Laporan Tugas Besar Suar Penanda Kadaan Darurat (ELT)
1. LAPORAN TUGAS BESAR
STUDI SERTIFIKASI EMERGENCT LOCATOR
TRANSMITTER (ELT)
Laporan ini disusun sebagai tugas besar mata kuliah
AE3140 Sertifkasi Kelaikudaraan
Disusun oleh :
Hadad Aulia 13617011
Naufal Rizqy Albana 13617012
M. Syarif Hidayatullah 13617036
Muhammad Tsabitul Azmi 13617056
Fatwa Azam Maulana 13617074
Pembimbing :
Dr.Ir. Rais Zain M.Eng.
PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
2. ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
1.2. PENJELASAN PRODUK ............................................................................................1
1.3. TUJUAN.........................................................................................................................4
BAB II DESKRIPSI PRODUK .............................................................................................5
2.1 PRODUSEN DI LUAR NEGERI .................................................................................5
2.2. PRODUSEN YANG POTENSIAL DALAM NEGERI .............................................8
2.3. PENGAJUAN SERTIFIKASI KE DKUPPU............................................................9
BAB III DESKRIPSI REGULASI TERKAIT...................................................................10
BAB IV PENGUJIAN...........................................................................................................11
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................................16
5.1. KESIMPULAN............................................................................................................16
5.2. SARAN.........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
L A M P I R A N.....................................................................................................................18
3. iii
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 1. Fatal Airliner Accident per year (1946-2017) ………………………. 1
2. Gambar 2. Konfigurasi Emergency Locator Transmitter ……………………….. 3
3. Gambar 3. Sistem integrasi kerja ELT - COSPAS-SARSAT …………………... 3
4. Gambar 4. Logo ACR Electronics, Inc. ………………………………………… 5
5. Gambar 5. Logo Caledonian Airborne System Ltd …………………………….. 5
6. Gambar 6. Logo ECA Group …………………………………………………… 6
7. Gambar 7. Logo Gables Engineering …………………………………………… 6
8. Gambar 8. Produk Emergency Beacon Corp ………………………………….... 7
9. Gambar 9. Logo HR Smith Group of Companies ………………………………. 7
10. Gambar 10. Logo ELT Emerging Lifesaving Technologies …………………… 8
11. Gambar 11. Logo PT. Mega Advans Teknologi ………………………………... 8
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pesawat merupakan moda transportasi yang banyak digunakan oleh orangorang
untuk bepergian jauh, maka dari itu perlu adanya aturan yang dapat memastikan
keamanan moda transportasi ini terjamin. Namun kecelakaan pesawat masih sering
terjadi.
Gambar 1. Fatal Airliner Accident per year (1946-2017)
Kondisi ini memerlukan penanganan yang cepat dari tim Pencarian dan
Penyelamatan (SAR) agar dapat meningkatkan kemungkinan hidup dari korban
kecelakaan. Pencarian lokasi kecelakaan dari pesawat terbang dilakukan dengan
mengandalkan transimisi sinyal dari pesawat yang tersangkutan. Oleh karena itu
device/alat pemncar sinyal emergency dari pesawat terbang perlu mendapat perhatian
khusus dan pembuatan regulasi. Regulasi terkait dapat dilihat pada TSO-C126b
mengenai Emergency Locator Transmitter.
1.2. PENJELASAN PRODUK
Emergency Locator Transmitters (ELT) adalah suar radio yang dipasang di
sebagian besar pesawat untuk mengirimkan sinyal bahaya jika terjadi kecelakaan atau
5. 2
pendaratan darurat. Sinyal yang dikirim pada 406 MHz terdeteksi oleh satelit dari
konstelasi COSPAR / SARSAT yang menyediakan lokasi ELT dan mengaktifkan
layanan Pencarian dan Penyelamatan (SAR), dengan tujuan meningkatkan peluang
untuk bertahan hidup. ELT juga mentransmisikan sinyal homing pada 121,5 MHz
untuk memandu pesawat SAR di sekitar lokasi kecelakaan. ELT dapat mengambil salah
satu dari bentuk berikut:
Automatic fixed ELT (ELT(AF)).
ELT-AF device terpasang secara permanen pada pesawat dan didesain pada
pesawat saat terjadi kecelakaan sehingga SAR dapat menemukan lokasi
kecelakaan
Automatic portable ELT (ELT(AP)).
Device ELT-AP didesain terpasang pada pesawat namun dapat dilepas jika
dibutuhkan dan dapat ditambatkan ke liferaft maupun manusia. Tipe ini
memungkinkan SAR untuk menemukan korban selamat dari sebuah
kecelakaan.
Automatic deployable ELT (ELT(AD)).
Device ELT-AD didesain terpasang pada pesawat dan akan terlepas secara
otomatis saat terjadi impact atau kecelakaan. Tipe ini juga dapat mengapung
di air sehingga memudahkan SAR untuk menemukan lokasi kecelakaan.
Survival ELT (ELT(S)).
Device ELT-S dapat diaktifkan secara manual dan dibawa oleh orang yang
selamat dari kecelakaan
Distress Triggered (ELT-DT)
Device ELT-DT ini dapat diaktifkan oleh kru pesawat atau secara otomatis
oleh internal ataupun eksternal trigger, yang dijelaskan lebih lanjut pada
EUROCAE Specification ED-237.
ELT yang dikonfigurasi dengan tepat adalah komponen integral dari sistem
satelit internasional untuk pencarian dan penyelamatan (SAR) COSPAS-SARSAT.
Ketika diaktifkan secara manual - atau secara otomatis dengan pencelupan ke dalam
air atau sebagai akibat dari gaya 'g' yang tinggi pada dampak - ELT mengirimkan
sinyal bahaya yang dapat dideteksi oleh satelit non-geostasioner dan kemudian
ditempatkan secara tepat dengan salah satu atau kedua trilaterasi dan doppler GPS
triangulasi.
6. 3
Gambar 2. Konfigurasi Emergency Locator Transmitter
Sistem Kerja ELT
Gambar 3. Sistem integrasi kerja ELT - COSPAS-SARSAT
Sinyal ELT terdeteksi oleh jaringan satelit COSPAS-SARSAT di mana saja di
dunia. Jaringan meneruskan peringatan ke otoritas penyelamat terdekat. Jaringan satelit
COSPAS-SARSAT dapat mendeteksi lokasi ELT dengan akurasi 2 hingga 5 km. Ada
7. 4
juga 406 MHz ELT yang tersedia dengan penerima navigasi GPS terintegrasi. ELT ini
akan mengirimkan lokasi yang akurat. ELT juga mentransmisikan sinyal "homing"
berdaya rendah pada 121,5 MHz. Hal ini memungkinkan pasukan penyelamat untuk
pulang dengan suar segera setelah mereka berada di sekitarnya. ELT mentransmisikan
identitas pesawat. Identitas ini adalah kode heksadesimal 15 karakter termasuk kode
ICAO 24 bit dari pesawat. Penting untuk mendaftarkan ELT dengan identitas terkait di
otoritas lokal.
ELTS adalah suar darurat pertama yang dikembangkan. ELT pertama
dioperasikan pada 121,5 MHz. Mereka hanya dapat dideteksi dengan pesawat
komersial atau militer yang terlalu tinggi. Satelit dirancang untuk mendeteksi EPIRB
ini juga, tetapi deteksi oleh satelit terbatas pada frekuensi ini. COSPAS-SARSAT
mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan deteksi pada 121,5 MHz pada
tanggal 1 Februari 2009.
Pesawat militer menggunakan ELT yang beroperasi pada 243 MHz. Ini juga dihapus.
1.3. TUJUAN
Laporan ini bertujuan untuk memperlihatkan dan mempelajari aspek-aspek
maupun pedoman dalam TSO-C126b yang terkait dengan emergency locator
transmitter pada pesawat. Berikut poin-poin penting yang menjadi fokus utama dari
laporan ini:
a. Menentukan alur sertifikasi ELT sebuah pesawat; dan
b. Mengetahui pengujian serta produsen ELT dari sebuah pesawat.
8. 5
BAB II
DESKRIPSI PRODUK
2.1. PRODUSEN DI LUAR NEGERI
Saat ini di luar negeri sudah cukup banyak berdiri perusahaan manufaktur
Emergency Locator Transmitter (ELT). Berikut adalah beberapa perusahaan yang
memproduksi selang rem:
1. ACR Artex
Gambar 4. Logo ACR Electronics, Inc.
ACR Electronics, Inc. adalah pusat pengembangan untuk suar darurat
yang dirancang dengan satu tujuan: untuk menyelamatkan jiwa. Terletak di Fort
Lauderdale, Florida. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui halaman web
ACR Electronics, Inc. berikut, https://www.acrartex.com/
2. Caledonian Airborne System Ltd
Gambar 5. Logo Caledonian Airborne System Ltd
Caledonian Airborne Systems adalah perusahaan yang terletak
Skotlandia yang mendesain, memproduksi dan mendukung Advanced Airborne
Systems di berbagai aplikasi aerospace. Terletak di Dyce, Aberdeen Skotlandia.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui halaman web Caledonian Airborne
System Ltd berikut, http://www.caledonian-airborne.com/index.html
9. 6
3. ECA Group
Gambar 6. Logo ECA Group
ECA Group memproduksi peralatan yang membutuhkan tingkat
keamanan dan efisiensi tinggi, terutama di sektor pertahanan, maritim,
aerospace, simulasi, energi, dan peralatan industri. ECA Group memiliki
beberapa divisi yang berpusat di Prancis dan divisi di Singapura dan Belgia.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui halaman web ECA Group,
https://www.ecagroup.com/
4. Gables Engineering
Gambar 7. Logo Gables Engineering
Gables Engineering Inc adalah industri dalam kontrol avionik dan
produk terkait lainnya. Terletak di Coral Gables, Florida Amerika Serikat.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui halaman web Gables Engineering
berikut, https://www.gableseng.com/
10. 7
5. Emergency Beacon Corporation
Gambar 8. Produk Emergency Beacon Corp
Emergency Beacon Corporation dikhususkan untuk desain, produksi,
penjualan, dan perbaikan avionik yang digunakan dalam pencarian dan
penyelamatan. Produsen yang berspesialisasi dalam ELT. Terletak di Bronx,
New York Amerika Serikat. Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui
halaman web Emergency Beacon Corporation berikut,
https://emergencybeaconcorp.com/
6. HR Smith Group of Companies
Gambar 9. Logo HR Smith Group of Companies
HR Smith Group of Companies memiliki beberapa divisi di antaranya
adalah Techtest yang memproduksi rangkaian lengkap Emergency Locator
Transmitters (ELT) bersertifikasi internasional, Personal Locator Beacons
(PLB) dan Automatically Deployable Emergency Locator Transmitters
(ADELT). Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui halaman web HR Smith
Group of Companies berikut, https://www.hr-smith.com/
11. 8
7. ELT Emerging Lifesaving Technologies
Gambar 10. Logo ELT Emerging Lifesaving Technologies
ELT Emerging Lifesaving Technologies adalah produsen yang khusus
memproduksi Emergency Locator Transmitter. Bermotto “From Recovery to
Rescure” dan terletak di Tyler, Texas Amerika Serikat. Informasi lebih lanjut
dapat diakses melalui halaman web ELT Emerging Lifesaving Technologies
berikut, https://www.eltechnolgies.com/.
2.2. PRODUSEN YANG POTENSIAL DALAM NEGERI
Sampai saat ini, masih belum ada perusahaan yang bergerak dalam bidang
manufaktur Emergency Locator Transmitter (ELT) di Indonesia. Agar dapat
memproduksi ELT, maka perusahaan produsen alat navigasi perlu melakukan
pengajuan sertifikasi ke DKUPPU. Berikut adalah perusahaan yang berpotensi untuk
menjadi produsen ELT di Indonesia :
PT. Mega Advans Teknologi
Gambar 11. Logo PT. Mega Advans Teknologi
PT MAT Berdiri sejak tahun 2007, adalah perusahaan yang menyediakan GPS
Navigasi, radio komunikasi, dan peralatan kelautan dengan pelayanan premium untuk
perorangan, komersial, profesional, dan organisasi pemerintahan. PT MAT juga
menyediakan secara lengkap mulai dari perawatan, perbaikan, dan layanan untuk
produk yang diproduksi.
12. 9
Meskipun belum memproduksi Emergency Locator Transmitter (ELT), namun
PT. Mega Advans Teknologi memiliki potensi untuk memproduksinya. Beberapa
pertimbangan yang diambil adalah PT. MAT sudah terbukti mampu untuk
memproduksi beberapa perangkat komunikasi berbasis gelombang radio yang sudah
digunakanan pada bidang darat, laut, maupun penerbangan. PT. MAT juga pernah
mendapatkan penghargaan dalam acara Federation of Comunication Services (FCS)
2019 Gerald David Award untuk inovasi dalam Radio Bisnis dengan produknya yaitu
IC-SAT100, hal tersebut membuktikan bahwa PT. MAT mampu menunjukkan
kualitasnya dalam memproduksi perangkat komunikasi berbasis gelombang radio.
Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui halaman web PT. MAT berikut,
https://mat.id/
2.3. PENGAJUAN SERTIFIKASI KE DKUPPU
Suatu perusahaan harus memenuhi proses sertifikasi oleh DKUPPU agar dapat
mulai memproduksi dan memasarkan produk Emergency Locator Transmitter (ELT).
Untuk mendapatkan sertifikasi dari DKUPPU, produsen perlu terlebih dahulu
melakukan pengembangan dan membuat prototipe dari ELT yang akan disertifikasi.
Sebelum diuji oleh pihak yang berwenang, produsen perlu memastikan ELT dapat
berfungsi sesuai standar operasional minimum pada TSO-126b, 406 MHz Emergency
Locator Transmitter (ELT).
Setelah prototipe selesai dibuat dan sesuai standar minimum operasi, produsen
mengajukan permintaan sertifikasi ke DKUPPU. Pengajuan sertifikasi tersebut
dilakukan sesuai syarat yang tertera pada TSO-126b paragraf 4, 5, 6, dan 7. Dokumen
ini dapat diakses pada lampiran.
Setelah persyaratan-persyaratan dalam pengajuan telah disetujui, maka
DKUPPU akan memverifikasi data-data yang telah diajukan. Apabila data sudah sesuai
regulasi yang ada, maka DKUPPU akan mengeluarkan sertifikasi untuk produksi dan
pemasaran ELT.
13. 10
BAB III
DESKRIPSI REGULASI TERKAIT
Regulasi yang digunakan pada Emergency Locator Transmitter (ELT) adalah CASR
Part 91.207 dan TSO-C126b. CASR 91.207 digunakan sebagai regulasi ELT pada umumnya
untuk setiap pesawat dan TSO-C126b untuk manufacturer (produsen) sebagai syarat standar
operasional. Regulasi - regulasi terkait dapat diakses pada lampiran.
14. 11
BAB IV
PENGUJIAN
Pengujian dilakukan untuk mendapatkan kualifikasi produk Emergency Locator
Transmitter (ELT). Kualifikasi ini perlu dipenuhi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
sertifikasi. Terdapat beberapa pengujian yang perlu dilakukan berdasarkan TSO-126b, antara
lain sebagai berikut.
1. Shock and Crash Safety Test
Shock and crash safety test ELT dilakukan untuk mendapatkan functionality
qualification. Pengujian ini merujuk pada dokumen RTCA/DO-204A, Minimum
Operational Performance Standards (MOPS) for 406 MHz Emergency Locator
Transmitters (ELTs). Shock test and crash safety test bertujuan untuk memastikan ELT
tetap berfungsi sesuai standar operasi setelah mendapatkan shock.
Pengujian dilakukan dengan cara memasang ELT pada tempat yang sesuai
dengan konfigurasinya di pesawat. Kemudian ELT diberikan one shock pada setiap
konfigurasi berikut:
a. Upward – 100 G
b. Downward – 100 G
c. Backward – 100 G
d. Forward – 100 G
e. Sideward – 100 G (2 arah)
Gambar 12. Shock tester device
(Sumber: https://wpo-altertechnology.com/mechanical-shock/)
15. 12
Setelah selesai diuji pada beberapa konfigurasi tersebut, ELT harus diaktifkan dan
harus berfungsi sesuai standar operasi.
2. Environmental test
Environmental test dilakukan untuk mendapatkan environmental qualification.
Regulasi sebagai rujukan untuk uji ini adalah dokumen RTCA/DO-204A, Minimum
Operational Performance Standards (MOPS) for 406 MHz Emergency Locator
Transmitters (ELTs), yang kemudian sesuai dengan RTCA/DO-160E, Environmental
Conditions and Test Procedures for Airborne Equipment. Berdasarkan dokumen ini,
terdapat beberapa pengujian yang perlu dilakukan untuk ELT yaitu sebagai berikut.
a. Temperature and Humidity
Pengujian Temperature and Humidity dilakukan dengan tujuan untuk
menunjukkan performa ELT setelah diuji dalam kondisi temperatur dan
kelembaban yang bervariasi.
b. Vibration
Pengujian ini dilakukan untuk menunjukkan ELT tetap dapat
memenuhi standar operasi (termasuk syarat ketahanan) ketika diberikan
variasi getaran.
c. Waterproofness
Uji ini dilakukan dengan menyemprotkan atau mengalirkan air ke
ELT. Hal ini dilakukan untuk menentukan ELT dapat bertahan terhadap air
atau tidak. Waterproofness juga ditujukan untuk menguji ketahanan akan
kondensasi.
d. Sand and Dust
Uji Sand and Dust berfungsi untuk menunjukkan ketahanan ELT
terhadap pasir dan debu yang terbawa oleh udara. Berikut beberapa hal yang
perlu dicegah akibat efek dari pasir dan debu (tidak hanya untuk ELT).
Masuknya pasir dan debu ke retakan atau celah yang dapat
mengotori atau menyumbat komponen, relay, filter, dll.
Terbentuknya jembatan elektrik.
Kemungkinan efek korosi.
16. 13
e. Fungus Resistance
Uji ini digunakan untuk menunjukkan ELT tidak ditumbuhi jamur
ketika diberi kondisi lingkungan yang mudah ditumbuhi jamur, seperti
kelembaban tinggi, atmosfer yang hangat, dan adanya garam.
Fungus Resistance tidak boleh dilakukan setelah uji Sand and Dust
dan Salt Spray. Konsentrasi garam yang tinggi mungkin bisa
mengembangbiakkan jamur. Pasir dan debu juga dapat memberi nutrisi pada
jamur.
f. Salt Fog and Salt Spray
Pengujian Salt Fog and Salt Spray dilakukan untuk menunjukkan
efek salt atmosfer atau salt fog yang berkepanjangan pada ELT. Beberapa
efek yang perlu diantisipasi antara lain sebagai berikut.
Korosi
Kerusakan pada kontak listrik dan kabel.
g. Icing
Uji ini digunakan untuk menentukan performa ELT yang harus tetap
dapat beroperasi ketika masuk pada icing conditions yang mungkin dapat
ditemui pada kondisi perubahan pada temperatur, ketinggian, dan
kelembaban yang cepat.
h. Fire and Flammability
Uji ini bertujuan untuk menguji ketahanan ELT terhadap api.
Berikut pengujian yang dilakukan berdasarkan regulasi yang terkait.
2.3.7 Flame/Fire Test
The ELT Unit shall be activated in accordance with §2.3.1.1c.
(3) or manually switched ON if a crash acceleration sensor is
not used. The ELT, antenna and antenna cabling shall be
subjected to the following tests:
2.3.7.1 Flame Test (All ELTs)
17. 14
At the start of the flame test the temperature of the ELT shall
have been allowed to stabilize in an ambient temperature of +25o
C.
a. The fire source shall be a tray, 1 m (3.28 ft) square and 100
mm (4 in) deep, containing water to a depth of five cm, (2 in)
on which is floated 10 liters (264 U.S. gallons) of Avgas (100
LL). The Avgas is ignited and allowed to bum for 15±2 s,
before carrying out the following flame test
b. The equipment under test shall be placed in a position
directly over the center of the fire tray at a height of 1 ±0.025
m (39 in ±1 in), above the tray.
c. The equipment under test shall remain in the flame for a
minimum period of 15 seconds.
d. The test shall be conducted in still air if possible.
e. After removal from the flame, the equipment under test shall
be allowed to cool naturally to ambient temperature before
being tested. The ELT must meet the aliveness test of
Subsection 2.3
f. Ensure that all mechanical devices operate satisfactorily.
2.3.7.2 Fire Test
The ELT+F) shall be subjected to a fire of at least 1,100o
C,
producing a thermal flux of 20 W/cm (63,400 B TLVR hr)
minimum. The minimum diameter of the area of the fire shall be
twice the maximum diagonal dimension of the ELT. The flames
shall envelop the outside area of the ELT under test for a
continuous and uninterrupted period of at least two minutes.
After removal from the flame, the equipment under test shall be
allowed to cool naturally to ambient temperature before being
tested. The ELT must meet the aliveness test of Subsection 2.3.
18. 15
Gambar 13. Fire and Flammability test
(Sumber: https://www.nts.com/ntsblog/faa-fire-testing-nts/)
19. 16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Emergency Locator Transmitter adalah sebuah perangkat yang akan
mengirimkan sinyal saat pesawat terbang mengalami kecelakaan, agar segera mendapat
bantuan dari tim pencarian dan penyelamatan (SAR). Regulasi yang berkaitan dengan
ELT ini adalah TSO-C126b, AC 91-44A, RTCA/DO-204A, dan RTCA/DO-160E.
Perusahaan-perusahaan luar negeri yang menjadi produsen dari ELT ini adalah
ACR Artex, Caledonian Airborne System Ltd, ECA Group, Gables Engineering,
Emergency Beacon Corporation, HR Smith Group of Companies, dan ELT Emerging
Lifesaving Technologies. Sedangkan untuk produsen dalam negeri sendiri belum ada,
meskipun terdapat PT. Mega Advans Teknologi yang dianggap mampu untuk menjadi
produsen di masa yang akan datang.
Proses sertifikasi ELT dimulai dengan mengembangkan dan memproduksi
prototipe ELT, lalu mengajukan sertifikasi ke DKUPPU. DKUPPU akan akan
melakukan pengujian dan kualifikasi berdasarkan ketentuan yang ada. Jika prototipe
ELT lolos uji, maka produsen akan mendapat sertifikat yang memberikan izin untuk
produksi ELT.
Pengujian ELT dilakukan dengan melakukan pengujian Shock and Crash Safety
Test dan Environmental test yang terdapat pada bagian 4.
5.2. SARAN
1. Sebelum memilih LRU yang akan disertifikasi pastikan regulasi-regulasi terkait
dapat diakses dengan mudah agar memudahkan proses sertifikasi
2. Jika memungkinkan dilakukan komunikasi dengan perusahaan produksi agar
data lebih valid.
3. Perlu dilakukannya penelitian secara detail dalam hal alur sertifikasi, agar
produsen mampun memahaminya dengan baik.
20. 17
DAFTAR PUSTAKA
1. TSO-126b, 406 MHz Emergency Locator Transmitter (ELT)
2. DO-160D. 1997. Environmental Conditions and Test Procedures for Airborne
Equipment. RTCA.
3. https://aviation-safety.net/graphics/infographics/Fatal-Accidents-Per-Year-1946-
2017.jpg
4. https://do160.org/rtca-do-160g/
5. https://wpo-altertechnology.com/mechanical-shock/