam bentuk shuhuf yaitu Shuhuf Ibrahim dan
Musa. Kelima kitab suci tersebut antaralain disebutkan dalam ayat-ayat
berikut ini:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya ada
petunjuk dan cahaya….” (Al-Maidah 5: 44).
“Dan sesungguhnya kami telah memberikan Al-kitab (Taurat) kepada
Musa dan kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia
sebagai wasir (pembantu).”(Al-furqan 25:35)
“…Dan kami berikan Zabur kepada Dawud.”(Al-isra’ 17:55).
“Kemudian kami iringkan di belakang mereka Rasul-Rasul kami dan
iringkan pula Isa Putra Maryam; dan kami berikan kepadanya Injil.” (Al-
HadiD 57-27).
“Sesungguhnya ini benar-benar terdpat dalam shuhuf yang dahulu.
Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la 87:18-19).
Itulah lima kitab suci yang disebutkan oleh Allah swt nama dan
kepada siapa yang diturunkan. Sedangkan kitab suci lainnya yang
ditirunkan kepada para Nabi dan Rasul lainnya tidak disebutkan oleh
Allah nama-namanya secara terperinci, tapi secara global dijelaskan
bahwa Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul dan menurunkan
bersama mereka kitab suci. Hal ini dinyatakan oleh Allah swt dalam
surah Al-Baqarah ayat 213:
“Manusia itu adalah umat yang satu, maka (setelah timbul peselisihan)
Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi
peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab suci dengan
benar, untuk member keputusan diantara manusia tentang perselisihan
yang mereka perselisihkan.” (Al-Baqarah 2:213).
Untuk kitab-kitab suci yang tidak disebutkan namanya tersebut
kitab cukup mengimaninya secara global (Ijmal) bahwa Allah swt Allah
telah menurunkan kitab-kitab suci kepada paraNabi dan Rasul. Atau
dengan kata lain kita mengimani semua kitab suci yang diturunkan Allah
swt kepada para nabi dan Rasul, baik yang disebutkan namanya
maupun yang tidak.
Kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelum ktab suci Al-Quran
tidaklah bersifat universal seperti Al-Quran, tapi hanya bersifat lokal
untuk umat tertentu. Dan juga tidak berlaku sepanjang masa. Oleh
karena Allah swt tidak memberi jaminan terpelihara keaslian atau
keberadaan kitab-kitab tesebut sepanjang zaman sebagaimana halnya
Allah memberi jaminan tehadap Al-Quran.
Dari segi isi, untuk hal-hal prinsip (masalah aqidah), sejarah dan
fakta tentang alam semesta, semua kitab suci tersebut memuat hal yang
sama dengan Al-Quran. Tidak akan ada perbedaan apalagi
pertentangan satu sama lain (kecuali perbedaan redaksional), baik antar
sesama kitab-kitab suci maupun dengan kitab-kitab suci Al-quran.
Misalnya, tentang tauhid, semua mengajarkan tentang ke –Esaan Allah
swt, bahwa dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disemba. Allah
berfirman:
“Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat,
(untuk menyerukan): “sembahlah Allah saja, dam jauhilah thaghut. “ (an
–nahl 16:36)
“Dan kami tidak mengutus seorang razul pun sebelum kamu, melainkan
kami wahyukan kepadanya:” bahwasanya tidak ada tuhan melainkan
aku,maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.” (Al-Anbiya 21:25).
Ajaran tentang Uzair anak Allah dalam taurat,dan Isa putra Allah
serta ajaran tentang trinitas dalam injil bukanlah berasal dari wahyu
Allah Swt. Semua itu berasal dari pemalsuan dan penambahan orang-
orang Yahudi dan Nashrani. Tentang hal ini allah menjelaskan :
“Orang-orang yahudi berkata:”uzair itu putra allah.”dan orang-orang
nasrani berkata:al-masih itu putra allah.:demikian itulah ucapan mereka
denan mulut mereka meniru perkataan orang kfir terdahulu.dilaknati
allah-lah mereka:bagaimana mereka sampai berpaling?”(At-Taubat
9:30)
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya
Allah salah satu dari tiga (Trinitas)”. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan
Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka
katakana itu, pasti orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa
siksaan yang pedih.”
(Al-Maidah 5: 73).
Adapun mengenai Syari’at dan Hukum serta hal-hal yang praktis
lainnya, akan ada perbedaan antara satu kitab dengan kitab yang lain
sesuai dengan perkembangan zaman dan keadaan umat tertentu.
Tentang hal ini Allah menjelaskan:
“…..Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berika syari’at dan minhaj
(aturan) sendiri.” (Al-Maidah 5: 48).
Dari semua Kitab-Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah SWT
sebelum Al-Qur’an sebagaimana yang sudah diterangkan di atas tidak
satu pun lagi yang sampai kepada kita secara utuh sebagaimana
diturunkan terdahulu. Bahkan menurut Dokter Muhammad Na’im Yasin,
tidak ada satu Kitab Suci pun yang berhak disebut Kitab Allah sekarang
ini selain dari Kitab Suci Al-Qur’an. Yasin mengemukakan beberapa
alasan untuk mendukung pernyataan tersebut (Yasin, 1983, hal. 85-87).
Alasan Yasin setelah penulis lengkapi dengan sumber lain adalah
sebagai berikut:
 Tidak ada satu pun naskah asli dari semua Kitab Suci yang turun
sebelum Al-Qur’an terpelihara sampai sekarang. Semuanya telah
hilang. Yang ada hanyalah naskah terjemahan dalam berbagai
bahasa. Bahkan terjemahan yang ada pun sudah merupakan hasil
terjemahan dari terjemahan. Manuskrip Perjanjian Lama
(Perjanjian Lama terdiri dari Taurat Musa dan Zabur Daud serta
ajaran Rasul-Rasul lainnya yang kesemuanya itu meliputi lebih
kurang tiga perempat Al-Kitab atau Bibel) yang tertua bukanlah
tertulis dalam bahasa Ibriyah (bahasa Nabi Musa), akan tetapi
dalam bahasa Aramiyah dan bahasa Gryk serta bahasa latin kuno
yang tidak lagi digunakan dewasa ini. Begitu juga Manuskrip
Perjanjian Baru (Perjanjian Baru terdiri dari Injil Matius, Markus,
Lukas, Yohanes, dan Kisah Rasul-Rasul serta kumpulan surat-
surat) yang lengkap hanyalah dipakai dalam bahasa Gryk,
bukanlah dalam bahasa Aramiyah, bahasa teks asli Injil.
 Kitab-Kitab Suci tersebut sudah bercampur dengan ucapan
manusia, baik berupa tafsir, sejarah hidup para nabi dan murid-
murid mereka, kesimpulan para ahli hukum, maupun dengan hal-
hal lainnya. Tidak lagi bisa dibedakan mana yang Kalam Allah dan
mana yang karya manusia.
 Tidak ada satu pun dari Kitab-Kitab Suci tersebut yang secara sah
dapat dinisbahkan kepada Rasul yang membawa masing-masing
kitab tersebut, dan tidak pula mempunyai sanad sejarah yang
dipercaya. Kitab Perjanjian Lama dibukukan beberapa abad
setelah nabi Musa meninggal dunia. Begitu juga dengan Kitab
Perjanjian Baru ditulis lebih satu abad setelah Nabi Isa diangkat
oleh Allah SWT.
 Terdapat pertentangan antara satu bagian dengan bagian yang
lain, antara satu kitab dengan kitab yang lain. Oleh sebab itu, dari
lebih kurang tujuh puluh naskah Injil yang ditulis oleh tujuh puluh
penulis pula, Gereja memilih empat saja, yang ditulis oleh Matius,
Markus, Lukas, dan Yohanes.
 Terdapat beberapa pelajaran yang batil tentang Allah SWT dan
beberapa Rasul-Nya. Selain keyakinan Uzair anak Allah dan
Trinitas, kita akan menemukan beberapa kisah tentang Allah dan
Rasul-Nya yang tidak benar dan sama sekali tidak bisa diterima
oleh akal sehat. Misalnya tentang pergulatanyang pernah terjadi
antara Allah dan Nabi Ya’kub yang dimenangkan oleh Ya’kub
sehingga Allah memberkatinya. (Kejadian 32: 24-30) atau tentang
Allah menyesal dan bertobat setelah menetapkan suatu keputusan
yang menimbulkan akibat yang tidak diduga sebelumnya seperti
halnya penyesalan penetapan Saul menjadi Raja atas Bani Israel
(I. Samuel 15: 10,35). (Yasin, 1983, hal. 85-87 dan Isma’il, 1990,
hal. 17-23).
2.7 Al Quran Sebagai Kitab Allah Yang Terakhir
Kitab Suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT adalah Al-
Quran Al-Karim yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam
rentang waktu lebih kurang 23 tahun meliputi periode Mekkah dan
Madinah.
Secara etimologis Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca.
Berasal dai kata qa-ra-a yang berarti membaca. Secara terminologis Al-
Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Di samping Al-Qur’an, kitab suci terakhir ini juga
dinamai dengan nama-nama lain seperti Al-Kitab (Al-Baqarah 2: 2), Al-
Furqan (Al-Furqan 25: 1), Az-Zikru (Al-Hijr 15: 9), Al-Mau’izhah (Yunus
10: 57), Al-Huda (Al-Jin 72: 13), As-Syifa’ (Yunus 10: 57) dan lain-lain.
Keutuhan dan Keaslian Al-Qur’an
Berbeda dengan Kitab-Kitab Suci sebelumnya, Al-Qur’an terjamin
keutuhan dan keasliannya. Hal itu bisa terjadi pertama dan utama sekali
karena adanya jaminan dari Allah SWT:
”Sesungguhnya Akulah yang menurunkan Az-Zikra (Al-Qur’an)
dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr 15: 9)
Kemudian yang kedua karena adanya usaha-usaha yang manusiawi
dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW oleh para sahabat di bawah
bimbingan Rasulullah SAW dan oleh generasi berikutnya dan oleh
setiap generasi kemudian.
Usaha-usaha ini dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah berikut
ini:
1. Rasulullah saw
Sebagai seorang yang ummi berusaha menghafalkan Al-Quran
yang diturunkan Allah swt lewat malaikat Jibril AS. Bahkan belum lagi
wahyu selesai disampaikan Jibril beliau segera menggerakkan kedua
bibirnya untuk menghafal. Hal ini ditegur oleh Allah swt seraya
memberikan jaminan bahwa tanpa usaha, Allah akan membuat Nabi
Muhammad saw bisa membaca, hafal dan mengerti maksudnya. Allah
berfirman:
“Janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuk membaca Al-Quran
karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya atas
tanggungan kami lah mengunpulkan didadamu dan membuatmu pandai
membaca. Apabila kami telah selesai membaca-Nya, maka ikutilah
bacaan itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan kamilah
penjelasannya.” (Al-Qiyamah 75:16-19).
Rasulullah saw selalu mempergunakan sebagian besar malamnya
untuk taqarub, mendekatkan diri kehadirat Allah. Melakukan shalat dan
membaca Al-Quran dengan tartil . kemudian seperti yang diceritakan
oleh Siti Aisyah RA bahwa Jibril AS selalu mengunjungi Rasul pada
setiap tahun untuk menyaksikan Rasul dalam bertadarrus dan
menghafal Al-Quran. Berkat perhatian dan upaya sungguh-sungguh,
dan atas bimbingan Jibril AS serta terutama jaminan Allah swt, sehingga
Rasulullah benar-benar menguasai Al-Quran dengan sempurna. Tiada
seorang pun yang mengungguli Rasul dalam penguasaan Al-Quran,
yang menjadi titik tumpuan umat Islam dalam masalah yang mereka
perlukan (miftah faridh, 1989, hal 137-138)
2. Setiap Rasulullah Saw selesai menerima ayat-ayat yang
diwahyukan, beliau membacakannya kepada para sahabat dan
memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada
sahabat-sahabat tertentu diperintahkan oleh Rasul saw untuk
menuliskannya disarana-sarana yang memungkinkan waktu
seperti di pelepah-pelepah kurma, di tulang-tulang binatang, di
batu-batu dan kulit-kulit binatang serta sarana lainnya. Begitulah
dengan sungguh-sungguh dan penuh kecintaan para sahabat
berusaha menghafal dan benar-benar menguasai Al-Quran.
3. Pada masa Abu Bakar As-shiddiq, atas atas anjuran Umar
binKhatab, Al-Quran dikumpul dalam sa`tu mushaf oleh panitia
tunggal yaitu Zaid bin Tsabit dengan berpedoman kepada hafalan
dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan
petunjuk Rasulullah saw sebelumnya, tapi surat demi surat belum
lagi diurutkan sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw.
4. Pada masa Utsman bin Affan pembukaan Al-Quran
disempurnakan dengan menyusun surat demi surat sesuai dengan
ketentuan Rasulullah saw dan menuliskannya dalam satu system
penulisan yang bisa menampung semua qiraat yang benar.
System penulisan itu dikenal dengan Ar-Rasmu Al-Usmani.
Mushaf yang dikenal dengan mushaf Usman disalin beberapa
naskah dan dikirim ke pusat-pusat pemerintahan umat Islam waktu
itu untuk dijadikan pedoman dan standar penulisan. Tugas
pembukuan yang disempurnakan ini dilaksanakan oleh satu tim
yang diketahui oleh Zaid bin Tsabit, dengan anggota Abdullah bin
Zubair, sa’id bin ash dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam.
5. Pada masa-masa berikutnya para Ulama selalu berusaha
menyempunakan penulisan dan pemeliharaan AL-Qur’an
sehingga lahirlah beberapa ilmu pengetahuan yang mendukung
pemeliharaan keaslian dan keutuhan AL-qur’an, seperti ilmu tajwid
untuk qaidah-qaidah qira’ah ilmu Nahwu sharaf dari segi tata
bahasa , ilmu khath dari segi penulisan , Ulumul Qur’an dan ilmu
Tafsir dari segi metodologi pemahaman, dan ilmu-ilmu lainnya.
Al-Quran dijamin oleh Allah swt keutuhannya sampai akhir zaman
karena memang Al-Qran bersiifat universal , berlaku untuk seluruh
manusia di mana dan kapan saja. Berbeda dengan kitab-kitab Allah
sebelum yang bersifat local untuk umat tertentu.
Fungsi Al-Quran terhadap Kitab-Kitab Allah Sebelumnya
Dalam hubungannya dengan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah
sebelumnya, maka Al-Quran berfungsi sebagai:
1. Nasikh, baik lafazt maupun hukum, terhadap kitab-kitab
sebelumnya. Artinya semua kitab suci terdahulu dinyatakan tidak lagi
berlaku. Satu-satunya yang wajib diikuti dan dilaksanakan petunjuknya
hanyalah Al-Quran. Hal disebabkan dua hal :pertama, karena kitab-kitab
suci terdahulu itu tidak ada lagi yang utuh dan asli seperti waktu baru di
turunkan;kedua, karena kitab-kitab tersebut berlaku untuk umat dan
masa tertentu saja. Dalil yang paling kuat menunjukkan bahwa Al-Quran
adalah nasikh tehadap kitab-kitab suci sebelum adalah perintah Allah
swt terhadap Nabi Muhammad saw untuk memberlakukan seuruh Al-
Quran terhadap umat manusia termasuk para ahlul kitab.
2. Muhaimin atau batu ujian terhadap kebenaran kitab-kitab yang
sebelumnya. Artinya Al-Quran lah yang jadi korektor terhadap
perubahan yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Dengan demikan
Al-Quranlah satu-satunya yang dijadikan pegangan. Apa yang
dibenarkan dan ditetapkan oleh Al-Quran itu lah yang benar dan harus
diikuti. Dan jika terdapat perbedaan / pertentangan antara Al-Quran
dengan isi kitab-kitabsebelumnya maka Al-Quran lah yang benar dan
harus diikuti.
3. Mushaddiq, mengutakan kebenaran-kebenaran pad kitab-kitab
Allah sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang membawakan petunjuk
Allah dan cahaya kebenaran.
Keistimewaan Al-Quran
Sebagai kitab Allah yang terakhir Al-Quran mempunyai beberapa
keistimewaan, antara lain sebagai berikut:
1. Berlaku umum untuk seluruh umat manusi di manapun dan kapan
mereka berada sampai akhir zaman nanti.
2. Ajaran Al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan umat
manusia .
3. Mendapat jaminan pemeliharaan dari Allah swt dari segala bentuk
penambahan, penguranga dan pemalsuan.
4. Allah swt menjadikan Al-Quran mudah untuk dipaham, dihafal dan
diamalkan.
5. Al-Quran berfungsi sebagai nasikh, muhaimin dan mushaddiq
tehadap kitab-kitab suci sebelumnya.
6. Al-Quran berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad saw.
2.8 Perbedaan Iman Kepada Al-Quran dengan Iman Kepada
Kitab - Kitab Suci Lainnya
Seorang muslim wajib mengimani semua kitab – kitab suci yang
telah diturunkan oleh Allah swt kepada para nabi dan Rasul-nya, baik
yang disebutkan nama dan kepada siapa diturnkan maupun yang tidak
disebutkan. Allah berfirman :
“Wahai orang –orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-nya
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir
kepada Allah, malaikat – malaikat-nya, kitab – kitab-nya, Rasul – rasul-
nya dan hari kemudian, maka sesunggunya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.”(An-NIsa’4:136)
Akan tetapi tentu ada perbedaan konsekuensi keimanan antara
iman kepada Al-Qur’an dan iman kepada suci sebelumnya. Kalau
terhadap kitab suci sebelumnya seorang muslim hanyalah mempunyai
kewajiban mengimani keberadaan dan kebenarannya tanpa kewajiban
mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan kandungnya karena
kitab – kitab suci tersebut berlaku untuk umat masa tertentu yang telah
berakhir dengan kedatangan kitab suci yang terakhir Al-qur’an. Jika ada
hal – hal yang sama yang masih berlaku dan diamalkan, itu hanyalah
semata- mata karena di perintahkan oleh Al-qur’an bukan karena ada
pada kitab suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-qur’an
membawa konsekuensi yang lebih luas seperti mempelajarinya
mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan
musuh – musuh islam.
Untuk lebih jelasnya kewajiban seorang muslim terhadap Al-
qur’an sebagai berikut:
1. Mengimani bahwa Al-qur’an adalah kitab Allah yang terakhir yang
berfungsi sebagai Nasikh, Muhaimin dan Mushaddiq bagi kitab –
kitab suci sebelumnya; mukjizat bagi kenabian dan kerasulan Nabi
Muhammad SAW; Hudan bagi kehidupan umat manusia sampai
akhir zaman; dan fungsi – fungsi lainnya (Al-Maidah 5: 48; Al-
Baqarah 2: 185)
2. Mempelajari Al-qur’an baik cara membacanya (ilmu tajwid dan
qira’an), makna dan taksirnya (iarjamah dan tafsir Al-qur’an)
maupun ilmu – ilmu lain yang berhubungan dengan Al-qur’an
seperti ulumul Qur’an, hadits, ushulul fiqhi, fiqh, dan lain – lain
(Muhammad 47: 24, AT-Taubah 9: 122)
3. Membaca Al-qur’an sebanyak dan sebaik mungkin (Al-Muzammil
73: 4, 20)
4. Mengamalkan ajaran Al-qur’an dalam seluruh kehidupannya, baik
kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara
maupun kehidupan Internasional. Baik aspek ekonomi, politik,
hokum, budaya, pendidikan maupun aspek hidup lainnya (Al-A’raf
7: 3, Al-Jatsiyah 45: 7-8, An-Nur 24: 51,m Al-Baqarah 2: 208)
5. Mengajarkan Al-qur’an kepada orang lain sehingga mereka dapat
membaca, memahami dan mengamalkannya (Ali-Imran 3: 110,
Ali-Imran 3: 104, An-Nahl 6: 125, Ali-Imran 3: 79, HR Bukhari:
sebaik-baik orang diantara kamu ialah mempelajari Al-qur’an dan
mengajarkannya.”).
2.9 Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah
Beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki pengaruh yang banyak
diantaranya :
1. Mengetahui tentang perhatian Allah terhadap hamba-hambaNya juga
kesempurnaan rahmatNya, dimana ia menurunkan kepada setiap
kaum sebuah kitab sebagai petunjuk bagi mereka, agar bias
mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
2. Mengetahui hikmah Allah Swt. Dalam syariatNya, di mana Allah
mensyariatkan bagi setiap kaum apa yang sesuai dengan keadaan
dan situasi kaum tersebut.
“untuk tiap-tiap umat diantara kamu. Kami berikan aturan dan jalan
yang terang .”(QS.Al-Maidah:48)
3. Bersyukur kepada Allah terhadap diturunkannay kitab-kitab tersebut.
Sebab kitab-kitab tersebut adalah cahaya dan petunjuk di dunia
maupun di akhirat. Karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah atas
nikmat yang agung ini.
BAB III
P E N U T U P
3.1 Kesimpulan
yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt. Memiliki
kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasulNya untuk disampaikan
kepada para hambaNya dan bahwa kitab-kitab tersebut adalah
kalamullah yang dengannya Allah berbicara secara sesungguhnya
sesuai yang pantas untuk diriNya, dan bahwa kitab-kitab tersebut
terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia
maupun di akhirat.
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya :
1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani /
Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang
diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh
sebab itu dating Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab
suci yang ada.
3.2 Saran
Sebagai seorang muslim kita harus menjaga kitab suci Al-Quran
dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengubahnya.
Jangan sampai kitab umat islam diganti, ditambah, dan dihilangkan
seperti kitab-kitab yang dimiliki bangsa Yahudi dan bangsa Nasrani.
DAFTAR PUSTAKA
Isma’il, Sa’id, DR, Perbandingan ‘Aqidah Islam & Kristen Menurut Al-
Quran & Bibel, terjemahan H. Suhairi Ilyas, MA, Yayasan al-Anshar
Bukitinggi, cet.I.th.1990.
Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran Islam, PUSTAKA Bandung cet.
3 th. 1982.
Miftah Fardih dan Agus Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam
Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989.
Al-Qathtan, Manna’, Mabahits fi Ulum al-Quran, Muasasah ar-Risalah
Beirut, cet.4.th.1976.

More Related Content

What's hot

0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'an0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'anSurono Rene
 
Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup Namaku Merah
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahGita Sumarna
 
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahMakalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahAhmad Alhidayah
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi KehidupanFungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi KehidupanAinur HN
 
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah AhrufMakalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah AhrufPAUSIL ABU
 
Fungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab AllahFungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab AllahYanisa S
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahidhingrezzter
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agamaIrgi Mpa
 
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]jiran muhammad
 
Beriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab AllahBeriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab AllahBellaNindaThania
 
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANMakalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANSri Wiji Lestari
 

What's hot (20)

0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'an0001 ii.pengertian al-qur'an
0001 ii.pengertian al-qur'an
 
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
Overview Studi Al-Qur'an (SMT I)
 
ulumul qur'an
ulumul qur'anulumul qur'an
ulumul qur'an
 
Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup Alquran sebagai pedoman hidup
Alquran sebagai pedoman hidup
 
Iman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allahIman kepada kitab kitab allah
Iman kepada kitab kitab allah
 
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allahMakalah beriman kepada kitab kitab allah
Makalah beriman kepada kitab kitab allah
 
Bab 2 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Bab  2 Iman Kepada Kitab-Kitab AllahBab  2 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
Bab 2 Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi KehidupanFungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
Fungsi Al-qur'an Bagi Kehidupan
 
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah AhrufMakalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
Makalah Wahyu, Nuzul al-Quran, dan Sab'ah Ahruf
 
Fungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab AllahFungsi beriman pada kitab Allah
Fungsi beriman pada kitab Allah
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allah
 
Makalah agama
Makalah agamaMakalah agama
Makalah agama
 
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
Alqur’an dan hadits_adalah_pedoman_hidup[1]
 
Wahyu
WahyuWahyu
Wahyu
 
Makalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'anMakalah Nuzulul Qur'an
Makalah Nuzulul Qur'an
 
Beriman kepada kitabkitab allah
Beriman kepada kitabkitab allahBeriman kepada kitabkitab allah
Beriman kepada kitabkitab allah
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 
Beriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab AllahBeriman kepada Kitab - Kitab Allah
Beriman kepada Kitab - Kitab Allah
 
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’ANMakalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
Makalah SEJARAH NUZULUL QUR’AN
 

Viewers also liked

Belajar numerik al quran
Belajar numerik al quranBelajar numerik al quran
Belajar numerik al quranfajar2408
 
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islamPerkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islammzaidin
 
Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Almateus Nanang Rudiatmoko
 
Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Almateus Nanang Rudiatmoko
 
Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Almateus Nanang Rudiatmoko
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
Berguru pada rasulullah
Berguru pada rasulullahBerguru pada rasulullah
Berguru pada rasulullahAndri Ismail
 
Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2rexydwiakbar
 

Viewers also liked (8)

Belajar numerik al quran
Belajar numerik al quranBelajar numerik al quran
Belajar numerik al quran
 
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islamPerkembangan pengajian islam di zaman awal islam
Perkembangan pengajian islam di zaman awal islam
 
Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian pengetahuan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
 
Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian sikap Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
 
Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
Penilaian ketrampilan Kurikulum 2013 edisi Revisi 2016
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Berguru pada rasulullah
Berguru pada rasulullahBerguru pada rasulullah
Berguru pada rasulullah
 
Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2Surga dan neraka 2
Surga dan neraka 2
 

Similar to KITAB ALLAH

Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahkemarau20
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahkemarau20
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah Amalia Sofitri
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)samiul12
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)samiul12
 
Materi iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab AllahMateri iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab Allahmea_ascha
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWTKEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWTNur Rohmah
 
Iman kepada kitab allah kelompok 1
Iman kepada kitab allah kelompok 1 Iman kepada kitab allah kelompok 1
Iman kepada kitab allah kelompok 1 Alfiseptina
 
Materi Iman kepada kitab
Materi Iman kepada kitabMateri Iman kepada kitab
Materi Iman kepada kitabelifitriani
 
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidupKitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidupNurhalimah Rakhmadina
 
Materi iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swtMateri iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swtNisrokhah6
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahMamyl Putri
 
Beriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptxBeriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptxAdityaSetiaji1
 
beriman kepada kitab-kitab allah
beriman kepada kitab-kitab allahberiman kepada kitab-kitab allah
beriman kepada kitab-kitab allahAisyahFatimah1
 
Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...
Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...
Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...Ira Rahmawati Madjid
 
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdf
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdfIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdf
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdfMisbahullHaqq1
 

Similar to KITAB ALLAH (20)

Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allahMateri iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah Materi iman kepada kitab allah
Materi iman kepada kitab allah
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
 
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
Materi iman kepada kitab allah (nisrokhah)
 
Materi iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab AllahMateri iman kepada kitab Allah
Materi iman kepada kitab Allah
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWTKEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
KEIMANAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT
 
Iman kepada kitab allah kelompok 1
Iman kepada kitab allah kelompok 1 Iman kepada kitab allah kelompok 1
Iman kepada kitab allah kelompok 1
 
Iman kepada kitab
Iman kepada kitabIman kepada kitab
Iman kepada kitab
 
IMAN KEPADA KITAB
IMAN KEPADA KITABIMAN KEPADA KITAB
IMAN KEPADA KITAB
 
Materi Iman kepada kitab
Materi Iman kepada kitabMateri Iman kepada kitab
Materi Iman kepada kitab
 
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidupKitab allah swt sebagai pedoman hidup
Kitab allah swt sebagai pedoman hidup
 
Materi iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swtMateri iman kepada kitab Allah swt
Materi iman kepada kitab Allah swt
 
Iman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allahIman kepada kitab allah
Iman kepada kitab allah
 
Beriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptxBeriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptx
Beriman kepada kitab kitab allah -kelompok-5.pptx
 
Lks aqidah akhlak
Lks aqidah akhlakLks aqidah akhlak
Lks aqidah akhlak
 
beriman kepada kitab-kitab allah
beriman kepada kitab-kitab allahberiman kepada kitab-kitab allah
beriman kepada kitab-kitab allah
 
Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...
Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...
Seri Kajian Minhajul Muslim Bab 1 Pasal 6, Bab Akidah Pasal Beriman Kepada Ki...
 
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdf
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdfIMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdf
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH.pdf
 

KITAB ALLAH

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS. Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul- rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad. Daftar kitab - kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya : 1) Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS 2) Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty 3) Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani 4) Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang ada. 1.2 Rumusan Masalah 1) Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah 2) Kitab-kitab Allah sebelum Al-Quran 3) Al-Quran sebagai kitab Allah yang terakhir
  • 2. 1.3 Tujuan Penulisan Adapun yang menjadi tujuan dari pada pembuatan makalah yaitu sebagai berikut : 1) Sebagai bahan bukti bahwa kita wajib percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah Swt kepada Nabi dan Rasulnya untuk umatnya di dunia. 2) Untuk menambah wawasan dan mengetahui betapa wajibnya kita percaya kepada kitab-kitab Allah. 3) Dan untuk memberikan pengetahuan mengenai iman kita kepada kitab – kitab Allah SWT. 1.4 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui pendekatan keperpustakaan sebagai upaya pemantapan naskah penulis makalah. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah :  Kata Pengantar Yang memuat ucapan terima kasih kepada pihak yang telah memberi motivasi.  Daftar isi Yang meliputi rangkuman pokok bahasan yang diuraikan dalam makalah ini.  Bab I Pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.  Bab II Studi tentang Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT yang meliputi : Pengertian iman kepada kitab Allah SWT, Kitab Allah sebagai wahyu, fungsi iman kepada kitab Allah SWT, Perilaku orang yang beriman kepada kitab Allah SWT, Cara beriman kepada kitab Allah SWT, Al quran sebagai kitab Allah yang terakhir, Keisimewaan Al Quran, dan Pengaruh beriman kepada kitab – kitab Allah SWT.  Bab III Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kitab - Kitab Allah Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta- ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku. Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah, Al-kitab kitab-kitab Allah) adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Jadi, Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya allah Swt, memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Kata Al-kitab di dalam Al-Quran dipakai untuk beberapa pengertian: 1) Menunjukkan semua kitab suci yang telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul: “Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebijakan, akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, Al-kitab, dab Nabi-Nabi.”(Al-baqarah 2:177). Bacaan Surah Al Baqarah Ayat 177 ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ َّ‫اَّلل‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬َ‫م‬َ‫آ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ال‬ َّ‫ن‬ِ‫ك‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬ ِ‫ر‬ْ‫غ‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ق‬ ِ‫ر‬ْ‫ش‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ِ‫ق‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ه‬‫و‬ُ‫ج‬ُ‫و‬ ‫وا‬ُّ‫ل‬ َ‫و‬ُ‫ت‬ ْ‫ن‬َ‫أ‬ َّ‫ر‬ِ‫ب‬ْ‫ال‬ َ‫ْس‬‫ي‬َ‫ل‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ر‬ َِِ‫َا‬ْ‫ا‬ ِ‫م‬ِِ َ‫ك‬ِِ‫ئال‬ ِ‫ل‬‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫س‬‫ال‬ َ‫ْن‬‫ب‬‫ا‬ َ‫و‬ َ‫ِين‬‫ك‬‫ا‬َ‫س‬َ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫م‬‫َا‬‫ت‬َ‫ي‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫ب‬ ْ‫ر‬ُ‫ق‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫و‬َ‫ذ‬ ِ‫ه‬ِِّ‫ب‬ُ‫ح‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬‫ا‬َ‫م‬ْ‫ال‬ ‫َى‬‫ت‬َ‫آ‬ َ‫و‬ َ‫ِّين‬ِ‫ي‬ِ‫ب‬َّ‫ن‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫َا‬‫ت‬ِ‫ك‬ْ‫ال‬ َ‫و‬‫ال‬ َ‫و‬‫ي‬ِ‫ف‬ َ‫و‬ َ‫ِين‬‫ل‬ِِ‫ا‬َّ‫س‬ َ‫ين‬ ِ‫ر‬ِ‫ب‬‫ا‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫و‬ ‫ُوا‬‫د‬َ‫ه‬‫ا‬َ‫ع‬ ‫ا‬َ‫ذ‬ِ‫إ‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ِ‫د‬ْ‫ه‬َ‫ع‬ِ‫ب‬ َ‫ون‬ُ‫ف‬‫و‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫َا‬‫ك‬َّ‫الز‬ ‫َى‬‫ت‬َ‫آ‬ َ‫و‬ َ‫ة‬‫و‬َ‫ل‬َّ‫ص‬‫ال‬ َ‫ام‬َ‫ق‬َ‫أ‬ َ‫و‬ ِ‫ب‬‫ا‬َ‫ق‬ِِّ‫الر‬ِ‫اء‬َّ‫َّر‬‫ض‬‫ال‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ ‫ي‬ِ‫ف‬َ‫ين‬ ِ‫ح‬ َ‫و‬ َ‫ون‬ُ‫ق‬َّ‫ت‬ُ‫م‬ْ‫ال‬ ُ‫م‬ُ‫ه‬ َ‫ك‬َِِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ َ‫و‬ ‫وا‬ُ‫ق‬َ‫د‬َ‫ص‬ َ‫ِين‬‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ك‬َِِ‫ل‬‫و‬ُ‫أ‬ ِ‫س‬ْ‫أ‬َ‫ب‬ْ‫ال‬ Artinya : “Bukanlah kebaikan-kebaikan itu menghadapkan ke wajah kamu kea rah timur dan barat, tetapi kebaikan itu adalah barang siapa yang beriman kepada Allah, hari akhirat, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan
  • 4. memberikan harta yang dicintainya kepada para kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang membutuhkan pertolongan), orang-orang yang meminta-minta, dan membebaskan perbudakan, mendirikan salat, menunaikan zakat, dan orang-orang yanmg memenuhi janjinya bila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan,dan pada waktu peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. “ (QS. Al Baqarah: 177) Isi Kandungan Surah Al Baqarah Ayat 177 Yang dimaksud denagn kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini adalah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab- kitab, nabi-nabi dan senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut : a) Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya. b) Memberikan bantuan kepada anak yatim. c) Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan. d) Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta. e) Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya. 2) Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran ”Berkatalah orang – orang kafir:”Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul.”Katakanlah:”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu dan antara orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-kitab.”(Ar-Ra’d 13:43). 3) Menunjukkan kitab suci tertentu sebelim Al-Quran; misalnya Taurat: ”Dan sesungguhnya kami telah mendatangkanAl-kitab (taurat)”kepada Nabi adam.”(Al-baqarah 2:87) 4) Menunjukkan kitab suci Al-Quran secara khusus: ”Al-kitab ini tidak ada keraguan padanya dan pentunjuk bagi orang- orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2:2)
  • 5. Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada para Nabi dan Rasul .Al-quran juga memakaikan istilah lain yaitu :  Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berarti lembaran. Dipakai untuk menunujukkan kitab – kitab suci sebelum Al-Quran, khususnya yang dirurunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah Al-A’la ayat 18:19 ”Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.”(Al-A’la 87:18:-19)  Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai untuk menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al- Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat 184: ”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab yang member penjelasan yang sempurna.”(Ali Imran 3:184)  Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakai khusus untuk menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163: ”Dan kami berikan Zabur kepada Daud.”(An-Nisa 4:163) Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah Swt . Dalam surah An-Nisaa’ ayat 136: “Wahai orang-orang yang beriman , tetaplah beriman kepada kitab-kitab Allah dan Rasulnya sallallahu ‘alaihi wa sallam , kepada kitabNya yang diturunkan kepada RasulNya yakni Al-Quran, sebagaimana Allah juga memerintahkan agar kita beriman kepada kitab-kitab-Nya, rasul- rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”
  • 6. 2.2 Kitab - Kitab Allah Sebagai Wahyu Karena kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi an Rasul-Nya itu adalah kumpulan dari wahyu-wahyu-Nya, maka ada baiknya kita juga membahas terlebih dahulu apa pengertian wahyu dan bagaimana Allah menurunkannya. Kata wahyu secara etimologis adalah bentuk Masdar dari kata auha. Dalam bentuk masdar tersebut dia mempunyai dua arti, pertama al-khafa’ (tersembunyi, rahasia) dan kedua AS-sur’ah (cepat). Dinamai demikian Karena wahyu itu adalah semacam informasi yang rahasia, cepat, khusus diketahui oleh pihak-pihak yang dituju saja. Secara terminologis. Wahyu adalah kalam Allah yang diturunkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Disamping itu, Al-Quran menggunakan kata wahyu untuk beberapa pengertian lain, di antaranya: 1. Ilham Fitri yang diberikan kepada manusia, seperti ilham yang diberilkan Allah swt kepada Ibu Musa untuk menyususkan bayinya: “Dan kami wahyukan (ilhamkan) kepada Ibu Musa:susukanlah dia.” (Al-Qashash 28:7) 2. Instink yang diberikan kepada hewan-hewan, seperti instink yang diberikan Allah swt kepada lebah: “Dan tuhan mewahyukan (memberikan instink) kepad lebah: “buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat yang dibikin manusia.” (An-nahl 16:68) 3. Isyarat yang cepat dengan cara member tanda dan kode-kode tertentu, seperti yang diberikan oleh Nabi Zakaria kepada kaumnya untuk bertasbih: “Maka ia keluar dari Mihrab, menuju kaumnya, lalu ia mewahyukan (member isyarat) kepada mereka, hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.” (Maryam 19:11).
  • 7. 4. Bisikan syaitan kepada manusia untuk menggoda dan menipunya: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh yaitu syaitan-syaitan dari jenis manusia dan jin, sebagian mereka mewahyukan (membisikkan ) kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia).” (Al- An’am 6: 112). 5. Perintah Allah SWT kepada para Malaikat-Nya: “Ingatlah ketika Tuhanmu mewahyukan (memerintahkan) kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku bersama kamu, maka teguhkanlah hati orang-orang yang beriman……” (Al-Anfal 8: 12). Wahyu dalam pengertian Kalam Allah itu diturunkan oleh Allah SWT kepada para nabi dan Rasul-Nya melalui tiga cara: 1. Melalui mimpi yang benar (Ar-ru’ya As-Shadiqah fil manam) misalnya wahyu yang diterima oleh Nabi Ibrahim ‘Alaihi As-Salam dalam mimpi untuk mengurbankan putranya Isma’il AS, sebagaimana yang diterangkan oleh Allah SWT dalam surat As- Shaffat ayat 100-102 : “(Ibrahim berdoa) Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk (kelompok) orang-orang yang shaleh. Maka kami beri dya kabar gembira dengan seorang anak yang sabar. Maka tatkala anak itu sampai (kepada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu.” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”(As-Shaffat 37: 100-102). 2. Kalam Ilahi dari balik tabir (Min wara’ Al-hijab), seperti perintah shalat fardhu yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW waktu peristiwa Isra’ Mi’raj, atau wahyu yang diterima oleh Nabi Musa AS di bukit Tursina, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Surat Thaha ayat 9-13: “Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api lalu berkatalah kepada keluarganya: “Tinggallah kamu disini, sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawasedikit daripadanya atau akan mendapat petunjuk di tempat api itu”. Maka
  • 8. ketika ia datang ke tempat api itu, ia dipanggil (Tuhan): “Hai Musa, sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tinggalkanlah kedua terumpahmu; sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa. Dan Aku telah memilih kamu (sebagai Rasul), maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu).” (Thaha 20: 9-13). 3. Melalui Malaikat Jibril ‘Alaihi As-Salam, seperti wahyu yang diterima oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Qur’an: “Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Malaikat Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar menjadi salah seorang di antara orang- orang yang memberi peringatan, dengan bahasa Arab yang jelas.” (As- Syu’ara 26: 192-195). Penurunan wahyu melalui malaikat Jibril ini berlangsung dalam dua cara, pertama: JIbril datang membawa wahyu seperti bunyi gemerincing lonceng (Shalshalah Al-Jaras) yang amat keras, atau kedua: Jibril datang membawa wahyu dengan memperlihatkan dirinya sebagai seorang lelaki (lihat pembahasan tentang malaikat). Demikianlah pengertian wahyu dan cara turunnya kepada para Nabi dan Rasul. 2.3 Fungsi Iman Kepada Kitab – Kitab Allah Fungsi iman kepada Kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai petunjuk hidup. Manusia hidup di dunia memerlukan petunjuk agar hidupnya terarah. Petunjuk yang diperlukan harus mempunyai kualitas yang tinggi melebihi petunjuk yang dapat membimbing manusia kearah tujuan hidup hanyalah kitab suci yang telah diwahyukan Allah Swt kepada para rasul- Nya. Di dalam Surat Az-Zirat ayat 56 ditegaskan bahwa jin dan manusia diciptakan oleh Allah Swt tidak lain hanyalah agar menghambakan diri kepada-Nya. Sementara itu, di dalam Surat Al-Baqarah ayat 30 dinyatakan oleh Allah Swt bahwa manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di dunia dalam rangka menghambakan diri kepada-Nya. Kehidupan manusia di bumi tidak lepas dari permasalahan yang sulit dipecahkan. Permasalahan hidup kian bertambah banyak sehingga manusia sering lupa dari tugas hidupnya sebagai hamba Allah Swt. Yang harus selalu menghambakan diri kepada-Nya.
  • 9. 2.4 Perilaku Orang Yang Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah Swt adalah sebagai berikut :  Memiliki rasa hormat dan menghargai kitab suci sebagai kitab yang memiliki kedudukan di atas segala kitab yang lain.  Berusaha menjaga kesucian kitab suci dan membelanya apabila ada pihak lain yang meremehkannya.  Mau mempelajari dengan sungguh-sungguh petunjuk yang ada di dalam, baik dengan membaca sendiri maupun menhadiri majlis taklim.  Berusaha untuk mengamalkan petunjuk-petunjuknya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.  Berusaha untuk menyebar luaskan petunjuk-petunjuknya kepada orang lain, baik di lingkungan keluarga sendirimaupun masyarakat  Berusaha untuk memperbaiki bacaannya dengan mempelajari ilmu tajwid.  Tunduk kepada hukum yang ada di dalam kitab suci dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 2.5 Cara Beriman Kepada Kitab - Kitab Allah Beriman kepada kitab-kitab Allah ada dua cara, yaitu : 1. Beriman kepada kitab-kitab sebelum Al-Qur’an 2. Meyakini bahwa kitab-kitab itu benar-benar wahyu Allah, bukan karangan para rasul 3. Meyakini kebenaran isinya 4. Beriman kepada Al-Qur’an 5. Meyakini bahwa Al-Qur’an itu benar-benar wahyu Allah bukan karangan Nabi Muhammad Saw 6. Meyakini bahwa isi Al-Qur’an dijamin kebenarannya, tanpa ada keraguan sedikitpun 7. Mempelajari, memahami, dan menghayati isi kandungan Al-Qur’an 8. Mengamalkan ajaran Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
  • 10. Perbedaan cara beriman kepada kitab-kitab Allah selain Al-Qur’an dan kepada Al-Qur’an sendiri disebabkan : 1. Masa berlakunya kitab-kitab sebelum Al-Qur’an sudah selesai 2. Kitab-kitab sebelum Al-Qur’an terlalu terbatas pada satu umat saja 3. Kandungan pokok dari kitab-kitab sebelum Al-Quran telah termuat dalam Al-Qur’an 2.6 Kitab – Kitab Allah Sebelum Al Quran Sebelum Kitab Suci Al-Qur’an Allah SWT telah menurunkan beberapa Kitab Suci kepada para Nabi dan Rasul-Nya. Yang disebutkan dalam Al-Qur’an ada 5 (lima); tiga dalam bentuk Kitab yaitu Taurat, Zabur, dan Injil, dan dua dalam bentuk shuhuf yaitu Shuhuf Ibrahim dan Musa. Kelima kitab suci tersebut antaralain disebutkan dalam ayat-ayat berikut ini: “Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya….” (Al-Maidah 5: 44). “Dan sesungguhnya kami telah memberikan Al-kitab (Taurat) kepada Musa dan kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wasir (pembantu).”(Al-furqan 25:35) “…Dan kami berikan Zabur kepada Dawud.”(Al-isra’ 17:55). “Kemudian kami iringkan di belakang mereka Rasul-Rasul kami dan iringkan pula Isa Putra Maryam; dan kami berikan kepadanya Injil.” (Al- HadiD 57-27). “Sesungguhnya ini benar-benar terdpat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.” (Al-A’la 87:18-19). Itulah lima kitab suci yang disebutkan oleh Allah swt nama dan kepada siapa yang diturunkan. Sedangkan kitab suci lainnya yang ditirunkan kepada para Nabi dan Rasul lainnya tidak disebutkan oleh Allah nama-namanya secara terperinci, tapi secara global dijelaskan bahwa Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul dan menurunkan bersama mereka kitab suci. Hal ini dinyatakan oleh Allah swt dalam surah Al-Baqarah ayat 213: “Manusia itu adalah umat yang satu, maka (setelah timbul peselisihan) Allah mengutus para Nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab suci dengan
  • 11. benar, untuk member keputusan diantara manusia tentang perselisihan yang mereka perselisihkan.” (Al-Baqarah 2:213). Untuk kitab-kitab suci yang tidak disebutkan namanya tersebut kitab cukup mengimaninya secara global (Ijmal) bahwa Allah swt Allah telah menurunkan kitab-kitab suci kepada paraNabi dan Rasul. Atau dengan kata lain kita mengimani semua kitab suci yang diturunkan Allah swt kepada para nabi dan Rasul, baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak. Kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelum ktab suci Al-Quran tidaklah bersifat universal seperti Al-Quran, tapi hanya bersifat lokal untuk umat tertentu. Dan juga tidak berlaku sepanjang masa. Oleh karena Allah swt tidak memberi jaminan terpelihara keaslian atau keberadaan kitab-kitab tesebut sepanjang zaman sebagaimana halnya Allah memberi jaminan tehadap Al-Quran. Dari segi isi, untuk hal-hal prinsip (masalah aqidah), sejarah dan fakta tentang alam semesta, semua kitab suci tersebut memuat hal yang sama dengan Al-Quran. Tidak akan ada perbedaan apalagi pertentangan satu sama lain (kecuali perbedaan redaksional), baik antar sesama kitab-kitab suci maupun dengan kitab-kitab suci Al-quran. Misalnya, tentang tauhid, semua mengajarkan tentang ke –Esaan Allah swt, bahwa dia adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disemba. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat, (untuk menyerukan): “sembahlah Allah saja, dam jauhilah thaghut. “ (an –nahl 16:36) “Dan kami tidak mengutus seorang razul pun sebelum kamu, melainkan kami wahyukan kepadanya:” bahwasanya tidak ada tuhan melainkan aku,maka sembahlah olehmu sekalian akan aku.” (Al-Anbiya 21:25). Ajaran tentang Uzair anak Allah dalam taurat,dan Isa putra Allah serta ajaran tentang trinitas dalam injil bukanlah berasal dari wahyu Allah Swt. Semua itu berasal dari pemalsuan dan penambahan orang- orang Yahudi dan Nashrani. Tentang hal ini allah menjelaskan : “Orang-orang yahudi berkata:”uzair itu putra allah.”dan orang-orang nasrani berkata:al-masih itu putra allah.:demikian itulah ucapan mereka denan mulut mereka meniru perkataan orang kfir terdahulu.dilaknati allah-lah mereka:bagaimana mereka sampai berpaling?”(At-Taubat 9:30)
  • 12. “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari tiga (Trinitas)”. Padahal sekali-kali tidak ada Tuhan Yang Maha Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakana itu, pasti orang-orang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (Al-Maidah 5: 73). Adapun mengenai Syari’at dan Hukum serta hal-hal yang praktis lainnya, akan ada perbedaan antara satu kitab dengan kitab yang lain sesuai dengan perkembangan zaman dan keadaan umat tertentu. Tentang hal ini Allah menjelaskan: “…..Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, kami berika syari’at dan minhaj (aturan) sendiri.” (Al-Maidah 5: 48). Dari semua Kitab-Kitab Suci yang diturunkan oleh Allah SWT sebelum Al-Qur’an sebagaimana yang sudah diterangkan di atas tidak satu pun lagi yang sampai kepada kita secara utuh sebagaimana diturunkan terdahulu. Bahkan menurut Dokter Muhammad Na’im Yasin, tidak ada satu Kitab Suci pun yang berhak disebut Kitab Allah sekarang ini selain dari Kitab Suci Al-Qur’an. Yasin mengemukakan beberapa alasan untuk mendukung pernyataan tersebut (Yasin, 1983, hal. 85-87). Alasan Yasin setelah penulis lengkapi dengan sumber lain adalah sebagai berikut:  Tidak ada satu pun naskah asli dari semua Kitab Suci yang turun sebelum Al-Qur’an terpelihara sampai sekarang. Semuanya telah hilang. Yang ada hanyalah naskah terjemahan dalam berbagai bahasa. Bahkan terjemahan yang ada pun sudah merupakan hasil terjemahan dari terjemahan. Manuskrip Perjanjian Lama (Perjanjian Lama terdiri dari Taurat Musa dan Zabur Daud serta ajaran Rasul-Rasul lainnya yang kesemuanya itu meliputi lebih kurang tiga perempat Al-Kitab atau Bibel) yang tertua bukanlah tertulis dalam bahasa Ibriyah (bahasa Nabi Musa), akan tetapi dalam bahasa Aramiyah dan bahasa Gryk serta bahasa latin kuno yang tidak lagi digunakan dewasa ini. Begitu juga Manuskrip Perjanjian Baru (Perjanjian Baru terdiri dari Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes, dan Kisah Rasul-Rasul serta kumpulan surat- surat) yang lengkap hanyalah dipakai dalam bahasa Gryk, bukanlah dalam bahasa Aramiyah, bahasa teks asli Injil.
  • 13.  Kitab-Kitab Suci tersebut sudah bercampur dengan ucapan manusia, baik berupa tafsir, sejarah hidup para nabi dan murid- murid mereka, kesimpulan para ahli hukum, maupun dengan hal- hal lainnya. Tidak lagi bisa dibedakan mana yang Kalam Allah dan mana yang karya manusia.  Tidak ada satu pun dari Kitab-Kitab Suci tersebut yang secara sah dapat dinisbahkan kepada Rasul yang membawa masing-masing kitab tersebut, dan tidak pula mempunyai sanad sejarah yang dipercaya. Kitab Perjanjian Lama dibukukan beberapa abad setelah nabi Musa meninggal dunia. Begitu juga dengan Kitab Perjanjian Baru ditulis lebih satu abad setelah Nabi Isa diangkat oleh Allah SWT.  Terdapat pertentangan antara satu bagian dengan bagian yang lain, antara satu kitab dengan kitab yang lain. Oleh sebab itu, dari lebih kurang tujuh puluh naskah Injil yang ditulis oleh tujuh puluh penulis pula, Gereja memilih empat saja, yang ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes.  Terdapat beberapa pelajaran yang batil tentang Allah SWT dan beberapa Rasul-Nya. Selain keyakinan Uzair anak Allah dan Trinitas, kita akan menemukan beberapa kisah tentang Allah dan Rasul-Nya yang tidak benar dan sama sekali tidak bisa diterima oleh akal sehat. Misalnya tentang pergulatanyang pernah terjadi antara Allah dan Nabi Ya’kub yang dimenangkan oleh Ya’kub sehingga Allah memberkatinya. (Kejadian 32: 24-30) atau tentang Allah menyesal dan bertobat setelah menetapkan suatu keputusan yang menimbulkan akibat yang tidak diduga sebelumnya seperti halnya penyesalan penetapan Saul menjadi Raja atas Bani Israel (I. Samuel 15: 10,35). (Yasin, 1983, hal. 85-87 dan Isma’il, 1990, hal. 17-23). 2.7 Al Quran Sebagai Kitab Allah Yang Terakhir Kitab Suci terakhir yang diturunkan oleh Allah SWT adalah Al- Quran Al-Karim yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dalam rentang waktu lebih kurang 23 tahun meliputi periode Mekkah dan Madinah.
  • 14. Secara etimologis Qur’an artinya bacaan atau yang dibaca. Berasal dai kata qa-ra-a yang berarti membaca. Secara terminologis Al- Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Di samping Al-Qur’an, kitab suci terakhir ini juga dinamai dengan nama-nama lain seperti Al-Kitab (Al-Baqarah 2: 2), Al- Furqan (Al-Furqan 25: 1), Az-Zikru (Al-Hijr 15: 9), Al-Mau’izhah (Yunus 10: 57), Al-Huda (Al-Jin 72: 13), As-Syifa’ (Yunus 10: 57) dan lain-lain. Keutuhan dan Keaslian Al-Qur’an Berbeda dengan Kitab-Kitab Suci sebelumnya, Al-Qur’an terjamin keutuhan dan keasliannya. Hal itu bisa terjadi pertama dan utama sekali karena adanya jaminan dari Allah SWT: ”Sesungguhnya Akulah yang menurunkan Az-Zikra (Al-Qur’an) dan sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr 15: 9) Kemudian yang kedua karena adanya usaha-usaha yang manusiawi dilakukan sejak zaman Rasulullah SAW oleh para sahabat di bawah bimbingan Rasulullah SAW dan oleh generasi berikutnya dan oleh setiap generasi kemudian. Usaha-usaha ini dapat kita lihat antara lain dalam nuktah-nuktah berikut ini: 1. Rasulullah saw Sebagai seorang yang ummi berusaha menghafalkan Al-Quran yang diturunkan Allah swt lewat malaikat Jibril AS. Bahkan belum lagi wahyu selesai disampaikan Jibril beliau segera menggerakkan kedua bibirnya untuk menghafal. Hal ini ditegur oleh Allah swt seraya memberikan jaminan bahwa tanpa usaha, Allah akan membuat Nabi Muhammad saw bisa membaca, hafal dan mengerti maksudnya. Allah berfirman: “Janganlah kamu menggerakkan lidahmu untuk membaca Al-Quran karena hendak cepat-cepat menguasainya. Sesungguhnya atas tanggungan kami lah mengunpulkan didadamu dan membuatmu pandai membaca. Apabila kami telah selesai membaca-Nya, maka ikutilah bacaan itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan kamilah penjelasannya.” (Al-Qiyamah 75:16-19).
  • 15. Rasulullah saw selalu mempergunakan sebagian besar malamnya untuk taqarub, mendekatkan diri kehadirat Allah. Melakukan shalat dan membaca Al-Quran dengan tartil . kemudian seperti yang diceritakan oleh Siti Aisyah RA bahwa Jibril AS selalu mengunjungi Rasul pada setiap tahun untuk menyaksikan Rasul dalam bertadarrus dan menghafal Al-Quran. Berkat perhatian dan upaya sungguh-sungguh, dan atas bimbingan Jibril AS serta terutama jaminan Allah swt, sehingga Rasulullah benar-benar menguasai Al-Quran dengan sempurna. Tiada seorang pun yang mengungguli Rasul dalam penguasaan Al-Quran, yang menjadi titik tumpuan umat Islam dalam masalah yang mereka perlukan (miftah faridh, 1989, hal 137-138) 2. Setiap Rasulullah Saw selesai menerima ayat-ayat yang diwahyukan, beliau membacakannya kepada para sahabat dan memerintahkan kepada mereka untuk menghafal dan kepada sahabat-sahabat tertentu diperintahkan oleh Rasul saw untuk menuliskannya disarana-sarana yang memungkinkan waktu seperti di pelepah-pelepah kurma, di tulang-tulang binatang, di batu-batu dan kulit-kulit binatang serta sarana lainnya. Begitulah dengan sungguh-sungguh dan penuh kecintaan para sahabat berusaha menghafal dan benar-benar menguasai Al-Quran. 3. Pada masa Abu Bakar As-shiddiq, atas atas anjuran Umar binKhatab, Al-Quran dikumpul dalam sa`tu mushaf oleh panitia tunggal yaitu Zaid bin Tsabit dengan berpedoman kepada hafalan dan tulisan para sahabat. Ayat demi ayat disusun sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw sebelumnya, tapi surat demi surat belum lagi diurutkan sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw. 4. Pada masa Utsman bin Affan pembukaan Al-Quran disempurnakan dengan menyusun surat demi surat sesuai dengan ketentuan Rasulullah saw dan menuliskannya dalam satu system penulisan yang bisa menampung semua qiraat yang benar. System penulisan itu dikenal dengan Ar-Rasmu Al-Usmani. Mushaf yang dikenal dengan mushaf Usman disalin beberapa naskah dan dikirim ke pusat-pusat pemerintahan umat Islam waktu itu untuk dijadikan pedoman dan standar penulisan. Tugas pembukuan yang disempurnakan ini dilaksanakan oleh satu tim yang diketahui oleh Zaid bin Tsabit, dengan anggota Abdullah bin Zubair, sa’id bin ash dan Abdur Rahman bin Haris bin Hisyam.
  • 16. 5. Pada masa-masa berikutnya para Ulama selalu berusaha menyempunakan penulisan dan pemeliharaan AL-Qur’an sehingga lahirlah beberapa ilmu pengetahuan yang mendukung pemeliharaan keaslian dan keutuhan AL-qur’an, seperti ilmu tajwid untuk qaidah-qaidah qira’ah ilmu Nahwu sharaf dari segi tata bahasa , ilmu khath dari segi penulisan , Ulumul Qur’an dan ilmu Tafsir dari segi metodologi pemahaman, dan ilmu-ilmu lainnya. Al-Quran dijamin oleh Allah swt keutuhannya sampai akhir zaman karena memang Al-Qran bersiifat universal , berlaku untuk seluruh manusia di mana dan kapan saja. Berbeda dengan kitab-kitab Allah sebelum yang bersifat local untuk umat tertentu. Fungsi Al-Quran terhadap Kitab-Kitab Allah Sebelumnya Dalam hubungannya dengan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelumnya, maka Al-Quran berfungsi sebagai: 1. Nasikh, baik lafazt maupun hukum, terhadap kitab-kitab sebelumnya. Artinya semua kitab suci terdahulu dinyatakan tidak lagi berlaku. Satu-satunya yang wajib diikuti dan dilaksanakan petunjuknya hanyalah Al-Quran. Hal disebabkan dua hal :pertama, karena kitab-kitab suci terdahulu itu tidak ada lagi yang utuh dan asli seperti waktu baru di turunkan;kedua, karena kitab-kitab tersebut berlaku untuk umat dan masa tertentu saja. Dalil yang paling kuat menunjukkan bahwa Al-Quran adalah nasikh tehadap kitab-kitab suci sebelum adalah perintah Allah swt terhadap Nabi Muhammad saw untuk memberlakukan seuruh Al- Quran terhadap umat manusia termasuk para ahlul kitab. 2. Muhaimin atau batu ujian terhadap kebenaran kitab-kitab yang sebelumnya. Artinya Al-Quran lah yang jadi korektor terhadap perubahan yang terjadi pada kitab-kitab sebelumnya. Dengan demikan Al-Quranlah satu-satunya yang dijadikan pegangan. Apa yang dibenarkan dan ditetapkan oleh Al-Quran itu lah yang benar dan harus diikuti. Dan jika terdapat perbedaan / pertentangan antara Al-Quran dengan isi kitab-kitabsebelumnya maka Al-Quran lah yang benar dan harus diikuti. 3. Mushaddiq, mengutakan kebenaran-kebenaran pad kitab-kitab Allah sebelumnya, seperti Taurat dan Injil yang membawakan petunjuk Allah dan cahaya kebenaran.
  • 17. Keistimewaan Al-Quran Sebagai kitab Allah yang terakhir Al-Quran mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain sebagai berikut: 1. Berlaku umum untuk seluruh umat manusi di manapun dan kapan mereka berada sampai akhir zaman nanti. 2. Ajaran Al-Quran mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia . 3. Mendapat jaminan pemeliharaan dari Allah swt dari segala bentuk penambahan, penguranga dan pemalsuan. 4. Allah swt menjadikan Al-Quran mudah untuk dipaham, dihafal dan diamalkan. 5. Al-Quran berfungsi sebagai nasikh, muhaimin dan mushaddiq tehadap kitab-kitab suci sebelumnya. 6. Al-Quran berfungsi sebagai mukjizat bagi Nabi Muhammad saw. 2.8 Perbedaan Iman Kepada Al-Quran dengan Iman Kepada Kitab - Kitab Suci Lainnya Seorang muslim wajib mengimani semua kitab – kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah swt kepada para nabi dan Rasul-nya, baik yang disebutkan nama dan kepada siapa diturnkan maupun yang tidak disebutkan. Allah berfirman : “Wahai orang –orang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat – malaikat-nya, kitab – kitab-nya, Rasul – rasul- nya dan hari kemudian, maka sesunggunya orang itu telah sesat sejauh- jauhnya.”(An-NIsa’4:136) Akan tetapi tentu ada perbedaan konsekuensi keimanan antara iman kepada Al-Qur’an dan iman kepada suci sebelumnya. Kalau terhadap kitab suci sebelumnya seorang muslim hanyalah mempunyai kewajiban mengimani keberadaan dan kebenarannya tanpa kewajiban mempelajari, mengamalkan dan mendakwahkan kandungnya karena kitab – kitab suci tersebut berlaku untuk umat masa tertentu yang telah berakhir dengan kedatangan kitab suci yang terakhir Al-qur’an. Jika ada hal – hal yang sama yang masih berlaku dan diamalkan, itu hanyalah semata- mata karena di perintahkan oleh Al-qur’an bukan karena ada
  • 18. pada kitab suci sebelumnya. Sedangkan iman kepada Al-qur’an membawa konsekuensi yang lebih luas seperti mempelajarinya mengamalkan dan mendakwahkannya serta membelanya dari serangan musuh – musuh islam. Untuk lebih jelasnya kewajiban seorang muslim terhadap Al- qur’an sebagai berikut: 1. Mengimani bahwa Al-qur’an adalah kitab Allah yang terakhir yang berfungsi sebagai Nasikh, Muhaimin dan Mushaddiq bagi kitab – kitab suci sebelumnya; mukjizat bagi kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW; Hudan bagi kehidupan umat manusia sampai akhir zaman; dan fungsi – fungsi lainnya (Al-Maidah 5: 48; Al- Baqarah 2: 185) 2. Mempelajari Al-qur’an baik cara membacanya (ilmu tajwid dan qira’an), makna dan taksirnya (iarjamah dan tafsir Al-qur’an) maupun ilmu – ilmu lain yang berhubungan dengan Al-qur’an seperti ulumul Qur’an, hadits, ushulul fiqhi, fiqh, dan lain – lain (Muhammad 47: 24, AT-Taubah 9: 122) 3. Membaca Al-qur’an sebanyak dan sebaik mungkin (Al-Muzammil 73: 4, 20) 4. Mengamalkan ajaran Al-qur’an dalam seluruh kehidupannya, baik kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, bernegara maupun kehidupan Internasional. Baik aspek ekonomi, politik, hokum, budaya, pendidikan maupun aspek hidup lainnya (Al-A’raf 7: 3, Al-Jatsiyah 45: 7-8, An-Nur 24: 51,m Al-Baqarah 2: 208) 5. Mengajarkan Al-qur’an kepada orang lain sehingga mereka dapat membaca, memahami dan mengamalkannya (Ali-Imran 3: 110, Ali-Imran 3: 104, An-Nahl 6: 125, Ali-Imran 3: 79, HR Bukhari: sebaik-baik orang diantara kamu ialah mempelajari Al-qur’an dan mengajarkannya.”).
  • 19. 2.9 Pengaruh Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Beriman kepada kitab-kitab Allah memiliki pengaruh yang banyak diantaranya : 1. Mengetahui tentang perhatian Allah terhadap hamba-hambaNya juga kesempurnaan rahmatNya, dimana ia menurunkan kepada setiap kaum sebuah kitab sebagai petunjuk bagi mereka, agar bias mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 2. Mengetahui hikmah Allah Swt. Dalam syariatNya, di mana Allah mensyariatkan bagi setiap kaum apa yang sesuai dengan keadaan dan situasi kaum tersebut. “untuk tiap-tiap umat diantara kamu. Kami berikan aturan dan jalan yang terang .”(QS.Al-Maidah:48) 3. Bersyukur kepada Allah terhadap diturunkannay kitab-kitab tersebut. Sebab kitab-kitab tersebut adalah cahaya dan petunjuk di dunia maupun di akhirat. Karena itu kita wajib bersyukur kepada Allah atas nikmat yang agung ini.
  • 20. BAB III P E N U T U P 3.1 Kesimpulan yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya Allah Swt. Memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasulNya untuk disampaikan kepada para hambaNya dan bahwa kitab-kitab tersebut adalah kalamullah yang dengannya Allah berbicara secara sesungguhnya sesuai yang pantas untuk diriNya, dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya : 1. Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS 2. Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty 3. Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani 4. Kitab Al-Quran kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu dating Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang ada. 3.2 Saran Sebagai seorang muslim kita harus menjaga kitab suci Al-Quran dari tangan orang yang tidak bertanggung jawab untuk mengubahnya. Jangan sampai kitab umat islam diganti, ditambah, dan dihilangkan seperti kitab-kitab yang dimiliki bangsa Yahudi dan bangsa Nasrani.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Isma’il, Sa’id, DR, Perbandingan ‘Aqidah Islam & Kristen Menurut Al- Quran & Bibel, terjemahan H. Suhairi Ilyas, MA, Yayasan al-Anshar Bukitinggi, cet.I.th.1990. Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran Islam, PUSTAKA Bandung cet. 3 th. 1982. Miftah Fardih dan Agus Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989. Al-Qathtan, Manna’, Mabahits fi Ulum al-Quran, Muasasah ar-Risalah Beirut, cet.4.th.1976.