3. 1. Salawat Dulang
Salawat Dulang atau Salawaik Dulang adalah sastra lisan
Minangkabau bertemakan Islam. Salawat Dulang berasal dari dua kata
yaitu salawat yang berarti salawat atau doa untuk Nabi Muhammad
S.A.W, dan Dulang atau talam, yaitu piring besar dari loyang atau logam
yang biasa digunakan untuk makan bersama. Dalam bahasa sehari-hari,
sastra lisan ini hanya disebut ‘Salawat’ ataupun ‘Salawek’ saja. Salawat
dulang disebut juga salawat talam.
Salawat dulang adalah cerita kehidupan Nabi Muhammad, cerita yang
memuji Nabi, atau cerita yang berhubungan dengan persoalan agama
Islam dengan diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau piring
logam besar itu. Pertunjukan salawat dulang biasanya dilakukan dalam
rangka memperingati hari-hari besar agama Islam dan ‘alek nagari’.
Pertunjukan ini tidak dilakukan dikedai (lapau) atau lapangan terbuka.
Biasanya hanya dipertunjukan ditempat yang dipandang terhormat seperti
mesjid, surau.
4. 2. Makan Bajamba
Makan bajamba atau juga disebut makan barapak adalah tradisi makan yang
dilakukan oleh masyarakat Minangkabau dengan cara duduk bersama-sama di
dalam suatu ruangan atau tempat yang telah ditentukan.tradisi ini umumnya
dilangsungkan di hari –hari besar agama islam dan dalam berbagai upacara
adat,pesta adat,dan pertemuan penting lainnya. Biasanya sebelum makan Bajamba
di mulai, para janang (orang yang di tunjuk tuan rumah untuk menemani tamu
makan) di tanyai oleh silang nan bapangka (tuan rumah),apakah hidangan masing-
masing bajamba sudah betul-betul cukup.
Makan bajamba mempunyai sopan santun atau etika tersendiri. Menyuap nasi
tidak boleh dengan gengaman yang besar,mengambil nasi haruslah dengan ujung
jari,agar nasi tidak beserakan (rimah) ada baiknya nasi dikepal dulu sebelum
dimakan.
Makan bajamba bagi laki-laki duduk bersila di atas lantai mengelilingi talam
(biasanya juga memakai daun pisang) dan saling berhadapan.Dan bagi yang
perempuan duduk bersimpuh,juga saling berhadapan.Makan bajamba paling
banyak 6 orang di tiap kelompok. Makan bajamba boleh di atas tikar pandan atau
tikar anyaman, ataupun plastik sesuai kemampuan sang tuan rumah.
5. 3.Mandi Balimau
Mandi balimau adalah satu kata yang mengandung satu kegiatan
tradisi yang bernuansa religius di Minangkabau pada masa dahulu hingga
sekarang. Biasanya,tradisi ini dilakukan selang satu hari menjelang
datangnya bulan Ramadhan. Balimau dalam terminologi orang minang
adalah mandi menyucikan diri (mandi wajib,mandi junub) dengan limau
(jeruk nipis),ditambah ramuan alami beraroma wangi dari daun pandan
wangi,bunga kenanga,dan akar tanaman gambelu,yang semuanya
direndam dalam air suam-suam kuku.
Makna dari tradisi balimau adalah untuk kebersihan hati dan tubuh
manusia dalam rangka mempersiapkan diri untuk melaksanakan ibadah
puasa.
Bahan alami yang digunakan pada tradisi balimau antara lain:
Beberapa helai daun pandan,diiris halus,beberapa kuntum bunga
kenanga,beberapa kuntum bunga mawar,segenggam bunga
tanjung,segenggam bunga melati,beberapa jeruk kasturi,semua bahan-
bahan ini dicampurkan dalam satu tempat dengan air panas suam-suam
kuku.
6. 4. Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan Talam?
2. Dalam istilah Minang tuan rumah disebut juga
sebagai?
3. Makan bajamba disebut juga dengan sebutan?
4. Apa yang dimaksud rimah dalam makan
bajamba?
5. Sebutkan 3 bahan alami yang digunakan pada
tradisi balimau!
7. 5. Kunci Jawaban
1. Piring besar dari loyang atau logam
2. Silang nan bapangka
3. Makan barapak
4. Berserakan
5. - Helai daun pandan
- Kuntum bunga kenanga
- Kuntum bunga mawar