2. Biaya
Pemerintah bertanggung jawab terhadap kerugian atas
biaya-biaya yang dikeluarkan oleh pihak swasta
berdasarkan keputusan Menteri Perhubungan Nomor
KM104/SR 291/Phb-83. Biaya biaya yang harus di ganti
adalah:
1. Biaya operasi langsung (direct operating cost)
pesawat udara atau kapal yang dikerahkan.
2. Bahan bakar pelumas kendaraan bermotor,
3. Akomodasi dan angkutan yang dikeluarkan untuk
operasi SAR,
4. Logistik yang dipakai di lapangan atau lokasi SAR
Pergantian biaya biaya tersebut dapat di ajukan
kepada Direktur Jenderal Anggaran.
4. Kerjasama antar negara
• mengkoordinasikan organisasi SAR-nya dengan
negara-negara tetangga
Organisasi
SAR
• mengkoordinasikan operasi-operasi
• mengembangkan prosedur SAR-nya untuk
memudahkan koordinasi operasi SAR-nya
Operasi
SAR
• negara anggota harus mengijinkan masuknya rescue unit
dari negara lain ke wilayah teritorialnya yang bertujuan
melakukan Operasi SAR
Ijin Masuk
5. Kerjasama antar negara (2)
• mengajukan permohonan ijin,
• memberikan gambaran terperinci dari rencana yang
akan dijalankan dan apa saja yang diperlukan
Bila
Diijinkan
• Secepatnya memberikan jawaban atas permintaan
tersebut, dan
• Sesegera mungkin menyampaikan persyaratan-
persyaratannya.
Bila
diijinkan (2)
• Ketentuan yang dapat mempercepat masuknya rescue
unit tersebut dengan meminimalkan prosedur-prosedur
formal yang harus dilakukan
perjanjiaan
6. Kerjasama antar negara (3)
• Bertujuan untuk
untuk
meningkatkan
efisiensi dalam hal
pencarian serta
penyelamatan.
Latihan
Gabungan
7. Kerjasama antar negara
3.1.6. Rekomendasi : Setiap negara anggota ICAO sebaiknya
memberikan wewenagnya ke tiap-tiap RCC-nya untuk :
a. Meminta bantuan kepada RCC lainnya termasuk pesawat,kapal
laut, personel atau perlengkapan lainnya yang mungkin
diperlukan.
b. Memberikan ijin masuk kepada pesawat, kapal laut, personel
atau perlengkapan ke wilayah teritorialnya.
c. Membuat perjanjian yang dianggap perlu dengan dinas bea dan
cukai, imigrasi atau dinas-dinas lainnya untuk mempercepat
masuknya pesawat, kapal, personel atau perlengkapan ke
wilayah teritorialnya.
3.1.7. Rekomendasi : Setiap negara anggota ICAO sebaiknya
memberikan wewenangnya kepada tiap-tiap RCC-nya untuk
memberikan bantuan kepada RCC lainnya apabila diminta, termasuk
8. Latihan Gabungan
3.1.8. Rekomendasi : Negara anggota ICAO sebaiknya membuat
perjanjian untuk melakukan latihan gabungan yang melibatkan
unit SAR mereka masing-masing, untuk meningkatkan efisiensi
dalam hal pencarian serta penyelamatan.
Latihan gabungan yang dilakukan antara Kantor SAR
Pontianak dan RCC Kutcing bertujuan untuk meningkatkan
kerjasama dan koordinasi yang pernah terjalin selama ini antar
kedua Negara apabila terjadi kecelakaan laut dan udara. Hal ini
dilakukan karena wilayah kedua Negara sangat berdekatan dan
memiliki perbatasan yang rapat, contohnya dalam masalah
kecelakaan pelayaran,selat Malaka yang merupakan jalur niaga
yang paling padat berbatasan langsung dengan Malaysia. Pada
saat latihan bersama diharapkan terjadi transfer teknologi,
pengetahuan dan keahlian dari masing-masing Negara.
3.1.9. Rekomendasi : Negara-negara anggota ICAO sebaiknya
membuat perjanjian dimana personel dari RCC dan RSC-nya
9. Kerja sama dengan dinas-dinas
lain
3.2.1. Negara-negara anggota ICAO harus
mengatur semua pesawat, kapal dan fasilitas-
fasilitas yang bukan merupakan bagian dari
organisasi SAR-nya untuk dapat bekerja sama
sepenuhnya dalam upaya pencarian serta
pertolongan korban kecelakaan penerbangan.
3.2.2. Negara-negara anggota ICAO harus dapat
menjamin bahwa pelayanan pencarian dan
pihaknya telah bekerja sama dengan pihak yang
bertanggung jawab untuk menginvestigasi
kecelakaan serta pihak yang bertanggung jawab
dalam perawatan korban kecelakaan.
10. Kerja sama dengan dinas-dinas
lain
3.2.3. Rekomendasi : Untuk memudahkan
investigasi dalam suatu kecelakaan, rescue unit
sebaiknya disertai oleh orang-orang yang telah
memenuhi syarat untuk melakukan investigasi
kecelakaan pesawat.
3.2.4. Setiap negara harus menentukan SPOC
untuk menerima data tentang keadaan bahaya
COSPAS-SARSAT.
12. INFORMATION
Setiap RCC harus selalu menyediakan informasi yang
masih baru mengenai hal-hal dibawah ini sesuai dengan
SAR Region-nya masing-masing :
Rescue unit, rescue subcentre dan alerting post ATS unit
Alat serta cara berkomunikasi yang dapat digunakan dalam operasi
SAR
Alamat serta nomor telepon dari semua operator atau perwakilannya
yang telah ditunjuk untuk terlibat dalam SAR diwilayahnya
Sarana milik umum dan pribadi termasuk fasilitas medis dan transportasi
yang kemungkinan besar akan digunakan dalam kegiatan SAR
13. Informasi Lainnya
Rekomendasi : Setiap RCC sebaiknya menyediakan semua informasi
lainnya demi kepentingan SAR, termasuk informasi yang berhubungan
dengan :
a. Lokasi, call sign, jam jaga dan frekuensi semua stasiun radio yang
besar kemungkinannya dapat dipakai dalam kegiatan SAR
b. Frekuensi yang digunakan untuk berjaga-jaga. Frekuensi yang
digunakan untuk pesawat yang akan berkomunikasi ke kapal 2182
KHZ MHZ.
c. Barang-barang rongsokan yang mungkin menyebabkan kesalahan
pencarian khususnya jika dilihat dari udara
d. Tempat-tempat penyimpanan barang-barang serta bungkusan yang
setiap saat dapat dijatuhkan dari udara. Bungkusan tersebut harus
memenuhi syarat seperti, kedap air, mudah mengapung dalam air,
mudah dilihat, dan mudah dibawa.
14. Setiap RCC yang memiliki wilayah SAR (termasuk wilayah
pencarian) sebaiknya dapat dengan mudah mendapatkan
informasi yang menyangkut posisi, arah sebenarnya, kecepatan
dan callsign kapal-kapal di dalam wilayah tersebut, yang mungkin
dapat memberikan bantuan kepada pesawat yang memerlukan
pertolongan. Jika perlengkapan kurang maka meminta bantuan
kepada Negara anggota yang lainnya.
Catatan : Informasi tersebut akan disimpan oleh RCC dan dapat
diminta kalau dianggap perlu.
4.1.3. Peta SAR dengan skala besar harus terdapat pada setiap
RCC untuk menampilkan serta menggambarkan informasi yang
berhubungan erat dengan SAR.
15. Rencana Operasi
Setiap RCC harus mempersiapkan rencananya
secara detail sebelum melakukan operasi SAR di
dalam SAR Region.
Rencana Operasi tersebut harus menyebutkan secara
rinci perjanjian-perjanjian tentang pemberian
pelayanan serta pengisian kembali bahan bakar
pesawat, kapal serta kendaraan yang terlibat dalam
operasi SAR, termasuk pesawat, kapal serta
kendaraan yang disediakan oleh Negara lain.
16. Rencana Operasi
Rekomendasi: Rencana operasi tersebut
sebaiknya berisi hal-hal rinci menyangkut
semua tindakan yang akan diambil, termasuk;
1. Cara-cara untuk melakukan operasi SAR di dalam SAR Region.
2. Penggunaan system komunikasi dan fasilitas yang ada.
3. Langkah-langkah yang diperlukan untuk bergabung dengan
RCC yang berdekatan/berbatasan
4. Prosedur siaga terhadap pesawat yang sedang melintas atau
kapal di laut.
5. Tugas dan wewenang yang diberikan kepada personil SAR.
6. Kemungkinan pengerahan kembali perlengkapan yang mungkin
dibutuhkan dalam kondisi cuaca tertentu.
17. Rencana Operasi
(cont)
1. Prosedur untuk mendapatkan informasi penting
mengenai operasi SAR, seperti laporan cuaca,
NOTAM, dll.
2. Prosedur untuk mendapatkan bantuan dari RCC
lain termasuk bantuan kapal, pesawat, personil
serta perlengkapan lain yang mungkin diperlukan.
3. Prosedur untuk memberikan bantuan kepada
pesawat yang membutuhkan pertolongan.
4. Tindakan awal untuk membantu pesawat yang
diketahui atau dipercaya sedang mengalami
pembajakan udara dan sejenisnya
18. Prosedur persiapan bagi Rescue-Unit
Setiap Rescue Unit harus:
Mengetahui rencana operasi yang ada dan yang perlu bagi
keberhasilan pelaksanaan tugas-tugasnya.
Memelihara kesiapan sejumlah kapal dan kendaraan untuk
penyelamatan.
Menyediakan suplai yang terdiri dari ransum, peralatan medis,
peralatan pemberi signal, perlengkapan penyelamatan serta
perlengkapan untuk bertahan hidup.
Tetap memberikan informasi terbaru kepada RCC mengenai jumlah
dan kesiapan dari perlengkapan-perlengkapannya.
4.3.2. Setiap rescue unit sebaiknya membuat perjanjian menyangkut
penambahan kapal atau kendaraan kalau dibutuhkan.
19. Pembersihan dari sisa-sisa Kecelakaan
Setiap negara anggota ICAO harus memastikan bahwa sisa-
sisa kecelakaan pesawat terbang di dalam wilayah
teritorialnya, atau apabila kecelakaan pesawat terbang di
dalam wilayah teritorialnya, atau apabila kecelakaan pesawat
terbang tersebut terjadi di lautan bebas atau pada daerah
yang tidak bertuan tapi berdasarkan perjanjian menjadi
tanggung jawabnya, telah dibersihkan atau dilenyapkan
segera setelah investigasi
kecelakaan selesai atau setelah dibuatkan peta, untuk
menghindari kekeliruan/kebingungan yang mungkin terjadi.
4.5.2. Untuk mempermudah pelaksanaan point 4.5.1. di atas,
setiap negara anggota ICAO sebaiknya mengharuskan
setiap orang yang menemukan sisa-sisa kecelakaan pesawat
terbang untuk secepatnya memberitahu pihak yang
berwenang.
20. PROSEDUR OPERASI
5.1.1. Negara – negara anggota ICAO sebaiknya
menganjurkan kepada setiap orang yang melihat kecelakaan
atau mempunyai alasan untuk mempercayai bahwa sebuah
pesawat dalam keadaan bahaya agar secepatnya memberikan
informasi tersebut kepada Alerting Post atau RCC yang ada.
5.1.2. Pihak yang berwenang atau unsur organisasi SAR yang
mengetahui bahwa sebuah pesawat dalam keadaan bahaya
harus sesegera mungkin memberikan informasi tersebut
kepada RCC.
5.1.3. RCC harus sesegera mungkin mengevaluasi informasi
yang diterima tersebut dan menentukan tingkat operasi yang
diperlukan.
5.1.4. Ketika informasi mengenai pesawat dalam keadaan
bahaya diterima dari sumber lain selain ATS unit, RCC harus
menentukan tingkat emergency yang sesuai serta menerapkan
prosedur yang tepat sesuai dengan tingkat emergency tersebut.
21. Uncertainty Phase (fase ketidakpastian).
Selama fase ketidakpastian, RCC harus bekerja sama
sepenuhnya dengan ATS Unit serta pihak-pihak yang
berwenang lainnya agar laporan yang masuk dapat
dievaluasi dengan cepat.
Alert Phase (fase siaga)
Pada saat terjadi fase siaga, RCC harus memberitahu
SAR service Unit dan rescue unit dan mengambil
inisiatif untuk melakukan tindakan-tindakan yang
dianggap perlu.
Prosedur bagi RCC selama fase
emergency.
22. Prosedur bagi RCC selama fase
emergency.
Distress Phase (fase darurat)
Ketika suatu pesawat diyakini berada dalam keadaan bahaya
atau ketika fase darurat akan segera terjadi, RCC harus :
Berinisiatif melakukan tindakan melalui SAR service unit dan
Rescue
Unit sesuai dengan rencana operasi yang telah disusun.
Memastikan posisi pesawat,memperkirakan tingkat
ketidakpastian dari posisi pesawat tersebut, dan berdasarkan
informasi ini menentukan seberapa luas daerah yang akan
dicari.
Memberitahu operator jika memungkinkan mengenai
perkembangan informasi
Memberitahu RCC tetangga mengenai kemungkinan adanya
permintaan bantuan apabila diperlukan.
Memberitahu ATS unit terkait, ketika informasi mengenai
keadaan bahaya telah diterima dari sumber-sumber lainnya.
23. Prosedur bagi RCC selama fase
emergency.
Distress Phase (fase darurat)
Meminta pesawat, kapal, stasiun radio pantai atau
pelayanan-pelayanan lain untuk tetap berjaga-jaga apabila
ada berita dari pesawat yang sedang dalam keadaan bahaya
atau dari pemancar lokasi emergency (emergency locator
transmitter).
Catatan : Frekuensi-frekuensi yang digunakan untk ELT
terdapat pada Annex 10 Vol I,yaitu 121,5 MHz dan 406 MHZ.
2) Membantu pesawat yang sedang dalam keadaan bahaya.
3) Memberikan informasi kepada RCC mengenai sejauh
mana perkembangan yang telah dicapai dalam pencarian
maupun penyelamatan korban kecelakaan.
24. Prosedur bagi RCC selama fase
emergency.
Distress Phase (fase darurat)
Dari informasi yang ada, menyusun langkah -
langkah untuk untuk pelaksanaan operasi SAR
kemudian secepatnya menyampaikan langkah-
langkah tersebut kepada pihak
berwenangsebagai acuan dalam melaksanakan
operasi SAR.
Memberikan petunjuk / pedoman tambahan pada
point g jika dianggap perlu.
Memberitahu negara dimana pesawat didaftarkan.
Memberitahu pihak yang berwenang menangani
investigasi kecelakaan.
26. Operasi SAR dinyatakan selesai
apabila :
a. Seluruh korban telah berhasil ditemukan,
ditolong dan dievakuasi;
b. Setelah jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak
dimulainya operasi SAR tidak ada tanda-
tanda korban akan ditemukan.
27. Operasi SAR yang telah dihentikan atau
dinyatakan selesai dapat dibuka kembali
dengan pertimbangan adanya informasi baru
mengenai indikasi diketemukannya lokasi dan
atau korban musibah.
Operasi SAR dapat diperpanjang
pelaksanaanya dengan biaya ditanggung oleh
pihak yang meminta.