1. Terdapat individu yang sedang merantau untuk memulai kehidupan baru di dareah baru dengan situasi serta kondisi budaya yang berbeda dengan budaya aslinya, sehingga membutuhkan proses mempelajari hal baru yang kemudian akan dipahami dan diterapkan.
2. Pandemi Covid-19 mengharuskan pelajar belajar secara online, yang merupakan metode baru yang menyebabkan kebingungan karena biasanya belajar secara langsung.
2. Menurut Bochner (2003), Gegar budaya merupakan pandangan yang diberikan individu
kepada lingkungan baru yang belum pernah dikenal, sehingga pada awal pendekatan
individu akan memberikan reaksi awal berupa cemas akibat individu kehilangan tanda –
tanda yang dikenalnya di lingkungan lama.
Menurut Dayakisni dan Yuniardi (2017), Gegar budaya merupakan keadaan seseorang
dimana ia tidak mengenal kebiasaan sosial dari kultur baru, sehingga individu tersebut tidak
dapat memperlihatkan perilaku yang sesuai dengan aturan yang ada didalam lingkungan
baru tersebut.
3. Faktor penyebab timbulnya “Masalah Culture shock atau Gegar Budaya”
dari yang dominan hingga paling rendah, berikut ini penjabarannya :
1. Pergaulan
2. Teknologi
3. Geografis
4. Bahasa Keseharian
5. Ekonomi
6. Adat Istiadat
7. Agama
4. Gegar budaya kerap terjadi pada individu yang baru pertama kali bepindah ke daerah lain,
biasanya pada awal perpindahan individu akan mengalami kesusahan karena harus memahami
perbedaan budaya yang ada. “Masalah ini dapat menjadi pemicu timbulnya stressor
psikososial yang mampu memunculkan hambatan komunikasi, pertukaran emosi, dan lebih
mendalam lagi mengakibatkan perasaan terasing yang dapat memicu kecemasan,
yang mana kondisi ini disebut sebagai individu yang mengalami gegar budaya” (Zhou et al,
2008).
5. “Gegar budaya (culture shock) biasa terjadi dikarenakan ketidaksetaraan pandangan antara
budaya satu dengan lainnya, sehingga membuat suatu budaya baru yang datang ke budaya lainnya mengalami
kehilangan harapan atau antisipasi terhadap kesamaan” (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2008).
Gegar budaya berbahasa adalah gegar budaya yang paling jarang disadari oleh masyarakat baru, dalam
berkomunikasi berbahasa adalah salah satu unsur terpenting untuk menjalin hubungan dengan orang lain,
seperti:
1. perbedaan penuturan kata,
2. perbedaan pelafalan kata,
3. perbedaan intonasi, dan
4. adanya bahasa gaul.
“Hal ini yang membuat setiap individu yang memiliki perbedaan bahasa yang sangat signifikan akan sangat
bermasalah dengan keadaan tersebut” (Mayasari & Sumadyo, 2018).
6. Adapun solusi pemecahan masalah Culture Shock / Gegar Budaya dari beberapa faktor penyebab terjadinya yaitu:
1. Pergaulan
Individu harus bisa mengadaptasikan dirinya dengan membiasakan berinteraksi dengan lingkungan barunya.
2. Teknologi
Seorang individu yang berada di lingkungan baru baginya pasti akan merasakan perbedaan teknologi yang berkembang
di lingkungan tersebut, terlebih lagi apabila individu yang berasal dari daerah pelosok kemudian datang ke daerah yang
cukup pesat perkembangan teknologinya.
3. Geografis
Karena faktor geografis ini ada kaitannya dengan kondisi fisik lingkungan, maka hal ini dapat diatasi dengan cara,
individu lebih menjaga kesehatan yang cenderung menurun ketika individu tersebut tinggal di suatu tempat tinggal yang
baru, yang tentunya jauh berbeda dengan tempat tinggal semula.Pencegahan yang baik perlu dilakukan secara terus
menerus agar individu tetap berada di kondisi yang prima dalam menjalani aktifitas sehari-hari.
7. 4. Bahasa Keseharian
Bahasa keseharian memiliki prosentase sebesar 17,30% dari keseluruhan faktor penyebab
terjadinya culture shock. Untuk mengatasinya yaitu dengan menumbuhkan kemauan belajar bahasa
kepada setiap individu ketikatinggal ditempat yang baru.
5. Ekonomi
Faktor ekonomi ini dapat diatasi dengan cara pengelolaan keuangan yang baik sesuai dengan
kebutuhan masing-masing individu.
6. Adat Istiadat
Individu harus lebih membuka dirinya terhadap adat istiadat, kebiasaan, tingkah laku yang
umumnya terjadi dimasyarakat.
7. Agama
Solusinya yaitu individu harus lebih meningkatkan sikaptoleransinya antar umat beragama
8. Menurut Samovar et al (2011), cara mengatasi adanya gegar budaya dapat dilakukan
apabila seorang individu dapat beradaptasi serta meyesuaikan diri pada budaya tempat
individu tersebut berada, hal tersebut akan menghasilakan komunikasi yang efektif dan
lancar, serta mendapatkan perasaan yang lebih nyaman, dan permasalahan
ketegangan karena adanya perbedaan budaya dapat terselesaikan.
9.
10. Penyesuaian diri adalah salah satu syarat utama dalam terwujudnya kesehatan mental pada
individu. Jika individu mengalami kesulitan di dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya,
maka tidak jarang pula individu tersebut akan mengalami stres atau depresi. Namun, jika
individu tersebut dapat menyesuaikan diri dengan baik dan benar terhadap lingkungannya
maka akan tercipta juga individu yang mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan
individu maupun lingkungan. “Setiap tahap kehidupan, individu dituntut agar mampu
menyesuaikan diri di lingkungan sekitarnya, bagi individu yang berhasil dalam penyesuaian
diri akan mendapatkan kepuasan dalam hidupnya, tapi jika sebaliknya individu tersebut
akan mengalami hambatan dalam setiap tahap kehidupan berikutnya” (Tallent, 1978).
11. Bulmer (2015) mengemukakan bahwa penyesuian diri yang gagal disebabkan ketidakmampuan
beradaptasi dengan lingkungan yang baru atau ada beberapa hal yang muncul karena
lingkungan yang baru dikenalnya. Seseorang yang mengalami penyesuaian diri yang negatif
yaitu gagal dalam menghadapi masalah, tidak tenang, mudah panik dan gugup didalam
lingkungan yang baru tersebut.Hal tersebut dapat mengakibatkan timbulnya frustrasi, konflik
ataupun kecemasan bagi individu yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada diri individu
tersebut sehingga merasa tidak cocok dengan budaya tersebut dan bahkan bisa merusak diri
individu tersebut.
12. Pemahaman lintas budaya dapat mengurangi dampak gegar budaya (culture shock), mengurangi
gagalnya penyesuaian diri dan meningkatkan serta membangkitkan pengalaman positif
antarbudaya.Memahami lintas budaya terkhususnya di era global saat ini perlu adanya keterbukaan
diri terhadap nilai-nilai baru dan juga memiliki karakter mau belajar dari siapapun dalam diri
individu. Selain itu, individu juga menyakini bahwa semua budaya itu baik, dan hanya bagaimana
tiap-tiap individu tersebut menggunakan cara pandangnya dengan baik. Jika semua ini bisa berjalan
maka akan memperkaya dan menguntungkan satu sama lain, bukan menilai budaya kita sendiri
yang lebih baik. Pada akhirnya akan muncul kesadaran hidup berkomunitas yang saling
menghargai, mengerti dan bekerja sama.
Cara menyikapi perbedaan budaya yang baik agar tidak timbul konflik antar budaya adalah adanya
saling menghargai budaya lain dan menghilangkan sifat menganggap budaya sendiri merupakan
budaya yang baling baik sedangkan budaya lain dianggap budaya yang jelek dan tidak baik. Selain
itu mempelajari kebudayaan antara daerah satu dengan daerah lain merupakan hal yang baik untuk
mengetahui karakteristik dari masing-masing budaya tersebut agar terhindar dari konflik.
13. 1. Terdapat individu yang sedang merantau untuk memulai kehidupan baru di dareah baru dengan situasi serta
kondisi budaya yang berbeda dengan budaya aslinya. Hal tersebut memungkinkan adanya tuntutan bagi individu
tersebut untuk dapat memahami budaya yang baru, dan respon yang terlihat tidak selalu dapat langsung
menunjukkan hasil yang sesuai dengan harapan. Keadaan seperti itu disebabkan karena adanya perbedaan
bahasa, adat istiadat dan tata cara berkomunikasi sehingga, proses dalam mempelajari hal baru yang kemudian
akan dipahami dan diterapkan oleh individu perantau di kesehariannya.
2. Adanya pandemi Covid-19 mengharuskan pelajar untuk belajar secara online atau daring. Hal ini adalah metode
belajar yang baru dalam dunia pendidikan. Dampaknya, pelajar bingung dalam memulai belajar online atau daring
selama pandemi Covid-19 karena jarang melakukan belajar online dan mereka biasanya belajar secara langsung di
sekolah bersama dan bertemu dengan para guru secara tatap muka.
3. Adanya kemajuan teknologi dan informasi yang tak terbatas membuat munculnya suatu kebudayaan baru yang
membuat para remaja menjadi terpengaruh dan mengikuti budaya tersebut.Hal ini dapat merubah dan perlahan
mengikis kebudayaan lokal karena banyak anak muda dan remaja lebih menyukai budaya asing seperti, budaya k-
pop, budaya barat dan lainnya.
14. Bashori, K, dkk. (2020). Analytical Theory : Gegar Budaya (culture shock). Psycho
Idea. Vol. 18(2): 147-154.
Candra, K, dkk. 2021. GEGAR BUDAYA (Pengertian Gegar Budaya, Dampak Positif
dan Negative, Tingkatan GegarBudaya dan Faktor Penyebab). Makalah.