SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Download to read offline
Dakwah melalui Ambeng
Oleh :
Ardiyanto Saleh Modjo, S.Pd., M.P
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo
dan
Pemerhati Budaya Jaton
mbeng, apakah ambeng itu? Ambeng adalah suatu nama bagian hidangan dalam
prosesi acara adat istiadat yang ada pada masyarakat Jawa Tondano (JATON). Setiap
ada kegiatan hajatan apakah itu pernikahan, khitanan, do’a arwah, do’a syukuran,
do’a tujuh bulanan (raba-raba puru) dan akikah (gunting rambut) pasti dibuat ambeng. Hal ini
diadakan karena pada kegiatan itu terdapat perjamuan bagi para undangan. Bukan sekedar
menjamu para undangan, tetapi sekaligus memberikan peringatan kepada mereka. Peringatan
apa yang dimaksud, yaitu peringatan dalam hal kebaikan umumnya dan peringatan nilai
keagamaan khususnya. Mengapa harus ada peringatan, karena setiap muslim punya
kewajiban yang sama yaitu saling memperingati dalam hal kebaikan. Leluhur JATON adalah
orang-orang santri yang sangat paham tentang agama, bukan saja paham tetapi mereka juga
pelaku agama yang pandai dan cerdas melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam hal
syiar Islam. Salah satu metode yang mereka kembangkan adalah dakwah melalui prosesi adat
pada hajatan. Para leluhur paham betul bahwa syiar Islam akan tetap hidup manakala
diterapkan pada prosesi kegiatan adat istiadat yang dilakoni oleh masyarakat. Kita mungkin
sudah sering mendengar kisah-kisah para Wali Songo yang mempunyai ciri khas dalam
mensyiarkan Islam. Misalnya Sunan Kalijaga yang melakukan pendekatan kepada
masyarakat melalui wayang, karena ada masyarakat yang senang dengan wayang. Melalui
wayang beliau memasukkan nilai-nilai keislaman, sehingga masyarakat akan sangat mudah
memahami Islam. Mengapa, karena masyarakat dalam kondisi nyaman dan senang
menyaksikan wayang sehingga tanpa mereka sadari saat mereka menyaksikan pertunjukan
wayang, mereka sebenarnya telah mempelajari nilai-nilai Islam melalui dakwah bilhal. Nah
metode semacam inilah yang coba dikembangkan oleh leluhur Jaton, bagaimana dakwah itu
tetap berlangsung meskipun zaman selalu berubah. Maka mereka pun menciptakan budaya
berbasis nilai-nilai Islam, sekalipun tidak ada orang yang berceramah tetapi dakwah tetap
jalan. Subhanallah, kita patut bersyukur karena kita sekarang tidak perlu memikirkan
bagaimana melalukan dakwah dan bagaimana menciptakan bentuk dakwah lagi hanya tinggal
menjalankan dan menjelaskan kepada anak cucu dan handai taulan. Sekarang mari kita kupas
apa saja nilai dakwah yang ada pada ambeng. Pertama, ambeng itu terbuat dari beberapa
jenis makanan yang disatukan dalam satu wadah. Sisiru (nampan) adalah wadah yang terbuat
dari anyaman rotan yang dijadikan wadah makanan tadi. Ukurannya yang besar dapat
menampung beberapa jenis makanan, disamping memiliki daya tahan yang kuat dan sedikit
lentur sehingga sisiru ini yang dipilih menjadi wadah. Tentunya setelah dibersihkan barulah
sisiru siap untuk menampung makanan. Sebelum makanan diletakkan pada sisiru harus
dilapisi dengan daun pisang yang juga sudah dibersihkan, lalu diatas makanan ditutup lagi
dengan daun pisang. Hal ini untuk tetap menjaga kebersihan makanan agar tidak kontak
langsung dengan sisiru dan terhindar dari debu maupun hewan-hewan kecil yang biasa
terbang dimalam hari dan siang hari, disamping aroma daun pisang akan membuat makanan
bertambah aromanya menjadi agak khas. Prosesi terakhir adalah membungkus beberapa jenis
makanan tadi dengan daun woka, untuk dibawa pulang ke rumah sebagai bentuk berkat bagi
tamu undangan. Mengapa woka, karena woka memiliki karakteristik yang unik dan layak
untuk dijadikan pembungkus sesuatu. Sebelum membahas makanannya kita akan bahas dulu
A
sisiru, daun pisang dan daun woka. Mengapa sisiru dipilih sebagai wadah, ini melambangkan
kesederhanaan atau kecukupan. Leluhur jaton menitipkan pesan melalui sisiru ini agar
keturunannya tidak melakukan sesuatu itu secara berlebih-lebihan, sebab dalam Al Quran
Allah SWT sudah mengingatkan bahwa Allah SWT sangat membenci pada sesuatu yang
berlebih-lebihan. Jadi secukupnya saja atau sederhana saja, mengapa agar bisa menjadi
orang yang selalu bersyukur pada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya dan
selalu ingat kepada-Nya sehingga tidak menjadi kufur nikmat. Mengapa daun pisang dipilih
sebagai alas atau pelapis makanan dan penutupnya, karena daun pisang berasal dari tanaman
pisang yang memiliki ukuran fisik yang lebar serta memiliki aroma yang khas. Digunakan
sebagai alas ataupun penutup makanan, melambangkan kebersihan. Pesan yang dititipkan
oleh leluhur jaton melalui daun pisang ini ada dua, pertama tetap menjaga kebersihan karena
kebersihan merupakan sebagian dari iman. Pesan kedua pisang merupakan tanaman pertanian
yang telah mereka prediksi akan kurang dibudidayakan orang, sehingga mereka menitip
pesan agar tanaman pisang ini ada yang dapat membudidayakannya jangan sampai habis.
Mengingat tanaman pisang ini banyak khasiatnya bagi umat manusia, disamping itu
diharapkan menjaga keseimbangan alam dimana manusia harus ramah terhadap
lingkungannya. Sekarang saja sudah mulai terasa sulitnya mendapat daun pisang, ini sudah
mulai terindikasi bahwa keseimbangan alam mulai terganggu dan manusia mulai tidak ramah
dengan lingkungan alam sekitar. Kita perlu instropeksi diri lagi dengan fenomena ini, dan
berupaya melestarikan lingkungan. Mengapa harus daun woka yang dipilih untuk media
pembungkus makanan, karena dari ciri khas fisiknya daun woka memiliki kemampuan yang
dapat dilebarkan sehingga layak dijadikan media pembungkus. Pesan apa yang ingin
disampaikan leluhur melalui daun woka ini, ada dua pesan juga yaitu pesan pertama tentang
kebesaran Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Manusia dikasihi dan
disayangi Allah SWT, sehingga dengan Kebesaran-Nya Dia menciptakan tanaman yang
daunnya dapat dijadikan pembungkus sesuatu untuk dimanfaatkan manusia. Hal ini
diharapkan manusia tetap mengagungkan Allah SWT dan tetap bersyukur, ini sekaligus
merupakan pesan keduanya. Peringatan seperti yang disampaikan dalam surat Ar Rahman
bahwa maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Tanaman woka ini juga
telah diprediksi akan menjadi langka, sehingga harusnya ada orang yang berpikir untuk
membudidayakannya. Sekarang daun woka benar-benar mulai langka, ini juga sudah
mengindikasikan keseimbangan alam juga sudah mulai terganggu. Meskipun fungsi daun
woka dapat digantikan dengan benda yang dinamakan tas plastik, tapi apakah kita hanya
diam saja tanaman woka ini hilang ditelan bumi? Jangan sampai kita menjadi kufur nikmat.
Kedua, bagian bahan ambeng lain adalah beberapa jenis makanan yang akan diisi pada wadah
sisiru. Sudah jelas dan pasti makanan ini merupakan bahan perjamuan untuk para undangan,
dimana makanan ini mewakili ahlul bait sebagai ungkapan terima kasih kepada tamu yang
sudah bersedia memenuhi undangan dan ikhlas turut berdo’a bersama ahlul bait. Para tamu
disamping dijamu dengan makanan merekapun diperbolehkan membawa makanan tadi yang
telah dibungkus untuk dibawa pulang ke rumah sebagai berkat. Kata berkat ini berasal dari
kata berkah atau barokah, mengapa harus dijadikan berkat sebab dasarnya adalah sunnah
Rosulullah SAW. Apa itu, yaitu bila suami makan di luar rumah diupayakan istri di rumah
juga makan makanan yang sama. Kok harus begitu, karena budayanya yang diundang untuk
hadir hajatan utamanya prosesi do’a adalah kaum adam alias para suami. Hal ini bukan
berarti mendiskriminasikan kaum hawa atau para ibu, tetapi tidak lain adalah membagi peran.
Kalau suami ke hajatan istri tinggal di rumah menjaga rumah dan anak di rumah, siapa tahu
di rumah tidak ada pembantu atau keluarga yang lain sehingga rawan kalau rumah
ditinggalkan hanya ada anak-anak. Kaum hawa ini biasa bila diundang dan sempat datang
adalah sebelum prosesi do’a, dalam rangka membantu ahlul bait mempersiapkan segala
sesuatu untuk prosesi do’a pada hajatan. Ini juga merupakan pesan yang dititipkan oleh
leluhur jaton agar tetap menjalin tali silaturahmi sambil terus menularkan semangat gotong
royong. Selama kaum hawa membantu ahlul bait yang memiliki hajatan, para suami di rumah
menjaga rumah. Ada saatnya bergantian, ketika segala sesuatu telah siap di rumah yang
memiliki hajatan, kaum hawa atau ibu-ibu kembali ke rumah masing-masing. Bergantian
dengan para suami yang akan menuju rumah yang memiliki hajatan tadi untuk prosesi do’a.
Kembali ke berkat tadi, para suami setelah prosesi do’a lalu membawa pulang berkat yang
berisi beberapa jenis makanan. Jadi para suami terus diingatkan oleh leluhur jaton melalui
berkat ini untuk selalu melaksanakan sunnah Rosul SAW agar selalu ingat istri dan anak di
rumah, sehingga apa yang dimakan suami di luar rumah maka istri dan anak di rumah juga
bisa merasakannya. Berkat juga bisa diartikan makanan yang telah mendapat barokah akibat
bias do’a yang dilakukan bersama, sehingga diharapkan mereka yang makanan tersebut
punya dampak positif dari bias do’a. Sekarang mari kita bahas makanannya itu sendiri. Ada
dua susunan makanan yang diatur pada sisiru, susunan paling bawah adalah nasi dan susunan
paling atas adalah sayur mayur dan daging ayam atau daging sapi. Sesuai penyampaian
diawal bahwa sebelum makanan diatur pada sisiru harus dilapisi dengan daun pisang terlebih
dahulu agar kebersihannya terjaga. Mengapa harus nasi diletakkan di bagian bawah, ini ada
dua tujuan yaitu pertama karena jumlah nasi lebih banyak maka membutuhkan area yang
luas. Tujuan yang kedua adalah merupakan pesan leluhur yang selalu mengingatkan kita
bahwa pondasi atau landasan diri atau hati kita harus putih bersih seperti warna nasi, agar kita
selalu berupaya menjaga kesucian hati. Jika kesucian hati selalu terjaga maka cahaya Ilahi
selalu akan menerangi hati yang menjaganya, sehingga terhindar dari segala macam hal
negatif serta selalu mendapat petunjuk yang baik. Susunan paling atas adalah lauk pauk,
setelah nasi diberi pelapis dari daun pisang. Biasanya nasi harus ada temannya, karena kalau
hanya makan nasi saja rasanya kurang enak bahkan mungkin tak bergairah untuk makan.
Apalagi tubuh manusia membutuhkan empat sehat lima sempurna demi kesehatan. Pesan
leluhur jaton melalui lauk pauk ini adalah bahwa dalam menjalani kehidupan manusia akan
menemui aneka ragam peristiwa sebagai pelengkap kehidupan, entah itu merupakan cobaan
atau musibah. Maka leluhur jaton mengharapkan agar kita selalu mawas diri, karena salah
satu rukun iman mengatakan bahwa kita harus percaya akan qadar baik dan qadar buruk. Bila
kesucian hati kita selalu terjaga maka kita akan bisa menyikapi semua qadar baik dan qadar
buruk tadi dengan keimanan kita. Adapun susu itu (sebagai bagian dari empat sehat lima
sempurna) biasanya diberikan diawal sebelum prosesi do’a dimulai pada saat undangan baru
saja datang. Mengapa susu disajikan diawal bukan bersamaan dengan ambengnya, karena
susu melambangkan ketulusan hati ahlul bait dalam menyambut tamu undangan. Ketiga,
selesai do’a tibalah prosesi perjamuan dengan ambeng. Biasanya satu ambeng (atau satu
sisiru) diperuntukkan lima orang atau enam orang, tergantung jumlah undangan yang sempat
hadir. Panitia mulai mengatur ambeng pada lokasi tempat duduk tamu undangan, bila sudah
selesai maka ahlul bait akan mempersilahkan kepada tamu undangan untuk menikmati
hidangan pada ambeng tersebut. Tamu undangan akan mengatur diri masing-masing duduk
sesuai posisi ambeng yang diatur panitia, lalu secara melingkar menghadap ke ambeng.
Mereka akan menyesuaikan diri dengan jumlah piring yang diatur oleh panitia, bila jumlah
piring yang diletakkan lima buah maka undangan akan duduk berlima. Apabila piring yang
diatur berjumlah enam, maka tamu juga akan duduk berenam. Nah jumlah undangan yang
duduk setiap ambeng itu punya makna, yaitu para leluhur berpesan melalui jumlah peserta
dalam satu ambeng adalah bila berlima berarti kita harus ingat akan rukun Islam yang lima.
Bila berenam kita harus selalu ingat akan rukun iman yang enam. Adab duduknya adalah
duduk bersila, maka semua harus duduk bersila. Melalui adab duduk melingkar menghadap
ambeng ini pun para leluhur berpesan, bahwa siapapun kita dan dimanapun posisi kita hanya
menghadap kepada satu tujuan yaitu Allah SWT. Semua sama dimata Allah SWT yang
membedakan hanyalah ketaqwaannya, sebab ketika duduk menghadap ambeng semua duduk
sama rendah baik pejabat, tokoh masyarakat, petani, pedagang dan lain-lainnya. Hal ini
diharapkan bahwa kita jangan terjebak dengan status kita yang sekarang, sebab yang Allah
SWT nilai hanyalah ketaqwaan kita semata terhadap-Nya. Janganlah dengan status kita,
membuat kita menjadi riak dan sombong. Janganlah kita misalnya telah memiliki status
menjadi pejabat berharap orang lain harus menghormati kita, tanpa kita minta orang tetap
akan menghormati kita bilamana ketaqwaan kita baik. Mengapa, karena dengan ketaqwaan
orang akan berlaku jujur, amanah dan bertanggung jawab. Bila orang sudah memiliki nilai-
nilai ketaqwaan tadi dengan sendirinya orang lain akan menghargai dan menghormati orang
tersebut, sehingga tidak terjebak dengan statusnya sebagai pejabat. Jabatan itu takkan abadi
sifatnya, kalau selama menjadi pejabat kita sudah riak dan sombong bagaimana kita pada saat
tidak punya jabatan lagi. Sekarang mari kita bahas pembagian hidangan setelah undangan
menikmatinya. Masing-masing undangan mengambil bagian lauk pauk yang jumlahnya
sudah ditentukan dari panitia didapur, misalnya satu orang dua macam lauk dan satu macam
pauknya maka undangan yang lain juga sama. Biasanya pauknya ada dua jenis, yaitu daging
sapi atau daging ayam. Tidak kedua jenis itu harus dihidangkan sekaligus, melainkan
tergantung kemampuan dan keihklasan ahlul bait mau sediakan yang daging sapi atau daging
ayam. Jadi hanya salah satunya saja. Bila daging ayam berarti dia dibuat dalam bentuk ayam
panggang, nanti setelah undangan selesai makan salah satu undangan yang menjadi
koordinator pada satu ambeng akan membagi secara adil daging ayam panggang tadi
sejumlah peserta ambengnya. Lauk pauk dibagi rata dengan jenis yang sama, disini leluhur
jaton menitip pesan bahwa keadilan itu sangatlah penting dalam kehidupan agar tidak
menimbulkan kecemburuan sosial. Transparansi yang ada di ambeng mendidik kita agar
harus berlaku transparansi dalam hal keadilan yang didasari oleh rasa tanggung jawab.
Terakhir adalah pembagian nasi, dimana nasi masih tersebar merata dalam sisiru.
Koordinator harus bisa membagi rata sama besar sejumlah peserta ambengnya, mengikuti
keadilan yang ada pada lauknya tadi. Leluhur jaton berpesan melalui prosesi ini siapapun
yang bertindak membagi nasi harus bisa berlaku adil, transparansi dan bertanggung jawab
karena disaksikan langsung oleh undangan yang lain yang telah memberikan
kepercayaannya. Bagi peserta yang ada di ambeng hanya boleh mengambil sesuai
pembagiannya, hal ini dimaksudkan sebagai pesan untuk berlatih jujur. Transparansi sudah
diajarkan oleh leluhur jaton jauh sebelum Indonesia merdeka melalui ambeng. Akhirnya
setelah semua hidangan dibagi, giliran terakhir dibungkus dengan daun woka untuk dibawa
pulang sebagai berkat yang merupakan barokah untuk sanak keluarga di rumah yang tak
sempat ikut ke tempat hajatan. Berkat ini akan menjadi sumber awal kepala rumah tangga
menyampaikan pesan leluhur jaton kepada anak cucunya yang merupakan dakwah sebagai
syiar Islam. Kesimpulannya ambeng telah berdakwah dan mengedukasi masyarakat secara
aplikatif khususnya masyarakat jaton untuk menjaga keseimbangan pada diri sendiri,
keseimbangan diri dan orang lain, keseimbangan diri kepada alam sekitarnya serta
keseimbanngan diri kepada sang Khaliknya. Hablumminallah wahablumminannas.
Subhanallah, luar biasa leluhur jaton yang bisa membuat metode dakwah ini yang tidak
tergerus perubahan zaman. Perlu dilestarikan karena basisnya budaya terlebih mengandung
dakwah yang merupakan syiar Islam bersifat edukasi aplikatif. Ada kata bijak mengakatan
bahwa orang bisa karena biasa, kalau sudah terbiasa berlaku transparan, jujur, adil dan
bertanggung jawab melalui ambeng insya Allah dapat menerapkannya kedalam kehidupan
sehari-hari. Hal inilah yang diharapkan oleh leluhur jaton sebagai outcome dari kompetensi
ambeng. Jika ada pihak yang ingin menghilangkan ambeng ini baik sifatnya individu,
organisasi, lembaga atau pejabat berarti mereka ini belum paham misi dakwah dan edukasi
dari ambeng itu sendiri. Menghilangkan ambeng sama halnya dengan menghilangkan dakwah
dan syiar Islam berlatar belakang edukasi aplikatif. Salah satu edukasi yang sangat menonjol
dari ambeng ini yang belum terungkap di atas adalah ketepatan waktu. Hal ini merupakan
pendidikan disiplin waktu, jika undangan diundang pukul 09.00 pagi maka harus datang tepat
waktu pukul 09.00 pagi dan lebih baik sebelum pukul 09.00 pagi. Mengapa, karena
persediaan hidangan harus masih hangat ketika disajikan agar tidak menjadi keras. Jadi
siapapun yang diundang baik petani, pedagang, aparat desa, kepala desa, imam, pegawai
syara’ , pejabat tinggi harus datang sesuai waktu undangan karena acara harus dimulai sesuai
perencanaan waktu. Hal ini sudah berlangsung sebelum Indonesia merdeka. Jadi alasan
mendasar apa untuk menghilangkan ambeng, ekonomikah, tidak ada bahan bakukah,
ketinggalan zamankah, tidak punya nilai gengsikah, kolotkah, tidak kerenkah, bertentangan
dengan nilai dakwah dan Islamkah, pemboronsankah, hura-hurakah. Semua alasan ini akan
terjawab dengan syiar Islam, dakwah dan edukasi bila kita sudah mengetahui visi dan misi
ambeng tersebut secara mendalam. Demi syiar Islam apapun itu akan diusahakan dan insya
Allah, Allah SWT akan selalu memberikan petunjuk untuk itu. Demikian uraian singkat ini,
semoga bermanfaat bagi kita semua dan tidak ada lagi yang berupaya untuk menghilangkan
ambeng ini karena ambeng adalah sarana syiar Islam.

More Related Content

Viewers also liked

H2020 HIGHTS Project Description
H2020 HIGHTS Project DescriptionH2020 HIGHTS Project Description
H2020 HIGHTS Project DescriptionStefano Severi
 
Alcohol absorption and DUI Defense
Alcohol absorption and DUI DefenseAlcohol absorption and DUI Defense
Alcohol absorption and DUI DefenseJonathan Rooker
 
Production schedule
Production scheduleProduction schedule
Production scheduleanthony01425
 
Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου
Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου  Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου
Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου Ελενη Λιουσα
 
January 2016 The Woodlands market report
January 2016 The Woodlands market reportJanuary 2016 The Woodlands market report
January 2016 The Woodlands market reportDebra Wymore
 
padmaniekumarresumeII.docx
padmaniekumarresumeII.docxpadmaniekumarresumeII.docx
padmaniekumarresumeII.docxpadmanie kumar
 
Omnify-CVGAvtec-PLM
Omnify-CVGAvtec-PLMOmnify-CVGAvtec-PLM
Omnify-CVGAvtec-PLMQuang Le
 
Ensalada tricolor
Ensalada tricolorEnsalada tricolor
Ensalada tricolorkarmela111
 

Viewers also liked (9)

A alg
A algA alg
A alg
 
H2020 HIGHTS Project Description
H2020 HIGHTS Project DescriptionH2020 HIGHTS Project Description
H2020 HIGHTS Project Description
 
Alcohol absorption and DUI Defense
Alcohol absorption and DUI DefenseAlcohol absorption and DUI Defense
Alcohol absorption and DUI Defense
 
Production schedule
Production scheduleProduction schedule
Production schedule
 
Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου
Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου  Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου
Διάδοχοι Μ.Αλεξάνδρου
 
January 2016 The Woodlands market report
January 2016 The Woodlands market reportJanuary 2016 The Woodlands market report
January 2016 The Woodlands market report
 
padmaniekumarresumeII.docx
padmaniekumarresumeII.docxpadmaniekumarresumeII.docx
padmaniekumarresumeII.docx
 
Omnify-CVGAvtec-PLM
Omnify-CVGAvtec-PLMOmnify-CVGAvtec-PLM
Omnify-CVGAvtec-PLM
 
Ensalada tricolor
Ensalada tricolorEnsalada tricolor
Ensalada tricolor
 

Similar to DAKWAHLUARAMBEN

Mengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilan
Mengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilanMengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilan
Mengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilanRannyta
 
Presentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdf
Presentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdfPresentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdf
Presentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdfKristianKristian18
 
Kelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptx
Kelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptxKelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptx
Kelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptxRachelMaharani4
 
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...Anis Lee Xie
 
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharaniNishinoyaSenpai
 
Hasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptx
Hasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptxHasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptx
Hasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptxAAsmaSaad1
 
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Afifah Khoirunnisa
 
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bblAspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bblTyas Mlik Dy S'org
 
Tugas Ruang Kolaborasi.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi.pptxTugas Ruang Kolaborasi.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi.pptxWediHartoyo1
 
Contoh karangan BM t5.docx
Contoh karangan BM t5.docxContoh karangan BM t5.docx
Contoh karangan BM t5.docxcepuah
 
Tapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat Lawang
Tapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat LawangTapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat Lawang
Tapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat LawangOviLarassaty1
 

Similar to DAKWAHLUARAMBEN (20)

Mengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilan
Mengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilanMengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilan
Mengenal tradisi budaya nusantara seputar kehamilan
 
Presentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdf
Presentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdfPresentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdf
Presentasi Konteks Sosio kultural Kab Landak-CGP-KRISTIAN-SMAN1-NGABANG.pdf
 
Kelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptx
Kelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptxKelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptx
Kelompok 1 Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan-1.pptx
 
Daftar isi
Daftar isiDaftar isi
Daftar isi
 
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
laporan peerkuliahan luar kelas di desa adat tenganan dan panglipuran bali pr...
 
Adat kelahiran
Adat kelahiranAdat kelahiran
Adat kelahiran
 
ISBD.ppt
ISBD.pptISBD.ppt
ISBD.ppt
 
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani20512334048 tugas  makalah p md_r_d4g_raidha maharani
20512334048 tugas makalah p md_r_d4g_raidha maharani
 
Budaya muna
Budaya munaBudaya muna
Budaya muna
 
Budaya muna
Budaya munaBudaya muna
Budaya muna
 
6. kel 6 9a.pptx
6. kel 6 9a.pptx6. kel 6 9a.pptx
6. kel 6 9a.pptx
 
Hasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptx
Hasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptxHasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptx
Hasriantirisna_9 April 2022_ Praktik Kebidanan Yang Sensitive Budaya.pptx
 
Dokumen_tanpa_judul.docx
Dokumen_tanpa_judul.docxDokumen_tanpa_judul.docx
Dokumen_tanpa_judul.docx
 
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
 
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bblAspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
Aspek sosial budaya jawa tentang kehamilan, nifas dan bbl
 
Tugas Ruang Kolaborasi.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi.pptxTugas Ruang Kolaborasi.pptx
Tugas Ruang Kolaborasi.pptx
 
Adeliya
AdeliyaAdeliya
Adeliya
 
Makalah karo (2)
Makalah karo (2)Makalah karo (2)
Makalah karo (2)
 
Contoh karangan BM t5.docx
Contoh karangan BM t5.docxContoh karangan BM t5.docx
Contoh karangan BM t5.docx
 
Tapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat Lawang
Tapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat LawangTapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat Lawang
Tapunjung Tradisi Kearifan Lokal Empat Lawang
 

Recently uploaded

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 

Recently uploaded (20)

MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 

DAKWAHLUARAMBEN

  • 1. Dakwah melalui Ambeng Oleh : Ardiyanto Saleh Modjo, S.Pd., M.P Dosen Fakultas Pertanian Universitas Negeri Gorontalo dan Pemerhati Budaya Jaton mbeng, apakah ambeng itu? Ambeng adalah suatu nama bagian hidangan dalam prosesi acara adat istiadat yang ada pada masyarakat Jawa Tondano (JATON). Setiap ada kegiatan hajatan apakah itu pernikahan, khitanan, do’a arwah, do’a syukuran, do’a tujuh bulanan (raba-raba puru) dan akikah (gunting rambut) pasti dibuat ambeng. Hal ini diadakan karena pada kegiatan itu terdapat perjamuan bagi para undangan. Bukan sekedar menjamu para undangan, tetapi sekaligus memberikan peringatan kepada mereka. Peringatan apa yang dimaksud, yaitu peringatan dalam hal kebaikan umumnya dan peringatan nilai keagamaan khususnya. Mengapa harus ada peringatan, karena setiap muslim punya kewajiban yang sama yaitu saling memperingati dalam hal kebaikan. Leluhur JATON adalah orang-orang santri yang sangat paham tentang agama, bukan saja paham tetapi mereka juga pelaku agama yang pandai dan cerdas melakukan pendekatan kepada masyarakat dalam hal syiar Islam. Salah satu metode yang mereka kembangkan adalah dakwah melalui prosesi adat pada hajatan. Para leluhur paham betul bahwa syiar Islam akan tetap hidup manakala diterapkan pada prosesi kegiatan adat istiadat yang dilakoni oleh masyarakat. Kita mungkin sudah sering mendengar kisah-kisah para Wali Songo yang mempunyai ciri khas dalam mensyiarkan Islam. Misalnya Sunan Kalijaga yang melakukan pendekatan kepada masyarakat melalui wayang, karena ada masyarakat yang senang dengan wayang. Melalui wayang beliau memasukkan nilai-nilai keislaman, sehingga masyarakat akan sangat mudah memahami Islam. Mengapa, karena masyarakat dalam kondisi nyaman dan senang menyaksikan wayang sehingga tanpa mereka sadari saat mereka menyaksikan pertunjukan wayang, mereka sebenarnya telah mempelajari nilai-nilai Islam melalui dakwah bilhal. Nah metode semacam inilah yang coba dikembangkan oleh leluhur Jaton, bagaimana dakwah itu tetap berlangsung meskipun zaman selalu berubah. Maka mereka pun menciptakan budaya berbasis nilai-nilai Islam, sekalipun tidak ada orang yang berceramah tetapi dakwah tetap jalan. Subhanallah, kita patut bersyukur karena kita sekarang tidak perlu memikirkan bagaimana melalukan dakwah dan bagaimana menciptakan bentuk dakwah lagi hanya tinggal menjalankan dan menjelaskan kepada anak cucu dan handai taulan. Sekarang mari kita kupas apa saja nilai dakwah yang ada pada ambeng. Pertama, ambeng itu terbuat dari beberapa jenis makanan yang disatukan dalam satu wadah. Sisiru (nampan) adalah wadah yang terbuat dari anyaman rotan yang dijadikan wadah makanan tadi. Ukurannya yang besar dapat menampung beberapa jenis makanan, disamping memiliki daya tahan yang kuat dan sedikit lentur sehingga sisiru ini yang dipilih menjadi wadah. Tentunya setelah dibersihkan barulah sisiru siap untuk menampung makanan. Sebelum makanan diletakkan pada sisiru harus dilapisi dengan daun pisang yang juga sudah dibersihkan, lalu diatas makanan ditutup lagi dengan daun pisang. Hal ini untuk tetap menjaga kebersihan makanan agar tidak kontak langsung dengan sisiru dan terhindar dari debu maupun hewan-hewan kecil yang biasa terbang dimalam hari dan siang hari, disamping aroma daun pisang akan membuat makanan bertambah aromanya menjadi agak khas. Prosesi terakhir adalah membungkus beberapa jenis makanan tadi dengan daun woka, untuk dibawa pulang ke rumah sebagai bentuk berkat bagi tamu undangan. Mengapa woka, karena woka memiliki karakteristik yang unik dan layak untuk dijadikan pembungkus sesuatu. Sebelum membahas makanannya kita akan bahas dulu A
  • 2. sisiru, daun pisang dan daun woka. Mengapa sisiru dipilih sebagai wadah, ini melambangkan kesederhanaan atau kecukupan. Leluhur jaton menitipkan pesan melalui sisiru ini agar keturunannya tidak melakukan sesuatu itu secara berlebih-lebihan, sebab dalam Al Quran Allah SWT sudah mengingatkan bahwa Allah SWT sangat membenci pada sesuatu yang berlebih-lebihan. Jadi secukupnya saja atau sederhana saja, mengapa agar bisa menjadi orang yang selalu bersyukur pada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya dan selalu ingat kepada-Nya sehingga tidak menjadi kufur nikmat. Mengapa daun pisang dipilih sebagai alas atau pelapis makanan dan penutupnya, karena daun pisang berasal dari tanaman pisang yang memiliki ukuran fisik yang lebar serta memiliki aroma yang khas. Digunakan sebagai alas ataupun penutup makanan, melambangkan kebersihan. Pesan yang dititipkan oleh leluhur jaton melalui daun pisang ini ada dua, pertama tetap menjaga kebersihan karena kebersihan merupakan sebagian dari iman. Pesan kedua pisang merupakan tanaman pertanian yang telah mereka prediksi akan kurang dibudidayakan orang, sehingga mereka menitip pesan agar tanaman pisang ini ada yang dapat membudidayakannya jangan sampai habis. Mengingat tanaman pisang ini banyak khasiatnya bagi umat manusia, disamping itu diharapkan menjaga keseimbangan alam dimana manusia harus ramah terhadap lingkungannya. Sekarang saja sudah mulai terasa sulitnya mendapat daun pisang, ini sudah mulai terindikasi bahwa keseimbangan alam mulai terganggu dan manusia mulai tidak ramah dengan lingkungan alam sekitar. Kita perlu instropeksi diri lagi dengan fenomena ini, dan berupaya melestarikan lingkungan. Mengapa harus daun woka yang dipilih untuk media pembungkus makanan, karena dari ciri khas fisiknya daun woka memiliki kemampuan yang dapat dilebarkan sehingga layak dijadikan media pembungkus. Pesan apa yang ingin disampaikan leluhur melalui daun woka ini, ada dua pesan juga yaitu pesan pertama tentang kebesaran Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Manusia dikasihi dan disayangi Allah SWT, sehingga dengan Kebesaran-Nya Dia menciptakan tanaman yang daunnya dapat dijadikan pembungkus sesuatu untuk dimanfaatkan manusia. Hal ini diharapkan manusia tetap mengagungkan Allah SWT dan tetap bersyukur, ini sekaligus merupakan pesan keduanya. Peringatan seperti yang disampaikan dalam surat Ar Rahman bahwa maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Tanaman woka ini juga telah diprediksi akan menjadi langka, sehingga harusnya ada orang yang berpikir untuk membudidayakannya. Sekarang daun woka benar-benar mulai langka, ini juga sudah mengindikasikan keseimbangan alam juga sudah mulai terganggu. Meskipun fungsi daun woka dapat digantikan dengan benda yang dinamakan tas plastik, tapi apakah kita hanya diam saja tanaman woka ini hilang ditelan bumi? Jangan sampai kita menjadi kufur nikmat. Kedua, bagian bahan ambeng lain adalah beberapa jenis makanan yang akan diisi pada wadah sisiru. Sudah jelas dan pasti makanan ini merupakan bahan perjamuan untuk para undangan, dimana makanan ini mewakili ahlul bait sebagai ungkapan terima kasih kepada tamu yang sudah bersedia memenuhi undangan dan ikhlas turut berdo’a bersama ahlul bait. Para tamu disamping dijamu dengan makanan merekapun diperbolehkan membawa makanan tadi yang telah dibungkus untuk dibawa pulang ke rumah sebagai berkat. Kata berkat ini berasal dari kata berkah atau barokah, mengapa harus dijadikan berkat sebab dasarnya adalah sunnah Rosulullah SAW. Apa itu, yaitu bila suami makan di luar rumah diupayakan istri di rumah juga makan makanan yang sama. Kok harus begitu, karena budayanya yang diundang untuk hadir hajatan utamanya prosesi do’a adalah kaum adam alias para suami. Hal ini bukan berarti mendiskriminasikan kaum hawa atau para ibu, tetapi tidak lain adalah membagi peran. Kalau suami ke hajatan istri tinggal di rumah menjaga rumah dan anak di rumah, siapa tahu di rumah tidak ada pembantu atau keluarga yang lain sehingga rawan kalau rumah ditinggalkan hanya ada anak-anak. Kaum hawa ini biasa bila diundang dan sempat datang adalah sebelum prosesi do’a, dalam rangka membantu ahlul bait mempersiapkan segala sesuatu untuk prosesi do’a pada hajatan. Ini juga merupakan pesan yang dititipkan oleh
  • 3. leluhur jaton agar tetap menjalin tali silaturahmi sambil terus menularkan semangat gotong royong. Selama kaum hawa membantu ahlul bait yang memiliki hajatan, para suami di rumah menjaga rumah. Ada saatnya bergantian, ketika segala sesuatu telah siap di rumah yang memiliki hajatan, kaum hawa atau ibu-ibu kembali ke rumah masing-masing. Bergantian dengan para suami yang akan menuju rumah yang memiliki hajatan tadi untuk prosesi do’a. Kembali ke berkat tadi, para suami setelah prosesi do’a lalu membawa pulang berkat yang berisi beberapa jenis makanan. Jadi para suami terus diingatkan oleh leluhur jaton melalui berkat ini untuk selalu melaksanakan sunnah Rosul SAW agar selalu ingat istri dan anak di rumah, sehingga apa yang dimakan suami di luar rumah maka istri dan anak di rumah juga bisa merasakannya. Berkat juga bisa diartikan makanan yang telah mendapat barokah akibat bias do’a yang dilakukan bersama, sehingga diharapkan mereka yang makanan tersebut punya dampak positif dari bias do’a. Sekarang mari kita bahas makanannya itu sendiri. Ada dua susunan makanan yang diatur pada sisiru, susunan paling bawah adalah nasi dan susunan paling atas adalah sayur mayur dan daging ayam atau daging sapi. Sesuai penyampaian diawal bahwa sebelum makanan diatur pada sisiru harus dilapisi dengan daun pisang terlebih dahulu agar kebersihannya terjaga. Mengapa harus nasi diletakkan di bagian bawah, ini ada dua tujuan yaitu pertama karena jumlah nasi lebih banyak maka membutuhkan area yang luas. Tujuan yang kedua adalah merupakan pesan leluhur yang selalu mengingatkan kita bahwa pondasi atau landasan diri atau hati kita harus putih bersih seperti warna nasi, agar kita selalu berupaya menjaga kesucian hati. Jika kesucian hati selalu terjaga maka cahaya Ilahi selalu akan menerangi hati yang menjaganya, sehingga terhindar dari segala macam hal negatif serta selalu mendapat petunjuk yang baik. Susunan paling atas adalah lauk pauk, setelah nasi diberi pelapis dari daun pisang. Biasanya nasi harus ada temannya, karena kalau hanya makan nasi saja rasanya kurang enak bahkan mungkin tak bergairah untuk makan. Apalagi tubuh manusia membutuhkan empat sehat lima sempurna demi kesehatan. Pesan leluhur jaton melalui lauk pauk ini adalah bahwa dalam menjalani kehidupan manusia akan menemui aneka ragam peristiwa sebagai pelengkap kehidupan, entah itu merupakan cobaan atau musibah. Maka leluhur jaton mengharapkan agar kita selalu mawas diri, karena salah satu rukun iman mengatakan bahwa kita harus percaya akan qadar baik dan qadar buruk. Bila kesucian hati kita selalu terjaga maka kita akan bisa menyikapi semua qadar baik dan qadar buruk tadi dengan keimanan kita. Adapun susu itu (sebagai bagian dari empat sehat lima sempurna) biasanya diberikan diawal sebelum prosesi do’a dimulai pada saat undangan baru saja datang. Mengapa susu disajikan diawal bukan bersamaan dengan ambengnya, karena susu melambangkan ketulusan hati ahlul bait dalam menyambut tamu undangan. Ketiga, selesai do’a tibalah prosesi perjamuan dengan ambeng. Biasanya satu ambeng (atau satu sisiru) diperuntukkan lima orang atau enam orang, tergantung jumlah undangan yang sempat hadir. Panitia mulai mengatur ambeng pada lokasi tempat duduk tamu undangan, bila sudah selesai maka ahlul bait akan mempersilahkan kepada tamu undangan untuk menikmati hidangan pada ambeng tersebut. Tamu undangan akan mengatur diri masing-masing duduk sesuai posisi ambeng yang diatur panitia, lalu secara melingkar menghadap ke ambeng. Mereka akan menyesuaikan diri dengan jumlah piring yang diatur oleh panitia, bila jumlah piring yang diletakkan lima buah maka undangan akan duduk berlima. Apabila piring yang diatur berjumlah enam, maka tamu juga akan duduk berenam. Nah jumlah undangan yang duduk setiap ambeng itu punya makna, yaitu para leluhur berpesan melalui jumlah peserta dalam satu ambeng adalah bila berlima berarti kita harus ingat akan rukun Islam yang lima. Bila berenam kita harus selalu ingat akan rukun iman yang enam. Adab duduknya adalah duduk bersila, maka semua harus duduk bersila. Melalui adab duduk melingkar menghadap ambeng ini pun para leluhur berpesan, bahwa siapapun kita dan dimanapun posisi kita hanya menghadap kepada satu tujuan yaitu Allah SWT. Semua sama dimata Allah SWT yang membedakan hanyalah ketaqwaannya, sebab ketika duduk menghadap ambeng semua duduk
  • 4. sama rendah baik pejabat, tokoh masyarakat, petani, pedagang dan lain-lainnya. Hal ini diharapkan bahwa kita jangan terjebak dengan status kita yang sekarang, sebab yang Allah SWT nilai hanyalah ketaqwaan kita semata terhadap-Nya. Janganlah dengan status kita, membuat kita menjadi riak dan sombong. Janganlah kita misalnya telah memiliki status menjadi pejabat berharap orang lain harus menghormati kita, tanpa kita minta orang tetap akan menghormati kita bilamana ketaqwaan kita baik. Mengapa, karena dengan ketaqwaan orang akan berlaku jujur, amanah dan bertanggung jawab. Bila orang sudah memiliki nilai- nilai ketaqwaan tadi dengan sendirinya orang lain akan menghargai dan menghormati orang tersebut, sehingga tidak terjebak dengan statusnya sebagai pejabat. Jabatan itu takkan abadi sifatnya, kalau selama menjadi pejabat kita sudah riak dan sombong bagaimana kita pada saat tidak punya jabatan lagi. Sekarang mari kita bahas pembagian hidangan setelah undangan menikmatinya. Masing-masing undangan mengambil bagian lauk pauk yang jumlahnya sudah ditentukan dari panitia didapur, misalnya satu orang dua macam lauk dan satu macam pauknya maka undangan yang lain juga sama. Biasanya pauknya ada dua jenis, yaitu daging sapi atau daging ayam. Tidak kedua jenis itu harus dihidangkan sekaligus, melainkan tergantung kemampuan dan keihklasan ahlul bait mau sediakan yang daging sapi atau daging ayam. Jadi hanya salah satunya saja. Bila daging ayam berarti dia dibuat dalam bentuk ayam panggang, nanti setelah undangan selesai makan salah satu undangan yang menjadi koordinator pada satu ambeng akan membagi secara adil daging ayam panggang tadi sejumlah peserta ambengnya. Lauk pauk dibagi rata dengan jenis yang sama, disini leluhur jaton menitip pesan bahwa keadilan itu sangatlah penting dalam kehidupan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial. Transparansi yang ada di ambeng mendidik kita agar harus berlaku transparansi dalam hal keadilan yang didasari oleh rasa tanggung jawab. Terakhir adalah pembagian nasi, dimana nasi masih tersebar merata dalam sisiru. Koordinator harus bisa membagi rata sama besar sejumlah peserta ambengnya, mengikuti keadilan yang ada pada lauknya tadi. Leluhur jaton berpesan melalui prosesi ini siapapun yang bertindak membagi nasi harus bisa berlaku adil, transparansi dan bertanggung jawab karena disaksikan langsung oleh undangan yang lain yang telah memberikan kepercayaannya. Bagi peserta yang ada di ambeng hanya boleh mengambil sesuai pembagiannya, hal ini dimaksudkan sebagai pesan untuk berlatih jujur. Transparansi sudah diajarkan oleh leluhur jaton jauh sebelum Indonesia merdeka melalui ambeng. Akhirnya setelah semua hidangan dibagi, giliran terakhir dibungkus dengan daun woka untuk dibawa pulang sebagai berkat yang merupakan barokah untuk sanak keluarga di rumah yang tak sempat ikut ke tempat hajatan. Berkat ini akan menjadi sumber awal kepala rumah tangga menyampaikan pesan leluhur jaton kepada anak cucunya yang merupakan dakwah sebagai syiar Islam. Kesimpulannya ambeng telah berdakwah dan mengedukasi masyarakat secara aplikatif khususnya masyarakat jaton untuk menjaga keseimbangan pada diri sendiri, keseimbangan diri dan orang lain, keseimbangan diri kepada alam sekitarnya serta keseimbanngan diri kepada sang Khaliknya. Hablumminallah wahablumminannas. Subhanallah, luar biasa leluhur jaton yang bisa membuat metode dakwah ini yang tidak tergerus perubahan zaman. Perlu dilestarikan karena basisnya budaya terlebih mengandung dakwah yang merupakan syiar Islam bersifat edukasi aplikatif. Ada kata bijak mengakatan bahwa orang bisa karena biasa, kalau sudah terbiasa berlaku transparan, jujur, adil dan bertanggung jawab melalui ambeng insya Allah dapat menerapkannya kedalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang diharapkan oleh leluhur jaton sebagai outcome dari kompetensi ambeng. Jika ada pihak yang ingin menghilangkan ambeng ini baik sifatnya individu, organisasi, lembaga atau pejabat berarti mereka ini belum paham misi dakwah dan edukasi dari ambeng itu sendiri. Menghilangkan ambeng sama halnya dengan menghilangkan dakwah dan syiar Islam berlatar belakang edukasi aplikatif. Salah satu edukasi yang sangat menonjol dari ambeng ini yang belum terungkap di atas adalah ketepatan waktu. Hal ini merupakan
  • 5. pendidikan disiplin waktu, jika undangan diundang pukul 09.00 pagi maka harus datang tepat waktu pukul 09.00 pagi dan lebih baik sebelum pukul 09.00 pagi. Mengapa, karena persediaan hidangan harus masih hangat ketika disajikan agar tidak menjadi keras. Jadi siapapun yang diundang baik petani, pedagang, aparat desa, kepala desa, imam, pegawai syara’ , pejabat tinggi harus datang sesuai waktu undangan karena acara harus dimulai sesuai perencanaan waktu. Hal ini sudah berlangsung sebelum Indonesia merdeka. Jadi alasan mendasar apa untuk menghilangkan ambeng, ekonomikah, tidak ada bahan bakukah, ketinggalan zamankah, tidak punya nilai gengsikah, kolotkah, tidak kerenkah, bertentangan dengan nilai dakwah dan Islamkah, pemboronsankah, hura-hurakah. Semua alasan ini akan terjawab dengan syiar Islam, dakwah dan edukasi bila kita sudah mengetahui visi dan misi ambeng tersebut secara mendalam. Demi syiar Islam apapun itu akan diusahakan dan insya Allah, Allah SWT akan selalu memberikan petunjuk untuk itu. Demikian uraian singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua dan tidak ada lagi yang berupaya untuk menghilangkan ambeng ini karena ambeng adalah sarana syiar Islam.