SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA
OVERVIEW
FLOUR AND POWDER TECHNOLOGY
BAGIAN 1:
TEPUNG BERBASIS SUMBER
KARBOHIDRAT
...PENDAHULUAN
TEPUNG DAN BUBUK
 Kadar air rendah  awet
 Mudah penanganan (distribusi, transportasi, dll)
 Lebih luwes penggunaannya
...PROSES
PEMBUATAN TEPUNG
 Pengeringan:
untuk bahan berkadar air tinggi
 Pengecilan ukuran
alat menyesuaikan dengan bahan
 Pengayakan:
untuk menyeragamkan ukuran sesuai standar
... PENCEGAHAN BROWNING
PADA TEPUNG
 Beberapa bahan pertanian beresiko
mengalami reaksi pencoklatan (kadar
gula tinggi, enzim masih aktif, dll)
 Tepung berwarna coklat (tidak
putih/bersih) cenderung tidak disukai
konsumen
 Reaksi pencoklatan harus dicegah:
 Blanching
 Na Metabisulfit
 Suatu proses pemanasan bahan dengan suhu tinggi dan
waktu singkat (misal: 80-900C selama 5-10 menit)
 Dapat dilakukan dengan menggunakan uap panas atau
air mendidih.
 Medium air : penetrasi panas lebih cepat, waktu yang lebih singkat,
mengurangi kontak dengan udara (memperlambat oksidasi),
tetapi memungkinkan kehilangan komponen terlarut bahan lebih
besar
 Selain menggunakan medium uap air atau air, blanching
juga dapat dilakukan dengan menggunakan medium air
yang ditambah dengan senyawa sulfit, fosfat atau karbonat.
...PENCEGAHAN BROWING
DENGAN BLANCHING
...MANFAAT BLANCHING
 Menginaktivasi enzim polifenoloksidase
 Mempertahankan warna dan flavor alami bahan
 Membersihkan produk dari partikel yang melekat
 Mengurangi jumlah mikroorganisme
 Menghilangkan udara yang terdapat dalam rongga-rongga antarsel
dalam jaringan bahan
 Melenturkan jaringan
 Untuk bahan pangan yang akan dikeringkan, mempercepat proses
pengeringan karena membuat membran sel permeabel terhadap
perpindahan air
 Mengurangi besar volume (bulk) dari bahan
 Menghilangkan beberapa flavor yang tidak dikehendaki
 Mempermudah terkelupasnya kulit
 Ukuran bahan
 Suhu
 Ketebalan tumpukan bahan
 Medium blanching
FAKTOR YANG BERPENGARUH
PADA PROSES BLANCHING
...PENCEGAHAN BROWNING
DENGAN Na-METABISULFIT
 Natrium metabisulfit (Na2S2O5): berbentuk serbuk, berwarna
putih, larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan berbau
khas seperti gas sulfur dioksida, mempunyai rasa asam dan asin
 Batas maksimum penggunaan SO2 dalam makanan kering, di
Amerika Serikat telah ditetapkan oleh Food Drug
Administration, yaitu antara 2000-3000 ppm
 Sulfit dapat menghambat reaksi pencoklatan yang dikatalis
enzim fenolase dan dapat memblokir reaksi pembentukan
senyawa 5 hidroksil metal furfural dari D-glukosa penyebab
warna coklat (Fenema, 1996)
 Mengikat Cu pada enzim (Lindsay, 1985)
 Ponting dan Johnson (1945): sulfit dapat mereduksi O2
sehingga proses oksidasi tidak berlangsung
...REAKSI
PENGHAMBATAN
...MODIFIKASI PATI
 Tepung “sumber karbohidrat non-terigu” memiliki karakteristik
yang kurang baik untuk pembuatan produk-produk berbasis
terigu yaitu: menggumpal, kurang dapat mengembang dan sedikit
mengikat air.
 Modifikasi dapat dilakukan untuk memperbaiki karakteristik nya
 Modifikasi pati dapat dilakukan secara fisika (cara heat treatment,
shear stress, freezing in liquid nitrogen, radiasi), kimia (esterifikasi,
cross-linking, grafting, dekomposisi asam, hidrolisa dengan
menggunakan enzim, oksidasi), dan mikrobiologis (fermentasi)
 Prinsip dasar : menghidrolisis komponen pati yang
terdapat dalam tepung menggunakan asam di bawah suhu
gelatinisasi
 Mengganti gugus hidroksil (OH-) pada pati yaitu proses
pemasukan/penggantian atom H ke dalam gugus OH 
mengubah sifat sifat fisikokimia dan rheologi
...MODIFIKASI DENGAN ASAM
 Asam akan mendegradasi dinding sel yang menyebabkan
kerusakan struktur dan integritas granula pati sehingga
menyebabkan granula pati menyerap air. Proses pembebasan
granula pati ini akan menyebabkan perubahan karakteristik
dari pati yang dihasilkan berupa naiknya viskositas,
kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan larut
 Contoh asam yang dapat diaplikasikan asam laktat dan
asam asetat dengan konsentrasi kecil
 Keunggulan modifikasi dengan asam: biaya rendah, waktu
singkat, dan metode relatif mudah sehingga lebih
menguntungkan apabila digunakan pada industri pangan.
Contoh modifikasi pada tepung sukun
 α-amilase dapat menghidrolisis ikatan α-1,4-glikosida
 Sumber α-amilase : tanaman, jaringan mamalia, isolasi dari
Aspergillus oryzae dan Bacillus subtilis
Cara kerja enzim α-amilase pada amilosa:
1. Degradasi amilosa menjadi maltosa dan amiltrotriosa
2. Pembentukan glukosa dan maltosa
...
MODIFIKASI
DENGAN ENZIM
 Aplikasi pada industri non-pangan
 Zat pengoksidasi diklasifikasikan sebagai pemutih dan oksidan untuk
pemutih yang diizinkan (Contoh: oksigen aktif dari peroksida atau
khlorin dari natrium hipokhlorida, kalium permanganat, ammonium
persulfat).
 Pati teroksidasi : mempunyai tingkat kekuatan regangan yang rendah
 bentuk transparan dan kekuatan penetrasi (sangat baik untuk
industri kertas, lem dan tekstil)
...MODIFIKASI
DENGAN OKSIDASI
 Mereaksikan pati dengan
reagen polifungsional
seperti sodium
trimetaphosphate,
phosphorus oxychloride,
epichlorohydrin
 Karakteristik dari pati
cross-linking adalah suhu
gelatinisasi pati menjadi
meningkat, pati tahan
pada pH rendah dan
pengadukan
 Cross-linking menguatkan
ikatan hidrogen dalam
granula
...
MODIFIKASI DENGAN
CROSS-LINKING
 BAL (Bakteri Asam Laktat)  enzim pektinolitik dan selulolitik
 menghancurkan dinding sel  pembebasan granula pati
 Selanjutnya granula pati  mengalami hidrolisis menghasilkan
monosakarida  menghasilkan asam-asam organik 
menghasilkan aroma dan cita rasa khas yang dapat menutupi
aroma dan cita rasa singkong
 Lama waktu fermentasi sekitar 12-72 jam (Subagio, 2007).
...
MODIFIKASI DENGAN
FERMENTASI
 Konsumsi tepung terigu tinggi  subtitusi  prosentase tidak
merubah sifat sensoris  minimal masih dapat diterima konsumen
 Contoh: tepung ubi kayu sampai 30 % masih dapat digunakan untuk
membuat roti tawar yang masih dapat diterima konsumen
 Tepung komposit tidak diijinkan untuk diperdagangkan  formulasi
sendiri
...TEPUNG KOMPOSIT UNTUK
PRODUK PANGAN
BAGIAN 2:
PRODUK “NON SUMBER
KARBOHIDRAT” BERBENTUK
BUBUK
...CONTOH APLIKASI
 Produksi cokelat bubuk  teknologi grinding
 Produksi kopi instan bubuk  teknologi freeze drying
 Produksi susu bubuk  teknologi aglomerasi
 Produksi jahe bubuk  teknologi spraydrying dan
mikroenkapsulasi
...PEMBUATAN COKELAT BUBUK
...PEMBUATAN KOPI INSTAN BUBUK
FREEZE DRYER
...PEMBUATAN SUSU BUBUK
Agglomerasi: partikel-pertikel diberi perlakuan uap untuk membuat
melekat satu sama lain sehingga menghasilkan partikel-pertikel yang lebih besar.
 Flavor diperangkap dalam suatu pelapis polimer,
membentuk mikrokapsul bulat dengan ukuran antara
puluhan mikron sampai beberapa milimeter.
 “Spray drying” atau pengering semprot merupakan teknik
enkapsulasi yang banyak digunakan untuk minyak atsiri
dan oleoresin rempah-rempah.
 Bahan yang dapat digunakan dalam proses enkapsulasi
oleoresin dan minyak atsiri antara lain dekstrin, CMC,
gelatin, peti termodifikasi, gum arab, gum xantan, dan gum
akasia.
...TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI
 CONTOH MIKROENKAPSULASI
BAWANG PUTIH
Dalam pembuatan bubuk bawang putih dengan pengering
semprot, bawang putih dikupas, dihancurkan dengan
dicampur air (air : bawang = 3 : 1), lalu dilakukan
pengepresan dan penyaringan sehingga diperoleh sari
bawang putih. Kedalamnya dicampurkan dekstrin atau
gum arab sebanyak 0.5 – 2.5 persen, selanjutnya
dikeringkan dengan pengeringan semprot suhu 160 – 170o
C. Jika bubuk hasil enkapsulasi tersebut akan digunakan
harus dilarutkan dengan sejumlah air sehingga flavor
bawang putih akan keluar.
 CONTOH MIKROENKAPSULASI
JERUK PURUT
Proses enkapsulasi flavor jeruk purut dapat dilakukan
sebagai berikut : sebanyak 72 gram dekstrin atau gum arab
dilarutkan ke dalam 3 liter etanol. Kemudian sekitar 30 ml
minyak atsiri atau oleoresin jeruk purut (atau rempah-
rempah lain) ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk
sampai homogen. Campuran tersebut kemudian
dikeringkan dengan spray drier.
TERIMA KASIH
This material course is provided by:
Dimas Rahadian AM, S.TP., M.Sc., Ph.D

More Related Content

What's hot (20)

LAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIXLAPORAN ALSIN FIX
LAPORAN ALSIN FIX
 
6. Pembekuan
6. Pembekuan6. Pembekuan
6. Pembekuan
 
4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal4. Sterilisasi Termal
4. Sterilisasi Termal
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
 
Destilasi
DestilasiDestilasi
Destilasi
 
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan PustakaLaporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
Laporan Mesin dan Peralatan ITP UNS Semester 3: Tinjauan Pustaka
 
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & GumThickener, Starches, Gelatin & Gum
Thickener, Starches, Gelatin & Gum
 
Vinegar presentasi biotek
Vinegar  presentasi biotekVinegar  presentasi biotek
Vinegar presentasi biotek
 
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan TradisionalLaporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
Laporan Praktikum Minyak Kelapa Modern dan Tradisional
 
Iad ppt fermentasi
Iad ppt fermentasiIad ppt fermentasi
Iad ppt fermentasi
 
Fitokimia - Minyak Atsiri
Fitokimia - Minyak AtsiriFitokimia - Minyak Atsiri
Fitokimia - Minyak Atsiri
 
Produksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPKProduksi Pupuk NPK
Produksi Pupuk NPK
 
13 fermentasi
13 fermentasi13 fermentasi
13 fermentasi
 
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik FermentasiDasar-dasar Teknik Fermentasi
Dasar-dasar Teknik Fermentasi
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
New dry syrup
New dry syrupNew dry syrup
New dry syrup
 
Sulfatasi
SulfatasiSulfatasi
Sulfatasi
 
Tugas 2 Ppma Murliadi Palham Tikm B
Tugas 2 Ppma   Murliadi Palham   Tikm BTugas 2 Ppma   Murliadi Palham   Tikm B
Tugas 2 Ppma Murliadi Palham Tikm B
 
Presentasi pik
Presentasi pikPresentasi pik
Presentasi pik
 

Similar to TEPUNG DAN BUBUK: TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI

BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptraju902247
 
Pengolahan Minimal
Pengolahan MinimalPengolahan Minimal
Pengolahan Minimalmisspure
 
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptxvivianleviana0
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherErnalia Rosita
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganErnalia Rosita
 
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.pptKuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.pptSuwarSono8
 
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillardKemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillardMars D'first Nuril
 
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptxPresentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptxArifBudiman513458
 
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Puspipita Dewi
 
Ampas Sagu
Ampas SaguAmpas Sagu
Ampas SaguPT. RAPP
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanEzron Wenggo
 

Similar to TEPUNG DAN BUBUK: TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI (20)

BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.pptBAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
BAB-3-PENGANTAR-TEKNOLOGI-PERTANIAN.ppt
 
Pengolahan Minimal
Pengolahan MinimalPengolahan Minimal
Pengolahan Minimal
 
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
1Polisakarida dan klaisifikasi pati.pptx
 
Laporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit LeatherLaporan Praktikum Fruit Leather
Laporan Praktikum Fruit Leather
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Laporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum PenepunganLaporan Praktikum Penepungan
Laporan Praktikum Penepungan
 
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.pptKuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
Kuliah-Reaksi-kimia-kerusakan-pangan.ppt
 
Chapter ii
Chapter iiChapter ii
Chapter ii
 
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillardKemanisan  pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
Kemanisan pencoklatan__karamelisasi_dan_reaksi_maillard
 
3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN3. BLANSING BAHAN PANGAN
3. BLANSING BAHAN PANGAN
 
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptxPresentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
Presentasi_Farmakognosi_Bioetanol.pptx
 
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
Ppt kb 4 modul 6 [autosaved]
 
Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1Aplikasi bioteknologi 1
Aplikasi bioteknologi 1
 
Ampas Sagu
Ampas SaguAmpas Sagu
Ampas Sagu
 
Produksi asam sitrat
Produksi asam sitratProduksi asam sitrat
Produksi asam sitrat
 
Asam sitrat
Asam sitratAsam sitrat
Asam sitrat
 
Surfaktan
SurfaktanSurfaktan
Surfaktan
 
mikro industri.pptx
mikro industri.pptxmikro industri.pptx
mikro industri.pptx
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
 
Farmentasi kimia
Farmentasi   kimiaFarmentasi   kimia
Farmentasi kimia
 

TEPUNG DAN BUBUK: TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI

  • 1. TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA OVERVIEW FLOUR AND POWDER TECHNOLOGY
  • 2. BAGIAN 1: TEPUNG BERBASIS SUMBER KARBOHIDRAT
  • 3. ...PENDAHULUAN TEPUNG DAN BUBUK  Kadar air rendah  awet  Mudah penanganan (distribusi, transportasi, dll)  Lebih luwes penggunaannya
  • 4. ...PROSES PEMBUATAN TEPUNG  Pengeringan: untuk bahan berkadar air tinggi  Pengecilan ukuran alat menyesuaikan dengan bahan  Pengayakan: untuk menyeragamkan ukuran sesuai standar
  • 5. ... PENCEGAHAN BROWNING PADA TEPUNG  Beberapa bahan pertanian beresiko mengalami reaksi pencoklatan (kadar gula tinggi, enzim masih aktif, dll)  Tepung berwarna coklat (tidak putih/bersih) cenderung tidak disukai konsumen  Reaksi pencoklatan harus dicegah:  Blanching  Na Metabisulfit
  • 6.  Suatu proses pemanasan bahan dengan suhu tinggi dan waktu singkat (misal: 80-900C selama 5-10 menit)  Dapat dilakukan dengan menggunakan uap panas atau air mendidih.  Medium air : penetrasi panas lebih cepat, waktu yang lebih singkat, mengurangi kontak dengan udara (memperlambat oksidasi), tetapi memungkinkan kehilangan komponen terlarut bahan lebih besar  Selain menggunakan medium uap air atau air, blanching juga dapat dilakukan dengan menggunakan medium air yang ditambah dengan senyawa sulfit, fosfat atau karbonat. ...PENCEGAHAN BROWING DENGAN BLANCHING
  • 7. ...MANFAAT BLANCHING  Menginaktivasi enzim polifenoloksidase  Mempertahankan warna dan flavor alami bahan  Membersihkan produk dari partikel yang melekat  Mengurangi jumlah mikroorganisme  Menghilangkan udara yang terdapat dalam rongga-rongga antarsel dalam jaringan bahan  Melenturkan jaringan  Untuk bahan pangan yang akan dikeringkan, mempercepat proses pengeringan karena membuat membran sel permeabel terhadap perpindahan air  Mengurangi besar volume (bulk) dari bahan  Menghilangkan beberapa flavor yang tidak dikehendaki  Mempermudah terkelupasnya kulit
  • 8.  Ukuran bahan  Suhu  Ketebalan tumpukan bahan  Medium blanching FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PROSES BLANCHING
  • 9. ...PENCEGAHAN BROWNING DENGAN Na-METABISULFIT  Natrium metabisulfit (Na2S2O5): berbentuk serbuk, berwarna putih, larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol, dan berbau khas seperti gas sulfur dioksida, mempunyai rasa asam dan asin  Batas maksimum penggunaan SO2 dalam makanan kering, di Amerika Serikat telah ditetapkan oleh Food Drug Administration, yaitu antara 2000-3000 ppm
  • 10.  Sulfit dapat menghambat reaksi pencoklatan yang dikatalis enzim fenolase dan dapat memblokir reaksi pembentukan senyawa 5 hidroksil metal furfural dari D-glukosa penyebab warna coklat (Fenema, 1996)  Mengikat Cu pada enzim (Lindsay, 1985)  Ponting dan Johnson (1945): sulfit dapat mereduksi O2 sehingga proses oksidasi tidak berlangsung ...REAKSI PENGHAMBATAN
  • 11. ...MODIFIKASI PATI  Tepung “sumber karbohidrat non-terigu” memiliki karakteristik yang kurang baik untuk pembuatan produk-produk berbasis terigu yaitu: menggumpal, kurang dapat mengembang dan sedikit mengikat air.  Modifikasi dapat dilakukan untuk memperbaiki karakteristik nya  Modifikasi pati dapat dilakukan secara fisika (cara heat treatment, shear stress, freezing in liquid nitrogen, radiasi), kimia (esterifikasi, cross-linking, grafting, dekomposisi asam, hidrolisa dengan menggunakan enzim, oksidasi), dan mikrobiologis (fermentasi)
  • 12.  Prinsip dasar : menghidrolisis komponen pati yang terdapat dalam tepung menggunakan asam di bawah suhu gelatinisasi  Mengganti gugus hidroksil (OH-) pada pati yaitu proses pemasukan/penggantian atom H ke dalam gugus OH  mengubah sifat sifat fisikokimia dan rheologi ...MODIFIKASI DENGAN ASAM
  • 13.  Asam akan mendegradasi dinding sel yang menyebabkan kerusakan struktur dan integritas granula pati sehingga menyebabkan granula pati menyerap air. Proses pembebasan granula pati ini akan menyebabkan perubahan karakteristik dari pati yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan larut  Contoh asam yang dapat diaplikasikan asam laktat dan asam asetat dengan konsentrasi kecil  Keunggulan modifikasi dengan asam: biaya rendah, waktu singkat, dan metode relatif mudah sehingga lebih menguntungkan apabila digunakan pada industri pangan.
  • 14. Contoh modifikasi pada tepung sukun
  • 15.  α-amilase dapat menghidrolisis ikatan α-1,4-glikosida  Sumber α-amilase : tanaman, jaringan mamalia, isolasi dari Aspergillus oryzae dan Bacillus subtilis Cara kerja enzim α-amilase pada amilosa: 1. Degradasi amilosa menjadi maltosa dan amiltrotriosa 2. Pembentukan glukosa dan maltosa ... MODIFIKASI DENGAN ENZIM
  • 16.  Aplikasi pada industri non-pangan  Zat pengoksidasi diklasifikasikan sebagai pemutih dan oksidan untuk pemutih yang diizinkan (Contoh: oksigen aktif dari peroksida atau khlorin dari natrium hipokhlorida, kalium permanganat, ammonium persulfat).  Pati teroksidasi : mempunyai tingkat kekuatan regangan yang rendah  bentuk transparan dan kekuatan penetrasi (sangat baik untuk industri kertas, lem dan tekstil) ...MODIFIKASI DENGAN OKSIDASI
  • 17.  Mereaksikan pati dengan reagen polifungsional seperti sodium trimetaphosphate, phosphorus oxychloride, epichlorohydrin  Karakteristik dari pati cross-linking adalah suhu gelatinisasi pati menjadi meningkat, pati tahan pada pH rendah dan pengadukan  Cross-linking menguatkan ikatan hidrogen dalam granula ... MODIFIKASI DENGAN CROSS-LINKING
  • 18.  BAL (Bakteri Asam Laktat)  enzim pektinolitik dan selulolitik  menghancurkan dinding sel  pembebasan granula pati  Selanjutnya granula pati  mengalami hidrolisis menghasilkan monosakarida  menghasilkan asam-asam organik  menghasilkan aroma dan cita rasa khas yang dapat menutupi aroma dan cita rasa singkong  Lama waktu fermentasi sekitar 12-72 jam (Subagio, 2007). ... MODIFIKASI DENGAN FERMENTASI
  • 19.  Konsumsi tepung terigu tinggi  subtitusi  prosentase tidak merubah sifat sensoris  minimal masih dapat diterima konsumen  Contoh: tepung ubi kayu sampai 30 % masih dapat digunakan untuk membuat roti tawar yang masih dapat diterima konsumen  Tepung komposit tidak diijinkan untuk diperdagangkan  formulasi sendiri ...TEPUNG KOMPOSIT UNTUK PRODUK PANGAN
  • 20. BAGIAN 2: PRODUK “NON SUMBER KARBOHIDRAT” BERBENTUK BUBUK
  • 21. ...CONTOH APLIKASI  Produksi cokelat bubuk  teknologi grinding  Produksi kopi instan bubuk  teknologi freeze drying  Produksi susu bubuk  teknologi aglomerasi  Produksi jahe bubuk  teknologi spraydrying dan mikroenkapsulasi
  • 23. ...PEMBUATAN KOPI INSTAN BUBUK FREEZE DRYER
  • 24. ...PEMBUATAN SUSU BUBUK Agglomerasi: partikel-pertikel diberi perlakuan uap untuk membuat melekat satu sama lain sehingga menghasilkan partikel-pertikel yang lebih besar.
  • 25.  Flavor diperangkap dalam suatu pelapis polimer, membentuk mikrokapsul bulat dengan ukuran antara puluhan mikron sampai beberapa milimeter.  “Spray drying” atau pengering semprot merupakan teknik enkapsulasi yang banyak digunakan untuk minyak atsiri dan oleoresin rempah-rempah.  Bahan yang dapat digunakan dalam proses enkapsulasi oleoresin dan minyak atsiri antara lain dekstrin, CMC, gelatin, peti termodifikasi, gum arab, gum xantan, dan gum akasia. ...TEKNOLOGI MIKROENKAPSULASI
  • 26.  CONTOH MIKROENKAPSULASI BAWANG PUTIH Dalam pembuatan bubuk bawang putih dengan pengering semprot, bawang putih dikupas, dihancurkan dengan dicampur air (air : bawang = 3 : 1), lalu dilakukan pengepresan dan penyaringan sehingga diperoleh sari bawang putih. Kedalamnya dicampurkan dekstrin atau gum arab sebanyak 0.5 – 2.5 persen, selanjutnya dikeringkan dengan pengeringan semprot suhu 160 – 170o C. Jika bubuk hasil enkapsulasi tersebut akan digunakan harus dilarutkan dengan sejumlah air sehingga flavor bawang putih akan keluar.
  • 27.  CONTOH MIKROENKAPSULASI JERUK PURUT Proses enkapsulasi flavor jeruk purut dapat dilakukan sebagai berikut : sebanyak 72 gram dekstrin atau gum arab dilarutkan ke dalam 3 liter etanol. Kemudian sekitar 30 ml minyak atsiri atau oleoresin jeruk purut (atau rempah- rempah lain) ditambahkan ke dalam larutan dan diaduk sampai homogen. Campuran tersebut kemudian dikeringkan dengan spray drier.
  • 28. TERIMA KASIH This material course is provided by: Dimas Rahadian AM, S.TP., M.Sc., Ph.D