Makalah ini membahas tentang budidaya Aglaonema dengan stek dan anakan. Terdapat penjelasan mengenai sejarah, syarat tumbuh, media tanam, dan bagian-bagian Aglaonema. Juga dijelaskan cara budidaya Aglaonema dengan stek batang konvensional dan pemisahan anakan dari tanaman induk.
1. PRAKARYA
MEMPERBANYAK AGLAONEMA DENGAN
STEK DAN ANAKAN
Di susun oleh : 1. Dela Oktavia
2. Nabilah Ainul Haq
3. Silvi Indriani
4. Pelangi Rizqeeta
SMAN 6 PALEMBANG
TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014
2. Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nyalah
kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ‘Memperbanyak Aglaonema dengan stek dan
anakan’.
Makalah ini di buat dengan maksud dan tujuan agar pembaca mengetahui dan memahami
pengetahuan akan Aglaonema dan cara memperbanyaknya.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan dukungan kepada kami dalam melakukan penyusunan makalah ini, terutama
kepada Ibu guru yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada kami dalam pembuatan
makalah ini.
Kami selaku penulis menyadari bahwa banyaknya kekurangan dalam penyajian makalah
ini dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun makalah yang lebih baik di masa mendatang.
Palembang, Oketober 2013
Penyusun
3. DAFTAR ISI
Kata Pengatar………………………………………………………………………………………..i
Bab 1………………………………………………………………………………………………...3
Pendahuluan…………………………………………………………………………………………3
a. Latar Belakang…………………………………………………………………….…………3
Bab II…………………………………………………………………………………………….…….4
Pembahasan……………………………………………………………………………………….…....4
a. Penjelasan Aglaonema……………………………………………………………………….....4
b. Syarat Tanaman dan Sytarat Tumbuh…,………………………………………………….…...4
c. Pemupukan……...….……………………………………..……………………………...….....5
d. Penyiraman…….…..….………………………………………..………………………...….…6
e. Jenis Unsur Media Tanam……………...………………………………………………………7
f. Mengganti Media Tanam……………...…..……………………………………………………7
g. Bagian-Bagian Aglaonema……………...………………………………………………………7
Bab III…………………………………………………………………………………………….………8
Pembahasan Mengenai Corona Virus…………………………………………………….……………….8
a. Jenis-jenis Budidaya Aglaonema…..…………………………………………………….……….8
b. Budidaya dengan Stek Konvensioonal.……………………… ………………………….………9
c. Budidaya Aglaonema dengan Setek Batang Mata Tunas Tunggal Batang Terbelah ………………10
d. Keuntungan Budidaya Aglaonema Stek………………………………………………….………11
Bab IV…………………….………………………………………………………..………….…………..19
Penutup…………………………………………………………………………………………………….21
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………ii
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aglaonema atau lebih di kenal dengan julukan sri rejeki termasuk dalam kelompok
komoditas tanaman hias berdaun indah. Daunnya yang indah warna-warni menarik perhatian setiap mata
memandang. Saat ini aglaonema masih menjadi salah satu tanaman populer, baik untuk menambah
keindahan lingkungan halaman/perkarangan maupun untuk dekorasi ruangan.
Aglaonema yang kini banyak di cari para penggemar tanaman hias ini, menyebabkan
peningkatan permintaan untuk tanaman hias ini. Dan ini membuat dorongan para penggemar tanaman
hias dan pedangan tanaman hias untuk membudidayakan tanaman ini. Aglaonema dapat di perbanyak
dengan menggunakan biji, anakan, cangkok, dan stek batang.
Pada makalah ini, kita akan membahas mengenai budidaya aglaonema dengan cara stek dan
pemisahan anakan.
5. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Aglaonema
Aglaonema disebut juga ‘Sri Rejeki’ atau ‘Chinese Evergreen’ merupakan tanaman dari
family Araceae. Genus Aglaonema terdiri dari sekitar 30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di
bawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban
tinggi. Kini berbagai macam aglaonema hybrida telah dikembangkan, memiliki penampilan tanaman yang
sangat menarik. Hybrida dari bermacam warna, bentuk, ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies
alami.
Klasifikasi
* Divisi : Magnoliophyta
* Kelas : Liliopsida
* Subkelas : Base monocots
* Ordo : Alismatales
* Famili : Araceae
* Subfamili : Aroideae
* Suku/Genus : Aglaonemateae
2.2 Syarat Tanaman dan Syarat Tumbuh
Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari dan ada juga
yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup di tempat lembab dan sebagian lagi di tempat
sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel, mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor,
apalagi aglaonema terkenal dengan motif daunnya yang indah.
Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema yang optimal
adalah:
6. 1. Lokasi
Lokasi yang ideal untuk merawat aglaonema adalah daerah yang berketinggian 300 – 400 m diatas
permukaan laut,namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di dataran rendah, sesuai
habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh.
2. Cahaya
Pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10 – 30%
3. Kelembaban dan suhu
Kelembaban yang cocok untuk merawat aglaonema adalah 50 – 70%, di kisaran itu tanaman tumbuh baik,
lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada media tanam, selain itu juga suhu
menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya bersuhu 28 – 30˚C pada siang hari dan 20 – 22˚C malam hari
dan dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik.
2.3 Media Tanam
Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh sehat dan baik diantaranya adalah dengan
menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan tingkat keasaman/pH dan porositas
(Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuhan aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril,
yaitu bebas dari penyakit, tidak mudah lapuk dan hancur karena air, mudah diperoleh dan harganya
terjangkau, aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media dengan pH 7 atau disebut juga pH netral
yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5 – 1 masih dianggap pH ideal.
Porous artinya mudah mengeluarkan kelebihan air, tingkat porositas yang dibutuhkan pada
media tanam sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu ketinggian dan kelembaban, pada dataran
rendah yang panas dan bercurah hujan rendah, media tanam sebaiknya harus bisa menahan air sehingga
media tidak kekeringan, sebaliknya di dataran tinggi yang umumnya sering hujan sebaiknya gunakan
media dengan porositas tinggi agar kelebihan air mudah dikeluarkan.
Berikut macam jenis unsur yang digunakan untuk media tanam aglaonema, yang tentunya
dengan tingkat porositas yang berbeda dengan kekurangan kelebihan masing-masing, kombinasi beberapa
unsur media dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan faktor lingkungan :1. Pakis, sekam bakar,
Pasir malang, humus (1;1;1;1)2. Pakis, pasir malang, sekam bakar, cocopeat (2;1;1;1)3. Pakis, sekam
7. bakar, pasir malang, cocopeat (2;1;1;1)4. Cocopeat, sekam bakar kompos organik (5;3;2)5. Pakis, pasir
malang, kaliandra (3;2;1).
2.4 Penyiraman
Aglaonema termasuk tanaman yang butuh air dalam jumlah cukup, jadi penyiraman hal
penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema tumbuh baik, tapi tidak sampai menggenangi medianya,
frekuensi dan dosis penyiraman perlu diatur sesuai dengan kondisi media dan lingkungan setempat.
2.5 Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman aglaonema kebutuhan nutrisi sangat penting,
beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh, bahkan saat ini sudah banyak beredar pupuk
khusus aglaonema. Sebelum memilih, cermati dulu komposisi nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan
dosis pemberiannya, pemberian pupuk dengan dosis rendah, tetapi sering diberikan akan menghasilkan
tanaman kualitas baik dibanding dengan pemberian sesekali dengan dosis tinggi.
2.6 Jenis Unsur Media Tanam
1. Pakis : pakis dapat menyimpan air dengan baik dan memiliki drainase dan aerasi yang bagus, akar
dapat menyerap air dengan mudah dan leluasa untuk berkembang, tidak mudah lapuk dan memiliki daya
tahan cukup tinggi.
2. Sekam Bakar : sekam bakar memiliki kelebihan unsur yang terletak pada sifatnya yang steril dan daya
tahanya mencapai 1 tahun, aerasinya cukup baik namun daya serapnya terhadap air kurang baik, sehingga
harus dicampur dengan unsur yang dapat menyerap air.
3. Pasir malang : pasir malang unsur media yang tingkat porositasnya cukup baik, karena itu
penggunaanya digunakan untuk mencegah media yang terlalu basah dan air yang menggenang.
4. Cocopeat : cocopeat adalah sabut kelapa hasil olahan, unsur ini sangat cocok digunakan bila
menginginkan media yang cukup lembab untuk aglaonema khususnya di daerah yang kering dan panas,
cocopeat dapat menahan air cukup lama dalam jumlah yang banyak, namun sifatnya mudah lapuk.
5. Kaliandra : kaliandra cocok digunakan sebagai media di daerah kering dan panas, media ini cenderung
cepat lembab sehingga rawan terjangkit cendewan pengganggu, sifatnya mudah lapuk dan hanya bertahan
4 – 6 bulan.
8. 2.7 Mengganti Media Tanam
Untuk menjaga agar kualitas aglaonema tetap baik perlu dilakukan penggantian media tanam, media
tanam yang baik akan membuat aglaonema tumbuh dengan sehat, penggantian media tanam/repotting
aglaonema dilakukan setiap 6-12 bulan sekali, repotting juga dibutuhkan oleh tanaman yang sudah terlalu
besar sehingga tidak sebanding lagi dengan ukuran pot.
2.8 Bagian-Bagian Aglaonema
1. Akar
Akar aglaonema merupakan akar serabut. Warnanya putih bersih, terlihat gemuk, dan berbentuk silinder.
Jika tanaman sakit akar aglaonema akan kurus dan berwarna coklat. Sama dengan fungsi akar tanaman
lain, akar aglaonema juga di gunakan untuk menyerap unsur hara dari media tanam.
Akar Aglaonema
1. Batang
Batang aglaonema ada yang pendek dan ada yang tinggi, tergantung pada jenisnya. Batang tersebut tidak
berkayu dan tertutup oleh pelepah daun. Batang Aglaonema berbentuk silinder, berwarna putih hingga
putih kekuningan, dan termasuk batang basah (herbaceous) yang bersifat lunak dan berair. Ukuran batang
Aglaonema pendek dan tertutup oleh daun yang tersusun rapat antara. Warna batang Aglaonema pada
umumnya putih, hijau muda, atau merah muda.
9. Batang Aglaonema
2. Daun
Daun, susunan tulang daun tanaman ini menyirip Tanaman ini berdaun lonjong hijau, dihiasi bintik-
bintik, garis, atau berwarna abu-abu keperakan. Bentuk daun aglaonema memiliki banyak ragam. Ada
yang berbentuk bulat (oval), lanset, menyerupai bentuk jantung, elips, dan ada yang panjang. Warnanya
daunnya pun beragam. Ada yang berwarna merah tua, merah mudah, hijau tua, kuning, atau jingga.
Daun Aglaonema
3. Buah
Buah, buah aglonema mirip dengan buah kopi, saat masih mudah warnanya hijau tua dan akan berubah
menjadi merah terang ketika sudah tua. Di dalam buah terdapat biji yang dapat ditumbuhkan untuk
menghasilkan aglaonema baru. Buah aglonema akan matang setelah mencapai umur delapan bulan.
11. BAB III
MEMPERBANYAK AGLAONEMA DENGAN STEK
3.1 Jenis-Jenis Budidaya Aglaonema
Perbanyakan dapat dilakukan secara generatif dan vegetatif. Perbanyakan secara generatif adalah melalui
biji, sedangkan perbanyakan secara vegetatif adalah melalui pemisahan anakan, cangkok, kultur jaringan,
setek batang secara konvensional dan setek batang mata tunas tunggal batang terbelah.
Pada makalah, kita akan mempelajari membudidayakan aglaonema dengan cara stek dan pemisahan
anakan.
3.2 Budidaya dengan Stek Konvensional
Alat dan Bahan :
1. Aglaonema yang sudah tua
2. Pisau
3. Pasir halus
Langkah-langkah :
1. Batang aglaonema dipotong (2-3 mata tunas) dengan menggunakan pisau yang tajam dan steril.
2. Permukaan potongan halus (dimaksudkan agar luka dapat menutup dengan cepat dan kalus cepat
terbentuk).
3. Bagian bawah batang yang dipotong dicelupkan kedalam zat perangsang akar dan fungisida
sesuai dengan dosis yang dianjurkan (agar tidak terinfeksi jamur dan akar cepat tumbuh).
4. Tunggu beberapa saat agar larutan ZPT yang menempel pada pangkal batang cepat mengering.
5. Setek ditanam pada media steril yang sudah disiapkan sebelumnya.
6. Media berupa sekam bakar, cocopeat dan pasir malang dengan perbandingan 2:2:1.
7. Setek batang tanpa akar dan tanpa daun dapat ditanam dengan posisi vertikal atau horizontal.
12. Batang Aglaonema yang sedang di potong
3.2 Budidaya Aglaonema dengan Setek Batang Mata Tunas Tunggal Batang Terbelah
Perbanyakan dengan cara ini, telah dilakukan oleh peneliti dari Balai Penelitian Tanaman Hias Cipanas
dan telah dilakukan pengkajian oleh BPTP Jakarta di wilayah Jakarta Barat. Kelebihan setek batang mata
tunas tunggal batang terbelah adalah, tanaman baru yang dihasilkan, akan seragam dan dari setiap mata
tunas tidur dapat menghasilkan satu tanaman baru. Namun demikian cara ini juga mempunyai kekurangan
yaitu selain tergantung dari jenis/genotip aglaonema, pertumbuhan tunas dan akar setek mata tunas batang
terbelah juga dipengaruhi oleh umur batang tempat tunas tidur berada. Secara umum digambarkan bahwa
semakin muda batang yang digunakan (batang yang dekat apical pucuk), kapasitas pertumbuhan tunas
dan akar setek semakin menurun. Demikian juga bila batang yang digunakan semakin tua (dekat pangkal
akar) pertumbuhan tunas yang lebih lambat dibandingkan. dengan batang bagian tengah ( 1/ bagian tengah
dari keseluruhan batang). Hal tersebut kemungkinan disebabkan oleh ketersediaan sumber energi (cadangan
karbohidrat) dan hormon pertumbuhan yang berbeda pada setiap bagian batang untuk mendukung
pertumbuhan mata tunas menjadi tanaman baru.
Langkah-langkah perbanyakan aglaonema dengan setek batang mata tunas tunggal terbelah, adalah:
1. Pilih aglaonema yang telah memiliki batang yang panjangnya lebih dari 6 ruas.
2. Batang-batang tersebut kemudian dipotong setiap 2 ruas dengan menggunakan pisau tajam yang
steril, yang setiap potong batang tersebut mempunyai dua mata tunas yang letaknya hampir
berlawanan.
3. Potongan batang ini kemudian dibelah secara vertical menjadi 2 bagian yang sama dan setiap
belahan batang mempunyai satu mata tunas tidur.
13. 4. Belahan batang bermata tunas tunggal tersebut kemudian direndam dalam larutan fungisida dan
bakterisida yang telah disiapkan sebelumnya selama 2-3 menit untuk mencegah berkembangnya
penyakit selama masa induksi pengakaran dan tunas.
5. Kemudian ditiriskan beberapa menit, belahan batang kemudian diolesi hormon perangsang
pertumbuhan akar (IBA) 50 ppm yang telah dibuat pasta sebelumnya.
6. Setelah dibiarkan kering angin beberapa saat, potongan batang kemudian ditanam pada media
yang telah disiapkan.
(A) (B) (C)
(a) Potongan batang aglaonema utuh, (b) potongan batang yang mempunyai 2 mata tunas tidur dengan
letak berlawanan, dan (c) belahan batang dari batang bertunas 2, dengan satu mata tunas tidur
pada setiap belahan.
Arang sekam atau bahan lain yang serupa sifatnya dapat digunakan sebagai media untuk
pengakaran. Media tersebut ditempatkan pada baki porus atau pot dengan ketebalan sekitar 5 cm.
Sebelum diletakkan pada tempat pengakaran, media direndam dalam larutan fungisida dan bakterisida
untuk mencegah serangan hama dan penyakit selama pengakaran. Potongan batang kemudian diletakkan
secara horizontal dengan mata tunas menghadap keatas. Permukaan batang selanjutnya ditutup dengan
media hingga setengahnya dan tunas diusahakan tetap berada diatas permukaan media. Potongan
batang dalam media pengaka ran kemudian dijaga kelembabannya dengan cara ditutup
plastik dan tempat pengakaran selanjutnya ditempatkan pada tempat terlindung dari cahaya
matahari atau terpaan air hujan langsung. Air kemudian diberikan dengan cara penyemprotan
halus pada permukaan media sebanyak ¼ - ½ liter dengan frekuensi 2-3 hari sekali atau
tergantung kondisi kelembaban media pengakaran.
14. (a) (b) (c)
(a) Media pengakaran setek berupa arang sekam yang ditempatkan pada baki/pot, (b) setek
batang kemudian ditanam dengan posisi arah tunas tidur ke atas, dan (c) tempat setekan
kemudian ditutup plastik untuk menjaga kelembaban selama proses pengakaran setek.
Keberhasilan perbanyakan melalui setek mata tunggal batang terbelah ini ditandai dengan tumbuh
memanjangnya tunas dan membentuk daun baru. Pertumbuhan tunas baru tersebut umumnya berkisar antara 50-75
hari tergantung genotipe.
Setelah membentuk satu daun sempurna, tanaman kemudian dipelihara lebih lanjut dengan menempatkan
baki penyetekan secara bertahap ketempat yang lebih terang. Setelah tanaman muda membentuk dua daun
sempurna, tanaman dapat dipindahkan pada pot tunggal untuk pemeliharaan lebih lanjut.
Tunas dari mata tidur yang tumbuh menjadi individu tanaman pada masa pengakaran dan induksi tunas.
3.3 Budidaya Aglaonema dengan Pemisahan Anakan
1. Anakan yang dapat dipisahkan minimal mempunyai tiga daun.
2. Keluarkan tanaman beserta medianya dari pot.
3. Media dikurangi sedikit (maksudnya agar batang yang menghubungkan induk dan anakan
terlihat).
4. Potong batang yang menghubungkan tanaman induk dan anakan dengan pisau tajam.
5. Tanam tanaman induk dan anakan dalam pot tersendiri, ukuran pot disesuaikan dengan besarnya
tanaman.
6. Sebaiknya gunakan media baru dengan pH 5,5-6.
15. Proses pemisahan anakan
3.3 Keuntungan Budidaya Aglaonema Stek
Metode stek merupakan cara yang paling mudah untuk dilakukan sebab tidak perlu persiapan
yang panjang selain itu alat yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Tanda berhasilnya proses stek bisa
dilihat dari kondisi daun selama satu hingga dua minggu. Bila terlihat tetap segar bahkan tumbuh tunas
baru berarti stek berhasil dan tutup plastik bisa dilepas. Cara stek ini mempunyai kelebihan cepat dan
mudah namun keberhasilan proses ini masih mempunyai keberhasilan hingga 90%. Jadi masih ada
kemungkinan 10 persen tidak berhasil.
Untuk meminimalkan kegagalan usahakan saat melakukan pemotongan stek dipastikan pohon
dalam keadaan sehat. Selain itu batang juga harus sudah tua supaya pertumbuhan akar bisa maksimal.
Yang tak kalah penting adalah untuk menjaga kelembaban dengan menempatkan di tempat yang tidak
terkena sinar matahari.
16. BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Aglaonema adalah tanaman yang dapat di kembangkan dengan cara vegetative maupun generative.
Secara vegetative adalah stek, cangkok, anakan, dan hormone. Sedangkan generative dengan cara biji dan
penyilangan.
Pada budidaya aglaonema, para petani aglaonema lebih memilih cara stek karena stek ini adalah cara
yang paling mudah dan paling murah. Serta membutuhkan waktu singkat salam pertumbuhannya dan
mempunyai presentase kegagalan yang kecil.