SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
STUDI SERTIFIKASI LRU (LINE REPLACABLE UNIT)
SABUK PENGAMAN
LAPORAN
Disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan
Oleh:
Aprilian Nurrahman (13617021)
Yitro Samuel Aditya (13617043)
Epafras Ernesto B. S. (13617047)
Nanda Satria Y. (13617071)
Dosen:
Dr. Ir. Rais Zain M.Eng
PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
ii
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2 Tujuan ...................................................................................................................................2
BAB II DESKRIPSI DAN PRODUSEN LRU (Line Replacable Unit)......................................3
2.1 Deskripsi LRU (Line Replacable Unit) ...............................................................................3
2.1.1 Definisi dan Fungsi Sabuk Pengaman (Safety Belt)........................................................3
2.1.2 Konstruksi Sistem dan Sistem Kerja Sabuk Pengaman (Safety Belt)..............................3
2.2 Produsen LRU (Line Replacable Unit) ...............................................................................4
BAB III REGULASI SERTIFIKASI LRU (Line Replacable Unit)...........................................7
BAB IV PROSEDUR DAN FASILITAS PENGUJIAN.............................................................9
4.1 Jenis Pengujian.....................................................................................................................9
4.2 Fasilitas dan Tempat Pengujian........................................................................................12
BAB V MASTERPLAN PRODUK .............................................................................................14
5.1 Masterplan Produk .............................................................................................................14
5.2 Pengujian dan Sertifikasi...................................................................................................14
BAB VI KESIMPULAN..............................................................................................................16
Daftar Pustaka .............................................................................................................................17
Lampiran ......................................................................................................................................18
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu fokus utama dari pengembangan teknologi di berbagai negara maju dan
berkembang saat ini adalah pengembangan teknologi di bidang transportasi udara yang
kemudian menjadikan bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut
dapat dilihat dari banyaknya industri baru di bidang transportasi udara khususnya di bidang
maskapai penerbangan dan MRO facilities yang didirikan untuk melayani kebutuhan
masyarakat akan jasa penerbangan guna berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya secara
efektif dan efisien.
Menyadari akan minat masyarakat yang tinggi terhadap transportasi udara, khususnya
pesawat udara, maka faktor keselamatan merupakan salah satu faktor utama yang harus
diperhatikan dalam dunia penerbangan guna mencegah adanya korban akibat kecelakaan
pesawat udara. Namun, kecelakaan pesawat udara dalam penerbangan internasional maupun
nasional tidak dapat dicegah sama sekali, bagaimanapun canggihnya teknologi penerbangan
tersebut. Usaha manusia hanyalah menekan sekecil mungkin tingkat kecelakaan pesawat
udara dengan berbagai usaha, kalau dapat mendekati zero accident.
Dalam dunia penerbangan pemenuhan terhadap safety standard (standar keselamatan)
yang tinggi merupakan suatu keharusan yang mutlak. Penerapan keselamatan penerbangan
(aviation safety) dapat dimulai dari tahap sejak pesawat udara tersebut didesain hingga
pesawat telah lulus uji dan tersertifikasi. Pada proses sertifikasi yang dilakukan tidak terlepas
dari proses sertifikasi masing-masing komponen pada pesawat yang dilakukan terlebih dahulu
sebelum pesawat diuji performanya secara keseluruhan. Proses sertifikasi untuk masing-
masing komponen dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa setiap komponen yang
melekat pada pesawat telah memenuhi standar yang telah ditetapkan guna mencegah
terjadinya kegagalan komponen yang memicu kegagalan yang lebih besar pada pesawat dan
menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan pesawat.
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meninjau proses pengujian dan
sertifikasi pada salah satu komponen dalam pesawat terbang, yaitu safety belt (sabuk
pengaman) guna menentukan syarat pemenuhan standar sehingga dapat menjamin setiap
2
produk safety belt yang dihasilkan oleh suatu produsen safety belt memenuhi standar yang
telah ditetapkan sebelumnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari studi akademik ini adalah untuk mempelajari aspek-aspek yang terkait dengan
produk safety belt (sabuk pengaman) pesawat terbang dengan regulasi CASR dalam wilayah
hukum Indonesia. Beberapa poin penting yang akan dijelaskan dalam laporan ini adalah :
1. Mengetahui standar keamanan yang cocok untuk sabuk pengaman pesawat terbang
2. Menentukan proses pengujian verifikasi sabuk pengaman pesawat terbang
3
BAB II
DESKRIPSI DAN PRODUSEN LRU (Line Replaceable Unit)
2.1 Deskripsi LRU (Line Replaceable Unit)
2.1.1 Definisi dan Fungsi Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Definisi sabuk pengaman (safety belt), berdasarkan TSO-C22g, adalah sebagai
berikut:
Sistem Pengaman Sabuk Pengaman: Terdiri dari anyaman atau perangkat serupa
termasuk semua gesper atau pengencang lainnya, dan semua perangkat keras integral
yang dirancang untuk menahan gerakan panggul, yang biasa disebut sabuk pangkuan
atau sabuk pengaman.
sedangkan untuk fungsi dari sabuk pengaman itu sendiri adalah
● Sabuk pengaman menahan gerakan tubuh ketika mengalami dorongan yang terlalu
besar (mis. tabrakan, selama turbulensi parah, dll.)
● Mencegah orang agar tidak terlempar ke sekitar pesawat dan ke benda-benda keras
atau orang lain;
● mencegah orang terlempar keluar dari pesawat jika terjadi pelanggaran lambung,
baik dalam penerbangan atau selama tabrakan berdampak tinggi;
● Karena umumnya tidak diketahui kapan sebuah pesawat akan melewati turbulensi
(terutama turbulensi udara jernih), demi kepentingan keselamatan semua
penumpang di pesawat diamankan di kursi mereka selama waktu yang praktis.
2.1.2 Konstruksi Sistem dan Sistem Kerja Sabuk Pengaman (Safety Belt)
Komponen yang terdapat pada sabuk pengaman (safety belt),berdasarkan dokumen
SAE AS 8043, terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya
● Hardware (perangkat keras): semua bagian dari Torso Restraint System selain
anyaman (webbing) yang terdiri dari
1. Gesper (buckle)
Konektor rilis cepat pada Torso Restraint System yang berguna untuk
mengaitkan kedua anyaman (webbing).
2. Perangkat keras tambahan (Attachment hardware)
4
Perangkat keras apapun selain retraktor yang dirancang untuk membatasi
anyaman (webbing) dari Torso Restraint System.
3. Perangkat keras penyesuaian (Adjustment hardware)
Perangkat keras apapun yang didesain untuk mengatur ukuran dari Torso
Restraint System agar cocok dengan pengguna, termasuk perangkat keras yang
terintegrasi dengan gesper, perangkat keras tambahan, atau retraktor.
4. Retraktor
Perangkat untuk menyimpan anyaman (webbing) pada Torso Restraint System.
Pada retraktor terbagi kembali menjadi 2 jenis yaitu Automatic Locking
Retractor dan Emergency Locking Retractor.
● Anyaman (webbing): kain dengan ukuran terbatas yang dirajut dengan benang isian
dan tepi tenunan jadi
● Tali pengait (strap): bahan bukan tenunan yang digunakan dalam Torso Restraint
System sebagai pengganti anyaman (webbing).
2.2 Produsen LRU (Line Replaceable Unit)
Terdapat beberapa perusahaan luar negeri yang memproduksi sabuk pengaman (safety belt)
untuk pesawat udara, diantaranya sebagai berikut:
● Aircraft Belts, Inc.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1981, dan sudah lebih dari 30 tahun bergerak dalam
pembuatan sabuk pengaman pesawat terbang. Selain itu, perusahaan ini dapat membuat
sabuk pengaman dengan berbagai jenis, yaitu two point, three point, four point, rotary
buckles, dan medical restraints. Perusahaan ini sudah mendapakan verifikasi dari FAA,
sehingga produk yang dihasilkan akan langsung memenuhi standar yang telah ditentukan.
5
● Davis Aircraft Products Co., Inc
Davis Aircraft telah berdiri sejak tahun 1951, berpusat di Bohemia, New York. Perusahaan
ini telah mendapatkan verifikasi dari FAA, CAA, dan LBA, dalam memproduksi sabuk
pengaman untuk keperluan komersiil dan militer. Selain itu, perusahaan ini juga dapat
memproduksi komponen lain seperti cargo restraint systems, dan helicopter blade restraint
systems. Klien dari perusahaan ini antara lain : Boeing, Cessna dan Lockheed Martin.
● C&M Marine Aviation Services Inc.
Perusahaan ini berdiri pada tahun 1985, berpusat di Dallas, Texas, Amerika Serikat.
Perusahaan ini dapat memproduksi dari belt dari sabuk pengaman (standard or custom) .
Perusahaan ini sudah mendapatkan verifikasi dari EASA dan FAA. Beberapa perusahaan
pesawat yang menggunakan jasa perusahaan ini adalah Bombardier Learjet, Boeing,
Cessna, dan Airbus.
Sedangkan di Indonesia belum ada perusahaan yang mampu memproduksi sabuk
pengaman untuk pesawat terbang, sehingga beberapa perusahaan yang dipilih merupakan
perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan produk sabuk pengaman (safety belts)
agar dapat tersertifikasi dan layak digunakan untuk pesawat terbang. Dasar pemilihan
perusahaan yang berpotensi karena mereka sudah berpengalaman dalam membuat sabuk
pengaman untuk transportasi darat. Beberapa perusahaan tersebut diantaranya
● PT Autoliv Indonesia
6
Autoliv Inc. adalah pemasok keamanan otomotif Swedia dengan penjualan ke semua
produsen mobil terkemuka di seluruh dunia. Perusahaan ini juga memiliki pabrik di
Indonesia yang terletak di Cibitung.
Pabrik tersebut melayani permintaan airbag dan sabuk pengaman untuk industri otomotif
Indonesia, terutama untuk Toyota, Daihatsu dan Nissan, yang merupakan pelanggan
utama Autoliv di Indonesia
● PT Sungwoo Indonesia
PT. Sungwoo Indonesia didirikan pada 1993 merupakan perusahaan PMA Korea yang
memproduksi sabuk pengaman dan telah mendapatkan lisensi. Guna mengantisipasi
Undang-undang No. 14 yang berlaku sejak tanggal 17 September 1993 berorientasi pada
keselamatan dan kedisiplinan dalam berlalu lintas.
Perusahaan yang tertera diatas diharapkan mampu mengembangkan inovasi ke arah
pembuatan sabuk pengaman (safety belts) yang tersertifikasi untuk pesawat terbang
mengingat potensi pasar yang besar di Indonesia. Hal ini akibat pesatnya perkembangan
industri penerbangan di Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pesawat yang
beroperasi di Indonesia sehingga menuntut untuk tersedianya suku cadang pengganti dalam
jumlah banyak apabila terdapat komponen pesawat yang rusak (dalam bahasan ini komponen
yang dimaksud adalah sabuk pengaman).
7
BAB III
REGULASI SERTIFIKASI LRU (Line Replaceable Unit)
Berikut ini adalah regulasi-regulasi yang digunakan sebagai bahan acuan dalam proses
sertifikasi sabuk pengaman (safety belt):
1. Federal Aviation Regulation Part 21 Subpart O
2. Advisory Circular 20-110
3. SAE AS 8043
4. ASTM B117-73, D756-78, G23-81
ASTM B117-73, Standard Method of Salt Spray (Fog) Testing
This method sets forth the conditions required in salt spray (fog) testing for specification
purposes. The method does not prescribe the type of the test specimen or exposure periods to
be used for a specific product, nor the interpretation to be given to the results.
The apparatus required for salt spray (fog) testing consists of a fog chamber, a salt solution
reservoir, a supply of suitably conditioned compressed air, one or more atomizing nozzles,
specimen supports, provision for heating chamber, and necessary means of control.
ASTM D756-78, Standard Practice for Determination of Weight and Shape Changes of
Plastics Under Accelerated Service Conditions
These methods cover the determination of the weight and shape changes occuring in plastis
under various conditions of use, not where exposure to direct sunlight, weathering, corrosive
atmospheres, or heat alone is involved, but where changes in atmospheric temperature and
humidity are encountered. This embraces the interior of buildings, and the interior of transport
facilities such as motor vehicles, airplane cargo spaces or wing interiors, holds of ships, and
railroad cars. Procedures are provided for exposing plastics to combinations of extreme
humidity and temperature that will accelerate the changes taking place in the materials kept
in sheltered spaces but subject to humidity and temperature variation.
ASTM G23-81, Standard Practice for Operating Light-Exposure Apparatus (Carbon-
Arc Type) With and Without Water for Exposure of Nonmetallic Materials
This recommended practice covers the basic principles and standard operating procedure for
light- and water-exposure apparatus employing a carbon-arc type light source.
8
This recommended practice does not specify the exposure conditions best suited for the
material to be tested, but it is limited to the method of obtaining, measuring, and controlling
the conditions and procedures of the exposure. Sample preparation, test conditions, and
evaluation of results are covered in ASTM methods or specifications for specific materials.
5. AATCC 8-1981 & AATCC 107-1981
American Association of Textile Chemist and Colorists (AATCC) Standard Test Method
8-1981, Colorfastness to Crocking
This test method is designed to determine the amount of color transferred from the surface of
colored textile materials to other surfaces by rubbing. It is applicable to textiles made from all
fibers in the form of yarn or fabric whether dyed, printed or otherwise colored. Test procedures
employing white test cloth squares, both dry and wet with water, are given. As washing,
drycleaning, shrinkage, ironing, finishing, etc., may affect the degree of color transfer from a
material, the test may be made before, after, or before and after any such treatment.
AATCC Standard Test Method 107-1981, Colorfastness to Water
This test method is designed to measure the resistance to water of dyed, printed, or otherwise
colored textile yarns and fabrics. Distilled water or deionized water is used in this test method
because natural (tap) water is variable in composition. The specimen, backed by multifiber
test fabric, is immersed in water under specified conditions of temperature and time, and then
placed between glass or plastic plates under specified conditions of pressure, temperature and
time. The change in color of the specimen and the staining of the attached multifiber test
fabric are observed.
6. Federal Test Method Standard 191 Method 5906
Federal Test Method Standard 191 Method 5906, Flammability, Burning Rate of Cloth;
Horizontal
This method is intended for use in determining the comparative rates of burning of cloth. This
method is satisfactory for cloth that has not been flameproofed, including pile and napped
cloth. The rate of burning is slower in this method than in Method 5902.
9
BAB IV
PROSEDUR DAN FASILITAS PENGUJIAN
4.1 Jenis Pengujian
Berikut adalah beberapa jenis pengujian yang harus diterapkan dalam sertifikasi kelaikan
sabuk pengaman pesawat udara :
● Static Testing
Tujuan utama dari static test adalah untuk mengetahui perubahan pada sifat material yang
digunakan pada sabuk pengaman, dalam hal ini adalah elongation atau pertambahan
panjang. Prosedur static test terbagi menjadi dua, yaitu :
○ Elongation Characteristic Test
Pengujian ini dilakukan untuk menguji ketahanan dasar dari sabuk pengaman. Pada
pengujian ini, sabuk pengaman akan diberi beban sebesar 18 kN dan harus menahan
beban tersebut selama 2 menit.
○ Compliance Test
Setelah dilakukan elongation characteristic test, dilakukan compliance test untuk
membandingkan kekuatan sabuk pengaman dengan ketentuan yang ada pada
AS8043B. Pada pengujian ini, sabuk pengaman akan diberikan beban sebesar 26.6
kN.
● Dynamic Testing
Dilakukan untuk menentukan ketahanan sabuk pengaman terhadap gaya dinamis seperti
mengalami percepatan secara tiba-tiba. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan
MIRA ‘HyGe’
10
● Colorfastness to Crocking
Tujuan:
Test ini dilakukan bertujuan untuk menentukan jumlah warna yang dapat ditransfer dari
kain sampel ke kain lain dengan cara menggosokkan kedua permukaan kain tersebut.
Bagaimana pengujian ini bekerja:
Kain sampel diikat ke crockmeter dan digosokkan ke kain uji putih. tes ini dilakukan dua
kali; pertama dengan kain uji kering, lalu dengan kain uji basah. jumlah warna yang
ditransfer dari kain tes dinilai dengan perbandingan dengan skala Transferensi kromatik
AATCC.
Persyaratan khusus pengujian:
Menguji spesimen di tempat yang berada dalam kondisi kesetimbangan kelembaban
untuk pengujian di atmosfer standar untuk pengujian tekstil sesuai dengan ASTM D-
1776, tentang mengkondisikan tekstil untuk pengujian.
Peralatan yang Dibutuhkan:
- Crockmeter
- 2 kain uji berwarna putih
- Sampel pra potong(9” in the warp X 3” in the weft)
- Skala Transferensi kromatik AATCC
Prosedur pengujian:
Penyiapan sampel uji:
1. Potong 9” (warp) x 3” (weft). Satu sampel per orang
2. Sampel kondisi berada dalam ruang kontrol setidaknya 4 jam sebelum pengujian
hingga berada pada kondisi keseimbangan kelembaban.
Proses pembebanan pada crockmeter:
Uji Kering
1. Ambil strip kain berukuran 9”X3” dan kaitkan ke dudukan kain sehingga ada tarikan
dan wajah teknis menghadap ke bawah.
2. Muat dudukan ke dalam crockmeter sehingga muka teknis menghadap ke atas
3. Pasang kain uji putih dan masukkan ke dalam mesin
4. Tutup dan tekan tombol mulai untuk memulai siklus. Mesin akan menggosok kain
sebanyak 10 siklus.
11
5. Lepaskan kain uji dan evaluasi sesuai dengan petunjuk.
Uji basah
1. Basahi salah satu kain uji putih dan pasang pada mesin dengan cara yang sama seperti
yang diarahkan pada uji kering
2. pasang kain ke dalam dudukan sama seperti pada tes kering
3. Tutup dan jalankan mesin untuk 10 siklus
4. Evaluasi hasil sesuai dengan petunjuk
● Colorfastness to Water
Tujuan:
Metode pengujian ini dirancang untuk mengukur ketahanan terhadap air dari benang &
kain tekstil yang diwarnai, dicetak, atau berwarna. Air suling atau air deionisasi
digunakan dalam metode pengujian ini karena air alami (keran) bervariasi dalam
komposisi.
Dasar pengujian:
Spesimen, didukung oleh kain uji multifiber, direndam dalam air di bawah kondisi suhu
& waktu tertentu, dan kemudian ditempatkan di antara kaca atau pelat plastik di bawah
kondisi tekanan, suhu & waktu tertentu. Perubahan warna spesimen dan pewarnaan kain
uji multifiber terlampir diamati.
Alat dan Bahan:
Penguji Keringat AATCC, alat ukur atau perangkat yang setara (piring plastik atau kaca
yang tersedia dengan peralatan). Pengeringan konveksi oven, kain uji multifiber No.1
atau No.10, skala AATCC Chromatic Transference, Skala Gray AATCC untuk
Perubahan Warna & Skala Gray untuk Pewarnaan, Pemeras, air suling yang baru direbus
atau air deionisasi dari perangkat penukar ion, spesimen uji Spesimen berwarna 60 * 60
mm ± 2mm (2,25 * 2.25in.) yang didukung dengan kain uji multifiber.
Prosedur pengujian:
1. Benamkan spesimen uji dalam larutan uji pada suhu kamar dengan agitasi sesekali
untuk memastikan pembasahan menyeluruh (sekitar 15 menit umumnya diperlukan
untuk kain rata-rata).
2. Lepaskan spesimen uji dari larutan uji dan hanya melewati antara pemerasan
gulungan (pemeras) untuk menghilangkan kelebihan cairan ketika berat basah
12
spesimen uji lebih dari 3 kali berat kering. Bila memungkinkan, berat basah harus
2,5-3,5 kali berat kering.
3. Tempatkan spesimen uji di antara gelas atau piring plastik dan masukkan ke dalam
unit spesimen penguji keringat. Sesuaikan tester keringat untuk menghasilkan
tekanan 4,5KG (10 lb) pada spesimen uji.
4. Panaskan unit spesimen yang dimuat dalam oven pada suhu 38 ± 1 ° C (100 ± 2 ° F)
selama 18 jam. hapus spesimen dari unit dan pengeringan penuh dengan
menggantung di udara pada suhu kamar. Jangan menekan kering.
● Flammability
Prosedur untuk melakukan flammability test adalah sebagai berikut :
1. Mengarahkan sampel uji baik secara horizontal maupun vertikal dan
menempatkannya di ruang uji
2. Aplikasikan api dari Bunsen Burner untuk waktu tertentu
3. Mengukur jarak yang dilalui api ketika merambat.
4. Mencatat waktu yang dibutuhkan sampai api padam.
4.2. Fasilitas dan Tempat Pengujian
Ada beberapa fasilitas yang dibutuhkan dalam melakukan pengujian diantaranya,
a. Webbing Drop Test Rig, berfungsi untuk mengukur besar beban dinamik yang dapat
diterima material pada bagian Webbing.
b. Load Cells, berfungsi sebagai sensor beban yang diterima oleh sabuk pengaman pada
proses testing.
c. Line Scan Camera, berfungsi untuk mengukur perpindahan yang terjadi pada sabuk
ketika Elongation Characteristic Test.
d. Accelerometer, Sensor pengukur percepatan pada saat dynamic testing.
Dengan mempertimbangkan fasilitas diatas, maka terdapat 3 tempat yang dapat
digunakan untuk melakukan pengujian terhadap sabuk pengaman pesawat terbang, yaitu :
1. MIRA Ltd.
13
Untuk melakukan Static dan Dynamic Test dapat dilakukan di MIRA Ltd. yang terletak
di Watling Street, Nuneaton, UK. Laboratorium ini memiliki alat yang dibutuhkan untuk
uji statik dan dinamik yaitu Load Cells dan MIRA ‘HyGe’ reverse accelerator.
2. AMSAFE
Perusahaan ini dapat melakukan Dynamic Test terhadap sabuk pengaman pesawat
udara. Perusahaan ini terletak di Amerika, Inggris dan Cina. Penulis memilih lokasi
yang paling dekat dengan Indonesia yaitu Cina. Lokasinya adalah Lot No. G43-4/01-2
Eastern Zone,Chongqing Liang Lu Industrial Park, YuBei District, Chongqing,P.R.
China
3. Intertek.co
Di Indonesia, belum ada perusahaan yang mampu untuk melakukan pengujian terhadap
sabuk pengaman dengan lengkap. Tetapi, ada perusahaan yang mampu untuk
melakukan flammibility test yaitu Intertek.co yang merupakan perusahaan multinasional
yang terdapat di Indonesia. Perusahaan ini terletak di JI Kacapi No. 8 & 10, Bandung
Dengan mempertimbangkan kelengkapan alat untuk melakukan pengujian, maka tempat
yang dipilih adalah MIRA Ltd.
14
BAB V
MASTERPLAN PRODUK
Dalam pengerjaan produk safety belt ini, secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan
spesifikasi pengerjaannya, yaitu masterplan serta pengujian dan sertifikasi dari produk ini.
Masterplan adalah pengerjaan secara umum yang mencakup proses desain produk, pembuatan
prototype, dan pengujian serta sertifikasi. Bagian pengujian dan sertifikasi dijadikan bagian khusus
dalam pengerjaan karena proses ini yang penting di dalam pembuatan produk ini.
5.1 Masterplan Produk
Proses pertama adalah desain safety belt. Setelah melakukan desain, maka perlu
dilakukan pembuatan prototype yang dimulai bersamaan pula dengan diajukannya TSO safety
belt. Dengan selesainya prototype dan diterimanya pengajuan TSO barulah dapat dilakukan
pengajuan kepada FAA. Setelah selesainya pembuatan prototype haruslah dilakukan
pengujian awal terlebih dahulu agar bisa melakukan evaluasi pada produk yang telah
dihasilkan dan memungkinkan terjadinya revisi dan perbaikan ulang dari desain awal yang
dibuat. Setelah selesai akan dilakukan proses pengujian akhir yang dilaksanakan bersama
pihak otoritas untuk kemudian melakukan proses sertifikasi. Setelah selesai melakukan
pengujian akhir maka akan dilanjutkan dengan menunggu keluarnya Letter of TSO Design
Approval. Setelah surat ini didapatkan maka setelahnya melakukan pengajuan PMA ke FAA
agar dapat memproduksi produk berdasarkan TSO yang dimiliki. Setelah mendapatkan PMA
barulah produsen dapat memproduksi safety belt yang diinginkan.
Gambar Masterplan Produk
5.2 Pengujian dan Sertifikasi
Pengujian produk dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengujian awal dan pengujian akhir.
Pengujian awal dilakukan sendiri oleh produsen untuk melakukan evaluasi terhadap produk
15
untuk setiap pengujian yang dilakukan. Pengujian akhir dilakukan bersama dengan pihak
otoritas untuk proses sertifikasi. Untuk setiap tahap pengujian dilakukan pengujian-pengujian
khusus sesuai jenisnya secara bertahap. Jenis pengujian ini seperti yang tertera pada bab IV
meliputi static testing, dynamic testing, colorfastness to crocking, colorfastness to water, dan
flammability.
Gambar Proses Pengujian dan Sertifikasi
16
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, terdapat kesimpulan yang kami dapatkan yaitu
sebagai berikut.
1. Standar keamanan yang cocok untuk sabuk pengaman pesawat terbang atau safety belt adalah
yang sesuai dengan standar berdasarkan regulasi yang berlaku seperti yang telah ditunjukkan
pada BAB III yaitu Regulasi Sertifikasi LRU.
2. Proses pengujian sertifikasi sabuk pengaman pesawat terbang dilakukan dalam beberapa
bentuk pengujian agar safety belt yang akan diproduksi sesuai dengan sertifikasi yang
diajukan seperti yang telah ditunjukkan pada BAB IV yaitu Prosedur dan Fasilitas Pengujian
pada subbab 4.1 yaitu jenis pengujian.
17
DAFTAR PUSATAKA
Robinson, L 2012, SEBED – Seat Belt Degradation, EASA, Cologne.
Federal Aviation Administration 2000, ‘Index of Aviation Technical Standard Orders’, Advisory
Circular, vol. 20, no. 110L, hh. 1-2.
Federal Aviation Administration 1996, ‘Dynamic Evaluation of Seat Restraint Systems &
Occupant Protection on Transport Airplanes’, Advisory Circular, vol. 25, no. 562-1A, hh. 7-9.
Federal Aviation Adminisatration 1993, ‘TSO-C22g, Safety Belts’, Technical Standard Order, hh.
1-3.
American National Standards Institute 1973, ‘Standard Method of Salt Spray (Fog) Testing’,
American National Standard, vol. B117, no. 39T, hh. 1-3.
American Society for Testing and Materials 1956, ‘Standard Methods of Test for Resistance of
Plastics to Accelerated Service Conditions’, ASTM Standards, vol. D756, no. 56, hh. 260-264.
Aircraft Seat Belts, C&M Aviation Services, dilihat 10 Desember 2019,
<https://www.cmaviationservices.com/aircraft-seat-belts/>.
Aircraft Passenger Restraints, Davis Aircraft Products Co., Inc., dilihat 10 Desember 2019,
<http://www.davisaircraftproducts.com/products/passenger-restraints/>.
Flammability ASTM D635, ISO 3795, Intertek, dilihat 10 Desember 2019,
<https://www.intertek.com/polymers/testlopedia/flammability-astm-d635/>.
Sled Test Facility for Airlines and Seat Manufacturers, Amsafe, dilihat 10 Desember 2019,
<https://www.amsafe.com/sled-test-facility/>.
HyGa Laboratory, Horiba Mira, dilihat 10 Desember 2019, <https://www.horiba-
mira.com/facilities/hyge-laboratory/>.
18
LAMPIRAN
TSO-C22g
19
20
21

More Related Content

What's hot

Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-TabrakanLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-TabrakanAlvinIrwanto1
 
D) 06 aircraft areas and dimensions
D) 06 aircraft areas and dimensionsD) 06 aircraft areas and dimensions
D) 06 aircraft areas and dimensionsHifon Wong
 
سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری
سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری
سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری Islamic Republic of Iran Air Force
 
AIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECT
AIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECTAIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECT
AIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECTLe Ven
 
Avionic systems by sanju
Avionic systems by sanjuAvionic systems by sanju
Avionic systems by sanjusanjana_ane
 
Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...
Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...
Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...DavidCarlosXaveriusP
 
Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)
Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)
Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)Israel Gamaliel Sidabutar
 
Airspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE Aerospace
Airspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE AerospaceAirspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE Aerospace
Airspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE AerospaceAge of Aerospace
 
Robinson Helicopter Private Lesson 1
Robinson Helicopter Private Lesson 1Robinson Helicopter Private Lesson 1
Robinson Helicopter Private Lesson 1Heather Howley
 
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti BalaAircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti BalaMalay Kanti Bala
 
Aged aircraft maintenance.
Aged aircraft maintenance.Aged aircraft maintenance.
Aged aircraft maintenance.S P Singh
 
Zivko edge 540 t stability analysis
Zivko edge 540 t stability analysisZivko edge 540 t stability analysis
Zivko edge 540 t stability analysisAriann Duncan
 
Aircraft inspection and_repair
Aircraft inspection and_repairAircraft inspection and_repair
Aircraft inspection and_repairAgustin Limachi
 
Landing Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final ReportLanding Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final ReportKevin Osman
 

What's hot (20)

Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-TabrakanLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Lampu Anti-Tabrakan
 
Flight Control
Flight ControlFlight Control
Flight Control
 
D) 06 aircraft areas and dimensions
D) 06 aircraft areas and dimensionsD) 06 aircraft areas and dimensions
D) 06 aircraft areas and dimensions
 
Basics of Aerodynamics
Basics of AerodynamicsBasics of Aerodynamics
Basics of Aerodynamics
 
سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری
سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری
سازمان بین‌المللی هوانوردی کشوری
 
AIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECT
AIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECTAIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECT
AIRCRAFT WHEEL AND BEARING DEFECT
 
Avionic systems by sanju
Avionic systems by sanjuAvionic systems by sanju
Avionic systems by sanju
 
Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...
Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...
Major Assignment AE3140 - Analisis Regulasi Pembuatan Part pada Pesawat Terba...
 
Air Plane Flap Mechanism
Air Plane Flap MechanismAir Plane Flap Mechanism
Air Plane Flap Mechanism
 
Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)
Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)
Studi sertifikasi kaca depan kokpit (flight deck windshield)
 
Airspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE Aerospace
Airspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE AerospaceAirspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE Aerospace
Airspeeds | Q & A | Question Analysis | Flight Mechanics | GATE Aerospace
 
Robinson Helicopter Private Lesson 1
Robinson Helicopter Private Lesson 1Robinson Helicopter Private Lesson 1
Robinson Helicopter Private Lesson 1
 
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti BalaAircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
Aircraft Maintenance Manuals for Engineer's by Engr. Malay Kanti Bala
 
Aged aircraft maintenance.
Aged aircraft maintenance.Aged aircraft maintenance.
Aged aircraft maintenance.
 
Car m note
Car m noteCar m note
Car m note
 
Basic aircraft control system
Basic aircraft control systemBasic aircraft control system
Basic aircraft control system
 
Zivko edge 540 t stability analysis
Zivko edge 540 t stability analysisZivko edge 540 t stability analysis
Zivko edge 540 t stability analysis
 
Aircraft inspection and_repair
Aircraft inspection and_repairAircraft inspection and_repair
Aircraft inspection and_repair
 
Landing Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final ReportLanding Gear Project Final Report
Landing Gear Project Final Report
 
Aircraft modifications 3-9-2013
Aircraft modifications 3-9-2013Aircraft modifications 3-9-2013
Aircraft modifications 3-9-2013
 

Similar to Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman

Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Destya Maharani
 
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Ahmad Mushthafa Syauqi
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatNauvalRifdan
 
Studi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamatStudi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamatRatih Julistina
 
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangAE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangCesario Iriansyah
 
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation SlideTugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation SlideFirza Ekadj
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat MardiahHayati2
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangBagus Bambang Riswandi
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangKhansa Ufaira
 
kupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdf
kupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdfkupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdf
kupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdfIrfan Yoga
 
02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi liftFirmansyah Kusasi
 
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udaraStudi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udaraKevin Horasio
 
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalatorFirmansyah Kusasi
 
Sertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpitSertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpitroydarmansya
 
Studi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur Dioksida
Studi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur DioksidaStudi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur Dioksida
Studi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur DioksidaRonald Sianturi
 
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETYKONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETYdjidanbp
 
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...MachfuzaEnjeliPutri
 

Similar to Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman (20)

Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
Studi Sertifikasi Tali Penahan Kargo (Cargo Restraint Straps)
 
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
Studi Sertifikasi Pengait Lepas (Tow Release) berdasarkan ETSO-2C5313
 
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem PesawatLaporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
Laporan Tugas Besar Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat
 
Studi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamatStudi sertifikasi rakit penyelamat
Studi sertifikasi rakit penyelamat
 
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat TerbangAE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
AE4060 - Studi Sertifikasi Selang Rem Pesawat Terbang
 
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation SlideTugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
 
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat Studi Sertifikasi Ban Pesawat
Studi Sertifikasi Ban Pesawat
 
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbangStudi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
Studi sertifikasi baut untuk pesawat terbang
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
 
kupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdf
kupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdfkupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdf
kupdf.net_sni-03-7112-2005-kkop.pdf
 
02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift02.pengawasan instalasi lift
02.pengawasan instalasi lift
 
K3.ppt
K3.pptK3.ppt
K3.ppt
 
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udaraStudi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
Studi sertifikasi dudukan lengan kursi pada pesawat udara
 
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
07.pelatihan pengawas lapangan instalasi lift & eskalator
 
Keselamatan penerbangan
Keselamatan penerbanganKeselamatan penerbangan
Keselamatan penerbangan
 
Sertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpitSertifikasi Perekam suara kokpit
Sertifikasi Perekam suara kokpit
 
Studi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur Dioksida
Studi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur DioksidaStudi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur Dioksida
Studi Sertifikasi TSO-C97 Baterai Litium Sulfur Dioksida
 
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETYKONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
KONSULTAN ISMCODE | CONSULTANT MANAGEMENT SAFETY
 
Lapter nanda
Lapter nandaLapter nanda
Lapter nanda
 
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
Laporan Tugas Besar AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan: Studi Sertifikasi Tabun...
 

Recently uploaded

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptDellaEkaPutri2
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxFahrizalTriPrasetyo
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxarifyudianto3
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxarifyudianto3
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptarifyudianto3
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Parthusien3
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptxEnginerMine
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptxilanarespatinovitari1
 

Recently uploaded (14)

Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).pptBAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
BAB_3_Teorema superposisi_thevenin_norton (1).ppt
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptxSOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
SOAL UJIAN SKKhhhhhhjjjjjjjjjjjjjjjj.pptx
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptxManajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
Manajer Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Gedung - Endy Aitya.pptx
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.pptPresentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
Presentasi gedung jenjang 6 - Isman Kurniawan.ppt
 
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Partsample for Flow Chart Permintaan Spare Part
sample for Flow Chart Permintaan Spare Part
 
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
2024.02.26 - Pra-Rakor Tol IKN 3A-2 - R2 V2.pptx
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE TriwulanpptxLaporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
Laporan Tinjauan Manajemen HSE/Laporan HSE Triwulanpptx
 

Studi Sertifikasi LRU Sabuk Pengaman

  • 1. STUDI SERTIFIKASI LRU (LINE REPLACABLE UNIT) SABUK PENGAMAN LAPORAN Disusun untuk memenuhi tugas besar mata kuliah AE3140 Sertifikasi Kelaikudaraan Oleh: Aprilian Nurrahman (13617021) Yitro Samuel Aditya (13617043) Epafras Ernesto B. S. (13617047) Nanda Satria Y. (13617071) Dosen: Dr. Ir. Rais Zain M.Eng PROGRAM STUDI TEKNIK DIRGANTARA FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019
  • 2. ii DAFTAR ISI Daftar Isi........................................................................................................................................ ii BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................1 1.2 Tujuan ...................................................................................................................................2 BAB II DESKRIPSI DAN PRODUSEN LRU (Line Replacable Unit)......................................3 2.1 Deskripsi LRU (Line Replacable Unit) ...............................................................................3 2.1.1 Definisi dan Fungsi Sabuk Pengaman (Safety Belt)........................................................3 2.1.2 Konstruksi Sistem dan Sistem Kerja Sabuk Pengaman (Safety Belt)..............................3 2.2 Produsen LRU (Line Replacable Unit) ...............................................................................4 BAB III REGULASI SERTIFIKASI LRU (Line Replacable Unit)...........................................7 BAB IV PROSEDUR DAN FASILITAS PENGUJIAN.............................................................9 4.1 Jenis Pengujian.....................................................................................................................9 4.2 Fasilitas dan Tempat Pengujian........................................................................................12 BAB V MASTERPLAN PRODUK .............................................................................................14 5.1 Masterplan Produk .............................................................................................................14 5.2 Pengujian dan Sertifikasi...................................................................................................14 BAB VI KESIMPULAN..............................................................................................................16 Daftar Pustaka .............................................................................................................................17 Lampiran ......................................................................................................................................18
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu fokus utama dari pengembangan teknologi di berbagai negara maju dan berkembang saat ini adalah pengembangan teknologi di bidang transportasi udara yang kemudian menjadikan bidang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya industri baru di bidang transportasi udara khususnya di bidang maskapai penerbangan dan MRO facilities yang didirikan untuk melayani kebutuhan masyarakat akan jasa penerbangan guna berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya secara efektif dan efisien. Menyadari akan minat masyarakat yang tinggi terhadap transportasi udara, khususnya pesawat udara, maka faktor keselamatan merupakan salah satu faktor utama yang harus diperhatikan dalam dunia penerbangan guna mencegah adanya korban akibat kecelakaan pesawat udara. Namun, kecelakaan pesawat udara dalam penerbangan internasional maupun nasional tidak dapat dicegah sama sekali, bagaimanapun canggihnya teknologi penerbangan tersebut. Usaha manusia hanyalah menekan sekecil mungkin tingkat kecelakaan pesawat udara dengan berbagai usaha, kalau dapat mendekati zero accident. Dalam dunia penerbangan pemenuhan terhadap safety standard (standar keselamatan) yang tinggi merupakan suatu keharusan yang mutlak. Penerapan keselamatan penerbangan (aviation safety) dapat dimulai dari tahap sejak pesawat udara tersebut didesain hingga pesawat telah lulus uji dan tersertifikasi. Pada proses sertifikasi yang dilakukan tidak terlepas dari proses sertifikasi masing-masing komponen pada pesawat yang dilakukan terlebih dahulu sebelum pesawat diuji performanya secara keseluruhan. Proses sertifikasi untuk masing- masing komponen dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa setiap komponen yang melekat pada pesawat telah memenuhi standar yang telah ditetapkan guna mencegah terjadinya kegagalan komponen yang memicu kegagalan yang lebih besar pada pesawat dan menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan pesawat. Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa tertarik untuk meninjau proses pengujian dan sertifikasi pada salah satu komponen dalam pesawat terbang, yaitu safety belt (sabuk pengaman) guna menentukan syarat pemenuhan standar sehingga dapat menjamin setiap
  • 4. 2 produk safety belt yang dihasilkan oleh suatu produsen safety belt memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 1.2 Tujuan Tujuan dari studi akademik ini adalah untuk mempelajari aspek-aspek yang terkait dengan produk safety belt (sabuk pengaman) pesawat terbang dengan regulasi CASR dalam wilayah hukum Indonesia. Beberapa poin penting yang akan dijelaskan dalam laporan ini adalah : 1. Mengetahui standar keamanan yang cocok untuk sabuk pengaman pesawat terbang 2. Menentukan proses pengujian verifikasi sabuk pengaman pesawat terbang
  • 5. 3 BAB II DESKRIPSI DAN PRODUSEN LRU (Line Replaceable Unit) 2.1 Deskripsi LRU (Line Replaceable Unit) 2.1.1 Definisi dan Fungsi Sabuk Pengaman (Safety Belt) Definisi sabuk pengaman (safety belt), berdasarkan TSO-C22g, adalah sebagai berikut: Sistem Pengaman Sabuk Pengaman: Terdiri dari anyaman atau perangkat serupa termasuk semua gesper atau pengencang lainnya, dan semua perangkat keras integral yang dirancang untuk menahan gerakan panggul, yang biasa disebut sabuk pangkuan atau sabuk pengaman. sedangkan untuk fungsi dari sabuk pengaman itu sendiri adalah ● Sabuk pengaman menahan gerakan tubuh ketika mengalami dorongan yang terlalu besar (mis. tabrakan, selama turbulensi parah, dll.) ● Mencegah orang agar tidak terlempar ke sekitar pesawat dan ke benda-benda keras atau orang lain; ● mencegah orang terlempar keluar dari pesawat jika terjadi pelanggaran lambung, baik dalam penerbangan atau selama tabrakan berdampak tinggi; ● Karena umumnya tidak diketahui kapan sebuah pesawat akan melewati turbulensi (terutama turbulensi udara jernih), demi kepentingan keselamatan semua penumpang di pesawat diamankan di kursi mereka selama waktu yang praktis. 2.1.2 Konstruksi Sistem dan Sistem Kerja Sabuk Pengaman (Safety Belt) Komponen yang terdapat pada sabuk pengaman (safety belt),berdasarkan dokumen SAE AS 8043, terbagi menjadi beberapa bagian diantaranya ● Hardware (perangkat keras): semua bagian dari Torso Restraint System selain anyaman (webbing) yang terdiri dari 1. Gesper (buckle) Konektor rilis cepat pada Torso Restraint System yang berguna untuk mengaitkan kedua anyaman (webbing). 2. Perangkat keras tambahan (Attachment hardware)
  • 6. 4 Perangkat keras apapun selain retraktor yang dirancang untuk membatasi anyaman (webbing) dari Torso Restraint System. 3. Perangkat keras penyesuaian (Adjustment hardware) Perangkat keras apapun yang didesain untuk mengatur ukuran dari Torso Restraint System agar cocok dengan pengguna, termasuk perangkat keras yang terintegrasi dengan gesper, perangkat keras tambahan, atau retraktor. 4. Retraktor Perangkat untuk menyimpan anyaman (webbing) pada Torso Restraint System. Pada retraktor terbagi kembali menjadi 2 jenis yaitu Automatic Locking Retractor dan Emergency Locking Retractor. ● Anyaman (webbing): kain dengan ukuran terbatas yang dirajut dengan benang isian dan tepi tenunan jadi ● Tali pengait (strap): bahan bukan tenunan yang digunakan dalam Torso Restraint System sebagai pengganti anyaman (webbing). 2.2 Produsen LRU (Line Replaceable Unit) Terdapat beberapa perusahaan luar negeri yang memproduksi sabuk pengaman (safety belt) untuk pesawat udara, diantaranya sebagai berikut: ● Aircraft Belts, Inc. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1981, dan sudah lebih dari 30 tahun bergerak dalam pembuatan sabuk pengaman pesawat terbang. Selain itu, perusahaan ini dapat membuat sabuk pengaman dengan berbagai jenis, yaitu two point, three point, four point, rotary buckles, dan medical restraints. Perusahaan ini sudah mendapakan verifikasi dari FAA, sehingga produk yang dihasilkan akan langsung memenuhi standar yang telah ditentukan.
  • 7. 5 ● Davis Aircraft Products Co., Inc Davis Aircraft telah berdiri sejak tahun 1951, berpusat di Bohemia, New York. Perusahaan ini telah mendapatkan verifikasi dari FAA, CAA, dan LBA, dalam memproduksi sabuk pengaman untuk keperluan komersiil dan militer. Selain itu, perusahaan ini juga dapat memproduksi komponen lain seperti cargo restraint systems, dan helicopter blade restraint systems. Klien dari perusahaan ini antara lain : Boeing, Cessna dan Lockheed Martin. ● C&M Marine Aviation Services Inc. Perusahaan ini berdiri pada tahun 1985, berpusat di Dallas, Texas, Amerika Serikat. Perusahaan ini dapat memproduksi dari belt dari sabuk pengaman (standard or custom) . Perusahaan ini sudah mendapatkan verifikasi dari EASA dan FAA. Beberapa perusahaan pesawat yang menggunakan jasa perusahaan ini adalah Bombardier Learjet, Boeing, Cessna, dan Airbus. Sedangkan di Indonesia belum ada perusahaan yang mampu memproduksi sabuk pengaman untuk pesawat terbang, sehingga beberapa perusahaan yang dipilih merupakan perusahaan yang berpotensi untuk mengembangkan produk sabuk pengaman (safety belts) agar dapat tersertifikasi dan layak digunakan untuk pesawat terbang. Dasar pemilihan perusahaan yang berpotensi karena mereka sudah berpengalaman dalam membuat sabuk pengaman untuk transportasi darat. Beberapa perusahaan tersebut diantaranya ● PT Autoliv Indonesia
  • 8. 6 Autoliv Inc. adalah pemasok keamanan otomotif Swedia dengan penjualan ke semua produsen mobil terkemuka di seluruh dunia. Perusahaan ini juga memiliki pabrik di Indonesia yang terletak di Cibitung. Pabrik tersebut melayani permintaan airbag dan sabuk pengaman untuk industri otomotif Indonesia, terutama untuk Toyota, Daihatsu dan Nissan, yang merupakan pelanggan utama Autoliv di Indonesia ● PT Sungwoo Indonesia PT. Sungwoo Indonesia didirikan pada 1993 merupakan perusahaan PMA Korea yang memproduksi sabuk pengaman dan telah mendapatkan lisensi. Guna mengantisipasi Undang-undang No. 14 yang berlaku sejak tanggal 17 September 1993 berorientasi pada keselamatan dan kedisiplinan dalam berlalu lintas. Perusahaan yang tertera diatas diharapkan mampu mengembangkan inovasi ke arah pembuatan sabuk pengaman (safety belts) yang tersertifikasi untuk pesawat terbang mengingat potensi pasar yang besar di Indonesia. Hal ini akibat pesatnya perkembangan industri penerbangan di Indonesia yang mengakibatkan meningkatnya jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia sehingga menuntut untuk tersedianya suku cadang pengganti dalam jumlah banyak apabila terdapat komponen pesawat yang rusak (dalam bahasan ini komponen yang dimaksud adalah sabuk pengaman).
  • 9. 7 BAB III REGULASI SERTIFIKASI LRU (Line Replaceable Unit) Berikut ini adalah regulasi-regulasi yang digunakan sebagai bahan acuan dalam proses sertifikasi sabuk pengaman (safety belt): 1. Federal Aviation Regulation Part 21 Subpart O 2. Advisory Circular 20-110 3. SAE AS 8043 4. ASTM B117-73, D756-78, G23-81 ASTM B117-73, Standard Method of Salt Spray (Fog) Testing This method sets forth the conditions required in salt spray (fog) testing for specification purposes. The method does not prescribe the type of the test specimen or exposure periods to be used for a specific product, nor the interpretation to be given to the results. The apparatus required for salt spray (fog) testing consists of a fog chamber, a salt solution reservoir, a supply of suitably conditioned compressed air, one or more atomizing nozzles, specimen supports, provision for heating chamber, and necessary means of control. ASTM D756-78, Standard Practice for Determination of Weight and Shape Changes of Plastics Under Accelerated Service Conditions These methods cover the determination of the weight and shape changes occuring in plastis under various conditions of use, not where exposure to direct sunlight, weathering, corrosive atmospheres, or heat alone is involved, but where changes in atmospheric temperature and humidity are encountered. This embraces the interior of buildings, and the interior of transport facilities such as motor vehicles, airplane cargo spaces or wing interiors, holds of ships, and railroad cars. Procedures are provided for exposing plastics to combinations of extreme humidity and temperature that will accelerate the changes taking place in the materials kept in sheltered spaces but subject to humidity and temperature variation. ASTM G23-81, Standard Practice for Operating Light-Exposure Apparatus (Carbon- Arc Type) With and Without Water for Exposure of Nonmetallic Materials This recommended practice covers the basic principles and standard operating procedure for light- and water-exposure apparatus employing a carbon-arc type light source.
  • 10. 8 This recommended practice does not specify the exposure conditions best suited for the material to be tested, but it is limited to the method of obtaining, measuring, and controlling the conditions and procedures of the exposure. Sample preparation, test conditions, and evaluation of results are covered in ASTM methods or specifications for specific materials. 5. AATCC 8-1981 & AATCC 107-1981 American Association of Textile Chemist and Colorists (AATCC) Standard Test Method 8-1981, Colorfastness to Crocking This test method is designed to determine the amount of color transferred from the surface of colored textile materials to other surfaces by rubbing. It is applicable to textiles made from all fibers in the form of yarn or fabric whether dyed, printed or otherwise colored. Test procedures employing white test cloth squares, both dry and wet with water, are given. As washing, drycleaning, shrinkage, ironing, finishing, etc., may affect the degree of color transfer from a material, the test may be made before, after, or before and after any such treatment. AATCC Standard Test Method 107-1981, Colorfastness to Water This test method is designed to measure the resistance to water of dyed, printed, or otherwise colored textile yarns and fabrics. Distilled water or deionized water is used in this test method because natural (tap) water is variable in composition. The specimen, backed by multifiber test fabric, is immersed in water under specified conditions of temperature and time, and then placed between glass or plastic plates under specified conditions of pressure, temperature and time. The change in color of the specimen and the staining of the attached multifiber test fabric are observed. 6. Federal Test Method Standard 191 Method 5906 Federal Test Method Standard 191 Method 5906, Flammability, Burning Rate of Cloth; Horizontal This method is intended for use in determining the comparative rates of burning of cloth. This method is satisfactory for cloth that has not been flameproofed, including pile and napped cloth. The rate of burning is slower in this method than in Method 5902.
  • 11. 9 BAB IV PROSEDUR DAN FASILITAS PENGUJIAN 4.1 Jenis Pengujian Berikut adalah beberapa jenis pengujian yang harus diterapkan dalam sertifikasi kelaikan sabuk pengaman pesawat udara : ● Static Testing Tujuan utama dari static test adalah untuk mengetahui perubahan pada sifat material yang digunakan pada sabuk pengaman, dalam hal ini adalah elongation atau pertambahan panjang. Prosedur static test terbagi menjadi dua, yaitu : ○ Elongation Characteristic Test Pengujian ini dilakukan untuk menguji ketahanan dasar dari sabuk pengaman. Pada pengujian ini, sabuk pengaman akan diberi beban sebesar 18 kN dan harus menahan beban tersebut selama 2 menit. ○ Compliance Test Setelah dilakukan elongation characteristic test, dilakukan compliance test untuk membandingkan kekuatan sabuk pengaman dengan ketentuan yang ada pada AS8043B. Pada pengujian ini, sabuk pengaman akan diberikan beban sebesar 26.6 kN. ● Dynamic Testing Dilakukan untuk menentukan ketahanan sabuk pengaman terhadap gaya dinamis seperti mengalami percepatan secara tiba-tiba. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan MIRA ‘HyGe’
  • 12. 10 ● Colorfastness to Crocking Tujuan: Test ini dilakukan bertujuan untuk menentukan jumlah warna yang dapat ditransfer dari kain sampel ke kain lain dengan cara menggosokkan kedua permukaan kain tersebut. Bagaimana pengujian ini bekerja: Kain sampel diikat ke crockmeter dan digosokkan ke kain uji putih. tes ini dilakukan dua kali; pertama dengan kain uji kering, lalu dengan kain uji basah. jumlah warna yang ditransfer dari kain tes dinilai dengan perbandingan dengan skala Transferensi kromatik AATCC. Persyaratan khusus pengujian: Menguji spesimen di tempat yang berada dalam kondisi kesetimbangan kelembaban untuk pengujian di atmosfer standar untuk pengujian tekstil sesuai dengan ASTM D- 1776, tentang mengkondisikan tekstil untuk pengujian. Peralatan yang Dibutuhkan: - Crockmeter - 2 kain uji berwarna putih - Sampel pra potong(9” in the warp X 3” in the weft) - Skala Transferensi kromatik AATCC Prosedur pengujian: Penyiapan sampel uji: 1. Potong 9” (warp) x 3” (weft). Satu sampel per orang 2. Sampel kondisi berada dalam ruang kontrol setidaknya 4 jam sebelum pengujian hingga berada pada kondisi keseimbangan kelembaban. Proses pembebanan pada crockmeter: Uji Kering 1. Ambil strip kain berukuran 9”X3” dan kaitkan ke dudukan kain sehingga ada tarikan dan wajah teknis menghadap ke bawah. 2. Muat dudukan ke dalam crockmeter sehingga muka teknis menghadap ke atas 3. Pasang kain uji putih dan masukkan ke dalam mesin 4. Tutup dan tekan tombol mulai untuk memulai siklus. Mesin akan menggosok kain sebanyak 10 siklus.
  • 13. 11 5. Lepaskan kain uji dan evaluasi sesuai dengan petunjuk. Uji basah 1. Basahi salah satu kain uji putih dan pasang pada mesin dengan cara yang sama seperti yang diarahkan pada uji kering 2. pasang kain ke dalam dudukan sama seperti pada tes kering 3. Tutup dan jalankan mesin untuk 10 siklus 4. Evaluasi hasil sesuai dengan petunjuk ● Colorfastness to Water Tujuan: Metode pengujian ini dirancang untuk mengukur ketahanan terhadap air dari benang & kain tekstil yang diwarnai, dicetak, atau berwarna. Air suling atau air deionisasi digunakan dalam metode pengujian ini karena air alami (keran) bervariasi dalam komposisi. Dasar pengujian: Spesimen, didukung oleh kain uji multifiber, direndam dalam air di bawah kondisi suhu & waktu tertentu, dan kemudian ditempatkan di antara kaca atau pelat plastik di bawah kondisi tekanan, suhu & waktu tertentu. Perubahan warna spesimen dan pewarnaan kain uji multifiber terlampir diamati. Alat dan Bahan: Penguji Keringat AATCC, alat ukur atau perangkat yang setara (piring plastik atau kaca yang tersedia dengan peralatan). Pengeringan konveksi oven, kain uji multifiber No.1 atau No.10, skala AATCC Chromatic Transference, Skala Gray AATCC untuk Perubahan Warna & Skala Gray untuk Pewarnaan, Pemeras, air suling yang baru direbus atau air deionisasi dari perangkat penukar ion, spesimen uji Spesimen berwarna 60 * 60 mm ± 2mm (2,25 * 2.25in.) yang didukung dengan kain uji multifiber. Prosedur pengujian: 1. Benamkan spesimen uji dalam larutan uji pada suhu kamar dengan agitasi sesekali untuk memastikan pembasahan menyeluruh (sekitar 15 menit umumnya diperlukan untuk kain rata-rata). 2. Lepaskan spesimen uji dari larutan uji dan hanya melewati antara pemerasan gulungan (pemeras) untuk menghilangkan kelebihan cairan ketika berat basah
  • 14. 12 spesimen uji lebih dari 3 kali berat kering. Bila memungkinkan, berat basah harus 2,5-3,5 kali berat kering. 3. Tempatkan spesimen uji di antara gelas atau piring plastik dan masukkan ke dalam unit spesimen penguji keringat. Sesuaikan tester keringat untuk menghasilkan tekanan 4,5KG (10 lb) pada spesimen uji. 4. Panaskan unit spesimen yang dimuat dalam oven pada suhu 38 ± 1 ° C (100 ± 2 ° F) selama 18 jam. hapus spesimen dari unit dan pengeringan penuh dengan menggantung di udara pada suhu kamar. Jangan menekan kering. ● Flammability Prosedur untuk melakukan flammability test adalah sebagai berikut : 1. Mengarahkan sampel uji baik secara horizontal maupun vertikal dan menempatkannya di ruang uji 2. Aplikasikan api dari Bunsen Burner untuk waktu tertentu 3. Mengukur jarak yang dilalui api ketika merambat. 4. Mencatat waktu yang dibutuhkan sampai api padam. 4.2. Fasilitas dan Tempat Pengujian Ada beberapa fasilitas yang dibutuhkan dalam melakukan pengujian diantaranya, a. Webbing Drop Test Rig, berfungsi untuk mengukur besar beban dinamik yang dapat diterima material pada bagian Webbing. b. Load Cells, berfungsi sebagai sensor beban yang diterima oleh sabuk pengaman pada proses testing. c. Line Scan Camera, berfungsi untuk mengukur perpindahan yang terjadi pada sabuk ketika Elongation Characteristic Test. d. Accelerometer, Sensor pengukur percepatan pada saat dynamic testing. Dengan mempertimbangkan fasilitas diatas, maka terdapat 3 tempat yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian terhadap sabuk pengaman pesawat terbang, yaitu : 1. MIRA Ltd.
  • 15. 13 Untuk melakukan Static dan Dynamic Test dapat dilakukan di MIRA Ltd. yang terletak di Watling Street, Nuneaton, UK. Laboratorium ini memiliki alat yang dibutuhkan untuk uji statik dan dinamik yaitu Load Cells dan MIRA ‘HyGe’ reverse accelerator. 2. AMSAFE Perusahaan ini dapat melakukan Dynamic Test terhadap sabuk pengaman pesawat udara. Perusahaan ini terletak di Amerika, Inggris dan Cina. Penulis memilih lokasi yang paling dekat dengan Indonesia yaitu Cina. Lokasinya adalah Lot No. G43-4/01-2 Eastern Zone,Chongqing Liang Lu Industrial Park, YuBei District, Chongqing,P.R. China 3. Intertek.co Di Indonesia, belum ada perusahaan yang mampu untuk melakukan pengujian terhadap sabuk pengaman dengan lengkap. Tetapi, ada perusahaan yang mampu untuk melakukan flammibility test yaitu Intertek.co yang merupakan perusahaan multinasional yang terdapat di Indonesia. Perusahaan ini terletak di JI Kacapi No. 8 & 10, Bandung Dengan mempertimbangkan kelengkapan alat untuk melakukan pengujian, maka tempat yang dipilih adalah MIRA Ltd.
  • 16. 14 BAB V MASTERPLAN PRODUK Dalam pengerjaan produk safety belt ini, secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 berdasarkan spesifikasi pengerjaannya, yaitu masterplan serta pengujian dan sertifikasi dari produk ini. Masterplan adalah pengerjaan secara umum yang mencakup proses desain produk, pembuatan prototype, dan pengujian serta sertifikasi. Bagian pengujian dan sertifikasi dijadikan bagian khusus dalam pengerjaan karena proses ini yang penting di dalam pembuatan produk ini. 5.1 Masterplan Produk Proses pertama adalah desain safety belt. Setelah melakukan desain, maka perlu dilakukan pembuatan prototype yang dimulai bersamaan pula dengan diajukannya TSO safety belt. Dengan selesainya prototype dan diterimanya pengajuan TSO barulah dapat dilakukan pengajuan kepada FAA. Setelah selesainya pembuatan prototype haruslah dilakukan pengujian awal terlebih dahulu agar bisa melakukan evaluasi pada produk yang telah dihasilkan dan memungkinkan terjadinya revisi dan perbaikan ulang dari desain awal yang dibuat. Setelah selesai akan dilakukan proses pengujian akhir yang dilaksanakan bersama pihak otoritas untuk kemudian melakukan proses sertifikasi. Setelah selesai melakukan pengujian akhir maka akan dilanjutkan dengan menunggu keluarnya Letter of TSO Design Approval. Setelah surat ini didapatkan maka setelahnya melakukan pengajuan PMA ke FAA agar dapat memproduksi produk berdasarkan TSO yang dimiliki. Setelah mendapatkan PMA barulah produsen dapat memproduksi safety belt yang diinginkan. Gambar Masterplan Produk 5.2 Pengujian dan Sertifikasi Pengujian produk dilakukan dalam dua tahap, yaitu pengujian awal dan pengujian akhir. Pengujian awal dilakukan sendiri oleh produsen untuk melakukan evaluasi terhadap produk
  • 17. 15 untuk setiap pengujian yang dilakukan. Pengujian akhir dilakukan bersama dengan pihak otoritas untuk proses sertifikasi. Untuk setiap tahap pengujian dilakukan pengujian-pengujian khusus sesuai jenisnya secara bertahap. Jenis pengujian ini seperti yang tertera pada bab IV meliputi static testing, dynamic testing, colorfastness to crocking, colorfastness to water, dan flammability. Gambar Proses Pengujian dan Sertifikasi
  • 18. 16 BAB VI KESIMPULAN Berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan, terdapat kesimpulan yang kami dapatkan yaitu sebagai berikut. 1. Standar keamanan yang cocok untuk sabuk pengaman pesawat terbang atau safety belt adalah yang sesuai dengan standar berdasarkan regulasi yang berlaku seperti yang telah ditunjukkan pada BAB III yaitu Regulasi Sertifikasi LRU. 2. Proses pengujian sertifikasi sabuk pengaman pesawat terbang dilakukan dalam beberapa bentuk pengujian agar safety belt yang akan diproduksi sesuai dengan sertifikasi yang diajukan seperti yang telah ditunjukkan pada BAB IV yaitu Prosedur dan Fasilitas Pengujian pada subbab 4.1 yaitu jenis pengujian.
  • 19. 17 DAFTAR PUSATAKA Robinson, L 2012, SEBED – Seat Belt Degradation, EASA, Cologne. Federal Aviation Administration 2000, ‘Index of Aviation Technical Standard Orders’, Advisory Circular, vol. 20, no. 110L, hh. 1-2. Federal Aviation Administration 1996, ‘Dynamic Evaluation of Seat Restraint Systems & Occupant Protection on Transport Airplanes’, Advisory Circular, vol. 25, no. 562-1A, hh. 7-9. Federal Aviation Adminisatration 1993, ‘TSO-C22g, Safety Belts’, Technical Standard Order, hh. 1-3. American National Standards Institute 1973, ‘Standard Method of Salt Spray (Fog) Testing’, American National Standard, vol. B117, no. 39T, hh. 1-3. American Society for Testing and Materials 1956, ‘Standard Methods of Test for Resistance of Plastics to Accelerated Service Conditions’, ASTM Standards, vol. D756, no. 56, hh. 260-264. Aircraft Seat Belts, C&M Aviation Services, dilihat 10 Desember 2019, <https://www.cmaviationservices.com/aircraft-seat-belts/>. Aircraft Passenger Restraints, Davis Aircraft Products Co., Inc., dilihat 10 Desember 2019, <http://www.davisaircraftproducts.com/products/passenger-restraints/>. Flammability ASTM D635, ISO 3795, Intertek, dilihat 10 Desember 2019, <https://www.intertek.com/polymers/testlopedia/flammability-astm-d635/>. Sled Test Facility for Airlines and Seat Manufacturers, Amsafe, dilihat 10 Desember 2019, <https://www.amsafe.com/sled-test-facility/>. HyGa Laboratory, Horiba Mira, dilihat 10 Desember 2019, <https://www.horiba- mira.com/facilities/hyge-laboratory/>.
  • 21. 19
  • 22. 20
  • 23. 21