2. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai
Nama : Dr. Ir. M. Bakrun, MM. (085155191905)
Jabatan : Widyaisawara
Pengalaman :
• Instruktur Di PPPG Pertanian Cianjur, 1990-1993
• Widyaiswara di PPPG/P4TK Pertanian 1993-2015
• Kasubdit Kurikulum SMK. Dit. PSMK 2015-2017
• Direktur Pembinaan SMK 2017-2021
• Widyaiswara, 2021 - Sekarang
3. “PARKIRKAN” sejenak kerjaan kantor
Setiap peserta berhak (dan
berkewajiban) mengungkapkan gagasan
Menghormati peserta lain,
Ikuti “proses” dengan sabar / cermat
Perangkat Komunikasi OFF
Aplikasi “Effective Listening Skills”
Disepakati Bersama
6. Modul ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
kepemimpinan partisipatif, termasuk definisi, manfaat, langkah-
langkah untuk mengembangkannya, tantangan yang mungkin
dihadapi, strategi untuk mengatasi tantangan tersebut, studi kasus.
Diklat dengan materi utama modul ini diselenggarakan dalam 12 JP
terdiri atas :
• 9 JP tatap muka,
• 3 non-tatap muka (asynchronous).
Diharapkan dengan modul peserta diklat memperoleh pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin partisipatif
yang efektif dalam lingkungan kerja masing-masing.
7. 1. Memahami Konsep Kepemimpinan Partisipatif
2. Memahami prinsip-prinsip Kepemimpinan Partisipatif
3. Mengembangkan Keterampilan Kepemimpinan Partisipatif dalam bentuk
konsultatif
4. Memahami tantangan yang terkait dengan kepemimpinan partisipatif dan
mempelajari solusi dan strategi dalam menghadapi tantangan ini
5. Menerapkan prinsip-prinsip dan keterampilan kepemimpinan partisipatif
dalam situasi nyata.
INDIKATOR HASIL BELAJAR
11. • Menyatakan bahwa keputusan yang melibatkan
partisipasi anggota tim cenderung lebih baik diterima
dan dijalankan dengan efektif.
Teori Keputusan Partisipatif
(Kurt Lewin, 1939)
• Teori X menganggap bahwa orang-orang pada
dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan perlu
dikendalikan, sementara Teori Y menganggap
bahwa orang-orang memiliki potensi kreatif dan
bermotivasi intrinsik untuk bekerja.
Teori X dan Teori Y
Douglas McGregor (1960-an)
• Tidak ada pendekatan kepemimpinan yang
universal dan setiap situasi memerlukan gaya
kepemimpinan yang sesuai
Teori Kontingensi
(James March)
KONSEP KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
13. Pengertian
"Kepemimpinan partisipatif adalah praktik yang menggabungkan
kebijaksanaan dan kecerdasan kolektif dari individu-individu yang terlibat,
menciptakan sebuah ekosistem yang mendorong partisipasi aktif, kolaborasi,
dan tanggung jawab bersama." Peter Senge, Peneliti dan Pakar Manajemen
Organisasi.
"Jika ingin berjalan cepat, jalanlah sendiri, tetapi jika ingin berjalan jauh, kita
harus berjalan bersama dengan santai dan hati-hati.” - Peribahasa Afrika.
5
14. • Di depan memberikan contoh
atau teladan
Ing ngarso
sung tulodho
• Di tengah membakar semangat
dan mengembangkan motivasi
Ing madyo
mangun karso
• Di belakang memberikan
dorongan dari belakang
Tut Wuri
Handayani
KONSEP KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA
15. • Pengambilan keputusan
melibatkan partisipasi aktif
anggota tim
• Peran dan otoritas pemimpin
sebagai fasilitator atau
pengarah
• Komunikasi dua arah dan
interaksi sangat terbuka
• Pemimpinan mengembangkan
pengaruh untuk
menumbuhkan motivasi
instrinsik setiap anggota.
• Sepenuhnya ditentukan oleh
pemimpin tanpa melibatkan
anggota tim
• Pemimpin punya otoritas penuh
dan mengendalikan semua aspek
kegiatan
• Komunikasi satu arah, top-down
• Pemimpin bersandar pada
kekuasaan dan kontrol, serta
memotivasi anggota melalui
aturan, hukum dan hadiah
eksternal.
Partisipatif
Otoriter
15
Perbedaan Gaya Kepemimpinan
16. KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
1. Memberdayakan anggota tim
2. Mendorong partisipasi aktif
3. Mendengarkan dan memfasilitasi dialog
4. Memberikan dukungan dan bimbingan
5. Peran pemimpin di sini lebih sebagai
moderator atau fasilitator
18. 1. Pelaksanaan Kolaborasi
2. Pemberdayaan anggota tim
3. Pemberian Kewenangan kepada Anggota Tim
4. Komunikasi Terbuka
5. Pembuatan Keputusan Partisipatif
6. Penerimaan Perbedaan
7. Pemberian Dukungan dan Bimbingan
8. Pemberian Penghargaan dan Pengakuan
PRINSIP KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
19. Migrasi dari “P” ke “C”
• Orientasi kerja pada output (P)roduk
berkualitas tinggi
• Struktur organisasi (P)yramida–vertical,
• Dengan penguasaan teknologi, pegawai
memiliki (P)ower yang lebih besar,
• Setiap pegawai dituntut memiliki
(P)erformance yang baik,
• Setiap pegawai harus memiliki (P)ride
atau kebanggaan yg tinggi sebagai
pegawai,
• Dituntut berfikir dan bertindak secara
(P)rocedural,
• Orientasi bukan hanya pada kualitas
produk, tetapi pada kepuasan (C)ustomer.
• Struktur organisasi (C)ross-horizontal,
• Dengan power semakin besar, maka
(C)ontrol atau pengawasan lebih ketat,
• Bukan hanya dituntut performance tetapi
juga (C)onduct (sikap, perilaku) terpuji,
• Selain pride, juga harus selalu (C)oncerned
pd keberhasilan organisasi dan
(C)ommitted pd tugas dan fungsinya,
• Bukan hanya procedural, tetapi juga harus
(C)onceptual,
19
20. Keunggulan Kepemimpinan Partisipatif
• Peningkatan kepuasan seluruh pemangku kepentingan --
keterlibatan pemangku kepentingan menumbuhkan rasa memiliki,
meningkatkan motivasi, kepuasan, dan loyalitas terhadap institusi,
• Pengembangan keterampilan anggota tim dalam komunikasi,
kerjasama, pemecahan masalah, bekerja dalam tim, menghargai
keberagaman pendapat, dan membangun hubungan yang kuat
dengan orang lain,
• Peningkatan kualitas keputusan karena selalu berdasar pada
pengetahuan, pengalaman, dan masukan yang komprehensif dari
berbagai perspektif.
9
22. Kepemimpinan partisipatif
sering diterapkan di organisasi
nirlaba (non-profit), dewan
sekolah atau universitas, dan
perusahaan yang berpikiran
maju.
• Mendian Steve Jobs (CEO Apple),
• Bill Gates (bos Microsoft),
• Jeff Bezos (eks-CEO Amazon),
• Jack Stahl (eks-presiden dan CEO
Coca-Cola).
• George Washington dan Abraham
Lincoln, mantan Presiden Amerika
Serikat.
23. Strategi Pemimpin Menumbuhkan Motivasi
Motivasi
dari Luar
Strategi
• Insentif
(rewards)
• Hukuman
(punishment)
• Nasehat
• Dorongan
Motivasi
dari Dalam
Strategi
• Otonomi
• Mastery
(Penguasaan
keahlian)
• Tujuan Mulia
Perubahan
Perilaku
STRATEGI PENGEMBANGAN
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
24. Langkah Mengembangkan Kepemimpinan
Partisipatif
1. Membangun kepercayaan dan hubungan yang baik,
2. Memberikan penguasaan tugas dan otonomi kepada anggota tim,
3. Membangun komunikasi yang efektif dan terbuka,
4. Mendorong partisipasi dan kolaborasi dalam pengambilan keputusan,
5. Membangun budaya inklusif dan penerimaan ide-ide beragam,
6. Memberikan pelatihan dan pengembangan kepemimpinan.
25. Satuan pendidikan:
1. Komunikasi yang efektif
dengan seluruh warga
sekolah,
2. Pelatihan dan
pengembangan seluruh
pendidik dan tenaga
kependidikan,
3. Membangun budaya
partisipatif.
Pemerintah daerah:
1. Membangun kesadaran
dan komitmen seluruh
pegawai,
2. Mengubah kebijakan dan
regulasi,
3. Mendorong kolaborasi
dan kemitraan.
Pemerintah pusat:
1. Mendorong kebijakan
inklusif,
2. Membangun kapasitas
kepemimpinan kepala
dinas dan kepala satuan
pendidikan,
3. Mendorong pertukaran
pengetahuan dan
pengalaman antar
negara.
25
STRATEGI PENGEMBANGKAN
KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF
28. 1. Mengidentifikasi situasi dan tugas yang sesuai
a. Analisis konteks organisasi.
b. Tinjau tugas dan proyek yang kompleks.
c. Evaluasi tingkat kepentingan anggota
d. Tinjau kompleksitas masalah.
e. Identifikasi kebutuhan kreativitas dan inovasi.
f. Tinjau sejarah keterlibatan anggota tim.
g. Konsultasikan dengan anggota tim..
h. Evaluasi dampak potensial.
29. 2. Menerapkan strategi dan langkah-langkah praktis
a. Menetapkan Visi dan Tujuan Bersama.
b. Membangun Komunikasi Terbuka.
c. Melibatkan dalam Pengambilan Keputusan.
d. Mendorong Kolaborasi dan Teamwork.
e. Memberdayakan dan Delegasi Tugas.
f. Menghargai dan Mengakui Kontribusi.
g. Membangun Keterampilan Komunikasi dan Pemecahan Masalah.
h. Mengelola Konflik dengan Bijaksana.
i. Berikan Dukungan dan Bimbingan..
j. Evaluasi dan Pembelajaran Terus Menerus.
k. Penugasan tanggung jawab.
l. Mendorong inisiatif anggota tim.
30. a. Komunikasi yang tidak efektif.
b. Rendahnya partisipasi dan keterlibatan.
c. Perbedaan pendapat dan konflik.
d. Rendahnya penerimaan perubahan.
e. Kehilangan kontrol dan otoritas..
f. Kurangnya waktu dan sumber daya.
g. Kurangnya keterampilan dan pengetahuan.
h. Resistensi terhadap perubahan.
3. Menangani tantangan dan hambatan
31. Tantangan Menerapkan Kepemimpinan
Partisipatif
Satuan pendidikan
1. Resistensi terhadap
perubahan,
2. Keterbatasan
waktu dan sumber
daya,
3. Kurangnya
keterampilan
partisipatif.
Pemerintah daerah
1. Budaya birokrasi
yang terlalu kuat,
2. Keterbatasan
waktu dan sumber
daya,
3. Pemahaman dan
komitmen yang
berbeda-beda.
Pemerintah pusat
1. Keputusan yang
lebih sentralistik,
2. Perubahan
kebijakan yang
lambat,
3. Ketidakseimbangan
kekuasaan.
32. 1. Peningkatan produktivitas tim
2. Melahirkan staf/karyawan yang kreatif
3. Meningkatkan loyalitas karyawan
4. Menciptakan tim yang kuat
5. Membentuk karyawan yang mandiri
Kelebihan Gaya Kepemimpinan
Partisipatif
33. 1. Pengambilan keputusan dapat berjalan alot
2. Konflik datang dari anggota yang tidak didengar
3. Tidak cocok kala terjadi krisis
Kekurangan Gaya Kepemimpinan Partisipatif
Tips Menerapkan
Kepemimpinan Partisipatif
1. Catat semua ide yang
disarankan
2. Buat meeting yang efisien
3. Libatkan orang yang tepat
34. Studi Kasus dan Praktik Baik (1)
• Satuan Pendidikan
Sekolah membentuk Komite Sekolah yang terdiri dari perwakilan staf, guru, siswa, dan
orang tua. Komite ini bertemu secara rutin untuk membahas isu-isu penting,
merencanakan acara, dan memastikan keputusan diambil secara kolektif.
• Pemerintah Daerah
Dinas Pendidikan bermitra dengan organisasi masyarakat lokal, LSM, dan lembaga
pendidikan lainnya untuk melibatkan komunitas dalam perencanaan dan implementasi
program-program pendidikan. Mereka mendorong partisipasi aktif dari berbagai pemangku
kepentingan untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program tersebut.
• Pemerintah Pusat
Kemdikbudristek secara aktif melibatkan pemangku kepentingan utama, termasuk
akademisi, praktisi pendidikan, orang tua, dan siswa, dalam perumusan kebijakan
pendidikan nasional. Mereka melakukan konsultasi, diskusi, dan survei untuk memperoleh
masukan berharga.
Lakukan Bermain peran, sesuai dengan kasus di atas, waktu 80 menit
Bagi menjadi 3 kelompok
35. DISKUSI KELOMPOK - 1
Kasus:
Seorang kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan
ingin menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kebijakan sekolah dalam advokasi
penjaminan mutu pendidikan kepada Kab/Kota
dalam rangka menerapkan kebijakan merdeka
belajar.
Langkah-langkah apa yang harus di lakukan
oleh kepala Balai tersebut agar program bisa
berhasil dengan baik.
36. DISKUSI KELOMPOK - 2
Kasus:
Seorang ketua Tim Penjaminan Mutu Pendidikan
ingin menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif
dalam melaksanakan kegiatan advokasi
penjaminan mutu pendidikan kepada Kab/Kota
dalam rangka menerapkan kebijakan merdeka
belajar.
Langkah-langkah apa yang harus di lakukan
oleh ketua Tim tersebut agar supaya kegiatan
bisa berhasil sesuai dengan yang direncanakan.