Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Studi sertifikasi rakit penyelamat
1. i
LAPORAN AE4060
KELAIKAN UDARA
STUDI SERTIFIKASI RAKIT PENYELAMAT DALAM SISTEM DARURAT
PESAWAT
Diajukan sebagai Salah Satu Tugas Besar Mata Kuliah AE4060 Kelaikan Udara pada
Semester II Tahun Akademik 2016/2017
Oleh:
Ratih Julistina 13613061
Nirta Ika Yunita 13614056
Dosen :
Dr.Ir. Rais Zain M.Eng.
PROGRAM STUDI AERONOTIKA DAN ASTRONOTIKA
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2017
2. ii
DAFTAR ISI
LAPORAN AE4060 ................................................................................................................ i
KELAIKAN UDARA ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................................iv
BAB I....................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................ 1
1.2. TUJUAN ................................................................................................................. 2
1.3. BATASAN MASALAH ......................................................................................... 2
1.4. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA......................................... 3
1.5. KERAHASIAAN DATA ....................................................................................... 4
1.6. SISTEMATIKA PENULISAN ............................................................................. 4
BAB II ..................................................................................................................................... 5
DESKRIPSI PRODUK.......................................................................................................... 5
2.1. PENJELASAN DAN FUNGSI UMUM ............................................................... 5
2.2. KONSTRUKSI LIFE RAFT................................................................................. 6
2.3. SISTEM KERJA LIFERAFT............................................................................. 11
BAB III.......................................................................................................................... 12
PASAR PRODUSEN LIFE RAFT ............................................................................. 12
3.1. SERTIFIKASI PRODUSEN LIFE RAFT......................................................... 12
3.2. PRODUSEN LIFE RAFT DI LUAR NEGERI ................................................. 12
3.2.1. WINSLOW ....................................................................................................... 12
3.2.2. ZODIAC AEROSPACE .................................................................................. 14
3.2.3. ESTERN AERO MARINE.............................................................................. 15
3.3. KANDIDAT PRODUSEN LIFE RAFT DI DALAM NEGERI....................... 16
3.3.1. PT SURYA SEGARA ...................................................................................... 17
BAB IV.................................................................................................................................. 19
REGULASI UNTUK SERTIFIKASI................................................................................. 19
4.1. REGULASI........................................................................................................... 19
4.2. TSO-C70a, LIFERAFTS (REVERSIBLE AND NONREVERSIBLE)........... 20
BAB V ................................................................................................................................... 22
3. iii
PROSEDUR PENGUJIAN ................................................................................................. 22
BAB VI.................................................................................................................................. 28
KESIMPULAN..................................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 29
4. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Life raft dalam penyelamatan
Gambar 2 Komponen life raft
Gambar 3 Item- item yang terdapat dalam life raft
Gambar 4 Logo Winslow
Gambar 5 Salah satu produk life raft Winslow yang sudah tersertifikasi
Gambar 6 Salah satu produk tersertifikasi Zodiac aerospace
Gambar 7 Logo EAM
Gambar 8 Salah satu produk life raft EAM yang tersertifikasi
Gambar 9 Logo PT. Surya Segara
Gambar 11 Gambar Tensile Clamp
5. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pesawat merupakan moda transportasi yang terbilang sulit diisolasi ,maka dari itu ada
keharusan untuk membuat suatu aturan yang dapat memastikan keamanan moda
transportasi ini terjamin. Hal itu disebabkan karena pesawat sendiri memiliki sistem
besar dengan fungsi dan peranannya masing- masing. Sistem tersebut mencakup
komunikasi, navigasi, roda pendarat, flight control, collision avoidance, display,
environmental control, in-flight entertainment, engine control, thrust reversers,
ground steering, electrical power, data udara, bahan bakar, dan lain- lain. Dari
masing- masing sistem mempunyai fungsi, yang tentunya dari fungsi tersebut
memiliki efeknya tersendiri saat terjadi kegagalan. Dan efek yang ditimbulkan dari
sistem yang kompleks tersebut tentu memiliki takarannya masing- masing yang harus
diklasifikasikan ke dalam kategori kegagalan menurut resikonya. Ada lima kategori
kondisi kegagalan yang biasanya digunakan yaitu catastrophic, hazardous, major,
minor, dan no effect. Yang nantinya tahapan pesawat dilihat secara fungsi umum
kegagalannya yang diteruskan pada sistem- sistem yang berperan dalam fungsi
tersebut secara lebih mendalam. Sehingga setiap sistem, masing- masingnya harus
dipastikan sudah memenuhi standar yang sudah diatur dalam regulasi secara benar dan
tepat.
Kegagalan sendiri bisa terjadi diberbagai kondisi terbang, yaitu dari take-off, climb,
cruise, decent, approach, landing, hingga taxi. Maka dari itu ada regulasi yang secara
ketat memastikan pesawat memiliki keamanan yang tepat pada semua kondisi
tersebut. Untuk masing- masing jenis pesawat juga memiliki perbedaan regulasi antara
pesawat militer dan sipil. Untuk pesawat sipil ada beberapa regulasi yang mengatur
pesawat mulai dari keluaran FAA yang berupa FAR, keluaran ICAO berupa EASA,
serta DKUPPU berupa CASR, dan lain- lain.
6. 2
Dari sekian banyak sistem yang ada, pengembangan Life rafts( sampan penyelamat)
pada pesawat menjadi penting karena temasuk kedalam sistem aircraft emergency.
Pada sistem emergensi ini terdapat beberapa bagian mulai dari airbag, crash position
indicator, Ejection seat, Escape crew capsule, Evacuation slide, Flight recorder,
emergency oxygen system, Underwater locator beacon, dan sebagainya. Life rafts
sendiri tergabung dalam sistem evacuation slide yang harus memenuhi regulasi yang
sudah diatur agar fungsi dari sistem pesawat saat keadaan darurat dapat dipastikan
berjalan sesuai CASR.
Pada pembahasan kali ini , studi dilakukan dengan mengacu pada FAA TSO- C70a.
Dari TSO ini akan dilakukan pengkajian bagaimana suatu life raft dapat memenuhi
standard minimum agar dapat dioperasikan pada pesawat. Dari kebutuhan untuk
memenuhi standard yang sudah ditetapkan oleh TSO-C70a, maka dapat di hubungkan
dengan bagaimana perusahaan yang dapat memproduksi life raft yang tersertifikasi
ini, serta mencari tahu untuk perusahaan dalam negeri yang memiliki potensi
kemampuan untuk menghasilkan produksi life raft tersertifikasi.
1.2. TUJUAN
Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan dan mempelajari aspek-aspek maupun
pedoman dalam FAA TSO C70a yang terkait dengan sertifikasi life raft. Poin – poin
penting yang menjadi fokus utama adalah:
Menetapkan poin-poin regulasi dalam FAA TSO C70a yang mengatur
sertifikasi life raft; dan
Mengetahui pengujian serta produsen dari liferaft.
1.3.BATASAN MASALAH
Dalam makalah ini, penulis membatasi bahasan studi pada:
Regulasi yang digunakan sebagai rujukan untuk mendapatkan sertifikasi dari
life raft adalah FAA TSO C70a meskipun terdapat regulasi-regulasi lain pada
FARs yang mengatur mengenai sertifikasi life raft. Regulasi-regulasi pada
FARs akan menjadi rujukan lanjutan untuk sertifikasi life raft secara
7. 3
keseluruhan ketika sudah terpasang dalam pesawat terbang. Regulasi tambahan
lain yang membantu sertifikasi life raft antara lain adalah AC 120-47 mengenai
Survival Equipment for Use in Overwater Operation yang selanjutnya
digunakan sebagai referensi tambahan pada studi kali ini.
Kelengkapan yang ada pada life raft seperti SEP Kit Contents sudah
mendapatkan sertifikasi masing-masing. Walaupun SEP Kit Contents
bervariasi, isinya dianggap sudah memenuhi specific minimum requirements,
sehingga penulis hanya melakukan studi terhadap sertifikasi life raft dan tidak
mencakup sertifikasi masing-masing SEP Kit Contents.
Fokus studi hanya sertifikasi untuk desain dan produk life raft sebagai sistem.
Pemasangan life raft pada pesawat udara tidak termasuk ke dalam studi.
Jenis life raft yang digunakan sebagai fokus studi adalah life raft tipe FASA –
Hard Pack – Type 1 Ultra-Light Single Arch Singe Floor yang mengikuti
sertfikasi FAA TSO C70a.
1.4.METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode dan teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penyusunan laporan ini
adalah:
a. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dalam mendapatkan data-data yang dibutuhkan pada studi
kali ini. Data-data yang didapatkan dari studi pustaka digunakan sebagai referensi
mengenai sertifikasi, spesifikasi, dan aspek airworthiness lainnya yang dibutuhkan
dalam membuat laporan tugas besar ini.
b. Diskusi Kelompok
Diskusi dalam kelompok antar anggota digunakan untuk menentukan bagian mana
yang akan digunakan sebagai fokus utama studi sertifikasi dan hal-hal lain yang
dibutuhkan dalam menyusun laporan tugas besar mengenai sertifikasi dari life raft.
8. 4
1.5.KERAHASIAAN DATA
Data-data yang digunakan dalam studi sertifikasi life raft kali ini bersifat umum, bukan
rahasia, sehingga laporan ini dapat dipublikasikan seluas mungkin meskipun
kepentingan tim penulis hanya untuk keperluan mata kuliah AE4060 Kelaikan Udara.
Dengan dipublikasikannya laporan ini, tim penulis berharap dapat memberikan
manfaat bagi pembaca-pembaca laporan ini.
1.6.SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dari naskah laporan ini adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab II Deskripsi Produk
Bab III Pasar Produsen life raft
Bab IV Regulasi untuk Sertifikasi
Bab V Prosedur Pengujian
Bab VI Kesimpulan dan Saran
9. 5
BAB II
DESKRIPSI PRODUK
2.1.PENJELASAN DAN FUNGSI UMUM
Masyarakat umum tentu mengetahui raft, entah raft yang digunakan untuk olahraga air
rafting maupun raft yang digunakan untuk penyelamatan yang biasa disebut life raft.
Life raft sering kali digunakan dalam keadaan darurat di daerah perairan biasanya laut.
Life raft yang disediakan untuk keadaan darurat di kapal dan di pesawat tentu berbeda.
Life raft yang disediakan di kapal biasanya dalam jumlah banyak, besar, dan sudah
digantung-gantungkan di sepanjang badan kapal. Sedangkan pada pesawat, life raft
didesain kecil agar mudah disimpan dan memenuhi sertifikasi tertentu agar dapat layak
digunakan dalam standar kelaikan udara.
Life raft yang digunakan dalam pesawat udara, diatur oleh FAA agar terpenuhi standar
kelaikan udaranya. Berdasarkan penjelasan dari FAA TSO-C70a, life raft
diklasifikasikan menjadi dua tipe, yaitu Type I dan Type II.
TYPE I adalah life raft yang digunakan untuk berbagai kategori pesawat udara.
TYPE II adalah life raft yang digunakan untuk pesawat udara nontransportasi.
10. 6
Keuntungan-keuntungan dari penggunaan life raft sebagai salah satu bagian sistem
darurat pesawat ketika kecelakaan terjadi antara lain adalah:
a. Menyelamatkan penumpang dalam keadaan kecelakaan dengan membuat
penumpang mengapung;
b. Menyelamatkan penumpang dari dinginnya air laut saat menunggu bantuan
datang; dan
c. Menyelamatkan penumpang dalam jangka waktu yang lebih lama apabila
bantuan tidak segera dating karena life raft dilengkapi dengan kelengkapan
bertahan hidup lainnya seperti suar, radio, makanan, dan air minum.
Gambar 10 Life raft dalam penyelamatan
2.2.KONSTRUKSI LIFE RAFT
Fitur utama dari life raft antara lain adalah:
a. Kanopi
Terbuat dari material karet berlapis yang keras. Kanopi melindungi dari berbagai
gangguan seperti angin, hujan, dan cipratan air laut.
11. 7
b. Tangga panjatan
Di sisi life raft ada celah untuk penumpang masuk melalui tangga tali kecil yang
terbuat dari tali nilon.
c. Sistem pemompa
Life raft yang digelembungkan secara manual memiliki tali panjang yang disebut
painter, yang ditarik oleh pengguna. Tarikan yang diberikan akan membuka segel
dari tabung gas yang melepaskan gas non-reaktif bertekanan ke ruang apung.
d. Lampu sorot eksterior
Lampu yang menyala di atas kanopi membuat life raft lebih mudah diselamatkan
oleh kapal penyelamat maupun pesawat terbang di malam hari. Beberapa life raft
juga dilengkapi dengan transponders yang mengeluarkan gelombang radio dan
paket darurat ini sering kali mencakup lampu dengan intensitas tinffi untuk
membuat korban selamat lebih mudah terlihat.
e. Arch tubes
Biasanya juga dapat dipompa melalui ruang apung bagian atas, dan membantu
kanopi untuk melindungi life raft. Katup tidak bolak-balik digunakan untuk
memastikan apabila bagian atas ruang apung meledak, kerangka utama life raft
tidak akan runtuh.
f. Life lines eksterior dan interior
Kedua lines ini harus digenggam saat cuaca buruk. Item lainnya yang berada pada
sisi luar life raft berupa jangkar laut, sebuah quoit penyelamat, dan pisau apung.
g. Ruang apung
Life raft biasanya memiliki dua lantai karet terpisah sehingga apabila terjadi
kebocoran, life raft masih memiliki daya apung. Ruang apung ini dapat dipompa
dan dikempiskan secara manual.
h. Ballast compartments
Kumpulan pemberat berada di bagian bawah life raft untuk membantu mencegah
terbaliknya life raft. Kantung-kantung ini memiliki lubang yang besar untuk diisi
dengan cepat oleh air laut dengan volume sesuai.
12. 8
Lebih detailnya, menurut regulasi AC 120-47 yang mengatur mengenai Survival
Equipment for Use in Overwater Operations, berikut adalah daftar dari perlengkapan
yang direkomendasikan dalam Survival Equipment Packs yang menjadi bagian dari
perlengkapan life rafts. Sebelumnya, regulasi AC 120-47 digunakan bersamaan dengan
TSO C13a, C69a, C70a, C85, dan C91a yang mengatur life raft. Regulasi AC 120-47
ini digunakan sebagai tambahan latar belakang informasi dan standar yang ada pada
TSO-TSO di atas. Regulasi AC 120-47 juga digunakan sebagai panduan oleh inspektur
FAA (atau DGCA) dalam melakukan sertifikasi life raft dan menjadikannya petunjuk
terpenuhinya atau tidaknya FAR yang berkaitan.
Survival equipment yang dijelaskan dalam AC 120-47 termasuk pelampung yang
disediakan bagi seluruh penumpang pesawat terbang. Dalam AC 120-47 dikatakan
bahwa life raft harus memiliki daya apung yang sesuai dan kapasitas yang cukup untuk
semua orang dalam pesawat udara. Life raft harus dilengkapi kelengkapan sebagai
berikut:
a. Lines, termasuk sebuah inflation/mooring line dengan snaphook, rescue atau
life line, dan sebuh heaving atau trailing line.
b. Jangkar laut.
c. Peralatan perbaikan life raft seperti klem pengaman, sumbat karet, dan
penyumbat kebocoran.
d. Peralatan inflasi, termasuk pompa tangan dan tabung (berupa botol karbon
dioksida), untuk inflasi darurat.
e. Katup relief keamanan/inflasi
f. Kanopi dan peralatan yang tepat untuk memasang kanopi.
g. Lampu posisi.
h. Pisau jenis kail yang diselubungkan dan diamankan dengan retaining line.
i. Plakat yang memberikan lokasi perlengkapan life raft dan sesuai dengan
persyaratan plakat.
13. 9
Gambar 11 Komponen life raft
j. Propelling devices seperti dayung, atau pada rakit yang lebih kecil berupa
bantalan sarung tangan.
k. Peralatan penampung air, termasuk ember penampung, rein catchment
equipment, gelas, dan spons.
l. Perangkat sinyal termasuk:
a. Setidaknya satu buah pyrotechnic signaling device yang telah disetujui.
b. Satu cermin pensinyalan.
c. Satu lampu solot atau lampu senter (termasuk bola lampu cadangan)
yang mempunyai setidaknya dua sel baterai “D” atau yang setara.
d. Satu peluit polisi.
e. Satu penanda (marker) berwarna.
f. Radio beacon dengan baterai yang teraktivasi oleh air.
g. Radar pemantul.
m. Satu kompas magnetic.
n. Sebuah 2-hari cadangan makanan darurat yang mengandung setidaknya 1.000
kalori per hari untuk setiap orang.
14. 10
o. Sebuah peralatan saltwater desalting untuk tiap dua orang yang diangkut oleh
rakit atau dua pints air untuk setiap orang yang diangkut oleh rakit.
p. Sebuah alat pancing.
q. Sebuah buku untuk bertahan hidup, yang sesuai untuk berbagai daerah.
r. Sebuah peralatan bertahan hidup. yang lengkap. Beberapa item yang termasuk
dalam peralatan bertahan hidup ini antara lain adalah:
a. Kain segitiga.
b. Perban.
c. Salep mata.
d. Tablet disinfeksi air.
e. Salep proteksi matahari.
f. Foil penahan panas.
g. Kaca pembuat api.
h. Tables mabuk laut.
i. Ammonia inhalants.
j. Beberapa kemasan plester.
Gambar 12 Item- item yang terdapat dalam life raft
15. 11
2.3.SISTEM KERJA LIFERAFT
Life raft dapat dioperasikan dengan tiga cara yaitu:
1.) Auto release with Hydrostatic Release Unit (HRU),
2.) Manually launching, dan
3.) Launching by Davits.
Namun, untuk life raft yang digunakan pada pesawat udara hanya bisa dioperasikan
dengan metode perakitan manual. Metode lain digunakan untuk life raft yang
digunakan pada kapal laut.
Tahap-tahap menyiapkan life raft secara manual adalah sebagai berikut:
Memastikan ujung dari painter rakit mengait dengan aman pada bagian kuat
struktur atau dipegang oleh survivor lain.
Melepas segel life raft case.
Memastikan daerah dimana life raft mengembang tersedia.
Menarik painter dengan sekuat tenaga hingga botol gas non-reaktif (karbon
dioksida) bertekanan terbuka segelnya dan memompa life raft.
Life raft akan mengembang dalam waktu 10-30 sekon.
Menaiki life raft satu persatu melalui tangga atau tali yang tersedia.
Menjauhkan benda tajam seperti pisau, sepatu berujung tajam, atau benda tajam
lainnya yang memiliki potensi merusak permukaan life raft.
Memotong ujung painter yang dikaitkan ke struktur pesawat (atau melepaskannya
apabila dipegang oleh survivor lain) setelah menghitung jumlah survivor yang ada
ketika semua orang sudah naik ke atas life raft.
16. 12
BAB III
PASAR PRODUSEN LIFE RAFT
3.1. SERTIFIKASI PRODUSEN LIFE RAFT
Untuk produsen yang memproduksi dari Liferaft sendiri biasanya termasuk dalam kelas III,
atau subkontraktor dari perusahaan kelas III. Hal ini dikarenakan life raft merupakan produk
item yang bukan primary part dalam suatu pesawat.
3.2. PRODUSEN LIFE RAFT DI LUAR NEGERI
3.2.1. WINSLOW
Gambar 13 Logo Winslow
a. Profil perusahaan
Winslow awalnya merupakan perusahaan karet yang ada di New York pada tahun
1941, yang kemudian setelah Perang Dunia II, perusahaan tersebut pindah dan
oleh John C. Winslow perusahaan ini mulai memproduksi life raft untuk maritime
dan penerbangan.
Winslow adalah perusahaan manufaktur terbaik dalam memproduksi life raft saat
ini dengan pengalaman lebih dari 70 tahun dengan penggabungan kualitas
superior dan standard yang luas serta mencocokkan terhadap performanya. Ada
beberapa hal yang dipertahankan oleh winslow, yaitu:
o Kualitas teknologi terdepan
o Kualitas karyawan yang sangat terlatih (dibutuhkan saat assembly)
b. Produk
Ada beberapa jenis produk yang ditawarkan, yaitu:
17. 13
o Lift raft helicopter
o Lift raft Corporate aviation TSO
o Lift raft General aviation
o Lift raft Marine
o Lift raft Commercial
c. Produk corporate aviation TSO
Ada beberapa tipe dalam produk ini, yaitu:
o FAUL (hardpack, dan softpack)
o FASA (hardpack, dan softpack)
o FASL (hardpack, dan softpack)
Gambar 14 Salah satu produk life raft Winslow yang sudah tersertifikasi
18. 14
d. Lain-lainnya
Yang ditawarkan Winslow selain hanya manufaktur, yaitu:
o MRO Lift raft
o MRO Slide
3.2.2. ZODIAC AEROSPACE
Gambar 15 Logo Zodiac Aerospace
a. Profil perusahaan
Awalnya ditemukan oleh James F. Boyle dengan nama Air Cruisers pada tahun
1935 dan pada saat perang Dunia II, perusahaan ini mulai memproduksi pada
bagian Life preservers, life raft, dan Barrage balloons. Dan pada tahun 2013 Air
Cruiser masuk menjadi bagian dari Zodiac Aerospace grup yang terdapat dibagian
Aero Evacuation System.
Dengan slogannya “Our goal is not just to meet our customers’ requirements, but
to exceed them”.
b. Produk
Untuk bagian aero evacuation system, terdapat beberapa jenis produk inflatable,
yaitu:
Evacation slide
Slide
Life raft
Life vest
Helicopter emergency flotation equipment
19. 15
Gambar 16 Salah satu produk tersertifikasi Zodiac aerospace
3.2.3. ESTERN AERO MARINE
Gambar 17 Logo EAM
a. Profil perusahaan
EAM merupakan perusahaan yang berasal dari Jerman yang sudah berdiri selama
55 tahun dan memproduksi peralatan keamanan dalam penerbangan dengan
beragam tawaran produk, baik itu berupa pesanan yang harus menyesuaikan
dengan persyaratannya.
Beberapa hal yang selalu dilakukan oleh EAM, yaitu:
Enginernya memiliki cara innovative dalam melakukan pengembangan
keamanan terbaik.
Tim client service, memastikan pengoptimalan klien. Dengan slogannya,
“EAM Aviation offers the best safety solutions possible.”
b. Produk
Dalam EAM Aviation terdapat produk yang ditawarkan, yaitu:
Vests
20. 16
Slides
Rafts
Kits
Produk Rafts
Untuk produk raftsnya terdapat berbagai jenis, yaitu:
o Commercial
o Helicopter
o Corporate
o General
o Military
o Hoover displacement
Gambar 18 Salah satu produk life raft EAM yang tersertifikasi
3.3. KANDIDAT PRODUSEN LIFE RAFT DI DALAM NEGERI
Dilihat dari beberapa produsen dalam negeri yang dapat dijadikan sebagai
kandidat untuk memproduksi Life raft untuk pesawat dilihat dari kemampuan yang
sudah ada dalam memproduksi Life raft untuk kebutuhan marinenya. Adapun
produsen yang termasuk sebagai kandidat dan sudah banyak mendapat sertifkat,
sebagai berikut.
21. 17
3.3.1. PT SURYA SEGARA
Gambar 19 Logo PT. Surya Segara
a. Profil Perusahaan
Surya Segara merupakan perusahan yang berlokasi di Surabaya ini berusaha
untuk menjadi perusahaan maritim terkemuka diperdagangan, pelayanan
dan perawatan untuk semua peralatan maritim dan logistik untuk
memberikan pandangan yang positif kepada investor asing bahwa
Indonesia yang kita cintai ini sekaligus tempat yang aman bagi kita
semua. Kelautan dan Life Saving Equipment service dan supplier
perlengkapan keamanan kapal, dibawah lisensi dari ABS, DNV, Llyod
Register.Liferaft, Lifeboat, Fire Extinguisher, EEBD and CO2 sys.
b. Produk
Ada beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh Surya segara ini, sebagai berikut.
a. Deck equipment
b. Fire fighting equipment
c. Life saving equipment
d. Life boats
e. Life rafts
f. Navigation and nautical
c. Perbandingan dengan perusahaan luar negeri
Surya segara dijadikan sebagai kandidat perusahaan dikarenakan adanya potensi
terhadap produk life raft yang diharapkan bisa memperoleh sertifikasi. Namun Surya
22. 18
segara hanya memproduksi untuk kebutuhan maritime saja. Dari yang produk
dihasilkan antara perusahaan- persahaan luarnegeri dibandingakna dengan produk
Surya segara ada suatu perbedaan yang signifikan, dimana produk Surya Segara
lebih bervariatif dari pada produk perusahaan luarnegeri. Kemampuan Surya segara
sendiri dalam memproduksi life raft untuk maritime sudah baik, hanya tinggal
memfokuskan agar dapat memenuhi standar yang sudah diatur oleh regulator agar
dapat memproduksi life raft buatan Indonesia yang bisa tersertifikasi.
23. 19
BAB IV
REGULASI UNTUK SERTIFIKASI
4.1. REGULASI
Berikut adalah ringkasan regulasi-regulasi yang harus dipenuhi dalam memproduksi
life raft pesawat udara. Regulasi yang tercantum pada bab ini mengacu pada regulasi
FARs mengenai Pertaining to Life Rafts, AC 120-47 mengenai Survival Equipment
for Use in Overwater Operations, dan FAA TSO C70a mengenai Life Rafts
(Reversible and Nonreversible).
Table 1 Regulasi life raft
No. Regulasi Bagian Hal
1. FARs Part 23.1415 Ditching equipment for airworthiness
standards: normal, utility, acrobatic, and
commuter category airplanes
2. Part 25.1415 Ditching equipment for airworthiness
standards: transport category airplanes
3. Part 29.1415 Ditching equipment for airworthiness
standards: transport category aircraft
4. Part 91.509 Survival equipment for overwater operations
for large and turbine-powered multiengine
airplanes, about general operation and flight
rules
5. Part 121.339 Emergency equipment for extended over-water
operations in instrument and equipment
requirements, about operating requirements:
domestic, flag, and supplemental operations
6. Part 121.340 Emergency flotation means in instrument and
equipment requirements, about operating
24. 20
requirements: domestic, flag, and supplemental
operations
7. Part 125.209 Emergency equipment: Extended overwater
operations in instrument and equipment
requirements, about certification and
operations: airplanes having a seating capacity
of 20 or more passengers or a maximum
payload capacity of 6,000 pounds or more; and
rules governing persons on board such aircraft
8. Part 135.167 Emergency equipment: Extended overwater
operations in aircraft and equipment, about
operating requirements: commuter and on
demand operations and rules governing persons
on board such aircraft
9. AC AC 120-47 Survival equipment for use in overwater
operations
4.2.TSO-C70a, LIFERAFTS (REVERSIBLE AND NONREVERSIBLE)
TSO memberikan penjelasan mengenai standar performa minimum untuk life raft
yang harus diidentifikasi dengan prosedur TSO yang sesuai. Di dalam TSO-C70a
diterangkan bahwa jika terdapat perbaharuan life raft yang diproduksi pada atau
setelah tanggal efektif TSO ini harus memenuhi persyaratan berikut:
a. Standar minimum performa
TSO memberikan penjelasan mengenai standar minimum performa yang life
raft harus capai untuk diidentifikasi dengan penandaan TSO yang digunakan.
TSO ini telah dipersiapkan sesuai dengan peraturan prosedural yang
ditetapkan dalam Subpart O pada Federal Aviation Regulations (FAR) Part 21.
Model baru life raft yang diidentifikasi dan diproduksi pada atau setelah
tanggal efektif TSO ini harus memenuh standar yang ditetapkan dalam
25. 21
Lampiran 1, “Federal Aviation Administration Standard for Life raft,” dari
TSO ini.
b. Standar lingkungan
Tidak ada.
c. Metode pengujian
TSO ini mengacu pada Federal Test Method Standard No. 191A tanggal
7/20/28.
TSO ini mengacu kepada regulasi FARs yang telah disebutkan di atas dan
kemudian diperjelas lagi pada AC 120-47 sehingga life raft dapat memenuhi
standar minimum performa TSO ini.
26. 22
BAB V
PROSEDUR PENGUJIAN
Merujuk pada TSO C70-a untuk Type I dan II , menerangkan standard minimum dari
suatu life raft yang dapat digunakan oleh pesawat. Dalam TSO C70-a terdapat persyaratan
yang harus dipenuhi agar mendapat sertifikasi. Salah satunya dengan melakukan
pengujian pada life raft,yang terdiri dari beberapa tes , sebagai berikut.
1. Material Test
Dalam persyaratan ini dilakukan beberapa pengujian pada kekuatan material
sendiri baik itu tensile strength, tear strength, dan lain-lain.
Ada banyak pengujian yang diharus dipenuhi dalam material test ini yang diatur
dalam Federal Test Method Standard No. 191A dated July 20, 1978, sebagai
berikut.
a. Accelerated rate (Method 5850)
Metoda ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan dari material baik itu
laminated cloth ataupun material yang mengandung karet untuk cenderung
mengalami kerusakan dari paparan arus panas udara yang berasal dari
peralatan.
Tes dilakukan terhadap beberapa buah spesimen tertentu yang telah ditentukan
dimensinya yaitu berbentuk persegi panjang.
Peralatan dan metoda uji
Alat yang berupa circulating air oven ,yang mampu menjaga temperatur yang
dibutuhkan agar berkisar +-40
F secara temostatik. Sedangkan metodanya
adalah sebgai berikut.
o Specimen harus dipanaskan dalam oven selama 48 jam pada
temperature 2120
F sampai 2210
F (100 C samapai 105 C)
o Specimen harus diletakkan dalam keadaan terbuka dalam oven , dengan
satu dan lain dari specimen tidak saling bersentuhan, begitu juga dengan
27. 23
part dari ovennya. Dilakukan selama waktu dan temperature yang
ditentukan. Setelah selesai, maka specimen diangkat dari oven,
didinginkan, dan dikondisikan berdasarkan standard atmospheric
condition , tidak boleh kurang dari 16 jam dan tidak lebih dari 96 jam.
o Terakhir pada waktu conditioning period dapat dilakukan pengujian
lain yang dibutuhkan terhadap spsimen yang berumur ini.
Setelah melakukan pengujian, maka untuk mendapatkan hasilnya
diperoleh dengan menghitung perubahan karakteristik dalam persen,
sbegai berikut.
b. Tensile Strength/ Grab test (Method 5100)
Metode ini ditujukan untuk menentukan breaking strength dan elongation dari
woven, non-woven, dan coated cloths.
Tes dilakukan pada spesimen persegi panjang dengan dimensi dan persyaratan
tertentu.
Peralatan dan metoda uji
Peralatan yang digunakan sebagai berikut.
o Tensioning clamp. Memiliki berat 170 g dan terdistribusi merata pada
spesimen
o Yang memiliki tiga part berikut, seperti straining, clamping, load and
elongation mechanism
28. 24
Prosedur yang dilakukan untuk pengujian ini, ialah.
o Persiapan untuk spesimen uji dalam bentuk dimensi tertentu tergantung
material apa yang digunakan.
o Kondisi dari spesimen harus sesuai kondisi standar atmosfer yang
sudah diatur.
o Sebelum digunakan , penguji harus dipastikan dalam keadaan pada titik
nol dan autographic recordering mechanism harus dicek untuk operasi
yang tepat.
o Panjang gage length harus 3 inci.
o Alat penguji harus dioperasikan secara segaram menarik dengan
kecepatan 12+- 0.5 in/min.
o Setiap permukaan jaw harus segaris dengan jaw lainnya.
o Kemudian letakkan spesimen antara dua jaw yang terbuka secara
vertikal.
Gambar 11 Gambar Tensile Clamp
29. 25
c. Tear strength/ Tongue test/ Trapezoid test (Method 5134)
Metoda ini dimaksudkan untuk menentukan tearing strength dari woven cloth.
Pengujian juga dilakuka pada specimen dengan bentuk persegi panjang
berdimensi tertentu yang berjumlah lima specimen.
Peralatan dan metoda uji
Peralatannya sama seperti pada pengujian Tensile strength. Perbedaannya
hanya pada cara penarikan specimen material yaitu berarah diagonal.
d. Ply Adhesion dan Seam Peel strength (Method 5960)
Metode ini dilakukan untuk menentukan adhesi dari lapisan-lapisan cemented
yang belum dijahit. Peralatan serta metodenya sama seperti uji tensile strength.
Cara pengujian menggunakan tensile clamp untuk memastikan jahitan atau
adhesi antara dua permukaan seberapa kuatnya.
e. Coat Adhesion (Method 5970)
Metoda ini dilakukan untuk menentukan hambatan untuk pemisahan dari film
yang bertipe lapisan kontinu dari cloth. Pengujian dilakukan pada beberapa
specimen berbentuk persegi panjang dengan dimensi tertentu.
f. Permeability (Method 5460(4)
Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat aliran antara dua permukaan yang
memiliki material yang berbeda.
2. Life raft test
Didalam tes ini ada banyak jenis tes untuk life raft secara utuh yang harus dipenuhi,
seperti sebagai berikut:
2.1.Pressure retention
Pengujian ini dilakukan untuk menguji dengan kondisi statis dan saat
dinainkkan dan stabil pada nilai tekanan operasinya, dengan tekanan disetiap
ruang tidak boleh dibawah operating pressurenya selama kurang dari 24 jam.
30. 26
2.2.Overpressure test
Pada tes ini dapat terpenuhi dengan dua persyaratan, sebagai berikut.
o Device tahan terhadap sebuah tekanan yang memiliki sedikitnya 1,5 kali
dari maksimum operating pressurenya selama paling sedikit 5 menit dengan
tanpa ada kerusakan yang berkelanjutan.
o Sedikitnya satu specimen dari model alat ini harus di tunjukkan dengan tes
tahan terhadap suatu tekanan sedikitnya 2 kali dari maksimum operating
pressure tanpa ada kegagalan.
2.3.Functional test
Dalam pengujian ini, dipastikan setiap liferaft harus mampu memenuhinya,
sebagai berikut.
a. Water test
Dalam test ini, kondisi air baik itu pada kolam yang dikontrol atau pada air,
kapasitas buoyancy dari liferaft harus didemonstasikan.
b. Sea trial
Life raft harus didemonstrasikan oleh tes atau analisis atau gabungan
keduanya agar dapat kelaikan laut di laut terbuka dengan kondisi angin 17
sampai 27 knot dan kondisi gelombang 6 sampai 10 feet.
c. Life raft drop test
Life raft secara utuh harus dijatuhkan atau dibuang dari ketinggian 5 feet ke
suatu permukaan keras setelah itu harus digunakan dan harus memenuhi
tekanan standard yang sudah ditentukan.
d. Portability test
Pada tes ini bertujuan untuk mendemonstasikan pemindahan liferaft yang
dilakukan tidak boleh lebih dari 2 orang.
e. Carrying case
Tes ini berfungsi untuk mendemostrasikan sedikitnya 10 kali bahwa
pembawaan case akan memuaskan serta tidak menimbulkan penundaan
penyebaran dan pemompaan liferaft.
31. 27
f. Gas cylinder realeases
Mendemonstrasikan bahwa penarikan ripcord gridnya dari sisi manapun
dapat mengaktifasi pelepasan gas utamanya.
32. 28
BAB VI
KESIMPULAN
Dari studi yang sudah dilakukan maka diperolehlah kesimpulan, sebagai berikut.
o Life raft merupakan bagian dari emergensi sistem suatu pesawat yang mimiliki
fungsi dalam melakukan penyelamatan dari penumpang dalam beberapa kurun
waktu.
o Berdasarkan TSO- C70A, untuk dapat memproduksi Liferaft harus memenuhi
beberapa persyaratan minimum agar liferaft terserftifikasi.
o Produsen yang memproduksi liferaft sendiri sudah banyak seperti Winslow, EAM,
dan sebagainya yang berasal dari luarnegeri. Untuk dalam negeri sendiri ada
beberapa perusahaan yang berpotensi : PT. Surya Segara